Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk
campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang
tergantung didalamnya.
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan
gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar
mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk
campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya,
misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair,
atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan
senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.

Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar
atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti
pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan
campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.

1.2 Tujuan Percobaan


- Untuk mendapatkan zat murni dari zat yang telah tercemar atau tercampur.
- Mempelajari jenis-jenis pemisahan dan pemurnian.
- Mengetahui cara-cara pemurnian suatu campuran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau
tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur
atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat
bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen.
(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
- mempunyai sifat zat asalnya
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
- Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain
itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar
merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran
dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran
homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-
sifat yang sama diseluruh cairan.

Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat


memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata
antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran
heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat
dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran
memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.
(Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara
fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau
lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang
porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
(Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat
mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan
pembedaan :
a. Memisahkan zat padat dari suspensi
suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat),
setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair.
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
- Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar
endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan
untuk penyaring adalah:
- kertas saring
- penyaring asbes murni atau platinum
- lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
- Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.
Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali
lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan
pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau
kristalisasi.
- Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut.
Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada
pelarutnya.
- Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.
Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak
cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan
dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena
komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
- Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan
titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat
larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah
pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring.
(Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis
cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan coronh pisah.
- Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih.
Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian
mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan
mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol.
Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran dipanaskan
(dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi
sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni.
(Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1)
- Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada
pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut
(yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari
larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
- suhu
- ph
- efek garam
- kompleksasi
- derajat supersaturasi
- sifat pelarut
(Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)
- Corong Pisah
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah
yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih
ringan. Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air,
didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong,
dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
- Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter
kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.
Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan, dimana tetesan pelarut
yang lebih ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang
lebih berat. Penerapan teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak.
Ekstraksi arus lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah tabung, pelarut
yang telah kehilangan hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain yang masih
bersih.
Diantar berbagai metode pemisahan ekstraksi merupakan metode yang paling baik
dan paling popular, alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya
memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersi, cepat dan
mudah.
Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya
diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat.
Syarat sublimasi :
- Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah titk
lelehnya.
- Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di sublimasikan
pada suhu dan tewkanan yang cocok.
Penggunaan sublimasi :
- Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa yang
sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun pada
kondisi yang di gunakan.
- Senayawa-senyawa prgani seperti :
Naftalena, asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.
- Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari senyawa
itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang mem[unyai
titik berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan perlahan-lahandi
bawah 1790 naftalena akan menguap tanpa meleleh terlebih dahulu dengan demikian
penguapan akan berjalan terus sehingga padatan hilang.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
- Sendok
- Gelas kimia 100 ml
- Corong gelas
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Alat pemanas
- Neraca akalitik

3.1.2 Bahan-bahan
- Garam
- Norit
- Kapur tulis
- Sirup
- Naftalena
- Pasir
- Minyak goreng
- Aquades
- Kertas saring

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Dekantasi
- Dimasukkan satu sendok pasir kedalam gelas kimia yang telah diisi air, pasir dibiarkan
mengendap dan cairan yang ada dibagian atasnya dituang.

3.2.2 Filtrasi
- Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang telah diisi air, diaduk, disaring dengan
menggunakan kertas saring.
3.2.3 Kristalisasi
- Dilarutkan 5 gram norit kedalam 10 ml aquades ditabung reaksi kemudian uapkan larutan
hingga volumenya menjadi setengahnya, lalu dinginkan.
3.2.4 Sublimasi
- Dimasukkan 2 gram naftalena yang tercemar dalam cawan penguap. Tutup cawan penguap
dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan tutup lagi dengan corong kaca
dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat kertas.
3.2.5 Ekstraksi
- Dimasukkan air dan minyak goreng kedalam corong pisah, kocok dan biarkan hingga kedua
cairan tersebut memisah.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No. Perlakuan Pengamatan
1. Dekantasi
- 1 sendok pasir dimasukkan kedalam baker Mengendap, larutan keruh,
gelas ditambah aquades 100 ml. campuran heterogen.
- Di aduk.
- Di tunggu sampai mengendap.

Kristalisasi
2.- 2 gram NaCl ditambah 10 ml H2O, lalu di
aduk. Terjadinya kristalisasi yang
- Kemudian dipanaskan hingga terbentuk baru pada NaCl.
kristal-kristal.

Filtrasi
3.- Dimasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis.
- Masukkan H2O sebanyak 25 ml, lalu di Adanya residu didalam
aduk kemudian disaring. kertas saring dan filtrat
- Amati hasilnya. pada hasil saringan (H2O).

Sublimasi
- Dimasukkan 25 gram naftalena ditambah
4. NaCl pada cawan penguap.
Dibalik kertas saring
- Letakkan kertas saring diatas corong kaca, terdapat kristal-kristal dari
lalu corong kaca dibalik untuk menutup naftalena karena titik uap
cawan penguap. naftalena lebih rendah dari
- Dipanaskan dan di amati hasilnya. NaCl, sehingga naftalena
lebih dulu menguap
Absorpsi dibanding NaCl.
- Dimasukkan sirup kedalam Baker gelas.
- Disaring dengan kertas saring yang telah
diberi norit di atas corong kaca.
5.- Di amati hasilnya.
Sirup yang telah disaring
Ekstraksi menghasilkan warna yang
- Dimasukkan minyak kedalam corong lebih muda dari sirup yang
pisah. belum disaring, karena zat
- Kemudian dokocok dan di amati hasilnya. warna diserap oleh norit
yang berperan sebagai
absorben.
6.
Larutan keruh, terjadi dua
fase pada larutan, larutan
bagian atas minyak dan
bagian bawah air. Karena
massa jenis air lebih besar
daripada massa jenis
minyak. Air bersifat polar
dan minyak bersifat non
polar.

