BAB III

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE PERTAMA

YANG DAPAT DIPISAHKAN

1. Solusi Umum

Solusi untuk persamaan diferensial orde pertama yang dapat dipisahkan.

A ( x ) dx + B ( y ) dy = 0

adalah A ( x ) dx + �
� B ( x ) dy = c

dimana c melambangkan suatu konstanta sembarang.

Integral-integral yang diperoleh dalam persamaan (4.2) mungkin, dalam

berbagai aplikasi, tidak mungkin untuk dievaluasi. Dalam kasus-kasus
demikian, digunakan teknik-teknik numerik untuk memperoleh solusi
perkiraan. Sekalipun integrasi yang ditunjukkan dalam (4.2) dapat dilakukan,
mungkin y tidak dapat diselesaikan secara eksplisit dalam suku x. Dalam kasus
demikian, solusinya dibiarkan dalam bentuk implisit.

A. Solusi Untuk Soal Nilai-Awal

Solusi untuk soal nilai-awal

A ( x ) dx + B ( y ) dy = 0; y ( x0 ) = y0

dapat diperoleh, sebagaimana biasanya, pertama-tama dengan menggunakan

persamaan (4.2) untuk memecahkan persamaan diferensial dan kemudian
menerapkan kondisi awal langsung untuk menghitung c.

Sebagai alternatif, solusi untuk persamaan (4.3) juga dapat diperoleh dari

x y
�A( x) dx + �B( y) dy = 0
x0 y0

1
 Akan tetapi, persamaan (4.4) mungkin tidak dapat memberikan solusi untuk
(4.3) secara unik; artinya, (4.4) mungkin memiliki beberapa solusi, yang salah
satunya memenuhi soal nilai-awal yang diberikan.

B. Penyederhanaan Persamaan-persamaan Homogen

Persamaan diferensial homogen

dy
= f ( x, y )
dx

yang memiliki sifat f (tx,ty) = f (x,y) dapat ditransformasikan menjadi

persamaan yang dapat dipisahkan dengan mamasukkan

y=xy

bersama dengan turunannya

dy dy
=v+x
dv dx

Persamaan yang dihasilkan dalam variabel v dan x diselesaikan dengan

persamaan yang dapat dipisahkan; solusi yang dicari untuk persamaan (4.5)
diperoleh dengan melakukan subtitusi balik.

Dengan cara lain, solusi untuk (4.5) dapat diperoleh dengan menulis ulang
persamaan diferensial tersebut sebagai

dx 1
=
dy f ( x, y )

dan kemudian memasukkan

2
 x = yu

dan turunannya

dx du
=u+ y
dy dy

ke dalam persamaan (4.8). Setelah melakukan penyederhanaan, persamaan

diferensial yang dihasilkan memiliki variabel yang dapat dipisahkan (kali ini, u
dan y).

Biasanya, tidaklah penting metode solusi mana yang dipakai. Akan tetapi,
kadangkala salah satu subtitusi (4.6) atau (4.9) lebih baik daripada yang
lainnya. Dalam kasus-kasus demikian, subtitusi yang lebih baik biasanya
terlihat dari bentuk persamaan diferensial itu sendiri.

C. Soal-soal dan pemecahannya

4.1 selesaikan x dx  y 2 dy = 0 .

Untuk persamaan diferensial ini, A( x ) = x dan B ( y ) =  y 2 . Dengan

memsaukkan nilai-nilai ini ke dalam pers. ( 4.2) ,kita memperoleh

 x dx +  ( y ) dy = c
2

x2 y3
Yang setelah integrasi dilakukan, menjadi  = c. Dengan
2 3
menyelesaikan y secara eksplisit, kita memperolah solusi

1
3  3
y =  x2 + k  ; k = 3c
2 

3
4.2 selesaikan y ' = y 2 x 3

Pertama-tama kita tulis ulang persamaan ini dalam bentuk diferensial (lihat

1 1
bab 3) x dx  ( y 2 )dy = 0. maka A( x ) = x 3 dan B ( y ) =  y 2 . Dengan
3

memsaukkan nilai-nilai ini ke dalam pers. ( 4.2) ,kita memperoleh

 x dx +  ( 1 )dy = c.
3
y2

x4 1
Atau, dengan melakukan integrasi yang ditunjukkkan, + = c . Dengan
4 y

memecahkan y secara eksplisit, kita memperoleh solusi

4
y= , k = 4c
x +k4

dy x 2 + 2
4.3 selesaikan =
dx y

Persamaan ini dapat ditulis ulang dalam bentuk diferensial

(x 2
)
+ 2 dx  y dy = 0

Yang merupakan persamaann yang dapat dipisahkan dengan

A( x ) = x 2 + 2 dan B ( y ) =  y . Solusinya adalah

 (x + 2) dx   y dy = c
2

1 3 1
Atau x + 2x  y 2 = c
3 2

Dengan memmcahkan y, kita memperoleh solusi dalam bentuk implicit

2 3
y2 = x +4 x + k
3

4
 Dengan k=-2c. Dengan memecahkan y secara implicit, kita memperoleh dua
solusi

2 2 3
y = x 3 +4 x + k dan y =  x +4 x + k
3 3

4.4 Selesaikan y ' = 5 y

Pertama-tama tuliskn ulang persamaan ini dalam bentuk diferensial

1
5dx   dy = 0 , yang merupakan persamaan yang dapat dipisahkan.
 y
Solusinya adalah

