Anda di halaman 1dari 59

Matematika Teknik Kimia

Oleh:
Ir. Sufriadi Burhanuddin, M.Eng
Persamaan diferensial adalah persamaan matematis yang mengandung satu
variabel bebas, variabel terikat dan turunan-turunan variabel terikat terhadap
variabel bebasnya.

Jika persamaan diferensial tersebut mengandung peubah tak bebas yang


hanya bergantung pada satu peubah bebasnya maka persamaan diferensial
tersebut dinamakan persamaan diferensial biasa. Sedangkan jika peubah
bebasnya lebih daru satu dinamakan persamaan diferensial parsial. Orde atau
tingkat dari suatu persamaan diferensial adalah turunan tertinggi pada
persamaan diferensial tersebut.

Sebagai ilustrasi, jika variabel bebas adalah y dan variabel x maka bentuk
umum fungsi dari suatu persamaan diferensial ditulis seperti berikut ini.

 dy d 2 y 
F
 x , y , , 2
, ... 
 =0 (1)
 dx dx 

Bentuk-bentuk persamaan diferensial,

1. Persamaan Diferensial Orde 1

A. Persamaan Diferensial Variabel Terpisah

B. Persamaan Diferensial Variabel Tereduksi

C. Faktor Integral

D. Persamaan Diferensial Linear

E. Persamaan Diferensial Homogen

F. Persamaan Diferensial Bernoulli

G. Persamaan Diferensial Eksak

2. Persamaan Diferensial Orde 2

A. Persamaan Diferensial Linear Homogen ( f ( x ) = 0 )

B. Persamaan Diferensial Linear NonHomogen ( f ( x ) ≠ 0 )

C. Fungsi Komplementer

D. Integral Khusus

3. Persamaan Diferensial Orde 3


A. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE 1

Bentuk umum persamaan diferensial orde satu, yaitu

dy f ( x)
= (2)
dx g ( y)

A.1 Persamaan Diferensial Variabel Terpisah

Persamaan diferensial orde satu jenis ini, variabel y dan x dapat dipisahkan
dengan cara manipulasi aljabar sederhana, sehingga diperoleh:

g ( y ) dy = f ( x) dx (3)

Penyelesaian dari persamaan (2) adalah dengan mengintegralkan kedua sisi


masing terhadap y dan x, sehingga diperoleh:

∫ g ( y ) dy = ∫ f ( x ) dx +c (4)

Contoh 1.
dy
Selesaikan persamaan diferensial = −2 x y
dx
Penyelesaian:

Variabel y dan x dipisahkan dan selanjutnya diintegralkan di kedua sisinya,


yaitu:

dy
∫ y
= −∫2 x dx

Hasilnya adalah:

ln y = −x 2 + c1

e c1 = c ,
2
y = e −x +c1 2
 y = e −x . e c ;
1
namakan maka hasil akhirnya
menjadi:
2
y =c e −x

Contoh 2.
dy y
Selesaikan persamaan diferensial + =0
dx x (1 + x 2 )
Penyelesaian:

Variabel y dan x dipisahkan dan selanjutnya diintegralkan di kedua sisinya,


yaitu:

dy dx
∫ y
+∫
x (1 + x 2 )
=0
dy dx x dx Integral Fraksional
∫ y
+∫
x
−∫
(1 + x 2 )
=0

ln y + ln x − 12 ln(1 + x 2 ) + c1 = 0

ln y + ln x − 12 ln(1 + x 2 ) = lnc dimana ln c = −c1

ln y + ln x − ln (1 + x 2 ) 2 = ln c ,
1
disederhanakan sehingga diperoleh hasil
akhir dalam bentuk:

c (1 + x 2 ) 2
1

y=
x

Contoh 3.

dy x 2 +1
Selesaikan persamaan diferensial xy =
dx y +1

Penyelesaian:

Pisahkan variabel yang sama (x,y), selanjutnya diintegralkan secara langsung


dikedua sisinya, yaitu

dy x 2 +1
xy =
dx y +1
x 2 +1
y ( y +1) dy = dx
x
1
∫( y + y )dy = ∫( x + x )dx
2

y3 y2 x2
dengan cara integral langsung, maka + = + ln x + C
3 2 2

Contoh 4.

dy
Selesaiakan persamaan diferensial x = y + xy
dx

Penyelesaian:

Sederhanakan persamaan diferensial diatas, pisahkan variabel yang sama,


dan selesaikan dengan cara integral langsung, yaitu
dy
x = y (1 + x)
dx

x dy = y (1 + x ) dx

dy 1 + x
= dx , diselesaikan dengan integral langsung
y x

dy 1
∫ y
= ∫( +1) dx
x

ln y =ln x + x +C , dapat disederhanakan lebih lanjut

ln y − ln x = x + C
y
ln = x +C
x
y
= e x +C ⇒e x .e C
x

perhatikan bahwa e C nilai konstan, kita simbolkan dengan A, maka

y
= Ae x ⇒ y = xAe x
x

Contoh 5.

dy
Selesaikan persamaan diferensial y tan x = (4 + y 2 ) sec 2 x
dx

Penyelesaian;

Pisahkan variabelnya, selesaikan dengan cara interal langsung, yaitu

y sec 2 x
dy = dx
4 + y2 tan x
y sec 2 x
∫4+ y 2
dy = ∫
tan x
dx

1
ln( 4 + y 2 ) = ln tan x + C
2

dapat kita sederhanakan menjadi,

ln( 4 + y 2 ) = 2 ln tan x + ln A , dimana A merupakan 2C

4 + y 2 = A tan 2 x

y 2 = A tan 2 x − 4 ⇒ y = A tan 2 x − 4
Latihan !!

dy
1. Selesaikan persamaan diferensial = 3x 2 − 6 x + 5
dx

dy
2. Selesaikan persamaan diferensial e x = 4 , hitung konstanta jika y = 3
dx
dan x = 0

dy
3. Selesaikan persamaan diferensial = (1 + x )(1 = y )
dx

dy 1 + y
4. Selesaikan persamaan diferensial =
dx 2 + x

sin x dy
5. Selesaikan persamaan diferensial . = cos x
1 + y dx

dy
6. Selesaikan persamaan diferensial cos 2 x = y +3
dx

dy
7. Selesaikan persamaan diferensial = xy − y
dx

dy x2 +2
8. Selesaikan persamaan diferensial =
dx y

9. Selesaikan persamaan diferensial 4 x dy − y dx = x 2 dy

10.Selesaikan persamaan diferensial x 2 ( y +1) dx + y 2 ( x −1) = 0

A.2 Persamaan Diferensial Variabel Tereduksi

Terkadang dijumpai persamaan diferensial orde satu yang variabelnya tidak


terpisah, tetapi dengan teknik “reduksi variabel”, maka persamaan diferensial
tersebut menjadi persamaan diferensial variabel terpisah. Persamaan
diferensial ini sering digunakan pada persamaan diferensial Homogen (akan
dijelaskan nanti).

Persamaan diferensial yang dapat direduksi menjadi variabel terpisah adalah


persamaan diferensial yang berbentuk:

dy y
=f ( ) (5)
dx x

y
Artinya, suku yang ada y/x disubtitusikan dengan suatu variabel u, atau =u
x
dan y = u x . Bentuk persamaan diferensial selanjutnya menjadi:
du
= f (u , x)
dx
(6)

Persamaan (5) adalah persamaan diferensial variabel terpisah untuk


selanjutnya diselesaikan seperti cara yang dijelaskan pada A.1. Langkah akhir
adalah mengembalikan bentuk hasil f(u,x) kembali ke dalam bentuk f(x,y).

Contoh 6.
dy
Selesaikan persamaan diferensial x =x+y
dx
Penyelesaian:

dy y
=1 + (*)
dx x

y
Selanjutnya dinyatakan = u sehingga dy =u dx + x du dan substitusikan ke
x
dalam persamaan (*), diperoleh:

dx
∫ du =∫
x

u = ln x + c

y
Gantikan kembali u= dengan demikian penyelesaian akhir adalah:
x
y =x (
ln x +c)

Contoh 7.
dy
Selesaikan persamaan diferensial 2 xy − y2 + x2 = 0 .
dx
Penyelesaian:

Persamaan soal dibagi dengan x 2 , sehingga diperoleh:


2
 y  dy  y 
2  −   +1 = 0 (**)
 x  dx  x 

y
Selanjutnya dinyatakan = u sehingga dy =u dx + x du dan substitusikan ke
x
dalam persamaan (**), diperoleh:

 du 
2 u u + x  − u +1 = 0 , atau
2

 dx 

du
2 ux +u 2 +1 = 0
dx

Dengan pemisahan variabel, diperoleh bentuk sebagai berikut:


2u du dx
=− (***)
1+u 2
x
Integralkan persamaan (***) menghasilkan:

1 
ln(1 + u 2 ) = ln   + ln c , atau
x

c
1+u 2 =
x

y
Gantikan kembali u = dengan demikian penyelesaian akhir adalah:
x

2
 c c2
x2 +y2 =c x
atau x −  + y =
2
2

4
 

y
Tidak selamanya dapat digunakan substitusi = u untuk menyelesaikan
x
persamaan diferensial variabel tereduksi. Karena sering juga digunakan
substitusi variabel dalam bentuk khusus untuk menyelesaikan persamaan
diferensial yang khusus pula. Beberapa contoh dapat dilihat seperti di bawah
ini.

Contoh 8.
dy
Selesaikan persamaan diferensial x = e −x y − y .
dx
Penyelesaian:
Persamaan diferensial tersebut hanya bisa diselesaikan jika disubstitusikan
dengan xy = u .

Contoh 9.
dy
Selesaikan persamaan diferensial = ( y − x) 2 .
dx
Penyelesaian:
Persamaan diferensial tersebut hanya bisa diselesaikan jika disubstitusikan
dengan y − x = u

A.3 Faktor Integral

Faktor integral ini digunakan untuk penyelesaian persamaan diferensial yang


berbentuk linear, persamaan diferensial Bernoulli, dan persamaan diferensial
dy
yang lainnya, dengan catatan memiliki bentuk umum + Py = Q
dx
(7)

Faktor integral ini memiliki bentuk umum , yaitu FI = e ∫


Pdx

Catatan : bahwa dalam menentukan ∫Pdx , kita tidak perlu menyertakan


konstanta integrasinya, hal ini dilakukan untuk penyederhanakan saja, karena
konstanta integrasi tersebut akan memberikan faktor konstan dikedua ruas
persamaan diferensial, yang akhirnya akan saling meniadakan satu sama lain.
Ha ini hanya berlaku pada penggunaan faktor integral saja.