4.2 Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang
saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau
tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami
percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
- Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.
Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air
- Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya
kembali. Contohnya adalah pemurnian garam dapur.
- Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat
lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah.
Contohnya campuran pasir dan air.
- Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan.
Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit.
- Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu
partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya
dengan garam.
- Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran
suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari
campurannya.
Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir
dilarutkan kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir
lebih besar daripada massa jenis air.
Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan campuran tampak keruh.
Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, kapur tulis tertahan pada kertas saring
karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas
saring.
Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang tercemar
oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-
kecil, kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya
disumbat oleh tissue. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari
wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan dahulu.
Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya
corong kaca dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan) menghasilkan warna yang
lebih muda dari sirup sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang berperan sebagai
absorben.
Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan minyak
goreng dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak
goreng merupakan larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar, sedangkan
minyak goreng merupakan zat cair non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut
dalam air dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Kemudian kran corong pisah dibuka
untuk mengeluarkan air yang mengandung zat pengotor air dan minyak goreng dapat
tercampur dengan mencampurkan sabuntertentu yang mengandung surfaktan.
Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya
berbeda. Air bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air lrbih besar
daripada massa jenis minyak. Massa jenis air adalah 1 gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8
gr/cm3. Sehingga keduanya tidak bercampur.
Struktur Naftalena ( C10H8)

H H Titik Uap = 6,920C

C C

H C C H

atau

C
C

C C

H H

Referensai : Struktur Naftalena : Kimia SMA Jilid 3


Titik Uap Naftalena : Kimia Fisika, Ir Soekardjo

Minyak Nabati

Referensi : Struktur Minyak : Kimia Organik Jilid 2

Aplikasi proses pemisahan dan pemurnian dalam kehidupan sehari-hari adalah :


- Pembuatan Garam ( kristalisasi)
- Proses terjadinya awan (sublimasi)
- Penjernihan air menggunakan tawas (dekantasi)
- Pembuatan gula (kristalisasi)
- Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan)

Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk


mencampurkan zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi
pengocokan pada percobaan ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk
menunggu zat terlarut pada campuran tersebut mengendap.
Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut pada
camouran tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.
Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat
pada campuran.
Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada e\percobaan
sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan
dahulumzat yang mempunyai titik uap paling rendah.
Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan adsopsi
adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu
penyerap, yang menyerap zat pewarna pada sirup.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode
pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan
pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran.
- Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi,
filtrasi, sublimasi, ekstraksi dan absorpsi.
- Pemisahan dan pemurnian campuran dilakukan berdasarkan pada zat-zat yang tercampur
tersebut. Misalnya campuran air dan pasir dipisahkan dengan menggunakan pengendapan
atau dekantasi. Campuran air dan garam dipisahkan dengan menggunakan metode
kristalisasi. Campuran air dan kapur dipisahkan dengan menggunakan metode penyaringan
atau filtrasi, dan sebagainya.
5.2 Saran
Agar pada saat praktikum menggunakan teknik yang lain selain yang dipercobakan,
seperti teknik pemusingan (sentrifugal) dan distilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.
S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1. ITB: Bandung.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.

rabiatul adhawiyah alidrus


Minggu, 14 Oktober 2012

pemisahan dan pemurnian

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat, termasuk wujudnya, kompisisi, struktur,
proses pembentukan, reaksi kimia serta hubungan (pengaruh) antar materi lain. Ilmu merupakan
ilmu percobaan dan sebagian pengetahuannya diperoleh dari percobaan dan penelitian di
laboratorium. Pada kesempatan kali ini akan dipaparkan suatu bagian dari ilmu kimia yaitu mengenai
pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran (mixture) dua atau lebih zat
dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan
tidak memiliki susunan yang tetap. Campuran dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu
campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan sifat-
sifat fisiknya, misalnya kelarutannya, titik bekunya, maupun titik didihnya.

Campuran homogen misalnya campuran gas, molekul-molekul zat-zatnya tercampur dan


hanya memiliki satu fase (tak ada beda fase antara zat-zat penyusunnya, contohnya pada sirup dan
air). Sedangkan dalam campuran heterogen misalnya pada air keruh, air dan minyak, mesin atau
logam campuran lainnya dapat sifat dan susunannya yang berbeda (dua fase atau lebih). Dalam ilmu
kimia pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
penyaringan, dekantasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi dan lain-lain. Percobaan ini merupakan suatu
yang penting karena merupakan cabang ilmu kimia, oleh karena itu praktikan diharapkan dapat
memanfaatkan percobaan ini dengan sebaik-baiknya. Cara pemisahan itu dapat digolongkan
menjadi:

a. Pemisahan zat padat dari zat cair


b. Pemisahan zat padat dari zat padat
Dalam ilmu kimia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan diperlukan. Dalam
praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu
campuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyak melibatkan pemisahan campuran
seperti dalam pengolahan minyak bumi dan logam-logam.
Oleh karena itu pada bagian ini juga akan sedikit dibahas tentang pemisahan secara kimia,
yaitu kromatografi, sublimasi dan destilasi/ penyulingan. Jadi praktikan diharapkan dapat
mengetahui praktikum dan memanfaatkan percobaan ini sebaik-baiknya.

1.2 Tujuan Percobaan


- Mengetahui berbagai jenis pemisahan dan pemurnian
- Memahami prinsip pemurnian zat dan campurannya
- Mengetahui perbedaan campuran homogen dengan heterogen
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Unsur, senyawa dan campuran itulah yang harus dipahami dalam ilmu kimia. Unsur adalah materi
yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih sederhana, contohnya
hidrogen, oksigen, besi, tembaga dan sebagainya sampai saat ini telah diketahui dari 100 unsur dan
diharapkan akan ditemukan lagi unsur baru dimasa mendatang. Senyawa adalah materi yang
dibentuk dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu, jadi senyawa masih dapat
diuraikan menjadi unsur pembentuknya. Contoh air terbentuk dari oksigen dan hidrogen dengan
perbandingan massa 8 dan 1 artinya 89 oksigen bergabung dengan 19 hidrogen menjadi 99 air atau
199 oksigen dengan 29 hidrogen menjadi 189 air unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena
pertikel kecilnya satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena
partikel terkecil satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa. Campuran adalah dua zat tunggal
atau lebih dengan perbandingan sembarang contohnya campuran antara unsure nitrogen dan
oksigen, antara besi dan belerang perbandingan kedua unsur boleh 1:2, 3:7, 2:1 dsb. Jika
membentuk senyawa, perbandingan dua unsur harus tertentu. Contohnya nitrogen dioksida
mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7 dan 16 dalam senyawa besi sulfid
perbandingan massa besi dan belerang harus 7 dan 4. tidak boleh lain. Campuran dapat terjadi
antara senyawa. Contoh air dengan alkohol antara unsur dengan senyawa, contohnya nitrogen
dengan uap air. Campuran dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan heterogen, campuran
homogen adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih yang sama partikelnya menyebar merata
sehingga membentuk satu fase. Satu fase adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula disemua
bagian bejana sama baik diatas dibawah maupun dipinggirnya. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan
komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana contohnya,
campuran air dan dengan minyak kelapa pada mulanya kedua zat tidak bercampur, lalu setelah
dikocok dengan kuat minyak menyebar dialam berupa gelembung-gelembung kecil

