Anda di halaman 1dari 19

MESIN STIRLING

MAKALAH

Oleh :
Hayun Indra Nur Iman (141910101078)

PROGRAM STRATA 1 TEKNIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2018
i

KATA PENGNTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Jember, April 2018

PenyuSun
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB 2 ISI
2.1 Mesin Stirling .................................................................................................... 3
2.2 Sejarah Perkembangan Mesin Stirling .............................................................. 3
2.3 Prinsip Kerja .................................................................................................... 6
2.4 Siklus Stirling .................................................................................................... 7
2.5 Jenis - Jenis Mesin Striling ............................................................................... 9
2.5.1 Alpha Stirling .............................................................................................. 9
2.5.2 Beta Stirling ................................................................................................ 12
2.5.3 Gamma Stirling .......................................................................................... 12

2.6 Kelebihan Mesin Stirling ................................................................................. 14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15

3.2 Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang isu kelangkaan bahan bakar memaksa para ilmuwan
memikirkan cara pembuatan mesin yang hemat bahan bakar. Sistem engine yang
banyak digunakan sejumlah pabrik dalam menjalankan mesin sekarang ini dinilai
banyak pihak kurang efisien dan boros bahan bakar. Selain itu juga menyebabkan
polusi udara yang memicu pemanasan global.
Dalam usaha meningkatkan konversi yang bisa didapat dari perubahan energi panas
menjadi kerja, mesin Stirling memiliki potensi untuk mencapai efisiensi tertinggi dari
semua mesin kalor, secara teori sampai efisiensi maksimal mesin Carnot, meskipun
dalam prakteknya usaha ini masih dibatasi oleh berbagai sifat-sifat non-ideal baik itu
dari fluida kerjanya maupun bahan dari mesin itu sendiri, seperti gesekan,
konduktivitas termal dan titik lebur.
Mengingat mesin ini memiliki potensi untuk lebih dikembangkan, penulis merasa
perlu mengkaji lebih jauh tentang mesin stirling dan bagaimana cara kerjanya, serta
kelemahan dan kelebihanya.

1.2 Rusmusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
akan penulis kaji sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud mesin stirling?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan mesin stirling?
3. Bagaimanakah prinsip kerja mesin stirling?
4. Apa kelebihan mesin stirling?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
2

1. Mengetahui apa yang dimaksud mesin stirling


2. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan mesin stirling
3. Mengetahui bagaimana prinsip kerja mesin stirling
4. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan mesin stirling

1.4 Manfaat
Penulis berharap makalah ini bisa menjadi rujukan atau informasi lebih lanjut bagi
para penulis selanjutnya, tentang cara kerja, prinsip, kelemahan dan kelebihan mesin
stirling.
3

BAB 2
ISI

2.1 Mesin Stirling


Dalam keluarga mesin kalor, Mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin
regenerasi udara panas siklus tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa
fluida kerjanya secara permanen terkurung di dalam sistem, di mana mesin siklus
terbuka seperti mesin pembakaran internal dan beberapa mesin uap, menukarkan fluida
kerjanya dengan lingkungan sekitar sebagai bagiaan dari siklus kerja. Regenerasi
berarti bahwa adanya penggunaan alat penukar panas internal, yang dapat
meningkatkan efisiensi mesin. Banyak sekali kemungkinan dari penggunaan mesin
stirling ini, dengan mayoritas masuk ke kategori mesin dengan piston tolak balik.
Mesin stirling secara tradisional diklasifikasikan ke dalam mesin pembakaran
eksternal, meskipun panas bisa didapatkan dari sumber selain pembakaran seperti
tenaga matahari maupun nuklir. Mesin stirling beroperasi melalui penggunaan sumber
panas eksternal dan heat sink eksternal, masing-masing dijaga agar memiliki perbedaan
temperatur yang cukup besar.

