Anda di halaman 1dari 5

Masalah Sturm-Liouville Regular

Agus Yodi Gunawan


1 Fungsi Eigen
Bagian ini menjadi dasar untuk penyelesaian persamaan diferensial parsial (PDP) dengan
teknik pemisahan variabel. Suatu fungsi kontinu bagian demi bagian akan dituliskan se-
bagai penjumlahan dari fungsi eigen. Fungsi eigen yang sering dijumpai dalam penyele-
saian PDP dengan teknik pemisahan variabel adalah fungsi sinus dan kosinus yang pada
akhirnya terkait dengan representasi fungsi oleh deret Fourier.
1. Bentuk. Perhatikan bentuk persamaan diferensial biasa linear orde dua berikut:
d
dx
[
p(x)
dy
dx
]
+ [q(x) + r(x)]y = 0, a x b, (1.1)
dilengkapi dengan kondisi batas
y(a) +y

(a) = 0, dan y(b) + y

(b) = 0, (1.2)
dimana p(x), q(x), dan r(x) merupakan fungsi real dari x; adalah suatu parameter.
Jika p(x) dan r(x) fungsi kontinu dan positif pada a x b, maka (1.1) dan (1.2)
disebut masalah Sturm-Liouville regular (MSL regular). Sedangkan jika p(x) atau
r(x) bernilai nol pada salah satu titik ujung selang atau jika selangnya tak hingga,
(1.1) dan (1.2) disebut masalah Sturm-Liouville singular (MSL singular).
Sekarang perhatikan solusi MSL. Jelas bahwa y = 0 merupakan solusi untuk setiap
. Solusi ini disebut solusi trivial. Sedangkan solusi tak trivial akan ada hanya
untuk tertentu saja. Fungsi yang berkaitan dengan solusi tak trivial ini disebut
fungsi eigen/fungsi karakteristik dan yang bersesuaiannya disebut nilai eigen/nilai
karakteristik.
Teorema 1.1 Untuk MSL regular dengan r(x) > 0, jika p(x), q(x), dan r(x) meru-
pakan fungsi real dan fungsi (solusi) eigennya terdiferensialkan dan kontinu maka
semua nilai eigen adalah real.
Jika setiap nilai eigen berpasangan dengan hanya ada satu fungsi eigen, maka nilai
eigen dikatakan sederhana. Jika lebih dari satu fungsi eigen yang berpasangan
dengan satu nilai eigen, maka MSL dikatakan degenarate.
1
A
Y
G
Teorema 1.2 MSL regular mempunyai tak berhingga banyak nilai eigen sederhana,
yang dapat diurutkan sebagai barisan monoton naik,
0
<
1
< , sehingga
lim
n

n
= .
Setiap fungsi eigen y
n
(x) yang berpasangan dengan nilai eigen
n
mempunyai tepat
n akar pada selang (a, b).
Contoh: Cari fungsi eigen dan nilai eigen dari MSL
y

+ y = 0, y(0) = 0, y() y

() = 0. (1.3)
Jawab:Dapat ditunjukkan masalah ini adalah MSL regular. Solusi persamaan ini
bergantung pada . Oleh karenanya kita akan tinjau tiga kasus : negatif, positif,
atau sama dengan nol.
Solusi umum persamaan tersebut dapat dituliskan
y(x) =

Acosh(mx) + Bsinh(mx), jika < 0;


C + Dx, jika = 0;
E cos(kx) + F sin(kx), jika > 0,
(1.4)
dimana untuk kemudahan kita tuliskan = m
2
< 0 pada persamaan pertama dan
= k
2
> 0 pada persamaan ketiga. Pada pernyataan ini m dan k keduanya positif.
Dari kondisi y(0) = 0 kita peroleh A = C = E = 0. Kondisi batas yang lainnya
memberikan

B[sinh(m) mcosh(m)] = 0;
D = 0;
F[sin(k) k cos(k)] = 0.
(1.5)
Gambar 1 memperlihatkan fungsi h(x) = sinh(x) x cosh(x). Fungsi ini hanya
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0.0
0.5
1.0
1.5
Gambar 1: Grak h(x) = sinh(x) xcosh(x).
memiliki akar di x 0, 996. Jadi solusi trivial pertama diberikan oleh fungsi eigen
y(x) = sinh(mx) dengan m adalah akar dari h(x).
2
A
Y
G
0 1 2 3 4 5 6 7
6
4
2
0
2
4
6
Gambar 2: Grak u(x) = sin(x) xcos(x).
Gambar 1 memperlihatkan fungsi u(x) = sin(x) xcos(x). Fungsi ini memiliki
tak berhingga akar. Jadi solusi trivial kedua diberikan oleh fungsi eigen y(x) =
sin(kx) dengan k adalah akar dari fungsi u(x) (atau x memenuhi tan(k) = k).
2. Keortogonalan fungsi eigen. Misalkan fungsi p(x), q(x), dan r(x) dari MSL
regular merupakan fungsi real kontinu pada selang [a, b]. Jika y
m
(x) dan y
n
(x)
masing-masing fungsi eigen terdiferensial secara kontinu yang berkaitan dengan nilai
eigen berbeda
m
dan
n
, maka y
m
(x) dan y
n
(x) memenuhi kondisi keortogonalan:

b
a
r(x)y
m
(x)y
n
(x)dx = 0. (1.6)
Untuk ilustrasi, perhatikan kembali contoh pada (1.3). Karena r(x) = 1, a = 0, b =
, dan y
n
(x) = sin(k
n
x), kita memmpunyai untuk m = n