 1
 5dx +    dy = c
y 

Atau jika diselesaikan, 5 x  ln y = c

Untuk memecahkan y secara eksplisit, pertama-tama kita tulis ulang solusinya

sebagai ln y = 5 x  c dan kemudian menerapkan ekponensial pada kedua
sisi. Jadi, e ln y = e 5 x c . Karena e
ln y
= y , kita memperoleh y = e 5 x e c ,

atau y = e  c e 5 x . Solusinya diberikan secara eksplisit oleh

y = ke 5 x , k = e  c

Perhatikan bahwa kehadiran suku (  1 y ) dalam bentuk diferensial dari

persamaan diferensial ini mengharuskan batasan y  0 dalam pencarian
solusinya. Batasan ini ekuivalen dengan batasan k  0 , karena y = ke 5 x .
Akan tetapi, melalui pengamatan, y  0 , merupakan solusi dari persamaan
diferensial seperti diberikan pada bagian awal. Jadi, y = ke 5 x merupakan
solusi untuk semua k.

5
 Persamaan diferensial dalam bentuk yang diberikan juga linear. Lihat soal 6.9
untuk metode solusi alternative.

x +1
4.5 Selesaikan y ' = y 4 + 1

Persamaan ini dalam bentuk diferensial, adalah ( x + 1) dx + (  y 4  1) dy = 0 ,

merupakan persamaan yang dapat dipisahkan. Solusinya adalah

 ( x + 1) dx +  (  y )
 1 dy = c
4

x2 y5
Atau, jika diselesaikan +x y=c
2 5

Karena persamaan ini tidak dapat diselesaikan secara aljabar untuk y,

solusinya harus dibiarkan dalam bentuk impliisitnya yang sakarang.

4.6 selesaikan dy = 2t ( y 2 + 9) dt

dy
Persamaan ini dapat ditulis ulang sebagai y 2 + 9  2t dt = 0 merupakan

persamaan yang dapat dpisahkan dalam variabel y dan t. Solusinya adalah

dy
y 2
+9 
 2t dt = c

1  y
Atau jika integral yang diberikan diselesaikan, arctan   t 2 = c
3 3

 y
arctan  = 3(t 2 + c )
Dengan memecahkan y, kita peroleh 3

y
3
(
= tan 3t 2 + 3c )
( )
y = 3 tan 3t 2 + k ; k = 3c

dx
4.7 selesaikan = x 2  2x + 2
dt

6
 dx
Persamaan ini dapat ditulis ulang dalam bentuk diferensial  dt = 0
x  2x + 2
2

Yang merupakan persamaan yang dapat dpisahkan dalam variabel x dan t.

dx
Solusinya adalah x 2
 2x + 2 
 dt = c

Jika integral pertama diselesaikan dengan terlebih dahulu menyelesaikan

dx
kuadratnya, kita memperoleh  ( x  1) 2
+1
  dt = c

Atau arctan( x  1)  t = c

Dengan memecahkan x sebagai fungsi dari t, kita memperoleh

arctan( x  1) = t + c
x  1 = tan(t + c )
x = 1 + tan(t + c)

4.8 selesaikan e x dx  ydy = 0 , y (0) = 1

Solusi untuk persamaan diferensial ini diberikan oleh pers. (4.2) sebagai

e dx +  ( y )dy = c
x

Atau jika dielesaikan, sabagai y 2 = 2e x + k , k = 2c. Dengan menerapkan

kondisi-kondisi awal, kita memperoleh (1) 2 = 2e 0 k , 1 = 2 + k , atau k = 1.

Jadi, solusi untuk nilai awal ini adalah y 2 = 2e x  1 atau y= 2e x  1

Untuk memastikan bahwa nilai y tetap real, kita harus membatasi nilai x
sehingga 2e x  1  0 . Untuk maykinkan bahwa y’ memang eksis, kita haru
membatasi x sehingga 2e x  1  0 . Kondisi-kondisi ini bersama-sama

1
menyiratkan bahwa 2e  1  0, atau x  ln
x

4.9 gunakan per (4.4) untuk menyeleaikan soal 4.8

7
 Unntuk soal ini, x0 = 0, y 0 = 1, A( x) = e x , dan B ( y ) =  y . Jika nilai-nilai
ini dimasukkan kedalam pers.(4.4), kita memperoleh

x y

e dx +  ( y ) dy = 0
x

0 1

Jika integral-integrral ini diselesaikan, kita memperoleh

x y
  y2    y2   1 
ex +   = 0 atau e x  e 0 +       = 0
0  2 1  2   2

1
Jadi, y 2 = 2e x  1 seperti pada soal 4.8 , y= 2e x  1, x  ln
2

4.10 Selesaikan x cos xdx + (1  6 y 5 )dy = 0; y ( ) = 0

Disini, x0 =  , y 0 = 0, A( x) = x cos x, dan B( y ) = 1  6 y . Jika nilai-nilai

2

ini dimasukkan kedalam pers.(4.4), kita memperoleh

x y

 x cos xdx +  (1  6 y )dy = 0

2

 0

Jika integral-integrral ini diselesaikan, kita memperoleh

x x y
x sin x  + cos x  + ( y  y 6 ) 0 = 0

x sin x + cos x + 1 = y 6  y

Karena kita tidak dapat memecahkan persamaan terakhir untuk y secara

eksplisit, kita harus puas dengan solusi dalam bentuk implisitnya sekarang.