2.2 Sejarah Perkembangan Mesin Stirling


Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh Robert Stirling (1790-1878). Saat itu
disebut mesin udara dengan model mesin pembakaran luar siklus tertutup. Dia
mematenkan temuan itu pada 27 September 1816 dan berlaku efektif 20 Januari 1817
atau ketika dia baru berumur 26 tahun.Prinsip kerja secara teoretis dikembangkan
George Cayley dari Inggris 20 tahun lebih awal. Istilah mesin stirling dipopulerkan kali
pertama kali oleh Rolf Meijer untuk menjelaskan semua tipe mesin gas regeneratif
siklus tertutup.
Dalam keluarga mesin kalor, mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin
regenerasi udara panas siklus tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa
4

fluida kerjanya secara permanen terkurung di dalam sistem, di mana mesin siklus
terbuka seperti mesin pembakaran internal dan beberapa mesin uap, menukarkan fluida
kerjanya dengan lingkungan sekitar sebagai bagiaan dari siklus kerja. Regenerasi
berarti bahwa adanya penggunaan alat penukar panas internal, yang dapat
meningkatkan efisiensi mesin

Perkembangan produksi mesin stirling dibawa J Ericsson, penemu dan insinyur


berkewarganegaraan Swedia. Dia berhasil dalam fabrikasi mesin stirling dan menjual
hingga 2.000 unit mesin ukuran 0.5-5 hp sekitar tahun 1850 di Inggris dan
Amerika.Sejak awalnya mesin Stirling memiliki reputasi kerja yang baik dan masa
kerja yang lama ( di atas 20 tahun), antara lain digunakan sebagai mesin pompa air
dengan kapasitas rendah, yaitu pada pertengahan abad ke sembilanbelas sampai sekitar
tahun 1920, yaitu ketika mesin pembakaran internal dan motor listrik mulai
menggantikannya.
Mesin dengan udara panas (hot-air machine) dikenal karena cara kerjanya yang
mudah, kemampuannya menggunakan berbagai jenis bahan bakar; selain itu
operasinya aman, tidak berisik, efisiensinya memadai (moderate), stabil dan rendah
biaya perawatannya. Kekurangannya adalah ukurannya yang sangat besar namun daya
keluarannya (output) kecil dan harganya investasinya tinggi / mahal (untuk ukuran saat
itu).
5

Lepas dari pada itu, karena biaya operasinya rendah, maka mesin Stirling
dipilih aplikasinya untuk mesin dengan tenaga uap – pilihan satu-satunya pada saat itu-
yang boros bahan bakar untuk mesin dengan daya yang sama, dan memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah terjadinya bahaya ledakan atau kerusakan lainnya.
Kekurangan utama lainnya untuk jenis mesin udara panas adalah
kecenderungannya gagal operasi apabila heater head terlalu panas, walaupun hal itu
kemudian dapat diatasi setelah dilakukan rekayasa ulang heater head nya, yang dapat
mencegah panas lebih, serta aman pada mesin dengan daya rendah .
Namun tetap saja penyempurnaan ini tidak mampu meningkatkan daya saing
mesin ini terhadap mesin-mesin pembakaran internal lainnya yang bermunculan
dipasaran pada waktu itu yang harganya jauh lebih murah.
Setelah itu, banyak mesin stirling dibuat dengan output dan efisiensi lebih
tinggi. Mesin stirling mendapat perhatian kembali tahun 1940-an setelah Philips Co
mulai mengembangkan mesin stirling sebagai pembangkit listrik portabel. Mesin itu
juga diteliti sebagai refrigerator dan sukses mendinginkan sampai suhu 74 K.
Penemuan baru baja tahan karat (stainless steel) dan berkembangnya
pengetahuan pada proses mesin termodinamik yang kompleks, mengawali temuan
mesin-mesin baru, menjelang dan sesudah perang Dunia ke II. Desain mesin udara
panas yang disempurnakan , dengan bobot dan harga yang lebih murah, konstruksi dan
operasinya yang mudah, dan yang lebih penting lagi adalah variasi bahan bakarnya
yang tetap tidak berubah (bisa dengan udara ataupun gas). Ironisnya, beberapa negara
maju justru tidak tertarik menggunakan sistem mesin yang “sangat sederhana” ini
untuk umpamanya pada mesin otomotif yang canggih, sistem pembangkit daya
(listrik,dll, bukan untuk daya dorong primer) pada pesawat ruang angkasa dll.
Situasi ini kemudian berubah tahun 1980, setelah USAID (Agen AS untuk
bantuan pengembangan internasional) mendanai pengembangan pembuatan mesin
Stirling untuk negara-negara berkembang , dan itu dimulai dari Bangladesh. Dari
sinilah berawal prospek pengembangan dan pemanfaatan mesin Stirling untuk negara-
negara berkembang lainnya, di Afrika, Asia dan Amerika Latin, sebagai salah satu
6

