Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar atau tercampur.
Pemisahan dan permurnian campuran memiliki manfaat yang sangat penting
dalam ilmu kimia, industri, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pekerjaan dilaboratorium maupun dalam proses industri banyak yang melibatkan
pemisahan dan pemurnian. Misalnya pemisahan logam dari mineralnya,
pengolahan minyak bumi, pengolahan air minum, dan lain-lain. Sedangkan contoh
pemisahan ampas kelapa dengan santannya yang dilakukan dengan motode
penyaringan.
Air yang kita gunakan sehari-hari juga melalui proses pemisahan dan
pemurnian yang awalnya air tersebut berasal dari sungai. Air yang merupakan
suatu hal yang sangat berharga bagi makhluk hidup dan air juga merupakan
penentu kelangsungan hidup bagi seluruh makhluk hidup. Akan tetapi, karena
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar sungai
maka banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai. Sehingga air tidak
layak untuk untuk digunakan karena telah tercemar atau tercampur dengan zat
lain. Untuk itu perlu adanya perlakuan khusus pada air yang telah tercemar
tersebut agar dapat digunakan kembali dengan memperoleh zat murninya. Cara
yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan melepaskan zat yang mencemari
air tersebut atau dengan memurnikannya. Pemisahan dan pemurnian dapat
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis campuran atau jika
memurnikan air dapat dilakukan dengan melihat jenis zat yang mencemari air
tersebut.
Selain itu, pemisahan dan pemurnian tidak hanya dapat dilakukan pada zat
cair saja, namun juga dapat dilakukan pada campuran yang dibentuk oleh dua
jenis zat padat.

1
Suatu zat atau materi dapat dipisah dari campurannya karena campuran
tersebut memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasari pemisahan campuran
atau dasar pemisahan.
Oleh karena itu, melalui percobaan pemisahan dan pemurnian ini kita dapat
memahami secara tepat cara untuk memisahkan dan memperoleh produk yang
lebih murni dari suatu campuran zat yang telah tercampur atau masih tercemar
oleh zat lain. Serta mengetahui zat yang merupakan zat terlarut dan zat pelarut.
Serta dalam proses pemurnian dan pemisahan ini kita juga dapat mempelajari dan
mempraktekkan langsung metode atau jenis-jenis pemisahan dan pemurnian
secara tepat. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu dekantasi, filtrasi,
sublimasi, ekstraksi, adsorbsi, dan kristalisasi. Dengan semua itu, kita dapat
mengaplikasikan prinsip-prinsip yang ada pada proses pemisahan dan pemurnian.

1.2 Tujuan Percobaan


- Untuk mengetahui hasil dari percobaan dekantasi, filtrasi dan adsorbsi.
- Untuk mengetahui hasil dari percobaan kristalisasi, sublimasi dan
ekstraksi.
- Untuk mengetahui apa yang terbentuk setelah campuran garam dan air
dipisahkan dengan cara kristalisasi.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup
sehari-hari mengandung bermacam unsur dari senyawa, seperti oksigen, nitrogen,
uap air dan sebagainya. Demikian juga air yang kita pakai sehari-hari bukanlah air
murni melainkan mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair atau padatan.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya,
contohnya untuk mendapatkan air suling yang (aquadest) kita harus menyuling
dari air sumur atau air sungai. Untuk memperoleh minyak goreng kita harus
memisahkannya dari buah kelapa sawit atau biji jagung (Syukri S, 1999).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia, pemisahan
secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu
komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Yang
dibahas disini pemisahan secara fisika (Syukuri S, 1999).
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud dan
sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan
cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan.
Saringanbermacam-macam, mulai dari porinya besar sampai yang sangat halus.
Contohnya kertas saring dan selaput semipermiable. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan padatan atau endapan dari pelarut. Selaput semipermiable dipakai
untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri S,1999).
Campuran homogen, seperti alkohol dalam cairan, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas aring dan selaput
semipermeable. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi dengan cara fisika perbedaan titik didih dua cairan atau lebih,
rekristalisasi dengan bedasarkan perbedaan larutan komponen dalam pelarut yang
berbeda dan kromatografi dengan perbedaan daya serap satu zat dengan zat
lainnya (Syukri S,1999).

3
Campuran komposisinya dapat berubah-ubah. Contohnya air dan natrium
klorida adalah suatu senyawa karena mempunyai komposisi yang tetap dalam
sempel manapun. Akan tetapi, garam dapat dilarutkan dalam air dan dalam
bermacam kadar sehingga memberikan campuran dengan berbagai komposisi.
Campuran dapat dibedakan menjadi homogen atau heterogen, campuran
homogen disebut larutan dan sifat-sifatnya selalu beragam. Ini berarti apabila kita
memeriksa sedikit bagian dari larutan natrium klorida dalam air, sifat-sifatnya
akan sama dengan bagian lain dari larutan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa
larutan terdiri dari suatu fase. Jadi, fase dapat didefiniskan sebagai bagian dari
sistem yang mempunyai suatu sifat dan komposisi yang sama (Petrucci dkk,2011).
Campuran heterogen adalah tidak seragam. Contohnya adalah minyak dan
air. Apabila kita mengambil sampel dari sebagian campuran minyak dan air ini,
akan kita dapatkan bahwa sebagian mempunyai sifat minyak, sedangkan sebagian
lain mempunyai sifat air. Apabila cairan kita kocok, maka minyaknya akan
tersebar (terdispersi) sebagai butir-butir halus yang jika dikumpulkan akan
merupakan suatu fase. Hal ini karena masing-masing butir minyak tersebut
mempunyai sifat dan komposisi seperti minyak. Pada campuran ini, maka akan
kita dapatkan 3 fase, yaitu es (padat), air (cair) dan minyak (cair). Pada contoh-
contoh ini dapat kita temukan adanya dua atau tiga fase sebab terdapat batas yang
jelas antara ketiga fase ini (Petrucci dkk, 2011).
Salah satu cara untuk membedakan suatu zat murni atau campuran adalah
dengan cara mengukur titik lelehnya. Suhu dari zat murni pada saat meleleh akan
konstan es seperti diketahui akan meleleh pada 0oC dan suhu ini akan tetap
sampai es meleleh (Petrucci dkk,2011).
Namun, apabila kita melelehkan suatu campuran zat, umumnya suhu akan
berubah secara bertahap ketika zat padat berubah menjadi cairan. Perbedaan sifat
ini sering digunakan untuk menguji kemurnian suatu zat. Apabila suhunya pada
saat meleleh konstan berarti zat murni, tetapi apabila suhunya berubah pada saat
meleleh maka zatnya tidak murni dan merupakan suatu campuran (Petrucci
dkk,2011).

