Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini,salam serta salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap isqamah di jalan Allah SWT
dalam mengarungi bahterta kehidpuan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini
hingga hari akhir.
Laporan ini berjudul “Sublimasi”, kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai bahan
masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada bapak Adnan Malaha, S.Pd,M,Si
yang telah memberi tugas kepada kami,serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

Gorontalo, Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................……………1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................……3
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………....5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi sublimasi………….….....................................................6
2.2 Metode sublimasi…………………………………………………6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat…………………………………........................................11
3.2 Bahan..………………………………………………………. .11
3.3 Prosedur Kerja…………………………………………………11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil…………………………………………………………….13
4.2 Pembahasan……………………………………………………13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….......14
5.2 Saran……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..15
DOKUMENTASI …………………………………………………………16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim.


perubahan wujud zat padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun
suatu zat diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim
menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera
berubah wujudnya menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu
didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partikel
yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita
dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Begitupun syarat
sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat kimia mudah menguap agar mudah
proses sublimasinya. Pada percobaan sublimasi, Pemurnian naftalen dengan
menggunakan proses sublimasi dikarenakan karena sifat naftalen yang mudah
menyublim dan merupakan padatan Kristal yang tak bewarna. Reaksi dari
naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam
proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa
melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristalkembali.
Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain,
hanya beubah bentuk (fase) dari padat ke gas(Riswiyanto., dkk, 2003).

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni,
yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak
sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan
heterogen. Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan

3
dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini
tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :

-          Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.

-          mempunyai sifat zat asalnya

-          Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

-          Komposisinya tidak tetap.

Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.

Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau


senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda
susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal
atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu
fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan
campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain
itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya
dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan. Campuran heterogen
adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara
fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua
zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan
campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan
sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata
telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak
seragam (Ralph dan seminar, 1996).

4
Sublimasi adalah wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila
partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan,
maka partikel tesebut akan berubah fase (ujud) menjadi gas. Sebaliknya, blia
suhu gas tersebut diturunkan dengan cara kendensasi, maka gas akan segera
berubah menjadi padat. Pada dasarnya seblimiasi diterapkan untuk memisahkan
suatu zat dari pengotornya (impuritis) sehingga diperoleh zat yang lebih murni,
kotoran biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dala
menyublim. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan seblimasi adalah
pertikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar,
sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Seblimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fase padat menjadi
uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui
fase cair.(Heru, 2013)

1.2 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk memisahkan campuran


dengan cara sublimasi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

.1 Definisi sublimasi

Sublimasi ialah kata dalam kimia yang berkaitan dengan pergantian bentuk

dari suatu unsur. Tetapi, kata sublimasi juga dipakai untuk mengatakan salah satu

langkah pemisahan campuran pada kimia. Dalam pelepasann campuran,

Sublimasi ialah dengan cara membembam unsur atau elemen beku yang

tercampur pada unsur atau elemen beku sehingga unsur atau elemen beku yang

akan diambil akan berganti menjadi gas. Gas yang diperoleh lalu di muat lalu di

dinginkan. Syarat pelepasann campuran dengan cara Sublimasi ialah unsur atau

elemen yang beraduk harus mempunyai perbedaan titik meluap yang besar

sehingga bisa memperoleh uap dengan fase orisinalitas yang tinggi.

2.2 Metode-Metode Sublimasi

Perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat


mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka
beberapa metode pemisahan,diantaranya :

1. Memisahkan zat padat dari suspensi

Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil


(padat), setengah padat, atau cairan tersebut secara kurang lebih seragam dalam
medium cair. Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan
sentrifugasi.

6
Penyaringan (filtrasi)

Filtrasi adalah pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikelnya, yaitu metode


pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan
alat berpori (penyaring/filter). Penyaring akan menahan zat yang ukuran
partikelnya lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Hasil
penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut
residu (ampas). (sukajiyah. 2011) sasarannya adalah agar endapan dan medium
penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk
penyaring adalah:

Kertas saring

Penyaring asbes murni atau platinum

Lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika
atau porselin.

 Sentrifugasi (pemusingan)

Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya


sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya
sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk
mengendapkan partikel tersuspensi.

2. Memisahkan zat padat dari larutan

Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan


penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat
dipisahkan melalui penguapan atau kristalisasi.

7
1. Penguapan

Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat


terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang
lebih tinggi daripada pelarutnya.

2. Kristalisasi

Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut


mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu
diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu
dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui
kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan
yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

3. Rekristalisasi

Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali)


berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar,
dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang
lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air
karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan
dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal
garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat
dipisahkan dengan penyaring.(syukri s. 1991. Kimia dasar 1)

3. Memisahkan campuran zat cair

Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran


dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan
dekantasi dan corong pisah.

