Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TERMODINAMIKA

“SIKLUS STIRLING DAN SIKLUS DIESEL”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
ARI ANDANI (4223240021)
DINA YULPIANI (4223240006)
NUR HABIBAH (4223240007)
LINCE HARTANTI SIHOMBING (4223240027)
VEBRI FILIANDI (4222540008)

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
makalah mengenai “Siklus Stirling dan Siklus Diesel”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 31 Oktober 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
2.1 Siklus Stirling ................................................................................................................... 5
2.2 Siklus Diesel ..................................................................................................................... 6
2.3 Contoh Soal ...................................................................................................................... 8
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 12
3.2.Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus Stirling adalah siklus termal yang menggambarkan operasi dari mesin Stirling.
Mesin Stirling adalah mesin panas eksternal yang bekerja berdasarkan perbedaan suhu antara
sumber panas dan pendingin. Siklus ini terdiri dari empat proses utama, yaitu kompresi
isotermal, pemanasan isokhorik, ekspansi isotermal, dan pendinginan isokhorik. Mesin
Stirling menggunakan gas tertutup, seperti helium atau hidrogen, yang berulang kali
dipanaskan dan didinginkan untuk menggerakkan piston dan menghasilkan energi mekanik.
Mesin Stirling dikenal karena efisiensi termalnya yang tinggi dan kemampuannya bekerja
dengan bahan bakar yang berbeda, termasuk energi panas surya.

Siklus Diesel adalah siklus termal yang digunakan dalam mesin diesel. Mesin diesel
adalah mesin pembakaran dalam yang menggunakan prinsip kompresi udara untuk
menghasilkan panas yang diperlukan untuk pembakaran bahan bakar. Siklus Diesel terdiri
dari empat tahap, yaitu kompresi adiabatik, pembakaran konstan volume, ekspansi adiabatik,
dan penolakan panas konstan volume. Mesin diesel bekerja dengan mengompresi udara
hingga suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang
bakar dapat terbakar secara spontan. Mesin diesel terkenal karena efisiensi bahan bakarnya
yang tinggi dan daya tahan yang baik, sehingga sering digunakan dalam kendaraan berat dan
aplikasi industri.

Kedua siklus tersebut memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi teknik, dan
pemahaman tentang masing-masing siklus sangat penting dalam pengembangan mesin termal
modern untuk berbagai keperluan, termasuk transportasi dan pembangkit listrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Siklus Stirling dan Siklus Diesel?
2. Bagaimana proses-proses pada Siklus Stirling dan Siklus Diesel?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahu pengertian dari Siklus Stirling dan Siklus Diesel..
2. Untuk mengetahui proses yang terjadi dalam Siklus Stirling dan Siklus Diesel..

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Siklus Stirling


Selain siklus-siklus yang disebutkan di atas juga terdapat siklus yang melibatkan
proses penambahan dan pembuangan kalor secara isotermal, kedua siklus itu disebut siklus
Stirling dan Ericsson. Hal tersebut berbeda dengan prinsip kerja siklus Carnot, dimana dua
proses isentropik digantikan dengan dua proses regenerasi volume konstan pada siklus
Stirling dan dua proses regenerasi tekanan konstan pada siklus Ericsson.

Proses regenerasi merupakan proses yang mentransfer panas ke perangkat


penyimpanan energi termal (regenerator) selama satu bagian siklus dan ditransfer kembali ke
fluida kerja pada bagian siklus lainnya. Adapun langkah kerja siklus Stirling terdiri dari pada
Gambar :

a. Langkah 1-2 terjadi proses ekspansi pada temperatur konstan dan terdapat
penambahan kalor dari sumber eksternal,
b. Langkah 2-3 terjadi transfer kalor internal dari kerja fluida ke generator pada volume
konstan (proses regenerasi)
c. Langkah 3-4 terjadi proses kompresi pada temperatur konstan dan pembuangan kalor
ke sistem eksternal.
d. Langkah 4-1 merupakan proses regenerasi pada volume konstan sehingga terjadi
transfer kalor internal dari regenerator kembali ke fluida kerjanya.

Gambar. Diagram P-V Dan T-S Pada Siklus (A) Stirling

Telah dijelaskan bahwa tidak ada satu sikluspun yang bekerja pada kisaran suhu T, dan
T, yang memiliki efisiensi melebihi Siklus Carnot. Siklus yang memiliki efisiensi termal

5
sama dengan siklus Carnot adalah siklus Stirling dan siklus Ericsson. Keunggulan dari ke dua
siklus ini adalah pada nisbah kerja yang lebih tinggi dibandingkan siklus Carnot.

Gambar 8. Siklus Stirling

Efisiensi siklus Stirling didapatkan dengan memperhitungkan pindah panas antara


sistem dan dinding luarnya, yaitu suplai panas dari reservoir bersuhu tinggi ke reservoir
bersuhu rendah, di mana panas dilepaskan.