8
 y+x
4.11 selesaikan y ' =
x

Persamaan diferensial ini tidk dapat dipisahkan tapi homogen seperti

ditunjukkan dalam soal 3.9(a). jika pers. (4.6) dan (4.7) dimasukkan

dv xv + x
kedalampersamaan ini, kita peroleh v + x =
dx x

Yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi

dv 1
x = 1 atau
dx xdx  dv = 0

Persamaan yang terahir ini dapat dipisahkan; solusinya adalah

1
 x dx   dv = c

Yang, jika diselesaikan, memberikan v = ln x  c atau v = ln kx

Dimana kita telah menetapkan c =  ln kx dn menerapkan

y
ln x + ln k = ln kx , akhirnya,dengan memasukkan v = kembali kedalam
x
(I), kita memperoleh persamaan diferensial yang diberikan sebagai
y = x ln kx

2y4 + x4
4.12 selesaikan y ' =
xy 3

Persamaan diferendial ini tidak dapat dipissahkan, tapi memiliki bentuk

2y4 + x4
y ' = f ( x, y ) , dengan f ( x, y ) =
xy 3

2(ty ) 4 + (tx ) 4 t 4 (2 y 4 + x 4 ) 2 y 4 + x 4
f (tx, ty ) = = = = f ( x, y )
(tx )(ty ) 3 t 4 ( xy 3 ) xy 3

9
 sehingga persamaan ini homogen. Dengan memasukkan pers (4.6) dan (4.7)
ke dalam persamaan diferensial dalam bentuk yang diberikan kita peroleh

dv 2( xv) 4 + x 4
v+x =
dx x ( xv) 3

Yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi

dv v 4 + 1 1 v3
x = atau dx  4 dv = 0
dx v3 x v +1

Persamaan terakhir ini dapat dipisahkan; solusinya adalah

1 v3
x dx   v 4 + 1 dv = c
1
Dengan melakukan integrai, kita meperoleh ln x  ln(v 4 + 1) = c atau
4
v 4 + 1 = ( kx) 4

Dimana kita telah menetapkan c =  ln k dan menggunakan identitas

4
ln x + ln k = ln kx dan 4 ln kx = ln kx

y
Akhirnya dengan memasukkan v = kembali kedalam (I), kita memperoleh
x

y 4 = c1 x 8  x 4 (c1 = k 4 )

4.13 Selesaikan persamaan diferensial dalam soal 4.12 dengan menggunakan

persamaan (4.9) dan (4.10).

Terlebih dahulu kita tulis ulang persamaan diferensial tersebut sebagai

dx xy 3
= 4
dy 2 y + x 4

10
Kemudian dengan memasukkan (4.9) dan (4.10) ke dalam persamaan
diferensial baru ini, kita memperoleh

du ( yu ) y 3
u+y = 4
dy 2 y + ( yu ) 4

yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi

du u + u 5
y =
dy 2 + u 4

1 2 + u4
atau dy + du = 0
y u + u5

Persamaan (1) adalah persamaan yang dapat dipisahkan; solusinya adalah

1 2 + u4
�
y
dy + � 5 du = c
u +u

Integral pertama adalah dalama bentuk ln y Untuk menyelesaikan

integral yang kedua, kita menggunakan pecahan parsial pada integran
untuk memperoleh

2 + u4 2 + u4 2 u3
= = 
u + u 5 u (1 + u 4 ) u 1 + u 4

Maka,

2 + u4 2 u3 1
� du = � du  � du = 2 ln u  ln ( 1 + u 4 )
u +u 5
u 1+ u 4
4

1
Solusi untuk (1) adalah dalam bentuk ln y + 2 ln u  ln ( 1 + u ) = c , yang
4

4
dapa ditulis ulang sebagai

ky 4u 5 = 1 + u 4

11
 1 x
dimana c =  ln k . Dengan memasukkan u = kembali ke dalam (2),
4 y
sekali lagi kita memperoleh (2) dari soal 4.12.

2 xy
4.14 Selesaikan y ' =
x  y2
2

Persamaan diferensial ini tidak dapat dipisahkan, tapi memliki bentuk

y ' = f ( x, y ) dengan

2 xy
f ( x, y ) =
x  y2
2

2t 2 xy 2 xy
di mana f (tx, ty ) = = 2 = f ( x, y ) .
t (x  y ) (x  y2 )
2 2 2

Sehingga persamaan ini homogen. Dengan memasukkan persamaan (4.6)

dan (4.7) ke dalam persamaan diferensial dalam bentuk yang diberikan,
kita memperoleh

dv 2x ( xv )
v+x = 2
dx x  ( xv ) 2

yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi

dv v ( v + 1)
2

x =
dx v2 1

1 v2 1
atau dx + dv = 0
x v (v 2 + 1)

