Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R3

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : TEKNOLOGI INDUSTRI Pertemuan ke : Keempat


Jurusan/Program Studi : TEKNIK KIMIA Modul ke : II
Kode Mata Kuliah : 52100322 Jumlah Halaman : 12
Nama Mata Kuliah : Azas Teknik Kimia I Mulai Berlaku : 2009
Dosen : Dra. Kamariah Anwar, MS

Contoh sederhana penyusunan persamaan dalam analisis dimensional


:

a) Persamaan S + V = gt2 + gt

Merupakan salah satu contoh persamaan yang tidak homogen.


Sebaliknya persamaan S = gt2 adalah homogen umum karena
mengandung tetapan tak berdimensi.
Namun bila g diberi harga, misal 9.8 m/detik2 dan
disubstitusikan kedalam persamaan S = gt2 maka
persamaan menjadi :

Tetapan baru 4,9 sekarang bersatuan dan hanya berlaku


untuk sistem satuan metrik (m.k.s).

PERSAMAAN HOMOGEN UMUM , pada prinsipnya tidak


memuat TETAPAN YANG BERDIMENSI.
Hubungan besar-besaran yang berpengaruh pada
umumnya dapat dinyatakan sebagai :

Dengan :
X0, X1, X2, X3 besaran variabel
B tetapan tak berdimensi
C1, C2 , tetapan eksponen
Contoh penyusunan persamaan dengan menggunakan
prinsip analisis dimensional diberikan dalam mencari rumus
jarak jatuh beban suatu benda dalam kondisi hampa.
a. Jarak jatuh bebas dapat dinyatakan sebagai :

Atau dapat ditulis dengan :

b. Dengan sistem ML, maka dalam term dimensi


dipenuhi dengan :
L=(L/2 )C1 ()C2
c. Konsistensi dimensi :
M : 0=0
L : 1 = c1
: 0 = -2c1 + c2
d. Persamaan kemudian dapat ditulis :

Harga B ditentukan dengan percobaan


Bagaimana bila untuk soal yang sama, jarak jatuh
dinyatakan sebagai :

Persamaan menjadi :

Untuk sistem M, L, diperoleh persamaan dalam dimensi


Konsistensi dalam dimensi :
M: 0 = c1
L : 1 = c2 c3 = 2c2 = 2
: 0 = -2c2 + c3
( c1 = 0 ; c2 = 1 ; c3 = 2 )
Persamaan yang diperoleh :

Bagaimana bila s dinyatakan sebagai :


s = f (t)
Persamaan menjadi :
Untuk sistem dimensi M, L, :

Konsistensi dalam dimensi :


M: 0=0
L : 1=0 tidak memperoleh jawaban
: 0=c

Bila s dinyatakan seperti berikut :


maka,

Untuk sistem M,L,

Konsistensi dalam dimensi :


M: 0 = c2
L : 1 = c1 3c2 c1 = 1 s=BD
: 0 = c3

Disini jawaban yang salah, pengambilan kuantitas yang salah


menghasilkan jawaban yang salah, kasus ini akan diketahui kalau
dijalankan percobaan.
CARA RAYLEIGH

1. Cara Rayleigh didasarkan atas pernyataan bahwa bila


n besaran Q1, Q2, Q3, ., Qn terkait dalam suatu
fenomena fisis, maka untuk keperluan analisis
dimensional , hubungan saling ketergantungan
dapat dinyatakan sebagai hasil kali berpangkat
seperti berikut :
Dengan :
K = tetapan tak berdimensi
Q1 = variabel tak berdimensi

Q2 sp Qn = semua variabel yang diketahui terkait


dengan fenomena yang ditinjau
2. Hasil akhir dari analisis dimensional dengan cara Rayleigh
adalah pengaturan dari sejumlah n besaran menjadi
persamaan yang menunjukkan hasil kali tak berdimensi
atau kelompok tak berdimensi yang mengandung Q1,
disamakan dengan hasil kali dari sejumlah minimum (n-
1-r) kelompok tak berdimensi lainnya, masing-masing
dengan pangkat yang merupakan salah satu dari (n-1-r)
eksponen tak terikat.

3. Jika dipakai r dimensi dasar, maka akan ada r persamaan


dengan n bilangan tak diketahui, sehingga akan terdapat
(n-r) tetapan yang tidak terikat.
Contoh :
Pressure drop dengan friksi dalam aliran fluida :

Ditinjau sistem seperti tergambar diatas untuk merumuskan presure


drop sebagai besaran yang memberi respon (yang diperhatikan),
maka dalam sistem aliran fluida diatas terdapat besaran-
besaran yang berpengaruh :
Pressure Drop : (Pf ) = (F/L)2
Diameter pipa internal : D = (L)
Panjang pipa : L = (L)
Kekasaran pipa : = (L)
Fluid Linier Velocity : V = ( L/ )
Fluid Viscocity : = ( M/L )
Fluid Densitas : = ( M/L3 )
Konstanta dimensional : gc = ( ML/F2 )
Jika dipakai sistem dimensi dasar F yang bersama-sama dengan
M, maka harus ada gc sebagai penyehat. Ada 8 besaran yang
diperkirakan berpengaruh, dan karena menggunakan sistem F M
L ( 4 dimensi dasar ) maka paling sedikit akan ada (8-4-1)
eksponen yang tak terikat dan ada (8-4) kelompok tak
berdimensi.