2.2 Siklus Diesel


Siklus Diesel merupakan siklus ideal untuk mesin pengapian kompresi (compression
ignition atau CI engine). Mesin ini pertama kali diperkenalkan oleh Rudolph Diesel pada
tahun 1890, mesin ini mirip dengan mesin pengapian busi, perbedaan utamanya adalah
metode penyalaan untuk memulai pembakaran. Pada mesin bensin, campuran udara dan
bahan bakar dikompresikan selama langkah kompresi, nilai kompresi rasio dibatasi oleh
temperatur autoignition dari bahan bakar maupun efek dari engine knock.

Pada mesin Diesel, hanya udara saja yang dikompresikan, sehingga batasan untuk
autoignition dapat dihindari. Sehingga, mesin Diesel dapat didesain dengan rasio kompresi
yang lebih tinggi yakni antara 12 sampai 24. Kondisi ini memberikan banyak keuntungan,
yakni penggunaan bahan bakar yang tidak harus semurni bensin dapat dimanfaatkan,
sehingga biayanya lebih murah.

6
Injeksi bahan bakar dimulai ketika piston mendekati TDC dan berlanjut terus pada
masa awal langkah usaha. Sehingga, proses pembakaran di mesin terjadi pada interval yang
lebih panjang. Karena hal ini, maka pada siklus Diesel proses pemasukan panas dilakukan
pada tekanan tetap. Hanya hal ini yang menjadi pembeda antara siklus Diesel dan Otto.
Keseluruhan proses tetap sama.

Gambar 5.10 menyajikan diagram Pv dan Ts siklus Diesel. Proses 1→2 adalah
kompresi isentropik, proses 2→3 adalah pemasukan panas pada tekanan konstan, proses 3→4
adalah ekspansi isentropik dan terakhir proses 4→1 pelepasan panas pada volume tetap.

Siklus Diesel terjadi dengan skema piston silinder, berarti dianggap sebagai sistem
tertutup. Maka, banyaknya panas yang diberikan ke fluida kerja pada tekanan tetap dan panas
yang dilepaskan pada volume tetap dapat dituliskan sebagai persamaan berikut:

= − → = − )+( − = − = − (5.21)

dan:

− = − → = − = − (5.22)

Maka efisiensi termal dari siklus Diesel dengan asumsi udara dingin standar adalah:

= =1− =1− =1− (5.23)

Untuk siklus diesel, terdapat istilah cutoff ratio (rc), yakni rasio antara volume silinder
sesudah dan sebelum pembakaran:

= (5.24)

7
Dengan menggunakan persamaan tersebut dan hubungan gas ideal isentropik untuk proses
1→2 dan 3→4, maka efisiensi termal menjadi:

=1- * + (5.25)

Dimana nilai r adalah rasio kompresi.

Nilai efisiensi siklus Diesel umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan mesin
bensin. Faktor utama yang berkontribusi tentunya adalah rasio kompresi yang lebih tinggi.
Mesin diesel juga membakar bahan bakar lebih komplit karena umumnya mesin ini bekerja
pada putaran yang relatif lebih rendah dibandingkan mesin bensin. Efisiensi termal dari
mesin diesel ukuran besar bervariasi antara .

Efisiensi yang lebih tinggi dan biaya bahan bakar yang lebih murah membuat mesin
Diesel lebih aktraktif untuk digunakan pada aplikasi yang membutuhkan daya besar seperti
lokomotif, pembangkit darurat (kadang disebut genset), kapal besar, dan truk berat. Sebagai
contoh mesin diesel ukuran besar, Fiat membuat sebuah mesin diesel dengan 12 silinder yang
memiliki daya keluaran hingga yang beroperasi pada putaran 122 rpm dengan
ukuran diameter silinder 90 cm dan panjang langkah 91 cm.

2.3 Contoh Soal

C. Siklus Diesel

1. Sebuah mesin Stirling memiliki volume silinder kerja sebesar 0,5 liter. Pada suhu
awal, gas di dalam silinder memiliki tekanan 1,5 atm dengan temperatur 300 K.
Selama siklus, gas mengalami ekspansi isoterma, pendinginan isocoric, kompresi
isoterma, dan pemanasan isocoric. Pada akhir siklus, gas memiliki tekanan 1,5 atm
dan temperatur 600 K. Berapa efisiensi mesin Stirling ini?

Jawaban:

Tahapan siklus Stirling:

1. Ekspansi isoterma: tekanan konstan, suhu turun.

2. Pendinginan isocoric: volume konstan, tekanan turun.

3. Kompresi isoterma: tekanan konstan, suhu naik.

4. Pemanasan isocoric: volume konstan, tekanan naik.

8
Mari kita hitung kerja dan panas yang terlibat dalam setiap tahap:

(karena suhu turun)

2.

3.

(karena volume konstan)

Efisiensi mesin Stirling adalah ( , di mana:

(karena jumlah panas masuk = jumlah panas keluar)

Sehingga, efisiensi mesin Stirling ini adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kerja
yang dapat dihasilkan dari mesin Stirling pada siklus ini. Meskipun terdapat perubahan suhu
dan tekanan, energi tetap sama pada awal dan akhir siklus.