Dengan menggunakan pecahan parsial, kita dapat mengembangkan (1)

menjadi

1 �1 2v �
dx + � v+ 2 �dv = 0
x �2 v +1�

12
 Solusi untuk persamaan yang dapat dipisahkan ini diperoleh dengan
mengintegrasi kedua sisi dari (2). Dengan melakukan hal tersebut, kita

memperoleh ln x  ln v + ln ( v 2 + 1) = c , yang dapat disederhanakan

menjadi

x ( v 2 + 1) = kv c = ln k

y
Dengan memasukkan v = Ke dalam (3), kita menemukan bahwa solusi
x

untuk persamaan diferensial yang diberikan adalah x 2 + y 2 = ky .

x2 + y 2
4.15 Selesaikan y ' =
xy

Persamaan diferensial ini homogen. Dengan memasukkan persamaan (4.6)

dan (4.7) ke dalam persamaan ini, kita memperoleh

dv x + ( xv )
2 2

v+x = .
dx x ( xv )

yang secara aljabar dapat disederhanakan menjadi

dv 1 1
x = atau dx  v dv = 0
dx v x

v2
Solusi untuk persamaan yang dapat dipisahkan ini adalah ln x  =c,
2
atau ekuivalen dengan

v 2 = ln x 2 + k k = 2 c

y
Dengan memasukkan v = ke dalam (1) , kita menemukan bahwa solusi
x
untuk persamaan diferensial yang diberikan adalah

13
 y 2 = x 2 ln x 2 + kx 2

x2 + y 2
4.16 Selesaikan y ' = ; y(1) = 2
xy

Solusi untuk persamaan diferensial ini diberikan dalam soal 3.15 sebagai

y 2 = x 2 ln x 2 + kx 2 . Dengan menerapkan kondisi awal, kita memperoleh

( 2 ) = 12 ln12 + k ( 1) , atau k = 4 (Ingat bahwa ln1 = 0 ). Jadi, solusi

2 2

untuk soal nilai-awal ini adalah

y 2 = x 2 ln x 2 + 4 x 2 atau y = � x 2 ln x 2 + 4 x 2

Akar negatif ditambahkan untuk memenuhi kondisi-kondisi awal.

(x )
2

2 xye y
4.17 Selesaikan y ' =
(x ) (x )
2 2

y 2
+y e y2
+ 2x e y
2

Persamaan diferensial ini tidak dapat dipisahkan, tapi homogen. Dengan

x
memperhartikan suku y dalam eksponensialnya, kita mencoba untuk

x
memasukkan u = , yang merupakan bentuk ekuivalen dari (4.9). Jika
y
persamaan diferensial ini ditulis ulang sebagai

(x ) (x )
2 2

dx y 2
+y e y
2
+ 2x e y 2
=
(x )
2
dy
2 xye y

Setelah memakai subtitusi (4.9) dan (4.10) dan menyederhanakan, kita

memperoleh

14
 2 2
du 1 + eu 1 2ueu
y = 2 atau dy  2 du = 0
dy 2u u y 1 + eu

Persamaan ini dapat dipisahkan; solusinya adalah

(
ln y  ln 1 + eu
2

) =c
yang dapat ditulis ulang sebagai

(
y = k 1 + eu
2

) c = ln k

x
Dengan memasukkan u = ke dalam (1), kita memperoleh solusi untuk
y
persamaan diferensial ini

� ( x y) �
2

y = k�
1+ e �
� �
� �

4.18 Buktikan bahwa setiap solusi dari persamaan (4.2) memenuhi persamaan
(4.1).

Tuliskan ulang (4.1) sebagai A( x ) + B ( y ) y ' = 0 Jika y ( x) adalah solusi,

haruslah memenuhi persamaan ini secara identik dalam x ; jadi,

A( x ) + B ( y ( x ) ) y '( x) = 0

Dengan mengintegrasi kedua sisi persamaan terakhir ini terhadap x , kita

memperoleh

A( x)dx + B ( y ( x ) ) y '( x )dx = c

�
Dalam integral kedua, kita melakukan pergantian variabel y = y ( x) ,

sehingga dy = y '( x )dx . Hasil dari subtitusi ini adalah (4.2).

15
4.19 Buktikan bahwa setiap solusi dari sistem (4.3) adalah solusi dari (4.4).

Mengikuti alur pemikiran yang sama seperti dalam soal 4.18, hanya saja

sekarang integrasi dilakukan dari x = x0 hingga x = x , kita memperoleh

x x
�A( x)dx + �B ( y( x) ) y '( x)dx = 0
x0 x0

Subtitusi y = y ( x) . sekali lagi memberikan hasil yang diinginkan.

Perhatikan bahwa ketika x berubah dari x0 ke x , y akan berubah dari

y ( x0 ) = y0 ke y ( x) = y .

4.20 Buktikan bahwa jika y ' = f ( x, y ) adalah homogen, maka persamaan

diferensial dapat ditulis ulang sebagai y ' = g ( y / x) , di mana g ( y / x)

bergantung hanya pada rasio y / x

Kita mengetahui bahwa f ( x, y ) = f (tx, ty ) . Karena persamaan ini berlaku

untuk semua t , maka harus berlaku juga, terutama, untuk t = 1/ x Jadi,
f ( x, y ) = f (1, y / x ) Jika sekarang kita mendefinisikan g ( y / x) = f (1, y / x )

, maka kita memiliki y ' = f ( x, y ) = f (1, y / x) = g ( y / x) Seperti yang

diinginkan.

