Anda di halaman 1dari 10

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN

Fadila Rizka Aini,Nur Indriani, Bahari Maulana,Uci Tuti Handayani


KIMIA/F MIPA
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pemisahan komponen dari campuran dari bahan pencampuran SiO 2, H2C
O4 anhidrat dan NaCl menghasilkan larutan yang tidak larut sempurna yang kemudian disaring,

menghasilkan residu SiO2 berwarna putih sebanyak 2,0471 gram dengan % rendemen sebesar
68,24% dan filtrat yang dihasilkan berwarna bening ditambahkan CaCl 2 membentuk endapan
H2C2O4 berwarna putih dengan residu sebanyak 0,1276 dengan % rendemen sebesar 4,25% dan
filtrat yang dihasilkan diuapkan menghasilkan endapan NaCl dengan residu NaCl berwana putih
sebanyak 0,2866 dengan % rendemen sebesar 9,55%
PENDAHULUAN

identik. Salah satu contoh, gula pada keadaan

Bila dua zat atau lebih dalam campuran


tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil
campuran

dalam

setiap

komponen

zat

memiliki sifat-sifat dasar yang tetap. Jika


satu komponen dari campuran ada dalam
jumlah yang lebih besar, maka campuran
dalam hal ini merupakan zat tak murni dan
komponen yang lebih kecil sebagai pengotor
sisa dari jumlah komponen yang lebih besar.
Pemisahan

komponen

dari

campuran,

termasuk pemurnian zat adalah masalah yang


sering

muncul

dalam

kimia.

Dasar

normal adalah wujud padat tersusun dari


kristal transparan dalam bentuk yang sama.
Kristal gula lebih kecil dari butiran gula
beraturan, tetapi ukuran partikel bukan
merupakan sifat dasar dari gula. Dalam
percobaan ini, akan mempelajari teknik
pemisahan campuran ke dalam komponenkomponen zat, tidak dengan identifikasi dari
zat.
Teknik penggunaan pemisahan dari
suatu campuran yaitu dengan membedakan
sifat-sifat dasar suatu zat.

pemisahan komponen dari suatu campuran

1. Destilasi
Destilai adalah pemurnian campuran

adalah bahwa setiap komponen memiliki

dengan pemanasan zat sampai zat mencapai

perbedaan sifat dasar. Komponen- komponen

titik didih, pendinginan zat dan pengumpulan

dari campuran zat murni adalah unsur-unsur

uap zat. Pemisahan dua zat atau lebih

atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa

memiliki perbedaan titik didih. Semua titik

mempunyai sifat dasar, sehingga sifat dasar

didih dapat direduksi dengan pengurangan

tersebut dapat diidentifikasi. Pada keadaan

tekanan pada cairan.


2. Ekstraksi

temperatur dan tekanan yang sama. Sifatsifat dasar dari setiap zat murni adalah

Ekstraksi adalah pengubahan suatu zat

ringan, susu, dan semen. Campuran tidak

dari campuran yang menyebabkan kelarutan

memiliki susunan yang tetap atau sifat dan

zat lebih besar dalam pelarut yang diberikan.


3. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan

komposisi yang tetap. Berdasarkan sifatnya,

endapan atau padatan tersuspensi dari cairan.


4. Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah proses pemisahan
padatan tersuspensi

dari cairan dengan

pusingan campuran pada kecepatan tinggi.


5. Sublimasi
Sublimasi adalah sifat dasar dari
beberapa zat melalui fase padat ke fase gas
tanpa melewati fase cair (ingat tidak semua
zat memiliki sifat ini). Oleh sebab itu, jika
komponen dari campuran sublimat, maka
sifat ini digunakan untuk memisahkan
komponen zat dari senyawa lain (iodin,
naftalen dan amonium klorida merupakan zat
penyublim).
6. Adsorbsi
Adsorbsi adalah penarikan suatu zat

campuran dikelompokkan menjadi 2 macam


yaitu:
1. Campuran homogen
Campuran
homogen

merupakan

campuran yang tidak bisa dibedakan antara


zat-zat yang bercampur di dalamnya.
Contoh : Teh, campuran guka, air dan udara
2. Campuran heterogen
Merupakan
campuran
yang
mengandung

zat-zat

yang

tidak

dapat

bercampur satu dengan yang lain secara


sempurna sehingga dapat dikenali perbedaan
sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur
tersebut.
Contoh:
a Tepung yang bercampur dengan air,
b Air dengan pasir, dan
c Beras bercampur dengan pasir.
Campuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa-peristiwa

fisika

atau

kimia.

terhadap zat lain secara kuat sehingga

Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat

menempel

Zat

selama pemisahan sedangkan pemisahan

menyerap yang digunakan misalnya zat

secara kimia satu komponen atau lebih

karbon aktik (arang murni) yang mampu

direaksikan dengan zat lain sehingga dapat

menyerap

dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan

pada

gas,

permukaannya.

