Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik Allah SWT
atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,salam
serta salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada umat beliau
yang tetap isqamah di jalan Allah SWT dalam mengarungi bahterta kehidpuan dan melaksanakan
tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Laporan ini berjudul “KROMATOGRAFI KERTAS”, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai bahan masukan dalam
penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada bapak Adnan Malaha, S.Pd,M,Si yang telah
memberi tugas kepada kami,serta rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Akhirnya kami berharap agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................……………1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................……3
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………....4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kromatografi…….………….…..................................................5
2.2 Kromatografi kertas ……………………………………………7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat…………………………………..........................................9
3.2 Bahan..………………………………………………………....9
3.3 Prosedur Kerja…………………………………………………9.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil………………………………………………………….. 11
4.2 Pembahasan…………………………………………………11
4.3 Perhitungan...............................................................................11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….......12
5.2 Saran……………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..13
DOKUMENTASI …………………………………………………………14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode
ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya
berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat
digunakan pada skala kecil seperti laboratorium.
Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan
mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair,
kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari
mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari
fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi
kertas.
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar,dimana pemisah
annya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang(umumnya bidang datar yaitu
bentuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan
yang didukung pada padatan dan fase gerak (cairan atau gas.) fase gerak mengalir melalui
3
fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-
komponen yang berbeda akan bergerak pada lalu yang berbeda pula.
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang.
Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf
didefinisikan oleh hubungan:
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona
campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus
sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu
zat yang dicari,
1.2 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Kromatografi
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada
perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya
untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk
mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua
yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak
metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena
metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit
saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana (Sastroamidjojo, 1985).
Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak
digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi,
pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan
hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan
yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat
digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan
yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks (Chang, 2005).
Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam
merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan
kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya
perbedaan waktu retensi (Rf) dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase
gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase
gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas
nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak
untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya (Basri,2003).
5
Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada
teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang
berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan
dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila
6
suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya
adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat
kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap
pada temperatur yang berbeda pula (Basri, 2003).
.2 Kromatografi kertas
1. Pelarut
Nilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka
perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan
perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu
faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi.
2. Suhu
Suhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi
pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
3. Ukuran dari bejana redensi perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi
pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf.
4. Kertas
Pengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena
timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas.
Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada
keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri.
5. Sifat dan Campuran berbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume
yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi
karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.
(Chang, 2005).
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Alat
1. Botol semprot
2. Chamber
3. Pipet tetes
8
4. Penggaris
5. Pensil
6. gunting
.2 Bahan
1. Kertas whatman No. 1 ukuran 12×25 cm
2. Larutan cuplikan 1 dan 2
3. Larutan blanko 1 (Ag(I)) dan banko 2 (Pb(II))
4. Larutan KI
5. Larutan dikromat
6. LArutan asam asetat
.3 Prosedur Kerja
1. Kertas Whatman no.1 dengan ukuran 12 x 25 cm disiapkan dan ditarik batas (dengan
pensil) kira-kira 2 cm dari pinggir kertas.
2. Kertas dibagi menjadi 4 kolom dan diberi nomor pada tiap kolom.
3. Kolom 1 dan 3 ditetesi dengan cuplikan A dan B, dan kolom 2 dan 4 dengan larutan baku
Ag (I) dan Pb (II).
4. Larutan pengembang disiapkan yang berisis dengan 12,5 mL larutan asam asetat:air
(1:1).
5. Kertas ditempatkan dalam ruang pengembang, dijaga agar larutan pengembang tidak
menyentuh cuplikan dan ditutup ruang pengembang.
6. Kertas diambil dari dalam larutan pengembang apabila kertas telah menyerap larutan
pengembang hingga ¾-nya.
7. Pada kertas diberi tanda batas larutan pengembang dengan menggunakan pensil dan
kertas dikeringkan.
8. Setiap dua buah kolom digunting dan disemprot dengan pereaksi pengenal. Larutan Ag
(I) dengan dikromat menghasilkan warna merah dan Pb (II) dengan KI menghasilkan
warna kuning.
9. Jarak perpindahan dari tiap komponen diukur dan dihitung nilai Rf nya
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil adalah
sebagai berikut :
10
Uji Gambar Hasil
.2 Pembahasan
Pada kertas lakmus yang sudah diukur tadi diberi 2 sampel A dan B pada kertas
tersebut dicelupkan kedalam larutan yang sudah dibuat tadi, kemudian sampel
diangkat,diukur dan mendapatkan tinggi larutan 5,5 cm sampel A muncul 1 warna biru
dan terdapat noda 5 cm dan sampel B muncul 1 warna merah muda dan terdapat noda
setinggi 4,3 cm artinya yaitu kedua sampel A dan B hanya mengikat 1 senyawa saja
karena warna yang muncul hanya 1 pada setiap sampel.
.3 Perhitungan
Rumus = RF = Tinggi warna : Tinggi larutan
RF = A = 5 cm : 5,5 cm
= 0,9 cm
RF = B = 4,3 cm : 5,5 cm
= 0,7 cm
BAB V
PENUTUP
.1 kesimpulan
11
Metode kromaografi kertas sangat mudah digunakan untuk menganalisa kandungan
senyawa suatu larutan. Murah serta tidak membutuhkan biaya yang berlebih dalam
penggunaannya, namun keakuratan penggunaa metode ini masih kurang, dikarenakan
mungkin perbedaan penotolan pada kertas maupun kualtas kertas dan kondisi ruangan
percobaan.
Metode ascending dan descending dapat digunakan keduanya untuk menganalisa suatu
senyawa dalam campuran tanpa ada perbedaan yang signifikan.
.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
12
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Jilid
1 Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press: Bandung. Sastroamidjojo,
H.1985. Kromatografi. Liberty: Jakarta.
DOKUMENTASI
13
14