BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar
atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti
pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan
campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau
tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur
atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat
bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen.
(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
- mempunyai sifat zat asalnya
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
- Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain
itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran
dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-
sifat yang sama diseluruh cairan.
3.1.2 Bahan-bahan
- Garam
- Norit
- Kapur tulis
- Sirup
- Naftalena
- Pasir
- Minyak goreng
- Aquades
- Kertas saring
3.2.2 Filtrasi
- Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang telah diisi air, diaduk, disaring dengan
menggunakan kertas saring.
3.2.3 Kristalisasi
- Dilarutkan 5 gram norit kedalam 10 ml aquades ditabung reaksi kemudian uapkan larutan
hingga volumenya menjadi setengahnya, lalu dinginkan.
3.2.4 Sublimasi
- Dimasukkan 2 gram naftalena yang tercemar dalam cawan penguap. Tutup cawan penguap
dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan tutup lagi dengan corong kaca
dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat kertas.
3.2.5 Ekstraksi
- Dimasukkan air dan minyak goreng kedalam corong pisah, kocok dan biarkan hingga kedua
cairan tersebut memisah.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kristalisasi
2.- 2 gram NaCl ditambah 10 ml H2O, lalu di
aduk. Terjadinya kristalisasi yang
- Kemudian dipanaskan hingga terbentuk baru pada NaCl.
kristal-kristal.
Filtrasi
3.- Dimasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis.
- Masukkan H2O sebanyak 25 ml, lalu di Adanya residu didalam
aduk kemudian disaring. kertas saring dan filtrat
- Amati hasilnya. pada hasil saringan (H2O).
Sublimasi
- Dimasukkan 25 gram naftalena ditambah
4. NaCl pada cawan penguap.
Dibalik kertas saring
- Letakkan kertas saring diatas corong kaca, terdapat kristal-kristal dari
lalu corong kaca dibalik untuk menutup naftalena karena titik uap
cawan penguap. naftalena lebih rendah dari
- Dipanaskan dan di amati hasilnya. NaCl, sehingga naftalena
lebih dulu menguap
Absorpsi dibanding NaCl.
- Dimasukkan sirup kedalam Baker gelas.
- Disaring dengan kertas saring yang telah
diberi norit di atas corong kaca.
5.- Di amati hasilnya.
Sirup yang telah disaring
Ekstraksi menghasilkan warna yang
- Dimasukkan minyak kedalam corong lebih muda dari sirup yang
pisah. belum disaring, karena zat
- Kemudian dokocok dan di amati hasilnya. warna diserap oleh norit
yang berperan sebagai
absorben.
6.
Larutan keruh, terjadi dua
fase pada larutan, larutan
bagian atas minyak dan
bagian bawah air. Karena
massa jenis air lebih besar
daripada massa jenis
minyak. Air bersifat polar
dan minyak bersifat non
polar.
4.2 Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau
tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami
percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
- Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.
Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air
- Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya
kembali. Contohnya adalah pemurnian garam dapur.
- Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat
lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah.
Contohnya campuran pasir dan air.
- Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan.
Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit.
- Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu
partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya
dengan garam.
- Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran
suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari
campurannya.
Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir
dilarutkan kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir
lebih besar daripada massa jenis air.
Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan campuran tampak keruh.
Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, kapur tulis tertahan pada kertas saring
karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas
saring.
Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang tercemar
oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-
kecil, kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya
disumbat oleh tissue. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari
wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan dahulu.
Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya
corong kaca dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan) menghasilkan warna yang
lebih muda dari sirup sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang berperan sebagai
absorben.
Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan minyak
goreng dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak
goreng merupakan larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar, sedangkan
minyak goreng merupakan zat cair non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut
dalam air dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Kemudian kran corong pisah dibuka
untuk mengeluarkan air yang mengandung zat pengotor air dan minyak goreng dapat
tercampur dengan mencampurkan sabuntertentu yang mengandung surfaktan.
Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya
berbeda. Air bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air lrbih besar
daripada massa jenis minyak. Massa jenis air adalah 1 gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8
gr/cm3. Sehingga keduanya tidak bercampur.
Struktur Naftalena ( C10H8)
C C
H C C H
atau
C
C
C C
H H
Minyak Nabati
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode
pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan
pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran.
- Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi,
filtrasi, sublimasi, ekstraksi dan absorpsi.
- Pemisahan dan pemurnian campuran dilakukan berdasarkan pada zat-zat yang tercampur
tersebut. Misalnya campuran air dan pasir dipisahkan dengan menggunakan pengendapan
atau dekantasi. Campuran air dan garam dipisahkan dengan menggunakan metode
kristalisasi. Campuran air dan kapur dipisahkan dengan menggunakan metode penyaringan
atau filtrasi, dan sebagainya.
5.2 Saran
Agar pada saat praktikum menggunakan teknik yang lain selain yang dipercobakan,
seperti teknik pemusingan (sentrifugal) dan distilasi.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.
S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1. ITB: Bandung.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.
BAB 1
PENDAHULUAN
Unsur, senyawa dan campuran itulah yang harus dipahami dalam ilmu kimia. Unsur adalah materi
yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih sederhana, contohnya
hidrogen, oksigen, besi, tembaga dan sebagainya sampai saat ini telah diketahui dari 100 unsur dan
diharapkan akan ditemukan lagi unsur baru dimasa mendatang. Senyawa adalah materi yang
dibentuk dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu, jadi senyawa masih dapat
diuraikan menjadi unsur pembentuknya. Contoh air terbentuk dari oksigen dan hidrogen dengan
perbandingan massa 8 dan 1 artinya 89 oksigen bergabung dengan 19 hidrogen menjadi 99 air atau
199 oksigen dengan 29 hidrogen menjadi 189 air unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena
pertikel kecilnya satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena
partikel terkecil satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa. Campuran adalah dua zat tunggal
atau lebih dengan perbandingan sembarang contohnya campuran antara unsure nitrogen dan
oksigen, antara besi dan belerang perbandingan kedua unsur boleh 1:2, 3:7, 2:1 dsb. Jika
membentuk senyawa, perbandingan dua unsur harus tertentu. Contohnya nitrogen dioksida
mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7 dan 16 dalam senyawa besi sulfid
perbandingan massa besi dan belerang harus 7 dan 4. tidak boleh lain. Campuran dapat terjadi
antara senyawa. Contoh air dengan alkohol antara unsur dengan senyawa, contohnya nitrogen
dengan uap air. Campuran dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan heterogen, campuran
homogen adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih yang sama partikelnya menyebar merata
sehingga membentuk satu fase. Satu fase adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula disemua
bagian bejana sama baik diatas dibawah maupun dipinggirnya. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan
komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana contohnya,
campuran air dan dengan minyak kelapa pada mulanya kedua zat tidak bercampur, lalu setelah
dikocok dengan kuat minyak menyebar dialam berupa gelembung-gelembung kecil
A B
Gambar 1.1 Air dan minyak (a) tidak bercampur dan (b) bercampur dengan heterogen pada
gelombang hanya terdapat minyak, sedangkan lainnya adalah air. Jadi minyak tidak menyebar
merata seperti gula dan air. Dengan kata lain dalam campuran heterogen masih ada bidang batas
antara kedua komponen atau mengandung lebih dari satu fase. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa, materi dapat dibagi atas zat murni (tunggal) dan campuran (majemuk). Zat murni ada dua
yaitu unsur dan senyawa. Senyawa terbentuk dari dua unsur atau lebih dengan komposisi
sembarang. Campuran dapat diubah menjadi zat murni atau sebaliknya, zat murni dapat digabung
menjadi campuran. Kedua proses ini termaksud pristiwa fisika, demikian juga dengan beberapa
unsur dapat bersatu membentuk senyawa dan sebaliknya senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-
unsurnya. Peristiwa ini tersebut peristiwa kimia
perubahan
kimia
gambar 1.2 Klasifikasi materi
setiap zat murni baik unsur maupun senyawa, terbentuk dari partikel kecil yang sama ukuran dan
massanya partikel suatu unsur disebut atom, dan partikel senyawa adalah molekul contohnya besi
berdiri dari atom-atom besi dan air sebagai senyawaterdiri dari molekul air.