zat

warna,

bahkan

mikroorganisme.
7. Kromatografi

campuran bergantung pada jenis, wujud, dan


sifat komponen berwujud padat dan cair

Kromatografi adalah cara pemisahan


berdasarkan perbedaan kecepatan zat-zat

misalnya pasir dan air dipisahkan dengan

terlarut yang bergerak bersamaan dengan

dekantasi. (Barnasconi, 1995)


Campuran heterogen dapat

pelarutnya pada permukaan satu benda

menjadi dua yaitu


1

penyerap. (Thamrin, 2004)


Campuran adalah penggabungan dua
atau lebih zat di mana dalam penggabungan
ini,

zat-zat

identitasnya

Tersebut

dibagi

mempertahankan

masing-masing.

Beberapa

contoh di antaranya adalah udara, minuman

Sus
pen

si
Suspensi adalah campuran heterogen
yang kasar dan tidak kontinu dengan ukuran
partikel > 100 m. Di mana zat-zat terlarut
cukup besar, sehingga dapat dibedakan tanpa

menggunakan mikroskop. Hal ini akan


terjadi karena adanya gravitasi. Contohnya:
campuran kapur air dapat dipisahkan melalui
penyaringan.
2 Koloid
Koloid adalah suatu campuran di mana
keadaannya antara suatu larutan dan suatu
suspensi. Secara mikroskopis, koloid tampak
homogen.

Tetapi

jika

diamati

dengan

mikroskop ultra akan tampak heterogen.


(Oxtoby, 2003):
Kebanyakan zat padat menjadi lebih

1. Penguapan
Penguapan adalah proses di mana
larutan

dipanaskan

sehingga

pelarutnya

menguap dan meninggalkan zat terlarut


berupa kristal padat. Pemisahan tersebut
terjadi karena zat terlarut mempunyai titik
didih

lebih

tinggi

dari

pelarutnya.

Contohnya: pembuatan garam dari air laut.


2. Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan zat padat
dari

larutan

dengan

cara

menguapkan

pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh

banyak larut ke dalam suatu cairan bila

dan terbentuk kristal. Kristalisasi dilarutkan

temperaturnya dinaikkan. Untuk zat padat

atas dasar perbedaan titik uap dan titik didih.

yang tidak larut dalam air, pemisahan dan

Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang

pemurniaannya dapat dilakukan dengan cara

ketika suhu diturunkan. Melalui kristalisasi

dekantasi dan filtrasi sedangkan untuk zat

diperoleh

padat yang larut dalam air, pemisahannya

kadarnya, tidak ikut mengkristal. (Bussett,

dapat dilakukan dengan cara:

1994)

PERCOBAAN

dan ditampung filtrat dalam gelas kimia dan

Ditimbang cawan porselin kosong yang


kering dalam oven hingga massanya konstan.
Kemudian

dimasukkan

sampel

dari

campuran tiga zat dan timbang massanya,


misal NaCl, asam oksalat anhidrat dan SiO 2
(data di asisten), lalu dituangkan 5 mL
akuades ke dalam gelas kimia yang berisi
padatan dan diaduk selama 5 menit. Sebelum
melanjutkan, disiapkan hal ini: ditimbang
kertas saring, ditimbang lagi 1 buah cawan
porselin kering yang lain. Kemudin disaring

zat

dipisahkan

padat

yang

residunya.

lebih

Filtrat

kecil

kemudian

ditambahi dengan larutan kalsium klorida


hingga

tidak

terbentuk

endapan

lagi,

sedangkan residu dikeringkan dalam oven


pada 105 C hingga diperoleh massa
konstan. Endapan dari hasil penambahan
larutan CaCl 2 kemudian dipisahkan, filtrat
diuapkan

hingga

diperoleh

padatan,

sedangkan residu dikeringkan dalam oven


pada 105 0C hingga diperoleh massa
konstan Dihitung prosentase masing-masing
zat di dalam campuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


PERLAKUAN

PENGAMATAN

Ditimbang Cawan kosong, kemudian

Massa cawan sebelum

Massa cawan setelah

dimasukan ke dalam oven 105C dan

dimasukan dalam oven

dimasukan dalam oven

didinginkan dalam alat desikator.

