Anda di halaman 1dari 103

Wa Ode Cakra Nirwana, ST., MT.

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Pengolahan data teknik dan


persamaan pendekatan untuk estimasi
A. Persamaan Linier
Bentuk umum: y = ax + b

bentuk grafis
pers. linier

y= f (x1, x2, )

CASE

x
= variable bebas
y
= variabel tidak bebas
D1,..,Dn = jarak antara garis dengan
titik secara vertikal
Garis regresi terbaik dicapai jika:
D12 + D12 + .. + Dn2 memberikan nilai min

Y = a0 + a1X
Persamaan regresi least square:
a0 dan a1 adalah koefisien regresi
Dimana a0 = intercept; a1 = gradien

a0 dan a1 dapat dicari dari pers. (1) dan (2). Sehingga:

CASE

y
= variable bebas
x
= variabel tidak bebas
H3,..,Hn = jarak antara garis dengan
titik secara horisontal/ deviasi

Persamaan regresi least square:


X= b0 + b1Y
b0 dan b1 adalah koefisien regresi
X dan Y adalah nilai koordinat

Contoh Soal:
In an experiment to determine the relationship between frequency and the
inductive reactance of an electrical circuit, the following results were
obtained:
Frequency (Hz)
Inductive reactance (ohms)

: 50 100 150 200 250 300 350


: 30 65 90 130 150 190 200

Determine the equation of the regression line of inductive reactance on


frequency, assuming a linear relationship
Answer:

Problem 1
Since the regression line of inductive reactance on frequency is required, the
frequency is the independent variable, X, and the inductive reactance is the
dependent variable, Y.
The equation of the regression line of Y on X is: Y = a0 + a1X

= 0.586

= 4.94

the equation of the


regression line of inductive
reactance on frequency is:
Y = 4.94 + 0.586X

Problem 2

For the data given in Problem 1, determine the equation of the


regression line of frequency on inductive reactance, assuming a
linear relationship
Answer:

In this case, the inductive reactance is the independent variable X


and the frequency is the dependent variable Y. From equations 3
and 4, the equation of the regression line of X on Y is:
Y = b0 + b1X
= -6.15
= 1.69

the equation of the


regression line of inductive
reactance on frequency is:
X = -6.15 + 1.69Y

B. Persamaan Logaritmik
Bentuk umum persamaan logaritmik adalah y = axn
x vs y pada koordinat
logaritmik
y

Persamaan logaritmik y = axn dapat dilinierkan


menjadi :
log y = log a + n log x
y = ax + b
dimana :
y = log y
x = log x
Secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk :
log x vs log y pada koordinat linier

log y

log x

Contoh Soal:
Data kesetimbangan biosorpsi Cu dengan saccharomyces cereviciae adalah sebagai
berikut :
Berat biomassa (m) = 0.2 gram
Volume larutan CuSO4 (V) = 100 ml
No

Co
(mg/l)

Cs
(mg/l)

qs data
(mg/g)

% Penyerapan

1
2
3
4
5

20
40
60
80
100

9.5325
22.2425
34.9525
47.6625
63.55

5.23375
8.87875
12.52375
16.16875
18.225

52.3375
44.39375
41.74583
40.42188
36.45

Hubungan antara Cs dengan qs adalah


Dimana Cs = konsetrasi cairan, qs = konsentrasi padatan, K dan n = konstanta Freundlich
Jika isotherm kesetimbangan yang dipakai adalah Model Isotherm Freundlich,
dengan persamaan : qs = KFCs1/n
Carilah konstanta pada isotherm Freundlich tersebut!

Persamaan diatas dapat dilinierkan menjadi :


log qs = log KF + (1/n) log Cs
y = ax + b

Menghitung harga a :
Menghitung harga b :

= 0.677828
= 0.050284

Dengan mengganti harga a dan b maka persamaan:


y = 0.677828 x + 0.050284
log qs = 0.677828 log Cs + 0.050284
Sehingga diperoleh harga (1/n) dan KF, sbb :
1/n = 0.677828
KF = 10^0.050284 = 1.12275242
Harga kf dan 1/n disubstitusikan persamaan isotherm freundlich akan diperoleh
harga qs model (perhitungan) dan persen kesalahan :

C. Persamaan Eksponensial
Bentuk umum persamaan logaritmik adalah y = aebx
Persamaan logaritmik dapat dilinierkan menjadi :
ln y = ln a + bx
Y= Ax + B
Dimana:
Y = ln y
X=x
B = ln a
A=b

Contoh Soal:
Pada suatu reaksi kimia diperoleh data hubungan antara temperatur (T)
dengan harga konstanta kecepatan reaksi (k) sebagai berikut :
No

Temperatur, K

k. 1/menit

300

0.0012

330

0.0017

360

0.0025

390

0.0036

420

0.0042

Jika hubungan antara k dan T mengikuti persamaan Arrhenius :


k = A.exp(-E/RT)
Carilah harga A dan E!.

