direaksikan dengan air dan larutan CaCl 2. Komponen pertama yang didapatkan dalam percobaan
adalah senyawa yang tidak larut dalam air, diidentifikasi dari sifat endapan yang terbentuk.
Identifikasi komponen selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi endapan yang terbentuk dari
reaksi filtrate pertama dengan CaCl2, dan filtrate yang dihasilkan diuapkan untuk
diidentifikasikan sebagai komponen ketiga dari campuran. Hasil yang didapatkan dari percobaan
ini adalah dua komponen dalam campuran larut dalam air, dan satu komponen tidak larut dalam
air. Serta dua komponen yang larut dalam air juga larut dalam larutan CaCl2.
Kata Kunci : Komponen , campuran, pemisahan, kelarutan, filtrate, endapan.
I.
PENDAHULUAN
Dasar pemisahan komponen dari suatu campuran adalah bahwa setiap komponen memiliki
perbedaan sifat dasar. Komponen-komponen dari campuran zat murni adalah unsur-unsur
atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa mempunyai sifat dasar, sehingga sifat dasar tersebut
dapat diidentifikasi. Pada keadaan temperatur dan tekanan yang sama. Sifat-sifat dasar dari
setiap zat murni adalah identik. Salah satu contoh, gula pada keadaan normal adalah wujud
padat tersusun dari kristal transparan dalam bentuk yang sama. Kristal gula lebih kecil dari
butiran gula beraturan, tetapi ukuran partikel bukan merupakan sifat dasar dari gula. Dalam
percobaan ini, akan mempelajari teknik pemisahan campuran ke dalam komponen-komponen
zat, tidak dengan identifikasi dari zat. Teknik penggunaan pemisahan dari suatu campuran
yaitu dengan membedakan sifat-sifat dasar suatu zat.
Destilasi adalah pemurnian campuran dengan pemanasan zat sampai zat mencapai titik didih,
pendinginan zat dan pengumpulan uap zat. Pemisahan dua zat atau lebih memiliki perbedaan
titik didih. Semua titik didih dapat direduksi dengan pengurangan tekanan pada cairan.
Ekstraksi adalah pengubahan suatu zat dari ampuran yang menyebabkan kelarutan zat lebih
besar dalam pelarut yang diberikan. Sedangkan filtrasi adalah proses pemisahan endapan atau
padatan tersuspensi dari cairan.
Sentrifugasi adalah proses pemisahan padatan tersuspensi dari cairan dengan pusingan
campuran pada kecepatan tinggi. Sedangkan sublimasi adalah sifat dasar dari beberapa zat
melalui fase padat ke fase gas tanpa melewati fase cair (ingat tidak semua zat memiliki sifat
ini). Oleh sebab itu, jika komponen dari campuran sublimat, maka sifat ini digunakan untuk
memisahkan komponen zat dari senyawa lain (iodin, naftalen dan amonium klorid
merupakan zat penyublim).
Tabel : Sifat-sifat bahan / sampel percobaan
Zat
Mr
Kelarutan (g)
Titik leleh
Bentuk /
(g/mol)
dalam 100 g
(0C)
Warna
air
Zat
SiO2
60,1
CaCO3
100, 09
MgCl2*
95,2
95, 2
0,012 (20 )
1650
0, 015 (25 )
825
54, 3 (20
714
Serbuk /
putih
Serbuk /
putih
Kristal /
bening
Ket: * = anhidrat
(Pranoto,2012; http://www.lecture.ub.ac.id)
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur
serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran
adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.
Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa
homogen dan heterogen.
(Petrucci, 1985)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai
susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga
merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata
sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama
antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran
homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi
walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi
yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri
secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama
diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara
komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan
mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifatsifatnya tidak seragam.
(Petrucci, 1985)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika
tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang
porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
(Syukuri S. 1999)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi
metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :
a. Memisahkan zat padat dari suspensi
suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat),
setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair.
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
-
Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar
endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan
untuk penyaring adalah:
kertas saring
lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
- Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.
Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih
besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan
pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau
kristalisasi.
Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut.
Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada
pelarutnya.
Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal
itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat,
dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan
pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan
yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan
titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan
tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah
pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring.
(Syukri S. 1999)
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan
yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan coronh pisah.
-
Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika
canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap
ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air dan
alkohol masing-masing 100C dan 78C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan
suhu diatur sekitar 78C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun
dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni.
(Syukri S. 1999)
Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada
pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang
akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang
dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan.
Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas
dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah
bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan: suhu, ph, efek garam, kompleksasi, derajat
supersaturasi, sifat pelarut (Husein H. Bahti. 1998)
%20Pemisahan%20Senyawa.pdf)
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi : gelas kimia, gelas arloji,
pengaduk gelas, oven, kertas saring, desikator, penjepit besi, botol semprot.
Sedangkan untuk bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi :
magnesium klorida, silikon dioksida, kalsium klorida, akuades.
Prosedur Percobaan
Dalam percobaan ini, cawan porselen kosong yang kering ditimbankemudian
masukan dalam oven hingga massanya konstan. Memasukkan sampel dari campuran
tiga zat dan timbang massanya, campuran ketiga zat tersebut adalah SiO 2, CaCO3, dan
MgCl2. Kemudian prosedur selanjutnya adalah menuangkan 5mL akuades ke dalam
gelas kimia yang berisi padatan dan aduk selama 5 menit. Sebelum melanjutkan,
terlebih dahulu menyiapkan hal ini: timbang kertas saring, timbang lagi 1 buah cawan
porselin kering yang lain. Saring dan tampung filtrat dalam gelas kimia dan pisahkan
residunya. Filtrat kemudian ditambahi dengan larutan kalsium klorida hingga tidak
terbentuk endapan lagi, sedangkan residu dikeringkan dalam oven pada 1050C hingga
diperoleh massa konstan. Endapan dari hasil penambahan larutan CaCl2 kemudian
dipisahkan, filtrat diuapkan hingga diperoleh padatan, sedangkan residu dikeringkan
dalam oven pada 1050C hingga diperoleh massa konstan.
III.
Perlakuan
Pengamatan
Ditambahkan aquadest + Campuran larut dalam
aduk 5 menit
air,
namun
hanya
Filtrate 1
Ditambahkan CaCl2
Larutan
awal
tidak
berwarna, ditambahkan
CaCl2
perubahan
Endapan 1
tidak
dan
ada
tidk
terbentuk endapan
Dipanaskan dalam Oven Massa
endapan
konstan adalah
dengan suhu 105 ,
sampai
endapan
benar-
penambahan larutan CaCl2 sebanyak 50mL endapan tidak juga terbentuk sehingga
percobaan berhenti sampai pada prosedur ini.
IV.
KESIMPULAN
Dari data hasil percobaan dan penjelasan dalam pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Teknik pemisahan komponen dari campuran sangat bervariasi, masing-masing teknik
memiliki kriteria masing-masing untuk tiap jenis campuran sepertii apa yang dapat
dipisahkan dengan teknik tersebut.
2. Teknik pemisahan yang dilakukan dalam percobaan ini adalah teknik pengendapan
dan filtrasi dengan kertas saring
3. SiO2 tidak larut dalam pelarut polar sementara MgCl 2 dan CaCO3 larut dalam pelarut
polar.
DAFTAR PUSTAKA
V.
Husein H. Bahti. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka. Bandung: Universitas Padjajaran.1998
Petrucci, Ralph H dan seminar. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 1987
S, Syukri. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung. 1999
VI.