solusi mesin yang murah dan hemat energi dengan menggunakan udara atau gas (
helium, hydrogen, nitrogen, methanol dsb) sebagai fluida kerjanya.
Mesin Stirling generasi baru ini jauh lebih kuat, lebih efisien, tidak berisik,
mudah penggunaannya, dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi, serta mudah
diproduksi secara massal. Digunakan antara lain untuk mesin pembangkit listrik, mesin
pendingin, mesin pompa dll.
Setelah itu mesin stirling diteliti secara luas di seluruh dunia. Kebijakan
penghematan energi pun meningkatkan pengembangannya. Beberapa mesin dengan
efisiensi tinggi dikembangkan. Saat ini, mesin stirling dengan berbagai sumber energi
dikembangkan para peneliti di dunia. Pada masa datang, kita bisa melihat mesin stirling
yang berkebisingan rendah, tahan lama, andal, operasi multibahan bakar, gas buang
bersih, dan lain-lain. Beberapa perusahaan juga mendesain mesin stirling dengan
helium sebagai gas kerja (konduktivitas lebih baik daripada udara).

2.3 Prinsip Kerja


Prinsip Kerja Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik karena efisiensi
teoretisnya mendekati efisiensi teoretis maksimum, yang lebih dikenal dengan efisiensi
mesin carnot. Mesin stirling digerakkan ekspansi gas ketika dipanaskan dan diikuti
kompresi gas ketika didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah gas yang dipindahkan
antara sisi dingin dan panas terus-menerus. Piston displacer memindahkan gas antara
dua sisi dan piston power mengubah volume internal karena ekspansi dan kontraksi
gas.
Robert Stirling menyebut piston yang berpindah sebagai regenerator.
Renegerator itu dapat membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak ke atas,
regenerator dialirkan melalui udara hangat dan mengambil sebagian energi dari udara
dan menyimpannya. Jika piston bergerak ke bawah, dialirkan melalui udara dingin dan
mengeluarkan energi yang disimpan. Dengan regenerator, mesin stirling mencapai
efisiensi sangat baik.
7

Sebuah regenerator memungkinkan panas yang dihasilkan disimpan di dalam,


sebagian menggantikan energi panas karena sedikitnya alih panas yang dimungkinkan
melalui dinding heat-exchanger. Energi panas disimpan di dalam regenerator
sementara gas penggerak menyusup ke ruangan yang dingin, dan kemudian dilepaskan
sewaktu kembali ke ruangan ekspansi panas. Tenaga terjadi pada temperatur yang
tinggi dan konstan, sangat ideal untuk setiap mesin. Kompresi terjadi pada temperatur
rendah, dan hampir tidak ada energi panas yang hilang. Tenaga bersih yang dihasilkan
adalah akibat perbedaan antara pengembangan gas bertemperatur tinggi dan
mengkompresi gas bertemperatur rendah.

2.4 Siklus Stirling


Siklus Stirling melibatkan serangkaian peristiwa yang mengubah tekanan gas di
dalam mesin sehingga mesin dapat melakukan pekerjaan. Beberapa sifat gas yang
sangat penting untuk pengoperasian mesin Stirling:
1. Memiliki jumlah gas yang tetap dalam volume tetap diruang tersebut dan
meningkatkan temperatur gas itu sehingga tekanan akan meningkat.
2. Memiliki jumlah gas yang tetap dan mengkompres (mengurangi volume ruang
nya) sehingga suhu gas akan meningkatkan.

