DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
Ari Andani 4223240021
Dina Yulpiani 4223240006
Nur Habibah 4223240007
Lince Hartanti Sihombing 4223240027
Vebri Filiandi 4222540008
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang
berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya
jugalah maka makalah untuk mata kuliah termodinamika ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Selanjutnya, pemahaman bahwa tidak mungkin ada mesin kalor yang sempurna atau
menciptakan energi dari ketiadaan memberikan dasar untuk hukum-hukum
termodinamika kedua. Pemahaman ini bukan hanya mengenai batasan teknologi, tetapi
juga mengungkap prinsip-prinsip mendasar tentang arah waktu dalam proses fisika.
Seiring perkembangan, termodinamika kedua terus berkembang dan memainkan peran
kunci dalam berbagai bidang, termasuk kimia, fisika, dan rekayasa. Sebuah makalah
tentang Termodinamika Kedua bukan hanya mengulas teori dan hukum-hukumnya,
tetapi juga meresapi perjalanan panjang konsep ini sejak muncul hingga menjadi
fondasi penting dalam pemahaman ilmu pengetahuan modern.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bagi Penulis :
Memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika
Melatih kemampuan penulis dalam menulis bahan bacaan dari berbagai
sumber
Menambah pengetahuan penulis mengenai ilmu Termodinamika
Bagi Pembaca:
PEMBAHASAN
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak
mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi
sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah
mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan
efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua
termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya
menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti
keadaan awalnya”.
Dimana Entalpi alam semesta pada setiap proses irreversibel selalu bertambah. Hukum I
Termodinamika diubah menjadi tenaga kekal. Tenaga ini tak dapat dimusnahkan atau
tidak dapat diciptakan, yaitu . Walau tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat diciptakan, yaitu . Sehingga S selalu positif.
2.3 Statement Clausius
"Dalam setiap siklus termodinamika, ada suatu besaran yang disebut entropi dunia
(sistem plus lingkungan) yang tidak berkurang."
Pernyataan ini mengacu pada konsep entropi, yang merupakan ukuran ketidakteraturan
atau keteraturan mikrostatistik partikel-partikel dalam sistem. Entropi dinyatakan dalam
bentuk matematika sebagai dS = dQ/T, di mana dS adalah perubahan entropi, dQ adalah
perubahan panas, dan T adalah suhu sistem.
a. Untuk sistem yang terisolasi, perubahan entropi semua proses memenuhiΔS > 0.
b. Untuk sistem yang tidak terisolasi, perubahan entropi total, yaitu jumlah entropi
sistem dan lingkungan selalu positif,
Dimana:
U = energi internal sistem
m = massa sistem
g = gravitasi
h = jarak/ketinggian
Setelah benda tersebut diam di tanah, energi mekaniknya adalah nol. Dengan
demikian pada proses ini, energi mekanik semesta berkurang dari mgh menjadi nol. Jika
energi total semesta tidak berubah (hukum pertama termodinamika), energi termal
semesta dapat meningkat dengan mgh. Peningkatan energi termal menunjukkan
peningkatan yang kecil pada suhu benda dan tanah. Dalam konteks kedua hukum
termodinamika, pernyataan Clausius menunjukkan bahwa dalam setiap proses siklus
termodinamika (proses yang membawa sistem kembali ke keadaan awalnya), entropi
total sistem dan lingkungannya tidak berkurang. Dengan kata lain, entropi sistem dan
lingkungan akan tetap sama atau meningkat selama siklus tersebut, tetapi tidak akan
berkurang. Pernyataan Clausius ini konsisten dengan pandangan kedua hukum
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi sistem terisolasi akan cenderung
meningkat seiring waktu. Dalam banyak kasus, proses-proses alamiah cenderung
menuju keadaan yang memiliki tingkat entropi yang lebih tinggi. Pernyataan ini
memberikan wawasan tentang arah waktu dan mengapa kita melihat fenomena seperti
terjadinya peristiwa-peristiwa alamiah yang tidak dapat diubah untuk kembali ke
keadaan yang lebih teratur.
"Tidak mungkin suatu mesin termodinamika bekerja pada suhu tetap dan menghasilkan
kerja, sementara tidak ada panas yang ditransfer dari reservoir panas ke mesin
tersebut."
Dengan kata lain, tidak mungkin menciptakan mesin yang hanya menghasilkan
kerja tanpa menyalurkan panas dari sumber panas ke mesin. Ada batasan praktis
terhadap efisiensi mesin-mesin panas yang dapat dihasilkan, dan tidak mungkin
menciptakan mesin panas yang memiliki efisiensi 100%. Hukum Kelvin-Planck ini
mencerminkan konsep dasar bahwa tidak ada mesin panas yang dapat menciptakan
energi (dalam bentuk kerja) tanpa mengambil panas dari suatu sumber panas. Efisiensi
mesin-mesin panas terbatas oleh rasio suhu antara sumber panas (T₁) dan sumber dingin
(T₂), dan hukum ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perbedaan suhu, semakin besar
potensi untuk menghasilkan kerja.
a) Mesin Carnot
Ilmuwan bernama Sadi Carnot membuat sebuah hipotesis mesin kalor ideal dan
menjawab pertanyaan tersebut. Mesin tersebut memiliki efisiensi maksimal yang sesuai
dengan hukum termodinamika 2. Siklus pada mesin tersebut disebut dengan Carnot.
