Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KIMIA ANALITIK

(PERCOBAAN ARGENTOMETRI)

Oleh :

KELOMPOK IV:

Sri Wahyuni Kale (2320201037)

Sintia Pakaya (2320201062)

Abelia Pateda (2320201054)

Rahmiyati (2320201045)

Aprianingsih R. Djana (2320201070)

KELAS B

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kimia analitik dengan judul Percobaan Analisa kadar NaCl metode

argentometri mohr disusun oleh :

Kelompok : IV (Empat)

Kelas :B

Prodi : D-III Analis Kesehatan

Pada hari ini.............tanggal.......bulan..............tahun 2020 telah di periksa dan

disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat mengikuti

percobaan berikutnya.

Gorontalo, Desember 2020

Dosen

Adnan Malaha, S.Pd., M.Si.


LEMBAR ASISTENSI

Laporan Kimia analitik dengan judul Percobaan Analisa kadar NaCl metode

argentometri mohr disusun oleh :

Kelompok : IV (Empat)

Kelas :B

Prodi : D-III Analis Kesehatan

No Hari/Tanggal Perbaikan Paraf


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya kuasa dan

rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Kimia Analitik

yang berjudul Percobaan Percobaan Analisa kadar NaCl metode argentometri

mohr.

Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan

baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis

menyadari bahwa laporan ini belum sempurna.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam

penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi para pembaca.

Gorontalo, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan Praktikum..........................................................................................2

1.4 Manfaat Praktikum........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1 Pengertian Titrasi Pengendapan....................................................................3

2.2 Pengertian Argentometri...............................................................................3

2.3 Penetapan Titik Akhir Dalam Reaksi Pengendapan.....................................5

2.4 Uraian Bahan................................................................................................5

2.5 Faktor yang mempengaruhi endapan hasil titrasi Argentometri...................7

BAB III METODE PRAKTIKUM........................................................................9

3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................9

3.2 Pra Analitik...................................................................................................9

3.2 Analitik.........................................................................................................9

3.3 Pasca Analitik...............................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11

4.1 Hasil.............................................................................................................11

4.2 Pembahasan..................................................................................................11

ii
BAB V PENUTUP 14
5.1 Kesimpulan..................................................................................................14

5.2 Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

LAMPIRAN............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Argentometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui konsentrasi analit dengan menggunakan larutan

baku sekunder yang mengandung unsure perak. Larutan baku sekunder yang

digunakan adalah AgNO3, karena AgNO3 merupakan satu-satunya senyawa

perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan dari titrasi ini

adalah endapan yang berwarna merah bata (Merli, 2003).

Dasar titrasi argentometri adalah yang pembentukan endapan tidak

mudah larut antara titran dengan analit, sebagai contoh yang banyak dipakai

adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan

ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak

akan bereaksi dengani indikator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion

kromat dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan

berwarna coklat kemerahan schingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator

lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi. Selain

menggunakan jenis indikator diatas maka kita juga dapat menggunakan

metode potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen. Ketajaman titik

ckuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara

analit dan titran.(Hardjadi, 2002).

1
Syarat terjadinya reaksi argentometri :

1. Kesetimbangannya berkurang dengan cepat

2. Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan

Pentiter

3. Endapan yang terbentuk harus sukar larut

4. Penentuan titik akhir titrasi harus sesuai

5. Endapan yang terbentuk stabil

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini, yaitu :

A. Apa itu argentometri?

B. Apa saja metode yang ada pada percobaan argentometri?

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :

A. Untuk dapat mengetahui apa itu argentometri

B. Untuk dapat mengetahui metode yang ada pada percobaan argentometri

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini, yaitu :

A. Agar dapat mengetahui apa itu argentometri

B. Agar dapat mengetahui metode yang ada pada percobaan argentometri

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Titrasi Pengendapan

Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil

reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip

dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada

setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta

diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi

pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. (Khopkar, 1990)

2.2 Pengertian Argentometri

Argentometrí merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan

dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar yang

diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan

yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi

yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.

(Mulyono, 2005)

1. Metode fajans

Pada titrasi argentometri dengan metode fajans ada 2 tahap untuk

menerangkan titik akhir titrasi dengan indikator absorpsi (Fluorescein).

Indikator absorpsi dapat dipakai untuk titrasi argentometri. Titrasi

argentometri yang menggunakan indikator absorpsi ini dikenal dengan

sebutan titrasi argentometri metode fajans.. sebagai contoh marilah kita

gunakan titrasi ion klorida dengan larutan standar Ag+. (Mulyono, 2005)

3
Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid.

