Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk

campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen

yang tergantung didalamnya.

Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan

gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar

mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.

Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk

campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya,

misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat,

cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur

dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.

Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan

pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan

dan pemurnian.

Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal

tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya,

seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan,

pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.

Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang

saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat

yang telah tercemar oleh zat lain.


1.2 Tujuan Percobaan

- Untuk mendapatkan zat murni dari zat yang telah tercemar atau tercampur.

- Mempelajari jenis-jenis pemisahan dan pemurnian.

- Mengetahui cara-cara pemurnian suatu campuran

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang

saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar

atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan

sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan

sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen.

(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)

Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat

berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap

mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :

- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.

- mempunyai sifat zat asalnya

- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

- Komposisinya tidak tetap.

Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan

campuran heterogen.

Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa

yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh
lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua

partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase

adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain

didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara

komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun

menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi

yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh

cairan.

Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat

memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak

merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu

dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan

campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering

kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang,

serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.

(Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan

secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu

komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat

komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair ,

misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam,

mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan

selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan
dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari

pelarutnya.

(Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)

Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat

mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan

pembedaan :

a. Memisahkan zat padat dari suspensi

suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil

(padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam

medium cair.

Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.

- Penyaringan (filtrasi)

Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah

agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang

digunakan untuk penyaring adalah:

- kertas saring

- penyaring asbes murni atau platinum

- lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau

porselin.

- Sentrifugasi (pemusingan)

Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.

Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa

kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel

tersuspensi.

b. Memisahkan zat padat dari larutan


Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan

pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau

kristalisasi.

- Penguapan

Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat

terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi

daripada pelarutnya.

- Kristalisasi

Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut

mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila

larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan,

kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang

lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut

mengkristal.

- Rekristalisasi

Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan

perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya

komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar.

Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila

dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit.

Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal

garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan

penyaring.

(Syukri S. 1991. )

c. Memisahkan campuran zat cair


Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis

cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan coronh pisah.

- Distilasi

Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau

lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan

menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan

kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan

terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran

air dan alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran

dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan

menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya

didapatkan cairan alkohol murni.

(Syukri S. 1999. )

- Dekantasi (pengendapan)

Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari

campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang

lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan

pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang

tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:

- suhu

- ph

- efek garam

- kompleksasi

- derajat supersaturasi

- sifat pelarut
(Husein H. Bahti. 1998. )

- Corong Pisah

Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah

yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih

ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air,

didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong,

dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.

- Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya

dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi

zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur

seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.

Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan, dimana tetesan pelarut

yang lebih ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut

yang lebih berat. Penerapan teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke

minyak. Ekstraksi arus lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah

tabung, pelarut yang telah kehilangan hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh

pelarut lain yang masih bersih.

Diantar berbagai metode pemisahan ekstraksi merupakan metode yang paling

baik dan paling popular, alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam

tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih,

melainkan hanya memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan sangat

sederhana, bersi, cepat dan mudah.

Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan

hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan

padat.
Syarat sublimasi :

- Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah

titk lelehnya.

- Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di

sublimasikan pada suhu dan tewkanan yang cocok.

Penggunaan sublimasi :

- Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa

yang sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun

pada kondisi yang di gunakan.

- Senayawa-senyawa prgani seperti :

Naftalena, asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.

- Senyawa-senyawa organic :

I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.

Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari

senyawa itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang

mem[unyai titik berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan

perlahan-lahandi bawah 1790 naftalena akan menguap tanpa meleleh terlebih dahulu

dengan demikian penguapan akan berjalan terus sehingga padatan hilang.


BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Sendok

- Gelas kimia 100 ml

- Corong gelas

- Tabung reaksi

- Corong pisah

- Cawan penguap

- Batang pengaduk

- Alat pemanas

- Neraca akalitik

3.1.2 Bahan-bahan

- Garam

- Norit

- Kapur tulis

- Sirup

- Naftalena
- Pasir

- Minyak goreng

- Aquades

- Kertas saring

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Dekantasi

- Dimasukkan satu sendok pasir kedalam gelas kimia yang telah diisi air, pasir dibiarkan

mengendap dan cairan yang ada dibagian atasnya dituang.

3.2.2 Filtrasi

- Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang telah diisi air, diaduk, disaring dengan

menggunakan kertas saring.

3.2.3 Kristalisasi

- Dilarutkan 5 gram norit kedalam 10 ml aquades ditabung reaksi kemudian uapkan larutan

hingga volumenya menjadi setengahnya, lalu dinginkan.

3.2.4 Sublimasi

- Dimasukkan 2 gram naftalena yang tercemar dalam cawan penguap. Tutup cawan

penguap dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan tutup lagi dengan

corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat kertas.

3.2.5 Ekstraksi

- Dimasukkan air dan minyak goreng kedalam corong pisah, kocok dan biarkan hingga

kedua cairan tersebut memisah.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan

1. Dekantasi

1 sendok pasir dimasukkan kedalam Mengendap, larutan

baker gelas ditambah aquades 100 ml. keruh, campuran

Di aduk. heterogen.

Di tunggu sampai mengendap.

Kristalisasi

2. 2 gram NaCl ditambah 10 ml H2O, lalu


di aduk.

