Anda di halaman 1dari 21

1.

TRANSFORMASI LAPLACE

1.1 Definisi Transformasi Laplace

Definisi 1.1.1 Misalkan fungsi 𝑓(𝑡) terdefinisi untuk 𝑡 ∈ [0, ∞). Transformasi Laplace
dari 𝑓(𝑡) yang dinyatakan dengan 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} didefinisikan sebagai:

𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡


0

Karena ℒ{𝑓(𝑡)} adalah integral tak wajar dengan batas atas di tak hingga (  ) maka
∞ 𝑝
−𝑠𝑡
𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑓(𝑡)𝑒 𝑑𝑡 = lim ∫ 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡
𝑝→∞
0 0

Transformasi Laplace dari 𝑓(𝑡) dikatakan ada, jika integralnya konvergen untuk beberapa
nilai s, bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.

Contoh Tentukanlah transformasi Laplace untuk fungsi-fungsi berikut, di mana 𝑎


konstanta, 𝑛 bilangan bulat positif dan 𝑡 ∈ [0, ∞).
a. 𝑓(𝑡) = 𝑎 c. 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑎𝑡
b. 𝑓(𝑡) = 𝑡 𝑛 d. 𝑓(𝑡) = cos 𝑎𝑡

Contoh Carilah transformasi Laplace untuk fungsi tangga berikut ini:


𝑡, untuk 0 < 𝑡 < 1
𝑓(𝑡) = {
1, untuk 𝑡 ≥ 1

Berdasarkan contoh-contoh di atas, diperoleh rumus-rumus dasar Transformasi


Laplace yang diberikan pada Tabel 1.1.1 berikut ini.

Jurusan Matematika 1
Tabel 1.1.1 Rumus-rumus Dasar Transformasi Laplace Fungsi-Fungsi Sederhana
𝑓(𝑡) 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)}
𝑎
𝑎
𝑠
𝑡𝑛; 𝑛!
𝑛 = 0,1,2, ⋯ 𝑠 𝑛+1
1
𝑒 𝑎𝑡
𝑠−𝑎
𝑎
sin 𝑎𝑡
𝑠 + 𝑎2
2

𝑠
cos 𝑎𝑡
𝑠 2 + 𝑎2
𝑎
sinh 𝑎𝑡
𝑠 − 𝑎2
2

𝑠
cosh 𝑎𝑡
𝑠 2 − 𝑎2

1.2 Eksistensi Transformasi Laplace


Suatu fungsi yang terdefinisi untuk 𝑡 > 0 mungkin memiliki transformasi
Laplace, tetapi mungkin juga tidak memiliki. Eksistensi transformasi Laplace
dijamin oleh teorema berikut.

Teorema 1.2.1 Misalkan 𝑓(𝑡) yang kontinu bagian demi bagian pada setiap
interval dalam range 𝑡 ≥ 0 dan memenuhi |𝑓(𝑡)| ≤ 𝑀𝑒 𝛾𝑡 , untuk setiap 𝑡 ≥ 0,
dengan 𝛾 dan 𝑀 konstanta, maka transformasi Laplace dari 𝑓(𝑡) ada untuk
semua 𝑠 > 𝛾.

INGAT !!!
Fungsi 𝑓(𝑡) dikatakan kontinu bagian demi bagian pada interval [𝑎, 𝑏] jika:
a. Interval [𝑎, 𝑏] dapat dibagi menjadi sub-sub interval yang berhingga
banyaknya yang menyebabkan 𝑓(𝑡) kontinu pada sub-sub interval tersebut.
b. Limit dari 𝑓(𝑡) pada setiap ujung sub interval bernilai hingga.

1.3 Sifat-sifat Transformasi Laplace

Jurusan Matematika 2
Berdasarkan definisinya, transformasi Laplace dapat diperoleh dengan
menggunakan integral langsung. Tetapi, transformasi Laplace dapat dengan lebih
mudah diperoleh dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan
sifat-sifat transformasi Laplace dibandingkan dengan integral langsung. Sifat-sifat
tersebut antara lain:

1. Sifat Linear
Jika 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} dan 𝐺(𝑠) = ℒ{𝑔(𝑡)}, maka untuk sebarang konstanta 𝑐1 dan
𝑐2 berlaku
ℒ{𝑐1 𝑓(𝑡) + 𝑐2 𝑔(𝑡)} = 𝑐1 𝐹(𝑠) + 𝑐2 𝐺(𝑠)
Bukti.
Menurut Definisi 1.1.1

ℒ{𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑓(𝑡) 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡


0

Jadi,

ℒ{𝑐1 𝑓(𝑡) + 𝑐2 𝑔(𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 {𝑐1 𝑓(𝑡) + 𝑐2 𝑔(𝑡)} 𝑑𝑡


0
∞ ∞

= ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑐1 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑐2 𝑔(𝑡)𝑑𝑡


0 0
∞ ∞
−𝑠𝑡
= 𝑐1 ∫ 𝑒 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑐2 ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑔(𝑡)𝑑𝑡
0 0

= 𝑐1 ℒ{𝑓(𝑡)} + 𝑐2 ℒ{𝑔(𝑡)}
= 𝑐1 𝐹(𝑠) + 𝑐2 𝐺(𝑠)

Contoh Tentukan transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut.