Sebelum titik ekuivalen dicapai maka endapan akan bermuatan negative

disebabkan terabsorpsinya Cl- diseluruh permukaan endapan. Dan terdapat

counter ion bermuatan positif dari Ag+ yang terabsorbsi dengan gaya

elektrostatis pada endapan. Setelah titik ekuivalen dicapai maka tidak

terdapat lagi ion CI- yang terabsorbsi pada endapan sehingga endapan

sekarang bersifat netral. (Mulyono, 2005)

2. Metode Volhard

Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3

ditambahkan secara berlebih kedalam larutan mengandung ion halide.

Konsentrasi ion klorida, idodide, bromide dan yang lainnya dapat

ditentukan dengan menggunakan larutan standart perak nitrat. Larutan

perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan

kemudiam kelebihan konsentrasi larutan Ag+ dititrasi dengan

menggunakan larutan standar tiosianida (SCN) dengan menggunakan

indikator ion Fe3+. (Mulyono, 2005)

3. Metode Mohr

Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri

merupakan titrasi. Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat

ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar perak nitrat. Endapan

putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan

digunakan indikator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion

klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi

4
dicapai akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat

kemerahan Ag+. (Mulyono, 2005)

2.3 Penetapan Titik Akhir Dalam Reaksi Pengendapan

Ini dapat diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penetapan klorida

dan bromide. Pada titrasi suatu larutan netral dari ion klorida dengan larutan

perak nitrat, sedikit larutan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi

sebagai indikator. Pada titik akhir, ion kromat ini bergabung dengan ion perak

untuk membentuk perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat larut.

Titrasi ini hendaknya dilakukan dalam suasana netral atau sangat sedikit sekali

basa, yakni dalam jangkauan pH 6,59. (Bassett, 1994)

2.4 Uraian Bahan

1. AgNO3 (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Argenti Nitras

Nama lain : Perak (II) nitrat

BM/RM : AgNO3/169,73

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol

95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran.

2. K2Cr04 (Ditjen POM, 1995)

Nama Resmi : Kalii Cromat

Nama Lain : Kalium Kromat

RM/BM : KCrO4/194

Pemerian : Hablur kuning

5
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indikator

3. NaCl (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : NATRII CHLORIUM

Nama Lain : Natrium klorida

RMBM : NaCl/S8,44

Pemerian : Hablur Putih, berbentuk kubus atau berbentuk

prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap di udara

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

kegunaan : Sebagai Sampel

4. Aquadest (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Air suling

RM/BM : H20/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak berasa.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan alcohol

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : sebagai pelarut.

6
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi endapan hasil titrasi Argentometri

Adapun Factor-faktor yang mempengaruhi endapan hasil titrasi

argentometri adalah :

1. Temperatur

Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan

meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang

disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.

2. Sifat alami pelarut

Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan

pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu

zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan

campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda

dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda

memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.

3. Pengaruh ion sejenis

Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan

yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh

kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan

NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air, hal ini

disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH-

Sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek

ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri.

7
4. Pengaruh pH

Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam

lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan

proton dengan anion endapannya. Misalnya endapan Agl akan semakin

larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan

I- membentuk HI.

5. Pengaruh hidrolisis

Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan

dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan

kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan

kelarutan garam terscbut.

6. Pengaruh ion kompleks

Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat

dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam

tersebut. Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan

larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks

Ag(NH3)2CL( Roekmini, 2004)

8
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Argentometri dilaksanakan pada hari Senin,

tanggal 02 November 2020 melalui daring.

2.4 Pra Analitik

3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum argentometri yaitu

Erlenmeyer, Beaker Glass 100 ml, Corong, Labu ukur 100 ml, Botol

timbang, Pipet tetes, Batang pengaduk, Pipet volume 10 ml, Pipet pump,

Buret berwarna coklat (untuk menghindari kerusakan AgNO3 akibat

paparan dari sinar matahari).

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum argentometri yaitu

AgNO3, aquadest, NaCl, larutan K₂CrO₄.

2.5 Analitik

1. Pembuatan dan standarisasi larutan baku  

Pembuatan larutan AgNO3 0,1 N. Timbang secara seksama

AgNO3 Murni sebanyak 8,5 gr, larutkan dengan akuades  sebanyak 50 mL

dalam gelas piala, aduk sampai homogen, cukupkan volumenya hingga 

500 mL dengan menggunakan labu takar.  

Standarisasi larutan AgNO3 0,1 dengan NaCl . Timbang sebanyak

80 mg NaCl yang telah bebas dari air, larutkan dalam 50 mL  akuades,

titrasi dengan menggunakan perak nitrat 0,1 N dengan menggunakan

9
indikator  K2CrO4 5% hingga terbentuk warna coklat merah lemah.

Perlakuan diualngi sebanyak 2  kali. Hitung normalitas.  