Answer:

Persamaan Arrhenius dapat dilinierkan menjadi :


ln k = ln A E/RT
y= ln k
x = 1/T
y = b ax
b = ln A
a = -E/R

x. y n xy

Dari hasil perhitungan a


x n. x
2

x. xy y. x
b
x n. x
2

akan diperoleh :
Harga konstanta pada persamaan linier (a dan b) :
a= -1373,19
b = -2,17002
Harga konstanta pada persamaan Arrhenius ( A dan E) dimana dimana
R = 1,987 cal/mol K:
A = 0,114175
E = 2728,529 cal/mol K

Persamaan berbentuk: y

x
a bx

Persamaan diatas dapat dilinierkan menjadi:


1
a

b
y
x

y = ax + b

dimana :
y = 1/y
x = 1/x

Contoh Soal
Data kesetimbangan biosorpsi Cu dengan saccharomyces cereviacae
adalah sebagai berikut :
Berat biomassa (m)
= 0.2 gram
Volume larutan CuSO4 (V) = 100 ml

Hubungan antara Cs dengan qs adalah :

V (Co Cs )
qs
m

Jika isotherm kesetimbangan yang dipakai adalah Model


Isotherm Langmuir, dengan persamaan :
qmas bCs
qs
1 bCs
Carilah konstanta pada isotherm Langmuir tersebut!

Persamaan dapat dilinierkan


menjadi :
1/qs = 1/ (qmaksbCs) + 1/ qmaks
Jika data-data dimasukkan akan diperoleh:
No

Co

Cs

20

9.5325

0.104904 5.23375

0.191068 0.011005

0.020044

40

22.2425

0.044959 8.87875

0.112628 0.002021

0.005064

60

34.9525

0.02861 12.52375 0.079848 0.000819

0.002284

80

47.6625

0.020981 16.16875 0.061848

0.00044

0.001298

100

63.55

0.015736

0.000248

0.000863

0.500262 0.014533

0.029553

Total

1/Cs = x

0.21519

qs

18.225

1/qs = y

0.05487

x2

xy

Menghitung harga :

x. y n xy

a
x n. x
2

2
x
.
xy

y
.
x

n. x

= 1.521983

= 0.034549

Dengan mengganti harga a dan b maka persamaan : y = 1.521983 x + 0.034549


atau

maka qmaks = 28.94419


maka b

= 0.0227

Harga Cs disubstitusikan ke persamaan


1/qs = 1/ (qmaksbCs) + 1/ qmaks
untuk memperoleh harga qs model (perhitungan)

Perhitungan % kesalahan :

Metode Interpolasi
Persamaan dasar metode interpolasi :
Misal untuk suatu variabel bebas dan
terikat :

Berapa harga Y pada nilai X1 yang terletak diantara Xo dan


X2 ?

Y1 Yo

( X 1 Xo)
(Y2 Yo )
(X2 Xo)

Contoh Soal:
Pada steam tabel pada steam jenuh terdapat nilai Hfg
untuk masing-masing temperatur sebagai berikut :

Berapa harga Hfg pada T = 130 oF?


Answer:

942

10
(935 942)
30

= 939,667

LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM MEMBUAT SUATU PERSAMAAN


DARI SUATU DATA PERCOBAAN :
1.BUAT GRAFIK (X,Y)
2.TENTUKAN PERSAMAAN YANG PALING SESUAI
3.HITUNG KONSTANTA-KONSTANTA YANG ADA
4.HITUNG PERSEN KESALAHAN RATA-RATA
5.PERSAMAAN DIANGGAP MENDEKATI DATA JIKA PERSEN
KESALAHAN RATA-RATANYA < 10%

Operasi Matriks di Excel


Operasi matriks dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan secara simultan.
Metode ini biasanya dipakai dalam neraca massa.
Contoh:

2 x1 3x 2 8
4 x1 3x 2 2
2 3
A

x1
X
x2

AX B

X A 1 B

Blok sel yang akan digunakan untuk


matriks inverse lalu ketik:
=MINVERSE(C2:D3) lalu tekan CtrlShift-Enter bersamaan
Blok sel yang akan digunakan untuk
matriks X lalu ketik:
=MMULT(C5:D6,G2:G3) lalu tekan
Ctrl-Shift-Enter bersamaan

Exercise
Reactant A decomposes in a batch reactor A
product
The composition of A in the reactor is measured at various times
with results shown in the following columns 1 and 2.
Find the reaction
constant and reaction order if the reaction
n
-rA=iskC
-rAA= kCAn
equation