A.3 Persamaan Diferensial Linear

Persamaan diferensial dikatakan linear, apabila persamaan tersebut memiliki


peubah tak bebas maupun turunannya berifat linear. Bentuk umum dari
persamaan diferensial orde pertama dam suatu fungsi y ( x ) yang dicari
adalah

dy
y' = = f ( x. y ) (8)
dx

Bila dalam persamaan (6) tersebut kita tulis sebagai f ( x, y ) = −P ( x ) y +Q ( x ) ,


yang memiliki maksud adalah sebagai fungsi dari x dikalikan y , ditambah
dengan fungsi dari x . Persamaan diferensial yang seperti itu disebut dengan
Persamaan Diferensial Linear, biasanya ditulis dalam bentuk,

dy
+ Py = Q (9)
dx

dimana P,Q merupakan fungsi dari x atau konstanta. Pada umumnya


pengerjaan persamaan diferensial linear ini menggunakan faktor integral, yang
nantinya dikalikan pada kedua ruas persamaan diferensial tersebut dan
mengintegralkannya (terhadap x ) secara langsung. Sehingga akan
didapatkan penyelesaian persamaan yang lebih sderhana, yaitu

y e∫ =∫Q e ∫Pdx dx
Pdx

y FI =∫Q FI dx
(10)

Penting untuk diingat bahwa dalam faktor integral terdapat aturan logaritma
seperti,
e ln x = ln x e ln F = F
e ln sin x = sin x
2
e ln x = x 2
e ln fungsi
= fungsi e ln sinh x
= sinh x
e ln tanh x
= tanh x e ln 3 x
= 3x

Contoh 10.

dy
Selesaikan persamaan diferensial +5 y = e2x
dx

Penyelesaian :

Kita kerjakan faktor integral atau integrasinya terlebih dahulu,

dengan P = 5 ⇒∫ Pdx = ∫5dx = 5 x

e∫ , nilai ini kita kalikan pada kedua


Pdx
=e5 x
ruas

dy
e5x + e5x 5 y = e5x e 2 x
dx
d
( ye 5 x ) = e 7 x
dx

y e 5 x = ∫e 7 x dx

7x
y e5 x = e e2x
+C ⇒ y = + Ce −5 x
7 7

Catatan : jangan lupa untuk membagi nilai C dengan e 5 x !!!!!!

Contoh 11.

dy
Selesaikan persamaan diferensial −y =x
dx

Penyelesaian ;
P =−1
yang memiliki nilai
Q =x

kita kerjakan terlebih dahulu faktor integrasinya ∫Pdx =−∫dx =−x

maka faktor integrasinya, FI = e − x

dengan menggunakan persamaan (10), maka

y FI =∫Q FI dx
y e −x =∫x e −x dx

y e −x = x ( −e −x ) +∫e −x dx

y e − x = −xe − x − e − x + C ⇒ y = Ce x − x −1

Contoh 12.

dy
Selesaikan persamaan diferensial ( x − 2) = y + 2( x − 2) 3
dx

Penyelesaian :

Ubahlah ke bentuk umum persamaan diferensial linear, dengan cara


membagi persamaan tersebut dengan ( x −2) , maka

dy 1
− y = 2( x − 2) 2
dx x − 2

1
P =−
yang memiliki nilai x −2
Q = 2( x − 2) 2

kita kerjakan terlebih dahulu faktor integrasinya,


1
∫ Pdx = −∫ x − 2 dx = −ln( x − 2)
maka faktor integrasinya,
1
FI = e ∫
Pdx
= e −ln( x −2 ) =
x −2

dengan menggunakan persamaan (10), maka

y FI =∫Q FI dx

1 1
y = 2 ∫ ( x − 2) 2 dx
x −2 x −2

1
y = 2 ∫ ( x − 2) dx
x −2
1
y = ( x − 2) 2 + C ⇒ y = ( x − 2) 3 + C ( x − 2)
x −2

Contoh 13.

dy
Selesaikan persamaan diferensial − 2 y cot 2 x = 1 − 2 x cot 2 x − 2 cos ec 2 x
dx
Penyelesaian :
P = −( 2 cot 2 x )
yang memiliki nilai
Q =1 −2 x cot 2 x −2 cos ec 2 x

kita kerjakan faktor integrasinya dahulu,


∫Pdx = −∫( 2 cot 2 x )dx = −ln sin 2 x

maka faktor integrasinya, FI = e − ln sin 2 x = cos ec 2 x

dengan menggunakan persamaan (10), maka

y FI =∫Q FI dx

y cos ec 2 x = ∫(1 −2 x cot 2 x −2 cos ec 2 x)(cos ec 2 x)dx

y cos ec 2 x = ∫(cos ec 2 x −2 x cot 2 x cos ec 2 x −2 cos ec 2 2 x)dx

y cos ec 2 x = x cos ec 2 x + cot 2 x + C


y = x + cos 2 x +C sin 2 x

Contoh 14.

dy
Selesaikan persamaan diferensial ( x − 2) − y = ( x − 2) 3 , jika x = 4 dan y =10
dx

Penyelesaian :

Sederhanakan persamaan tersebut menjadi,

dy y
− = ( x − 2) 2
dx x − 2

1
P =−
yang memiliki nilai x −2
Q = ( x − 2) 2

1
kita kerjakan faktor integrasinya dahulu, ∫ Pdx = −∫
x −2
dx = −ln( x − 2)

1
maka faktor integrasinya, FI = e −ln( x −2 ) =
x −2

dengan menggunakan persamaan (10), maka

y FI =∫Q FI dx
1 1
y = ∫ ( x − 2) 2 dx
x −2 x −2
1
y = ∫ ( x − 2)dx
x −2
1
y = ∫ xdx − 2 ∫ dx
x −2
1 1 2
y = x −2 x +C
x −2 2

jika x = 4 dan y =10 , maka

1 2
y= x ( x − 2) − 2 x ( x − 2) + C ( x − 2)
2
1
10 = (16 )( 2) − (8)( 2) + C ( 2)
2
C =5

Latihan !!

dy
1. Selesaikan persamaan diferensial x −5 y = x 7
dx

dy
2. Selesaikan persamaan diferensial (1 − x 2 ) − xy =1
dx

dy
3. Selesaikan persamaan diferensial + 2 xy = 4 x
dx

dy
4. Selesaikan persamaan diferensial x = y + x 3 + 3x 2 − 2 x
dx

dy
5. Selesaikan persamaan diferensial + y cot x = 5e cos x
dx

dy
6. Selesaikan persamaan diferensial x 3 + (2 − 3 x 2 ) = x 3
dx

dy
7. Selesaikan persamaan diferensial tan x + y = sec x
dx

dy
8. Selesaikan persamaan diferensial + y cot x = cos x
dx

dz 2 2
9. Selesaikan persamaan diferensial − z = x4
dx x 3

10.Suatu zat radioaktif tertentu diketahui mengalami peluruhan dengan


laju yang sebanding dengan jumlah yang ada, Jika awalnya terdapat 100
mg zat dan setelah dua jam diamati bahwa zat tersebut telah
kehilangan 20% dari massa awalnya, carilah a. ekspresi matematika
untuk massa zat pada setiap waktu t
b. massa zat tersebut setelah 4 jam

c. lamanya waktu yang dibutuhkan zat tersebut luruh untuk


menjadi

setengah dari massa awalnya

A.4 Persamaan Diferensial Homogen

Persamaan ini dapat dikayakan homogen apabila pangkat dari variabel yang
ada bernilai sama, dalam hal ini pangkat x dan y bernilai sama atau sama
derajatnya. Kunci penyelesaian persamaan diferensial homogen ini ialah
dengan cara mensubstitusikan y = vx atau v = y , dimana v merupakan
x
fungsi dari x . Substitusi ini akan mengubah persamaan yang ada menjadi
bentuk persamaan yang dapat kita pisahkan variabelnya. Persamaan
diferensial homogen ini memiliki bentuk umum,

P ( x, y )dx +Q( x, y ) dy = 0 (11)

bila kita turunkan terhadap x , maka y = v . x


dy dx dv
= v + x
dx dx dx
(12)

dy dv
dx
= v + x dx
(13)

sehingga didapatkan P ( x, y ) → P ( x, v x ) = x m [ R (v)]


(14)

Q ( x , y ) →Q ( x , v x ) = x m [ S ( v ) ] (15)

jika persamaan (12, 14, 15) kita substitusikan ke persamaan (11), maka

x m R (v) dx + x m S (v )( vdx + xdv ) = 0


(16)

jika perssamaan 16 kita bagi dengan x m , maka

[ R(v) + vS (v)]dx + S (v) xdv =0 (17)

persamaan (17) dapat kita pisahkan berdasarkan variabel x dan y , maka

dx S (v )
+ dv = 0
x R (v ) + vS (v )
dx S (v )
∫ x
+∫
R (v) +vS (v )
dv = 0

(18)

Bentuk persamaan (18) merupakan bentuk persamaan yang variabelnya


sudah terpisah, dan persamaan tersebut menjadi dasar pengerjaan persamaan
diferensial homogen.