Menurut teori Rayleigh :


-Pf = k (D)a (L)b ()c (V)d ()e ()h (gc)j

Dalam dimensi Rayleigh :


( F/L2 ) = (L)a (L)b (L)c (L/)d (M/L3)e (M/L)h (ML/F2)j

Untuk memenuhi konsistensi dalam dimensi, karena sistem F M


L , maka ada 4 persamaan yang menghubungkan 7 tetapan (a,
b, c, d, e, h, j). Maka harga 4 tetapan dapat ditentukan dalam
term 3 tetapan yang tersisa (disebut tetapan yang tak terikat),
sehingga perlu diambil 3 tetapan yang tak terikat. Dalam contoh
ini misal diambil b, c, h.
Konsistensi dalam dimensi :
F 1 = -j
M 0=e+h+j
L -2 = a + b + c + d 3e h +j
0 = -d h 2j

Bila term lain dinyatakan dalam term b, c, h, maka :


j = -1
e=1h
d=2h
a = -b c h

Maka persamaan menjadi :


(-Pf ) = k (D)-b-c-h (L)b ()c (V)2-h ()1-h ()h (gc)-1
Dari pertimbangan teoritis, diketahui bahwa (-pf )
berbanding lurus dengan L,maka eksponen b harus
berharga 1.

Nre Roughness factor

Telah diteliti mengenai hubungan antara faktor friksi f


dengan NRe dan /D.
BUCKINGHAM (PI) THEOREM

Sebuah persamaan homogen dimensional, dapat


direduksi menjadi sebuah hubungan beberapa kelompok
tak berdimensi .
Kelompok tak berdimensi dapat dihasilkan melalui
persamaan seperti berikut :

i = 1, 2, 3, p
dengan p = n m
Jika ada m batasan karena m dimensi dasar, maka akan
ada n m = p kelompok tidak berdimensi, 1, 2, 3, .
p yang mengikuti persamaan :
Q (1, 2, 3, . p) = 0
a1, a2, a3, . am : eksponen terikat
am+1 , am+2 , an : eksponen tak terikat
diambil
1 , am+1 = 1
am+2 = am+3 .. = an = 0
2 , am+2 = 1
am+1 = am+3 .. = an = 0
Film Coeficient of Heat Transfer : h = F/L T
Diameter Internal : D=L
Linear Velocity : V = L/
Fluid Density : = M/L3
Fluid Absolut Viscosity : = M/L
Fluid Thermal Conductivity : k = F/ T
Fluid Specific Heat : Cp = F L / M T
Dimensional Constant : gc = M L/F 2

Koef. Perpindahan massa volumetris : k , L/


Diameter bahan isian : dp , L
Kecepatan aliran : V , L/
Viscositas : , M/L
Densitas : , M/L3
Diffusivitas : DAB , L2/
Ada 8 besaran yang berpengaruh :
5 dimensi dasar F M L T
Maka ada 3 eksponen yang tak terikat.
ada 3 kelompok tak berdimensi.
Besaran terikat yang dipilih D , V , , k dan gc
Besaran tak terikat h , Cp ,
1 = Da Vb d ke gcf h
2 = Da Vb d ke gcf Cp
3 = Da Vb d ke gcf

Untuk 1 maka dimensi :


Dimensi , F :0=e-f+1
M:0=d+f
L :0=a+bd+f-1
: 0 = -b d e 2f - 1
T : 0 = -e 1

Ada 5 persamaan dengan 5 bilangan tak diketahui maka :


e = -1
0=ef+1 f=0
d=0
0 = -b d e 2f 1 b=0
a=1
Sehingga 1 = Dh/k dikenal sebagai bilangan Nusselt (NNu)
Untuk 2

Dimensi F 0=ef+1
M 0=d+f-1
L 0=a+bd+f+1
0 = -b d e 2f
T 0 = -e 1 e = -1

ef=-1 f=0
d=-f+1 d=1
b = - d e 2f = - 1 + 1 0 = 0
a=-b+df1=0+1+0-1=0
2 D V k g c C p
a b d e f

2 D V C k gc C p
0 0 1 1 0
bilangan Reynold = NRe

Sehingga persamaan analisis dimensi dalam sistem,


(1, 2, 3) = 0
(NNu , NPr , NRe) = 0
NNu = (NPr , NRe)

dengan harga-harga tetapan K, c1 dan c2 dapat


ditentukan dari data percobaan.

Anda mungkin juga menyukai