8
 Destilasi(penyulingan)

Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan
atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat
kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi
komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap
ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik
didih air dan alkohol masing-masing 100˚c dan 78˚c. Jika campuran
dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚c, maka alkohol
akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan
akhirnya didapatkan cairan alkohol murni (syukri s. 1999. Kimia dasar 1)

 Dekantasi (pengendapan)

Dekantasi yaitu pemisahan dua cairan yang tidak saling melarutkan


berdasarkan perbedaan berat jenis. Mendekantasi adalah proses memisahkan
endapan dengan cara menuangkan larutannya saja, sehingga endapan tidak
ikut dalam larutan. Sentrat adalah hasil dari mendekantasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan endapan:

1. Suhu
2. pH
3. Efek garam
4. Kompleksasi
5. Derajat supersaturasi
6. Sifat pelarut

9
 Corong pisah

Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong
pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan
penyingkiran fase yang lebih ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang
lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan
merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah
bola pembantu pengatur permulaan merkurium.

 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya


dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon
disulfida.

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Alat
a) Gelas kimia 100 ml 1 buah
b) Gelas kimia 500 ml 3 buah
c) Cawan penguap/ cawan perselin 1 buah
d) Mortal dan pastel 1 buah
e) Kaca arloji 1 buah
f) Kaki tiga 1 buah
g) Pembakar bunsen 1 buah
h) Kawat kasa 1 buah
i) Batang pengaduk 3 buah
j) Spidol warna (H, M, B, HJ) 1 buah
k) Mistar 1 buah
l) Pensil/ balpoin 1 buah
m)Kertas saring 20 ml 4 lembar

.2 Bahan
a) Naftalen/kamfer
b) Serbuk pasir
c) aquadest

.3 Prosedur Kerja
a) Campur kan 2 gr naftalena/kamfer yang sudah dihaluskan dengan 1 gr serbuk
pasir ke dalam cawan porselin
b) Aduklah dengan batang pengaduk hingga keduanya bercampur sempurna
c) Panaskan campuran naftalen/kamfer dengan serbuk pasir (dalam cawan
porselin) di atas nyala api pembakaran Spiritus (jangan lupa gunakan kaki tiga

11
atau kawat kasa) dan tutuplah bagian atas cawan porselin tersebut dengan
menggunakan kaca arloji
d) Panaskan hingga terjadi perubahan pada kaca arloji
e) Amati perubahan yang terjadi
f) Matikan nyala api pembakaran Spiritus, (diamkan hingga cawan porselin dan
kaca arloji dingin)
g) Amati apa yang terjadi pada kaca arloji tersebut

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil
adalah sebagai berikut :

Uji Gambar Hasil

Naftalen dan pasir Naftalen menguap


menjadi gas dan ke pisah
dan serbuk pasir dan
menempel di cawan petri
hingga terbentuk Kristal

.2 Pembahasan

Sublimasi merupakan suatu proses pembentukan fase padat tanpa melalui fase
cair terlebih dahulu.Hal dapat terjadi dikarenakan suatu padatan senyawa pada
suhu tertentu dipengaruhi tekanan tertentu kemudian kondensasi uap dari senyawa
tersebut mengkristal. Sample Napthalene diletakkan ke dalam cawan porselin
dipanaskan, kaca arloji dapat digunakan sebagai alat pengkristal uap hasil
pemanasan sample. Mulut cawan porselin juga ditutupi oleh kaca arloji, hal ini
bertujuan agar kristal yang sudah terbentuk tidak menyebar luas atau bertebangan.

13
BAB V
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Pengaruh kecepatan udara dan temperatur udara terhadap nilai koefisien
perpindahan massa padat - gas adalah berbanding lurus sehingga semakin tinggi
kecepatan udara dan temperatur udara dalam kolom, maka nilai KG akan semakin
besar. Alat serta metode yang telah didesain dapat digunakan sebagai modul
praktikum yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran mengenai
prinsip perpindahan massa padat - gas.
.1 Saran
Ketika melakukan praktikum ini, diharapkan untuk serus dalam setiap
metodenya. Karena kesalahan yang disebabkan kekurang hati-hatian dalam
melaksanakan metode dapat mengakibatkan kekurang akuratan hasil yang akan
didapat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,m.Natsir.2001.kamus kamus kimia dan arti penjelasan


istilah.gramedia.jakarta

Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia UntukUniversitasJilid 2, Erlangga. Jakarta.

Riswiyanto.,RidlaBakri, BayuPrawira., Sains Indonesia 7 (3): 75-80., 2003.


TahunPublikasi:

2003. Status Publikasi,Nasional

https://pakdosen.co.id/sublimasi-adalah/

file:///C:/Users/Acer/Downloads/2515-4516-1-SM%20(1).pdf

15
DOKUMENTASI

16

Anda mungkin juga menyukai