a. 𝑓(𝑡) = 5𝑡 3 + 6𝑡
b. 𝑓(𝑡) = 4𝑡 2 − 3 sin 2𝑡

Jurusan Matematika 3
2. Sifat Pergeseran pada sumbu 𝒔
Jika 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} dan 𝑎 konstanta sebarang, maka
ℒ{𝑒 𝑎𝑡 𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠 − 𝑎)
Bukti.
Menurut Definisi 1.1.1

ℒ{𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑓(𝑡) 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡


0

Jadi,
∞ ∞
𝑎𝑡 𝑎𝑡 −𝑠𝑡
ℒ{𝑒 𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑒 𝑓(𝑡) 𝑒 𝑑𝑡 = ∫ 𝑓(𝑡) 𝑒 −(𝑠−𝑎)𝑡 𝑑𝑡 = 𝐹(𝑠 − 𝑎)
0 0

Contoh Carilah transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut ini.


a. ℒ{𝑡 2 𝑒 3𝑡 }
b. ℒ{𝑒 −2𝑡 cos 3𝑡}

3. Sifat Pergeseran Pada Sumbu 𝒕


Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) dan didefinisikan fungsi tangga
𝑓(𝑡 − 𝑎), untuk 𝑡 > 𝑎
𝑔(𝑡) = { dengan 𝑎 ≥ 0 maka
0, untuk 𝑡 < 𝑎

ℒ{𝑔(𝑡)} = 𝑒 −𝑎𝑠 𝐹(𝑠)

Bukti.

Menurut Definisi 1.1.1


ℒ{𝑓(𝑡)} = ∫ 𝑓(𝑡) 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡


0

𝑓(𝑡 − 𝑎), untuk 𝑡 > 𝑎


Karena 𝑔(𝑡) = { , maka
0, untuk 𝑡 < 𝑎

ℒ{𝑔(𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑔(𝑡) 𝑑𝑡


0

Jurusan Matematika 4
𝑎 ∞

= ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑔(𝑡) 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑔(𝑡) 𝑑𝑡


0 𝑎

𝑎 ∞

= ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 (0) 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡 − 𝑎) 𝑑𝑡


0 𝑎

= ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡 − 𝑎) 𝑑𝑡
𝑎

Misal 𝑢 = 𝑡 − 𝑎 maka 𝑡 = 𝑢 + 𝑎 dan 𝑑𝑢 = 𝑑𝑡, sehingga diperoleh


ℒ{𝑔(𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠(𝑢+𝑎) 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢


𝑎

−𝑎𝑠
=𝑒 ∫ 𝑒 −𝑠𝑢 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢
𝑎

= 𝑒 −𝑎𝑠 𝐹(𝑠)

2𝜋 2𝜋
cos (𝑡 − ) , untuk 𝑡 >
3 3
Contoh Carilah ℒ{𝑔(𝑡)} jika 𝑔(𝑡) = { 2𝜋
0, untuk 𝑡 < 3

Penyelesaian

2𝜋 𝑠
Misalkan 𝑢 = 𝑡 − dan 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑢)} = ℒ{cos 𝑢} = 𝑠2 +1
3

Menurut sifat pergeseran pada sumbu t diperoleh

2𝜋
ℒ{𝑔(𝑡)} = 𝑒 − 3 𝑠 𝐹(𝑠)
2𝜋 𝑠
= 𝑒− 3 𝑠
𝑠2 +1
2𝜋
𝑠𝑒 − 3 𝑠
= 2
𝑠 +1

Jurusan Matematika 5
4. Sifat Pengubahan Skala
Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka
1 𝑠
ℒ{𝑓(𝑎𝑡)} = 𝐹( )
𝑎 𝑎
Bukti.
Menurut Definisi 1.1.1

ℒ{𝑓(𝑎𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑎𝑡) 𝑑𝑡


0

𝑠 𝑑𝑢
= ∫ 𝑒 −𝑢(𝑎) 𝑓(𝑢) , dengan 𝑢 = 𝑎𝑡
𝑎
0

1 𝑠
= ∫ 𝑒 −𝑢(𝑎) 𝑓(𝑢)𝑑𝑢
𝑎
0

1 𝑠
= 𝐹( )
𝑎 𝑎

Contoh
6
a. Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = (𝑠+3)2 , carilah ℒ{𝑓(2𝑡)}.
1

𝑒 𝑠
b. Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = carilah ℒ{𝑒 𝑡 𝑓(2𝑡)} .
𝑠

5. Sifat Perkalian dengan 𝒕𝒏


Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka untuk 𝑛 = 0, 1, 2, ⋯ berlaku
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
ℒ{𝑡 𝑓(𝑡)} = (−1)𝑛
𝑛
𝑑𝑠 𝑛
Bukti.
Menurut Definisi 1.1.1

ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡


0

Dengan menurunkan kedua ruas terhadap variabel 𝑠 diperoleh

Jurusan Matematika 6

𝑑𝐹(𝑠) 𝑑
= 𝐹 ′ (𝑠) = (∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡)
𝑑𝑠 𝑑𝑠
0


𝑑(𝑒 −𝑠𝑡 )
=∫ 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡
𝑑𝑠
0

= ∫ −𝑡𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡


0

= − ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 [𝑡𝑓(𝑡)] 𝑑𝑡
0

= −ℒ{𝑡𝑓(𝑡)}
Jadi, untuk 𝑛 = 1 diperoleh
𝑑𝐹(𝑠)
ℒ{𝑡𝑓(𝑡)} = −
𝑑𝑠
Selanjutnya, untuk 𝑛 = 2 diperoleh