A B

Gambar 1.1 Air dan minyak (a) tidak bercampur dan (b) bercampur dengan heterogen pada
gelombang hanya terdapat minyak, sedangkan lainnya adalah air. Jadi minyak tidak menyebar
merata seperti gula dan air. Dengan kata lain dalam campuran heterogen masih ada bidang batas
antara kedua komponen atau mengandung lebih dari satu fase. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa, materi dapat dibagi atas zat murni (tunggal) dan campuran (majemuk). Zat murni ada dua
yaitu unsur dan senyawa. Senyawa terbentuk dari dua unsur atau lebih dengan komposisi
sembarang. Campuran dapat diubah menjadi zat murni atau sebaliknya, zat murni dapat digabung
menjadi campuran. Kedua proses ini termaksud pristiwa fisika, demikian juga dengan beberapa
unsur dapat bersatu membentuk senyawa dan sebaliknya senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-
unsurnya. Peristiwa ini tersebut peristiwa kimia

perubahan

kimia
gambar 1.2 Klasifikasi materi

setiap zat murni baik unsur maupun senyawa, terbentuk dari partikel kecil yang sama ukuran dan
massanya partikel suatu unsur disebut atom, dan partikel senyawa adalah molekul contohnya besi
berdiri dari atom-atom besi dan air sebagai senyawaterdiri dari molekul air.

A B

Gambar 1.3 partikel materi (a) atom besi dan B molekul air

Sebagai bukti bahwa materi (a) atom besi dan (b) molekul air tekecil dapat dilihat pada
percobaan berikut, jika sendok gula di masukan kedalam segelas air, tak lama kemudian gula
melarut dan tidak kelihatan gula tidak hilang tetapi terpecah menjadi partikel terkecil dam menyebar
merata keseluruh air, buktinya semua air menjadi manis. Bila minyak wangi di teteskan di telapak
tangan. Tak lama kemudian hilang karena telah terurai menjadi partikel kecilnya dan terbang
kesegala penjuru sehingga ruangan menjadi wangi(Syukri,1999)

Pemisahan campuran, kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen contohnya : tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik
dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup sehari-hari mengandung bermacam unsur
seperti, oksigen, nitrogen, uap, dan air dan sebagainya demikian juga air yang kita pakai sehai-hari
bukanlah air minum, melainkan mengandung zat-zat lain didalam bentuk gas, cair atau padat. Untuk
memperoleh hasil murni kita harus memisahkan dari campurannya. Sebagai untuk mendapatkan air
suling (aquades) kita harus menyulingnya dari air sumur/sungai untuk memperoleh minyak goreng
kita harus memisahkan dari buah kelapa atau biji jagung. Campuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisik tidak merubah zat selama pemisahan, sedangkan
secara kimia, satu komponen atau lebih dihasilkan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan disini
yang akan dibahas disini adalah pemisahan secara fisika cara atau teknik pemisahan campuran
bergantung pada jenis wujud atau sifat komponen, yang terkandung didalamnya. Jika komponen
berwujut padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam. Mulai dari porinya yang besar sampai sangat halus. Contohnya dengan kertas
saring dan selaput permiable kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
pelarut serta memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam
air tidak dapat dipisahkan dengan saringan. Karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring
dan selaput semi permiable campuran itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi
rekristalisasi,ekstraksi, dan kromatografi suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak
mempunyai struktur Kristal yang berkembang biak disebut amotf ( tanpa bentuk).

Destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih antara dua cairan atau
lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat. Kita dapat menguapkan dan menggembungkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan menggalirkan uap ke
tabung pendingin contohnya memisahkan campuran air dan alcohol.

Gambar 1.3 Destilasi air dan alkohol


Titik didih air dan alkohol masing-masing 1000C dan 780C. jika campuran dipanaskan (dalam labu
destilasi) dan suhu diatur sekitar 78 0C maka alkohol akan menguap, sedikit demi sedikit uap itu
mengembun dalam pendingin dan pada akhirnya didapat larutan alkohol murni bila dicampur
mengandung komponen lebih dari dua, maka pengembunan dan penguapan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih yang paling rendah. Akan
tetapi pemisahan campuran sulit dan bisanya hasil yang dapat sedikit tercampur komponen lain
yang titik didihnya berdekatan.

Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar. Karena zat banyak padat seperti
garam, kuarsa dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan
menduga bahwa atom, ion apapun molekul zat padat ini juga tersusun simetris. Teknik pemisahan
dengan kristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Contohnya garam dapat dipisahkan
dari air karena garam berupa padatan. Air garam secara perlahan dipanaskan dalam bejana terbuka,
maka air akan menguap sedikit demi sedikit pemanasan dihentikan saat larutan jenuh. Jika dibiarkan
akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan, setelah pengkristalan sempurna, garam dapat
dipisahkann dengan menyaring perbedaan itu karena cukup besar, dan sebaliknya komponen yang
akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar ( keenean,1999)

Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh
dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH
berair. NaCL nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas,
perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu garam yang tak
mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam
normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk
lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya:
FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-
rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam
kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).

Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur
morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang
terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin
sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi
akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana seperti kubus,
oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal
dengan struktur yang lebih kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan
menahan cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan
yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa
tercapai (Svehla, 1979).
Ekstraksi, pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan pelarutan
komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran komponen(misalkan A dan B) dimasukan
kedalam pelarut X dan Y syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air dan minyak.
Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur semua dan kemudian
didiamkan sampai larutnya X dan Y memisah kembali kini zat A dan B. Berada dalam X dan Y. tetapi
perbandingannya sama. Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membuka keran corong pemisah
perlahan-lahan dan di tamping didalam bejana

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berbagai wujud, baik padat, cair dan gas. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya. (Syukri s. 1999).
BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Sendok

- Gelas kimia 100 mL

- Corong gelas

- Tabung reaksi

- Corong pisah

- Cawan penguap

- Batang pengaduk

- Pipet tetes

- Enlemeyer

- Hot plate

- Neraca analitik

- Gelas ukur

3.1.2 Bahan-bahan

- Garam dapur

- Kapur tulis
- Pasir

- Naftalena (Kapur barus)

- Minyak goreng

- CuSO4.5H2O

- Norit

- Sirup

- Aquades

- Kertas saring

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Dekantasi

- Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi air sebelumnya

- Diaduk air dan pasir tersebut

- Dibiarkan mengendap pasir tersebut

- Dituang air yang berada di bagian atas

3.2.2 Filtasi (Penyaringan)

- Digerus kapur tulis hingga menjadi bubuk

- Dimasukkan bubuk kapur tulis tersebut ke dalam gelas kimia

- Dituangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia

- Diaduk agar tercampur antara kapur tulis dan air

- Disiapkan corong kaca dan kertas saring

- Dilakukan penyaringn dengan kertas saring tersebut

3.2.3 Penguapan

- Dimasukkan satu sendok CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL air pada tabung reaksi