Persamaan

-rA= kCAn dapat dilinierkan menjadi :

log -rA = log k + n log CA


y = ax + b

Menghitung harga a :
Menghitung harga b :

= 1.4
= -2.30103

n = 1.4

k = 0.005

Exercise!!
A wet paper pulp is found to contain 71% water. After drying it is found that 60%
Of the original water has been removed. Calculate the following:
(a)The composition of the dried pulp
(b)The mass of water removed per kilogram of wet pulp
Solution:

Wet pulp
Pulp: 0.29
H2O: 0.71

F
y

H2 O
Basis: 1 kg of wet pulp

Dried pulp
Pulp: 0.505
H2 O

Solution:
Persoalan di atas dapat disederhanakan berdasarkan neraca massa
komponen menjadi persamaan aljabar sebagai berikut:
0.505x = 0.29
0.495x + y = 0.71

Nilai x dan y dapat dicari dengan menggunakan matriks yang diperoleh


menggunakan excel dimana A X = B atau X = A-1 B
A=

0.505
0.495

0
1

A-1 =

1.9802
-0.98

0
1

X=

0.574
0.426

B=

0.29
0.71

x = 0574
y = 0.426

Steam table adalah tabel yang menyediakan data-data fisis dari


uap H2O pada berbagai suhu dan tekanan, baik pada kondisi
jenuh atau superheat. Tentukan entalpi steam pada tekanan 150
kPa dan 360oC bila data yang tertera pada steam table adalah
sebagai berikut:
Tekanan, kPa

H, pada 350oC

H, pada 400oC

125

3175,2

3277,8

150

3073,9

3174,7

175

3072,7

3174,2

3094,06

Suatu kolom distilasi umumnya beroperasi untuk


memisahkan seperti campuran etanol air berikut:
Distilat (D):
85% Etanol
15% H2O
1 kg Feed (F):
35% Etanol
65% H2O
Waste(W):
5% Etanol
95% H2O

Hitunglah massa distilat per kg limbah!


D=
0.375
W=

Pure gaseous reactant A (CA0 = 100milimol/lt) is fed at a steady rate into


A mixed flow reactor (V = 0.1 liter) where it dimerizes (2A
R).
For different gas feed rates the following data are obtained:
Run number
0, liter/hr
CAf, millimol/liter

1
10
85.7

Find k and n if the rate equation is


Note:

2
3
66.7

3
1.2
50

-rA= kCAn

4
0.5
33.4

Solver
Microsoft Excel mempunyai modul yang disebut Excel Solver yang mengijinkan
pemakai untuk memasukkan nilai decision variable, constraint, dan objective untuk
melakukan optimasi ke dalam cell dari suatu spreadsheet
Misal ada persamaan sebagai berikut:
X1 = 2T
X2 = 3T
Y1 = 4.2 X1
Y2 = 7.5 X2
Y1 +Y2 = 1
Carilah nilai T yang memberikan Y1 +Y2 = 1

Uap sebanyak F mol/mnt yang mengandung i-butane, n-butane dan n-hexane dengan
fraksi mol umpan masing-masing sebesar 0.3, 0.2, 0.5, didinginkan di dalam suatu
kondensor sehingga terbentuk campuran uap dan cairan yang kemudian dipisahkan
dalam suatu flash. Tekanan sistem sebesar 1500 mmHg. Diinginkan perbandingan
laju alir mol liquid dan laju alir mol feed (L/F) = 0.42. Berapakah suhu pendinginan
yang diperlukan serta komposisi cairan dan uap yang diperoleh?
Data tekanan uap setiap komponen adalah sebagai berikut:
A = i-butane

B = n-butane

P dalam mmHg dan t dalam 0C

C = n-hexane

Algoritma Perhitungan
(1)

(3)

(2)

(4)

Langkah penyelesaian:
1.

Trial T (suhu pendinginan dalam 0C)

2.

Hitung

3.

Hitung xi dari pers. (3)

4.

Hitung yi dari pers. (3)

5.

