Anda di halaman 1dari 10

1.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitaif dan kuantitatif suatu air kristal
2. DASAR TEORI
Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di udara
akan mengadsorbsi air pada permukaannya. Jumlah air yang diadsorbsi relative kecil dan
bergantung pada kelembapan udara. Hal ini dapat dilihat dari permukaanya yang basah.
Terdapat pula kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia
dalam kristal tersebut. Kristal-kristal ini, biasanya merupakan garam ionic. Air yang
terdapat di dalamnya disebut air Kristal dan biasanya berikatan dengan kationnya.
Air Kristal yang terdapat pada senyawa, mempunyai jumlah tertentu dan relatif
mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih air . sebagai contoh
adalah hidrat tembaga (II) klorida yang dapat diubah menjadi tembaga (II) klorida
melalui pemanasan pada suhu 100 C.
Reaksi penghilangan air Kristal pada pemanas :
110 C
CuCl2. xH2O

CuCl2 + H2O

Reaksi diatas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi perubahan
Kristal dan warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada pemanasannya, apakah
sempurna atau tidak. Sebagai contoh Kristal CoCl2.6H2O bewarna merah, jika
dipanaskan sampai CoCl2.2H2O akan bewarna violet, tetapi jika dipanaskan sempurna
dia akan berubah menjadi biru.
Adanya senyawa hidrat apabila diletakkan di udara terbuka akan melepaskan air.
Banyak air yang dilepaskan bergantung pada kelembapan udara., makin besar makin
sedikit air yang dilepaskan. Proses pelepasan air ini disebut efflorescence, misalnya
CoCl2.6H2O. Tetapi ada juga senyawa yang bila diletakkan di udara akan menyerap air
dan mencair bila diletakkan lebih lama lagi. Senyawa yang demikian disebut
deliquescence, misalnya Kristal NaOH. Tidak hanya air di udara, tetapi dapat juga
menyerap air dari larutan sedemikian rupa sehingga larutan tersebut bebas air. Senyawa
yang demikian disebut desicant atau zat pengering. Jadi desicant menyerap air tidak
hanya di udara tetapi dilarutan juga. Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat
pemanasan, tetapi senyawa tersebut bukan senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang
dihasilkan tersebut merupakan proses penguraian dan bukan merupakan proses
penghilangan air melalui dehidrasi. Senyawa-senyawa organic terutama bersifat seperti
tersebut diatas.
Penguraian dengan menghasilkan air, bukan merupakan proses reversible.
Penambahan air kedalam senyawa yang terurai tersebut, tidak akan mengembalikan
senyawa ke bentuk asalnya. Senyawa yang merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya,
akan mengalami dehidrasi secara reversible. Penambahan air kedalam CoCl anhidirida,

akan menghasilkan CoCl.2H2O. Bila cukup air yang ditambahkan, maka akan diperoleh
larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+.
Semua hidrat ionic larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi
dan larutannya. Jumlah air yang terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat
tersebut.
3. ALAT DAN BAHAN
a. Alat:
- Tabung reaksi
- Bunsen
- Kaca arloji
- Rak tabung
- Cawan penguap
- Krus porselin+tutup
- Desikator
- Segitiga dan kaki tiga
- Penjepit kayu
- Spatula Statis dan penjepit
b. Bahan:
- Identifikasi Hidrat
K2Cr2O7
BaCl2
Boraks
- Reversibillitas Hidrat
CoCl2.x H2O
- Deliquescence dan Efflorescence
CuSO4.5H2O
Kal(SO4)2.10 H2O
CaCl2.2H2O
- Jumlah Air Kristal
CuCl2.x H2O
4. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
5. KESELAMATAN KERJA
Jangan menyentuh kristal langsung dengan tangan, gunakan spatula untuk menaganinya.
6. LANGKAH KERJA
Identifikasi Hidrat
1. Memanaskan sejumlah air Kristal 0.5 gr di dalam tabung reaksi
2. Mencatat jika ada tetesan air di dinding tabung
3. Mencatat perubahan yang terjadi
4. Melarutkan dalam air (amati warna), jika perlu dipanaskan

Reversibilitas Hidrat
1. Memanaskan lebih kurang 0,3 gr, kristal di dalam cawan penguapan sampai
warnanya berubah sempurna
2. Melarutkan residu dengan air di dalam cawan penguapan
3. Memanaskan larutan sampai mendidih dan kering
4. Mencatat perubahan warna
5. Membiarkan dan mencatat perubahan warna

Deliquescence dan Efflorescence


1. Memempatkan tiap kristal berikut di kaca arloji yang terpisah
2. Meletakkan senyawa-senyawa tersebut ke cawan penguapan
3. Mencatat perubahan yang terjadi warna dan kelembapannya
4. Mengamati sampel selama dilaboratorium