- Diuapkan larutan tersebut, digunakan hot plate untuk penguapan tersebut

- Dibiarkan hingga volumenya menjadi 5 mL

- Didingankan campuran tersebut

3.2.4 Sublimasi

- Digerus naftalena (kapur barus) hingga menjadi bubuk

- Dimasukkan satu sendok naftalena (kapur barus) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap

- Ditutup cawan penguap dengan kertas saring

- Dilubangi kecil-kecil kertas saring yang digunakan sebagai penutup tersebut

- Ditutupkan lagi dengan corong kaca cawan penguap tersebut

- Disumbat leher corong kaca dengan kertas

3.2.5 Ekstraksi

- Dimasukkan air dan minyak goreng ke dalam corong pisah

- Dikocok air dan minyak goreng tersebut

- Dibiarkan campuran tersebut hingga campurannya (kedua cairan) tersebut memisah

- Dipisahkan lapisan bawah dan lapisan atas

- Dibuka keran penutup corong pisah agar lapisan bawah terbuang

3.2.6 Adsorpsi

- Digerus norit hingga menjadi bubuk

- Dimasukkan satu sendok norit ke dalam kertas saring

- Dituangkan sirup di atas kertas saring tersebut

- Dibiarkan sirup tertampung di dalam gelas kimia

3.2.7 Rekristalisasi
- Dilarutkan satu sendok garam dapur ke dalam 50 mL air

- Diaduk campuran tersebut

- Diuapkan larutan tersebut dengan hot plate

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan

1. Dekantasi

a. Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam- Air dan pasir tidak menyapu (menjadi
gelas kimia yang telah diisi air campuran heterogen)
b. Pasir dibiarkan mengendap - Pasir mengendap ke bagian bawah
c. Cairan yang ada di bagian atasnya di- Air menjadi murni dan jernih kembali
tuang
d. Diamati kejernihan air yang telah di
tuang

2 Filtrasi (Penyaringan)

a. Kapur tulis digerus hingga menjadi- Air menyatu dengan kapur tulis, air
bubuk menjadi putih keruh
b. Dimasukkan bubuk kapur tulis ke dalam- Kapur tulis tertahan dikertas saring,
gelas kimia yang telah diisi air, kemudian karena pori-pori kertas saring sangat kecil
diaduk dan hanya dapat ditembus oleh air
c. Disaring dengan menggunakan kertas- Air menjadi murni dan jernih kembali
saring
d. Diamati kejernihan filtratnya (air setelah
disaring)

3 Penguapan

a. Dilarutkan satu sendok CuSO4.5H2O ke- Airnya menguap, kandungan air dalam
dalam 10 mL air CuSO4.5H2O pun ikut menguap
b. Diuapkan hingga volumenya menjadi 5- CuSO4.5H2O kembali menjadi kristal
mL dan digunakan hot plate untuk (CuSO4)
penguapan tersebut - Warna kristal menjadi lebih muda, karena
c. Didinginkan larutan tersebut kandungan airnya menguap
d. Diamati warna kristal CuSO4.5H2O

4 Sublimasi

a. Dimasukkan satu sendok naftalena- Naftalena (kapur barus) menyublim


(kapur tulis) dan sedikit garam ke dalam terlebih dahulu (tingkat menyublim pada
cawan penguap naftalena / kapur barus lebih tinggi
b. Cawan penguap ditutup dengan kertas daripada garam)
saring yang telah di lubangi kecil-kecil - Garam masih tertinggal pada cawan
c. Ditutup lagi cawan penguap tersebut penguap
dengan corong kaca dengan posisi- Naftalena (kapur barus) yang menyublim
terbalik menempel pada corong kaca
d. Leher corong kaca disumbat lalu
diuapkan dengan menggunakan hot
plate
e. Diamati kristal-kristal yang telah
menempel pada corong kaca

5 Ekstraksi

a. Air dan minyak goreng dimasukkan ke- Dengan memanfaatkan sifat kepolaran
dalam corong pisah, lalu dikocok dari masing-masing zat dalam hal ini air
b. Setelah dikocok, dibiarkan air dan dan minyak goreng, maka air yang
minyak goreng terpisah bersifat polar dan minyak goreng yang
c. Dibuka keran corong pisah untuk bersifat non polar akan terpisah,
mengeluarkan air yang berada di bawah meskipun pada awalnya bercampur

6 Adsorpsi
- Norit merupakan adsorben
a. Digerus norit hingga menjadi bubuk /
- Norit menyerapwarna sirup
serbuk
- Warna sirup menjadi lebih muda / terang
b. Sediakan sirup
dari sebelumnya karena norit menjerap
c. Diberikan norit pada kertas saring
warna yang ada pada sirup
sebanyak satu sendok
d. Tuang sirup ke kertas saring, lalu lihatlah
perubahan warna yang terjadi pada
filtrat

7 Rekristalisasi

a. Diambil satu sendok garam dapur dan- Air dan garam menjadi campuran
dilarutkan dalam 50 mL air, kemudian homogen
diaduk - Air menguap dan garam tertinggal di
b. Uapkan larutan tersebut dengan gelas kimia
menggunakan hot plate - Garam menjadi kristal kembali dan
c. Amati kristal yang terbentuk dan menempel pada gelas kimia
menempel pada gelas kimia
4.2 Pembahasan

Proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya untuk
memisahkan campuran heterogen antara pasir dan air dilakukan dengan cara dekantasi yaitu
dengan membiarkan pasir mengendap dibawah dan diperoleh kembali air yang murni dan jernih.
Memisahkan bubuk kapur tulis yang telah tercampur dengan air dapat dilakukan dengan
menuangkan campuran tersebut ke kertas saring, maka bubuk kapur tulis dan air akan terpisah
kembali antara bubuk kapur tulis dengan air. Diperoleh kristal CuSO4 kembali dari proses penguapan
dari campuran satu sendok CuSO4.5H2O dengan 10 mL air. Pada proses sublimasi, naftalena dan
garam yang telah tercampur akan terpisah kembali, karena naftalena dapat menyublim dengan
cepat dan menempel pada corong kaca, sedangkan garam tertinggal di cawan penguap. Dengan
memanfaatkan sifat kepolaran dari air dan minyak goreng, air yang bersifat polar dan minyak goreng
bersifat non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur. Norit yang merupakan
adsorben akan menjerap warna yang ada pada sirup, sirup yang pada awalnya berwarna kuning
pekat akan menjadi lebih muda. Diperoleh kristal garam dapur kembali dari campuran homogen air
dan garam dapur, dengan proses rekristalisasi yaitu menguapkan campuran tersebut di atas hot
plate.

Pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran.
Pemisahan dan pemurnian suatu zat yang telah tercampur dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:

a. Dekantasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara langsung. Prinsip
kerja dekantasi yaitu dilakukan karena perbedaan partikel, massa dan wujudnya yang cukup besar.
Zat / partikel pasir berada pada dasar beker gelas, hal ini terjadi karena massa jenis pasir lebih besar
dari massa jenis air.
b. Filtrasi, yaitu pembersihan partikel-partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septem, yang diatasnya padatan akan terendapkan. Prinsip kerjanya
yaitu, pemisahan zat dari campurannya melalui penyaringan yang didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana
ukuran partikel lebih kecil dari lubang penyaring akan melewati proses penyaringan sedangkan
ukuran partikel yang lebih besar akan tertahan.
c. Penguapan, yaitu proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air). Prinsip kerjanya didasarkan pada salah satu zat yang bercampur
pada keadaan lewat jenuh, serta perbedaan titik didih zat tersebut.
d. Sublimasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan
cara penyubliman melalui pemanasan. Salah satu zat dapat menyublim sedangkan yang lainnya tidak
ikut menyublim karena memiliki perbedaan titik leleh merupakan prinsip kerja sublimasi, hal inilah
yang terjadi pada campuran naftalena (kapur barus) dan garam yang dipanaskan, dimana naftalena
lebih cepat menguap dibandingkan garam karena titik leleh naftalena lebih rendah dari garam.
e. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda.
f. Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas,
terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu
lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
g. Rekristralisasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan
komponen tercampu dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Rekristalisasi dapat dilakukan
untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang idak saling bereaksi dan masing-
masing komponen masih memiliki dan mempertahankan sifat-sifat asalnya.
Campuran meliputi:

1. Larutan, yaitu campuran yang bersifat homogen. Misalnya: larutan gula, larutan cuka, larutan garam,
dan lain-lain. Campuran homogen adalah campuran campuran yang dimana semua bagian campuran
memiliki susunan yang sama dan seragam sehingga sulit untuk dibedakan. Campuran homogen juga
disebut larutan.
2. Suspensi, yaitu campuran yang bersifat heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang
penyusunnya tidak seragam atau tidak sama sehingga masih bisa dibedakan. Misalnya: campuran
tanah dengan batu kerikil.
3. Dispersi koloid, yaitu campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen. Misalnya: susu, asap,
kabut dan lain-lain.
Secara umum, “Like Dissolves Like” menerangkan tentang prinsip kelarutan dimana suatu zat
hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada
pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Contoh pada
proses ekstraksi, air yang bersifat polar dan minyak yang bersifat non polar tak akan bisa bersatu
karena perbedaan sifat kepolarannnya.

Air (H2O) memiliki struktur sebagai berikut.

Naftalena (kapur barus) memiliki struktur sebagai berikut.

Minyak goreng memiliki struktur sebagai berikut.


Pada metode pemisahan dan pemurnian kita mengenal istilah adsorpsi, adsorpsi atau
penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas terikat kepada
suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau
film (zat terjerap, adsorbsi) pada permukaannya saja. Contohnya pada percobaan yang telah
dilakukan, norit sebagai adsorben menjerap warna sirup yang dituangkan, digunakan pula untuk
menjerap zat-zat beracun (misalnya logam berat) dan zat-zat yang mahal untuk di recycle.
Sedangkan absorpsi atau penyerapan dalam kimia adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi
atau suatu proses sewaktu atom, molekul atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa
berupa gas, cairan ataupun padatan. Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul
dilakukan melalui volume dan bukan permukaan. Contohnya formalin yang berfase cair berasal dari
formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorpsi, pembuatan asam nitrat
(absorpsi NO dan NO2) dan absorpsi obat.
Proses pemisahan dan pemurnian ini seringkali kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya untuk memisahkan garam dari larutannya kita dapat melakukan dengan melalui proses
rekristalisasi, pada industri belerang juga memanfaatkan proses rekristalisasi dengan cara
pendinginan. Norit yang berfungsi sebagai adsorben dapat membantu kita bila terserang diare untuk
menjerap racun-racun yang menganggu proses pencernaan. Dalam industri pengolahan parfum
memanfaatkan proses ekstraksi. Untuk memisahkan pasir dan air (sungai) memanfaatkan metode
dekantasi. Untuk memisahkan kapur tulis yang tercampur dengan air dapat dilakukan dengan proses
filtrasi (penyaringan).
Fungsi perlakuan:
- Digerus untuk memperoleh bahan dalam bentuk serbuk atau bubuk.
- Diaduk agar campuran antara satu zat dengan zat lain tercampur.
- Dituang agar zat yang berada di bagian bawah dapat terpisah.
- Disaring agar terpisah antara zat pelarut dan zat terlarutnya.
- Didinginkan agar terpisah antara pelarut dan zat terlarutnya.
- Diuapkan untuk melihat zat mana yang dapat menguap dan tidak dapat menguap.
- Dikocok agar antar zat dapat tercampur.
- Dilubangi agar zat yang menguap dapat melewati kertas.
- Disumbat agar zat yang menguap tidak keluar dari corong gelas.
- Dibiarkan untuk melihat proses pemisahannya.
Faktor kesalahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: kesalahan akibat dari perlakuan
yang dilakukan tidak terurut, misalnya bahan yang seharusnya digerus terlebih dahulu ternyata tidak
digerus.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

- Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, adsorpsi, kristalisasi,
sublimasi dan ekstraksi pelarut.

- Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan massa jenis, titik didih, ukuran partikel
dan kelarutan dari masing zat, baik zat pelarut maupun zat terlarut.

- Campuran homogen merupakan campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat-zat yang
bercampur didalamnya seluruh bagian campuran homogen memiliki sifat sama, sedangkan
campuran heterogen merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur
dengan zat lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali atau diketahui perbedaan sifat-sifat
partikel dari zat yang bercampur tersebut seperti bentuk dan warna

5.2 Saran

- Diharapkan pada percobaan selanjutnya, digunakan teknik pemisahan dan pemurnian dengan cara
kromotografi destilasi.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah,

Jakarta: Gramedia,

Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia Untuk Universitas Jilid 2,

Jakarta : Erlangga.

Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan

Semimikro, Jakarta : PT Kalman Media Pusaka

S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB

S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB


pemurnian minyak goreng bekas

Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali dengan pemanasan pada suhu tinggi akan
menurunkan kualitasnya.pemanasan minyak pada suhu tinggi dengan adanya oksigen akan
merusak asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam minyak. Oksigen akan
mengoksidasi minyak dengan cepat pada proses penggorengan.dalam industri pangan, arang
aktif dapat digunakan untuk pemurnian minyak goreng bekas. Arang aktif berfungsi untuk
menghilangkan warna dan asam lemak bebas

Sabtu, 05 Juli 2008

pemurnian minyak goreng bekas

A. Judul:

Pelatihan Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Adsorben Arang Aktif Bagi
Pengusaha Gorengan (Pisang, Tempe dan Tahu) di Kelurahan Wumialo, Kota
Gorontalo.