Cek apakah nilai T yang ditrial sudah memenuhi pers. (4). Jika belum, kembali

dari pers. (2)

ke langkah(1)

Nilai T hasil solver

Hukum Kekekalan Massa


Neraca massa total:
massa tidak dapat berkurang atau bertambah, sehingga neraca massanya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Laju akumulasi
massa
dalam sistem

laju massa
masuk
sistem

laju massa
keluar
sistem

Neraca massa komponen:


massa suatu komponen dapat berkurang atau bertambah, sehingga neraca
massanya menjadi:
Laju akumulasi massa
komponen i
dalam sistem

laju massa
komponen i
masuk sistem

laju massa
komponen i yang
terbentuk

laju massa
komponen i
keluar sistem

laju massa
komponen i yang
terpakai

Hukum Kekekalan Energi


laju akumulasi energi
dalam sistem

laju energi masuk


sistem
laju energi yang
timbul dalam
sistem

laju energi keluar


sistem
laju energi yang
terpakai dalam
sistem

Energi yang timbul ataupun terpakai dalam sistem dapat disebabkan oleh adanya
reaksi kimia, reaksi nuklir, listrik, magnet, gesekan dan kompressi.
Reaksi eksoterm akan menambah energi dalam sistem sedangkan
reaksi endoterm akan mengurangi energi dalam sistem.
Energi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Energi yang dimiliki oleh aliran massa yaitu energi kinetik, energi potensial, energi
dalam dan energi alir
Energi yang ditransfer melalui batas sistem yaitu energi panas (Q) dan kerja (W)

Hukum Kecepatan
a. Kecepatan Perpindahan Massa
Perpindahan massa secara difusi:
Perpindahan massa secara konveksi:
dimana,
= Laju perpindahan massa komponen A ke arah x [mol/s]
= koefisien difusivitas komponen A [m2/s]
= luas perpindahan massa
[m2]
= gradien konsentrasi komponen A ke arah x
= koefisien perpindahan massa [m/s]
= konsentrasi A pada bidang batas [mol/m3]
= konsentrasi A pada badan fluida [mol/m3]

b. Kecepatan Perpindahan Panas


Perpindahan massa secara konduksi:
Perpindahan massa secara konveksi:
dimana,
= laju perpindahan panas ke arah x [W], [Btu/h]
= konduktivitas termal [W/m. K]
= luas perpindahan panas [m2]
= gradien temperatur ke arah x
= koefisien perpindahan panas konveksi [W/m2.K]
= temperatur pada interface [K]
= temperatur pada badan fluida [K]

c. Kecepatan Reaksi

maka kecepatan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

dimana,
= laju reaksi komponen A
= konstanta reaksi
= konstanta reaksi
= konsentrasi A

Prosedur Penyelesaian dalam perumusan matematik suatu sistem proses:

1.Buat sketsa sistem, definisikan variabel-variabel & parameterparameter


2.
Pilih kontrol volume yang ditinjau untuk pengembangan modelnya
3.
Buat persamaan neraca pada control volume dengan menggunakan
hukum-hukum kecepatan dan atau hukum kesetimbangan yang
diperlukan. Umumnya akan dihasilkan persamaan diferensial
4.Tulis kondisi batas dan kondisi awal
5.Selesaikan persamaan diferensial pada pers. (3) dengan kondisi
batas/awal pada pers (4)
6.Interpretasi penyelesaian
Asumsi diberikan untuk beberapa situasi atau variabel yang tidak
terlalu berpengaruh.

Contoh:
Garam: 10 gr
Bisa dianggap tetap, berarti
Air: 1 m3

Karena perubahan tidak terlalu besar

Garam: 10 kg
tidak bisa diasumsikan tetap atau dengan kata lain
Air: 1 m3

Contoh soal 1 (Kondisi Steady):


Suatu tangki dengan volume 100 lt, mula-mula mengandung garam dengan
konsentrasi sebesar CA0 kg/lt. Ke dalam tangki dialirkan air dengan laju 5 lt/mnt.
Sedangkan liquid mengalir dari tangki dengan laju 5 lt/mnt. Jabarkan suatu
persamaan yang menggambarkan perubahan konsentrasi garam yang keluar reaktor
setiap waktu!
Penyelesaian:
air = 5 lt/mnt
CA1= 0
1 = air
CA

lar. garam = 5 lt/mnt


CA2 =
2 = lar. garam

Contoh soal 2 (Kondisi Unsteady):

Suatu tangki dengan volume 100 lt, mula-mula berisi air murni. Ke dalam
tangki dialirkan larutan garam dengan konsentrasi 0,0015 kg/lt dan laju
5 lt/mnt. Sedangkan liquid mengalir dari tangki dengan laju 3 lt/mnt.

Hitung konsentrasi larutan garam yang keluar dari reaktor setelah 5 menit!