Perpindahan panas yang terjadi pada mesin Carnot tidak boleh memiliki perbedaan suhu
yang cukup besar. Saat mesin tersebut mengambil sebuah panas dari reservoir panas
pada suhu T1, maka bahan yang bekerja di dalam mesin juga harus ada pada suhu T1
Sehingga, pada mesin yang menggunakan siklus Carnot ini, proses yang bekerja
adalah dua proses isotermal reversible dan dua proses adabatik. Siklus Carnot
merupakan dasar pembuatan mesin yang ideal yang disebut dengan mesin Carnot.
Untuk menghitung efisiensi mesin Carnot, kamu bisa menggunakan rumus hukum
termodinamika 2 berikut ini:
Atau
Di mana, η adalah efisiensi mesin, W adalah usaha, Q1 adalah kalor yang diserap dari
reservoir tinggi, Q2 adalah kalor yang dilepas dari reservoir rendah, T1 adalah suhu
reversoir tinggi, dan T2 adalah suhu reservoir rendah.
b) Mesin Pendingin
Mesin pendingin atau refrigerator adalah mesin yang dipaksa mengalir dari benda
dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada sistem. Contohnya
adalah kulkas dan AC. Koefisien daya guna merupakan ukuran penampilan dari mesin
pendingin yang diberi lambang Kp. Di mana, rumusannya adalah:
Semakin tinggi nilai Kp, maka mesin pendingin tersebut akan semakin baik. Misalnya,
pada kulkas dan pendingin ruangan memiliki koefisien daya guna sebesar 2 hingga 6.
2.6 Contoh Soal
1. Dalam suatu intalasi tenaga panas, turbin menghasilkan daya sebesar 1000 KW.
Panas yang diberikan kepada uap dalam ketel sejumlah 2800 kJ/kg,
Sementara itu panas dilepaskan oleh sistem kepada air pendingin dalam
kondensor sebanyak 2100 kJ/kg dan pompa air pengisi (kondensat)
membutuhkan kerja sebesar 5 KW. Hitunglah jumlah aliran uap yang mengalir
dalam siklus dalam kg/det. Siklus ini ditunjukkan pada gambar.
Penyelesaian :
Perhatikanlah gambar di atas. Batas siklus dipandang sebagai pedoman fluida
kerja saja. – .
Misalnya aliran uap tersebut dalam kg/det, sehingga :
–
Dari persamaan konversi energi, maka diperoleh :
2. Suatu fluida pada tekanan 3 bar mempunyai volume jenis (v) = 0,18 m3 /kg,
dimasukkan ke dalam silinder yang tertutup, dengan piston diekspansikan secara
reversibel sampai tekanan 0,6 bar. Proses mengikuti rumus p = C/v2 , dimana C
suatu konstanta. Hitunglah kerja yang dilakukan fluida kepada torak.
Penyelesaian :
Kerja yang dilakukan ∫
Dimana ,
Sehingga kerja yang dilakukan ∫
Selajutnya ,
( )
( ) , dan
√ √
( – )
Penyelesaian :
Perhatikanlah gambar.
( )
( )
∫
∫
dimana
( – )
( – )
Kerja yang dilakukan dari 3 – 1 adalah sama dengan 0, sebab piston tidak
bergerak sehingga tidak terjadi perubahan volume (dV = 0).
–
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui rumusan masalah dan tujuan ini, makalah ini bertujuan untuk
memberikan gambaran yang komprehensif tentang hukum kedua termodinamika,
menggali konsep-konsep kunci, serta menunjukkan relevansinya dalam pemahaman
fundamental tentang sistem energi dalam dunia fisika. Dengan demikian, diharapkan
makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermakna dan mendalam tentang peran
penting hukum kedua termodinamika dalam ilmu pengetahuan modern.
3.2 Saran
Karena masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis
berharap para pembaca dapat memberikan masukan dan saran yang membangun. Oleh
karena itu, komentar atau rekomendasi yang membangun dari pembaca
lebih diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA
Baedoewie, Saifuddin. Ir., Ir. Sudjito, dan Agung Sugeng W., ST., MT. Diktat Bab V:
Hukum Temodinamika II. [online] Availabe at:
http://mesin.ub.ac.id/diktat_ajar/data/02_f_bab5_termo1.pdf
http://www.docstoc.com/docs/57416914/Hukum-II-Termodinamika
http://hikam.freevar.com/kuliah/termo/pdf_bab/thmd04.pdf