dan didinginkan

dan didinginkan

Cawan 1
Cawan 2
Cawan 3
Dicampurkan 1 gr l, SiO2, H2C2O4

51,60 gr
51,61 gr
56,29 gr
56,29 gr
55, 31 gr
55,31 gr
Larutan berwarna putih tak larut sempurna, Filtat

anhidrat, dan NaCl, kemudian larutan

yang dihasilkan berwarna bening dan endapan berwana

disaring dan endapan dikeringkan dalam

putih

oven
Ditimbang residu yang dihasilkan
Filtrat + CaCl2 kemudian disaring

Massa residu SiO2 2,0471 gr


Terbentuk endapan berwarna putih dan filtrat berwarna

dan endapan dikeringkan dalam oven


Ditimbang residu yang dihasilkan
Filtrat yang dihasilkan diuapkan hingga

bening
Massa residu H2C2O4 0,1276 gr
Terbentuk endapan dalam gelas kimia berwarna putih

terbentuk endapan dan endapan


dikeringkan dalam oven
Ditimbang residu yang dihasilkan

Massa residu NaCl 0,2866 gr


Pada
prinsipnya,
Berdasarkan hasil percobaan yang

pemisahan

dilakukan pada penimbanagan ke tiga

dilakukan unuk memisahkan dua zat atau

cawan porselin sebelum dikeringkan

lebih yang saling bercampur dan dilakukan

dalam oven yang 105C dan didinginkan

pemurnian untuk mendapatkan zat murni dari

dalam alat desikator, Hal ini dilakukan untuk


menguapkan molekur air yang terdapat pada
cawan tersebut dan fungsi dari pendinginan
menggunakan alat desikator yaitu agar tidak
ada molekul air yang tersisa pada cawan
sehingga didapatkan massa cawan 1, cawan
2, dan cawan 3 secara berturut turut sebesar
51,60 gr, 56,20 gr dan 55,31 gr kemudian
setelah dikeringkan dan didinginkan dalam
alat desikator, didapatkan massa cawan 1,
cawan 2, dan cawan 3 secara berturut turut
sebesar 51,61 gr, 56,20 gr dan 55,31 gr. Hal
ini menunjukan bahwa massa cawan porselin
yang didapatkan telah konstan karena tidak
ada perbedaan yang cukup jauh dari massa
sebelum dan sesudah pada penimbangan wan
tersebut.

suatu zat yang telah tercampur. Pada


dasarnya setiap komponen memiliki sifat
dasar yang berbeda, seperti kelarutan, massa
molar,

kelarutan

partikel

dan

lain

sebagainya . Pada pencampuran 1 gr , SiO 2,


H2C2O4 anhidrat, dan
larutan

bewarna

NaCl menghasilkan

putih

yang

kemudian

disaring menghasilkan endapan berwarna


putih yang menurut literatur merupakan
endapan SiO2 karena senyawa SiO2 tidak
larut dalam air dengan reaksi yang terjadi :
SiO2(s) + H2O(l)
SiO2 memiliki ukuran partikel yang lebih
besar dari komponen H2C2O4 dan NaCl
sehingga SiO2 tersaring lebih dahulu dengan
kertas saring, selain itu kelarutan SiO 2 dalam
air sangat kecil yaitu 0,079 g/L membuat
SiO2 mudah mengendap karena larutan cepat

jenuh. Dari pencampuran awal sebesar 1

yang terlalu sedikit atau dengan reaksi yang

gram didapatkan residu sebanyak 2,0471

terjadi :

dengan % rendemen yaitu sebesar 68,24%


gram. Hal ini terjadi mungkin karena masih

H2C2O4(aq) + CaCl2(aq) CaC2O4(s) + 2HCl

terdapatnya komponen H2C2O4 dan NaCl

Fitrat hasil penyaringan kedua berwarna

yang tersaring pada saat pemfiltratan pertama

bening diuapkan membentuk endapan yang

akibat dari pengadukan yang tidak homogen

merupakan endapan NaCl.

sehingga partikel-partikel yang berukuran

penguapan yaitu untuk membuat pelarutnya

besar dari H2C2O4 dan NaCl ikut tersaring

menguap dan meninggalkan zat terlarut

dan juga pada saat pengovenan residu belum

berupa kristal padat. dengan reaksi yang

kering secara maksimal sehingga masih ada

terjadi :

kadar air yang tertimbang.

NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)

Hasil filtrat dari penyaringan pertama


yaitu berwarna bening ditambahkan dengan
CaCl2 menghasilkan endapan yang kemudian
disaring,

endapan

yang

dihasilkan

merupakan endapan H2C2O4 , fungsi dari


penambahan CaCl2

karena memiliki sifat

higroskopis yang mampu menyerap molekul


air dengan baik sehingga partikelnya menjadi
lebih besar, ukuran partikel dari CaCl 2 lebih
halus dengan besar kelarutannya 90,03 g/L
dan

juga

dapat

Fungsi dari

menurunkan

kelarutan

H2C2O4 dengan reaksi yang terjadi :

Pada pelarut H2O, NaCl dapat larut karena


terjadi interaksi ion dipol dan perbandingan
momen dipol antara keduanya jauh sehingga
molekul

NaCl

akan

terdispersi

secara

homogen dengan H2O(l) . Selain itu NaCl


memiliki ukuran partikel yang sangat halus
dengan kelarutan yang tinggi terhadap air yaitu
385 g/L. residu NaCl berwana putih sebanyak
0,2866 dengan % rendemen sebesar 9,55%.
KESIMPULAN
1. Pemisahan komponen dari campuran dalam

H2C2O4(s) + H2O(l) H2C2O4(aq)

percobaan ini dilakukan dengan cara

residu yang dihasilkan H2C2O4 yaitu sebanya

penyaringan dan penguapan.