Tugas 1:
1.Sebuah tangki berisi 2 m3 air. Ke dalam tangki mengalir larutan garam dengan
konsentrasi 20 kg/ m3 dengan kecepatan alir 0,02 m3/s. Liquid mengalir dari tangki
dengan rate 0,01 m3/s. Berapa konsentrasi dalam tangki jika tangki mengandung 4 m3
larutan garam?
2. Tangki yang berisi larutan garam mula-mula bervolume 100 lt dengan konsentrasi
0,002 kg/lt. Kemudian air murni dialirkan ke dalam tangki dengan laju 1 lt/mnt.
a. Jabarkan suatu persamaan diferensial yang menggambarkan perubahan konsentrasi
garam dalam tangki setiap waktu
b. Hitung waktu yang dibutuhkan jika diinginkan konsentrasi garam dalam tangki
sebesar 0,001 kg/lt
3. Dua buah tangki masing-masing bervolume 25 m3, berisi larutan garam dengan
konsentrasi 100 kg/ m3. Ke dalam tangki pertama dialirkan air murni dengan rate
0,2 m3/min sedangkan larutan garam yang keluar tangki pertama dialirkan ke tangki
kedua dengan rate 0,2 m3/min. Larutan garam yang keluar dari tangki kedua juga
mempunyai rate yang sama yaitu 0,2 m3/min.
a. Hitung waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi garam dalam tangki pertama
sebesar 10 kg/ m3
b. Hitung konsentrasi garam dalam tangki kedua pada saat konsentrasi garam dalam
tangki pertama sebesar 10 kg/ m3

Contoh soal 3
1. 5 m3/jam larutan yang mengadung reaktan A dengan konsentrasi 2
kgmol/m3 dialirkan ke dalam suatu reaktor alir tangki berpengaduk,
yang mula-mula berisi pelarut murni sebanyak 2 m3. Di dalam
reaktor terjadi reaksi peruraian A k R + S yang merupakan reaksi
irreversible orde 1. Dari reaktor keluar larutan dengan laju alir 5
m3/jam.
a.Tentukan persamaan yang menyatakan konsentrasi A dalam reaktor
sebagai fungsi waktu
b.
Tentukan waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi A yang keluar
reaktor
2. Suatu reaktor batch dengan volume konstan mengalami reaksi seri
berikut ini: A k1
B k2 C
Anggap reaksi reaksi ini orde 1. Mula-mula di dalam reaktor terdapat
larutan A dengan kadar CA0 mol/volume. Tentukan CA(t), CB(t), CC(t)

Lump Parameter & Distributed Parameter Model


Lump parameter model: Model formulasi matematik suatu proses
dimana variabel-variabel dependennya
seragam di seluruh bagian sistem
Contoh: Sistem tangki teraduk

Konsentrasi di seluruh reaktor sama

Sistem yang ditinjau untuk formulasi matematik adalah seluruh


bagian sistem

Distributed Parameter Model: Model formulasi matematik suatu proses


dimana nilai variabel-variabel proses
tersebut tidak seragam di seluruh bagian
sistem

Contoh: Sistem reaktor plug flow


out

in

Control Volume

Liquid yang dialirkan ke dalam


reaktor tidak tercampur dengan
sempurna sehingga terjadi
perbedaan konsentrasi dan suhu

Sistem yang ditinjau untuk formulasi matematik adalah bagian elemen


kecil dari sistem keseluruhan

ILUSTRASI PROSES
PEMODELAN
Contoh:
Proses pendinginan fluida yang mengalir di
dalam pipa berpenampang lingkaran.
MODEL 1 PLUG
FLOW

1. Buat sketsa
sistem.
Plug flow:

Profil kecepatan
fluida berbentuk plug
(merata pada posisi
radial).
Elemen fluida
bercampur sempurna
ke arah radial
sehingga temperatur
fluida merata pada

Langkah Pemodelannya adalah

Jika tube tidak panjang atau perbedaan temperatur


tidak besar, maka sifat fisik fluida tidak banyak
berubah.
2. Membuat asumsi:
1.Keadaan tunak;
2.Sifat fisik fluida (, Cp, k dll) konstan;
3.Temperatur dinding konstan dan merata (tidak
berubah ke arah z atau r) dengan nilai Tw;
4.Temperatur inlet konstan dan merata (tidak
berubah ke arah r) dengan nilai T0, dimana T0 >
Tw;
5.Profil kecepatan berbentuk plug atau datar
sehingga merata ke arah z atau r;
6.Fluida bercampur sempurna (turbulen Re >
2100) sehingga temperatur merata ke arah
radial;
7.Konduksi termal sepanjang sumbu relatif kecil

3. Buat sketsa elemen volume diferensial


sistem (fluida alir) atau volume
kontrol."

4. Kembangkan hukum kekekalan energi


umum

Keadaan tunak akumulasi nol.


Tidak ada sumber kimia, nuklir atau listrik tidak

ada pembangkit panas.


Panas hanya berpindah melalui perimeter elemen
akibat perbedaan temperatur antara fluida dan
dinding.
Laju pengambilan panas menggunakan hukum
pendinginan Newton (+)

Luas kontak = keliling x panjang.