Contoh 15.

dy x2 + y2
Selesaikan persamaan diferensial =
dx xy

Penyelesaian :

kita kali silang pada persamaan tersebut, maka

xy dy = ( x 2 + y 2 )dx (*)

substitusikan y = vx dan dy = vdx + xdv kedalam persamaan (*)

x(vx )dy = x 2 + (vx ) 2 dx

x 2 v (vdx + xdv ) = x + (v x )dx


2 2 2

x 2 v 2 dx + x 3 vdv = x 2 + (v 2 x 2 ) dx

x 2 dx − x 3 vdv = 0 (**)

Persamaan (**) kita bagi dengan x 3 , maka

dx
−vdv = 0
x
dx
∫ x −∫vdv = 0
1
ln x − v 2 + C1 = 0
2
1 y
ln x − ( ) 2 + ln C = 0
2 x

1 y2 y2
ln x + ln C = ( 2 ) ⇒ ln Cx = 2 ⇒ y 2 = 2 x 2 ln x + Cx 2
2 x 2x

Contoh 16.

dy x + 3 y
Selesaikan persamaan diferensial =
dx 2x
Penyelesaian :

terlihat sangat mudah, tapi kita tidak bisa memisahkan variabelnya,


caranya dengan

melakukan substitusi y = vx , dengan v merupakan fungsi dari x , serta


substitusikan

persamaan 13 diruas kiri pada persamaan tersebut.

dv x +3 y
v +x =
dx 2x
dv x + 3(vx )
v +x =
dx 2x
dv x (1 + 3v )
v +x =
dx 2x
dv 1 + 3v
v +x =
dx 2

dv 1 + v
x = (*)
dx 2

Persamaan (*) sudah dalam bentuk v dan x , sekarang kita tinggal


memisahkan

variabelnya dan langsung mengintegralkannya , yaitu

2 1
∫1 +v dv = ∫ x dx
2 ln( 1 +v ) = ln x +C
2 ln( 1 +v ) = ln x +ln A

dimana ln A = C

2 ln( 1 +v) = ln Ax

(1 +v ) 2 = Ax (**)

Persamaan (**) kita substitusikan dengan v = y , maka


x
y
(1 + ) 2 = Ax ⇒ ( x + y ) 2 = Ax 3
x

Contoh 17.

dy
Selesaikan persamaan diferensial 2 x 2 = x2 + y2
dx
Penyelesaian :

langkah pengerjaan sama seperti contoh 16, dengan mensubstitusikan


y = vx dan

persamaan 13, tapi sederhanakanlah dahulu, maka

dy x 2 + y 2
=
dx 2x2
dv x 2 + (vx ) 2
v+x =
dx 2x2
dv 1 + v 2
v+x =
dx 2

dv (v −1) 2
x = (*)
dx 2

Persamaan (*) dapat diselesaikan dengan cara pemiasahan variabel,


maka

2 1
∫ (v −1) 2
dv = ∫
x
dx

1
−2 = ln x + C (**)
v −1

Persamaan (**) kita substitusikan dengan v = y , maka


x
2 2x
= ln x + C ⇒ = ln x + C
1 −v x−y

Contoh 18.

dy 2 xy
Selesaikan persamaan diferensial = 2
dx x − y 2

Penyelesaian :

Langkah yang sama dilakukan seperti pada contoh 16 dan 17, yaitu

dv 2 x (vx )
v+x = 2
dx x − (vx ) 2

dv v (v 2 +1)
x =− 2 (*)
dx v −1
Persamaan (*) diselesaikan dengan pecahan parsial, maka akan
didapatkan
1 1 2v
dx − ( − 2 ) dv = 0
x v v +1
1 1 2v
∫ x dx = ∫ v dv − ∫ v 2 +1 dv
ln x = ln v −ln( v 2 +1) +ln C
ln x (v 2 +1) = ln vC

x (v 2 +1) = vA (**)

dimana A = ln C

persamaan (**) kita substitusikan dengan v = y , maka


x
y y
x(( ) 2 +1) = A ⇒ x 2 + y 2 = Ay
x x

Contoh 19.

dy 2 xy + 3 y 2
Selesaikan persamaan diferensial = 2
dx x + 2 xy

Penyelesaian :

langkah pengerjaaan yang sama seperti sebelumnya, yaitu

dv 2 x (vx ) + 3(vx ) 2
v+x =
dx x 2 + 2 x (vx )
dv 2vx 2 + 3v 2 x 2
v+x =
dx x 2 + 2vx 2
dv 2v + 3v 2
v+x =
dx 1 + 2v

dv v +v 2
x = (*)
dx 1 + 2v

Persamaan (*) kita integralkan dengan pemisahan variabel, maka

1 + 2v 1
∫ v +v 2
dv = ∫ dx
x

ln( v + v 2 ) = ln x + C

ln( v + v 2 ) = ln x + ln A , dimana C = ln A

(v + v 2 ) = Ax (**)
Persamaan (**) kita substitusikan dengan v = y , maka
x
y y
(( + ( ) 2 )) = Ax
x x

y y2
+ = Ax ⇒ xy + y 2 = Ax 3
x x2
Latihan !!

dy
1. Selesaikan persamaan diferensial ( x 2 + y 2 ) = xy
dx

dy
2. Selesaikan persamaan diferensial ( x − y ) =x+y
dx

dy
3. Selesaikan persamaan diferensial ( x 2 + xy ) = xy − y 2
dx

dy
4. Selesaikan persamaan diferensial (2 y − x) = 2 x + y , jika y = 3 dan
dx
x =2

dy
5. Selesaikan persamaan diferensial ( xy + y 2 ) + ( x 2 − xy ) =0
dx

dy
6. Selesaikan persamaan diferensial y − 3 x + ( 4 y + 3 x ) =0
dx

7. Selesaikan persamaan diferensial ( x 3 + y 3 )dx − (3 xy 2 )dy = 0

8. Selesaikan persamaan diferensial xdy − ydx − x 2 − y 2 dx = 0

dy
9. Selesaikan persamaan diferensial xy 3 = 2 y4 + x4
dx

10.Sebuah benda dengan temperatur awal yang tidak diketahui diletakkan


dalam sebuah ruangan yang dijaga temperaturnya konstan 30˚F. Jika
setelah 10 menit temperatur benda tersebut menjadi 0˚F dan setelah 20
menit temperatur benda tersebut menjadi 15˚F. Carilah temperatur awal
benda tersebut

A.5 Persamaan Diferensial Bernoulli

Persamaan diferensial bernoulli ini hampir sama dengan persamaan diferensial


linear, hanya berbeda diruas kanan pada persamaan diferensial terdapat
pangkat (n) . Dimana n tersebut merupakan sebuah nilai (1,2,3,.......).

Pesamaan Bernoulli memiliki bentuk umum, yaitu


dy
+ Py = Q y n (18)
dx

dimana P dan Q merupakan fungsi dari x atau konstanta

pada persamaan diferensial bernoulli terdapat beberapa langkah, yaitu

(i). bagi kedua ruas persamaan 18 dengan y n

dy
y −n + P y 1−n =Q
dx
(!9)

(ii). kita misalkan z = y 1−n , sehingga dengan menurunkannya,

dz dy
= (1 − n) y −n (20)
dx dx

(iii). persamaan 19 kita kalikan dengan (1 −n) ,

dy
(1 − n) y −n + (1 − n) P y 1−n = (1 −n)Q (21)
dx

(iv). perhatikan persamaan 21, bahwa suku pertama merupakan


dz
dx , maka
persamaannya menjadi,

dz
+ P1 z = Q1
dx
(22)

(v). persamaan 22 sudah dalam bentuk persamaan diferensial linear


dan dapat

diselesaikan dengan faktor integral

Lima langkah diatas harus dipahami dan dimengerti agar pengerjaan


persamaan diferensial Bernoulli menjadi lebih mudah, serta persamaan 22
menjadi dasar perngerjaan.

Contoh 20.

dy 1
Selesaikan persamaan diferensial + y = xy 2
dx x

Penyelesaian :

Ikutilah kelima langkah diatas,

dy 1
+ y = xy 2 , dengan n = 2
dx x
dy 1 −1
y −2 + y =x (*)
dx x

misalkan z = y 1−n = y −1

dz dy
= −y −2
dx dx

persamaan (*) kita kalikan dengan (1 −n) = −1 ,

dy 1 −1
− y −2 − y = −x (**)
dx x

dz 1
− z = −x (***)
dx x

perhatikan persamaan (***) yang sudah dalam bentuk persamaan


22, maka

langkah selanjutnya mengintegralkannya dengan faktor integral,

1
P =− dx
dengan nilai x ∫ Pdx = −∫
x
= −ln x
Q = −x

FI = e ∫
Pdx
= e −ln x = 1
x
gunakan persamaan (10),

z FI =∫Q FI dx

1 1
z = −∫ x dx
x x

z
= −∫ dx
x
z
= −x + C ⇒ z = −x 2 + Cx
x

dimana z = y −1 , maka

1
= −x 2 + Cx ⇒ y = ( −x 2 + Cx ) −1
y

Contoh 21.

dy
Selesaikan persamaan diferensial 2 y − 3 = y 4e3x
dx

Penyelesaian :

Ubah kebentuk umum persamaan diferensial Bernoulli,


dy 2 y 4e3x
− y =−
dx 3 3

ikuti kelima langkah untuk pengerjaan persamaan diferensial Bernoulli,

dy 2 −3 e3x
y −4 − y =− (*)
dx 3 3

misalkan z = y1−n = y −3 , dengan n = 4

dz dy
= −3 y −4
dx dx

persamaan (*) kita kalikan dengan (1 −n) = −3

dy
− 3 y −4 + 2 y −3 = e 3 x (**)
dx

dz
+ 2z = e3x (***)
dx

kita integralkan dengan faktor integral,


P =2
dimana nilai
Q =e 3 x ∫Pdx = ∫2dx =2 x

FI = e ∫
Pdx
= e2x

gunakan persamaan (10),

z FI = ∫Q FI dx dengan z = y −3 ,

e 2 x e5 x + A
z e 2 x = ∫e 3 x e 2 x dx
y3
=
5

e5 x 5e 2 x
z e2x = +C y =3
5 e5x + A

dimana A = ln C

Contoh 22.

dy 1 ( x +1) y 3
Selesaikan persamaan diferensial − y =−
dx 2 x 2

Penyelesaian :