2
𝑑[ℒ{𝑡𝑓(𝑡)}] 𝑑 2 [𝐹(𝑠)]
ℒ{𝑡 𝑓(𝑡)} = − =
𝑑𝑠 𝑑𝑠 2
Demikian seterusnya, sehingga diperoleh rumus umum

𝑛
𝑑[ℒ{𝑡 2 𝑓(𝑡)}] 𝑛
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
ℒ{𝑡 𝑓(𝑡)} = − = (−1)
𝑑𝑠 𝑑𝑠 𝑛

Contoh Tentukan transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut:


a. 𝑓(𝑡) = 𝑡𝑒 𝑎𝑡
b. 𝑓(𝑡) = 𝑡 2 sinh 4𝑡

6. Sifat Pembagian dengan t

Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka berlaku



𝑓(𝑡)
ℒ{ } = ∫ 𝐹(𝑠)𝑑𝑠
𝑡
𝑠

Jurusan Matematika 7
Bukti.
Menurut definisi 1.1.1

ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡


0

Selanjutnya, dengan mengintegralkan kedua ruas terhadap variabel 𝑠 diperoleh


∞ ∞ ∞

∫ 𝐹(𝑠)𝑑𝑠 = ∫ [∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡] 𝑑𝑠


𝑠 𝑠 0

Karena 𝑡 variabel bebas, maka


∞ ∞ ∞

∫ 𝐹(𝑠)𝑑𝑠 = ∫ [∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑠] 𝑓(𝑡)𝑑𝑡


𝑠 0 𝑠
∞ ∞
𝑒 −𝑠𝑡
=∫[ ] 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
−𝑡 𝑠
0

𝑓(𝑡)
= ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡
𝑡
0

𝑓(𝑡)
= ℒ{ }
𝑡
Jadi,

𝑓(𝑡)
ℒ{ } = ∫ 𝐹(𝑠)𝑑𝑠
𝑡
𝑠

Contoh Carilah transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut.


1−𝑒 𝑎𝑡
a. 𝑓(𝑡) = , di mana 𝑎 > 0
𝑡
1−cos 2𝑡
b. 𝑓(𝑡) = 𝑡

7. Sifat Turunan
Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka untuk 𝑛 = 1, 2, 3, ⋯ berlaku

Jurusan Matematika 8
ℒ{𝑓 (𝑛) (𝑡)} = 𝑠 𝑛 ℒ{𝑓(𝑡)} − 𝑠 𝑛−1 𝑓(0) − 𝑠 𝑛−2 𝑓 ′ (0) − ⋯ − 𝑠𝑓 (𝑛−2) (0)
− 𝑓 (𝑛−1) (0)
Bukti.
Menurut Definisi 1.1.1
∞ ∞
𝑑𝑓(𝑡)
ℒ{𝑓′(𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡 = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑓(𝑡)
𝑑𝑡
0 0

Dengan menerapkan integral parsial diperoleh


ℒ{𝑓′(𝑡)} = ∫ 𝑑[𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡) + 𝑓(𝑡)𝑠𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡]


0

= [𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡)]∞
0 + 𝑠 ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
0

= 𝑠ℒ{𝑓(𝑡)} − 𝑓(0)
Selanjutnya, dengan menggunakan hasil di atas diperoleh
ℒ{𝑓 ′′ (𝑡)} = ℒ{(𝑓′)′(𝑡)} = 𝑠ℒ{𝑓 ′ (𝑡)} − 𝑓′(0)
= 𝑠{𝑠ℒ{𝑓(𝑡)} − 𝑓(0)} − 𝑓′(0)
= 𝑠 2 ℒ{𝑓(𝑡)} − 𝑠𝑓(0) − 𝑓′(0)
Demikian seterusnya, hingga turunan orde ke-n dari 𝑓(𝑡) diperoleh
ℒ{𝑓 (𝑛) (𝑡)} = 𝑠 𝑛 ℒ{𝑓(𝑡)} − 𝑠 𝑛−1 𝑓(0) − 𝑠 𝑛−2 𝑓 ′ (0) − ⋯ − 𝑠𝑓 (𝑛−2) (0)
− 𝑓 (𝑛−1) (0)

Contoh Tentukan transformasi Laplace jika diberikan:


a. 𝑓(𝑡) = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡
b. 𝑓(𝑡) = 𝑒 𝑡 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡

8. Sifat Integral
Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka
𝑡
1
ℒ {∫ 𝑓(𝑢)𝑑𝑢} = 𝐹(𝑠), 𝑠 > 0
𝑠
0

Bukti.