4
Ada juga perbedaan yang menonjol antara campuran, unsur dan senyawa.
Apabila membuat suaru campuran, sifat-sifat kimia dari komponennya (sering
juga sifat-sifat fisiknya) tidak berubah. Namun apabila unsur-unsur digabungkan
untuk membentuk senyawa, terjadi perubahan sifat-sifat yang besar misalnya
tembaga dan belerang adalah dua unsur. Tembaga adalah suatu logam berwarna
merah, penghantar listrik yang baik dan relatif kuat. Belerang adalah suatu zat
padat non logam yang berwarna kuning diperlihatkan dalam bentuk bubuk.
Campuran belerang dan tembaga mudah dibuat tetapi pada campuran ini masih
bisa dilihat sifat-sifat tembaga dan belerang. Pembentukan campuran semacam ini
merupakan proses fisik. Suatu proses yang tidak mengubah sifat-sifat kimia dari
komponen masing-masing.
Apabila campuran belerang dan tembaga dipanaskan, tejadi reaksi kimia.
Belerang dan tembaga bergabung membentuk suatu senyawa dan seperti pernah
diperlihatkan akan terjadi perubahan sifat-sifat baik dari belerang maupun
tembaga. Sebagai penggantinya muncul zat baru yang dinamakan tembaga sulfida
dengan sifat yang baru. Zat yang baru ini tidak menghantarkan listrik, warnanya
warnanya tidak sama dengan belerang maupun tembaga dan sifat-sifat kimianya
pun berbeda sekali. Seperti telah dikatakan, perubahan ini merupakan ciri khas
dari sebuah reaksi kimia (Brady,1994).
Campuran dengan komposisi dan sifat yang seragam diseluruh sampel
dikatakan sebagai campuran homogen atau larutan. Larutan tertentu sukrosa (gula
tebu) dalam air terasa manis seragam ini seluruh larutan, tetapi kemanisan alrutan
sukrosa lainnya mungkin akan berbeda jika proporsi gula dan airnya berbeda. Air
biasa adalah campuran homogen dari beberapa gas, terutama unsur nitrogen dan
oksigen. Air laut adalah larutan dari senyawa air, natrium klorida (garam) dan
inang bagi senyawa lainnya. Bensin adalah campuran homogen atau larutan dari
berlusin-lusin senyawa (Yazid G, 2007).
Dalam campuran heterogen misalnya, pasir dan air komponen-
komponennya terpisah secara tegas. Dengan demikian, komposisi dan sifat
fisisnya beragam dari satu bagian campuran dengan lainnya. Saus salada,
sebongkah semen, dan daun tumbuhan adalah campuran heterogen. Biasanya

5
mudah membedakan antara campuran heterogen dan campuran homogen
(Petrucci dkk, 2011).
Suatu campuran dapat dipisahkan kedalam komponen-komponennya
melalui cara-cara fisis yang sesuai. Pikirkan kembali campuran heterogen pasir
dalam air. Bila kita tuangkan campuran ini kedalam corong yang dilapisi kertas
saring, air mengalir melaluinya dan pasir tertanam diatas kertas saring. Proses
pemisahna padatan dari cairan yang mensuspensinya dinamakan filtrasi. Anda
mungkin menggunakan metode ini dilaboratorium. Disisi lain, kita tidak dapat
memisahkan campuran homogen tembaga (II) sulfat dalam air dengan
penyaringan karena semua konponen akan melewati kertas. Namun kita dapat
mendidihkan tembag (II) sulfat dan air. Dalam dalam proses destilasi
(penyulingan). Cairan murni dikondensasi dari uap yang di lepaskan oleh alrutan
yang mendidih. Bila semua air telah disisihkan dengan mendidihkan larutan
tembaga (II) sulfat akan tertinggal (Petrucci dkk, 2011).
Metode pemisahan lain yang tersedia bagi kimiawan modern bergantung
pada perbedaan kumpulan senyawa melekat pada permukaan berbagai zat padat,
seperti kertas dan padi (Petrucci dkk, 2011).
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran, untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan, berbagai
macam yang terkait pemisahan, pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran. Perusahaan air minum memperoleh air jernih dari air sungai melalui
penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau
farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak
bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah,
dilakukan melalui teknik permisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium
dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan yang berguna untuk
memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata
menghasilkan materi-materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Dalam
industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan dimana tetesan pelarut yang
lebih ringan bergerak ketas melewati arus bawah lambat dari pelarut yang lebih