B. Latar Belakang Masalah:

Di wilayah Kecamatan Kota Barat desa Wumialo terdapat sentra kelompok industri
rumah tangga (home industri) dengan bidang usaha produksi gorengan pisang, tahu dan
tempe. Secara geografi kelurahan Wumialo merupakan kelurahan yang terletak di pusat kota
Gorontalo, dan berpenduduk 3400 jiwa. Sentra industri rumah tangga yang bergerak dalam
usaha penggorengan pisang, tempe dan tahu keberadaannya di Gorontalo terhitung telah
lama, kurang lebih 7 tahun yang lalu yakni sejak tahun 2001 dan berkembang dengan baik di
daerah ini. Hal ini karena ditunjang dengan bahan baku yang merupakan hasil dari mata
pencaharian penduduk kelurahan dan disekitar kelurahan ini, yang sebagian besar sebagai
petani penghasil pisang, tempe dan tahu. Pada awalnya pengusaha industri rumah tangga ini
hanya sedikit, dan minyak yang dipakai setiap kali penggorengannya juga masih sedikit.

Kondisi usaha gorengan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat, hal ini dapat
dilihat dengan bertambahnya pemakaian minyak goreng, rata-rata 20 kg perhari/ untuk satu
lokasi gorengan. Di Kelurahan Wumialo, terdapat 5 lokasi penggorengan.

Bahan baku minyak goreng yang digunakan saat ini harga perkilogram Rp. 13000.-
Modal yang diperlukan untuk beroperasi setiap harinya Rp.1.300.000.- untuk lima lokasi
penggorengan. Dalam satu hari, setiap penggoreng selalu menghasilkan minyak goreng bekas
yang berwarna hitam sebanyak ±10 liter perhari. Bisa dibayangkan apabila hal ini tidak
ditangani oleh pengusaha atau tidak dicarikan upaya penanggulangannya, maka minyak
goreng bekas akan menjadi permasalahan yang serius.

Menggoreng dengan suhu tinggi akan menurunkan mutu minyak yang antara lain
ditunjukkan oleh warna yang semakin gelap. Hal ini akan menurunkan mutu gorengan baik
dari segi rasa, penampilan dan kesehatan, sehingga perlu dilakukan pemurnian dengan
adsorben arang aktif yang mampu memperbaiki kembali mutu minyak yang telah digunakan
untuk menggoreng. Mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang telah
dipakai berulang kali akan berpengaruh terhadap kesehatan, sebab akan menyebabkan tumor
atau kanker (Winarno, 2004).

Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali dengan pemanasan pada suhu tinggi
akan menurunkan kualitasnya. Menurut Perkins (1967), pemanasan minyak pada suhu tinggi
dengan adanya oksigen akan merusak asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam
minyak. Oksigen akan mengoksidasi minyak dengan cepat pada proses penggorengan.
Menurut Simanjuntak (1995), dalam industri pangan, arang aktif dapat digunakan untuk
pemurnian minyak goreng bekas. Arang aktif berfungsi untuk menghilangkan warna dan
asam lemak bebas.

Melihat perkembangan usaha gorengan di Kelurahan Wumialo yang sangat pesat dan
menghasilkan minyak goreng bekas yang sangat banyak, maka dipandang perlu dilakukan
pelatihan kepada pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe untuk pemurnian minyak
goreng bekas menggunakan adsorben arang aktif, sehingga masih dapat dimanfaatkan lagi
dan produktivitasnya dapat ditingkatkan.

C. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Sebagian besar masyarakat terutama pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu masih
menggunakan minyak goreng bekas yang warnanya sudah hitam, dan tidak memenuhi
syarat kesehatan.

2. Kurangnya pengetahuan khalayak sasaran (pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu)
tentang bagaimana cara memurnikan minyak goreng bekas menggunakan adsorben arang
aktif, sehingga produktivitasnya tidak optimal.

D. Tujuan Program

Adapun tujuan dari program ini antara lain :

1. Untuk mengatasi permasalahan tentang penggunaan minyak goreng bekas yang tidak
memenuhi syarat kesehatan oleh pengusaha gorengan pisang, tempe dan tahu di
Kelurahan Wumialo dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan.

2. Memberikan pengetahuan kepada pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe di


Kelurahan Wumialo tentang cara memurnikan minyak goreng bekas dengan adsorben
arang aktif melalui penyuluhan dan pelatihan.

E. Luaran yang Diharapkan

Hal-hal yang ingin dicapai dalam kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk menanamkan wawasan secara umum kepada khalayak sasaran (pengusaha gorengan
pisang, tempe dan tahu) tentang pentingnya memurnikan minyak goreng bekas, sebab
dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
2. Mengenalkan salah satu alternatif pemurnian minyak goreng bekas menggunakan adsorben
arang aktif.

3. Membantu para pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe di kelurahan Wumialo
Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo untuk meningkatkan produktivitas usahanya
dengan cara mengolah/memurnikan minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif.

4. Terciptanya iklim kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara pengusaha kecil
di masyarakat dengan lembaga Perguruan Tinggi, dalam hal ini direncanakan untuk
jangka panjang mahasiswa jurusan Kimia melalui UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) akan
memproduksi arang aktif dalam skala besar, kemudian dijual ke masyarakat pengguna.

F. Kegunaan Program

Bagi kelompok khalayak sasaran (para pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe)
kegiatan ini secara langsung dapat dirasakan dan sangat berguna untuk peningkatan
pengetahuan dan ketrampilannnya dalam memurnikan minyak goreng bekas dengan adsorben
arang aktif. Bagi Pemerintah Daerah dan Instansi terkait, terutama dinas Kesehatan, kegiatan
ini merupakan bentuk pembinaan yang secara tidak langsung meringankan beban tugas dan
fungsinya. Sementara itu bagi pelaksana kegiatan (mahasiswa dan dosen) akan bermanfaat
dalam pengembangan ilmu terapan di masyarakat.

G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Khalayak sasaran kegiatan ini adalah para pengusaha gorengan pisang, tahu dan
tempe di Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Selain sebagai
penjual gorengan pisang, tempe dan tahu, manyarakat desa Wumialo memiliki mata
pencaharian lainnya, diantaranya adalah sebagai petani pisang serta pembuat tempe dan tahu,
sehingga menunjang penyediaan bahan baku pembutan gorengan.