Jurusan Matematika 9
𝑡 0
Misalkan 𝑦(𝑡) = ∫0 𝑓(𝑢)𝑑𝑢 maka 𝑦 ′ (𝑡) = 𝑓(𝑡) dan juga 𝑦(0) = ∫0 𝑓(𝑢)𝑑𝑢 = 0.
Dengan menerapkan prinsip integral diperoleh

ℒ{𝑓(𝑡)} = ℒ{𝑦 ′ (𝑡)} = ∫ 𝑒 −𝑠𝑡 𝑦 ′ (𝑡)𝑑𝑡


0

= [𝑒 −𝑠𝑡 𝑦 ′ (𝑡)]∞
0 +𝑠∫ 𝑒
−𝑠𝑡
𝑦(𝑡)𝑑𝑡
0

= −𝑦(0) + 𝑠ℒ{𝑦(𝑡)} = 𝑠ℒ{𝑦(𝑡)}

Karena ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) maka


𝑡

𝐹(𝑠) = 𝑠ℒ {∫ 𝑓(𝑢)𝑑𝑢}
0

Jadi,
𝑡
𝐹(𝑠)
ℒ {∫ 𝑓(𝑢)𝑑𝑢} =
𝑠
0

𝑡 sin 𝑢
Contoh Carilah ℒ {∫0 𝑑𝑢}
𝑢

SOAL LATIHAN

Dengan menggunakan definisi, hitunglah transformasi Laplace, 𝐹(𝑠) , jika


diberikan fungsi-fungsi berikut ini.
1. 𝑓(𝑡) = 𝑎𝑡 + 𝑏 2. 𝑓(𝑡) = 𝑒 −𝑎𝑡 + 𝑒 𝑎𝑡
3. 𝑓(𝑡) = sin(𝑎 + 𝑏𝑡) 4. 𝑓(𝑡) = 𝑡 2 𝑒 2𝑡
5. 𝑓(𝑡) = 𝑒 2𝑡 sin 3𝑡 6. 𝑓(𝑡) = 𝑒 −𝑎𝑡 cos 2𝑡
7. 1, 0 ≤ 𝑡 ≤ 1 8. cos 𝑡 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 2𝜋
𝑓(𝑡) = { 𝑓(𝑡) = {
0, 𝑡 > 1 1, 𝑡 > 2𝜋

Jurusan Matematika 10
Dengan menggunakan rumus dasar dan sifat dari Transformasi Laplace, hitunglah
transformasi Laplace, 𝐹(𝑠), jika diberikan fungsi-fungsi berikut ini.
9. 𝑓(𝑡) = 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑡 10. 𝑓(𝑡) = 𝑒 2𝑡 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡
11. 𝑓(𝑡) = 𝑡 2 𝑒 𝑎𝑡 12. 𝑓(𝑡) = 𝑡𝑒 𝑎𝑡 cos 𝑎𝑡
13. 𝑓(𝑡) = (𝑡 − 2)2 𝑒 2𝑡 14. 𝑓(𝑡) = 𝑡𝑠𝑖𝑛2 2𝑡
15. 𝑓(𝑡) = 𝑡𝑒 𝑡 𝑠𝑖𝑛 2𝑡 16. 𝑓(𝑡) = cos 2𝑡 cos 3t
17. 𝑓(𝑡) = (3cos 3𝑡 − 2 cos 2𝑡)𝑒 2𝑡 18. 𝑓(𝑡) = sin 3𝑡 cos 4𝑡
19. 𝑓(𝑡) = (cos 2𝑡 + 2 cos 3𝑡)𝑒 −2𝑡 20. 𝑓(𝑡) = (sin 2𝑡 + cos 2𝑡)𝑒 3𝑡

Jurusan Matematika 11
2. INVERS TRANSFORMASI LAPLACE

2.1 Definisi Invers Transformasi Laplace


Definisi 2.1.1 Jika 𝐹(𝑠) = ℒ{𝑓(𝑡)} menyatakan transformasi Laplace dari fungsi
𝑓(𝑡) maka 𝑓(𝑡) disebut invers transformasi Laplace 𝐹(𝑠) ; aadituliskan dengan
ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡)
Operator ℒ −1 disebut dengan operator invers transformasi Laplace.

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace jika diberikan


4 1
a. 𝐹(𝑠) = 𝑠 e. 𝐹(𝑠) = 2𝑠−3
1 4
b. 𝐹(𝑠) = 𝑠−4 f. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 +9
𝑠 5𝑠
c. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 +16 g. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 −4
3 2𝑠
d. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 −9 h. 𝐹(𝑠) = 16𝑠2 +9

Berdasarkan contoh-contoh di atas, diperoleh rumus-rumus dasar Transformasi


Laplace yang diberikan pada tabel 2.1.1 berikut ini.

Tabel 2.1.1 Rumus-rumus Dasar Invers Transformasi Laplace Fungsi-Fungsi


Sederhana
𝐹(𝑠) 𝑓(𝑡) = ℒ −1 {𝐹(𝑠)}
1
1
𝑠
1 𝑡 𝑛−1
𝑠𝑛 (𝑛 − 1)!
1
𝑒 𝑎𝑡
𝑠−𝑎
1 1
sin 𝑎𝑡
𝑠 2 + 𝑎2 𝑎
𝑠
cos 𝑎𝑡
𝑠 + 𝑎2
2