2. Sebuah siklus Diesel ideal dengan udara sebagai fluida kerjanya memiliki rasio
kompresi 18 dengan cutoff ratio 2. Pada awal proses kompresi, suhu udara adalah 300
K dan tekanan 0.1 MPa. Tentukan:

a. Suhu dan tekanan tiap proses

b. Efisiensi termal

Penyelesaian :

Dalam tiap analisis termodinamika untuk sistem engineering, maka diperlukan asumsi
untuk memberikan batasan kerja yang lebih terarah.

Asumsi untuk kasus di atas adalah:

- Udara yang ada di dalam silinder ditetapkan sebagai siklus tertutup.

- Proses kompresi dan ekspansi diasumsikan sebagai isentropik

9
- Seluruh proses mampu balik

- Udara diasumsikan sebagai gas ideal

- Perubahan energi potensial dan kinetik diabaikan

(a) Analisis dimulai dengan menentukan properties pada tiap kondisi atau state.

= 300 K → = 214.07 kJ/kg dan = 621.2 (diperoleh dari tabel properties udara)

Proses 1→2 (kompresi isentropik dari gas ideal)

= = = 34.51→ T2 = 898.3 K dan h2 = 930.98 kJ/kg

= ( ) ( ) = 0.1 ( ) (18) = 5.39 MPa

Proses 2→3 (pemasukan panas pada tekanan tetap)

Tekanan pada kondisi 2 dapat dievaluasi dengan menggunakan hubungan isentropik:

= ( ). Karena proses 2→3 terjadi pada tekanan tetap,

maka:

= → gunakan nilai cutoff ratio: =

= = 2(898.3) = 1796.6 𝐾 → = 1999.1 kJ/kg dan = 3.97

Proses 3→4 (ekspansi isentropik)

= =

Nilai = , dengan nilai rasio kompresi dan cutoff ratio yang sudah diketahui, maka:

10
= = (3.97) = 35.73 → = 664.3 kJ/kg dan = 887.7 K.

Tekanan pada kondisi 4 dapat diketahui dengan menggunakan hubungan isentropik, yakni:

= ( ), dengan nilai = , maka:

= = (0.1 )= 0.3 MPa

(b) Nilai efisiensi termal

=1− =1− = 0.578 atau 57.8%

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Siklus Stirling: memiliki efisiensi termal
yang tinggi, dapat menggunakan berbagai sumber panas, termasuk energi panas surya, tidak
memerlukan pembakaran internal, dan sehingga tidak menghasilkan emisi gas buang yang
signifikan. Aplikasi sehari-hari: Mesin Stirling telah digunakan dalam pembangkit listrik,
pendingin, dan aplikasi ruang angkasa. Sedangkan, Siklus Diesel: mempunyai efisiensi bahan
bakar yang tinggi, umumnya digunakan dalam kendaraan bermotor dan mesin industri, dan
enghasilkan emisi gas buang yang perlu diatasi untuk menjaga kebersihan udara. Aplikasi
sehari-hari: Mesin diesel digunakan secara luas dalam kendaraan komersial, kapal, dan
mesin-mesin industri yang memerlukan daya tahan dan efisiensi yang tinggi.

Kedua siklus tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap berbagai aspek
kehidupan sehari-hari, seperti transportasi, pembangkit listrik, industri, dan penelitian energi.
Sementara mesin Stirling menawarkan solusi bersih dan efisien untuk berbagai keperluan
energi, mesin diesel terus digunakan karena daya tahan dan efisiensinya yang tinggi dalam
penggunaan bahan bakar. Dalam masyarakat modern, pemahaman terhadap kedua siklus ini
memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi mesin yang lebih efisien dan
ramah lingkungan.

3.2.Saran
Meskipun dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, namun diharap dapat
membantu pembaca sedikit mengenai materi Siklus Carnot. Penulis paham masih banyak
terdapat kesalahan dari pembuatan makalah ini, maka dari itu kami membutuhkan kritik serta
saran yang membangun dari pembaca sebagai acuan kami untuk dapat membangun sebuah
karya yang lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hartantrie, R, Lesmana, I, dkk. (2022). Motor Bakar Pada Mesin Konversi Energi. Widina
Bhakti Persada Bandung : Bandung.
Moecty, R, Adityawan, G, dkk. (2016). Rekayasa Mesin Stirling Untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Surya. PELITA, 11, (2). 93-106
Argo, D, Bambang. Susilo, B, dkk. (2001)Thermodinamika. Malang:Universitas Brawijaya
Press.
Indrajit, Dudi. (2007) Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Malang: PT.Setia Purna Inves
Fahamsyah, S. (2015) Fresh Update Buku Pintar Fisika SMA/MA IPA KELAS 1,2&3.
Jakarta:Bintang Wahyu
Moran, J, Micheal. Shapiro, N, Howard. (2004) Termodinamika Teknik. Nugroho, S,
Yulianto. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Riyadi. Syaka, B, R, Darwin. (2020) PENGANTAR TERMODINAMIKA Untuk Siklus
Tenaga. Jakarta:UNJ PRESS.
Sears,F.W. dan Salinger,G.L.(1982), Thermodynamics, Kinetic Theory, and Statistical
Thermodynamics, Addison-Wesley Publshing Company, London.

13

Anda mungkin juga menyukai