6
berat. Penerapan teknik ini ditujukan untuk mengekstraksi DOT dan air. Ekstraksi
arus lawan semacam itu sangat efisien karena pada ujung bawah tabung pelarut
yang telah kehilangan hampir semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain
yang masih bersih (Yazid,E. 2007).
Diantara berbagai metode pemisahan, ekstraksi merupakan metode yang
paling baik dan populer, alasan utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro ataupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau
canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan
sangat sederhana, bersih, dan mudah (Yazid,G. 2007).
Beberapa prinsip yang digunakan dalam proses pemisahan dan pemurnian
campuran:
a. Perbedaan ukuran partikel
Jika ukuran suatu partikel zat yang didinginkan berbeda. Dengan zat yang
tidak didinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan
(filtrasi) (Keenan, 1999).
b. Perbedaan titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki titik didih rendah, maka
selanjutnya mengembunkan uap dari zat yang didimginkan adalah zat yang
memiliki titik didih yang tinggi maka cukup emanaskan campuran tersebut saja,
samapi suhu mencapai titik didih yang kita cari (Keenan, 1999).
c. Perbedaan massa jenis
Suhu, pengendapan zat akan memiliki kecepatan pengendapan yang berbeda
dalam larutan yang berbeda. Zat yang memiliki massa jenis lebih besar dari pada
pelarutnya akan mudah mengendap (Keenan, 1999).
d. Difusi
2 macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama
lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besar tegangan maupun besar arusnya) akan menarik
partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode pemisahan
campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektroforesis. Selain itu,

7
dikenal juga istilah elektroporesis yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya
nucleotida (Keenan,1999).
Telah diketahui bahwa beberapa jenis arang dapat menyerap sejumlah gas
tertentu atau meyerap zat-zat warna pada larutan. Peristiwa penyerapan suatu zat
pada permukaan lain semacam ini, disebut adsorbi. Zat yang diserap disebut fase
terserap sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat,
adsorben dapat juga berupa zat cair. Karena padat dan gas, zat cair dan zat cair,
atau gas dan zat cair (Sukardjo, 1984).
Peristiwa adsorbsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di
permukaan adsorben. Adsorbsi berbeda dengan absorbsi, karena pada absorbsi zat
yang diserap masuk ke dalam absorben, misalnya absorbsi air oleh spons atau uap
air oleh CaCl2 anhidrous (Sukardjo, 1984).
Adsorbeng padat yang baik, ialah yang porositasnya tinggi seperti arang dan
silika gel. Permukaan zat ini sangat luas, sehingga adsorbsi terjadi pada banyak
tempat. Namun demikian, adsorbsi dapat terjadi pada permukaan yang halus
seperti gelas atau plarina (Sukardjo, 1984).
Adsorbsi gas oleh zat padat ditandai oleh kenyataan-kenyataan sebagai
berikut:
a. Adsorbsi bersifat selektif, artinya suaru adsorben dapat menyerap banyak sekali
suatu gas, tetapi tidak menyerap gas-gas tertentu.
b. Adsorbsi terjadi sangat cepat, hanya kecepatan adsorbsi makin berkurang
dengan makin banyaknya gas yang di serap.
c. Jumlah gas diserap tergantung temperature, makin jauh jarak antara temperature
penyerapan dari temperature kritis, makin sedikit jumlah gas yang diserap.
d. Adsorbsi tergantung dari luas permukaan adsorben, makin porous adsorben
makin besar daya adsorbsinya.
e. Adsorbsi tergantung jenis adsorben dan pembuatan adsorben. Arang dari satu
bahan yang dibuat dengan berbagai cara, mempunyai daya serap berbeda pula.
f. Jumlah gas yang diadsorbsi persatuan berat adsorben, tergantung tekanan
parsial gas, makin besar tekanan makin banyak yang diserap. Namun demikian,
bila penyerapan telah jenuh, tekanan tidak berpengaruh.

8
g. Adsorbsi merupakan proses revensibel. Bila tidak terjadi reaksi kimia,
penambahan tekanan menyebabkan penambahan tekanan menyebabkan
penambahan adsorbsi dan pengurangan tekanan menyebabkan pelepasan gas yang
diserap.
Arang merupakan adsorban yang paling banyak dipakai untuk menyerap
zat-zat dalam larutan. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-
zat warna dalam larutan.
Penyerapan zat dari larutan, mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat.
Penyerapan bersifat selektif. Yang diserap hanya zat terlarut ata pelarut. Bila
dalam larutan ada dua zat atau lebih, zat yang satu akan diserap lebih awal dari
yang lain. Zat-zat yang dapat menurunkan tegangan muka antara, lebih kuat
diserap. Makin kompleks zat yang terlarut, makin kuat diserap oleh adsorban.
Makin tinggi temperatur, makin kecil daya serap. Namun demikian pengaruh
temperatur tidak sebesar seperti pada adsorbsi gas.
Jumlah zat yang diserap setiap berat adsorban, tergantung konsentrasi dari
zat terlarut. Namun demikian, bila adsorben sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi
berpengaruh (Sukardjo, 1984).
Adsorbsi ada dua jenis, yaktu adsorpsi fiska dan adsorpsi kimia. Pada
adsorpsi fisika, adsorpsi disebabkan oleh gaya Van der Waals yang ada pada
permukaan adsorban. Panas adsorban fisika biasanya rendah dan lapisan yang
terjadi pada permukaan adsorban biasanya lebih dari satu molekul (Sukardjo,
1984).
Pada adsorpsi kimia, terjadi reaksi antara zat yang diserap dan adsorban.
Lapisan molekul pada permukaan adsorban hanya satu lapisan panas adsorpsinya
tinggi.
Dalam hal-hal tertentu, gas diserap dalam keadaan utuh pada permukaan
adsorbeng. Dalam keadaan ini, seperti hidrogen pada permukaan Pt hitam,
molekulnya terpecah menjadi atom-atom. Akibat dari hal ini ialah hidrogen
menjadi aktif sekali, karena itu Pt selalu dipakai sebagai katalisator untuk reaksi-
reaksi dengan hidrogen (Sukardjo, 1984).