A B
Gambar 1.3 partikel materi (a) atom besi dan B molekul air
Sebagai bukti bahwa materi (a) atom besi dan (b) molekul air tekecil dapat dilihat pada
percobaan berikut, jika sendok gula di masukan kedalam segelas air, tak lama kemudian gula
melarut dan tidak kelihatan gula tidak hilang tetapi terpecah menjadi partikel terkecil dam menyebar
merata keseluruh air, buktinya semua air menjadi manis. Bila minyak wangi di teteskan di telapak
tangan. Tak lama kemudian hilang karena telah terurai menjadi partikel kecilnya dan terbang
kesegala penjuru sehingga ruangan menjadi wangi(Syukri,1999)
Pemisahan campuran, kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen contohnya : tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik
dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup sehari-hari mengandung bermacam unsur
seperti, oksigen, nitrogen, uap, dan air dan sebagainya demikian juga air yang kita pakai sehai-hari
bukanlah air minum, melainkan mengandung zat-zat lain didalam bentuk gas, cair atau padat. Untuk
memperoleh hasil murni kita harus memisahkan dari campurannya. Sebagai untuk mendapatkan air
suling (aquades) kita harus menyulingnya dari air sumur/sungai untuk memperoleh minyak goreng
kita harus memisahkan dari buah kelapa atau biji jagung. Campuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisik tidak merubah zat selama pemisahan, sedangkan
secara kimia, satu komponen atau lebih dihasilkan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan disini
yang akan dibahas disini adalah pemisahan secara fisika cara atau teknik pemisahan campuran
bergantung pada jenis wujud atau sifat komponen, yang terkandung didalamnya. Jika komponen
berwujut padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam. Mulai dari porinya yang besar sampai sangat halus. Contohnya dengan kertas
saring dan selaput permiable kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
pelarut serta memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam
air tidak dapat dipisahkan dengan saringan. Karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring
dan selaput semi permiable campuran itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi
rekristalisasi,ekstraksi, dan kromatografi suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak
mempunyai struktur Kristal yang berkembang biak disebut amotf ( tanpa bentuk).
Destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih antara dua cairan atau
lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat. Kita dapat menguapkan dan menggembungkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan menggalirkan uap ke
tabung pendingin contohnya memisahkan campuran air dan alcohol.
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar. Karena zat banyak padat seperti
garam, kuarsa dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan
menduga bahwa atom, ion apapun molekul zat padat ini juga tersusun simetris. Teknik pemisahan
dengan kristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Contohnya garam dapat dipisahkan
dari air karena garam berupa padatan. Air garam secara perlahan dipanaskan dalam bejana terbuka,
maka air akan menguap sedikit demi sedikit pemanasan dihentikan saat larutan jenuh. Jika dibiarkan
akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan, setelah pengkristalan sempurna, garam dapat
dipisahkann dengan menyaring perbedaan itu karena cukup besar, dan sebaliknya komponen yang
akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar ( keenean,1999)
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh
dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH
berair. NaCL nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas,
perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu garam yang tak
mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam
normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk
lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya:
FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-
rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam
kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur
morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang
terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin
sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi
akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana seperti kubus,
oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal
dengan struktur yang lebih kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan
menahan cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan
yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa
tercapai (Svehla, 1979).
Ekstraksi, pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan pelarutan
komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran komponen(misalkan A dan B) dimasukan
kedalam pelarut X dan Y syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air dan minyak.
Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur semua dan kemudian
didiamkan sampai larutnya X dan Y memisah kembali kini zat A dan B. Berada dalam X dan Y. tetapi
perbandingannya sama. Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membuka keran corong pemisah
perlahan-lahan dan di tamping didalam bejana
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berbagai wujud, baik padat, cair dan gas. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya. (Syukri s. 1999).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat-alat
- Sendok
- Corong gelas
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Enlemeyer
- Hot plate
- Neraca analitik
- Gelas ukur
3.1.2 Bahan-bahan
- Garam dapur
- Kapur tulis
- Pasir
- Minyak goreng
- CuSO4.5H2O
- Norit
- Sirup
- Aquades
- Kertas saring
3.2.1 Dekantasi
- Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi air sebelumnya
3.2.3 Penguapan
3.2.4 Sublimasi
- Dimasukkan satu sendok naftalena (kapur barus) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap
3.2.5 Ekstraksi
3.2.6 Adsorpsi
3.2.7 Rekristalisasi
- Dilarutkan satu sendok garam dapur ke dalam 50 mL air
BAB 4
Tabel Pengamatan
1. Dekantasi
a. Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam- Air dan pasir tidak menyapu (menjadi
gelas kimia yang telah diisi air campuran heterogen)
b. Pasir dibiarkan mengendap - Pasir mengendap ke bagian bawah
c. Cairan yang ada di bagian atasnya di- Air menjadi murni dan jernih kembali
tuang
d. Diamati kejernihan air yang telah di
tuang
2 Filtrasi (Penyaringan)
a. Kapur tulis digerus hingga menjadi- Air menyatu dengan kapur tulis, air
bubuk menjadi putih keruh
b. Dimasukkan bubuk kapur tulis ke dalam- Kapur tulis tertahan dikertas saring,
gelas kimia yang telah diisi air, kemudian karena pori-pori kertas saring sangat kecil
diaduk dan hanya dapat ditembus oleh air
c. Disaring dengan menggunakan kertas- Air menjadi murni dan jernih kembali
saring
d. Diamati kejernihan filtratnya (air setelah
disaring)
3 Penguapan
a. Dilarutkan satu sendok CuSO4.5H2O ke- Airnya menguap, kandungan air dalam
dalam 10 mL air CuSO4.5H2O pun ikut menguap
b. Diuapkan hingga volumenya menjadi 5- CuSO4.5H2O kembali menjadi kristal
mL dan digunakan hot plate untuk (CuSO4)
penguapan tersebut - Warna kristal menjadi lebih muda, karena
c. Didinginkan larutan tersebut kandungan airnya menguap
d. Diamati warna kristal CuSO4.5H2O
4 Sublimasi
5 Ekstraksi
a. Air dan minyak goreng dimasukkan ke- Dengan memanfaatkan sifat kepolaran
dalam corong pisah, lalu dikocok dari masing-masing zat dalam hal ini air
b. Setelah dikocok, dibiarkan air dan dan minyak goreng, maka air yang
minyak goreng terpisah bersifat polar dan minyak goreng yang
c. Dibuka keran corong pisah untuk bersifat non polar akan terpisah,
mengeluarkan air yang berada di bawah meskipun pada awalnya bercampur
6 Adsorpsi
- Norit merupakan adsorben
a. Digerus norit hingga menjadi bubuk /
- Norit menyerapwarna sirup
serbuk
- Warna sirup menjadi lebih muda / terang
b. Sediakan sirup
dari sebelumnya karena norit menjerap
c. Diberikan norit pada kertas saring
warna yang ada pada sirup
sebanyak satu sendok
d. Tuang sirup ke kertas saring, lalu lihatlah
perubahan warna yang terjadi pada
filtrat
7 Rekristalisasi
a. Diambil satu sendok garam dapur dan- Air dan garam menjadi campuran
dilarutkan dalam 50 mL air, kemudian homogen
diaduk - Air menguap dan garam tertinggal di
b. Uapkan larutan tersebut dengan gelas kimia
menggunakan hot plate - Garam menjadi kristal kembali dan
c. Amati kristal yang terbentuk dan menempel pada gelas kimia
menempel pada gelas kimia
4.2 Pembahasan
Proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya untuk
memisahkan campuran heterogen antara pasir dan air dilakukan dengan cara dekantasi yaitu
dengan membiarkan pasir mengendap dibawah dan diperoleh kembali air yang murni dan jernih.
Memisahkan bubuk kapur tulis yang telah tercampur dengan air dapat dilakukan dengan
menuangkan campuran tersebut ke kertas saring, maka bubuk kapur tulis dan air akan terpisah
kembali antara bubuk kapur tulis dengan air. Diperoleh kristal CuSO4 kembali dari proses penguapan
dari campuran satu sendok CuSO4.5H2O dengan 10 mL air. Pada proses sublimasi, naftalena dan
garam yang telah tercampur akan terpisah kembali, karena naftalena dapat menyublim dengan
cepat dan menempel pada corong kaca, sedangkan garam tertinggal di cawan penguap. Dengan
memanfaatkan sifat kepolaran dari air dan minyak goreng, air yang bersifat polar dan minyak goreng
bersifat non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur. Norit yang merupakan
adsorben akan menjerap warna yang ada pada sirup, sirup yang pada awalnya berwarna kuning
pekat akan menjadi lebih muda. Diperoleh kristal garam dapur kembali dari campuran homogen air
dan garam dapur, dengan proses rekristalisasi yaitu menguapkan campuran tersebut di atas hot
plate.
Pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran.
Pemisahan dan pemurnian suatu zat yang telah tercampur dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
a. Dekantasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara langsung. Prinsip
kerja dekantasi yaitu dilakukan karena perbedaan partikel, massa dan wujudnya yang cukup besar.
Zat / partikel pasir berada pada dasar beker gelas, hal ini terjadi karena massa jenis pasir lebih besar
dari massa jenis air.
b. Filtrasi, yaitu pembersihan partikel-partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septem, yang diatasnya padatan akan terendapkan. Prinsip kerjanya
yaitu, pemisahan zat dari campurannya melalui penyaringan yang didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana
ukuran partikel lebih kecil dari lubang penyaring akan melewati proses penyaringan sedangkan
ukuran partikel yang lebih besar akan tertahan.
c. Penguapan, yaitu proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air). Prinsip kerjanya didasarkan pada salah satu zat yang bercampur
pada keadaan lewat jenuh, serta perbedaan titik didih zat tersebut.
d. Sublimasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan
cara penyubliman melalui pemanasan. Salah satu zat dapat menyublim sedangkan yang lainnya tidak
ikut menyublim karena memiliki perbedaan titik leleh merupakan prinsip kerja sublimasi, hal inilah
yang terjadi pada campuran naftalena (kapur barus) dan garam yang dipanaskan, dimana naftalena
lebih cepat menguap dibandingkan garam karena titik leleh naftalena lebih rendah dari garam.
e. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda.
f. Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas,
terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu
lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
g. Rekristralisasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan
komponen tercampu dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Rekristalisasi dapat dilakukan
untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang idak saling bereaksi dan masing-
masing komponen masih memiliki dan mempertahankan sifat-sifat asalnya.
Campuran meliputi:
1. Larutan, yaitu campuran yang bersifat homogen. Misalnya: larutan gula, larutan cuka, larutan garam,
dan lain-lain. Campuran homogen adalah campuran campuran yang dimana semua bagian campuran
memiliki susunan yang sama dan seragam sehingga sulit untuk dibedakan. Campuran homogen juga
disebut larutan.
2. Suspensi, yaitu campuran yang bersifat heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang
penyusunnya tidak seragam atau tidak sama sehingga masih bisa dibedakan. Misalnya: campuran
tanah dengan batu kerikil.
3. Dispersi koloid, yaitu campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen. Misalnya: susu, asap,
kabut dan lain-lain.
Secara umum, “Like Dissolves Like” menerangkan tentang prinsip kelarutan dimana suatu zat
hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada
pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Contoh pada
proses ekstraksi, air yang bersifat polar dan minyak yang bersifat non polar tak akan bisa bersatu
karena perbedaan sifat kepolarannnya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, adsorpsi, kristalisasi,
sublimasi dan ekstraksi pelarut.
- Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan massa jenis, titik didih, ukuran partikel
dan kelarutan dari masing zat, baik zat pelarut maupun zat terlarut.
- Campuran homogen merupakan campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat-zat yang
bercampur didalamnya seluruh bagian campuran homogen memiliki sifat sama, sedangkan
campuran heterogen merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur
dengan zat lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali atau diketahui perbedaan sifat-sifat
partikel dari zat yang bercampur tersebut seperti bentuk dan warna
5.2 Saran
- Diharapkan pada percobaan selanjutnya, digunakan teknik pemisahan dan pemurnian dengan cara
kromotografi destilasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah,
Jakarta: Gramedia,
Jakarta : Erlangga.
Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali dengan pemanasan pada suhu tinggi akan
menurunkan kualitasnya.pemanasan minyak pada suhu tinggi dengan adanya oksigen akan
merusak asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam minyak. Oksigen akan
mengoksidasi minyak dengan cepat pada proses penggorengan.dalam industri pangan, arang
aktif dapat digunakan untuk pemurnian minyak goreng bekas. Arang aktif berfungsi untuk
menghilangkan warna dan asam lemak bebas
A. Judul:
Pelatihan Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Adsorben Arang Aktif Bagi
Pengusaha Gorengan (Pisang, Tempe dan Tahu) di Kelurahan Wumialo, Kota
Gorontalo.
Di wilayah Kecamatan Kota Barat desa Wumialo terdapat sentra kelompok industri
rumah tangga (home industri) dengan bidang usaha produksi gorengan pisang, tahu dan
tempe. Secara geografi kelurahan Wumialo merupakan kelurahan yang terletak di pusat kota
Gorontalo, dan berpenduduk 3400 jiwa. Sentra industri rumah tangga yang bergerak dalam
usaha penggorengan pisang, tempe dan tahu keberadaannya di Gorontalo terhitung telah
lama, kurang lebih 7 tahun yang lalu yakni sejak tahun 2001 dan berkembang dengan baik di
daerah ini. Hal ini karena ditunjang dengan bahan baku yang merupakan hasil dari mata
pencaharian penduduk kelurahan dan disekitar kelurahan ini, yang sebagian besar sebagai
petani penghasil pisang, tempe dan tahu. Pada awalnya pengusaha industri rumah tangga ini
hanya sedikit, dan minyak yang dipakai setiap kali penggorengannya juga masih sedikit.
Kondisi usaha gorengan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat, hal ini dapat
dilihat dengan bertambahnya pemakaian minyak goreng, rata-rata 20 kg perhari/ untuk satu
lokasi gorengan. Di Kelurahan Wumialo, terdapat 5 lokasi penggorengan.
Bahan baku minyak goreng yang digunakan saat ini harga perkilogram Rp. 13000.-
Modal yang diperlukan untuk beroperasi setiap harinya Rp.1.300.000.- untuk lima lokasi
penggorengan. Dalam satu hari, setiap penggoreng selalu menghasilkan minyak goreng bekas
yang berwarna hitam sebanyak ±10 liter perhari. Bisa dibayangkan apabila hal ini tidak
ditangani oleh pengusaha atau tidak dicarikan upaya penanggulangannya, maka minyak
goreng bekas akan menjadi permasalahan yang serius.
Menggoreng dengan suhu tinggi akan menurunkan mutu minyak yang antara lain
ditunjukkan oleh warna yang semakin gelap. Hal ini akan menurunkan mutu gorengan baik
dari segi rasa, penampilan dan kesehatan, sehingga perlu dilakukan pemurnian dengan
adsorben arang aktif yang mampu memperbaiki kembali mutu minyak yang telah digunakan
untuk menggoreng. Mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang telah
dipakai berulang kali akan berpengaruh terhadap kesehatan, sebab akan menyebabkan tumor
atau kanker (Winarno, 2004).
Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali dengan pemanasan pada suhu tinggi
akan menurunkan kualitasnya. Menurut Perkins (1967), pemanasan minyak pada suhu tinggi
dengan adanya oksigen akan merusak asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam
minyak. Oksigen akan mengoksidasi minyak dengan cepat pada proses penggorengan.
Menurut Simanjuntak (1995), dalam industri pangan, arang aktif dapat digunakan untuk
pemurnian minyak goreng bekas. Arang aktif berfungsi untuk menghilangkan warna dan
asam lemak bebas.
Melihat perkembangan usaha gorengan di Kelurahan Wumialo yang sangat pesat dan
menghasilkan minyak goreng bekas yang sangat banyak, maka dipandang perlu dilakukan
pelatihan kepada pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe untuk pemurnian minyak
goreng bekas menggunakan adsorben arang aktif, sehingga masih dapat dimanfaatkan lagi
dan produktivitasnya dapat ditingkatkan.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1. Sebagian besar masyarakat terutama pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu masih
menggunakan minyak goreng bekas yang warnanya sudah hitam, dan tidak memenuhi
syarat kesehatan.
2. Kurangnya pengetahuan khalayak sasaran (pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu)
tentang bagaimana cara memurnikan minyak goreng bekas menggunakan adsorben arang
aktif, sehingga produktivitasnya tidak optimal.
