I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah menguap dengan
pengukuran massa jenis gas.
2. Dapat menggunakan alat dengan terampil dan teliti.
PV = (m / BM) RT
m
P BM = (m / V) RT d= V
Keterangan :
BM = Berat Molekul
P = Tekanan gas (atmosfer A)
V = Volume gas (Liter)
R = Tetapan gas ideal (atm liter mol-1K-1)
T = Temperature Absolut (K)
d = Massa Jenis (gram/ liter)
Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100 ̊ C ditempatkan
dalam labu Erlenmeyer (labu godok) bertutup yang mempunyai lubang kecil pada
bagian tutupnya, kemudian labu erlenmeyer akan menguap dan uapnya akan
mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmeyer keluar melalui lubang kecil
tadi. Setelah semua udara keluar, uap cair sendiri yang akan keluar, sampai akhirnya
uap ini akan berhenti keluar bila keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan udara
luar. Pada kondisi kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan
tekanan sama dengan tekanan atmosfer, Volume labu erlenmeyer, dan suhu sama
dengan titik didih air dalam penangas air (sekitar 100 ̊ C). Labu erlenmeyer ini
kemudian diambil dari penangas air, di dinginkan da ditimbang sehingga massa gas
yang terdapat di dalamnya dapat diketahui. Kemudian dengan menggunakan
persamaan :
V. CARA KERJA
1. Mengambil labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering, tututp dengan
menggunakan alumunium foil, kemudian dikencangkan dengan menggunakan
karet atau tali.
2. Menimbang labu erlenmeyer tadi dan alumunium foil.
3. Mengambil 5 ml cairan yang mudah menguap ke dalam labu erlenmeyer,
kemudian ditutup kembali dengan menggunakan alumunium foil dan kencangkan
kembali dengan karet, sehingga tutup ini bersifat kedap gas. Dengan jarum
membuat sebuah lubang kecil pada alumunium foil agar uap dapat keluar.
4. Erlenmeyer ditaruh dalam penangas air mendidih (100 ̊ C) sampai air kira- kira 1
cm dibawa alumunium foil. Biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam penangas air
sampai smeua cairan volatile menguap. Catat suhu penangas air tersebut.
5. Setelah semua cairan volatil dalam erlenmeyer menguap, angkatlah labu
erlenmeyer dari penangas dan keringkan air yang terdapat pada bagian luar labu
erlenmeyer dengan lap, kemudian tempatkan labu erlenmeyer dalam desikator
untuk mendinginkannya. Udara akan masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer
melalui lubnag kecil tadi dan uap cairan volatil yang terdapat dalam labu
erlenmeyer akan kembali mengembung menjadi cair.
6. Menimbang labu erlenmeyer yang telah dingin tadi dengan menggunakan neraca
analitis.
7. Menentukan volume labu erlenmeyer dengan jarum mengisi labu erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan mengukur massa air yang terdapat dalam labu
erlenmeyer tersebut. Ukur suhu air sehingga massa jenis air pada suhu tersebut =
m/ v.
8. Mengukur tekanan atmosfer dengan barometer.
VII. PERHITUNGAN
1. mengitung labu erlenmeyer dengan menggunakan massa jenis air dalam tabel
berikut ini :
Suhu 0̊C 2̊C 4̊C 6̊C 8̊C
10 ̊ C 0,9997 0,9995 0,9993 0,9990 0,9986
20 ̊ C 0,9982 0,9981 0,9973 0,9968 0,9963
30 ̊ C 0,9957 0,9951 0,9944 0,9937 0,9930
2. menghitung massa jenis gas x, dengan menggunakan massa cairan gas dan volume
erlenmeyer.
3. Menyatakan suhu penangas air dalam kelvin.
4. Dengan menggunakan rumus :
PV = m/ BM. RT
BM gas x dapat dicari, dimana R = 0,08206 L atm/ mol.K
VIII. PERHITUNGAN
Kloroform (CHCl3)
a. Volume Erlenmeyer
Massa air = (massa erlenmeyer + air) – (massa erlenmeyer kosong)
= 414,98 gr – 107,48 gr
= 307,5 gr
Diketahui : Massa Jenis (ρ) air pada 28 ̊ C = 0,9963 gr/ml
Volume Erlenmeyer :
m 307,5 𝑔𝑟
= 0,9963 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝜌
= 308,64 ml
= 0,3 liter
c. Menentukan BM
Suhu (T) penangas air = 78 ̊ C + 273 = 351 K
gr
ρ gas kloroform = 4,2967 ⁄l
Tekanan (P) = 1 atm = 760 mmhg
Penyelesaian :
𝜌
BM = p (RT)
𝑔𝑟
4,2967 ⁄𝑙
= x (0,08206 𝑙. 𝑎𝑡𝑚⁄𝑚𝑜𝑙 x 351 K)
1 𝑎𝑡𝑚
𝑔𝑟
= 4,2967 ⁄𝑙. 𝑎𝑡𝑚 x 28,80306 𝑙. 𝑎𝑡𝑚⁄𝑚𝑜𝑙 𝐾
𝑔𝑟
= 123,7581 ⁄𝑚𝑜𝑙
d. Menentukan % Kesalahan
𝑔𝑟
BM Teori kloroform = 119,38 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟
BM Praktik kloroform = 123,7581 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘−𝐵𝑀 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
% Kesalahan = | | x 100 %
𝐵𝑀 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘
𝑔𝑟 𝑔𝑟
123,7581 ⁄𝑚𝑜𝑙−119,38 ⁄𝑚𝑜𝑙
= | 𝑔𝑟 | x 100 %
123,7581 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 3,53 %
Aseton (CH3COCH3)
a. Volume Erlenmeyer = (Massa Erlenmeyer+air) – massa Erlenemeyer kosong
= 437,18 gr – 113,44 gr
= 323,74 gr
𝑔𝑟
ρ air pada suhu 28 ̊ C = 0,9963 ⁄𝑚𝑙
m 323,74 𝑔𝑟
Volume Erlenmeyer = 𝜌
= 𝑔𝑟
0,9963 ⁄𝑚𝑙
d. Menentukan % Kesalahan
𝑔𝑟
BM Teori Aseton = 58,08 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟
BM Praktik Aseton = 61,1861 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘−𝐵𝑀 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
% Kesalahan =| | x 100 %
𝐵𝑀 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘
𝑔𝑟 𝑔𝑟
61,1861 ⁄𝑚𝑜𝑙 −58,08 ⁄𝑚𝑜𝑙
= | 𝑔𝑟 |
61,1861 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 5,07 %
IX. PERTANYAAN
𝑔𝑟
Jika berat molekul gas X = 120 ⁄𝑚𝑜𝑙 , dianalisa menunjukan bahwa :
Karbon = 10 %
Klor = 89,0 %
Hidrogen = 1,0 %
Bagaimana rumus molekul senyawa berikut.
Jawaban.
C H Cl
100/100 1/100 89/100
1 1,2 3,008
1 1 3
(CHCl3) = mr
𝑔𝑟
ArCn + 3 ArCln + ArHn = 120 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟
12 n + 106,5 n + n = 120 ⁄𝑚𝑜𝑙
n = 1,0041 = 1
X. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul senyawa
volatile berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas
ideal. Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah kloroform dan Aseton.
Persamaan gas ideal bersama- sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul senyawa volatile.
Pada prinsipnya saat dilakukan penguapan dianggap tidak ada massa zat yang
hilang. Dengan mengubah cairan menjadi gas maka sesuai dengan sifatnya yang
mudah menguap, pada temperatur 78 ̊ C. Sedangkan aseton pada temperatur 100 ̊ C.
Gas tersebut akan menempati seluruh ruang labu erlenmeyer dan akan berhenti karena
tekanan didalam erlenmeyer dan tekanan diluar/ tekanan udara diluar erlenmeyer.
Dengan menggunakan gas ideal maka diperoleh BM dari larutan volatile
tersebut.Dalam perhitungan didapatkan nilai BM kloroform ialah 123,7581 gr/ mol
sedangkan BM kloroform secara teoritis ialah 119,38 gr/ mol. Dalam perhitungan
didapatkan milai aseton ialah 61,1861. Sedangkan BM 58,08. Secara Teoritis ialah
58,08. Hasil yang didapatkan hampir mendekati teoritis. Namun terdapat kesalahan
kurang teliti pada saat praktikum. Kesalahan dapat juga terjadi karena masih
terdapatnya udara dalam labu erlenmeyer pada saat pendinginan.
Dalam percobaan ini digunakan dua larutan volatile yaitu zat kloroform dan
Aseton. Kedua cairan volatile tersebut tampak berbeda dalam pengerjaannya pada
larutan kloroform zat bila dipanaskan lebih lambat menguap dari pada Aseton. Hal
tersebut disebabkan karena berat molekul dari kloroform itu sendiri jauh lebih besar
dari pada Aseton sehingga fase dari kloroform jauh lebih sulit untuk diubah dari pada
aseton.
XI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini antara lain :
Penentuan berat molekul senyawa volatile dapat dilakukan dengan mengukur
massa jenis senyawa dan menggunakan gas ideal.
Nilai BM (Berat Molekul) kloroform : 123,7581 gr/ mol
Dengan % Kesalahan : 3,53 %
Nilai BM Aseton : 61, 1861 gr/mol
Dengan % Kesalahan : 5,07 %