9
Adsorbsi gas oleh zat padat, digunakan pada gas masker. Alat ini berisi
arang halus yang berfungsi menyerap gas-gas yang tidak diinginkan, misalnya gas
racun. Arang halus yang juga dipakai untuk membuat vakum, dengan temperatur
yang rendah.
Grafit yang dipakai sebagai pelumas karena molekulnya yang pipih,
sehingga mudah bergeser satu terhadap yang lain. Namun ternyata, bahwa pada
temperatur tinggi, sifat pelumas grafit sangat kurang dan kembali lagi bila
temperatur direndahkan. Sekarang didapatkan, bahwa sifat pelumas disebabkan
gaya van der waals yang ada antara atom-atom karbon dalam grafit, sehingga
grafit mudah bergeser. Bila temperatur tinggi, gas yang diserap dilepaskan, gaya-
gaya Van der Waals bekerja lagi dan molekulnya sukar bergeser (Sukardjo, 1984).
Dalam analisis kimia, kadang-kadang diperoleh kesukaran, karena adanya
daya serap dari berbagai endapan terhadap ion-ion dalam larutan. Zat-zat
berwarna yang terdapat dalam gula, cuka dan minyak goreng dihilangkan dengan
arang. Proses dekolorisasi ini banyak dipakai di dalam pabrik-pabrik (Sukardjo,
1984).
Analisis kromatografi, berdasarkan adsorpsi selektif oleh adsorben. Bila
beberapa zat dapat larut dalam suatu pelarut, komponen-komponen dalam larutan
dapat dipisahkan dengan menuangkan larutan ini melalui adsorben tertentu.
Adsorben yang dipakai diletakkan dalam kolom dari gelas dan larutan yang akan
dipisahkan di tuangkan dari atas. Zat yang mudah diserap, akan terdapat dibagian
bawah. Dengan pelarut yang cocok, bagian-bagian zat yang diserap adsorben
dapat di larutakan kembali, hingga masing-masing zat dapat di pisahkan
(Sukardjo, 1984).
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran, untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan, berbagai
macam yang terkait pemisahan, pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran. Perusahaan air minum memperoleh air jernih dari air ssungai melalui
penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau
farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak

10
bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah,
dilakukan melalui teknik permisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium
dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan yang berguna untuk
memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata
menghasilkan materi-materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya
(Hendayana, 2006).
Zat adalah materi yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat
tertentu pula. Contohnya adalah air, perak, etanol, garam dapur (natrium klorida)
dan karbon dioksida zat yang satu berbeda susunannya dari zat lainnya dan dapat
didentifikasikan dari penampilannya, baunya, rasanya, dan sifat-sifat lain. Saat ini
telah dikenal 13 juta zat, dan jumlahnya terus bertambah dengan cepat (Chang,
2005).
Campuran adalah penggabungan dua zat dimana dalam penggabungan ini
zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. Beberapa contoh
adalah udara, minuman ringan, susu, dan semen. Campuran tidak memiliki
susunan yang tetap. Jadi, sampel-sampel udara yang diperoleh dari kota yang
berbeda bisa berbeda susunannya karena perbedaan ketinggian, pencemaran dan
lain-lain (Chang, 2005).
Campuran bisa homogen bisa heterogen ketika sendok berisi gula dilarutkan
dalam air, setelah pengadukan yang cukup lama, susunan dari campurannya
diseluruh bagian larutan akan sama. Larutan ini adalah larutan homogen. Namun
jika pasir dicampurkan dengan serbuk besi, butir pasir, dan serbuk besi akan tetap
terlihat dan terpisah. Jenis campuran heterogen. Penambahan minyak ke dalam air
juga menghasilkan campuran heterogen karena cairanyya tidak meliki susunan
konstan (Chang, 2005).
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat
berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap
mempertahankan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran:
- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
- Mempunyai sifat zat asalnya.
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

11
- Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua bagian, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.
Campuran homogen adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh
lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang sama
partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu
fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain
didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara
komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi
walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen memiliki
komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang
sama diseluruh cairan (Sukardjo, 1984).
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat
memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang
tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen
yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran
dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masih terdapat
bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop,
hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-
sifatnya tidak seragam (Sukardjo, 1984).
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan
sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan
cair, misalnya pasir dan air dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus
(Sukardjo, 1984).

12
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Spatula
- Gelas kimia 100 mL
- Corong kaca
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Lumpeng
- Aluh
- Hot plate
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Penjepit tabung
- Erlenmeyer
- Sikat tabung
- Rak tabung reaksi
3.1.2 Bahan
- Garam dapur
- Kapur tulis
- Pasir
- Naftalena
- Minyak goreng
- Norit
- Aquadest
- Sirup orange
- Sabun cair (sunlight)

13
- Kertas saring
- Tissue
- Kertas label

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Dekantasi
 Dimasukkan 15 sendok pasir ditambahkan aquadest dalam gelas kimia
sebanyak 50 mL.
 Kemudian campuran diaduk.
 Didiamkan campuran beberapa menit sehingga pasir mengendap.
 Diambil fase cair (aquadest) dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3.2.2 Filtrasi
 Dimasukkan 5 sendok bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang
sudah ditambahkan aquadest sebanyak 50 mL kemudian campuran
diaduk.
 Didiamkan campuran hingga beberapa menit.
 Diamati hasil campuran kapur tulis dengan aquadest
 Disaring dengan kertas saring.
 Diambil filtrat yang terbentuk.