Normalitas AgNO3 = mg NaCl

BE NaCl x V AgNO3

Penetapan kadar sampel  

Metode Mohr : Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Bilas

buret dengan menggunakan akuades kemudian kalibrasi dengan

menggunakan  AgNO3, Isi buret dengan menggunakan AgNO3 0,1 N,

Timbang garam dapur dengan seksama 0,3 gr, Larutkan dengan

menggunakan akuades sebanyak 100 ml, sampai tanda batas labu ukur. 6.

Ambil 25 mL, masukkan kedalam erlenmeyer, tambahkan indikator

kalium kromat 4  tetes, Titrasi dengan menggunakan AgnO3 0,1 N sampai

terjadi perubahan warna dari kuning  sampai terdapat endapan merah bata,

Catat volume AgNO3 yang digunakan, ulangi percobaan sebanyak 2 kali

9. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur. 

3.4 Pasca Analitik

Adapun langkah kerja pada tahap pasca analitik ialah sebagai berikut :

1. Lihat perubahan warna pada larutan

2. Hitung kadar larutan

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan video praktikum tentang

analisa kadar NaCl metode Argentometri mohr yaitu sebagai berikut :

4.1.1 Tabel Perlakuan

No Perlakuan Hasil
1. Timbang Nacl pa 100 ml larutan standar primer Nacl 0,01 N
sebanyak 0,0585, tuang
larutan Nacl kedalam labu
ukur 100 ml dan
tambahkan aquades,
homgenkan
2 Tuang larutan AgNo3 Endapan berwarna merah bata.
kedalam buret, tuang Mol ekuivalen AgNO3 = mol ekuivalen NaCl
larutan Agno3 bilasan,
V titrasi x N AgNO3 = V NaCl x N NaCl
kemudian isi buret hingga
tanda batas 0, pipet 10 ml 10,60 x N AgNO3 = 10 x 0,01
larutan Nacl yang telah N AgNO3 = 10 x 0,01
dibuat tadi, tuang di 10,60
erlenmeyer, tambahkan N AgNO3 = 0,0094 N
indikator kalium kromat
sebanyak 5 tetes,
homogenkan, kemudian
titrasi menggunakan
Agno3 yang ada didalam
buret.
3. Timbang sampel kurang Terbentuk endapan berwarna merah bata.

lebih sebanyak 0,05 gram,

11
larutkan sampel garam
%NaCl = (9,40 x 0,0094) x 58,5 x 100/10
dapur tersebut, masukkan
100%
kedalam labu ukur
0,0576 x 1000
sebanyak 100 ml, = 89,74%

tambahkan aquades,

homogenkan, pipet 10 ml

sampel, tuang kedalam

erlenmeyer, tambahkan

kurang lebih 5 tetes

kalium kromat, kemudian

titrasi dengan Agno3 dari

buret.

4.1.2 Tabel Penetapan Kadar

Be
Sampe Volume N (Bobot Fp (Factor Massa Kadar
l AgNo3 AgNo3 ekuivalen pengenceran) Sampel NaCl
NaCl)

NaCl 9,40 ml 0,0094 58,5 100/10 0,576x1000 89,74%

4.2 Pembahasan

Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil

reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip

dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada

setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta

12
diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi

pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi.

Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan

dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar yang

diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan

yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi

yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.

Pada argentometri terdapa 3 metode, yakni : Metode Fajans, metode

Volhard, dan metode Mohr. Yang pertama adalah Metode Fajans, pada titrasi

argentometri dengan metode fajans ada 2 tahap untuk menerangkan titik akhir

titrasi dengan indikator absorpsi (Fluorescein). Indikataor absorpsi dapat

dipakai untuk titrasi argentometri. Yang kedua yaitu metode volhard. Pada

metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara

berlebih kedalam larutan mengandung ion halide. Konsentrasi ion klorida,

idodide, bromide dan yang lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan

larutan standart perak nitrat. Dan yang ketiga adalah metode Mohr. Metode

Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi Argentometri, yaitu metode

titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan

pembentukan endapan bersama ion Ag+. Pada percobaan ini, menggunakan

metode mohr. Adapun alat yang digunakan pada praktikum argentometri yaitu

Erlenmeyer, Beaker Glass 100 ml, Corong, Labu ukur 100 ml, Botol timbang,

Pipet tetes, Batang pengaduk, Pipet volume 10 ml, Pipet pump, Buret

berwarna coklat (untuk menghindari kerusakan AgNO3 akibat paparan dari

13
sinar matahari). Dan bahannya adalah AgNO3, aquadest, NaCl, larutan

K₂CrO₄.

Pertama yaitu pembuatan dan standarisasi larutan baku. Pembuatan

larutan AgNO3 0,1 N. Timbang secara seksama AgNO3 Murni sebanyak 8,5

gr, larutkan dengan akuades sebanyak 50 mL dalam gelas piala, aduk sampai

homogen, cukupkan volumenya hingga 500 mL dengan menggunakan labu

takar.