Ikuti kelima langkah untuk pengerjaan persamaan diferensial Bernoulli,

dy 1 −2 ( x +1)
y −3 − y =− (*)
dx 2 x 2
misalkan z = y 1−n = y −2 , dengan n = 3

dz dy
= −2 y −2
dx dx

persamaan (*) kita kalikan dengan (1 −n) = −2 ,

dy 1 −2
− 2 y −3 + y = ( x +1) (**)
dx x

dz 1
+ z = ( x +1) (***)
dx x

kita integralkan dengan faktor integral,

1
P= 1
dimana nilai X ∫ Pdx =∫
x
dx = ln x
Q = ( x +1)

FI = e ∫
Pdx
= e ln x = x

gunakan persamaan (10),

z FI = ∫Q FI dx dengan z = y −2 , maka

x 2 x 3 + 3x 2 + A
z x =∫( x +1) x dx
y2
=
6

6x
z x = ∫( x 2 + x) dx y=
2 x + 3x 2 + A
3

x3 x 2
z x = + +C
3 2

Contoh 23.

dy
Selesaikan persamaan diferensial x 2 y − x 3 = y 4 cos x
dx

Penyelesaian :

Ubah ke bentuk persamaan diferensial Bernoulli,

dy 1 y 4 cos x
− y =−
dx x x3

dy 1 −3 cos x
y −4 − y =− 3 (*)
dx x x
misalkan z = y 1−n = y −3 , dengan n = 4

dz dy
= −3 y −4
dx dx

persamaan (*) kita kalikan dengan (1 −n) = −3 ,

dy 3 −3 3 cos x
− 3 y −4 + y = (**)
dx x x3

dz 3 3 cos x
+ z= (***)
dx x x3
persamaan (***) kita integralkan dengan faktor integral,

3
P=
x 3
dimana nilai
3 cos x ∫ Pdx =∫
x
dx = 3 ln x
Q=
x3

FI = e ∫
Pdx
= e 3 ln x = x 3

gunakan persamaan (10),

z FI =∫Q FI dx dengan z = y −3

3 cos x 3 x3
z x3 = ∫ x dx = 3 sin x + C
x3 y3

x3
z x 3 = ∫3 cos x dx y =3
3 sin x + C

z x 3 = 3 sin x + C

Untuk persamaan diferensial Bernoulli ini terlihat sangat mudah tapi tidak ada
salahnya jika sering latihan agar lebih paham.

Latihan !!

dy
1. Selesaikan persamaan diferensial + y = xy 3
dx

dy
2. Selesaikan persamaan diferensial + y = y 4e x
dx

dy
3. Selesaikan persamaan diferensial + y tan x = y 3 sec 4 x
dx

dy
4. Selesaikan persamaan diferensial − 2 y tan x = y 2 tan 2 x
dx
dy
5. Selesaikan persamaan diferensial y − 2 x = x( x +1) y 3
dx

dy 1 1
6. Selesaikan persamaan diferensial + y = (1 − 2 x) y 4
dx 3 3

dy
7. Selesaikan persamaan diferensial + y = y 2 (cos x − sin x )
dx

8. Selesaikan persamaan diferensial x dy − { y + xy 3 (1 + ln x)}dx = 0

dy
9. Selesaikan persamaan diferensial y − xy 2 + x = 0
dx

dy x
10.Selesaiakan persamaan diferensial 2 − + x 3 cos y = 0
dx y

A.6 Persamaan Diferensial Eksak

Persamaan diferensial eksak adalah persamaan diferensial orde satu yang


berbentuk:

M ( x, y ) dx + N ( x, y ) dy = 0
(23)

Persamaan (6) disebut persamaan diferensial eksak jika:

∂M ∂N
= (24)
∂y ∂x

Didefinisikan bentuk umum penyelesaian persamaan (23) adalah:

z ( x, y ) = c (25)

Selanjutnya diferensialtotalkan persamaan (25) akan menghasilkan:


∂z ( x, y ) ∂z ( x, y ) ∂z ( x, y ) ∂z ( x, y )
dz = dx + dy = 0 atau dx + dy = 0
∂x ∂y ∂x ∂y
(26)

Analog dengan persamaan (23), maka dapat diambil kesimpulan:

∂z ( x, y )
M =
∂x
(27)

∂z ( x, y )
N =
∂y
(28)

Dari sini akan diperoleh cara menyelesaikan persamaan diferensial eksak,


yaitu dengan mengintegralkan persamaan (27):

z = ∫M dx +k ( y ) (29)

Catatan: y dianggap konstan dalam proses integrasi, dan k(y) adalah


konstanta integrasi yang selanjutnya harus ditentukan nilainya yaitu dengan
cara mendiferensialparsialkan z terhadap y dengan anggapan x konstan.

∂z
∂y
=

∂y
(∫M dx +k ( y ) ) (30)

Karena
∂z ( x, y )
∂y
= N , maka diperoleh hubungan N =

∂y
(∫M dx +k ( y ))
(31)

Hasil integrasi persamaan (31) memberikan:

N =

∂y
(∫M dx ) +k ' ( y ) (32)

Dari persamaan (32) dapat dicari nilai k(y), yaitu:

k ' ( y) =
d k ( y)
dy
=N −

∂y
(∫M dx )
(33)

∫d k ( y ) = k ( y ) = ∫N − ∂y (∫M dx )dy


 ∂ 

(34)

Maka rumus umum penyelesaian persamaan diferensial eksak merujuk ke


persamaan (29) adalah:

z ( x, y ) =∫M dx +

∫N −


y
(∫M dx )
dy
 
Contoh 24.
Buktikan persamaan diferensial 2 x sin 3 y dx + (2 y +3 x 2 cos 3 y ) dy = 0 ekasak
atau tidak

Penyelesaian:

Identifikasi: M = 2 x sin 3 y dan N = ( 2 y + 3 x 2 cos 3 y )

∂M
Cek syarat eksak, yaitu: = 6 x cos 3 y
∂y
Terbukti Eksak
∂N
= 6 x cos 3 y
∂x

Terkadang persamaan diferensial yang kita temukan tidak berbentuk


persamaan diferensial eksak, namun dalam bentuk persamaan diferensial non
eksak (tidak eksak). Persamaan diferensial tidak eksak dapat dipecahkan
dengan menggunakan faktor integral. Faktor integral ini dapat kita cari atau
sudah ada beberapa faktor integral yang tersedia berdasarkan kelompok suku-
suku dalam persamaan difrensial tersebut. Bila dengan faktor integral
penyelesaian persamaan diferensial yang ada tidak dapat diselesaikan, maka
gunakanlah cara lain untuk menyelesaikannya.

Proses pencarian faktor integral, jika

∂M ∂N

a. ∂Y ∂X = f (x ) , merupakan fungsi x saja, maka FI = e ∫
f ( x ) dx

∂M ∂N

FI = ∫
b. ∂Y ∂X = −g (x) , merupakan fungsi y saja, maka g ( y ) dy
M

c. persamaan diferensial non eksak menjadi persamaan diferensial


homogen dan

1
Mx + Ny ≠ 0 , maka faktor integralnya adalah
Mx + Ny

d. persamaan diferensial non eksak berbentuk y f ( xy )dx + x


g ( xy )dy = 0 , dimana f ( xy ) ≠ g ( xy ) , maka faktor integralnya adalah
1
Mx − Ny

Contoh 25.

Selesaikan persamaan diferensial (4 x 3 y 3 − 2 xy )dx + (3 x 4 y 2 − x 2 )dy = 0


Penyelesaian :

Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?

M = 4 x 3 y 3 − 2 xy dan N = 3 x 4 y 2 − x 2

∂M
=12 x 3 y 2 −2 x
∂y
terbukti eksak
∂N
=12 x 3 y 2 −2 x
∂x

dengan cara menyederhanakan dan mengintegralkan pada suku M ( x)


dan N ( x ) ,

( 4 x 3 y 3 dx +3 x 4 y 2 dy ) −( 2 xy dx + x 2 dy ) = 0

d ( x 4 y 3 ) −d ( x 2 y ) = C

maka hasilnya ialah x 4 y 3 − x 2 y =C

Contoh 26.

Selesaikan persamaan diferensial (cos y + y cos x) dx + (sin x − x sin y )dy = 0

Penyelesaian :

Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?


M = cos y + y cos x dan N = sin x − x sin y

∂M
= −sin y + cos x
∂y
terbukti eksak
∂N
= cos x −sin y
∂x

dengan menyederhanakan dan mengintegralkan pada suku M (x) dan


N ( x) ,

(cos y dx − x sin y dy ) + ( y cos x dx + sin x dy ) = 0

d ( x cos y ) + d ( y sin x ) = C

maka hasilnya ialah x cos y + y sin x = C

Contoh 27.

Selesaikan persamaan diferensial (2 x 3 + 3 y ) dx + (3 x + y −1)dy = 0

Penyelesaian :
Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?

M = 2 x 3 + 3 y dan N = 3 x + y −1

∂M
=3
∂y
terbukti eksak
∂N
=3
∂x

cara lain dengan menggunakan persamaan (29),


x
z ( x, y ) = ∫ ( 2 x 3 +3 y ) dx

1 4
z ( x, y ) = x + 3xy + k ( y ) (*)
2

kita integralparsilkan z persamaan (*) terhadap y , maka

∂z
=3 x +k ' ( y ) (**)
∂y

N ( x, y ) = 3 x + y −1 (***)

perhatikan persamaan (***), terlihat nilai k ' ( y ) ialah y −1

1 2
maka nilai k ( y ) = ∫ k ' ( y )dy ⇒ k ( y ) = y −y
2

1 4 1
kembali ke persamaan (*), maka hasilnya x + 3 xy + y 2 − y =C
2 2

Contoh 28.
2 2
Selesaikan persamaan diferensial ( y 2 e xy + 4 x 3 )dx + (2 xye xy − 3 y 2 )dy = 0

Penyelesaian :

Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?


2 2
M = y 2 e xy + 4 x 3 dan N = 2 xye xy −3 y 2

∂M 2 2
= 2 ye xy + 2 xy 3 e xy
∂y
terbukti eksak
∂N 2 2
= 2 ye xy + 2 xy 3 e xy
∂x

dengan menggunakan persamaan (29),


x
z ( x, y ) = ∫ ( y 2 e xy
2
+ 4 x 3 ) dx
2
x( x, y ) = e xy + x 4 + k ( y)

kita integralparsialkan persamaa diatas, maka

∂z xy 2
= 2 xye +k ' ( y ) (**)
∂y

xy 2
N ( x, y ) = 2 xye −3 y 2 (**)

perhatikan persamaan (**), terlihat bahwa nilai k ' ( y ) = −3 y 2

maka nilai k ( y ) = ∫k ' ( y ) dy ⇒k ( y ) = −y


3

2
kembali ke persamaan (*), maka hasilnya e xy + x 4 − y 3 = C

Contoh 29.