3.2.3 Adsorbsi
 Diambil 5 sendok norit yang telah digerus.
 Ditempatkan diatas kertas saring yang terletak diatas corong kaca.
 Dituang sirup orange sebanyak 20 mL diatas norit secara perlahan.
 Diambil dan diamati filtrat hasil adsorbsi.

3.2.4 Kristalisasi
 Dimasukkan 15 sendok garam ke dalam gelas kimia.
 Ditambahkan 25 mL aquadest.

14
 Diaduk hingga terbentuk campuran homogen.
 Dipanaskan campuran pada pemanas air hingga pelarut habis
menguap.
 Diamati dan diambil garam hasil kristalisasi.

3.2.5 Sublimasi
 Dimasukkan 15 sendok garam dan 15 sendok naftalena dalam cawan
penguap.
 Ditutup cawan penguap dengan menggunakan kertas saring dan
diletakkan diatas corong kaca pada posisi terbalik.
 Dipanaskan campuran.
 Diambil dan diamati hasil sublimasi.

3.2.6 Ekstraksi
 Diambil 25 mL minyak goreng dan 50 mL aquadest.
 Dimasukkan ke dalam corong pisah.
 Dikocok campuran secara perlahan dengan arah yang sama.
 Didiamkan.
 Diamati.
 Ditambahkan 2 pipet sabun cair ke dalam corong pisah.
 Dikocok campuran.
 Didiamkan dan diamati.

15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Dekantasi
- Dimasukkan 15 sendok pasir - Aquadest tidak berwarna.
ditambahkan aquadest dalam Pasir berwarna coklat.
gelas kimia sebanyak 50
mL.
- Kemudian campuran diaduk. - Campuran berwarna keruh.
- Didiamkan campuran - Pasir mengendap didasar gelas
beberapa menit sehingga kimia.
pasir mengendap.
- Diambil fase cair (aquadest) - Fase cair (aquadest) berwarna
dan dimasukkan ke dalam keruh.
tabung reaksi.

2. Filtrasi
- Dimasukkan 5 sendok bubuk - Kapur tulis berwarna putih.
kapur tulis ke dalam gelas Aquadest tidak berwarna.
kimia yang sudah Campuran berwarna putih susu.
ditambahkan aquadest
sebanyak 50 mL kemudian
campuran diaduk.
- Didiamkan campuran hingga - Kapur tulis mengendap didasar
beberapa menit. gelas.
- Diamati hasil campuran
kapur tulis dengan aquadest.
- Disaring dengan kertas - Partikel kapur tertinggal
saring. dikertas.

16
- Diambil filtrat yang - Filtrat menjadi jernih.
terbentuk.

terbentuk. - Filtrat menjadi jernih.


3. Adsorbsi
- Diambil 5 sendok norit yang - Norit berwarna hitam.
telah digerus. Sirup orange berwarna orange
cerah.
- Ditempatkan diatas kertas
saring yang terletak diatas
corong kaca.
- Dituang sirup orange
sebanyak 20 mL diatas norit
secara perlahan.
- Diambil dan diamati filtrat - Filtrat menjadi berwarna orange
hasil adsorbsi. kehitaman.
4. Kristalisasi
- Dimasukkan 15 sendok - Garam berwarna putih.
garam ke dalam gelas kimia.
- Ditambahkan 25 mL - Aquadest tidak berwarna
aquadest.
- Diaduk hingga terbentuk - Campuran menjadi lebih keruh.
campuran homogen.
- Dipanaskan campuran pada - Air habis menguap.
pemanas air hingga pelarut
habis menguap.
- Diamati dan diambil garam - Garam menjadi kristal yang
hasil kristalisasi. memiliki warna lebih putih dan
lebih halus.
5. Sublimasi

17
- Dimasukkan 15 sendok - Garam berwarna putih.
garam dan 15 sendok Naftalena berwarna putih.
naftalena dalam cawan
penguap.
- Ditutup cawan penguap - Setelah dipanaskan naftalena
dengan menggunakan kertas berpindah menempel pada kertas
saring dan diletakkan diatas saring.
corong kaca pada posisi
terbalik.
- Dipanaskan campuran. - Naftalena berubah menjadi
kristal-kristal kecil.
- Diambil dan diamati hasil
sublimasi.

6. Ekstraksi
- Diambil 25 mL minyak - Minyak gorang berwarna kuning
goreng dan 50 mL aquadest. keemasan.
Aquadest tidak berwarna.
- Dimasukkan ke dalam corong
pisah.
- Dikocok campuran secara - Minyak goreng tidak menyatu
perlahan dengan arah yang dengan aquadest. Fase atas
sama. minyak goreng dan fase bawah
adalah aquadest.
- Didiamkan.
- Diamati
- Ditambahkan 2 pipet sabun - Minyak goreng dengan aquadest
cair ke dalam corong pisah. bersatu dengan bantuan sabun
cair dan warna campurannya
menjadi hijau muda kekuning-
kuningan.

18
- Dikocok campuran.
- Didiamkan dan diamati.

