Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI LINIER DAN PERSAMAAN

LINIER

Tugas ini disusun untuk memenuhi matakuliah matematika sains

Disusun Oleh:

Fitroh Annisaul M (18070795033)


Umi Hanik (18070795042)
Rohmat Hidayatullah (18070795056)
Dwi Handayani (18070795056)

Kelas: 2018 C (Konsentrasi Kimia)

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS

KONSENTRASI KIMIA

TAHUN 2018
FUNGSI LINIER DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

A. Fungsi Linier
Fungsi Linear adalah fungsi polinom khusus yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat satu (fungsi berderajat satu)
Bentuk umum: y = a+ bx, dimana
a = konstanta
b = koefisien arah
Koefisien arah dari fungsi linier adalah sama dengan perubahan variabel
terikat y dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas x. Kemiringan juga
disebut gradien yang dilambangkan dengan huruf m.
Jadi,
∆𝑦 𝑦2 − 𝑦1
Kemiringan= m = ∆𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥1 −𝑥1
Contoh: y = 15 – 2x, kemiringannya adalah -2. Ini berarti bahwa untuk setiap
kenaikan satu unit variabel x akan menurunkan 2 unit variabel y.

B. Persamaan linier
Persamaan linier adalah sebuah persamaan dengan bentuk a1x1 + .... +apxp =b
dimana a1,....,ap,b ∈ F dan x1,.......,xp disebut variabel. Angka aj adalah
koefisien dan angka b disebut konstanta.
Sistem persamaan linier didefinisikan sebagai suatu set persamaan-
persamaan aljabar yang variabel-variabelnya berpangkat tunggal (linier)
dengan notasi berikut:

2
sedemikian rupa sehingga persamaan di atas dapat dituliskan dalam notasi berikut:

SPL di atas memiliki n buah variabel (xj, j = 1, 2,…, n) yang identik dengan
jumlah persamaannya.
1. Satu Variabel
bentuk umum :
ax + b = 0
contoh:
2x + 8 = 0
2x = -8
x = -4
2. Dua Variabel
Bentuk umum persamaan linier dua variabel dengan variabel x dan y
secara umum adalah:
ax + by = m
cx + dy = n
dengan a,b, c, d, m, dan n ε R
Contoh:
x + y = 3
3x – 5y = 1
3. Tiga variabel
Sistem persamaan linier tiga variabel dengan variabel x, y, dan z secara
umum adalah:
ax + by + cz = m
dx +ey +fz = n
gx + hy + iz = p
dengan a,b, c, d,e, f, g, h, i, m, p, dan n ε R

3
Metode penyelesaian persamaan linier 2 variabel
1. Metode Subtitusi
Metode Substitusi adalah metode yang digunakan dalam menyelesaikan
SPLDV dengan menggantikan satu variabel dengan variabel dari
persamaan yang lain.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dari
2x + 3y = 6
2x +3y = -2
Jawab:
Dari persamaan x-y = 1 didapat x = 1 + y
2x + 3y = 2
x=y+1
dari persamaan diatas didapatkan
2 (y + 1) + 3y =1+y
2y + 2 + 3y =2
5y =0
y =0
Setelah didapatkan nilai y maka nilai y dimasukkan kedalam persamaan
berikut:
x=1+y
x=1+0
x=1
jadi didapatkan himpunan penelesaian = (1,0)
2. Metode Eliminasi
Metode Eliminasi adalah metode yang digunakan dalam menyelesaikan
SPLDV dengan cara mengeliminasi atau menghilangkan salah satu
variabel x atau y.
Contoh:
Dengan metode eliminasi tentukan himpunan penyelesaian dari
2x + 3y = 6
2x + y = -2
Jawab:
Dari persamaan diatas didapatkan hasil sebagai berikut:
2x + 3y = 6
2x + y = -2_ _
2y = 8
y=4
2x + 3y = 6 │ x 1  2x + 3y = 6
2x + y = -2│ x 3  6x + 3y = -6 _
-4x = 12
x = -3

4
jadi penyelesaian x = -3, y = 4
HP = (-3,4)
Penyelesaian sistem persamaan linier m persamaan dan n variabel dapat
menggunakan metode yaitu:
- Metode aturan Cramer
Aturan Cramer adalah salah satu metode pencarian nilai variabel
dengan menggunakan determinan.