Standarisasi larutan AgNO3 0,1 dengan NaCl . Timbang sebanyak 80

mg NaCl yang telah bebas dari air, larutkan dalam 50 mL akuades, titrasi

dengan menggunakan perak nitrat 0,1 N dengan menggunakan indikator

K2CrO4 5% hingga terbentuk warna coklat merah lemah. Perlakuan diualngi

sebanyak 2 kali. Hitung normalitas.

Selanjutnya yaitu : Penetapan kadar sampel. Metode Mohr : Siapkan alat

dan bahan yang akan digunakan, Bilas buret dengan menggunakan akuades

kemudian kalibrasi dengan menggunakan AgNO3, Isi buret dengan

menggunakan AgNO3 0,1 N, Timbang garam dapur dengan seksama 0,3 gr,

Larutkan dengan menggunakan akuades sebanyak 100 ml, sampai tanda batas

labu ukur. 6. Ambil 25 mL, masukkan kedalam erlenmeyer, tambahkan

indikator kalium kromat 4 tetes, Titrasi dengan menggunakan AgnO3 0,1 N

sampai terjadi perubahan warna dari kuning sampai terdapat endapan merah

bata, Catat volume AgNO3 yang digunakan, ulangi percobaan sebanyak 2 kali

9. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.

Adapun langkah kerja pada tahap terakhir yaitu dengan Melihat

perubahan warna pada larutan Dan menghitung kadar larutan . Factor-faktor

14
yang mempengaruhi endapan hasil titrasi argentometri yaitu : Temperatur,

sifat alami pelarut, pengaruh ion sejenis, pengaruh pH, pengaruh hidrolisis,

dan pengaruh ion kompleks.

Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan video praktikum tentang

analisa kadar NaCl metode Argentometri mohr yaitu pada perlakuan pertama

100 ml larutan standar primer Nacl 0,01 N, hasil perlakuan kedua yaitu

terdapat endapan endapan berwarna merah bata, dan perlakuan yang terakhir

terbentuk endapan berwarna merah bata dengan hasil penetapan kadar NaCl

adalah 89,74% seperti dibawah ini.

15
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa Argentometri

merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang

tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari

titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat

setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang

mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati. Metode yang

ada pada percobaan argentometri yaitu metode Mohr, Fajans, dan Volhard.

5.2 Saran

Semoga kedepannya praktikum dapat dilaksanakan di dalam

laboratorium karena dalam kondisi saat ini mahasiswa hanya dapat

melakukan praktikum dengan melihat video saja dan tidak dapat melihat

langsung proses kerja dari praktikum “Argentometri” sehingga mahasiswa

tidak hanya sekedar membayangkan praktikum tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Handjadi, 2002. Ion - ion gang ada dalam analisis argentometri (24 Oktober
2019). https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/
123456789/17587/112410062.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwjThrGdnujtAhUXIbcAHQ3dBy4QFjABegQIBhA
B&usg=AOvVaw01d6v-K0eZwVmptEV5WmIb&cshid=1608868799559

Khopkar, 2005. Argentometri sebagai indikator yang dimaksudnya.(24 Desember


2020) (09:30). https://www.slideshare.net/mobile/patenpisan/kimia-
analisis-ku

Merli, 2003. Tentang Anslisis Argentometri.( 24 Desember 2020) (09:45).


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://balimedikajurnal.com/index.php/bmj
/article/download/51/43/&ved=2ahUKEwi5qPPym-
jtAhVr6nMBHTnIBfAQFjAGegQICBAB&usg=AOvVaw1h7AsOHcuMt
gLtrHgGFNd9&cshid=1608868138585
Mulyono, 2005. Materi tentang analisis argentometri sebagai titrasi. (24 Desember
2020) (10:00). https://www.coursehero.com/file/51158576/Laporan-
Praktikum-Kimia-Analisis-Argentodocx/
Sutono, A., & Aly, M. M. (2016). Praktikum Kimia Analitik. Penetapan Kadar
Cl (Air Ledeng) dan NaCl (Margin) Titrasi Argentometri Mohr , 1.

17
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI

Keterangan : Timbang NaCl sebanyak 0,0585 gram

Keterangan : Larutan NaCl yang di tuangkan ke dalam labu ukur

18
LAMPIRAN 2 : PERHITUNGAN KADAR

Perhitungan kadar NaCl dalam sampel garam dapur

%NaCl = (9,40 x 0,0094) x 58,5 x 100/10 x 100%


0,0576 x 1000
= 89,74%

LAMPIRAN 3 : VIDEO

https://youtu.be/IGgwuS528-8

19

Anda mungkin juga menyukai