Siklus Stirling dirancang dengan baik sehingga gas yang bekerja umumnya
dikompresi dalam bagian yang lebih dingin dari mesin dan diperluas di bagian panas
yang dihasilkan dalam konversi yang panas menjadi kerja. Sebuah penukar panas
internal regeneratif meningkatkan efisiensi termal mesin Stirling sederhana
dibandingkan dengan mesin udara panas.
8

Diagram p-v dan T-s siklus Stirling


Siklus tersebut terdiri dari empat proses reversibel internal yang berurutan:

1. Kompresi isotermal dari 1  2 pada temperatur Tc, panas Q1 keluar dari sistem
dan kerja dilakukan terhadap sistem.
2. Pemanasan pada volume konstan dari 2  3 suhu naik dari Tc ke TH dan tekanan
juga naik dari p1 ke p2, tidak ada kerja yang dilakukan.
3. Ekspansi isotermal dari 3  4 pada temperatur TH panas Q2 masuk ke dalam
sistem, sementara kerja dilakukan oleh sistem.
4. Pendinginan pada volume konstan dari 4  1, suhu turun dari T2 ke T1 dan
tekanan juga turun dari p4 ke p1, tidak ada kerja yang dilakukan.

Regenerator yang memiliki nilai keefektifan 100% mengizinkan kalor yang


terbuang selama proses 4-1 untuk digunakan sebagai masukan kalor di dalam proses 2-
3. Oleh sebab itu, proses penambahan kalor secara eksternal ke dalam fluida kerja
terjadi di dalam proses isotermal 3-4 dan semua kalor yang terbuang ke lingkungan
terjadi di dalam proses 1-2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi
termal pada siklus Stirling diberikan melalui persamaan yang sama seperti yang
digunakan pada siklus Carnot maupun Ericsson.
9

2.5 Jenis - Jenis Mesin Striling


Mesin Stirling memiliki dua jenis yang dibedakan oleh cara mereka
memindahkan udara antara sisi panas dan dingin dari silinder:

1. Dua piston “alpha” desain jenis memiliki piston dalam silinder terpisah, dan gas
didorong antara ruang panas dan dingin.
2. Jenis mesin Stirling yang dikenal sebagai tipe “beta dan gamma”, menggunakan
displacer (pemindah panas) mekanis yang telah terisolasi untuk mendorong gas
kerja antara sisi panas dan dingin dari silinder. Displacer, cukup besar untuk
mengisolasi sisi panas dan dingin dari silinder untuk menggantikan sejumlah besar
gas. Jenis Ini harus memiliki jarak yang cukup antara displacer dan dinding
silinder, untuk memungkinkan gas mengalir di sekitar displacer dengan mudah.

2.5.1 Alpha Stirling


Mesin Stirling alfa berisi kekuatan dua piston dalam silinder yang terpisah,
satu berada didingin dan satunya berada dipanas. Silinder panas terletak di dalam suhu
tinggi penghantar panas (silinder yang dibakar) dan silinder dingin terletak di dalam
displacer suhu rendah. Jenis mesin ini memiliki rasio power-to-volume tinggi, namun
memiliki masalah teknis karena apabila suhu piston tinggi biasanya panas akan
merambat ke pipa pemisah silinder . Dalam prakteknya, piston ini biasanya membawa
isolasi yang cukup besar untuk bergerak jauh dari zona panas dengan mengorbankan
beberapa ruang mati tambahan.

Contoh Kerja Mesin Striling Alfa:

1. Sebagian besar gas berkerja dalam silinder panas, yang telah dipanaskan melalui
diding silinder panas dan mendorong piston panas ke bagian bawah (menarik udara).
Dengan menarik udara dari bagian piston dingin. Pada titik 90 ° adalah titik balik
dimana piston panas akan menjadi sebuah siklus mesin striling.
10

2. Gas sekarang pada volume maksimal. Piston di dalam silinder panas mulai bergerak,
dan sebagian besar gas panas masuk ke dalam silinder dingin, di mana mendingin dan
terjadi penurunan tekanan.

3. Hampir semua gas sekarang berada di silinder dingin dan pendinginan berlanjut.
Piston dingin, didukung oleh momentum roda gila ( pasangan piston lain pada poros
yang sama) kompresi bagian gas yang tersisa.
11

4. Gas pada silinder dingin mencapai volume minimum, dan sekarang akan masuk
kedalam silinder panas di mana ia akan dipanaskan sekali lagi, dan memberikan lagi
kekuatan pada piston untuk mendorong piston panas.