Matriks diatas merupakan sebuah matrik, dan kemudian akan dipecah menjadi

Sebagai matriks A

Sebagai matriks A1

Sebagai matriks A2
Sebagai matriks A3
Semua matriks A, A1, A2, A3, dicari determinannya. Sehingga
det 𝐴1
X= ,
det 𝐴
det 𝐴2
Y= det 𝐴
det 𝐴3
Z= det 𝐴

5
- Metode matriks

X = A-1 B

- Metode TBE
Dengan menggunakan TBE maka koefisien pada ruas kiri dari SPL harus
diubah menjadi matriks Identitas.

C. Aplikasi dalam Bidang Kimia


1. Laju Reaksi
Laju Reaksi adalah salah satu materi yang dipelajari dalam bidang kimia.
Svante Arrhenius mengajukan persamaan:

Keterangan:
A : faktor pre-eksponensial
EA : energi aktivasi
k : konstanta laju
R : tetapan gas ideal (8,314 J/mol)
T : suhu
Persamaan Arrhenius tersebut dapat disimpulkan bahwa laju reaksi
dipengaruhi oleh suhu. Persamaan Arrhenius dapat diubah menjadi suatu
persamaan garis lurus yaitu dengan mengubah ke bentuk logaritma/ln
sehingga menghasilkan suatu persamaan baru yang merupakan persamaan
garis lurus.

6
Penentuan orde reaksi dengan menggunakan waktu paruh. Hal ini terjadi
pada eksperimen dengan suhu yang sama dengan konsentrasi yang
berbeda. Jika waktu paruh reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaksi
maka orde reaksi tersebut adalah orde satu. Persamaan yang digunakan
dalam menentukan orde reaksi adalah

Dengan n ≠ 0 dan n ≠1.


Kemudian persamaan tersebut di ln di kedua ruas persamaan sehingga
menjadi:

Langkah selanjutnya adalah menggambarkan grafik antara ln 𝑡1/2 dengan


ln[𝐴]0 maka akan didapatkan grafik berupa sebuah garis lurus, dengan gradien
-(n-1). Dibawah ini adalah grafik dari reaksi orde nol (gambar a), reaksi orde
satu (gambar b), reaksi orde dua (gambar c), reaksi orde tiga (gambar d).

7
2. Persamaan Reaksi Kimia
Dalam persamaan reaksi kimia, prinsip persamaan linier ini digunakan
dalam hal penyetaraan reaksi kimia sehingga didapatkan koefisien-
koefisien yang sesuai. Contoh soal akan disajikan pada poin D.

D. Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Suatu reaksi antara spesi radikal hidroksil dan klorobromometana:

Diperoleh data sebagai berikut


T (K) k (cm3/mol.s)
298 1,11  10-13
313 1,34  10-13
330 1,58  10-13
Tunjukkan secara grafik bahwa berlaku persamaan Arrhenius lalu tentukan A
dan Ea !
Jawab:

𝐸𝑎
Dari persamaan Arrhenius diketahui bahwa harga ln A dan − dapat
𝑅
diketahui dari grafik antara laju (1/T) dan ln k. Oleh sebab itu nilai ln k dan
1/T ditentukan terlebih dahulu.
1/T (K) ln k (cm3/mol.s)
0,00336 -29,829

8
0,00319 -29,641
0,00303 -29,476
Grafiknya:
-29.2000
0.0030 0.0032 0.0034
-29.3000

-29.4000

y = 0.1765x - 30.002
-29.5000 Series1
Ln k

-29.6000 Linear (Series1)

-29.7000

-29.8000

-29.9000

y = 0,1765x – 30,002
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = − × + ln 𝐴
𝑅 𝑇
Ln A = -30,002
A = 0,0000000000001023423382
𝐸𝑎
− = 0,1765
𝑅
Ea = 0,1765 x -8,341=-1,467421J
2. Diketahui reaksi gas yang terjadi pada suhu 300°C dengan persamaan reaksi:
C2F4  ½ cyclo C4F8

Tentukan orde reaksi pada suhu tersebut dengan tidak memperhatikan reaksi
bolak balik.

