Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini,salam serta salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap isqamah di jalan Allah SWT
dalam mengarungi bahterta kehidpuan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini
hingga hari akhir.
Laporan ini berjudul “Titrasi Asam Basa”, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai
bahan masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada bapak Adnan Malaha, S.Pd,M,Si
yang telah memberi tugas kepada kami,serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

Gorontalo, Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................……………1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................……3
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………....4
1.3 Rumusan masalah.......................................................................4
1.4 Manfaat…………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asam Basa………. …....................................................6
2.2 Indikator buatan………………………………………………..6
2.3 Indikator alami………………………………………………….6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat…………………………………..........................................8
3.2 Bahan..………………………………………………………....8
3.3 Prosedur Kerja………………………………………………….8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil…………………………………………………………….9
4.2 Perhitungan……………………………………………………. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….......14
5.2 Saran……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..12
DOKUMENTASI …………………………………………………………13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin
acetum yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam
dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan,
misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk member rasa limun yang
tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan
untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebuh kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan. Salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh
para peneliiti untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan dapat diketahui
sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu
contohnya adalah kertas lakmus.

Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan asam basa


dapat digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa yang lain
seperti larutan indikator contohnya metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan
fenolptalein serta dapat juga menggunakan indikator universal. Perubahan warna
indikator pada pH tertentu disebut trayek pH atau jarak pH. Namun indikator
tersebut hanya dapat dipergunakan di laboratorium saja bahkan seperti pH meter
sangat jarang digunakan karena harganya yang tidak terjangkau, oleh karena itu
dapat digunakan indikator alami yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk
menentukan apakah sifat suatu larutan asam ataupun basa.

3
1.2 Tujuan

Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai


berikut:.

Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator alami, sifat suatu larutan
dengan indikator buatan, dan juga pH suatu larutan dengan indikator buatan
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator alami?
Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator buatan?
Bagaimana menentukan pH suatu larutan dengan indikator buatan?
1.4 Manfaat
Hasil praktikum ini kita dapat membedakan suatu sifat larutan maupun pH suatu
larutan baik dengan menggunakan indikator alami maupun indikator buatan.

4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Definisi Asam Basa
 indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi
senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke
dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein
merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi.
Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan
larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali
terbentuk.

5
 Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya
dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna
mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya,
misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah
dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan
asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam jika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.
5. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih rendah dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listri

2.2 indikator buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di


laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas
lakmus yang terdiri dari lakmus erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang

6
diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru
ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein
merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi.
Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan
larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali
terbentuk.

2.3 Indikator alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya


dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan
dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna
merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Alat
1 Buret
2 Erlenmeyer
3 Statif dan klem
4 Pipet tetes

3.2 Bahan

1. Larutan NaCl
2. Larutan HCL
3. Indikator Fenoftalein

.3 Prosedur Kerja
1. Masukkan 50 ml NaOH ke dalam buret
2. Siapkan 2 buah Erlenmeyer masing-masing masukkan 10 ml HCL
3. Teteskan 3 tetes indicator penoftalein kedalam larutan HCL
4. Lakukan titrasi dan lihat perubahan warna yang terjadi
5. Setelah terjadi perubahan warna maka titrasi pertama di hentikan
6. Kemudian lakukan lagi titrasi kedua, pada saat menghomogenkan amati
perubahan warna pada titrasi kedua
7. Setelah terlihat perubahan warna maka titrasi kedua di hentikan

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil adalah
sebagai berikut :
Uji Gambar Hasil

Titrasi Asam Basa Terjadi perubahan warna


pada volume 23ml

.2 Perhitungan

Sampel A
Volume NaOH(1)= 27 ml
Volume NaOH (2)= 23 ml

Volume NaOH= 27+23


= 50:2= 25ml
HCL= 10 ml
Molaritas HCL= 1M

9
Sampel B
Volume NaOH (1)= 24 ml
Volume NaOH (2)= 26 ml

Volume NaOH= 24+26


= 50:2= 25 ml

M1 . M2= m2. V2
M1.25= 1.10
M1 = 1.10
M1 = 10:25

M1 = 0,4

10
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Pada metode asam basa di percobaan pertama titrasi A mendapat


volume 27 ml sedangkan titrasi B mendapat volume 24 ml, lalu percobaan
kedua titrasi A mendapat volume 23 ml sedangkan pada titrasi B mendapat
volume 26 ml

5.2 Saran

Ketika melakukan praktikum ini, diharapkan untuk serus dalam setiap


metodenya.  Karena kesalahan yang disebabkan kekurang hati-hatian dalam
melaksanakan metode dapat mengakibatkan kekurang akuratan hasil yang
akan didapat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-basa-
dari.html, diakses pada tanggal 17 Januari 2019.

http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-bunga-
sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/, diakses pada tanggal 17
Januari 2019.

http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-
laboratorium/, diakses pada tanggal 17 Januari 2019

12
DOKUMENTASI

13

Anda mungkin juga menyukai