Pemilihan kelompok khalayak sasaran didasarkan atas pertimbangan bahwa kelompok


ini memiliki peran yang sangat penting di Kelurahannya yang dapat diharapkan bisa
menerapkan dan mengembangkan cara pemurnian minyak goreng bekas dengan adsorben
arang aktif, serta menularkan pengetahuannya kepada pengusaha gorengan di Kelurahan
lainnya.

H. Metode Pelaksanaan Program

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan penerapan IPTEKS.


Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan survei untuk mengidentifikasi khalayak sasaran secara rinci, terutama


penggunaan minyak goreng bekas pada sentra industri gorengan pisang, tahu dan tempe
di kelurahan Wumialo.

2. Melakukan pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa di laboratorium kimia UNG.

3. Merencanakan tempat kegiatan pelatihan pemurnian minyak goreng bekas dengan


adsorben arang aktif.
4. Membentuk kelompok pengusaha gorengan pisang, tahu dan tempe untuk pelatihan
penerapan teknologi pemurnian minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif.

5. Pelaksanaan pelatihan. Pada kegiatan ini kelompok pengusaha gorengan pisang, tahu dan
tempe (peserta pelatihan) diajak untuk mempraktekkan sendiri teknologi pemurnian
minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif.

6. Mengevaluasi dan memantau efektifitas dan efisiensi penerapan teknologi pemurnian


minyak goreng bekas dengan adsorben arang aktif oleh para pengusaha gorengan pisang,
tahu dan tempe.

Evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu (1) mulai dari perencanaan, (2)
selama proses pelaksanaan dan (3) akhir kegiatan. Evaluasi pada awal kegiatan dilakukan
untuk memantapkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Evaluasi selama proses
pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan program dan umpan balik untuk
perbaikan lanjutan. Evaluasi pada akhir kegiatan dilakukan untuk tingkat keberhasilan dari
keseluruhan program kegiatan.

Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. 85 % tingkat pengetahuan dan pemahaman ketrampilan teknologi pemurnian minyak


goreng bekas dapat diserap (dikuasai) oleh peserta pelatihan

2. 75 % dari seluruh peserta pelatihan mampu memurnikan sendiri minyak goreng bekas
dengan adsorben arang aktif dari tempurung kelapa.

Evaluasi dilakukan melalui instrumen, dan observasi partisipasi aktif selama proses
kegiatan pelatihan berlangsung.

Secara skematis langkah-langkah pelaksanaan program pemecahan masalah dapat


digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.
Skema langkah-
langkah
pelaksanaan
program

I. Jadwal
Kegiatan
Program

Rencana
kerja dari
kegiatan ini
mengacu pada
metode kegiatan
yang telah
diuraikan di
bagian terdahulu.
Secara lebih
spesifik rencana
kegiatan dan
jadwal kerja
disusun dalam
bentuk tabel
sebagai berikut :

N K Bulan ke-
o E 1 2 3 4 5 6
G
I
A
T
A
N
1 S x
u
r
v
e
i

l
a
p
a
n
g
a
n
2 Perijinan dan persiapan
3 Diskusi pemantapan
4 Pembuatan arang aktif
5 Pelaksanaan pelatihan
6 Penerapan hasil pelatihan
7 Evaluasi dan monitoring
8 Penyusunan draft laporan
9 Seminar hasil/revisi/penye-

rahan laporan

J. Nama Dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap : Eka Puspita Sari

b. NIM : 441 405 001

c. Fakultas / Jurusan : MIPA / Kimia

d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 8 jam / minggu

2. Anggota Pelaksana Kegiatan

Nama lengkap : Eko Cahyono

NIM : 441 406 012

Fakultas / Jurusan : MIPA / Kimia

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo

Waktu untuk Kegiatan PKM : 8 Jam / Minggu

Nama lengkap : Yuni Ikayanti Yabudi

NIM : 441 406 018

Fakultas / Jurusan : MIPA / Kimia


Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo

Waktu untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

Nama lengkap : Tamrin Taher

NIM : 441 407 071

Fakultas / jurusan : MIPA / Kimia

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Gorontalo

Waktu untuk Kegiatan PKM : 10 Jam / Minggu

K. Nama Dan Biodata Dosen Pendamping

Nama lengkap : Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si

NIP : 131 597 649

Golongan / Pangkat : IVb/ Pembina Tkt.I

Jabatan fungsional : Lektor Kepala

Jabatan struktural : -

Fakultas / jurusan : MIPA / Kimia

Perguruan tinggi : Universitas Negeri gorontalo

Bidang keahlian : Kimia Organik Bahan Alam

Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam / minggu

L. Biaya

1) Tahap persiapan

No Kegiatan Biaya yang diperlukan


1 Survei dan persiapan lapangan Rp. 200.000,-
2 Studi literatur (Jurnal, internet, dll) Rp. 300.000,-
3 Sewa alat retort destilasi kering, tanur, oven, neraca Rp. 500.000,-
analitik, eksikator, pompa vakum
4 Pengujian alat Rp. 150.000,-
5 Penyediaan /pembelian bahan/zat kimia habis pakai : Rp. 50.000,-

- Tempurung kelapa Rp. 200.000,-

- Larutan CaCl2 30 % Rp. 100.000,-

- Aquades Rp. 50.000,-

- Aluminium foil 2 rol Rp. 100.000,-

- Minyak kelapa bekas Rp. 250.000,-

- Ember plastik besar (5 x Rp. 50.000,- ) Rp. 25.000,-

- Gayung plastik (5 x Rp. 5.000,- ) Rp. 15.000,-

- Log Book 5 buah Rp. 15.000,-

- Minyak tanah (5 liter @rp.3000)

Total Rp 1. 955.000,-

2) Operasional Lapangan
No Kegiatan Biaya yang
diperlukan
1 Biaya pelatihan (konsumsi, dll) Rp. 3.000.000,-

(50 orang x 3 hari x Rp. 20.000,- )


3 Transfortasi ke lapangan (5 or x Rp. 100.000,- ) selama kegiatan Rp. 500.000,-
4 Penggandaan makalah ( 50 org x 20 lbr x Rp. 150,- ) Rp. 150.000,-
5 Note book ( 50 org x Rp. 5000,- ) Rp. 250.000,-
6 Ballpoint (50 org x Rp.2000,- ) Rp. 100.000,-
7 Stofmap plastik ( 50 org x Rp. 2.500,- ) Rp. 125.000,-
8 Dokumentasi Rp. 300.000,-