4.2 Reaksi
4.2.1 Struktur Naftalena
H H

C C

H C C C H

H C C C H

C C

H H

4.2.2 Struktur Minyak Goreng


O

CH2 O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3


O

CH O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3


O

CH2 O C (CH2)7 CH CH (CH2)7 CH3

19
4.3 Pembahasan
Pemisahan adalah memisahan 2 zat atau lebih yang saling bercampur dan
pemurnian adalah memisahkan 2 zat atau lebih untuk mendapatkan zat murni dari
satu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Metode-metode yang digunakan dalam praktikum ini ada 6. Metode yang
pertama adalah dekantasi. Dekantasi merupakan pemisahan komponen-komponen
campuran dengan cara diendapkan. Prinsip yag digunakan dekantasi yaitu
gravitasi dan berat molekulnya. Contohnya campuran pasir dsn air. Ketika pasir
dan air diaduk pasir dan air menyatu tetapi jika ditunggu beberapa menit maka
pasir akan mengendap didasar. Itu terjadi karena gaya gravitasi yang membuat
pasir mengendap ddidasar dan berat molekul pasir lebih besar yaitu 60 sedangkan
berat molekul air hanya 18, sehingga pasir mengendap didasar.
Metode yang kedua adalah filtrasi. Filtrasi merupakan pemisahan
komponen-komponen campuran dengan cara menggunakan kertas saring. Prinsip
yang digunakan filtrasi yaitu perbedaan ukuran partikel dengan ukuran pori-pori
alat penyaring. Ukuran partikel yang lebih besar dari besarnya pori-pori kertas
saring akan tertahan di alat penyaring. Contohnya penyaringan antara campuran
kapur dan air. Campuran tersebut jika disaring dengan kertas saring maka partikel
kapur akan tertahan dikertas saring karena ukuran partikel kapur lebih besar dari
pori-pori kertas saring.
Metode yang ketiga adalah adsorbsi. Adsorbsi merupakan penarikan zat
oleh zat lain sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsian.
Prinsip yang digunakan adsorbsi yaitu ketika zat terikat pada sesuatu padatan atau
cairan (zat penyerap) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis. Karbon
teraktivasi memiliki luas permukaan yang besar dan dapat mengadsorbsi banyak
senyawa organik dan sering digunakan untuk menyingkirkan zat yang berbau dari
udara atau air. Contohnya pemisahan campuran dengan menggunakan norit atau
arang. Norit dapat menyerap warna terhadap air yang tercemar sehingga air
menjadi lebih jernih.
Metode yang keempat adalah kristalisasi. Kristalisasi merupakan pemisahan
komponen-komponen campuran dengan cara mengkristalkan komponen

20
tercampur dengan cara dipanaskan lalu didinginkan. Prisnip yang digunakan
berdasarkan perbedaan titik didih. Contoh aquadest dengan garam diaduk menjadi
campuran homogen, lalu dipanaskan karena titik didih air 100oC dan garam
1465oC otomatis air akan menguap sehingga garam menjadi kristal yang lebih
besar.
Metode yang kelima adalah sublimasi. Sublimasi merupakan 2 jenis padatan
dengan menyublim dari komponen yang dapat menyublim dan komponen yang
tidak dapat menyublim. Prinsip yang digunakan yaitu perubahan wujud zat
berdasarkan sublimasi/penyublim. Contonya naftalena yang tercampur dengan
garam pada cawan penguap. Karena naftalena dapat menyublim dan garam tidak
dapat menyublim maka setelah dipanaskan lalu didinginkan naftalena menjadi
bintik-bintik kristal kembali.
Metode terakhir yaitu ekstraksi. Ekstraksi merupakan cara pemisahan suatu
zat dari campuran dengan melarutkan zat itu pada pelarut yang sesuai. Prinsip
yang digunakan massa jenis dan kepolaran. Contoh air dan minyak jika disatukan
tidak dapat menjadi campuran homogen. Minyak dan air tidak bercampur karena
massa jenis air lebih besar yaitu 1 gr/cm3 daripada massa jenis minyak 0,8 gr/cm3
dan air bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar. Sehingga keduanya
tidak dapat bersatu.
Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih zat berlainan
yang bergabung menjadi satu yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Campuran
dibedakan menjadi dua yaitu: campuran homogen dan campura heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang zat-zat penyusunnya tidak tampak
lagi. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang zat-zat penyusunnya
masih nampak dan masih memiliki sifat asalnya.
Adsorbsi adalah proses penyerapan zat yang hanya terserap pada suatu
permukaan zat. Contohnya koloid. Sedangkan absorbsi adalah proses penyerapan
pada seluruh bagian permukaan. Contohnya ada kopi tumpah, lalu dibersihkan
dengan tisu maka kopi akan menyerap ke kertas tisu hingga tissu menjadi basah.