Selesaikan penyelesaian persamaan diferensial

(2 x 3 y 2 + 4 x 2 y + 2 xy 2 + xy 4 + 2 y )dx + 2( y 3 + x 2 y + x)dy = 0

Penyelesaian :

Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?

M = 2 x 3 y 2 + 4 x 2 y + 2 xy 2 + xy 4 + 2 y dan N = 2( y 3 + x 2 y + x )

∂M
= 4 x 3 y + 4 x 2 + 4 xy + 4 xy 3 + 2
∂y
tidak eksak
∂N
= 2( 2 xy +1)
∂x

ternyata persamaan tersebut tidak eksak, maka langkah yang dilakukan


ialah

dengan mencari faktor integralnya terlebih dahulu, kemudian kita


kalikan dengan

kedua ruas pada persamaan tersebut dan mengelompokkannya


berdasarkan

pangkat tertinggi,

∂M ∂N

∂y ∂x ( 4 x 3 y + 4 x 2 +4 xy + 4 xy 3 + 2) − 2( 2 xy +1)
= = 2x
N 2( y 3 + x 2 y + x )
2
FI = e 2 xdx = e x
maka persamaan awalnya menjadi
2 2
(2 x 3 y 2 + 4 x 2 y + 2 xy 2 + xy 4 + 2 y )e x dx + 2( y 3 + x 2 y + x )e x dy = 0 (*)

persamaan (*) sudah pasti eksak (buktikan !!)

gunakan persamaan (29),


x
z ( x, y ) = ∫ ( 2 x 3 y 2 + 4 x 2 y + 2 xy 2 + xy 4 + 2 y )e x dx
2

x x x
z ( x, y ) = ∫ ( 2 xy 2 +2 x 3 y 2 )e x dx +∫ ( 2 y +4 x 2 y )e x dx +∫ xy 4 e x dx
2 2 2

2 2 1 4 x2
z ( x, y ) = x 2 y 2 e x + 2 xye x + y e + k ( y)
2
(**)

kita integralparsialkan persamaan (**),

∂z 2 2 2
= 2 x 2 ye x + 2 xye x + 2 y 3 e x + k ' ( y )
∂y
(***)
2 2 2
N ( x, y ) = 2 x 2 ye x + 2 xye x + 2 y 3 e x
(****)

perhatikan persamaan (****), terlihat bahwa nilai k ' ( y ) =0

maka nilai k ( y ) = ∫k ' ( y )dy ⇒k ( y ) = kons tan ta


2 2 2
kembali ke persamaan (***), maka hasilnya 2 x 2 ye x + 2 xye x + 2 y 3e x = C

Contoh 30.

Selesaikan persamaan diferensial


( 2 xy e + 2 xy + y ) dx + ( x y e − x y −3 x ) dy = 0
4 y 3 2 4 y 2 2

Penyelesaian :

Kita cek dahulu apakah persamaan tersebut eksak atau tidak?

M = 2 xy 4 e y + 2 xy 3 + y dan N = x 2 y 4 e y − x 2 y 2 −3 x

∂M
= 8 xy 3 e y + 2 xy 4 e y + 6 xy 2 +1
∂y
tidak eksak
∂N
= 2 xy 4 e y − 2 xy 2 −3
∂x

kita cari faktor integralnya terlebih dahulu,


∂M ∂N

∂y ∂x
=
8 xy 3 e y + 8 xy 2 + 4 4
=
⇒ merupakan fungsi y ,
M 2 xy 4 + 2 xy 3 + y y

− 4 dy

maka faktor integralnya ialah FI = e
y
= e −ln y = 1
y4

maka persamaan awalnya menjadi,

x 1 x2 x
(2 xe y + 2 + 3 ) dx + ( x 2 e y − 2 − 3 4 )dy = 0 (*)
y y y y

persamaan (*) sudah eksak (buktikan !!)

gunakan persamaan (29),


x x 1
z ( x, y ) = ∫ ( 2 xe y + 2 + 3 )dx
y y

x2 x
z ( x, y ) = x 2 e y + + 3 + k ( y) (**)
y y

kita integralparsialkan persamaan (**),

∂z x2 x
= x 2e y − 2 −3 4 + k ' ( y)
∂y y y

x2 x
N ( x, y ) = x 2 e y − 2
−3 4 (***)
y y

perhatikan persamaan (***), terlihat bahwa nilai


k ' ( y ) = 0 ⇒ k ( y ) = kons tan ta

kembali ke persamaan (**), maka hasilnya

x2 x
x 2e y + + 3 =C
y y

Contoh 31.

Selesaikan persamaan diferensial ( x 4 + y 4 ) dx − xy 3 dy = 0

Penyelesaian :

Perhatikan persamaan tersebut, persamaan tersebut ialah persamaan


diferensial
homogen, jika kita membuktikan eksak atau tidak, sudah pasti tidak
eksak,

oleh karena itu, kita cari faktor integralnya terlebih dahulu. Faktor
integral

bila persamaan diferensial homogen, ialah

1 1
= 5
Mx + Ny x

faktor integral yang kita dapatkan kita kalikan pada persamaan tersebut
menjadi,

1 4 1
5
( x + y 4 )dx − 5 ( xy 3 )dy = 0
x x

1 y4 y3
( + 5 ) dx − 4 dy = 0 (*)
x x x
persamaan (*) sudah pasti eksak (buktikan !!)

gunakan persamaan (29),

x 1 y4
z ( x, y ) = ∫ ( + ) dx
x x5

1 y4
z ( x, y ) = ln x − + k ( y) (**)
4 x4
persamaan (**) kita integralparsialkan, maka

∂z y3
= − 4 +k ' ( y)
∂y x

y3
N ( x, y ) = − (***)
x4

perhatikan persamaa (***) terlihat bahwa nilai k ' ( y ) = 0

maka nilai k ( y ) = ∫k ' ( y )dy = kons tan ta

kembali ke persamaan(**), maka hasilnya ialah

1 y4
ln x − = C1 atau y 4 = 4 x 4 ln x + Cx 4
4 x4

Contoh 32.

Selesaikan persamaan diferensial y ( x 2 y 2 + 2) dx + x( 2 − 2 x 2 y 2 )dy = 0


Penyelesaian :

Perhatikan baik-baik persamaan diatas, persamaan tersebut berbentuk


y f ( xy ) dx + x g ( xy )dy = 0

maka tentulah persamaan tersebut tidak eksak, oleh karena itu kita cari

faktor integralnya terlebih dahulu. Faktor integral bila bentuk


persamaannya

seperti itu, maka

1 1
= 3 3
Mx + Ny 3 x y

faktor integral yang kita dapatkan kita kalikan pada persamaan


tersebut, menjadi

x2 y 2 2 − 2x2 y 2
dx + dy = 0 (*)
3x 3 y 2 3x 2 y 3

persamaan (*) sudah pasti eksak (buktikan!!)

gunakan persamaan (29),

x x2 y2
z ( x, y ) = ∫ ( ) dx
3x 3 y 2

x 1 2
z ( x, y ) = ∫ ( + 3 2 )dx
3x 3x y

1 1
z ( x, y ) = ln x − 2 2 + k ( y ) (**)
3 3x y

kita integralparsialkan persamaan (**), maka

∂z 2
= 2 3 + k ' ( y)
∂y 3 x y

2 − 2x2 y 2 2 2
N ( x, y ) = 2 3
= 2 3 − (***)
3x y 3x y 3y

perhatikan persamaan (***), terlihat bahwa nilai k ' ( y ) = − 2 3 y

2
maka nilai k ( y ) = ∫ k ' ( y ) dy = − ln y
3

kembali ke persamaan (**), maka hasilnya


1 1 2 1
ln x − 2 2 − ln y = ln C1 atau x2 y 2
3 3x y 3 x = Cy e
2

Latihan !!

1. Selesaikan persamaan diferensial 2 xydx + ( x 2 +1) dy = 0

2. Selesaikan persamaan diferensial ( 2 x + y )dx + ( x − 2 y )dy = 0

3. Selesaikan persamaan diferensial


(cos y + y cos x) dx + (sin x − x sin y )dy = 0

4. Selesaikan persamaan diferensial


(6 x 5 y 3 + 4 x 3 y 5 ) dx + (3 x 6 y 2 + 5 x 4 y 4 ) dy = 0

5. Selesaikan persamaan diferensial y 2 dx + ( x 2 − xy − y 2 )dy = 0

6. Selesaikan persamaan diferensial y (2 xy +1) dx + x(1 + 2 xy − x 3 y 3 )dy = 0

7. Selesaikan persamaan diferensial xdy − ydx = x 2 e x dx

8. Selesaikan persamaan diferensial 3 x 2 y 2 dx + 4( x 3 y −3) dy = 0

9. Selesaikan persamaan diferensial (2 y − x 3 )dx + xdy = 0

10.Selesaikan persamaan diferensial ydx + x( x 2 y −1) dy = 0

B. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA

Persamaan diferensial orde dua merupakan persamaan diferensial yang


turunan

pangkat tertingginya orde dua. Persamaan diferensial orde dua memiliki


bentuk

umum, yaitu

d2y dy
a 2
+b + cy = f ( x) (35)
dx dx

Dimana a, b, c merupakan koefisien-koefisien konstan dan f ( x)


merupakan
fungsi x yang diketahui. Nilai f ( x) pada persamaan (35) dapat
bernilai f ( x ) = 0

atau f ( x ) ≠ 0 .

Persamaan diferensial orde dua ini dibagi dua bagian berdasarkan nilai
f ( x)

tersebut yaitu, persamaan diferensial orde dua homogen dan


persamaan diferensial

orde dua non homogen.