2. Didapatkan residu SiO2 berwarna putih

0,1276 dengan % rendemen sebesar 4,25%.

sebanyak

Hasil

residu yang didapat lebih sedikit dari

rendemen sebesar 68,24, residu H 2C2O4

H2C2O4 lebih sedikit dibandingan dengan

berwarna putih sebanyak 0,1276 dengan

hasil komponen sebelumnya, hal ini dapat

% rendemen sebesar 4,25% dan residu

terjadi

NaCl berwana putih sebanyak 0,2866

dikarenakan

pengadukan

yang

dilakukan terlalu lama penambahan CaCl2

2,0471

gram

dengan

dengan % rendemen sebesar 9,55%

DAFTAR PUSTAKA

Barnasconi, G 1995, Teknologi Kimia


Bagian 2, Bandung: Bumi Aksara
Busset,1994Kimia

Analisis

Kuantitatif,

Jakarta: EGC Kedokteran


Keenan.1991,Kimia
Jakarta: Erlangga,

untuk

Oxtoby,

2003,

Prinsip-Prinsip

Kimia

Modern, Jakarta: Erlangga


Svehla, G. , 1994 Vogel Bagian I: Buku
Teks Analisis Anorganik Kualitatif

Universitas,

Makro dan Semi-Mikro Edisi ,


Jakarta: Erlangga
Thamrin,

1979,

Rahasia

Penerapan

Rumus-Rumus, Jakarta: Depkes RI

LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Massa cawan 1

sampel

Massa cawan 1

cawan 2

cawan 3

pencampuran ke tiga sampel

cawan 2

cawan 3

1 gr sampel

penyaringan

kertas saring

Penambahan CaCl2

penyaringan

Massa residu SiO2

filtrat

H2C2O4

penguapan

dan NaCl

PERHITUNGAN
SiO2
Massa cawan 3 + kertas saring + residu = 57,8428 gr
Massa cawan 3
= 55,31 gr
Massa kertas saring 1
= 0,4857 gr
Residu SiO2 = Massa cawan 3+kertas saring+residu massa cawan 3 - massa kertas saring 1
= 57,8428 55,31 0,4857
= 2,0471 gr

rendemen SiO 2=

massa akhir ( gr)


100
massa awal( gr )

2,0471
100
3

68,24
H2C2O4

Massa cawan 2 + kertas saring + residu = 56,9002 gr


Massa cawan 2
= 56,29 gr
Massa kertas saring 2
= 0,4826 gr

Residu SiO2 = Massa cawan 2+kertas saring+residu massa cawan 2 - massa kertas saring 2
= 56,9002 56,29 0,4826
= 0,1276 gr

rendemen H 2 C 2O 4=

massa akhir (gr)


100
massa awal(gr )

0,1276
100
3

4,25

NaCl

Massa cawan 1 + kertas saring + residu = 52,3892 gr


Massa cawan 1
= 51,62 gr
Massa kertas saring 3
= 0,4826 gr

Residu SiO2 = Massa cawan 2+kertas saring+residu massa cawan 2 - massa kertas saring 2
= 52,3892 51,62 0,4826
= 0,2866 gr

rendemen H 2 C 2O 4=

massa akhir (gr)


100
massa awal(gr )

0,2886
100
3

9,55
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Sebutkan sifat sifat kimia dari bahan yang digunakan dalam percobaan ini,
misalnya termasuk asam/basa kuat/lemah, higroskopis, bersifat korosif/karsinogenik,

dll! Apakah informasi sifat tersebut dapat membantu anda dalam pemisahan
komponen tersebut?
Jawab :
SiO2
: Garam Asam, bersifat korosif, tidak higrogkopis
H2C2O4 : Asam Kuat, bersifat korosif, tidak higroskopis
NaCl : Garam Netrat, bersifat korosif, tidak higrogkopis

Informasi mengenai sifat-sifat tersebut dapat membantu saat melakukan percobaan


2. Hitunglah kadar (%) masing masing unsur dalam senyawa tersebut!
Jawab : Sudah terlampir dalam perhitungan

Anda mungkin juga menyukai