Jumlah Air Kristal


1. Membersihkan porselin krusibel dan tutupnya dengan HNO3 6M
2. Membilas dengan aquadest
3. Memanaskan krusibel beserta tutupnya di atas segitiga dan sampai kemerahan
selama 2 menit
4. Menimbang setelah dingin dengan ketelitian 0,001 gr
5. Memasukkan 1 gr sampel yang tidak diketahui ke dalam krusibel
6. Menimbang krusibel serta isinya
7. Meletakkan krusibel di segitiga dengan tutup yang jauh dari pusat, panaskan lagi
8. Menunggu selama 10 menit, pusatkan lagi tutupnya dan dinginkan
9. Menimbang lagi sampai diperoleh berat konstan
10. Mengamati residu yang diperoleh, menambahkan air kedalm krusibel sampai 2/3
bagian terisi air
11. Bila residu tidak larut, maka dipanaskan perlahan-lahan

7. TEORI TAMBAHAN
Air Kristal merupakan air yang dapat diikat oleh molekul suatu senyawa Hidrat
dimana air yang terperangkap dalam kisi Kristal itu dapat kita lepaskan dengan jalan
melakukan proses pemanasan terhadap senyawa hidrat ini, tetapi senyawa hidrat
mempunyai kemampuan untuk kembali mencukupkan air kristalnya apabila dibiarkan
berada diudara bebas.
Ada senyawa hidrat yang bila diletakkan diudara terbuka akan melepaskan air.
Banyaknya air yang dilepaskan bergantung pada kelembapan udara di sekitarnya, makin
besar kelembapan udara makin sedikit air yang dilepaskan, proses pelepasan air iini
disebut efflorecence. Tetapi ada juga senyawa yang apabila diletakkan di udara terbuka
akan menyerap air dan apabila diletakkan lebih lama lagi maka akan mencair, senyawa
yang demikian disebut hydrokopis dan prosesnya disebut deliquerence.
8. DATA PERCOBAAN
a. Identifikasi hidrat

Zat
K2Cr2O7
BaCl
Boraks

Apakah
terdapat H2O
pada dinding
Tidak ada
ada
ada

Warna
residu
Merah
Putih
putih

Apakah
larut dalam
air
Larut
Larut
tidak

Apakah
mempunyai air
kristal
Tidak
Ya
Ya

b. - Beri kesimpulan dari pengamatan anda !


- Apakah dehidrasi dan hidrasi CoCl2, reversible?
Hasil Pengamatan :
Warna awal CoCl2.xH2O adalah ungu, setelah dipanaskan di dalam cawan
penguapan warnanya berubah menjadi biru keunguan. Setelah dialrutkan dengan
air warnanya kembali menjadi warna ungu. Saat dipanaskan sampai mendidih
berubah warna menjadi biru, lama-kelamaan berubah menjadi ungu kebiruan
hingga kering, sehingga dapat disimpulkan bahwa CoCl2.xH2O adalah zat yang
reversible.
c. Deliquescence dan Efflorescence
Setelah pengamatan di dapat data :
Zat

Pengamatan

Kesimpulan

Berwarna putih, tidak berbau, berbentuk


serbuk. Ketika zat diletakkan di atas kaca
Kal(SO4)2.10 arloji, zat tidak menguap dan tidak mencair
H2O
diudara terbuka. Zat melepaskan air, hal ini
dibuktikan dengan pengurangan berat yang
terjadi setelah pengamatan

Efflorescence

Berwarna biru, berbentuk serbuk halus dan


tidak berbau. Ketika zat diletakkan di atas
kaca arloji warnanya berubah menjadi hijau
kebiruan (cyan). Zat tidak mencair ataupun
menguap dan zat ini melepaskan air, hal ini
dibuktikan dengan pengurangan berat yang
terjadi setelah pengamatan

Efflorescence

CuSO4.5
H2O

Berwarna putih, tidak berbau, berbentuk


serbuk. Ketika zat diletakkan di atas kaca
CaCl2.2H2O arloji pada udara terbuka, warna zat berubah
menjadi kuning lalu zat mencair, mengalami
penguapan dan menyerap air
d. Jumlah Air Kristal
Massa krusibel + tutup
= 52,0363 gr
Massa krusibel + tutup + hidrat
= 53,0421 gr
Massa krusibel + tutup + residu
= 52,8328 gr
Massa hidrat padat
= 1,0058 gr
Massa residu
= 0,7965 gr
Massa H2O yang hilang
= 0,2093 gr
% H2O dalam residu
= 20,80%
Jumlah air kristal
= 6,4691