21
Prinsip like dissolve like yaitu dimana senyawa polar hanya bisa
larut/menyatu dengan senyawa polar itu sendiri dan senyawa non polar hanya
akan menyatu dengan senyawa non polar.
Adapun aplikasi proses pemisahan dan pemurnian dalam kehidupan sehari-
hari antara lain:
- Pembuatan garam (kristalisasi)
- Proses terjadinya awan (sublimasi)
- Penjernihan air menggunakan tawas (dekantasi)
- Pembuatan gula (kristalisasi)
- Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan)
- Pembuatan santan kelapa (filtrasi)
- Penghilangan kotoran pada proses pembuatan sirup (adsorbsi)
Pada praktikum kali ini terdapat 6 percobaan. Percobaan yang pertama
adalah dekantasi, kita masukkan pasir (solute) pada air (solven) lalu diaduk,
setelah diaduk lalu didiamkan. Setelah didiamkan terdapat dua fase, fase atas
adalah aquadest dan fase bawah adalah pasir. Prinsip pada percobaan ini adalah
gravitasi dan berat molekulnya. Berat molekul pasir 60 lebih besar daripada berat
molekul air yang hanya 18, sehingga pasir berada dibawah dan air berada diatas.
Stelah pasir benar-benar mengendap tuang cairan bagian atas. Lakukan penuangan
dengan hati-hati karena jika tidak maka pasir yang mengendap akan ikut tertuang.
Pada percobaan kedua adalah filtrasi. Kapur tulis (solute) yang telah
dihaluskan dicampurkan dengan aquadest (solven) lalu disaring dengan kertas
saring yang diletakkan diatas corong kaca. Kertas saring berfungsi sebagai
penyaring (filter) dan didapatkan hasilnya kapur tulis sebagai residu yang tertahan
pada kertas saring dan aquadest sebagai filtrat. Percobaan ini menggunakan prisip
ukuran partikel. Ukuran partikel kapur tulis lebih besar daripada ukuran partikel
aquadest sehingga kapur tulis tertahan pada kertas saring.
Pembahasan percobaan ketiga adalah adsorbsi. Pada percobaan ini kita akan
melakukan adsorbsi sirup orange dengan norit, letakan norit yang telah dihaluskan
keatas corong kaca yang dilapisi kertas saring. Setelah dilakukan penyaringan
sirup yang tadinya berwarna orange cerah menjadi orange kehitam-hitaman

22
warnya. Karena norit yang telah dihaluskan ikut tersaring dikertas saring yang
disebabkan ketika menghaluskan norit, partikel norit terlalu kecil sehingga ketila
disaring, norit ikut lolos melewati pori-pori kertas saring. Yang dimana norit
bertindak sebagai adsorban dan sirup sebagai zat adsorban.
Percobaan keempat adalah kristalisasi. Percobaan ini berdasarkan titik didih
garam dengan aquadest dimasukan kedalam gelas kimia, lalu diaduk hingga
menjadi campuran homogen. Campuran garam dengan air merupakan larutan
sejati jenuh, sehingga pemisahan dilakukan dengan cara diapanaskan. Dipanaskan
agar aquadest dapat menguaps ehingga terbentuk butiran-butiran kristal. Cara ini
digunakan karena titik didih air lebih kecil yaitu 100oC daripada titik didih garam
1465oC sehingga saat dipanaskan air akan menguapdan yang tersisa adalah garam.
Yang menghasilkan garam yang lebih bersih dan partikelnya lebih halus.
Percobaan kelima adalah sublimasi. Prinsip yang digunakan yaitu perubahan
wujud zat berdasarkan menyublim/sublimasi. Naftalena yang tercampur dengan
garam pada cawan penguap ditutup dengan kertas saring. Lalu ditutup kembali
menggunakan corong kaca dengan posisi terbalik. Kemudian dipanaskan lalu
didinginkan. Ketika dipanaskan naftalena dan garam berubah menjadi gas dan
menempel pada kertas saring. Ketika didinginkan karena naftalena dapat
menyublim dan garam tidak, pada saat didinginkan naftalena berubah kembali
menjadi padat dan menempel di kertas saring dan terlihat seperti kristal-kristal
kecil.
Percobaan terakhir adalah ekstraksi. Pemisahan ini dilakukan dengan cara
ekstraksi pelarut, yaitu pemisahan zat cair dari zat cair dengan bantuan pelarut
tertentu yang memiliki kepolaran yang berbeda. Air yang bersifat polar sedangkan
minyak yang bersifat nonpolar. Setelah dikocok dicorong pisah air sedikit keruh
karena tercampur dengan minyak. Setelah didiamkan terdapat 2 fase yaitu air
berada dibawah dan minyak berada diatas permukaan. Hal ini terjadi karena
perbedaan berat molekul dan kepolaran suatu larutan. Karena berat molekul air
lebih besar yaitu 1 gr/cm3 sedangkan minyak gorang hanya 0,8 gr/cm3. Lalu
ketika ditambahkan sabun cair lalu dikocok membuat minyak dan air menjadi
campuran homogen karena sabun memiliki struktur :

23
CH3 CH2
O
(CH2)5 C

ONa+
Ekor Kepala
Karena sabun memiliki dua kepolaran, pada bagian ekor terdiri atas ranat
hidrokarbon asam lemak yang bersifat lopofilik (tertarik pada atau larut lemak
atau minyak) atau yang disebut dengan non polar sedangkan pada bagian kepala
merupakan ion karboksilat bersifat hidrofilik (tertarik pada atau larut dalam
air)atau polar. Itulah yang membuat air dan minyak jika ditambahkan dengan
sabun dapat bersatu.
Adapun fungsi alat yang digunakan pada percobaan kali ini, yaitu:
- Spatula berfungsi untuk memindahkan bahan yang diinginkan digunakan
kedalam gelas kimia.
- Gelas kimia berfungsi menampung zat kimia, memanaskan zat kimia dan
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi.
- Corong kimia berfungsi sebagai alat penyaring dan memindahkan larutan ke
tempat yang lebih kecil.
- Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk merekasikan bahan kimia.
- Cawan penguap berfungsi sebagai alat untuk menguapkan suatu zat atau bahan
yang ada didalamnya.
- Corong pisah berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memisahkan cairan
yang saling bercampur tetapi tidak saling larut satu sama lain.
- Batang pengaduk berfungsi sebagai alat pengaduk cairan dalam gelas kimia.
- Lumpeng aluh befungsi untuk menghaluskan suatu partikel.
- Gelas ukur berfungsi mengukur volume suatu larutan.
- Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan.
- Pipet berfungsi untuk menambahkan suatu larutan secar dikit demi sedikit.
- Hot plate berfungsi memanaskan/menguapkan larutan.