D. Tujuan Program
1. Untuk mengatasi permasalahan tentang penggunaan minyak goreng bekas yang tidak
memenuhi syarat kesehatan oleh pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu di
Kelurahan Wumialo dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan.
Hal-hal yang ingin dicapai dalam kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk menanamkan wawasan secara umum kepada khalayak sasaran (pengusaha gorengan
pisang, tempe dan tahu) tentang pentingnya memurnikan minyak goreng bekas, sebab
dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
2. Mengenalkan salah satu alternatif pemurnian minyak goreng bekas menggunakan adsorben
arang aktif.
3. Membantu para pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe di kelurahan Wumialo
Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo untuk meningkatkan produktivitas usahanya
dengan cara mengolah/memurnikan minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif.
4. Terciptanya iklim kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara pengusaha kecil
di masyarakat dengan lembaga Perguruan Tinggi, dalam hal ini direncanakan untuk
jangka panjang mahasiswa jurusan Kimia melalui UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) akan
memproduksi arang aktif dalam skala besar, kemudian dijual ke masyarakat pengguna.
F. Kegunaan Program
Bagi kelompok khalayak sasaran (para pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe)
kegiatan ini secara langsung dapat dirasakan dan sangat berguna untuk peningkatan
pengetahuan dan ketrampilannnya dalam memurnikan minyak goreng bekas dengan adsorben
arang aktif. Bagi Pemerintah Daerah dan Instansi terkait, terutama dinas Kesehatan, kegiatan
ini merupakan bentuk pembinaan yang secara tidak langsung meringankan beban tugas dan
fungsinya. Sementara itu bagi pelaksana kegiatan (mahasiswa dan dosen) akan bermanfaat
dalam pengembangan ilmu terapan di masyarakat.
Khalayak sasaran kegiatan ini adalah para pengusaha gorengan pisang, tahu dan
tempe di Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Selain sebagai
penjual gorengan pisang, tempe dan tahu, manyarakat desa Wumialo memiliki mata
pencaharian lainnya, diantaranya adalah sebagai petani pisang serta pembuat tempe dan tahu,
sehingga menunjang penyediaan bahan baku pembutan gorengan.
2. Melakukan pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa di laboratorium kimia UNG.
5. Pelaksanaan pelatihan. Pada kegiatan ini kelompok pengusaha gorengan pisang, tahu dan
tempe (peserta pelatihan) diajak untuk mempraktekkan sendiri teknologi pemurnian
minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif.
Evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu (1) mulai dari perencanaan, (2)
selama proses pelaksanaan dan (3) akhir kegiatan. Evaluasi pada awal kegiatan dilakukan
untuk memantapkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Evaluasi selama proses
pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan program dan umpan balik untuk
perbaikan lanjutan. Evaluasi pada akhir kegiatan dilakukan untuk tingkat keberhasilan dari
keseluruhan program kegiatan.
2. 75 % dari seluruh peserta pelatihan mampu memurnikan sendiri minyak goreng bekas
dengan adsorben arang aktif dari tempurung kelapa.
Evaluasi dilakukan melalui instrumen, dan observasi partisipasi aktif selama proses
kegiatan pelatihan berlangsung.
I. Jadwal
Kegiatan
Program
Rencana
kerja dari
kegiatan ini
mengacu pada
metode kegiatan
yang telah
diuraikan di
bagian terdahulu.
Secara lebih
spesifik rencana
kegiatan dan
jadwal kerja
disusun dalam
bentuk tabel
sebagai berikut :
N K Bulan ke-
o E 1 2 3 4 5 6
G
I
A
T
A
N
1 S x
u
r
v
e
i
l
a
p
a
n
g
a
n
2 Perijinan dan persiapan
3 Diskusi pemantapan
4 Pembuatan arang aktif
5 Pelaksanaan pelatihan
6 Penerapan hasil pelatihan
7 Evaluasi dan monitoring
8 Penyusunan draft laporan
9 Seminar hasil/revisi/penye-
rahan laporan
Jabatan struktural : -
L. Biaya
1) Tahap persiapan
Total Rp 1. 955.000,-
2) Operasional Lapangan
No Kegiatan Biaya yang
diperlukan
1 Biaya pelatihan (konsumsi, dll) Rp. 3.000.000,-
Total Rp.
