OLEH
KELOMPOK 3 (TIGA) : 1. DIAN NOVITA (170405006)
2. RISKI WASIAH (170405005)
KELAS A
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah peralatan industri berbahan non
logam ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah
“Teknologi Bahan dan Korosi” dan penyusunannya dilakukan secara kelompok. Substansi
yang terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi buku dan literature-literatur
lain, ditambah pula dari sumber-sumber lain yang berasal dari media elektronik melalui
pengambilan bahan dari internet. Sistematika penyusunan makalah ini terbentuk melalui
kerangka yang berdasarkan acuan atausumber dari buku maupun literatue-literatur lainnya.
Makalah yang berjudul “Peralatan Industri Kimia Berbahan Non Logam maupun Semi
Logam” ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau
masyarakat umum dan juga sebagai bahan pembanding dengan makalah lain yang secara
substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam makalah ini yang
merupakan tugas mata kuliah “Teknologi Bahan dan Korosi” banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis berharap diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pabrikasi sebagai istilah industri merupakan kegiatan pengembangan mesin, struktur,
dan peralatan lain dengan cara memotong, membentuk, dan merakit komponen yang dibuat
atau dengan kata lain pabrikasi mengacu pada pengembangan struktur bangunan logam
ataupun non logam dengan pemotongan, pembengkokan dan perakitan. Dalam industri
manufaktur salah satunya pabrikasi, material teknik yang digunakan diklasifikasikan menjadi
dua golongan, yaitu material logam (metal) dan material non logam (nonmetal).
Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni (hanya terdiri dari satu jenis atom),
contohnya: besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam paduan atau metal alloy (terditi
dari dua atau lebih jenis atom). Non-metal/ non logam, dikategorikan menjadi non metal
inorganik dan non metal organik. Plastik merupakan salah satu dari contoh material non metal
organik (non logam organik) hasil rekayasa manusia yang merupakan rantai molekul sangat
panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat. Plastik banyak digunakan didalam
kehidupan sehari-hari karena sifatnya yang relatif murah dan mudah didapatkan. Namun
kelemahan dari penggunaan plastik sebagai material pabrikasi adalah sifatnya yang tidak ramah
lingkungan.
I.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian alat industri kimia
PEMBAHASAN
2.1 Alat Industri Kimia
Alat industri kimia adalah suatu peralatan yang digunakan dalam proses kimiawi atau
mekanik dalam proses produksi industri kimia.
1. Faktor-faktor produksi yang penting dalam industri kimia:
Tenaga ahli (ahli kimia,analis, sarjana kimia)
Bahan-bahan
Peralatan
Energi untuk pengoperasian peralatan
1. Non metals inorganik, dapat diklasifikasikan menjadi glass (kaca), fused silika, glass
linings and coatings, dan stoneware.
2. Non metals organik, dapat diklasifikasikan menjadi plastik, karet, dan kayu.
Sebagai material pabrikasi non metals organik, plastik merupakan suatu materi
pabrikasi non logam yang paling sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari karena
mudah dicari dan harganya yang relatif murah di pasaran. Plastik atau polimer adalah material
hasil rekayasa manusia, merupakan rantai molekul yang sangat panjang dan banyak molekul
MER yang saling mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai dari peralatan rumah
tangga, interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin. Sifat plastik pada
dasarnya adalah antara serat dan elastomer. Jenis plastik dan penggunaannya sangat luas.
Plastik yang banyak digunakan berupa lempeng, lembaran dan film. Ditinjau dari
penggunaannya plastik digolongankan menjadi dua yaitu plastik keperluan umum dan plastik
untuk bahan konstruksi (engineering plastics). Plastik mempunyai berbagai sifat yang
menguntungkan, diantaranya:
1. Slat Conveyor
Slat Conveyer adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material padatan
dalam bentuk kemasan (punya volume) ataupun membawa bahan material diatas
saluran yang bergerak secara horizontal dalam jarak tertentu. Alat ini dapat terbuat dari
baja ataupun kayu. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengangkut material yang ada
diatas suatu plat baja yang tersusun dan dirangkai berseri sehingga akan bergerak secara
horizontal. Conveyor ini biasanya digunakan dalam industri makanan kemasan.
2. Belt Conveyer
Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat
tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang
digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari
karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan
diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat
dari logam yang tahan terhadap panas. Belt Conveyor terbuat dari bahan ban karet.
Alat ini terbuat dari berbagai bahan konstruksi yaitu kawat, kasa kawat baja,
natural rubber, special rubber, cotton, asbeston fiber, neoprene, teflon, buna-N-rubbers,
vinyls. Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan material baik satuan atau bulk
curah, dengan putaran dari motor sebagai pengerak utama yang terhubung dengan drum
atau yang disebut Pulley. Belt Conveyor menggunakan ban karet untuk menggerakkan
bahan – bahan dari satu lokasi ke lokasi lain. Bahan – bahan ditransfer langsung baik
secara teratur maupun tidak teratur, sehingga semua bahan baik yang berukuran besar
maupun kecil dapat diangkut dengan sukses.
1. Kemampuan alat :
Jarak tempuh dapat bermil-mil.
Kecepatan s/d 5,08 m/detik = 1000 ft/menit.
Kapasitas s/d 4539 metric ton/jam = 5000 ton/jam.
Kemiringan : maksimum 30o, biasanya 18 – 20o.
2. Kelemahan alat :
Jaraknya telah tertentu.
Harganya relatif mahal.
Sudut inklanasi terbatas.
Gambar alat :
3. Drag Conveyer
Drag Conveyer adalah alat yang digunakan untuk membawa material halus,
seperti serbuk gergaji, kayu, sampah, batu, kapur, abu dan klinker. Jenis alat ini
termasuk ke dalam alat berat (Scrapper).
Alat ini terbuat dari batang-batang kayu. Alat ini terdiri dari 1 atau 2 endless
chain yang bersifat malleable. Untuk material halus tidak perlu dibenamkan
terlalu dalam. Prinsip kerja dari drag conveyer ini sendiri yaitu batang - batang
bergerak dalam palung dengan bantuan rantai, kemudian adanya pergerakan
rantai maka bagian ini ikut bergerak sehingga material keluar. Dalam hal ini
rantai – rantai bergerak dengan adanya Pulley yang mempunyai gigi – gigi.
4. Flight Conveyer
Flight Conveyer adalah alat yang digunakan untuk membawa material
halus yang tidak abrasive (bahan yang digunakan untuk menghaluskan
permukaan bahan lain dengan cara menggosokkan bahan abrasive ke
permukaan yang akan dihaluskan sehingga terjadi pengikisan) seperti biji –
bijian, buangan dari kayu dan sampah batubara maupun material lengket. Pada
alat ini piringannya dapat terbuat dari kayu atau baja, konstruksinya dapat dari
besi aloy. Prinsip kerja dari alat ini yaitu terdiri dari satu atau dua buah endless
chain. Rantai tersebut dapat berputar dan melewati bagian yang melengkung
(palung). Rantai – rantai tersebut mempunyai piringan dari kayu atau baja
disebut flight. Rantai – rantai ini menggerakkan flight yang dapat mendorong
material kearah yang diinginkan.
Gambar alat :
5. Blast Furnace
Blast furnace berbentuk seperti dua kerucut dan berdiri menjadi satu yang
saling bersinggungan alasnya. Seluruh dinding dari blast furnace terbuat dari
batu tahan api yang dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya.
Pada blast furnace juga terdapat tiang penyanggah untuk menahan konstruksi
dinding batu tahan api dan baja. Pada blast furnace juga dilengkapi dengan
pesawat cowper yang berfungsi pensupplai udara panas menuju ruang bakar
pada blast furnace. Pada bagian atas blast furnace, terdapat tanur yang melebar
ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur ke bawah dan tidak
terjadi hambatan.
Cara kerja dalam Blast Furnace adalah, pertama, bahan bakar, bijih besi dan
bahan tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-lapis. Kedua, udara panas
dimasukkan dari dapur cowper sehingga menghasilkan pembakaran untuk
mereduksi bijihbijih besi dengan temperature ± 9000°C. Ketiga, muatan yang
turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi pengikatan
kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400°C. Dan yang
terakhir, bijih besi akan turun terus agar arang yang pijar berwarna putih
menerima zat arang dan membentuk karbonatkarbonat seperti batu kapur dan
dolomite, lalu setelah itu kehilangan CO2 pada suhu 700°C hingga 800°C, lalu
terak dalam blast furnace akan terbentuk bersama dengan reduksi sempurna dari
besi.
Bahan yang digunakan dalam proses blast furnace untuk menghasilkan besi
kasar dari blast furnace diperlukan bahanbahan antara lain : Bijih besi (Iron
Ores), batu kapur, bahan bakar dan udara panas.
1. Bijih besi (Iron ores) didapat dari tambang setelah melalui proses
pendahuluan. Iron ore merupakan bahan pokok dari blast furnace.
2. Bahan Bakar yang diqunakan dalam proses blast furnace ialah kokas, arang
kayu, juga antrasit.
Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan
bakar menjadi CO2 dan gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk
mereduksi bijih besi. Supplai udara panas bermaksud agar terjadi pembakaran
sempurna, hingga kebutuhan kokas dapat diminimalisir.
Bahan tambahan dalam proses blast furnace adalah Batu Kapur. Batu kapur
digunakan untluk mengikat bahanbahan yang ikut campur dalam cairan besi
untuk menjadikan terak. Dengan adanya terak maka terjadinya oksidasi oleh
udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur
(CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang merupakan campuran dari CaCO3
dan MgCO3.
Secara umum, hasil produksi dari Blast Furnace ada dua macam produk,
yaitu produk utama dan produk sampingan. Produk utama dari blast furnace
yaitu besi kasar (pig iron), sedangkan produk sampingannya adalah terak.
1. Besi Kasar (Pig Iron). Besi kasar memiliki sifat rapuh (getas), sehingga
diperlukan pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat. Besi kasar
ini dibagi menjadi dua yaitu besi kasar putih dan besi kasar kelabu.
a. Besi kasar putih. Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat
getas dan keras, kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit
ditempa.
b. Besi kasar kelabu Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C),
kandungan Si masih cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi
kasar putih, mudah dituang meskipun masih cukup getas. Besi kasar kelabu
digolongkan menjadi : besi kasar kelabu muda yang mengandung 0,5 ~ 1%
Si dengan butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan pembuat
silinder mesin dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang
mengandung hingga 3% Si dengan butir kasar serta tahan getaran.
2. Terak.
Pemanfaatan Produk
6. Pipa
2. Faktor safety
Material Pipa
Kegunaan Pipa
Dalam dunia industri fungsi pipa bisa kita lihat di bawah ini :
Komponen Perpipaan
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Sebagai pelajar yang sedang menuntut ilmu tentunya kita masih sangat banyak belum
menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan di makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharap kita semua tidak hanya puas dengan materi ini saja, marilah kita
mencoba mencari berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam bidang material non logam
maupun semi logam yang pengaplikasiannya dalam peralatan industri kimia di berbagai bidang
baik itu dalam bidang pertanian, polimer, mesin, dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA
Habsary, Melza Julia. 2014. “Alat Industri Kimia Transportasi Padatan”. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
http://www.prosesindustri.com/2015/02/pipa-industri.html
Blast Furnace. (2012, 14 Desember). Diperoleh 01 Mei 2018, dari
http://satriopage.blogspot.co.id/2012/12/makalahblastfurnacedapurtinggi.html
http://www.echomaintenance.com/images/loading_conveyor_b.jpg
http://www.scribd.com/doc/88692589/Alat-Industri-Kimia-i#download