B.1 Persamaan Diferensial Orde Dua Homogen

Dalam persamaan diferensial orde dua homogen ini nilai f ( x ) = 0 , maka


persamaan (35) menjadi

d2y dy
a 2
+b + cy = 0 (36)
dx dx
Misalkan dalam persamaan (36) nilai a = 0 , maka kita dapatkan persamaan
diferensial orde pertama , yaitu

dy
b +cy = 0 (37)
dx

dy
+ ky = 0 (38)
dx

dengan k=c pada persamaan (38),


b
dengan menggunakan cara pemisahan variabel, maka persamaan (38) dapat
kita pecahkan, yaitu

dy
∫ y
=−∫k dx

ln y = −kx +C

y = e −kx +C =e −kx .e C , karena e C nilai konstan, maka

y = Ae −kx (39)

jika −k pada persamaan (39) kita nyatakan dengan m , maka solusinya ialah
y = Ae mx (40)

persamaan (40) tersebut akan menjadi dasar pengerjaan persamaan


diferensial orde dua homogen. Jika y = Ae mx

dy
= Ame mx (41)
dx
d2y
= Am 2 e mx
dx 2
(42)

persamaan (41) dan (42) kita substitusikan kedalam persamaan (36), akan
diperoleh

aAm 2 e mx + bAme mx + cAe mx = 0 (43)

persamaan (43) kita bagi dengan Ae mx , maka didapatkan

am 2 + bm + c = 0 (44)

persamaan (44) merupakan persamaan kuadrat yang akan memberikan nilai,

m = m1 dan m = m2

y = Ae m1x dan y = Be m2 x (43)

jadi pemecahan persamaan diferensial orde dua homogen pada persamaan


(36) ialah

y = Ae m1x + Be m2 x (44)

dengan A, B merupakan dua konstanta sembarang dan m1 , m2 merupakan


akar-akar persamaan kuadrat am 2 + bm + c = 0 ,

persamaan ini dapat disebut dengan persamaan karakteristik, yang dapat


diperoleh langsung dari persamaan (36), dengan menggantikan

d2y dy
= m2 , = m , y =1
dx 2
dx

persamaan (43) dan (44) juga menjadi dasar pengerjaan persamaan


diferensial orde dua homogen.

Contoh 33.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
−7 + 12 y = 0
dx dx
Penyelesaian :

Pemecahan persamaan tersebut sangat mudah sekali, yaitu dengan


membuat

persamaan kuadrat terlebih dahulu dari persamaan tersebut,


m 2 − 7m +12 = 0
( m − 4)( m −3) = 0

maka akan diperoleh m1 = 4 dan m2 = 3

berdasarkan persamaan (44), maka hasilnya y = Ae 4 x + Be 3 x

Contoh 34.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
+3 −10 y = 0
dx dx
Penyelesaian :

Langkah yang sama seperti contoh 35 diatas,

m 2 +3m −10 y = 0

( m − 2)( m + 5) = 0

maka akan diperoleh m1 = 2 dan m2 = −5

berdasarkan persamaan (44), maka hasilnya y = Ae 2 x + Be −5 x

Persamaan (36) memiliki pemecahan persamaan kuadrat (karakteristik),


persamaan kuadrat pasti memiliki nilai-nilai akarnya ( m1 dan m2 ) . Nilai akar
tersebut memiliki sifat, yaitu

(i). jika kedua akarnya real dan berbeda

m = m1 dan m = m2

y = Ae m1x + Be m2 x (45)

(ii). jika kedua akarnya real dan sama

m = m1 = m2

y = e mx ( A + Bx ) (46)

persamaan (46) tersebut ada atas dasar persamaan diferensial


orde dua

akan selalu memberikan dua konstanta sembarang, jadi harus ada


suku lain
yang memuat konstanta kedua.

(iii). jika kedua akarnya kompleks


m = α ± jβ

y = eαx ( A cos βx + B sin βx) (47)

persamaan (47) tersebut ada atas dasar jika m1 = α + jβ dan


m2 = α − jβ ,

maka pemecahannya berbentuk,

y = Ce (α+ jβ ) x + De (α− jβ ) x

y = Ce αx e jβx + De αx e − jβx

y = eαx {Ce jβx + De − jβx }

y = eαx [C (cos βx + j sin βx) + ( D(cos βx − j sin βx)]

y = eαx [ (C + D ) cos βx + j (C − D ) sin βx ]

y = eαx ( A cos βx + B sin βx)

Yang perlu diketahui dalam akar kompleks, yaitu

e jx = cos x + j sin x
e − jx = cos x − j sin x
e jβx = cos βx + j sin βx
e − jβx = cos βx − j sin βx

Contoh 35.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
+4 + 4y = 0
dx dx
Penyelesaian :

Kita buat persamaan kuadrat dahulu dari persamaan tersebut,

m 2 + 4m + 4 y = 0

( m + 2)( m + 2) = 0

maka akan diperoleh m1 = m2 = −2

berdasarkan persamaan (46), maka hasilnya y = e −2 x ( A + Bx )

Contoh 36.
Selesaikan jika dalam suatu persamaan terdapat m = −2 ± j 3

Penyelesaian :

Pengerjaannya sangat mudah, dengan menggunakan persamaan (47),


maka akan

diperoleh y = e −2 x ( A cos 3x + B sin 3 x )

Contoh 37.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
−2 +10 y = 0
dx dx
Penyelesaian :

Kita buat terlebih dahulu persamaan kuadratnya,

m 2 − 2m +10 y = 0

dengan menggunakan rumus A, B, C ,

2 ± 4 − 40
m=
2

2 ± − 36 2 ± j 36
m= = =1 ± j 3 (*)
2 2

perhatikan persamaan (*), nilai m tersebut merupakan akar bilangan


kompleks,

maka hasilnya akan diperoleh y = e x ( A cos 3 x + B sin 3 x)

B.1.1. Persamaan Diferensial Orde Dua Homogen Berbentuk


2
d y
± n2 y = 0
dx 2
Kita perhatikan pada persamaan (36), jika nilai b = 0 , maka akan didapatkan
persamaan

d2y d2y c
a 2 + cy = 0 atau + y =0
dx dx 2 a
(48)
persamaan (48) diatas dapat kita tulis

d2y
2
± n2 y = 0
dx
(49)

nilai y pada persamaan (49) kemungkinan dapat bernilai positif atau


negative. Kita akan meninjau bila y positif dan y negatif.

d2y
(i). jika 2
+ n2 y = 0
dx

m2 + n2 = 0 , m 2 = −n 2 , m = ± jn

pemecahan ini dapat dilakukan dengan sifat akar kompleks, dengan

penyelesaian, yaitu y = A cos nx + B sin nx (50)

d2y
(ii). jika 2
− n2 y = 0
dx

m2 − n2 = 0 , m2 = n2 , m = ±n

penyelesaiannya dapat berupa y = Ce nx + De −nx


(51)

persamaan (51) dapat dituliskan dalam bentuk lain, dengan


mengunakan

fungsi hiperbolik, yaitu

e nx + e −nx
cosh nx = ⇒ 2 cosh nx = e nx + e −nx (52)
2

e nx − e −nx
sinh nx = ⇒ 2 sinh nx = e nx − e −nx (53)
2

bila persamaan (52) dan (53) kita jumlahkan, maka

e nx = cosh nx + sinh nx (54)

bila persamaan (52) dan (53) kita kurangkan, maka

e −nx = cosh nx − sinh nx (55)

persamaan (54) dan (55) kita substitusika kedalam persamaan


(51), maka akan

didapatkan suatu penyelesaian, yaitu

y = C (cosh nx + sinh nx ) + D (cosh nx −sinh nx )

y = (C + D) cosh nx + (C − D ) sinh nx
y = A cosh nx + B sinh nx (56)

Contoh 38.

d2y
Selesaikan persamaan diferensial −9y = 0
dx 2
Penyelesaian :

persamaan tersebut memiliki nilai m = ±3

maka hasilnya ialah y = A cosh 3 x + B sinh 3 x

Contoh 39.

d2y
Selesaikan persamaan diferensial +7y = 0
dx 2
Penyelesaian :

persamaan tersebut memiliki nilai m =±j 7

maka hasilnya ialah y = A cos 7 x +B sin 7x

Contoh 40.

d2y
Selesaikan persamaan diferensial −3y = 0
dx 2
Penyelesaian :

persamaan tersebut memiliki nilai m =±j 3

maka hasilnya ialah y = A cos 3 x +B sin 3x

Latihan !!

d2y dy
1. Selesaikan persamaan diferensial 2
+5 +6y = 0
dx dx

d2y dy
2. Selesaikan persamaan diferensial 2
−6 + 25 y = 0
dx dx
d2y dy
3. Selesaikan persamaan diferensial 2
+ 8 + 16 y = 0
dx dx

d2y dy
4. Selesaikan persamaan diferensial 2
+4 +9y = 0
dx dx

d2y
5. Selesaikan persamaan diferensial +16 y = 0
dx 2

d2y
6. Selesaikan persamaan diferensial +5y = 0
dx 2

d2y dy
7. Selesaikan persamaan diferensial 2
−12 + 36 y = 0
dx dx

d2y dy
8. Selesaikan persamaan diferensial 2
+2 −3y = 0
dx dx

d 2I dI
9. Selesaikan persamaan diferensial 2
+4 + 3I = 0
dt dt

d 2N dN
10.Selesaikan persamaan diferensial 100 2
− 20 +N =0
dt dt

B.2 Persamaan Diferensial Orde Dua Non Homogen

Persamaan diferensial orde dua non homogen memiliki bentuk umum yang
sama dengan bentuk umum pada persamaan (35), yaitu

d2y dy
a 2
+b + cy = f ( x) (57)
dx dx
dimana f ( x ) tidak sama dengan nol. Jika pemecahan yang digunakan seperti
pada persamaan diferensial orde dua homogen yaitu, y = Ae m1x + Be m2 x akan
membuat ruas kanan pada persamaan itu akan sama dengan nol. Oleh karena
itu penyelesaiannya akan berbentuk y = Ae m1x + Be m2 x + X
(58)

dengan X merupakan fungsi tambahan yang harus kita cari.