Total Rp.
4.425.000,-

3) Lain-Lain

No Kegiatan
Biaya yang diperlukan
1 Penyusunan/Penulisan Konsep Laporan Rp 500.000,-
2 Seminar Laporan Rp 300.000,-
3 Revisi dan Pengetikan Akhir Laporan Rp 150.000,-
4 Penggandaan Laporan Rp 150.000,-
5 Penjilidan Laporan Rp 50.000,-

Total Rp. 1.100.000,-

Rekapitulasi Biaya :

1. Persiapan : Rp. 1. 955.000,-

2. Pelaksanaan : Rp 4.425.000,-

4. Lain-lain : Rp. 1.100.000,-

Total Rencana Biaya : Rp 7.480.000,-

Terbilang : Tujuh juta empat ratus delapan puluh ribu rupiah

Pembulatan : Tujuh juta lima ratus ribu rupiah

M. Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana

a. Ketua Pelaksana

Nama lengkap : Eka Puspita Sari

NIM : 441 405 001

TTL : Rusa Kencana, 6 September 1987

Alamat : Jl, 1 Oktober Kel. Dulalowo Kota Gorontalo

Agama : Islam

Tahun Lulus

Sekolah Dasar (SD) :1999 (SDN Rusa Kencana, Kec. Toili Prov. Sulteng)

SMP / MTs : 2002 (SMP Negeri I Toili Prov. Sulteng)

SMA / MA : 2005 (SMA Negeri I Toili Prov. Sulteng)

Anak ke : 1 / 3

Orang Tua : Katimin (ayah) & Lilik Indiyati (ibu)

Pekerjaan Orang Tua : Tani (ayah) & PNS (ibu)

b. Anggota Pelaksana

1. Nama lengkap : Eko Cahyono

NIM : 441 406 012

TTL : Tirta Kencana, 11 Juli 1987

Alamat : Jl, Dewi Sartika kel. Limba U1 Kota Gorontalo

Agama : Islam

Tahun Lulus
Sekolah Dasar (SD) :1999 (SD Inpres Tirta Kencana, Kec. Toili Prov. Sulteng)

SMP / MTs : 2002 (SMP Negeri I Toili Prov. Sulteng)

SMA / MA : 2005 (SMA Negeri I Toili Prov. Sulteng)

Anak ke : 1 / 3

Orang Tua : Misiran (ayah) & Siti Alfiah (ibu)

Pekerjaan Orang Tua : Tani

2. Nama lengkap : Yuni Ikayanti Yabudi

NIM : 441 406 018

TTL : Balombong, 6 Juni 1988

Alamat : Jl.Arif Rahman Hakim

Agama : Islam

Tahun Lulus

Sekolah Dasar (SD) : 2000 (SDN 1 Bulagi)

SMP / MTs : 2003 (MTs Nurul Jihad Bulagi)

SMA / MA : 2006 (MAN 1 Luwuk)

Anak ke : 1 /4

Orang Tua : Sudarman Yabudi (Ayah) dan Yasmin Daali (Ibu)

Pekerjaan Orang Tua : Tani

3. Nama lengkap : Tamrin Taher

NIM : 441 407 071

TTL : TIDORE, 29 Maret 1989


Alamat : JL. Prof. Dr.Aloei Saboe

Agama : Islam

Tahun Lulus

Sekolah Dasar (SD) : 2001 (SDN Balibunga Tidore Utara)

SMP / MTs : 2004 (SMP N 3 Tidore Utara)

SMA / MA : 2007 (SMA Selawaring Rum)

Anak ke : 3/3

Orang Tua : Taher Rongayang(Ayah) Dan Zainab Hadad Libu (Ibu)

Pekerjaan Orang Tua : Tani

F. Tahap Persiapan

4. Bahan dan Alat

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung kelapa.Bahan kimia yang
digunakan CaCl2 30% dan akuades

Alat-alat yang digunakan adalah retort destilasi kering, tanur, oven, neraca analitik, eksikator,
spectronik 20, pompa vakum, buret, pipet, gelas piala, cawan porselen, lau erlenmeyer, gelas ukur dan
alat-alat gelas lainnya.

5. Prosedur Kerja

Penelitian dilakukan dengan tiga faktor perlakuan yaitu jenis bahan baku, cara pengaktifan dan bahan
pengaktif.

Analisis sifat arang aktif meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon
terikat, dan daya absorbsi terhadap iodium. Sebagai pembanding dlakukan juga analisis yang sama
terhadap sifat arang aktif komersil yang diimpor dari Jepang.

Setelah analisis sifat arang aktif, dilakukan pengujian kemampuan arang untuk memurnikan minyak
goreng bekas. Sifat minyak yang dianalisis baik sebelum dan sesudah minyak dimurnikan adalah
kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan kejernihan atau warna minyak.

6. Persiapan Bahan Baku

Pengecilan ukuran bahan baku untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil sehingga pengarangannya
sempurna dan dapat terisi secara optimum. Ukuran panjang dan lebar bahan baku maksimum 2 cm
kecuali untuk tempurung kelapa yang bentuknya tidak teratur.
Bahan yang telah dikecilkan kemudian dikeringkan dan ditentukan kadar airnya. Sebagian bahan baku
yang telah kering diarangkan dan sebagian lagi langsung direndam dalam bahan pengaktif.

7. Pengarangan (Hudaya dan Hartoyo,1990)

Sejumlah tertentu bahan baku dimasukkan kedalam retort pengarangan. Pemanasan dilakukan secara
lambat mulai dari suhu kamar sampai dicapai suhu 500 0C. Waktu pengarangan berkisar dari 5 sampai
6 jam, kemudian retort dibiarkan dingin selama 24 jam. Arang yang dihasilkan ditimbang, dihitung
rendemennya kemudian disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat.

8. Proses Aktifasi (Sudrajat dan Hartadi,1992)

Sejumlah tertentu bahan pembuat arang aktif direndam dalam larutan pengaktif CaCl2 30% selama 24
jam kemudian ditiriskan dan dikeringkan.

Sampel yang telah kering diaktifasi pada suhu 900 0C selama 30 menit dengan mengalirkan uap air.
Setelah aktifasi selesai, retort dibiarkan dingin selama 24 jam. Arang aktif yang diperoleh ditimbang,
dihitung rendemennya kemudian disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat.

9. Pemurnian Minyak (modifikasi Ketaren, 1986)

Arang aktifasi dicuci dengan air destilata sampai diperoleh filtrat yang netral kemudian dikeringkan.
Contoh minyak dipanaskan sampai suhu 80 0C kemudian ke dalamnya ditambahkan adsorben yang
sebelumnya telah dikeringkan dalam oven 105 0C selama 3 jam sebanyak 5% (w/W) dan diaduk
selam 1 jam. Setelah 1 jam sampel disaring dengan bantuan pompa vakum kemudian dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai