Anda di halaman 1dari 10

BAB II

SIFAT-SIFAT BAHAN

 Material dimanfaatkan oleh manusia karena material punya sifat-sifat


(propertis) yang dibutuhkan manusia, seperti logam dimanfaatkan
karena punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik,
dan diforinable (mudah dibentuk).
Sedangkan sifat-sifat (proferties) itu sendiri secara garis besar
dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat
teknologi.
Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Sifat fisik : kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan korosi, dan
koefisien gesek
2. Sifat mekanik : kuat, keras, ulet, dan tangguh.
3. Sifat teknologi : mampu bentuk, mampu las, dan mampu mesin.

 Sifat fisik : adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan fisik


material tersebut.
 Sifat mekanik : adalah sifat logam yang dikaitkan dengan kelakuan
logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik.
Beban mekanik dikelompokkan pada dua, yakni: Beban statik, dan beban
dinamik.
 Beban stastik : adalah beban yang tidak berubah terhadap waktu.
 Beban dinamik : adalah beban yang berubah terhadap waktu,
seperti beban angkot, atau beban pada kursi dimana yang duduknya
ganti-ganti.

 Sifat teknologi : adalah sifat yang dikaitkan dengan kemudahan


material untuk diproses. Contoh: mampu mesin (machining ability),
mampu las (welding ability), dan mampu bentuk, (forming ability).

5
Sifat-sifat material di atas diperoleh dengan melakukan ‘pengujian’.
Pengujian yang harus dilakukan tergantung sifat apa yang ingin diperoleh.
Jika sifat mekanik yang diinginkan, maka pengujian mekanik yang
dilakukan. Untuk mengetahui sifat mekanik, maka dilakukan uji mekanik
(mech testing).

Ada dua jenis pengujian mekanik jika dikaitkan dengan bebannya, yakni:
uji mekanik dengan beban ’ pembebanan statik’, dan uji mekanik dengan
beban ’pembebanan dinamik’.
Contoh pengujiannya, yakni:
 Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir (tortion test), uji bentuk
(inpact test), uji keras (hardness test), uji mulur (creep test).
 Beban dinamik : uji lelah (fatigue test)

1. Struktur Sifat Pengolahan

 Dalam menentukan pemilihan bahan, seorang desainer harus


memperhatikan sifat-sifat bahan seperti: kekuatan, konduktivitas
listrik, daya hantar panas, berat jenis, dll.
 Selanjutnya juga harus memperhatikan sifat bahan selama proses
pembentukan dan perilaku penggunaannya, seperti: mampu bentuk,
mampu mesin, stabilitas listrik, ketahanan kimia, sifat radiasi, dsb.

 Setiap sifat bahan berkaitan erat sekali dengan struktur intern bahan
itu sendiri. Struktur intern bahan mencakup atom-atom dan
susunannya di dalam suatu Kristal, molekul atau struktur mikro.
 Bahan perlu diproses untuk memenuhi persyaratan yg telah
ditetapkan dalam desain produk. Proses pembentukan yg paling
sederhana adalah melalui pemotongan dengan mesin atau
penempaan.
 Sifat bahan akan berubah jika terjadi perubahan struktur dalam
bahan selama proses pembentukan, dan struktur bahan berubah bila
terjadi deformasi, oleh karena itu terjadilah perubahan sifat.
 Proses termal juga berpengaruh dalam struktur bahan, yg meliputi:
proses pelunakan (anneal), pencelupan suhu tinggi (quench), dsb.

6
Suatu produk juga akan mengalami perubahan struktur akibat
penggunaannya sehingga sifat dan perilakunya juga akan berubah.
Contoh:
 Karet lama-kelamaan akan bertambah keras akibat cahaya dan
cuaca.
 Aluminium tidak dapat digunakan dalam ruang angkasa.
 Logam akan mengalami kelelahan selama mengalami pembebanan
siklis.

2. Sifat-Sifat Mekanik

 Deformasi akan terjadi jika bahan mengalami gaya.


 Regangan (strain), e: Adalah besar deformasi persatuan panjang.
 Tegangan (stress), s: Adalah gaya persatuan luas.
 Kekuatan (strength): Adalah ukuran besar gaya yg diperlukan untuk
mematahkan atau merusak suatu bahan.
 Keuletan (ductility): Besar regangan permanen sebelum
perpatahan.
 Ketangguhan (toughness): Jumlah energy yg diserap bahan
sampai terjadi perpatahan.

7
Tabel 2.1 Sifat mekanik bahan

 Deformasi: Regangan awal berbanding lurus dengan tegangan, dan


ia mampu balik (reversible). Dan regangan linier yg mampu balik ini
kita sebut dengan: regangan elastis.

 Modulus elastis (modulus Young): Perbandingan antara tegangan (s)


dan regangan mampu balik (e).
s
E  …..Pascal (atau MPa)
e

8
Gambar 2.1 Diagram tegangan-regangan

 Regangan plastic (plastic strain): Pada tegangan yg lebih tinggi


dimana regangan tetap tidak mampu balik saat regangan ditiadakan.
Regangan plastic diperlukan, misalnya saat proses pengerolan
bahan.
 Keuletan: Besar regangan plastic sampai perpatahan (ef), yang
dinyatakan dalam persentase perpanjangan.
Lf  Lo atau L
Regangan besaran ini tidak berdimensi:
Lo Lo

 Ao  Af 
Ukuran keuletan berikutnya adalah susut penampang:
Ao

 Kekuatan : Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastic pada


kekuatan luluh (yield strength, Sy).
 Kekuatan luluh (yield strength, Sy): Besar gaya pada saat luluh
dibagi luas penampang, dan merupakan tegangan yang diperlukan
untuk menghasilkan regangan plastic sebesar 0,2%.

9
 Kekuatan tarik (tensile strength, St): Gaya maksimum dibagi
dengan luas penampang mula, dimensinya sama dengan tegangan.
 Kekerasan (hardness): Ketahanan bahan terhadap penetrasi pada
permukaan.
 Bilangan Kekerasan Brinell (BKB): Indeks kekerasan yg
dihitung dari luas daerah lekukan yg ditimbulkan oleh penekan
bulat yg besar.
 Kekerasan Rock well (R): Kedalaman penetrasi suatu
penekanan standar yg kecil.
 Ketangguhan: Suatu ukuran energy yg diperlukan untuk
mematahkan bahan. Energy merupakan hasil kali gaya dan jarak
(joule).
Cara standar Charpy atau Izod, merupakan cara untuk menentukan
ketangguhan.

Gambar 2.2 Pengujian tarik


10
Contoh 1:
Tentukan tegangan mana yang lebih besar dalam : (a) batang aluminium
berukuran 24,6mm x 30,7mm dengan beban 7640kg atau (b) Batang baja
berdiameter 12,8mm dengan beban 5000kg. (ambil nilai g = 9,8 m/s2)
Penyelesaian:
Tegangan pada batang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :

a) Untuk batang aluminium :

b) Untuk batang batang baja:

Contoh 2:
Suatu batang tembaga dengan panjang ukur 50 mm, dikenai tegangan
tarik sehingga memanjang menjadi 59 mm. Tentukan regangan pada
batang tembaga tersebut.
Penyelesaian:
Regangan pada batang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :

3. Sifat Termal

 Kapasitas kalor (heat capacity): Perubahan kandungan kalor per


0
C, sering kali dalam table teknik panas jenis sebagai pengganti
kapasitas kalor.
11
 Panas jenis (specific heat): Perbandingan antara kapasitas kalor
bahan tersebut dengan kapasitas kalor air.
Dimana:
Kapasitas panas air = 1 kal/g0C (=4,184 joule/g0C = 1 Btu/lb0F)

 Muai panas (thermal expansion): Pemuaian yg lazim dialami oleh


bahan yg dipanaskan ditimbulkan oleh peningkatan getaran termal
atom, dimana pendekatan pertama menghasilkan rumus:
L V
 LT dan  vT
L V
Dimana: αL = Koeffisien muai linier
αv = Koeff. Muai volum

 Daya hantar panas (thermal conductivity): Alih panas melalui


bahan padat yg biasanya terjadi oleh konduksi.
Aliran panas (heat flux) adalah:
energi  perbedaan suhu   T 2  T1 
 k  atau Q  k 
luas , waktu  tebal   x 2  x1 

Dimana: k= Koeff. daya hantar panas

4. Sifat dalam Medan Listrik


 Daya hantar dan tahanan listrik logam dan semikonduktor dapat
menghantarkan listrik bila dalam medan listrik.
Daya hantar atau konduktivitas listrik logam (σ) dirumuskan sbb:
1
  n q  …dalam: ohm-1 m-1

Dimana: n= Jumlah pembawa muatan q= Besar muatan
µ= Mobilitas pembawa muataan ρ= Tahanan jenis

 Pada logam dan semikonduktor: electron adalah sebagai pembawa


muatan
12
 Tahanan jenis (ρ) adalah sifat bahan, sehingga tidak tergantung
pada bentuk.
Untuk bentuk yg uniform, dihitung dengan rumus :
L
R
A
Dimana: L= Panjang penampang A= Luas penampang

Dengan mengetahui R, maka bisa dihitung:


E
 Arus: I ......(amper )
R
E2 j
 Daya: P  E I  I 2R   .......(Watt )
R s

 Sifat dielektrik: Isolator listrik tidak dapat melakukan muatan listrik,


akan tetapi peka terhadap medan listrik.
Hal ini bisa dibuktikan dengan memisahkan 2 pelat elektroda sejarak
(d) dan diberi tegangan (E) diantara kedua pelat tersebut, maka
E
besarnya medan listrik adalah:  
d

Contoh:
Kawat tembaga berdiameter 0,9mm (a) Berapa tahanan per meter ?
(b) Berapa watt daya yg dihasilkan, jika terdapat tegangan 1,5 volt pada
jarak 30m ?
Penyelesaian: (Dari lampiran table diketahui = 17 ohm. Nm)
L
(a) R  = (17x10-9 ohm.m)(0,305m) / (Π/4)(9x10-4m)2 = 0,008 ohm
A

E2 E 2 A (1,5V ) 2 ( / 4)(9 x10 4 m) 2


(b) P     2,8watt
R L (17 x10 9 ohm.m)(30m)

13
5. Penyajian Sifat-Sifat Data
 Diagram skematis: menyatakan hubungan antara berbagai besaran
yg merupakan sarana yg sangat penting dalam penjabaran hubungan
kualitatif antara besaran tersebut.
Contoh: Diagram tegangan-regangan

 Data kuantitatif: mengenai sifat bahan sangat diperlukan.


Contoh: Diagram kuat tekan-perbandingan berat air/semen dari
beberapa data pengujian, yg dilengkapi parameter waktu (misal 28
hari).

 Varians data: Semua data misalnya di industry atau laboratorium


dengan sebaran tertentu.
Contoh: Hasil pengujian ketangguhan dari 50 contoh pada suhu 21
o
C.

Variasi dalam ketangguhan dapat ditimbulkan:


 Kelainan yg tidak teramati dalam contoh baja
 Persiapan kecil dalam persiapan pengujian
 Perbedaan kecil dalam prosedur pengujian

 Harga rata-rata (mean): Hasil penjumlahan dari semua data


pengujian dibagi jumlah pengujian.
 Harga median (middle): Nilai tengah dari data-data pengujian yg
sudah disusun.

 Deviasi standar (standard deviation): Ukuran hamburan secara


statistik, yg dirumuskan sbb:

 Xi  x
2
DS  / (n  1)

Dimana: x= Harga rata-rata Xi= Nilai perorangan (i sampai n)

14

Anda mungkin juga menyukai