Perhatikan bahwa bentuk ini menyiratkan subtitusi v = y / x yang

ekuivalen dengan (4.6). Jika di atas kita menetapkan t = 1/ y , maka

f ( x, y ) = f ( x / y,1) = h( x / y ) , yang menyiratkan subtitusi alternatif (4.9).

16
4.21 Suatu fungsi g ( x, y ) Adalah homogen dengan derajat n jika

g (tx, ty ) = t n g ( x, y ) Untuk semua t Tentukan apakah fungsi-fungsi

berikut adalah homogen, dan jika demikian tentukan derajatnya:

a) x y + y2

Penyelesaian:

(tx ) (ty ) + (ty ) 2 = t 2 ( xy + y 2 ) homogen dengan derajat dua.

b) x + y sin( y / x ) 2

Penyelesaian:

�ty � � �ty ��
2 2

tx + ty sin � �= t �x + y sin � ��homogen dengan derajat satu.

�tx � �� �tx ���

x
c) x 3 + xy 2 e y

Penyelesaian:

tx x
(tx )3 + (tx) (ty ) 2 e ty
= t 3 ( x3 + xy 2 e y ) homogen dengan derajat tiga.

d) x + x y

Penyelesaian:

tx + (tx) (ty ) = tx + t 2 xy tidak homogen.

4.22 Definisi alternatif dari persamaan diferensial homogen adalah sebagai

berikut: Suatu persamaan diferensial M ( x, y )dx + N ( x, y )dy = 0 adalah

homogen jika kedua M ( x, y ) dan N ( x, y ) adalah homogen dengan

17
 derajat yang sama (lihat soal 4.21). Tunjukkan bahwa definisi ini
menyiratkan definisi yang diberikan dalam Bab 3.

Jika M ( x, y ) dan N ( x, y ) adalah homogen dengan derajat n , maka

M (tx, ty ) t n M ( x, y ) M ( x, y )
f (tx, ty ) = = n = = f ( x, y )
 N (tx, ty ) t N ( x, y )  N ( x, y )

D. Soal-soal Tambahan dan Pembahasannya

23. x dx + y dy = 0

Penyelesaian:

x dx + y dy = 0

�
x dx + �
y dy = c
1 2 1 2
x + y =c
2 2
1 2 1
y =  x2 + c
2 2
y =  x2 + 2 c
2

y = �  x2 + k ; k = 2c

18
 maka y1 =  x 2 + k

y2 =   x 2 + k

24. x dx  y 3 dy = 0

Penyelesaian:

x dx  y 3 dy = 0

�
x dx  �
y dy = c
3

1 2 1 4
x  y =c
2 4
1 1
 y 4 =  x2 + c
4 2
y = 2 x 2 + ( 4 c)
4

y = � 2x2 + k k = 4 c

y1 = 4 2 x 2 + k
maka
y2 =  4 2 x x + k

1
25. dx + dy = 0
y4

19
 Penyelesaian:

1
dx + dy = 0
y4
1
�
dx + �4 dy = c
y

�
dx + � 4
y dy = c
1
x  y 3 = c
3
1
 y 3 =  x + c
3
y 3 = 3 x + ( 3 c )
1
= 3x + (3 c)
y3
1
y3 =
3x + (3 c)
1
y= 3
3 x + ( 3 c )
1
y=
3 x + ( 3 c )

1
26. (t + 1)dt  dy = 0
y2

penyelesaian:

20
 1
(t + 1)dt  dy = 0
y2
1
�
(t + 1)dt  �2 dy = c
y
1 2
t + t + y 1 = c
2
1
y 1 =  t 2  t + c
2
1 1
=  t2  t + c
y 2
1
y=
1
 t2  t + c
2
1
y= k =c
1
 t2  t + k
2

1 1
27 dx  dy = 0
x y

penyelesaian

1 1
dx  dy = 0
x y
1 1
�
x
dx  �dy = c
y
ln x  ln y = c
ln y =  ln x + c
ln y = ln x  c
y = eln x c
y = e  c eln x
y = k .e ln x k = ec
y = kx

21
 1
28. dx + dy = 0
x

penyelesaian

1
dx + dy = 0
x
1
�
x
dx + �
dy = c

ln x + y = c
y =  ln x + c

misal c = + ln k

y =  ln x + ln k
y = ln k  ln x
k
y = ln c = ln k
x

1
29. x dx + dy = 0
y

Penyelesaian

22
 1
x dx + dy = 0
y
1
�
x dx + �dy = c
y
1 2
x + ln y = c
2
1 2
ln y = c  x
2
1
c  x2
y=e 2

1
 x2
y = ec .e 2

1
 x2
y = ke 2
........k = ec

30. (t 2 + 1) dt + ( y 2 + y ) dy = 0

Penyelesaian:

(t 2 + 1)dt + ( y 2 + y ) dy = 0

�
(t + 1) dt + � + y )dy = c
2 2
(y
1 3 1 1
t + t + y3 + y2 = c
3 3 2
2t + 6t + 2 y + 3 y 2 = 6c
3 3