b
a
r(x)y
m
(x)y
n
(x)dx =

0
sin(k
m
x) sin(k
n
x)dx
=
1
2

0
{cos[(k
m
k
n
)x] cos[(k
m
+ k
n
)x]}dx
=
=
sin(k
m
x) cos(k
n
x) cos(k
m
x) sin(k
n
x)
2(k
m
k
n
)

sin(k
m
x) cos(k
n
x) + cos(k
m
x) sin(k
n
x)
2(k
m
+ k
n
)
=
= 0.
Pada perhitungan di atas kita telah menggunakan hubungan tan(k
m
) = k
m
dan
tan(k
n
) = k
n
.
3
A
Y
G
Untuk m = n,

b
a
r(x)y
n
(x)y
n
(x)dx =

0
sin(k
n
x) sin(k
n
x)dx
=
1
2

0
[1 cos(2k
n
x)]dx
=
=
1
2
[ cos
2
(k
n
)] > 0.
Untuk keperluan tertentu, biasanya kita menuliskan fungsi eigen menjadi
y
n
(x) =
sin(k
n
x)

[ cos
2
(k
n
)]/2
, (1.7)
sehingga kondisi keortogonalannya menjadi


0
y
m
(x)y
n
(x)dx =
{
0, m = n;
1, m = n.
. (1.8)
Proses (1.7) biasa disebut ortonormalisasi fungsi eigen.
2 Perluasan Fungsi Eigen
Di kalkulus kita telah mempelajari bahwa dengan syarat-syarat tertentu sebuah
fungsi f(x) dapat disajikan oleh penjumlahan tak hingga hingga suku-suku berben-
tuk (x x
0
)
n
. Pada bagian ini kita akan menunjukkan hal yang serupa untuk
representasi fungsi kontinu bagian demi bagian oleh penjumlahan tak hingga fungsi
eigen.
Misalkan fungsi f(x) terdenisi pada selang a < x < b dan y
n
(x) suatu fungsi eigen
dari suatu MSL regular. Misalkan pula fungsi f(x) dapat dituliskan oleh deret
konvergen seragam berikut:
f(x) =

n=1
c
n
y
n
(x). (2.1)
Koesien c
n
dapat ditentukan dengan memanfaatkan keortogonalan (1.6); pertama,
kalikan (2.1) oleh r(x)y
m
(x), dimana m tetap, kemudian integralkan dari a ke b.
Karena y
n
(x) fungsi kontinu dan deretnya konvergen seragam, maka integral suku
demi suku diijinkan. Kita peroleh

b
a
r(x)f(x)y
m
(x)dx =

b
a
r(x)
[

n=1
c
n
y
n
(x)
]
y
m
(x)dx =

n=1
c
n

b
a
r(x)y
m
(x)y
n
(x)dx.
(2.2)
4
A
Y
G
Kondisi keortogonalan menyebabkan semua suku di ruas kanan (2.2) hilang kecuali
untuk n = m. Selanjutnya diperoleh

b
a
r(x)f(x)y
m
(x)dx = c
m

b
a
r(x)y
2
m
(x)dx. (2.3)
atau dengan mengganti m oleh n,
c
n
=

b
a
r(x)f(x)y
n
(x)dx

b
a
r(x)y
2
n
(x)dx
. (2.4)
Deret (2.1) dengan koesien diberikan oleh (2.4) disebut deret Fourier yang dipe-
rumum (generalized Fourier series) untuk fungsi f(x) terhadap fungsi eigen y
n
(x).
Koesien c
n
disebut koesien Fourier.
Teorema 2.1 Jika f(x) dan f

(x) masing-masing fungsi kontinu bagian demi bagian


pada selang a x b, maka f(x) dapat diperluas oleh deret Fourier konvergen
seragam (2.1) dengan koesien c
n
diberikan oleh (2.4). Pada setiap titik x deret
konvergen ke [f(x
+
) + f(x

)]/2.
Contoh: Untuk MSL regular y

+ y = 0, y(0) = 0, y() = 0 fungsi eigennya


diberikan oleh y
n
(x) = sin(nx). Dapat ditunjukkan fungsi f(x) = x, 0 < x <
mempunyai deret Fourier
f(x) = 2

n=1
(1)
n
n
sin(nx).
3 Latihan
1. Cari fungsi eigen dan nilai eigen MSL berikut:
(a) y

+ y = 0, y(0) = 0, y() = 0.
(b) y

+ y = 0, y

(0) = 0, y

() = 0.
(c) y

+ y = 0, y(0) y

(0) = 0, y() y

() = 0.
(d) y

+ y = 0, y() = y(), y

() = y

(). (kondisi batas periodik)


(e) y

+ y = 0, y(0) +y

(0) = 0, y() + y

() = 0.
2. Perlihatkan keortogonalan dari MSL berikut:
(a) y

+ y = 0, y(0) = 0, y(L) = 0, fungsi eigennya y


n
(x) = sin(nx/L).
(b) y

+ y = 0, y(0) = 0, y

(L) = 0, fungsi eigennya y


n
(x) = sin[(2n 1)x/2L).
3. Tentukan perluasan fungsi eigen dari f(x) = x dengan fungsi eigennya memenuhi
MSL: (a). y

+ y = 0, y

(0) = 0, y

(L) = 0. (b).y

+ y = 0, y

(0) = 0, y(L) = 0.
Referensi: D.G. Duy, Advanced Engineering Mathematics, CRC, 1998.
5
A
Y
G

Anda mungkin juga menyukai