24
- Cawan petri berfungsi untuk menaruh objek, atau larutan.
Adapun beberapa fungsi dahan dalam percobaan ini, yaitu:
- Garam dapur digunakan sebagai bahan untuk melakukan percobaan kristalisasi
dan sublimasi. Garam dapur dipilih sebagai bahan untuk melakukan percobaan
ini karena garam dapur dapat bercampur secara homogen dengan air.
- Minyak goreng digunakan sebagai bahan percobaan ekstraksi. Karena minyak
goreng bersifat nonpolar dan tidak dapat bercampur dengan air.
- Naftalena digunakan sebagai bahan percobaan sublimasi. Naftalena zat padat
dan dapat menyublim sehingga dipilih dalam percobaan ini.
- Norit digunakan sebagai bahan dalam percobaan adsorbsi karena dapat menjadi
adsorban.
- Sabun cair digunakan sebagai bahan percobaan ekstraksi, karena sabun dapat
menyatukan air dan minyak.
- Kertas saring berfungsi untuk menyaring campuran dari partikel-partikel yang
tidak diinginkan dalam filtrat.
- Aquadest berfungsi sebagai pelarut.
- Pasir digunakan dalam percobaan dekantasi. Pasir berfungsi sebagai objek dalam
percobaan ini, menunjukan bagaimana pengendapan itu.
- Sirup orang digunakan dalam percobaan adsorbsi. Untuk melihat perubahan
warna jika diberi norit.
- Kapur tulis digunakan dalam percobaan filtrasi, untuk melihat bagaimana
campuran kapur difiltrasi.
Adapun beberapa fungsi perlakuan pada percobaan ini, yaitu :
- Pengadukan agar larutan menjadi homogen atau tercampur.
- Pendiaman agar dapat dengan mudah diamati, menunggu zat terlarut
mengendap.
- Penyaringan agar residu tertahan pada alat saring dan kita mendapatkan filtrat.
- Pemanasan agar zat cair menguap.
- Pemberian norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan
adsorbsi adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan
sebagai adsorban (penyerap) yang menyerap zat pewarna sirup.

25
- Pengambilan agar mendapatkan hasil campuran.
- Pengamatan untuk melihat reaksi atau perubahan yang terjadi pada campuran.
- Penghalusan untuk memperluas permukaan dan mempermudah larut pada
pelarut.
- Penutupan agar proses penguapan/pemanasan terjadi dengan sempurna.
- Pengocokan agar larutan menyatu.
Dalam percobaan metode adsorbsi, faktor kesalahan dalam metode adsorbsi
yaitu terlalu halusnya partikel norit dihaluskan. Ketika norit diletakkan diatas
corong kaca yang dilapisi kertas saring. Lalu dituangkan sirup orange, kemudian
partikel norit yang kecil ikut menembus pori-pori ketas saring. Sehingga
campuran menjadi berwarna orange kehitam-hitaman yang seharusnya berwarna
orange lebih pudar dari warna asal.

26
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Setelah air dan pasir dipisah dengan metode dekantasi terjadi endapan
dan air menjadi keruh. Pada filtrasi, kapur tulis tertahan dikertas saring, dan
aquadest menjadi filtrat yang jernih. Adsorbsi yaitu norit yang diletakkan
diatas kertas saring dan dituang sirup orange, warna serup menjadi kuning
kehitaman dikarenakan norit digerus terlalu halus, sehingga dapat melewati
kertas saring.
- Campuran garam dan aquadest yang dipanaskan kemudian didinginkan
sehingga air (aquadest) menguap dan hanya tersisa garam yang menjadi
kristal-kristal kecil yang bening. Garam dan naftalena dimurnikan dengan
cara sublimasi, naftalena dan garam dipanaskan, sehingga naftalena lebih
dulu menguap dan tertahan dikertas saring dan menjadi kristal-kristal kecil
yang mengkilap. Pemisahan dengan metode ekstraksi menggunakan air dan
minyak, kemudian dikocok dan ditambhankan sabun, sehingga air dan
minyak goreng yang pada awalnya tidak ditambahkan sabun cair tidak
menyatu menjadi menyatu dengan bantuan sabun cair yang bersifat
emulgator.
- Campuran garam dan air yang dipanaskan kemudian didinginkan,
sehingga air (aquadest) mengaupa dan hanya tersisa garam yang menjadi
kristal-kristal kecil yang bening.

5.2 Saran
Diharapkan pada percobaan selanjutnya, digunakan teknik pemisahan dan
pemurnian yang lain seperti kristalisasi bertingkat, rekristalisasi, dan setrifugasi.
Dalam proses pemisahan dan pemurnian dengan metode adsorbsi, untuk
mendapatkan hasil (filtrat) yang baik, maka menggerusnya tidak terlalu halus.

27
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. Kimia Universitas edisi Kelima Jilid Pertama. Jakarta:
Erlangga

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Jakarta:


Erlangga

Hendrayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografidan


Elektroforesis Modern. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Petrucci, Ralph. 2011. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia dasar 1. Bandung: ITB Press

Sukardjo. 1984. Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta

Yazid, E. 2007. Kimia Fisik Untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi

28

Anda mungkin juga menyukai