4.425.000,-
3) Lain-Lain
No Kegiatan
Biaya yang diperlukan
1 Penyusunan/Penulisan Konsep Laporan Rp 500.000,-
2 Seminar Laporan Rp 300.000,-
3 Revisi dan Pengetikan Akhir Laporan Rp 150.000,-
4 Penggandaan Laporan Rp 150.000,-
5 Penjilidan Laporan Rp 50.000,-
Rekapitulasi Biaya :
2. Pelaksanaan : Rp 4.425.000,-
M. Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
a. Ketua Pelaksana
Agama : Islam
Tahun Lulus
Sekolah Dasar (SD) :1999 (SDN Rusa Kencana, Kec. Toili Prov. Sulteng)
Anak ke : 1 / 3
b. Anggota Pelaksana
Agama : Islam
Tahun Lulus
Sekolah Dasar (SD) :1999 (SD Inpres Tirta Kencana, Kec. Toili Prov. Sulteng)
Anak ke : 1 / 3
Agama : Islam
Tahun Lulus
Anak ke : 1 /4
Agama : Islam
Tahun Lulus
Anak ke : 3/3
F. Tahap Persiapan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung kelapa.Bahan kimia yang
digunakan CaCl2 30% dan akuades
Alat-alat yang digunakan adalah retort destilasi kering, tanur, oven, neraca analitik, eksikator,
spectronik 20, pompa vakum, buret, pipet, gelas piala, cawan porselen, lau erlenmeyer, gelas ukur dan
alat-alat gelas lainnya.
5. Prosedur Kerja
Penelitian dilakukan dengan tiga faktor perlakuan yaitu jenis bahan baku, cara pengaktifan dan bahan
pengaktif.
Analisis sifat arang aktif meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon
terikat, dan daya absorbsi terhadap iodium. Sebagai pembanding dlakukan juga analisis yang sama
terhadap sifat arang aktif komersil yang diimpor dari Jepang.
Setelah analisis sifat arang aktif, dilakukan pengujian kemampuan arang untuk memurnikan minyak
goreng bekas. Sifat minyak yang dianalisis baik sebelum dan sesudah minyak dimurnikan adalah
kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan kejernihan atau warna minyak.
Pengecilan ukuran bahan baku untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sehingga pengarangannya
sempurna dan dapat terisi secara optimum. Ukuran panjang dan lebar bahan baku maksimum 2 cm
kecuali untuk tempurung kelapa yang bentuknya tidak teratur.
Bahan yang telah dikecilkan kemudian dikeringkan dan ditentukan kadar airnya. Sebagian bahan baku
yang telah kering diarangkan dan sebagian lagi langsung direndam dalam bahan pengaktif.
Sejumlah tertentu bahan baku dimasukkan kedalam retort pengarangan. Pemanasan dilakukan secara
lambat mulai dari suhu kamar sampai dicapai suhu 500 0C. Waktu pengarangan berkisar dari 5 sampai
6 jam, kemudian retort dibiarkan dingin selama 24 jam. Arang yang dihasilkan ditimbang, dihitung
rendemennya kemudian disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat.
Sejumlah tertentu bahan pembuat arang aktif direndam dalam larutan pengaktif CaCl2 30% selama 24
jam kemudian ditiriskan dan dikeringkan.
Sampel yang telah kering diaktifasi pada suhu 900 0C selama 30 menit dengan mengalirkan uap air.
Setelah aktifasi selesai, retort dibiarkan dingin selama 24 jam. Arang aktif yang diperoleh ditimbang,
dihitung rendemennya kemudian disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat.
Arang aktifasi dicuci dengan air destilata sampai diperoleh filtrat yang netral kemudian dikeringkan.
Contoh minyak dipanaskan sampai suhu 80 0C kemudian ke dalamnya ditambahkan adsorben yang
sebelumnya telah dikeringkan dalam oven 105 0C selama 3 jam sebanyak 5% (w/W) dan diaduk
selam 1 jam. Setelah 1 jam sampel disaring dengan bantuan pompa vakum kemudian dianalisis.