1 1
sinh 𝑎𝑡
𝑠 − 𝑎2
2 𝑎

Jurusan Matematika 12
𝑠
cosh 𝑎𝑡
𝑠2 − 𝑎2

2.2 Sifat-sifat Invers Transformasi Laplace


Invers transformasi Laplace memiliki beberapa sifat, antara lain :
1. Sifat Linear
Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) dan ℒ −1 {𝐺(𝑠)} = 𝑔(𝑡), maka untuk sebarang konstanta 𝑐1
dan 𝑐2 berlaku
ℒ −1 {𝑐1 𝐹(𝑠) + 𝑐2 𝐺(𝑠)} = 𝑐1 𝑓(𝑡) + 𝑐2 𝑔(𝑡)
Bukti.
ℒ −1 {𝑐1 𝐹(𝑠) + 𝑐2 𝐺(𝑠)} = 𝑐1 ℒ −1 {𝐹(𝑠)} + 𝑐2 ℒ −1 {𝐺(𝑠)}
= 𝑐1 𝑓(𝑡) + 𝑐2 𝑔(𝑡)

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace, jika diberikan:


3 4
a. 𝐹(𝑠) = 𝑠−2 − 𝑠+3
4𝑠 3
b. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 +9 + 𝑠−2
4𝑠+3
c. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 −7𝑠+12
3𝑠
d. 𝐹(𝑠) = (𝑠2 −1)(𝑠−2)2
8𝑠+24
e. 𝐹(𝑠) = (𝑠2 −1)(𝑠2 −2𝑠+5)

2. Sifat Pergeseran pada sumbu 𝒔


Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) dan 𝑎 sebarang konstanta, maka
ℒ −1 {𝐹(𝑠 − 𝑎)} = 𝑒 𝑎𝑡 𝑓(𝑡)
Bukti.
Menurut Definisi 2.1.1 diperoleh
ℒ −1 {𝐹(𝑠 − 𝑎)} = 𝑒 𝑎𝑡 ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑒 𝑎𝑡 𝑓(𝑡)

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace jika diberikan

Jurusan Matematika 13
1
a. 𝐹(𝑠) = (𝑠−4)
3𝑠
b. 𝐹(𝑠) = (𝑠−1)4
2𝑠+5
c. 𝐹(𝑠) = 𝑠2 −6𝑠+13

3. Sifat Pergeseran pada sumbu 𝒕


Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) maka
𝑓(𝑡 − 𝑎), untuk 𝑡 > 𝑎
ℒ −1 {𝑒 −𝑎𝑠 𝐹(𝑠)} = {
0, untuk 𝑡 < 𝑎

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace berikut


𝜋𝑠

−1 𝑒 3
a. ℒ {𝑠2 −9}

6𝑒 −2𝑠
b. ℒ −1 { }
𝑠4

4. Sifat Pengubahan Skala


𝑠
Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) maka ℒ −1 {𝐹(𝑎)} = 𝑎 ∙ 𝑓(𝑎𝑡)

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace berikut.


3
a. ℒ −1 {𝑠2 +9}
3𝑠
b. ℒ −1 {9𝑠2 +1}

5. Sifat Perkalian dengan 𝒕𝒏


Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) maka berlaku
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
ℒ −1 { } = (−1)𝑛 𝑡 𝑛 𝑓(𝑡)
𝑑𝑠 𝑛
Bukti.
Menurut sifat perkalian dengan 𝑡 𝑛 transformasi Laplace
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
ℒ{𝑡 𝑛 𝑓(𝑡)} = (−1)𝑛
𝑑𝑠 𝑛

Jurusan Matematika 14
Dari sini diperoleh
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)] 𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
𝑡 𝑛 𝑓(𝑡) = ℒ −1 {(−1)𝑛 } = (−1) 𝑛 −1
ℒ { }
𝑑𝑠 𝑛 𝑑𝑠 𝑛
Jadi,
𝑑 𝑛 [𝐹(𝑠)]
ℒ −1 { } = (−1)𝑛 𝑡 𝑛 𝑓(𝑡)
𝑑𝑠 𝑛

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace berikut.


1
a. ℒ −1 {(𝑠−2)2 }
−4𝑠
b. ℒ −1 {𝑠2 +8𝑠+16}

6. Sifat Pembagian dengan t


Jika ℒ{𝑓(𝑡)} = 𝐹(𝑠) dan ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) maka berlaku

−1
𝑓(𝑡)
ℒ {∫ 𝐹(𝑢) 𝑑𝑢} =
𝑡
𝑠

Contoh Tentukan invers transformasi Laplace jika diberikan


𝑏2
𝐹(𝑠) = 𝑙𝑛 (1 + )
𝑠2

7. Sifat Integral
𝐹(𝑠) 𝑡
Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡) maka ℒ −1 { 𝑠
} = ∫0 𝑓(𝑢)𝑑𝑢

1
Contoh Carilah 𝑓(𝑡) bila 𝐹(𝑠) = 𝑠2 (𝑠2 +4)’

8. Sifat Konvolusi
Jika ℒ −1 {𝐹(𝑠)} = 𝑓(𝑡), ℒ −1 {𝐺(𝑠)} = 𝑔(𝑡) dan
𝐻(𝑠) = ℒ{(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑡)} = ℒ{𝑓(𝑡)}ℒ{𝑔(𝑡)} = 𝐹(𝑠)𝐺(𝑠)
maka