Berdasarkan persamaan (58), kita dapat melihat ada dua hal yang harus kita
cari, yaitu

(i). Fungsi Komplementer (complementary function) ⇒ FK

Fungsi komplementer ini dapat diperoleh dengan cara yang sudah


kita pelajari

sebelumnya dengan berbagai pemecahan. Fungsi komplementer ini


dapat

disebut dengan penyelesaian cara homogen , f ( x ) = 0

a. y = Ae m1x + Be m2 x d. y = e mx ( A + Bx )

b. y = eαx ( A cos βx + B sin βx) e. y = A cos nx + B sin nx

c. y = A cosh nx + B sinh nx

(ii). Integral Khusus (particular integral) ⇒ IK

Integral khusus ini diperoleh dengan menggunakan bentuk umum


dari fungsi

diruas kanan dari persamaan yang diberikan, yaitu dengan


mensubstitusikan

bentuk umum tersebut ke dalam persamaan yang diberikan pada


soal, dan

kemudian menyamakan koefisien-koefisiennya. Bentuk umum dari


fungsi

diruas kanan pada persamaan yang ada dapat bermacam-macam


bentuknya

seperti dibawah ini,

a. jika f ( x ) = k , kita misalkan dengan y =C

b. jika f ( x ) = kx , kita misalkan dengan y = Cx + D

c. jika f ( x) = kx 2 , kita misalkan dengan y = Cx 2 + Dx + E

d. jika f ( x ) = e kx , kita misalkan dengan y = Ce kx


e. jika f ( x ) = k sinh x atau f ( x ) = k cosh x , kita misalkan dengan

y = C cosh x + D sinh x

f. jika f ( x) = k sin x atau f ( x ) = k cos x , kita misalkan dengan

y = C cos x + D sin x

Integral khusus ini dapat disebut dengan penyelesaian cara non


homogen f ( x) ≠ 0

Bentuk-bentuk umum diatas, dapat mewakili fungsi f ( x ) yang sering ada


dalam permasalahan persamaan diferensial orde dua non homogen. Bila
dalam pemecahan bentuk umum yang kita mau tidak ada dalam ke enam
daftar diatas, kalian cari sendiri.

Yang harus diingat bahwa penyelesaian persamaan diferensial orde dua non
homogen ini ialah dengan menjumlahkan antara penyelesaian dengan fungsi
komplementer dan integral khusus.

Contoh 41.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
− 5 + 6 y = 24
dx dx
Penyelesaian :

Kita selesaikan dengan cara FK dan IK

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m 2 − 5m + 6 = 24
( m − 2)( m −3) = 0

sehingga didapatkan m1 = 2 dan m2 = 3

dan hasilnya ialah y = Ae 2 x + Be 3 x (*)

b. dengan IK, dimana f ( x) = 24

kita misalkan y =C (**)

dy d2y
= 0 dan =0 (***)
dx dx 2
persamaan (**) dan (***) kita substitusikan ke persamaan soal
diatas, maka

d2y dy
2
− 5 + 6 y = 24
dx dx
(0) − (5.0) + 6C = 24 ⇒C = 4
kembali ke persamaan (**), maka y = 4 (****)

sehingga hasil total merupakan penjumlahan antara FK dan IK, yaitu

y = Ae 2 x + Be 3 x + 4

Contoh 42.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
+14 + 49 y = 4e 5 x
dx dx
Penyelesaian :

Kita selesaikan dengan cara FK dan Ik

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m 2 +14 m + 49 = 0
( m + 7)( m + 7) = 0

sehingga didapatkan m1 = m2 = −7

dan hasilnya ialah y = e −7 x ( A + Bx ) (*)

b. dengan IK, dimana f ( x ) = 4e 5 x

kita misalkan y = Ce 5 x (**)

dy d2y
= 5Ce 5 x dan = 25Ce 5 x (***)
dx dx 2

persamaan (**) dan (***) kita substitusikan ke persamaan soal


diatas, maka

d2y dy
2
+ 14 + 49 y = 0
dx dx

25Ce 5 x +14 .5Ce 5 x + 49 Ce 5 x = 4e 5 x

sederhanakan persamaan diatas menjadi,

25 C + 70 C + 49 C = 4

144C = 4 ⇒ C = 1
36
e5x
kembali ke persamaan (**), maka y = (****)
36

sehingga hasil total merupakan penjumlahan antara FK dan IK, yaitu


e5x
y = e −7 x ( A + Bx ) +
36

Contoh 43.

d2y dy
Selesaikan persamaan diferensial 2
−5 + 6 y = x2
dx dx
Penyelesaian :

Kita selesaiakan dengan cara FK dan IK

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m 2 − 5m + 6 = 0
( m − 2)( m −3) = 0

sehingga didapatkan m1 = 2 dan m2 = 3

dan hasilnya ialah y = Ae 2 x + Be 3 x (*)

b. dengan IK, dimana f ( x ) = x 2

kita misalkan y = Cx 2 + Dx + E (**)

dy d2y
= 2Cx + D dan = 2C (***)
dx dx 2
persamaan (**) dan (***) kita substitusikan ke persamaan soal
diatas, maka

d2y dy
2
−5 + 6 y = x2
dx dx

2C − 5( 2Cx + D ) + 6(Cx 2 + Dx + E ) = x 2

2C −10Cx − 5 D + 6Cx 2 + 6 Dx + 6 E = x 2

6Cx 2 + (6 D −10 C ) x + (2C − 5 D + 6 E ) = x 2

dengan menyamakan koefisien dari x yang memiliki pangkat sama

diperoleh untuk x 2 ⇒ 6C = 1 ⇒ C = 1
6

untuk x ⇒ 6 D − 1 0C = 0 ⇒ 6 D = 5 ⇒ D = 5
3 18

untuk konstanta ⇒ 2C − 5 D + 6 E = 0 ⇒ 6 E = 19 ⇒ E = 19
18 108
x 2 5 x 19
kembali ke persamaan (**), maka y = + + (****)
6 18 108

sehingga hasil total merupakan penjumlaan antara FK dan IK, yaitu

x 2 5 x 19
y = Ae 2 x + Be 3 x + + +
6 18 108

Contoh 44.

d 2 y dy
Selesaikan persamaan diferensial − − 2 y = sin 2 x
dx 2 dx
Penyelesaian :

Kita selesaikan dengan cara FK dan IK

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m2 − m − 2 = 0
( m +1)( m − 2) = 0

sehingga didapatkan m1 = −1 dan m2 = 2

dan hasilnya ialah y = Ae −x + Be 2 x (*)

b. dengan IK, dimana f ( x) = sin 2 x

kita misalkan y = C sin 2 x + D cos 2 x (**)

dy d2y
= 2 A cos 2 x − 2 B sin 2 x dan = −4 A sin 2 x − 4 B cos 2 x
dx dx 2
kita substitusikan ke persamaan soal, maka

d 2 y dy
− − 2 y = sin 2 x
dx 2 dx
(−4C sin 2 x − 4 D cos 2 x ) − (2C cos 2 x − 2 D sin 2 x ) − 2(C sin 2 x + D cos 2 x ) = sin 2 x
(−6C + 2 D ) sin 2 x + (−6 D − 2C ) cos 2 x = sin 2 x

dengan menyamakan koefisien dari suku-suku yang sama

−6C + 2 D =1 3 1
diperoleh ⇒C = − dan D =
− 2C − 6 D = 0 20 20

3 1
kembali ke persamaan (**), maka y = − sin 2 x + cos 2 x
20 20

sehingga hasil total merupakan penjumlahan antara FK dan IK, yaitu


3 1
y = Ae −x + Be 2 x − sin 2 x + cos 2 x
20 20

Contoh 45.

d2y dy t t
Selesaikan persamaan diferensial 2
−6 + 25 y = 2 sin − cos
dx dx 2 2
Penyelesaian :

Kita selesaikan dengan FK dan IK

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m 2 − 6m + 25 = 0 (akar kompleks) (*)

pemecahan persamaan (*) tersebut ialah

y = e 3 x ( A cos 4 x + B sin 4 x ) (**)

t t
b. dengan IK, dimana f ( x ) = 2 sin − cos
2 2

t t
kita misalkan y = C sin + D cos (***)
2 2

dy C t D t d2y C t D t
= cos − sin dan = − sin − cos
dx 2 2 2 2 dx 2
4 2 4 2
(****)

persamaan (***) kita substitusikan ke persamaan soal diatas, yaitu

C t D t C t D t t t t t
(− sin − cos ) − 6( cos − sin ) + 25 (C sin + D cos ) = 2 sin − cos
4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2

99 t 99 t t t
( + 3B ) sin + (−3 A + D ) cos = 2 sin − cos
C 2 4 2 2 2

dengan menyamakan koefisien dari suku-suku yang sama,

99
C + 3D = 2
4 56 20
diperoleh ⇒C = dan D = −
99 663 663
−3C + D = −11
4
56 t 20 t
kembali ke persamaan (***), maka y = sin − cos
663 2 663 2

sehingga hasil total merupakan penjumlahan antara FK dan IK, yaitu

56 t 20 t
y = e 3 x ( A cos 4 x + B sin 4 x) + sin − cos
663 2 663 2

Contoh 46.

d2y dy dy = 1 ,
Selesaikan persamaan diferensial +4 + 5 y = 13e 3 x jika x = 0 ,
dx 2
dx dx 2
y=5
2
Penyelesaian :

Kita selesaikan dengan FK dan IK

a. dengan FK, misalkan f ( x ) = 0

m 2 + 4m + 5 = 0 (akar kompleks)

pemecahannya ialah y = e −2 x ( A cos x + B sin x ) (*)

b. dengan IK, dimana f ( x ) =13 e 3 x

misalkan y = Ce 3 x (**)

dy d2y
= 3Ce 3 x dan = 9Ce 3 x (***)
dx dx 2
substitusikan persamaan (***) ke persamaan soal diatas, yaitu

9Ce 3 x + 4.3Ce 3 x + 5Ce 3 x = 13e 3 x

1
26 C = 13 ⇒ C =
2

e 3x
kembali ke persamaan (**), maka y =
2

sehingga hasil total merupakan penjumlahan antara FK dan IK, yaitu

e3x
y = e −2 x ( A cos x + B sin x ) +
2

kita substitusikan batas kondisi pada soal diatas,


5 5 1
untuk x = 0 dan y = ⇒ = A+ ⇒ A = 2
2 2 2

e3x
diperoleh y = e −2 x (2 cos x + B sin x ) +
2

dy e2x
= e −2 x ( −2 sin x + B cos x ) − 2e −2 x ( 2 cos x + B sin x) +
dx 2

dy 1
untuk x = 0 dan = , maka
dx 2

1 3
= B −4+ ⇒ B =3
2 2

e3x
Jadi hasilnya adalah y = e −2 x (2 cos x + 3 sin x ) +
2

Latihan !!

d2y dy
1. Selesaikan persamaan diferensial 2
− 5 + 6 y = 2 sin 4 x
dx dx

d2y dy
2. Selesaikan persamaan diferensial 2
+6 +10 y = 2 sin 2 x
dx dx

d2y dy
3. Selesaikan persamaan diferensial 2
−3 + 2 y = x2
dx dx

d2y dy
4. Selesaikan persamaan diferensial 2
−2 − 8 y = 3e −2 x
dx dx

d 2 y dy
5. Selesaikan persamaan diferensial + − 2y = ex
dx 2 dx

d 2x dx
6. Selesaikan persamaan diferensial 2
+4 + 3 x = e −3t
dt dt

d2y dy
7. Selesaikan persamaan diferensial 2
+ 3 + 2 y = 3 sin x , jika x = 0 ,
dx dx
dy
y = 0,9 , = −0,7
dx

d2y dy
8. Selesaikan persamaan diferensial 2
− 3 + 2 x = sin x , jika x =0 ,
dx dx
dy
y=5 , =1
2 dx
d2y dy
9. Selesaikan persamaan diferensial 2
−6 + 25 y = 50t 3 − 36t 2 − 63t +18
dx dx

d2y
10.Selesaikan persamaan diferensial 2
= 9 x 2 + 2 x −1
dx

C. FUNGSI GAMMA

Fungsi gamma disimbolkan dengan Γ(n) , didefinisikan untuk setiap


bilangan real

positif n sebagai,

Γ( n) = ∫ x n −1e −x dx
0
(58)

oleh karena itu, Γ(1) =1 dan untuk setiap bilangan real positif n , yaitu
Γ( n +1) = nΓ( n) (59)

maka fungsi gamma merupakan perpanjangan dari fungsi faktorial yang

terdefinisikan pada semua bilangan real positif, dengan kata lain fungsi

gamma memiliki sifat rekursif (persamaan 59).

dengan kata lain Γ(n +1) = nΓ(n) ; n > 0

secara umum Γ( n +1) = n ! ( n faktorial)

persamaan (59) dapat dinyatakan dengan

Γ(n +1)
Γ(n) = (60)
n

persamaan (60) mendefinisikan fungsi gamma untuk semua bilangan


negatif, tapi

Γ(0) tetap tidak akan terdefinisikan.

Contoh 47.

Γ(6)
Hitunglah
2Γ(3)

Penyelesaian :

Γ(6) 5!
= = 30
2Γ(3) 2.2!

Contoh 48.

Γ ( 5 2)
Hiutnglah
Γ ( 12)
Penyelesaian :

Γ ( 5 2) 32!
= = 0,4 2 3
Γ ( 2) π
1

Contoh 49.

Hitunglah integral ∫0
x 3e −x dx

Penyelesaian :

Berdasarkan fungsi gamma bahwa Γ( n) = ∫ x n −1e −x dx
0

berarti nilai n = 4 , maka hasil integral diatas adalah



∫0
x 3e −x dx = Γ( 4) = 3! = 6

Contoh 50.

Hitung integral ∫
0
x 3 e −2 x dx

Penyelesaian :

y =2 y
x = 12 y
Kita misalkan dan
d x= 1 2 d y
dy =2dx

∞ y 1 1 ∞
Persamaannya menjadi ∫0
( ) 6 e −x dy = 7
2 2 2 ∫
0
y 6 e − y dy

1 6! 45
= 7
Γ(7) = 7 =
2 2 8

Contoh 51.

Hitung integral ∫
0
x 4 e −x dx

Penyelesaian :

Berdasarkan fungsi gamma bahwa Γ( n) = ∫0 x n −1e −x dx

berarti nilai n = 5 , maka hasil integral diatas adalah



∫0
x 4 e −x dx = Γ(5) = 4!= 24

Latihan !!

1. Hitung integral ∫
0
x 6 e −3 x dx


2
2. Hitung integral x 2 e −2 x dx
0

Γ(3)Γ( 2,5)
3. Hitunglah
Γ(5,5)

6Γ ( 8 3 )
4. Hitunglah
5Γ ( 2 3 )
5. Buktikan jika Γ ( 12) = π

6. Hitung integral ∫0
x13 e −3 x dx


∫ x 2 e −x dx
9
7. Hitung integral
0

Γ (3)Γ (2,5)
8. Hitunglah
Γ(9 2)

9. Hitung integral ∫ 0
x 9 e −6 x dx


10.Hitung integral ∫ 0
x15 e −x dx

D. FUNGSI BETA
Fungsi beta ini merupakan perluasan dari fungsi gamma yang sudah
kita pelajari

sebelumnya. Langkah pengerjaan untuk fungsi beta tidak berbeda jauh


dengan

fungsi gamma. Fungsi beta ini umumnya dinyatakan dengan B ( m, n) ,


dimana

memiliki persamaan umum, yaitu


1
B ( m, n) = ∫ x m−1 (1 − x ) n −1 dx
0
(61)

yang konvergen untuk m > 0 dan n > 0 , maka dapat dirumuskan


hubungan antara

fungsi beta dan fungsi gamma, yaitu

Γ(m)Γ( n)
B ( m, n) =
Γ(m +n)
(62)

Fungsi beta memiliki bentuk-bentuk umum, seperti


1
berdasarkan persamaan B ( m, n) = ∫0 x m−1 (1 − x ) n−1 dx

(i). dengan substitusi x = ω (1 + ω )

1 ωm−1
maka akan diperoleh B ( m, n) = ∫0 dω
(1 +ω) m +n
(63)

(ii). dengan substitusi x = cos 2 Θ



maka akan diperoleh B ( m, n) = 2 ∫ cos 2 m −1
Θsin 2 n −1
ΘdΘ
0
(64)

(iii). dengan substitusi x = sin 2 Θ


π

B ( m, n) = 2 ∫ sin 2 m−1 Θ cos 2 n−1 ΘdΘ


2
maka akan diperoleh
0
(65)

Contoh 52.
1
∫x (1 −x ) 3 dx
4
Hitunglah integral 0

Penyelesaian :
∫x
m −1
Berdasarkan fungsi beta, bahwa (1 −x ) n −1 dx

berarti nilai m = 5 dan nilai n = 4

Γ(5)Γ( 4) 4!3!
hasilnya ialah B (5,4) = = = 0,00357
Γ(5 + 4) 8!

Contoh 53.

Hitunglah jika B ( m, n) = B (3,5)

Penyelesaian :

Dengan menggunakan persamaan (62) secara langsung, maka


didapatkan

Γ(3)Γ(5) 2!4!
hasilnya ialah B (3,5) = = = 0,00952
Γ(3 +5) 7!

Contoh 54.

Hitunglah jika B(m, n) = B( 3 2 ,2)


Penyelesaian :

Dengan menggunakan persamaan (62) secara langsung, maka


didapatkan

Γ ( 3 ) Γ ( 2 ) 1 .1
hasilnya ialah B ( 3 2 ,2) = = 2 = 0,6 6 6 7
2

Γ ( 3 2 + 2) 5 2 !

Contoh 55.
π

∫ cos 4 ΘdΘ
2
Hitung integral
0

Penyelesaian :

Dengan menggunakan persamaan (65), kita dapat mencari nilai m dan


n untuk

persamaan tersebut, maka

2m −1 = 0 2n −1 = 4
m= 1
2 n = 52
secara langsung dapat kita gunakan persamaan (62) untuk
mendapatkan hasilnya,

Γ ( 1 2 )Γ ( 5 2 ) 1
B( , ) =
1 5
2 2 = 0,3 3 2 5
Γ ( 2 + 2) 2
1 5

Contoh 56.
π

∫ sin 4 Θ cos5 ΘdΘ


2
Hitung integral
0

Penyelesaian :

Langkah yang sama dilakukan seperti pada contoh (55) diatas, kita
dapat mencari

nilai m dan n untuk persamaan tersebut, maka

2m −1 = 4 2n −1 = 5

m = 52 n =3

secara langsung dapat kita gunakan persamaan (62) untuk


mendapatkan hasilnya,

Γ ( 5 2)Γ (3) 3 2 !2!


B( 2 ,3) =
5 = = .........
Γ ( 2 + 3) 2 !
5 9

Latihan !!

1. Hitunglah B( 1 2 , 1 2)
2. Hitunglah B( 13 , 2 3 )

3. Hitung integral ∫
0
cos 5 Θsin 7 ΘdΘ


4. Hitung integral ∫
0
cos 7 Θsin 9 ΘdΘ

5. Hitung integral ∫
0
sin 13 ΘdΘ


6. Hitung integral ∫
0
cos 11 ΘdΘ

∫ sin 6 ΘdΘ
2
7. Hitung integral
0

∫ cos12 ΘdΘ
2
8. Hitung integral
0

∫ sin 7 Θ cos8 ΘdΘ


2
9. Hitung integral
0


10.Hitung integral ∫
0
cos 5 Θsin 4 ΘdΘ

DAFTAR PUSTAKA

Ayres, Frank.1999.Persamaan Diferensial.Erlangga :Jakarta

Bronson, Richard.2007.Persamaan Diferensial Edisi Ketiga.Erlangga :Jakarta

Stroud, K.A.1996. Matematika Untuk Teknik.Erlangga:Jakarta

A.4 Persamaan Diferensial yang Penyelesaiannya dengan


Menggunakan Faktor Integral

penyele
Persamaan Diferensial Ordiner dengan IVP (Initial Value Problem)

Sering kali masalah-masalah dalam bidang teknik kimia dapat diformulasikan


dalam bentuk persamaan differensial, seperti misalnya masalah dalam hal
diffusi-reaksi, mass-heat transfer dan aliran fluida.

Anda mungkin juga menyukai