2t 3 + 6t + 2 y 3 + 3 y 2 = k ...; k = 6c

4 y 3
31. dt  dy = 0
t y

Penyelesaian:

23
 4 y 3
dt  dy = 0
t y
4 y 3
�
t
dt  � dy = c
y
4 ln t  ( y  3ln y ) = c
4 ln t  y + 3ln y = c
4 y 3 c
ln t  ln e + ln y = ln e
4 3 c y
ln t + ln y = ln e + ln e
ln t 4 y 3 = ln ec e y
t 4 y 3 = ec e y
y 3t 4 = ke y ...; k = e c

1
32. dx  dy = 0
1+ y2

Penyelesaian:

1
dx  dy = 0
1+ y2
1
�
dx  � dy = c
1+ y
x  tan 1 y = c
 tan 1 y =  x + c
tan 1 y = x + (c)
y = tan( x + k ) k = c

1
33. dx  dy = 0
y  6 y + 13
2

Penyelesaian:

24
 1
dx  dy = 0
y  6 y + 13
2

1
�
dx  �2
y  6 y + 13
dy = c

1
x� dy = c
4 + ( y  3) 2
1
x  �2 dy = c
2 + ( y  3)2
1 �y  3 �
x  tan 1 � �= c
2 �2 �
1 �y  3 �
 tan 1 � �=  x + c
2 �2 �
�y  3 �
tan 1 � �= 2 x + (2 c)
�2 �
�y  3 �
� �= tan(2 x + k )
�2 �
y = 2 tan(2 x + k ) + 3 k = 2 c

y
34. y' =
x2

Penyelesaian:

25
 y
y' =
x2
dy y
=
dx x 2
1 1
2
dx = dy
x y
1 1
2
dx  dy = 0
x y
1 1
�
x 2
dx  �dy = c
y
 x 1  ln y = c
 ln y = x 1 + c
1
ln y =  + (c)
x
1
 +( c)
y=e x

1

c
y = e .e x

1

y = k .e x
k = e c

x ex
35. y =
'

2y

Penyelesaian:

26
 x ex
y =
'

2y
dy x e x
=
dx 2 y
x e x dx = 2 y dy
x e x dx  2 y dy = 0

�
x e dx  �
2 y dy = c
x

( x  1)e x  y 2 = c
 y 2 = ( x  1)e x + c
y 2 = ( x  1)e x + (c )
y = � ( x  1)e x + k k = c

maka y1 = ( x  1)e x + k

y2 =  ( x  1)e x + k

dy x + 1
36. =
dx y

Penyelesaian:

27
 dy x + 1
=
dx y
( x + 1)dx = y dy
( x + 1)dx  y dy = 0

�
( x + 1)dx  �
y dy = c
1 2 1
x + x  y2 = c
2 2
1 1
 y 2 =  x2  x + c
2 2
y = x + 2 x + ( 2c)
2 2

y = � x2 + 2x + k ; k = 2c
maka
y1 = x 2 + 2 x + k
y2 =  x 2 + 2 x + k

dy
37. = y2
dx

Penyelesaian:

28
 dy
= y2
dx
dy = y 2 dx
1
dy = dx
y2
1
dy  dx = 0
y2
1
�
y
dy  �
2
dx = c

� dy  �
2
y dx = c
 y 1  x = c
y 1 + x = (  c )
y 1 =  x + (  c )
1
=  x + ( c )
y
1
y=
 x + (c)
1
y= k = c
x+k

dx
38. = x 2t 2
dt

Penyelesaian:

29
 dx
= x 2t 2
dt
1
t 2 dt = 2 dx
x
1
t 2 dt  2 dx = 0
x
1
�
t 2 dt  �2 dx = c
x
�
t dt  � 2
2
x dx = c
1 3
t  (  x 1 ) = c
3
1 3
t + x 1 = c
3
1
x 1 =  t 3 + c
3
1
3 x = t 3 + 3c
3
= t 3 + 3c
x
3
x= 3
t + 3c
3
x= 3 k = 3c
t + k

dx x
39. =
dt t

Penyelesaian:

30
 dx x
=
dt t
1 1
dt = dx
t x
1 1
dt  dx = 0
t x
1 1
�
t
dt  �dx = c
x
ln t  ln x = c
 ln x =  ln t + c
ln x = ln t + (c)
x = eln t + (  c )
x = e  c .eln t
x = k .eln t ; k = ec
x = k .t

dy
40. = 3 + 5y
dt

Penyelesaian:

dy
= 3 + 5y
dt
dy = (3 + 5 y )dt
1
dy = dt
3 + 5y

Misalkan: u = 3 + 5y

du
=5
dy
1
dy = du
5

31
 11
du = dt
u5
11
du  dt = 0
u5
1 1
5�
du  � dt = c
u
1
ln u  t = c
5
1
ln 3 + 5 y = t + c
5
ln 3 + 5 y = 5t + 5c
ln 3 + 5 y = ln 5t + ln 5c
3 + 5 y = e5 t + 5 c
5 y = 3 + e 5 t e 5 c
3 1
y =  + e5 c e5t
5 5
3 1 5c
y =  + k e5 t ; k= e
5 5

41. sin x dx + y dy = 0 y (0) = 2

Penyelesaian:

sin x dx + y dy = 0

�
sin x dx + �
y dy = c
1 2
 cos x + y =c
2
1 2
y = cos x + c
2
y 2 = 2 cos x + 2 c
y = � 2 cos x + 2 c ; k = 2c

karena y (0) = 2 maka:

32
 2 = � 2 cos 0 + k
2 = � 2.1 + k
4 = 2.1 + k
k =2
2c = 2
c =1

Sehingga

y = � 2 cos x + 2
y = � 2(cos x + 1)

1
42. ( x + 1) dx + dy = 0 y (1) = 1
2

Penyelesaian:

1
( x 2 + 1)dx + dy = 0
y
1
�
( x 2 + 1)dx + �dy = c
y
1 3
x + x + ln y = c
3
1
ln y =  x 3  x + c
3
1
ln y = ln  x 3  x + ln c
3
1
 x3  x + c
y=e 3

1
 x3  x
y = ec e 3

1
 x3  x
y =ke 3
k = ec

Karena y ( 1) = 1 maka

33
 1
 ( 1)3  ( 1) + c
1= e 3

1
+1+ c
1 = e3
4
+c
1 = e3
4
1 = ec e 3
1
ec = 4
e3

Sehingga:

1
1  x3  x
y= 4
e 3

e3
4 1
  x3  x
y = ee e
3
3

4 1
 + (  x3  x )
y=e 3 3

1
 (4 + x3 + 3 x )
y=e 3

y (0) = 0
2
43. x e x dx + ( y 5  1)dy = 0

Penyelesaian:

x2
�
xe dx + �
( y 5  1)dy = c

misal u = x2

34
 du = 2 x dx
1
du = x dx
2

�
e x dx + �  1)dy = c
u 5
(y
1 x2 1 6
e + y y=c
2 6

1 02 1 6
e + 0 0 = c
2 6
1
y (0) = 0 maka 1+ 0  0 = c
2
1
c=
2

x2 y  y
44. y = y (3) = 1
'
;
y +1

Penyelesaian:

35
 x2 y  y
y =
'

y +1
dy x 2  1
=
dx 1 + 1
y
� 1�
( x 2  1)dx = �1+ �
dy
� y�
� 1�
�
( x 2  1)dx  �
�1+ �
� y�
dy = c

�1 3 �
� x  x � y  ln y = c
�3 �
1
 y = ln y  x 3 + x + c
3
1
y =  ln y + x 3  x + (c )
3

y ( 3) = 1 maka

1
y =  ln y + x 3  x  c
3
1
1 =  ln 1 + (3)3  3  c
3
1 =  ln 1 + 9  3  c
1 =  ln 1 + 6  c
1 = 0 + 6  c
7 =  c
c=7

yx
46. y =
'

Penyelesaian:

36
 yx
y' =
x
ty  tx
f ' (tx, ty ) =
tx
t ( y  x)
=
tx
yx
=
x

dy
Subtitusikan y = vx � y' = v + x
dx

dv xv  x
v+x =
dx x
dv
v+x =vx
dx
v dx + x dv = (v  1) dx
x dv = ( v  1) dx  v dx
x dv = ( (v  1)  v ) dx
1
dv = dx
x
1
dx  dv = 0
x
1
�
x
dx  �
dv = c

ln x  v = c
 v =  ln x + c
v = ln x + ( c)

misalkan:

c = ln k

37
 v = ln k  ln x
k
v = ln
x
y k
= ln
x x
k
y = x ln
x

2y + x
47. y =
,

Penyelesaian:

2y + x
y, =
x
2y + x
f ( x, y ) =
x
2ty + tx
f (tx, ty ) =
tx
t (2 y + x)
f (tx, ty ) =
tx
2y + x
f (tx, ty ) =
x

dv
y' = v + x
dx
2y + x
y' = y = xv
x
dv 2(vx ) + x
v+x =
dx x
dv dv + 1
v+x =
dx 1
dv
x = v +1
dx
x dv = (v + 1)dx
1 1
dv = dx
v +1 x

Misalkan:

38
 u = v +1
du
=1
dv

1 1
�
u
du  �dx = c
x
ln u  (ln x = c
ln v + 1 = ln x + c
ln v + 1 = ln x + ln k ; c = ln k
ln v + 1 = ln k x
v +1 = k x
v = k x 1

y y
v= � = k x 1
x x
y = k x2  x

x2 + 2 y 2
48. y =
'

xy

Penyelesaian:

x2 + 2 y 2
y' =
xy
(tx) 2 + 2(ty ) 2
f (tx, ty ) =
(tx) (ty )
t 2 x 2 + 2t 2 y 2
f (tx, ty ) =
t2x y
t 2 ( x2 + 2 y 2 )
f (tx, ty ) =
t 2 ( x y)
( x2 + 2 y2 )
f (tx, ty ) =
( x y)

Karena

39
 f ( x, y ) = f (tx, ty )
x2 + 2 y 2 x2 + 2 y 2 maka merupakan persamaan differensial homogen
=
xy xy

dv x 2 + 2 x 2 v 2
v+x =
dx x 2v
dv 1 + 2v 2
v+x =
dx v
1 + 2v 2
v dx + x dv = dx
v
1 + 2v 2
x dv = dx  v dx
v
1 + v2
x dv = dx
v
1 v
dx  dv = 0
x 1 + v2
1 v
�
x
dx  � 2 dv = c
1+ v

misalnya: u = 1 + v 2

du
= 2v
dv
1
dv = du
2v

maka:

1 1 1
�
x
dx  �du = c
2 u
1
ln x  ln u = c
2

misalkan: c = ln k

40
 1
ln x  ln 1 + v 2 = c
2
1
ln x  ln 1 + v 2 + ln k = 0
2
2 ln x  ln 1 + v 2 + 2 ln k = 0
2(ln x + ln k )  ln 1 + v 2 = 0
2(ln kx )  ln 1 + v 2 = 0
2
(ln kx )  ln 1 + v 2 = 0
k 2 x2  1  v2 = 0
v2 = k 2 x2 1
y2
= k 2 x2 1
x2
y 2 = k 2 x4  x2

2x + y 2
49. y =
,

xy

Penyelesaian:

2x + y2
f ( x, y ) =
xy

2(tx) + (ty ) 2
f (tx, ty ) =
(tx) (ty )
2(tx) + t 2 y 2
f (tx, ty ) =
t2x y
t (2 x + ty 2 )
f (tx, ty ) =
t (t x y )
(2 x + ty 2 )
f (tx, ty ) =
(t x y )

Karena:

41
 f ( x, y ) �f (tx, ty )
2 x + y 2 t (2 x + ty 2 ) maka bukan merupakan persamaan diferensial
�
xy t (t x y )
homogen

x2 + y 2
50. y =
,

2x y

-Penyelesaian:

x2 + y2
f ( x, y ) =
2x y

(tx) 2 + (ty ) 2 t ( x + y ) x 2 + y 2
2 2 2

f (tx, ty ) = = = = f ( x, y )
2(tx) (ty ) 2t 2 xy 2 xy

maka merupakan persamaan diferensial homogen

dv x 2 + x 2 v 2
v+x =
dx 2 x 2v
dv 1 + v 2
v+x =
dx 2v
1 + v2
v dx + x dv = dx
2v
1 + v2
x dv = dx  v dx
2v
1 + v2
x dv = dx  v dx
2v
1  v2
x dv = dx
2v
1 2v
dx  dv = 0
x 1  v2
1 2v
� x
dx  � 2 dv = c
1 v

42
 misalkan: u = 1  v 2

du = 2v dv
1
dv =  du
2v

1 2v
�
x
dx  �
1 v 2
dv = c

1
ln x + �du = c
u
ln x + ln u = c

misalkan: c = ln k

ln x + ln u = ln k
ln u = ln k  ln x
k
ln u = ln
x
k
u=
x
k
1  v2 =
x
k
v2 = 1 
x
2
y k
2
= 1
x x
y = x  kx
2 2

2 xy
51. y ' =
y  x2
2

Penyelesaian:

2 xy
f ( x, y ) =
y  x2
2

2 ( tx ) ( ty ) 2t 2 xy 2 xy
f (tx, ty ) = = = 2 = f ( x, y )
( ty )  ( tx ) t ( y x ) y x
2 2 2 2 2 2

43
maka merupakan persamaan diferensial homogen

dv 2 x( xv)
v+x =
dx ( xv) 2  x 2
dv 2 x 2v
v+x = 2 2
dx x ( v  1)
2v
v dx + x dv = dx
v 1
2

2v
x dv = 2 dx  v dx
v 1
3v  v 3
x dv = 2 dx
v 1
v2 1 1
dv = dx
3v  v 3
x
1 v 1
2
dx  dv = 0
x 3v  v 3
1 v2 1
� x
dx  � 3v  v 3
dv = c

misalnya: u = 3v  v 3

du = ( 3  3v 2 ) dv
du = 3 ( v 2  1) dv
1
 du = ( v 2  1) dv
3

maka

1 1 1
�
x
dx + �du = c
3 u
1
ln x + ln u = c
3
3ln x + ln u = 3c
ln u = 3c  3ln x

misalkan: c = ln k

44
 ln u = 3ln k  3ln x
k
ln u = 3ln
x
3
k
ln u = ln
x
k3
u=
x3
k3
3v  v = 3
3

x
3 3
�y � �y � k
3 � � � �= 3
�x � �x � x
3x 2 y  y3 k 3
= 3
x3 x
3x y  y = k 3
2 3

y2
53. y =
,
1
x y + (x y2 )3

Penyelesaian:

y2
f ( x, y ) = 1
x y + (x y2 )3

45
 (ty ) 2
f (tx, ty ) = 1
(tx) (ty ) + ((tx) (ty ) ) 2 3

t 2 y2
f (tx, ty ) = 1
t x y + (t x y )
2 3 2 3

t2 y2
f (tx, ty ) = 1
t 2 x y + t(x y2 )3
t (t y 2 )
f (tx, ty ) =
� 1
�
t� tx y + ( x y 2 ) 3 �
� �
2
(t y )
f ( x, y ) =
� 2 3 �
1
tx
� y + ( x y ) �
� �

Karena

f ( x, y ) �f (tx, ty )
y2 (t y 2 )
�1
� 2 3 �
1
x y + (x y )2 3
�tx y + ( x y ) �
� �

Sehingga bukan merupakan persamaan diferensial homogen

46