Jurusan Matematika 15
ℎ(𝑡) = ℒ −1 {𝐹(𝑠)𝐺(𝑠)} = 𝑓(𝑡) ∗ 𝑔(𝑡)
𝑡

= ∫ 𝑓(𝑧)𝑔(𝑡 − 𝑧) 𝑑𝑧
0

1
Contoh Carilah ℎ(𝑡) jika diberikan 𝐻(𝑠) = 𝑠2 (𝑠−𝑎)2

2.3 Invers Transformasi Laplace dari Fungsi Rasional


𝐴(𝑠)
Misalkan 𝐹(𝑠) = 𝐵(𝑠) di mana 𝐴(𝑠) dan 𝐵(𝑠) adalah fungsi polinomial dalam s
𝐴(𝑠)
dengan orde 𝐴(𝑠) lebih kecil dari orde 𝐵(𝑠) . Selanjutnya dapat ditulis
𝐵(𝑠)

sebagai jumlahan fungsi-fungsi pecahan parsial. Bentuk jumlahan pecahan parsial


tersebut tergantung dari jenis faktor penyebut 𝐵(𝑠), yang dibedakan menjadi 4
kasus, yaitu:
1. Faktor penyebut 𝐵(𝑠) adalah linear tidak berulang
Jika faktor-faktor dari 𝐵(𝑠) adalah linear tidak berulang, yaitu
𝐵(𝑠) = (𝑠 − 𝑎1 )(𝑠 − 𝑎2 ) ⋯ (𝑠 − 𝑎𝑛 )
maka 𝐹(𝑠) dapat ditulis menjadi
𝐶1 𝐶2 𝐶𝑛
𝐹(𝑠) = + +⋯+
𝑠 − 𝑎1 𝑠 − 𝑎2 𝑠 − 𝑎𝑛
(𝑠−𝑎𝑖 )𝐴(𝑠)
di mana 𝐶𝑖 = lim
𝑠→𝑎𝑖 𝐵(𝑠)

Dengan demikian invers transformasi Laplace diberikan oleh


𝐶1 𝐶2 𝐶𝑛
𝑓(𝑡) = ℒ −1 { } + ℒ −1 { } + ⋯ + ℒ −1 { }
𝑠 − 𝑎1 𝑠 − 𝑎2 𝑠 − 𝑎𝑛
= 𝐶1 𝑒 𝑎1 𝑡 + 𝐶2 𝑒 𝑎2 𝑡 + ⋯ + 𝐶𝑛 𝑒 𝑎𝑛𝑡

2𝑠+3
Contoh Carilah invers transformasi Laplace jika diberikan 𝐹(𝑠) = 𝑠2 −5𝑠+6

2. Faktor penyebut 𝐵(𝑠) adalah linear berulang

Jurusan Matematika 16
Jika 𝐵(𝑠) memuat faktor linear berulang yaitu
𝐶 𝐶 𝐶 𝐶1
(𝑠 − 𝑎)𝑛 . (𝑠−𝑎)
𝑚
𝑚
𝑚−1
+ (𝑠−𝑎)𝑚−1
2
+ ⋯ + (𝑠−𝑎)2
+ 𝑠−𝑎

Dengan menggunakan sifat linear dan dan sifat pergeseran pada sumbu 𝑠, invers
transformasi Laplace jumlahan 𝑚 pecahan parsial di atas diberikan oleh
1 1 1 1
𝐶𝑚 ℒ −1 { 𝑚 } + 𝐶𝑚−1 ℒ −1 { 𝑚−1 } + ⋯ + 𝐶2 ℒ −1 { 2 } + 𝐶1 ℒ −1 { }
(𝑠 − 𝑎) (𝑠 − 𝑎) (𝑠 − 𝑎) 𝑠−𝑎
𝑡 𝑚−1 𝑡 𝑚−2
= 𝑒 𝑎𝑡 {𝐶𝑚 + 𝐶𝑚−1 + ⋯ + 𝐶2 𝑡 + 𝐶1 }
(𝑚 − 1)! (𝑚 − 2)!
Sedangkan konstanta-konstanta 𝐶𝑚 , 𝐶𝑚−1 , ⋯ , 𝐶2 , 𝐶1 diberikan oleh
(𝑠 − 𝑎)𝑚 𝐴(𝑠)
𝐶𝑚 = lim
𝑠→𝑎 𝐵(𝑠)
1 𝑑𝑚−𝑘 (𝑠 − 𝑎)𝑚 𝐴(𝑠)
𝐶𝑚−1 = lim [ ] , dengan 𝑘 = 𝑚 − 1, 𝑚 − 2, ⋯ ,2,1
(𝑚 − 𝑘)! 𝑠→𝑎 𝑑𝑠 𝑚−𝑘 𝐵(𝑠)

Contoh Carilah invers transformasi Laplace jika diberikan


3𝑠
𝐹(𝑠) =
(𝑠 2 − 1)(𝑠 − 2)2

3. Faktor penyebut 𝐵(𝑠) adalah komplek konjugat tidak berulang


Jika 𝐵(𝑠) memuat faktor komplek konjugat tidak berulang yaitu (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2
maka pecahan yang memuat faktor (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 dapat dituliskan dalam bentuk :
𝑃(𝑠) + 𝑄 𝑃(𝑠 − 𝑎) + 𝑎𝑃 + 𝑄 𝑃(𝑠 − 𝑎) 𝑎𝑃 + 𝑄
2 2
= 2 2
= 2 2
+
(𝑠 − 𝑎) + 𝑏 (𝑠 − 𝑎) + 𝑏 (𝑠 − 𝑎) + 𝑏 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2
Selanjutnya invers transformasi Laplacenya diberikan oleh
𝑃(𝑠) + 𝑄 𝑠−𝑎 1
ℒ −1 { } = 𝑃ℒ −1
{ } + (𝑎𝑃 + 𝑄)ℒ −1
{ }
(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2
𝑎𝑃 + 𝑄 𝑎𝑡
= 𝑃𝑒 𝑎𝑡 cos 𝑏𝑡 + 𝑒 sin 𝑏𝑡
𝑏
(𝑎𝑃+𝑄)
di mana konstanta-konstanta 𝑃 dan diberikan oleh
𝑏
𝑎𝑃+𝑄
𝑃 = 𝐼𝑚(𝐵𝑎 ) dan = 𝑅𝑒(𝐵𝑎 )
𝑏

dengan,

Jurusan Matematika 17
1 [(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]𝐴(𝑠)
𝐵𝑎 = lim
𝑏 𝑠→𝑎+𝑏𝑖 𝐵(𝑠)

Contoh Carilah invers transformasi Laplace jika diberikan


8𝑠 + 24
𝐹(𝑠) =
(𝑠 2 − 1)(𝑠 2 − 2𝑠 + 5)

4. Faktor penyebut 𝐵(𝑠) adalah komplek konjugat berulang


Jika 𝐵(𝑠) memuat faktor komplek konjugat berulang yaitu [(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2
maka pecahan yang memuat faktor [(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2 dapat dituliskan dalam
bentuk :
𝑃𝑠 + 𝑄 𝑅𝑠 + 𝑆
2 2 2
+
[(𝑠 − 𝑎) + 𝑏 ] [(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2
𝑃(𝑠 − 𝑎) + 𝑎𝑃 + 𝑄 𝑅(𝑠 − 𝑎) + 𝑎𝑅 + 𝑆
= +
[(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2
𝑃(𝑠 − 𝑎) 𝑎𝑃 + 𝑄 𝑅(𝑠 − 𝑎) 𝑎𝑅 + 𝑆
= + + +
[(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2 [(𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 ]2 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2 (𝑠 − 𝑎)2 + 𝑏 2
Selanjutnya invers transformasi Laplacenya diberikan oleh
𝑒 𝑎𝑡 𝑒 𝑎𝑡
𝑃 𝑡 sin 𝑏𝑡 + (𝑎𝑃 + 𝑄) 3 (sin 𝑏𝑡 − 𝑏𝑡 cos 𝑏𝑡) + 𝑅𝑒 𝑎𝑡 cos 𝑏𝑡
2𝑏 2𝑏
𝑎𝑅 + 𝑆 𝑎𝑡
+ 𝑒 sin 𝑏𝑡
𝑏
di mana konstanta-konstantanya diberikan oleh
1
𝑃 = 𝑏 𝐼𝑚(𝑇𝑎 ) 𝑎𝑃 + 𝑄 = 𝑅𝑒(𝑇𝑎)
1 1
𝑅 = 2𝑏2 [𝑃 − 𝑅𝑒(𝑈𝑎)] 𝑎𝑅 + 𝑆 = 2𝑏 𝐼𝑚(𝑈𝑎)

dengan,
2
[(𝑠−𝑎)2 +𝑏2 ] 𝐴(𝑠)
𝑇𝑎 = lim 𝑇(𝑠) 𝑇(𝑠) =
𝑠→𝑎+𝑏𝑖 𝐵(𝑠)

𝑈𝑎 = lim 𝑇 ′ (𝑠)
𝑠→𝑎+𝑏𝑖

Jurusan Matematika 18
Contoh Carilah invers transformasi Laplace jika diberikan
2𝑠 3 − 8𝑠 2 + 20𝑠 + 8
𝐹(𝑠) =
((𝑠 − 2)2 + 4)2

2.4 Penerapan pada Persamaan Diferensial


Misalkan diberikan persamaan diferensial linier biasa orde dua, yaitu:
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐𝑦 = 𝑟(𝑡), 𝑦(0) = 𝑦0 dan 𝑦′(0) = 𝑦1
dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑦0 dan 𝑦1 konstanta.
I. Menentukan 𝑌(𝑠).
Misalkan ℒ{𝑦(𝑡)} = 𝑌(𝑠) dan ℒ{𝑟(𝑡)} = 𝑅(𝑠). Dengan menerapkan transformasi
Laplace diperoleh
𝑎ℒ{𝑦"} + 𝑏ℒ{𝑦′} + 𝑐ℒ{𝑦} = ℒ{𝑟(𝑡)}

𝑎 (𝑠 2 𝑌(𝑠) − 𝑠𝑦(0) − 𝑦 ′ (0)) + 𝑏(𝑠𝑌(𝑠) − 𝑦(0)) + 𝑐𝑌(𝑠) = 𝑅(𝑠)

𝑎𝑠 2 𝑌(𝑠) − 𝑎𝑠𝑦(0) − 𝑎𝑦 ′ (0) + 𝑏𝑠𝑌(𝑠) − 𝑏𝑦(0) + 𝑐𝑌(𝑠) = 𝑅(𝑠)


(𝑎𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑐)𝑌(𝑠) = (𝑎𝑠 + 𝑏)𝑦(0) + 𝑎𝑦 ′ (0) + 𝑅(𝑠)
𝑅(𝑠) (𝑎𝑠 + 𝑏)𝑦(0) + 𝑎𝑦 ′ (0)
𝑌(𝑠) = 2 +
𝑎𝑠 + 𝑏𝑠 + 𝑐 𝑎𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑐
Selanjutnya, diambil
𝐻(𝑠) = 𝑎𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑐
𝐺(𝑠) = (𝑎𝑠 + 𝑏)𝑦(0) + 𝑎𝑦 ′ (0)
Akibatnya,
𝑅(𝑠) 𝐺(𝑠)
𝑌(𝑠) = +
𝐻(𝑠) 𝐻(𝑠)
II. Penyelesaian persamaan diferensial.
Karena 𝑦(𝑡) = ℒ −1 {𝑌(𝑠)}, maka penyelesaian persamaan diferensial diberikan
oleh
𝑅(𝑠) 𝐺(𝑠)
𝑦(𝑡) = ℒ −1 { } + ℒ −1 { }
𝐻(𝑠) 𝐻(𝑠)
Contoh Selesaikan masalah syarat batas berikut
𝑦" − 3𝑦′ + 2𝑦 = 0, 𝑦(0) = 4, 𝑦′(0) = 5

Jurusan Matematika 19
Contoh Selesaikan masalah syarat batas berikut
𝑦 ′′′ − 3𝑦 ′′ + 4𝑦 = 0, 𝑦(0) = 2, 𝑦 ′ (0) = 3, 𝑦 ′′ (0) = 13

SOAL LATIHAN

Carilah invers transformasi Laplace, 𝑓(𝑡), jika diberikan Transformasi Laplace


berikut ini.
8 2𝑠 2 − 16
1. 𝐹(𝑠) = 2. 𝐹(𝑠) = 2
𝑠 3 (𝑠 − 2)2 (𝑠 + 4𝑠 + 8)2
2𝑠 + 3 3𝑠 − 4
3. 𝐹(𝑠) = 4. 𝐹(𝑠) =
𝑠2
− 4𝑠 + 3 𝑠2
+ 5𝑠 + 6
3𝑠 − 4 3𝑠 + 4
5. 𝐹(𝑠) = 2 6. 𝐹(𝑠) =
𝑠 + 16 (𝑠 − 2)2
4𝑠 2 + 3𝑠 5𝑠 2 − 3𝑠
7. 𝐹(𝑠) = 8. 𝐹(𝑠) =
(𝑠 + 2)4 (𝑠 − 2)(𝑠 − 3)2
2𝑠 2 + 8𝑠 2𝑠 2 + 6𝑠 − 6
9. 𝐹(𝑠) = 10. 𝐹(𝑠) =
(𝑠 + 2)(𝑠 2 + 4) (𝑠 + 2)(𝑠 2 − 4𝑠 + 8)
4𝑠 2 − 4𝑠 + 2 2𝑠 2 − 4𝑠 + 6
11. 𝐹(𝑠) = 12. 𝐹(𝑠) =
(𝑠 − 1)(𝑠 2 + 𝑠 − 6) (𝑠 − 1)(𝑠 2 − 5𝑠 + 6)
Selesaikanlah persamaan diferensial berikut ini.
13. 𝑦 ′′ − 6𝑦 ′ + 8𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 4, dan 𝑦 ′ (0) = 6.
14. 𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ − 3𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 2, dan 𝑦 ′ (0) = 8.
15. 𝑦 ′′ − 4𝑦 ′ + 10𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 4, dan 𝑦 ′ (0) = 4.
16. 𝑦 ′′ − 8𝑦 ′ + 20𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 2, dan 𝑦 ′ (0) = 6.
17. 𝑦 ′′ + 6𝑦 ′ + 13𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 4, dan 𝑦 ′ (0) = 8.
18. 𝑦 ′′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′ (0) =
2, dan 𝑦 ′′ (0) = 4
19. 𝑦 ′′′ + 2𝑦 ′′ + 4𝑦 ′ + 8𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′ (0) =
4, dan 𝑦 ′′ (0) = 8
20. 𝑦 ′′′ − 2𝑦 ′′ − 4𝑦 ′ + 8𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′ (0) =
4, dan 𝑦 ′′ (0) = 8

Jurusan Matematika 20
21. 𝑦 ′′′ + 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′ (0) = 2, dan 𝑦 ′′ (0) =
8
22. 𝑦 ′′′ + 2𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ + 4𝑦 = 0, dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′ (0) =
4, dan 𝑦 ′′ (0) = 8
23. 𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 4𝑒 −𝑡 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 2, dan 𝑦 ′ (0) = 8.
24. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 16 sin 2𝑡 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, dan 𝑦 ′ (0) = 8.
25. 𝑦 ′′ + 𝑦 = 8 cos 𝑡 + 6 sin 𝑡 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, dan 𝑦 ′ (0) =
4.
26. 𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 4𝑒 𝑡 cos 2𝑡 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, dan 𝑦 ′ (0) =
6.
27. 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ + 𝑦 = 4𝑡𝑒 𝑡 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, dan 𝑦 ′ (0) = 6.
28. 𝑦 ′′ − 4𝑦 ′ + 4𝑦 = 6𝑡 2 , dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, dan 𝑦 ′ (0) = 20.

Jurusan Matematika 21

Anda mungkin juga menyukai