Kemudian dipanaskan hingga terbentuk Terjadinya kristalisasi

kristal-kristal. yang baru pada NaCl.

Filtrasi

3. Dimasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis.

Masukkan H2O sebanyak 25 ml, lalu di

aduk kemudian disaring. Adanya residu didalam

Amati hasilnya. kertas saring dan filtrat

pada hasil saringan

Sublimasi (H2O).

Dimasukkan 25 gram naftalena

4. ditambah NaCl pada cawan penguap.

Letakkan kertas saring diatas corong

kaca, lalu corong kaca dibalik untuk Dibalik kertas saring

menutup cawan penguap. terdapat kristal-kristal

Dipanaskan dan di amati hasilnya. dari naftalena karena titik

uap naftalena lebih

Absorpsi rendah dari NaCl,

Dimasukkan sirup kedalam Baker gelas. sehingga naftalena lebih

Disaring dengan kertas saring yang dulu menguap dibanding

telah diberi norit di atas corong kaca. NaCl.

5. Di amati hasilnya.

Ekstraksi
Dimasukkan minyak kedalam corong

pisah. Sirup yang telah disaring

Kemudian dokocok dan di amati menghasilkan warna

hasilnya. yang lebih muda dari

sirup yang belum

6. disaring, karena zat

warna diserap oleh norit

yang berperan sebagai

absorben.

Larutan keruh, terjadi dua

fase pada larutan, larutan

bagian atas minyak dan

bagian bawah air. Karena

massa jenis air lebih

besar daripada massa

jenis minyak. Air bersifat

polar dan minyak bersifat

non polar.

4.2 Pembahasan

Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih

yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu

zat yang telah tercemar oleh zat lain.


Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang

saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar

atau tercampur.

Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau

mengalami percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

- Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.

Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air

- Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya

kembali. Contohnya adalah pemurnian garam dapur.

- Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan

zat lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian

bawah. Contohnya campuran pasir dan air.

- Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan.

Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit.

- Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari

suatu partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari

campurannya dengan garam.

- Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran

suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng

dari campurannya.

Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir

dilarutkan kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis

pasir lebih besar daripada massa jenis air.

Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi

(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan campuran tampak

keruh. Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, kapur tulis tertahan pada
kertas saring karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-

pori kertas saring.

Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang

tercemar oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh oleh kertas saring yang telah

dilubangi kecil-kecil, kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik

dan lehernya disumbat oleh tissue. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah

menjadi gas dan dari wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan

dahulu.

Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya

corong kaca dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan) menghasilkan warna

yang lebih muda dari sirup sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang

berperan sebagai absorben.

Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan

minyak goreng dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan

minyak goreng merupakan larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar,

sedangkan minyak goreng merupakan zat cair non polar. Setelah itu dikocok hingga

minyak goreng larut dalam air dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Kemudian kran

corong pisah dibuka untuk mengeluarkan air yang mengandung zat pengotor air dan

minyak goreng dapat tercampur dengan mencampurkan sabuntertentu yang

mengandung surfaktan.

Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya

berbeda. Air bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air lrbih besar

daripada massa jenis minyak. Massa jenis air adalah 1 gr/cm3 dan massa jenis minyak

0,8 gr/cm3. Sehingga keduanya tidak bercampur.

Struktur Naftalena ( C10H8)


H H Titik Uap = 6,920C

C
C

C
H C
H

atau
H

C C

H
H

Referensai : Struktur Naftalena : Kimia SMA Jilid 3

Titik Uap Naftalena : Kimia Fisika, Ir Soekardjo

Minyak Nabati

Referensi : Struktur Minyak : Kimia Organik Jilid 2


Aplikasi proses pemisahan dan pemurnian dalam kehidupan sehari-hari adalah :

- Pembuatan Garam ( kristalisasi)

- Proses terjadinya awan (sublimasi)

- Penjernihan air menggunakan tawas (dekantasi)

- Pembuatan gula (kristalisasi)

- Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan)

Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk

mencampurkan zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi

pengocokan pada percobaan ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.

Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk

menunggu zat terlarut pada campuran tersebut mengendap.

Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut

pada camouran tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.

Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat

pada campuran.

Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada

e\percobaan sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut

dengan menguapkan dahulumzat yang mempunyai titik uap paling rendah.

Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan

adsopsi adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai

adsorben, yaitu penyerap, yang menyerap zat pewarna pada sirup.

BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

- Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan

metode pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran,

sedangkan pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran.

- Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi,

filtrasi, sublimasi, ekstraksi dan absorpsi.

- Pemisahan dan pemurnian campuran dilakukan berdasarkan pada zat-zat yang

tercampur tersebut. Misalnya campuran air dan pasir dipisahkan dengan menggunakan

pengendapan atau dekantasi. Campuran air dan garam dipisahkan dengan menggunakan

metode kristalisasi. Campuran air dan kapur dipisahkan dengan menggunakan metode

penyaringan atau filtrasi, dan sebagainya.

5.2 Saran

Agar pada saat praktikum menggunakan teknik yang lain selain yang

dipercobakan, seperti teknik pemusingan (sentrifugal) dan distilasi.

DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. . Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci. 1996. . Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sudjadi. 1988. . Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.

S, Syukri. 1991. . ITB: Bandung.

S, Syukri. 1999. . ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai