Anda di halaman 1dari 32

BAB I

KONSEP-KONSEP DASAR

1. Persamaan Diferensial

Suatu persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan suatu

fungsi yang dicari dan turunannya.

Contoh 1.

Persamaan-persamaan berikut adalah persamaan-persamaan diferensial yang

melibatkan fungsi y yang tidak diketahui.

dy
 5x  3
dx

1.1

2
d2y  dy 
ey 2
 2  1
dx  dx  1.2

d3y d2y
4   sin x   5 xy  0
dx 3 dx 2 1.3

3 7 2
 d2y   dy   dy 
 2   3 y   y 3    5 x
 dx   dx   dx  1.4

2 y 2 y
 4 0
dt 2 x 2 1.5
Suatu persamaan diferansial adalah suatu persamaan diferensial biasa (PDB) jika

fungsi yang diketahui hanya terdiri dari suatu variabel bebas. Jika fungsi yang

dicari terdiri dari dua atau lebih variabel bebas maka persamaan diferensial

tersebut adalah persamaan diferensial parsial (PDP).

Contoh 2.

Persamaan (1.1) sampai (1.4) adalah contoh dari persamaan diferensial biasa

karena fungsi y yang tidak diketahui terdiri pada variabel bebas x saja.

Persamaan (1.5) merupakan persamaan diferensial parsial, karena y terdiri dari

variabel bebas t dan x.

Orde dari persamaan diferensial adalah orde dari turunan tertinggi yang muncul

di dalam persamaan tersebut.

Contoh 3.

 Persamaan (1.1) merupakan persamaan diferensial orde-pertama.

 Persamaan (1.2), (1.4), dan (1.5) merupakan persamaan diferensial orde-

kedua. (Perhatikan bahwa orde dari turunan tertinggi yang muncul di dalam

persamaan tersebut adalah dua).

 Persamaan (1.3) merupakan persamaan diferensial orde-ketiga.

Notasi

Ekspresi matematis y, y, y, y  4  ,..., y  n  secara berturut-turut digunakan untuk

menuliskan turunan pertama, kedua, ketiga, keempat, …., ke-n dari y terhadap

d2y
variabel bebas yang dimaksud. Jadi, y melambangkan jika variabel
dx 2
d2y
bebasnya adalah variabel x , tetapi y melambangkan jika veriabel
dt 2

bebasnya adalah variabel t .

Perhatikan bahwa tanda kurung yang digunakan dalam penulisan y  n  untuk

membedakannya dari pangkat ke-n, y n .

Solusi

Solusi dari persamaan diferensial dalam fungsi y yang tidak diketahui dan

variabel bebas x pada interval I adalah fungsi y  x  yang memenuhi persamaan

diferensial secara identik untuk semua x dalam I.

Contoh 4.

Apakah y  x   c1 sin 2 x  c2 cos 2 x , dengan c1 dan c2 adalah konstanta

sembarang, merupakan solusi dari y  4 y  0 ?

Dengan mendeferensialkan y , kita akan memperoleh

y  2c1 cos 2 x  2c2 sin 2 x dan y  4c1 sin 2 x  4c2 cos 2 x .

Setelah mensubstitusakannya ke dalam persamaan tersebut didapat

y  4 y    4c1 sin 2 x  4c2 cos 2 x   4 c1 sin 2 x  c2 cos 2 x 


   4c1  4c1  sin 2 x    4c2  4c2  cos 2 x
 0

Jadi, fungsi y  c1 sin 2 x  c2 cos 2 x memenuhi persamaan diferensial yang

dimaksud untuk semua nilai x. Dengan demikian fungsi tersebut merupakan solusi

pada interval (-∞,∞).


Contoh 5.

Tentukan apakah y  x 2  1 merupakan solusi dari  y  4  y 2  1 .

Perhatikan bahwa sisi kiri dari persamaan diferensial tersebut harus non-negatif

untuk setiap fungsi real y  x  karena merupakan penjumlahan suku-suku yang

dipangkatkan dengan dua dan empat. Sementara sisi kanan dari persamaan

tersebut adalah negatif. Karena tidak ada fungsi y  x  yang memenuhi persamaan

ini maka fungsi yang diberikan di sini tidak memenuhi solusi persamaan

diferensial yang dimaksud.

Perhatikan bahwa beberapa persamaan diferensial memiliki solusi dengan jumlah

yang tidak terbatas banyaknya, (lihat contoh 4 di atas ), sedangkan ada juga

persamaan diferensial yang tidak memiliki solusi sama sekali (lihat contoh 5 di

atas). Terdapat pula kemungkinan bahwa suatu persamaan diferensial hanya

memiliki satu solusi. Misalnya saja  y 4  y 2  0 , hanya memiliki satu solusi
y  0.

Sebuah solusi khusus dari persamaan diferensial adalah satu solusi. Solusi umum

dari persamaan diferensial merupakan kumpulan dari semua solusi.

Contoh 6.

Dapat ditunjukkan bahwa solusi umum untuk persamaan diferensial dalam contoh

4 adalah y  c1 sin 2 x  c2 cos 2 x . Artinya, setiap solusi tertentu dari persamaan

diferensial tersebbut memiliki bentuk umum ini. Beberapa solusi tertentu

misalnya:
a. y  5 sin 2 x  3 cos 2 x (pilih c1  5 dan c2  3 )

b. y  sin 2 x (pilih c1  1 dan c2  0 )

c. y0 (pilih c1  0 dan c2  0 )

Solusi umum dari suatu persamaan diferensial tidak selalu dapat diekspresikan

melalui satu formula tunggal. Sebagai contoh perhatikan persamaan diferensial

1
y  y 2  0, yang memenuhi dua solusi tertentu y  dan y  0.
x

Masalah-masalah Nilai Awal dan Nilai Batas

Suatu persamaan diferensial bersama dengan kondisi-kondisi tambahan terhadap

fungsi yang dicari dan turunannya, yang semuanya diberikan pada nilai variabel

bebas yang sama, merupakan masalah nilai awal. Kondisi-kondisi tambahan

merupakan kondisi-kondisi nilai awal. Jika kondisi-kondisi tambahan diberikan

untuk lebih dari satu nilai variabel bebas, soal tersebut merupakan masalah nilai

batas dan kondisi-kondisi yang diberikan merupakan kondisi-kondisi nilai batas.

Contoh 7

 y   2 y   e x ; y     1, y     2 adalah masalah nilai awal, karena kedua

kondisi tambahan diberikan pada x  .

 y   2 y  e x ; y  0   1, y 1  1 adalah masalah nilai batas, karena kondisi

kedua diberikan pada nilai x  0 dan x  1 yang berbeda.


Solusi dari masalah nilai awal dan nilai batas adalah fungsi y  x  yang

memenuhi persamaan diferensial pada kondisi-kondisi tambahan yang diberikan.

SOAL-SOAL DENGAN PENYELESAIAN

I. Tentukan orde, fungsi yang dicari, dan variabel bebas di dalam persamaan-

persamaan diferensial berikut:

a) y  5 xy  e x  1

Orde-ketiga, karena turunan orde tertinggi adalah yang ketiga, fungsi yang dicari

adalah y, variabel bebasnya adalah x.

b) t y  t 2 y   sin t  y  t2  t 1

Orde-kedua, karena turunan orde tertinggi adalah yang kedua, fungsi yang dicari

adalah y, variabel bebasnya adalah t.

d 2t dt
c) s 2 2
 st  s
ds ds

Orde-kedua, karena turunan orde tertinggi adalah yang kedua, fungsi yang dicari

adalah t, variabel bebasnya adalah s.


5 10
 d 4b   db 
d) 5  4   7    b 7  b 5  p
 dp   dp 

Orde-keempat, karena turunan orde tertinggi adalah yang keempat. Pemangkatan

turunan tidak mengubah jumlah turunan yang terlibat. Fungsi yang dicari adalah

b, variabel bebasnya adalah p.

II. Tentukan orde, fungsi yang dicari, dan variabel bebas di dalam persamaan-

persamaan diferensial berikut:


d 2x
a) y  y2  1
dy 2

Orde-kedua. Fungsi yang dicari adalah x; variabel bebasnya adalah y.


2
 dx 
b) y    x 2  1
 dy 

Orde-pertama, karena turunan orde tertinggi adalah yang pertama walaupun

dipangkatkan dua. Fungsi yang dicari adalah x; variabel bebasnya adalah y.

c) 2x  3 x  5 x  0

Orde-ketiga. Fungsi yang dicari adalah x; variabel bebasnya adalah t.

d) 17 y  4   t 6 y  2   4,2 y 5  3 cos t

Orde-keempat. Fungsi yang dicari adalah y; variabel bebasnya adalah t.

Perhatikan perbedaan notasi antara turunan keempat y  4  , dengan tanda kurung,

dan pangkat lima y 5 , tanpa tanda kurung.

III. Tentukan apakah y  x   2e  x  xe x merupakan solusi dari y  2 y  y  0 .

Dengan mendeferensialkan y  x  terhadap x diperoleh

y x   2e  x  e  x  xe  x  e  x  xe  x
y x   e  x  e  x  xe  x  xe  x

Setelah mensubstitusikannya ke dalam persamaan diferensial yang dimaksud, kita

memperoleh

   
y  2 y  y  xe x  2  e  x  xe x  2e  x  xe x  0

Jadi, y  x  merupakan solusi.

IV. Apakah y  x   1 merupakan solusi dari y  2 y  y  x ?


Dari y x   1 kita mendapatkan y x   0 dan y x   0. Dengan

mensubstitusikannya ke dalam persamaan diferensial yang dimaksud, kita

memperoleh

y  2 y  y  0  2 0  1  x

Jadi, y  x   1 bukan merupakan solusi.

V. Tunjukkan bahwa y  ln x merupakan solusi dari xy  y  0 pada I =  0,  

tapi bukan merupakan solusi pada I =   ,   .

1 1
Pada interval I =  0,   kita memperoleh y  dan y   2 . Dengan
x x

memasukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan diferensial yang dimaksud, kita

memperoleh

 1 1
xy  y  x  2    0 .
 x  x

Jadi, y  ln x merupakan solusi pada  0,  

Perhatikan bahwa y  ln x tidak dapat menjadi solusi pada   ,   , karena

logaritmanya tidak memiliki nilai untuk bilangan negatif dan nol.

1
VI. Tunjukkan bahwa fungsi y  merupakan solusi dari y  2 xy 2  0 pada
 x 1
2

I=(-1,1) tetapi tidak pada interval yang lebih besar yang meliputi I.

1 2x
Pada   1 , 1 , y  dan turunannya y   2
x 1
2
 x  1 2 merupakan fungsi
yang terdefinisi jelas. Dengan memasukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan

diferensial yang dimaksudkan, kita memperoleh


2
2x  1 
y  2 xy 2    2x 2 0
 x 1
2 2
  x  1

1
Jadi, y  merupakan solusi pada I =   1 , 1 .
x 1
2

1
Akan tetapi, perlihatkan bahwa y  tidak terdefinisikan pada x  1
x 1
2

sehingga tidak dapat menjadi solusi pada interval yang memiliki kedua titik ini.

VII. Tentukan apakah fungsi-fungsi berikut ini merupakan solusi dari soal nilai-awal

y   4 y  0 ; y  0   0 ; y  0   1.

a) y1  sin 2 x

b) y2  x   x

1
c) y3  x   sin 2 x
2

Jawab

a) y1  x  merupakan solusi dari persamaan diferensial yang diberikan dan

memenuhi kondisi awal pertama y  0   0. Akan tetapi, y1  x  tidak

memenuhi kondisi awal kedua  y1 x   2 cos 2 x; y1 0  2 cos 0  2  1 ; Jadi

y1  x  bukan merupakan solusi untuk masalah nilai-nilai awal ini.

b) y2  x  memenuhi kedua kondisi nilai awal tapi tidak memenuhi persamaan

diferensial yang diberikan; Jadi y2  x  bukan merupakan solusi.


c) y3  x  memenuhi persamaan diferensial yang diberikan dan kedua kondisi

nilai awal; sehingga merupakan solusi untuk masalah nilai awal ini.

VIII. Carilah solusi untuk masalah nilai awal y  y  0; y  3  2, jika solusi umum

untuk persamaan diferensial ini adalah y  x   c1e  x , di mana c1 merupakan

konstanta sembarang.

Jawab:

Karena y  x  merupakan solusi dari persamaan diferensial tersebut untuk setiap

nilai c1 , kita mencari nilai c1 yang juga akan memenuhi kondisi nilai awal yang

diberikan. Perhatikan bahwa y  3  c1e 3 . Untuk memenuhi kondisi awal

y  3  2 , kita cukup memilih c1 sehingga c1e 3  2 , artinya, memilih c1  2e 3

. Dengan memasukkan nilai untuk c1 ini ke dalam y  x  , kita memperoleh

y  x   2e3e  x  2e3  x sebagai solusi dari masalah nilai-awal tersebut.

IX. Carilah solusi untuk masalah nilai awal y  4 y  0; y  0  0, y 0  1 , jika

solusi umum untuk persamaan diferensial ini adalah y  x   c1 sin 2 x  c2 cos 2 x.

Penyelesaian:

Karena y  x  merupakan solusi dari persamaan diferensial tersebut untuk semua

nilai c1 dan c2 yang juga akan memenuhi kondisi-kondisi nilai awal yang

diberikan. Perhatikan bahwa y  0   c1 sin 0  c2 cos 0  c2 . Untuk memenuhi

kondisi nilai awal pertama, y  0  0 , kita memilih c2  0 .

Selanjutnya y x   2c1 cos 2 x  2c2 sin 2 x; sehingga


y 0  2c1 cos 0  2c2 sin 0  2c1 . Untuk memenuhi kondisi nilai awal kedua,

1
y 0  1 , kita memilih 2c1  1 atau c1  . Dengan mensubstitusikan nilai-nilai
2

1
c1 dan c2 ini ke dalam fungsi y  x  , kita memperoleh y  x   sin 2 x sebagai
2

solusi dari masalah nilai awal ini.

   
X. Carilah solusi untuk masalaCh nilai batas y  4 y  0, y   0, y   1 , jika
8 6

solusi umum untuk persamaan diferensial ini adalah y  x   c1 sin 2 x  c2 cos 2 x.

Penyelesaian:

Perhatikan bahwa:

      1  1 
y   c1 sin    c2 cos   c1  2   c2  2
8
  4
  4
   2   2 

 
Untuk memenuhi kondisi y    0, kita mengharuskan
8

1  1 
c1  2   c2  2   0. (1)
2  2 

Selanjutnya,

      1  1
y    c1 sin    c2 cos   c1  3   c2  
6 3 3 2  2

 
Untuk memenuhi kondisi kedua y    1, kita mengharuskan
8

1  1
c1  3   c2    1 . (2)
2  2
Dengan menyelesaikan (1) dan (2) secara simultan, kita memperoleh

2
c1  c2 
3 1

Setelah mensubstitusikan nilai-nilai ini ke dalam y  x  , kita memperoleh solusi

dari masalah nilai batas sebagai berikut:

2
y x    sin 2 x  cos 2 x  .
3 1

 
XI. Carilah solusi untuk masalah nilai batas y  4 y  0, y  0   1, y   2 , jika
2

solusi umum untuk persamaan diferensial yang diberikan adalah

y  x   c1 sin 2 x  c2 cos 2 x.

Penyelesaian:

Karena y  0  c1 sin 0  c2 cos 0  c2 , kita harus memilih c2  1 untuk memenuhi

 
kondisi y  0   1 . Karena y   c1 sin   c2 cos   c2 , kita harus memilih
2

 
c2  2 untuk memenuhi kondisi kedua y    2 . Jadi, untuk memenuhi kedua
2

kondisi nilai batas secara bersama-sama, kita harus memilih secara sekaligus nilai

c2  1 dan c2   2 . Nilai ini merupakan hal yang tidak mungkin. Oleh sebab

itu, masalah nilai batas ini tidak memiliki solusi.

XII. Tentukan c1 dan c2 sehingga y  x   c1 sin 2 x  c2 cos 2 x  1 memenuhi

   
kondisi nilai awal y    0 dan y   2 .
8
  8
Penyelesaian:

Perhatikan bahwa

      1  1 
y   c1 sin    c2 cos   1  c1  2   c2  2  1
8 4 4 2  2 

 
Untuk memenuhi kondisi y    0, kita mengharuskan
8

1  1 
c1  2   c2  2  1  0
 2   2 

Atau secara ekuivalen ,

c1  c2   2 (1)

Karena y x   2c1 cos 2 x  2c2 sin 2 x

      1  1 
Maka y   2c1 cos   2c2 sin   2c1  2   2c2  2   2c1  2c2
8 4 4 2  2 

 
Untuk memenuhi kondisi kedua y   2 , kita mengharuskan
8

2c1  2c2  2.

Atau secara ekuivalen,

c1  c2  1 (2)

Dengan menyelesaikan persamaan (1) dan (2) secara simultan, kita memperoleh

c1  
1
2
 
2  1 dan c2  
1
2
 2 1 

XIII. Tentukanlah c1 dan c2 sehingga y  x   c1e 2 x  c2e x  2 sin x memenuhi

kondisi nilai awal y  0   0 dan y 0  1 .

Penyelesaiaan:
Karena sin 0  0, y  0   c1  c2 . Untuk memenuhi kondisi y 0  0 kita

mengharuskan

c1  c2  0 (1)

Dari y x   2c1e 2 x  c2e x  2 cos x , kita memperoleh y 0  2c1  c2  2 .

Untuk memenuhi kondisi y 0  1 , kita mengharuskan 2c1  c2  2  1 atau

2c1  c2  1 (2)

Dengan menyelesaikan (1) dan (2) secara simultan, kita memperoleh c1  1 dan

c2  1

Soal Tambahan

A. Tentukanlah (a) orde, (b) fungsi yang dicari, dan (c) variabel bebas dari setiap

persamaan diferensial yang diberikan di bawah ini

1.
y  "' 2
 3 yy  xy  0
2. x 4 y ( 4)  xy '''  e x

.. .
3. t 2 s  t s  1  sin t

4.
y  xy  x y  xy  sin y  0
( 4) '' 2 " '

2
d4y  d3y  d2y  dy 
5.  4   x 3   x 2  2   x   sin y  0
 dx   dx   dx   dx 
d nx
6.  y2 1
dy n

 d 2r  d 2r dr
7.   2  y
2 
0
 dy  dy dy

3
d2y 2
8.  2  yx
 dx 

d 7b
9.  3p
dp 7

7
 db 
10.  dp   3 p
 

11. y ( 6 )  2 y 4 y ( 3)  5 y 8  e x

d6y 4 d y 
3

12.  
6 
 2 y 
   5y8  e x
3 
 dx   dx 

B. Selesaikanlah soal-soal berikut ini.

1. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

persamaan diferensial y '  5 y  0 ?

a. y  5

b. y  5 x

c. y  x 5

d. y  e 5 x

e. y  2e 5 x

f. y  5e 2 x

2. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

persamaan diferensial y '  3 y  6 ?


a. y  2

b. y0

c. y  e 3x  2

d. y  e 2 x  3

e. y  4e 3 x  2

3. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

.
persamaan diferensial y  2ty  t ?

a. y2

1
b. y
2
2
c. y  et

2 1
d. y  e t 
2

2 1
e. y  7e t 
2

4. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

dy y
persamaan diferensial  ?
dt t

a. y0

b. y2

c. y  2t

d. y  3t

e. y  t2
5. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

dy 2 y 4  x 4
persamaan diferensial 
dx xy 3

a. yx

b. y  x 8  x 4

c. y x8  x 4

1
d. y  ( x 8  x 4 ) 4

6. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

persamaan diferensial y ''  y  0

a. y  ex

b. y  sin x

c. y  4e  x

d. y0

1 2
e. y x 1
2

7. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

persamaan diferensial y ''  xy '  y  0

a. y  x2

b. y  x

c. y  1 x2

d. y  2 x 2  2

e. y0
8. Manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang merupakan solusi dari

.. .
persamaan diferensial x  4 x  4 x  e t

a. x  et

b. x  e 2t

c. x  e 2t  e t

d. x  te 2t  e t

e. x  e 2t  te t

C. Dalam soal-soal berikut: Carilah c sehingga x t   ce 2t memenuhi kondisi-

kondisi awal yang diberikan.

1. x 0   0

2. x 0   1

3. x 1  1

4. x 2   3

D. Dalam soal-soal berikut, carilah c sehingga 


y x   c 1  x 2  memenuhi

kondisi-kondisi nilai awal yang berikan.

1. y  0  1

2. y 1  0

3. y 2  1

4. y 1  2
E. Dalam soal-soal berikut, carilah c1 dan c 2 sehingga y  x   c1 sin x  c2 cos x

memenuhi kondisi-kondisi nilai awal yang diberikan. Tentukan apakah

kondisi-kondisi yang diberikan merupakan kondisi nilai awal ataukah kondisi

nilai batas.

1. y  0  1, y  0   2

2. y  0  2, y  0   1

   
3. y   1, y    2
2 2

 
4. y  0   1, y   1
2

 
5. y  0   1, y    1
2

6. y  0   1, y     1

7. y  0   1, y     2

8. y  0   0, y  0   0

   
9. y   0, y   1
4 6

 
10. y  0  0, y    1
2

F. Dalam soal-soal berikut, carilah nilai c1 dan c 2 sehingga fungsi-fungsi yang

diberikan memenuhi kondisi-kondisi nilai awal yang ditentukan.

1. y  x   c1e x  c 2 e  x  4 sin x; y  0   1, y  0  1
2. y  x   c1 x  c 2  x 2  1; y 1  1, y 1  2

3. y  x   c1e x  c 2 e 2 x  3e 3 x ; y  0  0, y  0  0

4. y  x   c1 sin x  c 2 cos x  1; y     0, y     0

5. y  x   c1e x  c 2 xe x  x 2 e x ; y 1  1, y 1  1

BAB III

KLASIFIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-PERTAMA

1. Bentuk Standar dan Bentuk Diferensial


Bentuk standar dari persamaan diferensial orde-pertama dalam fungsi y ( x ) yang

dicari adalah

y /  f ( x, y ) , 3.1

dimana turunan y/ muncul hanya di sisi kiri dari (3.1). Banyak, walaupun tidak

semua, persamaan diferensial orde-pertama dapat dituliskan dalam bentuk standar

melalui penyelesaian y/ secara aljabar dan menetapkan f ( x, y ) sama dengan

sisi kanan dari persamaan yang dihasilkan.

Sisi kanan dari (3.1) dapat selalu dituliskan sebagai pembagian dua fungsi lainnya

dy M ( x, y )
M ( x, y ) dan  N ( x, y ) . Dengan demikian (3.1) menjadi  ,
dx N ( x, y )

yang ekuivalen dengan bentuk diferensial.

M ( x, y ) dx  N ( x, y ) dy  0 3.2

2. Persamaan-persamaan Linier

Perhatikan sebuah persamaan diferensial dalm bentuk standar (3.1). Jika f ( x, y )

dapat dituliskan sebagai f ( x, y )   p ( x) y  q ( x) ( yang artinya, sebagai fungsi

dari x dikalikan y ,ditambah satu lagi fungsi dari x ), persamaan diferensial

tersebut adalah linear. Persamaan diferensial orde-pertama linier dapat selalu

dituliskan sebagai

y /  p ( x ) y  q ( x) 3.3

3. Persamaan-persamaan Bernoulli

Suatu persamaan diferensial Bernoulli adalah persamaan dalam bentuk


y /  p( x) y  q( x) y n 3.4

dimana n melambangkan suatu bilangan real. Ketika n  1 atau n  0 ,

persamaan Bernoulli akan tereduksi menjadi persamaan linear orde-pertama.

4. Persamaan-persamaan Homogen

Suatu persamaan diferensial dalam bentuk standar (3.1) adalah homogen jika

f (tx, ty )  f ( x, y ) , 3.5

untuk setiap bilangan real t .

Catatan: dalam kerangka umum persamaan diferensial, istilah “homogen”

memiliki arti yang sama sekali berbeda. Arti yang dimaksud di atas hanya dalam

konteks persamaan diferensial orde-pertama.

5. Persamaan-persamaan yang dapat dipisahkan

Perhatikan suatu persamaan diferensial dalam bentuk diferensial (3.2). Jika

M ( x, y )  A( x) (fungsi dari x saja) dan N ( x, y )  B ( y ) ( fungsi dari y

saja), maka persamaan diferensial tersebut dapat dipisahkan.

6. Persamaan-persamaan Eksak

Suatu persamaan diferensial dalam bentuk diferensial (3.2) adalah eksak jika

M ( x, y ) N ( x, y )
 . 3.6
y x

Persamaan-persamaan eksak dikerjakan dalam bab 5.

Contoh-contoh soal
1. Tuliskan persamaan diferensial xy /  y 2  0 dalam bentuk standar.

Jawab

y2 y2
y/  yang memiliki bentuk (3.1) dengan f ( x, y ) 
x x

2. Tuliskan persamaan diferensial e x y /  e 2 x y  sin x dalam bentuk standar.

Jawab

e x y /  e 2 x y  sin x atau y /  e x y  e  x sin x

yang memiliki bentuk (3.1) dengan f ( x, y )  e x y  e  x sin x

 y/ 
3. Tuliskan persamaan diferensial ( y  y )  sin   dalam bentuk standar.
/ 5

 x 

Jawab

Persamaan ini tidak dapat dipecahkan secara aljabar untuk y/ , dan tidak

dapat dituliskan dalam bentuk standar.

4. Tuliskan persamaan diferensial y ( yy /  1)  x dalam bentuk diferensial

standar.

Jawab

( y 2 y /  y)  x
y2 y/  x  y
(1)
x y
y/  2
y

x y
Persamaan ini merupakan bentuk standar dengan f ( x, y )  y 2 .

Persamaan-persamaan diferensial yang dapat diasosiasikan dengan (1) memiliki

jumlah yang tak terhingga. Empat diantaranya adalah

a. Ambillah M ( x, y )  x  y, N ( x, y )   y 2 . Dengan demikian didapat


M ( x, y ) x y x y
  .
 N ( x, y )  (  y ) y2

Bentuk ini ekuivalen dengan bentuk diferensial ( x  y ) dx  ( y 2 )dy  0 .

y2
b. Ambillah M ( x, y )  1, N ( x, y )  . Dengan demikian didapat
x y

M ( x, y ) 1 x y
 
 N ( x, y ) y 2
y2 .
 
x y

 y2 
Bentuk ini ekuivalen dengan bentuk diferensial (1)dx   dy  0 .
x y

x y  y2
c. Ambillah M ( x, y )  , N ( x, y )  . Dengan demikian didapat
2 2

1
M ( x, y )
 x  y x  y
 2 
 N ( x, y )  y2  y2 .

  

 2 

x y   y2 
Dan ini ekuivalen dengan bentuk diferensial  dx   dy  0
 2   2 

x y y2
d. Ambillah M ( x, y )  , N ( x, y )  2 . Dengan demikian didapat
x2 x

x y
 
M ( x, y )  x 2  x  y
  2
 N ( x, y )   y2  y
  2 
 x 

x y  y2 
Dan ini ekuivalen dengan bentuk diferensial  2  dx   2 dy  0
 x  x 

dy y
5. Tuliskan persamaan diferensial  dalam bentuk diferensial
dx x

Jawab
y
dy  dx .
x

Persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk (3.2) sebagai

y
dx  ( 1)dy  0 . (1)
x

Setelah mengalikan (1) dengan x diperoleh


ydx  (  x) dy  0 (2)

1
Sebagai bentuk diferensial kedua. Dengan mengalikan (1) dengan y
,

diperoleh

1 1
dx  dy  0 (3)
x y

Sebagai bentuk diferensial ketiga. Masih banyak lagi bentuk diferensial yang

dapat diturunkan dari (1) dengan mengalikan persamaan tersebut dengan

fungsi x dan y lainnya.

6. Tuliskan persamaan diferensial ( xy  3)dx  (2 x  y 2  1)dy  0 dalam bentuk

standar.

Jawab

(2 x  y 2  1) dy  ( xy  3) dx

dy  ( xy  3)
Persamaan ini memiliki bentuk standar  atau
dx 2 x  y 2  1

xy  3
y/ 
y  2x  1
2

7. Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut berbentuk linear :

(a). y /  (sin x) y  e x (b). y /  x sin y  e x


(c). y/  5 (d). y /  y 2  x

(e). y /  xy 5  0 (f). xy /  y  y

x
(h). y  y  0
/
(g). y /  xy  e x y

Jawab

(a). Persamaan ini linear, di sini p ( x)   sin x dan q ( x)  e x

(b). Persamaan ini tidak linear karena adanya suku sin y

(c). Persamaan ini linear, di sini p ( x)  0 dan q( x )  5

(d). Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y 2

(e). Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y 5

1
(f). Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y 2

(g).Persamaan ini linear, persamaan ini dapat ditulis ulang sebagai

y /  ( x  e x ) y  0 , dengan p ( x)  x  e x dan q ( x)  0 .

1
(h).Persamaan ini tidak linear karena adanya suku y .

8. Tentukan apakah ada di antara persamaan-persamaan diferensial dalam soal

no.7 di atas yang merupakan persamaan Bernoulli.

Jawab

Semua persamaan linear adalah persamaan Bernoulli dengan n  0 . Selain

itu, tiga di antara persamaan yang tidak linear, (e), (f), dan (h), juga demikian.

Tulislah ulang (e) sebagai y /   xy 5 , ini memiliki bentuk (3.4) dengan

1
p ( x)  0, q ( x)   x dan n  5 . Tulislah ulang (f) sebagai y /  1 y  1 y 2 ,
x x
1 1
ini memiliki bentuk (3.4) dengan p ( x)  q ( x)  dan n  . Tulislah ulang
x 2

(h) sebagai y /   xy 1 dengan p ( x)  0, q ( x)   x dan n  1 .

9. Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut ini homogen :


x
y
yx 2 xye
(c). y 
/
(a). y /  . x.
x x 2  y 2 sin
y

y2 x2  y
(b). y /
. (d). y  /
.
x x3

Jawab

(a). Persamaan ini homogen, karena

ty  tx t ( y  x) y  x
f (tx, ty )     f ( x. y ) .
tx tx x

(b). Persamaan ini tidak homogen karena

(ty ) 2 t 2 y 2 y2
f (tx, ty )   t  f ( x. y )
tx tx x

(c). Persamaan ini homogen, karena

tx x x
ty
2(tx )(ty )e t 2 2 xye y
2 xye y
f (tx, ty )     f ( x. y )
tx x x
(tx )  (ty ) sin
2 2
t x  t y sin
2 2 2 2
x  y sin
2 2

ty y y

(d). Persamaan ini tidak homogen karena

(tx) 2  ty t 2 x 2  ty tx 2  y
f (tx, ty )    2 3  f ( x. y )
(tx) 3 t 3 x3 t x

10. Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut dapat dipisahkan :

(a). sin xdx  y 2 dy  0


(b). xy 2 dx  x 2 y 2 dy  0

(c). (1  xy ) dx  y dy  0

Jawab

(a). Persamaan diferensial ini dapat dipisahkan : M ( x, y )  A( x )  sin x dan

N ( x, y )  B ( x )  y 2 .

(b). Persamaan ini tidak dapat dipisahkan dalam bentuk yang diberikan,

karena M ( x, y )  xy 2 bukan fungsi dari x saja. Tapi jika kita membagi

kedua sisi dari persamaan ini dengan x 2 y 2 , kita memperoleh persamaan

1 1
 dx    1 dy  0 yang dapat dipisahkan. Di sini A( x )  dan
 x x

B ( y )   1.

(c). Persamaan ini tidak dapat dipisahkan karena M ( x, y )  1  xy, yang

bukan merupakan fungsi dari x saja.


11. Tentukan apakah persamaan-persamaan diferensial berikut adalah eksak :

(a). 3x 2 y dx  ( y  x 3 )dy  0 (b). xy dx  y 2 dy  0

Jawab

(a). Persamaan ini adalah eksak ; M ( x, y )  3 x 2 y, N ( x, y )  y  x 3 , dan

M N
  3x 2
y x

(b). Persamaan ini tidak eksak M ( x, y )  xy, dan N ( x, y )  y 2 , sehingga

M N M N
 x,  0 dan 
y x y x
y
12. Tentukan apakah persamaan diferensial y /  adalah eksak
x

Jawab

Istilah eksak hanya memiliki definisi untuk persamaan-persamaan dalam

bentuk diferensial, bukan bentuk standar. Persamaan diferensial yang

diberikan memiliki banyak bentuk diferensial. Salah satu bentuk tersebut

diberikan pada soal no.5

y
dx  ( 1)dy  0
x

y
Di sini, M ( x, y )  , N ( x, y )  1,
x

M 1 N
 0
y x x

1 1
Bentuk kedua x dx  y dy  0

1 1
Di sini, M ( x, y )  x , N ( x, y )   y ,

M N
0
y x

13. Buktikan bahwa suatu persamaan yang dapat dipisahkan selalu eksak.

Jawab

Untuk suatu persamaan diferensial yang dapat dipisahkan,

M ( x, y )  A( x ) dan N ( x, y )  B ( y ) , jadi

M ( x, y ) A( x, y ) N ( x, y ) B( x, y )
  0 dan  0
y y x x

M N
Karena y  x maka persamaan diferensial ini eksak.
14. Suatu teorema persamaan diferensial orde-pertama menyatakan bahwa jika

f ( x, y ) dan f ( x, y ) y kontinu dalam sebuah segiempat

 : x  x 0  a, y  y 0  b, maka terdapat suatu interval di sekitar x 0

dimana masalah nilai awal y /  f ( x, y ); y ( x0 )  y 0 memiliki solusi unik.

Masalah nilai awal y/  2 y ; y ( 0)  0 memiliki dua solusi y  xx dan

y  0, apakah hasil ini melanggar teorema tersebut?

Jawab

Tidak, di sini, f ( x, y )  2 y dan dengan demikian, f y tidak eksis di

titik nol.

SOAL-SOAL

A. Dalam soal 1 hingga 11, tuliskan persamaan-persamaan diferensial yang

diberikan dalam bentuk standar.

1. xy /  y 2  0 7. ( x  y )dx  y 2 dy  0

x y
2. e x y /  x  y / 8. x  y dx  dy  0

x y
3. ( y / ) 3  y 2  y  sin x 9. dx  x  y dy  0

4. xy /  cos( y /  y )  1 10. (e 2 x  y )dx  e x dy  0

5. e ( y 11. dy  dx  0
/
 y)
x

6. ( y / ) 2  5 y /  6  ( x  y )( y /  2)
B. Dalam soal 1 hingga 10, persamaan-persamaan diferensial diberikan dalam

bentuk standar dan diferensial. Tentukan apakah persamaan-persamaan dalam

bentuk standar bersifat homogen dan/atau linear, dan, jika tidak linear, apakah

merupakan persamaan Bernoulli; Tentukan apakah persamaan-persamaan

dalam bentuk diferensial, diberikan sebagaimana tertulis dalam soal, bersifat

tidak dapat dipisahkan dan/atau eksak.

1. y /  xy; xydx  dy  0

2y
2. y   ; 2 xydx  x 2 dy  0
/

1
3. y  xy ; xdx  y dy  0
/

xy 2
4. y/  ; xy 2 dx  ( x 2 y  y 3 ) dy  0
x2 y  y3

5. y /  xy  1; ( xy  1)dx  dy  0

 xy 2
6. y  xy 2 dx  ( x 2 y  y 2 )dy  0
/
;
x2 y  y2

x2 x2
7. y/  ; dx  dy  0
y2 y2

1
8. y  x y  xy ; ( x 2  y 2 ) dx  dy  0
/ 3 3

xy

x2
9. y/  ;  x 2 dx  y 2 dy  0 ;
y2

2 2 2
10. y /  2 xy  x ; (2 xye  x  xe  x )dx  e  x dy  0

Anda mungkin juga menyukai