Koefisien perpindahan panas, h konstan.
Tanda bar di atas T menyatakan nilai rata-rata
antara T(z) dan T (z + z)

Kembangkan hukum kekekalan energi umum


Sepanjang sumbu, panas masuk dan keluar
hanya melalui konveksi (aliran) sehingga

Dua suku pertama: laju alir massa x entalpi

lokal (temp. rujukan untuk entalpi = 0).

Disusun kembali dan dibagi z, diperoleh

Dengan

menjadi

Pengelompokan parameter menjadi satu suku

(parameter lumping)

menjadi
.
dimana
.

Persamaan diferensial biasa orde


pertama.

Contoh soal
PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI &
HUKUM KECEPATAN PERPINDAHAN PANAS

uatu cairan dengan suhu T0 masuk ke dalam pipa dengan


cepatan superfisial v. Cairan tersebut didinginkan pada
at melewati pipa. Di luar pipa terdapat cairan pendingin dan
anggap suhu dinding dalam pipa seragam dan konstan sebe
w. Anggap aliran sangat turbulen sehingga distribusi kecepata
iran adalah flat. Koefisien perpindahan panas secara konve
ada dinding pipa adalah h. Tentukan distribusi suhu cairan di
alam pipa!

Contoh soal

Perpindahan Panas Radial Melewati Konduktor Silinder


Suatu shell silinder metalik digunakan sebagai peralatan
perpindahan panas, dimana panas mengalir dari permukaan dalam
ke permukaan luar. Jika kedua permukaan tersebut mempunyai
temperatur konstan yang berbeda, cari distribusi temperatur kondisi
steady dalam material tersebut!

MODEL 2
KECEPATAN PARABOLIK
Volume kontrol berbentuk cincin dengan tebal r dan

panjang z;
Panas melewati dua permukaan, area anular yang normal
terhadap aliran fluida, dan area sepanjang keliling cincin;
Fluks panas (laju per satuan luas normal) menggunakan
konduksi molekular.

MODEL 2
KECEPATAN
PARABOLIK
Laju bersih pembentukan (pelepasan) panas
oleh konduksi = fluks x luas area normal
terhadap arah fluks.
Hukum kekekalan panas elemen volume

MODEL 2
KECEPATAN PARABOLIK
Dua koordinat posisi proses diferensiasi parsial,

misalnya

disusun kembali dan dibagi dengan 2zr


.
.

MODEL 2
KECEPATAN PARABOLIK

Dengan limit, diperoleh

Turunan terhadap z menunjukkan nilai r

konstan, sehingga r dapat ditempatkan di luar


suku; dengan membagi dengan r dan menata
kembali, diperoleh

MODEL 2
KECEPATAN
PARABOLIK
Substitusi hukum Fourier dan u
z

ke
diperoleh

Persamaan diferensial parsial orde dua

Tugas 2:

1. Sebuah bola berongga (dengan jari-jari dalam 0,5 m dan jari-jari luar
0,6 m) berturut-turut dipertahankan pada suhu 330 K dan 310 K.
Konduktivitas termal bahan bola adalah 0,9 W/m.K. Anggap
perpindahan panas hanya terjadi secara konduksi.
a. Tentukan distribusi suhu pada dinding bola
b. Tentukan laju panas yang hilang dari bola

2. Suatu batang silider terbuat dari logam yang kedua ujungnya terisolasi
sehingga perpindahan panas hanya ke arah radial saja. Mula-mula
batang silinder berada pada suhu seragam T0. Jabarkan persamaan
diferensial yang menggambarkan peristiwa perpindahan panas di
dalam silinder jika dianggap perpindahan panas terjadi secara
konduksi dan konveksi

3. Sebuah sirip berbentuk segitiga dengan panjang L, lebar dasar sirip


W dan tebal sebesar satu satuan panjang. Dasar sirip di las pada suatu
benda tertentu dengan temperatur konstan TB. Dari sirip terjadi
kehilangan panas secara konveksi ke lingkungan yang bertemperatur
TA. Koefisien transfer panas secara konveksi pada permukaan adalah
h (Btu/j.ft2.0F) dan konduktivitas panas dari sirip adalah k
(Btu/j.ft2.0F). Pada kondisi steady state, jabarkan persamaan
diferensial yang menggambarkan hubungan antara temperatur
dengan jarak dari dasar sirip (L-x)

Bentuk umum :

dimana x1, x2, . . . , xn variabel tak diketahui, aij , bi,


i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.
Atau bila dinyatakan dalam notasi
matriks:

AX = B

Langsung: digunakan pada matriks yang


rapat
(dense matrix)
Yaitu matriks yang elemen-elemen nol-nya
hanya
sedikit
Metode: Eliminasi Gauss, eliminasi GaussJordan dan LU decomposition
Tak Langsung: digunakan untuk sparse matriks

Yaitu matriks yang banyak elemen-elemen nol-ny


Dimana metode ini butuh harga awal (tebakan)
Metode: Jacobi dan Gauss-Siedel

Prinsipnya: merupakan operasi eliminasi dan substitusi variabel-variabelnya


sedemikian rupa sehingga dapat terbentuk matriks segitiga atas, dan akhirnya
solusinya diselesaikan menggunakan teknik substitusi balik (backsubstitution).

Diagonal utama tidak boleh sama dengan nol

Contoh matriks segitiga atas

Perlu dicatat: Pada setiap tahap, arr TIDAK BOLEH sama dengan nol
Tiap tahap diadakan pertukaran baris agar harga arr adalah
harga terbesar pada kolom yang sama

Contoh:

Carilah x1, x2, dan x3 dari persamaan berikut dengan cara Eliminasi Gau

3x1 x2 + 2x3 = 12
x1 + 2x2 + 3x3 = 11
2x1 2x2 x3 = 2

B2- 1/3B1

Penyelesaian:
B3+ 4/7B2

B3- 2/3B1

x3 = 2

Substitusi x3
ke pers. 2

x2 = 1

Substitusi x2
dan x3 ke pers

x1 = 3

Prinsipnya: mirip sekali dengan metode EG, namun dalam metode ini harga
(absolut) yang besar ada di diagonalnya

1.

Syarat
Metode
Gauss-Jordan

Jika sebuah baris seluruhnya bukan merupakan angka nol, maka angka
bukan nol pertama pada baris tersebut adalah 1 (leading 1).

2.

Jika ada 2 baris berurutan yang sama-sama tidak terdiri dari angka nol
seluruhnya, maka leading 1 dari baris yang lebih bawah berada di
sebelah kanan dari leading 1 yang berada di baris yang lebih atas.

3.

Pada setiap kolom yang memiliki leading 1 di kolomnya, maka nilai yang
ada di kolom tersebut kecuali leading 1 adalah nol.
iks
r
t
a
m
oh rdan
t
n
Co ss- Jo
u
Ga

Contoh:
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan!

Penyelesaian:
Tukar baris
1 dan 4

B1/6
B2-2B1'
B3-4B1'

Tukar baris
2 dan 3

B2/(-11/3)
B1-1/6B2'
B3-5/3B2'
B4-2B2'

Sehingga:

B3/(75/11)
B1+ 9/11B3'

B4/(39/25)
B1- 1/25B4'

B2+12/11B3'
B4-24/11B3'

B2+77/275B4'
B3-62/75B4'

x1 = -1/2
x2 = 1
x3 = 1/3
x4 = -2

Prinsipnya: melakukan dekomposisi matriks A terlebih dahulu sehingga dapat


terbentuk matriks-matrik segitiga atas dan bawah, kemudian secara mudah dapat
melakukan substitusi balik (backsubstitution) untuk berbagai vektor VRK (vektor
ruas kanan).
Matriks A diuraikan ke dalam hasil kali dua matriks L dan U, dimana L adalah
Triangular bagian bawah (Lower) dan U adalah Triangular matriks bagian atas (Upper)
dengan angka 1 pada diagonalnya.
Penentuan elemen-elemen matriks L dan U dapat dijabarkan sebagai berikut:

matriks L

matriks U

matriks A

Dengan operasi perkalian matriks maka dapat diperoleh elemen-elemen L dan U yaitu
Baris-baris L dikali kolom ke-1 U:
L11 =a11
L21 = a21
L31 = a31

L41= a41

Baris ke-1 L dikali kolom-kolom U:


L11 U12 =a12
L11 U13 = a13
L11 U14 = a14

L41= a41

Baris-baris L dikali kolom ke-2 U:


L21 U12 + L22 =a22
L31 U12 + L32 = a32
L41 U12 + L42 = a42

L22 =a22 - L21 U12


L32 = a32 -L31 U12
L42 = a42 - L41 U12

Dengan cara yang sama diperoleh:


L33 =a33 L31 U13 L32 U23

L43= a43 L41 U13 L42 U23


L44 = a44 - L41 U14 L42 U24 L43 U34

Rumus umum untuk memperoleh elemen-elemen L dan U:

Untuk
Untuk

j=1
i=1

Li1 = ai1
U1j = a1j/L11 = a1j/a11

Setelah elemen-elemen L dan U diperoleh

Penyelesaian pers. A X = c

Gunakan transformasi yang sama pada vektor c menjadi vektor baru c.


Bila vektor c digabung dengan matriks U maka penyelesaian dapat dicari
Persamaan umum untuk menghitung c :

Persamaan untuk substitusi kembali:

Contoh:

Selesaikan sistem persamaan-persamaan berikut dengan metode LU decomposition:

Penyelesaian:
Dari soal diperoleh:

Mencari matriks L dan U untuk matriks A

Tugas
Gambar berikut ini memperlihatkan sistem tiga buah reaktor yang terhubungkan
oleh pipa-pipa.
Laju perpindahan setiap komponen/zat melalui setiap pipa merupakan perkalian
dari laju alir volumetriknya (Q, dalam satuan m3/detik) dengan konsentrasinya
yang keluar dari masing-masing reaktor (C, dalam satuan mg/m3).
Sistem proses berada dalam kondisi steady, yang berarti bahwa laju massa
masuk ke setiap reaktor sama dengan laju massa keluar.

Susunlah neraca massa pada masing-masing reaktor dan selanjutnya selesaikanlah


sistem persamaan aljabar linier yang terbentuk (untuk menentukan harga-harga C1, C2,
dan C3).

Tugas
Kelompok
Studi Kasus

Umpan berupa zat A murni dengan laju 100 kmol/jam.


Kendala:
1. 80% dari A dan 40% dari B di dalam alur 2 didaur ulang (recycle).
2. Perbandingan mol A terhadap mol B di dalam alur 1 adalah 5:1
Susunlah neraca massa pada masing-masing alat dan selanjutnya
selesaikanlah sistem persamaan aljabar linier yang terbentuk!

Prosedur penyelesaian: Baris-baris persamaan diatur kembali sehingga elemenelemen diagonal diusahakan mempunyai harga yang relatif lebih besar dibanding
elemen pada baris yang sama
Pendekatan awal x(1) hitung masing-masing komponen x, untuk i = 1,2,n
dengan pesamaan:

dimana

adalah harga xi pada pendekatan k

Iterasi dihentikan bila harga

mendekati

yaitu bila:

adalah batas kesalahan maks yang diijinkan. Metode ini konvergen jika

Metode ini hampir sama dengan metode Jacobi. Prosedur penyelesaiannya


adalah:

Iterasi dihentikan bila harga

mendekati

yaitu bila:

adalah batas kesalahan maks yang diijinkan. Metode ini konvergen jika

Contoh:

Tentukan x, y, dan z dari sistem persamaan-persamaan berikut dengan metode Jacobi


dan Gauss Siedel dengan harga awal x0 = 1, y0 = 2 dan z0 = 2

Penyelesaian:
Persamaan dapat ditulis
Proses iterasi Jacobi:

Proses iterasi Gauss Siedel:

MASUKKAN HASIL PERHITUNGAN

Tugas

Introduction
Even with advanced methods of integration there are many mathematical
functions which cannot be integrated by analytical methods and thus
approximate methods have then to be used. Approximate methods
of definite integrals may be determined by what is termed numerical
integration.
It may be shown that determining the value of a definite integral is, in
fact, finding the area between a curve, the horizontal axis and the
specified ordinates. Three methods of finding approximate areas under
curves are the trapezoidal rule, the mid-ordinate rule and Simpsons rule,
and these rules are used as a basis for numerical integration.

Trapezoidal rule
Let a required definite integral be denoted by
and be
represented by the area under the graph of
y = f (x) between the limits x = a and x = b as shown below

An approximation to the area under the curve may be determined


by joining the tops of the ordinates by straight lines. Each interval
is thus a trapezium, and since the area of a trapezium is given by:
area = (sum of parallel sides) (perpendicular distance between them)
then,

i.e. the trapezoidal rule states:

Problem 1
(a) Use integration to evaluate,
correct to 3 decimal places,
(b) Use the trapezoidal rule with 4 intervals to evaluate the integral
in part (a), correct to 3 decimal places
Solution:

(b) The range of integration is the difference between the upper


and lower limits, i.e. 3 - 1 = 2.
Using the trapezoidal rule with 4 intervals gives an interval
width

and ordinates situated at 1.0, 1.5, 2.0,

2.5 and 3.0.


Corresponding values of

are shown in the table below,

each correct to 4 decimal places (which is one more decimal


place than required in the problem).

Problem 2
Use the trapezoidal rule with 8 intervals to evaluate

, correct

to 3 decimal places
With 8 intervals, the width of each is

giving ordinates

at 1.00, 1.25, 1.50, 1.75, 2.00, 2.25, 2.50, 2.75 and 3.00.
Corresponding values of

are shown in the table below:

Simpsons rule

Newton Raphson

Anda mungkin juga menyukai