9
Jawab:
t1/2 [A]0
250 0,05000
500 0,02500
1000 0,01250
2000 0,00625

Menghitung ln 𝑡1/2dan ln[𝐴]0 :


ln t1/2 Ln [A]0
5,5215 -2,9957
6,2146 -3,6889
6,9078 -4,3820
7,6009 -5,0752
Menggambar grafik antara ln 𝑡1/2 dan ln[𝐴]0

Penentuan Orde Reaksi


0.0000
0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000
-1.0000

-2.0000
Ln A0

-3.0000 Series1
Linear (Series1)
-4.0000

-5.0000 y = -x + 2.5257
R² = 1
-6.0000
Ln t1/2

Dari grafik di atas diketahui bahwa gradien sebesar -1.


Nilai gradien = nilai (n-1)
-1 = (n-1)
n=2(orde reaksi = 2)
3. Kapasitas panas molar dari suatu senyawa padat dinyatakan melalui
persamaan c = a + bT, di mana a dan b adalah konstan. Jika c = 52, T = 100
dan ketika c = 172, maka T = 400. Tentukan nilai a dan b
Jawab:
Ketika c = 52 maka T= 100, sehingga
52 = a + 100b................1
Ketika c = 172 maka T = 400, sehingga
172 = a + 400b..............2
Persamaan 2 dan dikurangkan dengan persamaan 1
a + 400b = 172

10
a + 100b =52 _
300b =120
b = 0,4
subtitusikan b = 0,4 ke dalam persamaan 1
52 = a + 100 (0,4)
a = 52 – 40
a = 12
sehingga a= 12 dan b = 0,4
4. Setarakan reaksi kimia berikut: C2H2Cl4 + Ca(OH)2 → C2HCl3 + CaCl2 + H2O
Jawaban:
Pertama, berikan simbol sebagai koefisien senyawa yang akan disetarakan
reaksinya:
aC2H2Cl4 + bCa(OH)2 → cC2HCl3 + dCaCl2 + eH2O
Lalu tentukan atom yang terlibat dalam reaksi yaitu atom C, H, Cl, Ca, dan O
dan hubungannya (reaktan dan produk), sehingga didapatkan:
C: 2a = 2c
H: 2a + 2b = c + 2e
Cl: 4a = 3c + 2d
Ca: b = d
O: 2b = e
1
Tentukan salah satu parameter, misalnya a=1. Sehingga: 𝑐 = 1, 𝑏 = 𝑑 = 2 ,
𝑒 = 1. Untuk membulatkan bilangan, semua koefisien dikalikan dengan 2.
Sehingga reaksinya menjadi: 2C2H2Cl4 + Ca(OH)2 → 2C2HCl3 + CaCl2 +
2H2O

11
DAFTAR PUSTAKA

Bismo, Setijo. Solusi Sistem Persamaan Aljabar Linier (SPAL) dengan Metode
Eliminasi Gauss dan Variannya. Modul Matematika Terapan untuk S2.
(Online: staff.ui.ac.id/ system/files/users/setijo.bismo/material/modul2.pdf).
Diakses pada 7 September 2017.

Dessy Dwiyanti, S.Si, MBA. Fungsi Linier (Online:


http://dessy_dwiyanti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53979/bahan+
ajar+BAB+IV+FUNGSI+LINIER.pdf). Diakses pada 7 September 2017.

Nurdiana, Winda. 2012. Aplikasi Matematika Dalam Bidang Kimia. (online:


https://id.scribd.com/doc/231237991/Aplikasi-MTK-Dalam-Kimia). Diakses
pada tanggal 08 September 2017

Robert G Mortimer, 2008, Mathematics for Physical Chemistry, 3th ed, Elsevier
Inc, USA.

Rossen, Kenneth. 2007. Handbook Of Linear Algebra. NewYork: Chapman &


Hall/CRC

Santi, Nur. 2012. Implementasi Sistem Persamaan Linier menggunakan Metode


Aturan Cramer. Program Studi Teknik Informatika. Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK..Vol. 2 . No. 1. 34-38.

12

Anda mungkin juga menyukai