Deliquescence

Rumus molekul dari hidrat


Apakah residu larut dalam air

= CoCl2.6 H2O
= Larut

KAl(SO4)2. 12 H2O yang menyebabkan berat setelah pengamatan berubah massa


H2O yang hilang
= 1,0058 gr 0,7965 gr
= 0,2093 gr
H2O dalam residu

= Massa H2O yang hilang x 100%


Massa hidrat padat
= 0,2093 gr x 100%
1,0058 gr
= 20.80%

Jumlah air Kristal : COCl2.x H2O COCl2+x H2O


Mol COCl2

= mol COCl2

gram COCl2.x H2O


Mr COCl2.x H2O

= gram COCl2
Mr COCl2

1,0058 gr
= 0,7965 groo
129,83 + 18,06 x gr/mol
129,83 gr/mol
X

= 92,7485 gr
14,337
= 6,4691 gr/mol

9. PERTANYAAN
1. Tuliskan macam-macam air kristal !
Deliquescence, contohnya CoCl2.6 H2O
Efflorescence, contohnya NaOH
Desicant, contohnya CuCl.H2O
2. Tuliskan 7 zat yang mengandung air kristal !
1. CuCl2 . 6 H2O
6.CuSO4 . 5 H2O
2. Ba(OH)2 . 8H2O
7.Kal(SO4)2 . 12H2O
3. NaOH
4. BaCl2
5. CaCl2
10. ANALISA PERCOBAAN
Dalam menentukan kadar air kristal pada suatu zat kita harus melakukan beberapa
prosedur kerja.dalam senyawa hidrat di lakukan pemanasan pada suhu 1100C-1300C. Air
kristal adalah berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan.
Hidrat adalah senyawa kristal yang mengandung air kristal (H2O), pada senyawa padat =
x.H2O. Ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam analisis air kristal, yaitu:
a. Identifikasi Hidrat

Identifikasi hidrat dilakukan untuk mengamati sifat fisik sampel berupa ada atau
tidaknya H2O pada dinding tabel, kelarutan dan zat warna. Pada 3 sampel terdapat 2
senyawa yang mengandung hidrat yaitu BaCl2 . 2H2O dan boraks terbukti
mengandung hidrat berdasarkan hasil percobaan. Pada saat dipanaskan kedua
senyawa tersebut mengeluarkan H2O yang ada didinding tabung. Sedangkan K2Cr2O7
tidak terdapat H2O pada dinding tabung.
b. Reversibelitas Hidrat
Reversibilitas hidrat dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa reaksi zat
hidrat dapat dikembalikan ke bentuk asalnya (reversibel). Berdasarkan percobaan,
senyawa COCl2. x H2O mengalami beberapa perubahan warna, setelah dipanaskan
senyawa berubah menjadi biru keunguan dan ketika dilarutkan senyawanya kembali
menjadi ungu. Kembalinya warna tersebut menjadi warna semula disebut
reversibelitas.
c. Deliquescence dan Efflorescence
Delisquescence dan efflorescence dilakukan untuk mengetahui sampel yang di
analisa apakah mampu menyerap air ataukah melepaskan air lalu mencair. Pada
percobaan ada 2 senyawa yang mengalami efflorescence yaitu Kal(SO4)2 . 12H2O dan
CuSO4 . 5 H2O. Senyawa-senyawa tersebut tidak mencair dan tidak menguap (tidak
bereaksi di udara). Sedangkan CaCl2 . 2 H2O mencair dan berubah menjadi warna
kuning, senyawa ini megalami deliquescence.
d. Jumlah Air Kristal
Jumlah air kristal dilakukan untuk mengetahui banyaknya H 2O pada sampel yang
dipakai (untuk mengetahui nilai x pada COCl2. X H2O). Pada saat dipanaskan
senyawa COCl2. x H2O mengalami penguapan, sehingga mengakibatkan
berkurangnya massa senyawa sebelum ditimbang.
11. KESIMPULAN
Analisa air kristal terdiri dari 4 tahap yaitu :
Identifikasi hidrat
(kualitatif)
Reversibilitas hidrat
(kualitatif)
Deliquescence dan efflorescence
(kualitatif)
Jumlah air kristal
(kuantitatif)
BaCl2 . 2H2O dan boraks merupakan senyawa hidrat
K2Cr2O7 bukan termasuk senyawa hidrat
COCl2. x H2O mengalami reversibelitas
Kal(SO4)2 . 12H2O dan CuSO4 . 5 H2O mengalami efflorescence
CaCl2 . 2 H2O mengalami deliquescence
12. Daftar Pustaka
2015. Jobsheet. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Dasar. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya

GAMBAR ALAT

TABUNG REAKSI

KAKI TIGA

PENJEPIT KAYU

RAK TABUNG

SEGITIGA PORSELEN

GELAS KIMIA

KRUSIBEL + TUTUP

DESIKATOR

LABU TAKAR

KACA ARLOJI

BOTOL AQUADEST

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS DASAR
ANALISIS AIR KRISTAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

AMALIA RAHMAH

061540421594

BELLA RAHMASARI

061540421934

CINDY PAKPAHAN

061540421595

DARNIA ANITA

061540421596

DWI SEPTIANI

061540421598

EKA PRATIWI

061540421599

Kelas: 1 KIA
Instruktur: Meilianti, S.T, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015/2016

Anda mungkin juga menyukai