Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini,salam serta salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap isqamah di jalan Allah SWT
dalam mengarungi bahterta kehidpuan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini
hingga hari akhir.
Laporan ini berjudul “Titrasi Asam Basa”, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai
bahan masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada bapak Adnan Malaha, S.Pd,M,Si
yang telah memberi tugas kepada kami,serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua Aamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................……………1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................……3
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………....4
1.3 Rumusan masalah.......................................................................4
1.4 Manfaat…………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asam Basa………. …....................................................6
2.2 Indikator buatan………………………………………………..6
2.3 Indikator alami………………………………………………….6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat…………………………………..........................................8
3.2 Bahan..………………………………………………………....8
3.3 Prosedur Kerja………………………………………………….8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil…………………………………………………………….9
4.2 Perhitungan……………………………………………………. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….......14
5.2 Saran……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..12
DOKUMENTASI …………………………………………………………13
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator alami, sifat suatu larutan
dengan indikator buatan, dan juga pH suatu larutan dengan indikator buatan
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator alami?
Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator buatan?
Bagaimana menentukan pH suatu larutan dengan indikator buatan?
1.4 Manfaat
Hasil praktikum ini kita dapat membedakan suatu sifat larutan maupun pH suatu
larutan baik dengan menggunakan indikator alami maupun indikator buatan.
4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Definisi Asam Basa
indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi
senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke
dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein
merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi.
Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan
larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali
terbentuk.
5
Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya
dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna
mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya,
misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah
dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan
asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam jika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.
5. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih rendah dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listri
6
diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru
ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein
merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi.
Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein
dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan
larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali
terbentuk.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Alat
1 Buret
2 Erlenmeyer
3 Statif dan klem
4 Pipet tetes
3.2 Bahan
1. Larutan NaCl
2. Larutan HCL
3. Indikator Fenoftalein
.3 Prosedur Kerja
1. Masukkan 50 ml NaOH ke dalam buret
2. Siapkan 2 buah Erlenmeyer masing-masing masukkan 10 ml HCL
3. Teteskan 3 tetes indicator penoftalein kedalam larutan HCL
4. Lakukan titrasi dan lihat perubahan warna yang terjadi
5. Setelah terjadi perubahan warna maka titrasi pertama di hentikan
6. Kemudian lakukan lagi titrasi kedua, pada saat menghomogenkan amati
perubahan warna pada titrasi kedua
7. Setelah terlihat perubahan warna maka titrasi kedua di hentikan
8
BAB IV
.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil adalah
sebagai berikut :
Uji Gambar Hasil
.2 Perhitungan
Sampel A
Volume NaOH(1)= 27 ml
Volume NaOH (2)= 23 ml
9
Sampel B
Volume NaOH (1)= 24 ml
Volume NaOH (2)= 26 ml
M1 . M2= m2. V2
M1.25= 1.10
M1 = 1.10
M1 = 10:25
M1 = 0,4
10
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-basa-
dari.html, diakses pada tanggal 17 Januari 2019.
http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-bunga-
sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/, diakses pada tanggal 17
Januari 2019.
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-
laboratorium/, diakses pada tanggal 17 Januari 2019
12
DOKUMENTASI
13