2.5.2 Beta Stirling


Mesin Stirling beta memiliki piston daya tunggal yang diatur dalam silinder yang
sama pada poros yang sama sebagai displacer piston. Silinder Piston displacer yang
cukup longgar hanya berfungsi untuk antar jemput gas panas dari silinder panas ke
silinder dingin. Ketika silinder dipanaskan gas mendorong dan memberikan piston
kekuatan. Ketika piston terdorong ke dingin (titik bawah) silinder mendapat
momentum dari mesin, dan ditingkatkan dengan roda gila. Tidak seperti jenis alfa, jenis
beta tidak akan menyebabkan isolator (pipa pemisah jika dalam bentuk alfa) menjadi
panas.
12

1. Piston tenaga (abu-abu atas) telah mengkompresi gas, piston displacer (abu-abu
bawah) telah bergerak sehingga sebagian besar gas panas masuk kedalam silinder
panas.
2. Gas yang dipanaskan meningkatkan tekanan dan mendorong Piston tenaga ke batas
terjauh (titik bawah).
3. Piston displacer sekarang bergerak ke titik puncak, dan mengirim gas panas ke
silinder dingin.
4. Gas didinginkan dan sekarang dikompresi oleh pinton tenaga dengan momentum
dari roda gila. Langkah Ini membutuhkan energi yang lebih sedikit, karena
tekanannya turun ketika didinginkan.

2.5.3 Gamma Stirling


Mesin Stirling gamma hanyalah sebuah mesin Stirling beta, di mana piston
tenaga sudah terpasang di dalam silinder yang terpisah samping silinder piston
displacer, tapi masih terhubung ke roda gila sama. Gas dalam dua silinder dapat
mengalir bebas karena mereka berada dalam satu tubuh. Konfigurasi ini menghasilkan
13

rasio kompresi lebih rendah, tetapi mekanis ini cukup sederhana dan sering digunakan
didalam mesin Stirling multi-silinder.

2.6 Kelebihan mesin Stirling adalah :

1. Frekuensinya stabil/ konstan


2. Mesin Stirling dapat bekerja pada sembarang sumber energi panas, termasuk
bahan kimia, sinar surya (solar), limbah pertanian (sekam, tempurung kelapa dsb),
kayu bakar, berbagai produk minyak bakar (biomassa, biofuel dsb), panas bumi
dan nuklir.
3. Kemungkinan implementasi mesin Stirling banyak sekali, namun sebagian besar
masuk pada kategori mesin piston resiprokal.
4. Perbedaan yang menyolok dengan mesin pembakaran internal adalah potensi
untuk menggunakan sumber panas terbarukan pada mesin Stirling lebih mudah,
suara mesin lebih lembut (tenang), tidak berisik / bising dan biaya perawatannya
lebih rendah.
5. Biaya kapital per unit daya ($/kW) dapat ditekan lebih rendah. Dibandingkan
dengan mesin pembakaran internal untuk daya yang sama, maka biaya investasi
14

mesin Stirling untuk saat ini umumya masih lebih besar dan lebih berat, namun
perawatannya jauh lebih mudah dan ekonomis. Sehingga secara menyeluruh biaya
energinya masih dapat bersaing ketat. Efisiensi panasnya juga berimbang (untuk
mesin-mesin yang kecil) berkisar antara 15% – 30%. Dengan basis biaya investasi
per unit daya di atas, untuk unit generator dengan kapasitas s/d 100 kW., mesin
Stirling masih kompetitif harganya.
15

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh Robert Stirling (1790-1878). Saat
itu disebut mesin udara dengan model mesin pembakaran luar siklus tertutup.
Dalam keluarga mesin kalor, mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin regenerasi
udara panas siklus tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa fluida
kerjanya secara permanen terkurung di dalam sistem, di mana mesin siklus terbuka
seperti mesin pembakaran internal dan beberapa mesin uap. Mesin stirling dapat
diklasifikasian menjadi 3 tipe, yaitu mesin stirling alfa, mesin stirling beta, mesin
stirling gamma.

3.2 Saran
Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada penulisan ini,
penulis berharap tulisan ini tidak dijadikan sumber utama bagi penulis selanjutnya.
Tulisan ini merupakan ringkasan dari beberapa sumber yang diperoleh penulis.
Diharapkan juga penulis selanjutnya mencari sumber bacaan yang lebih terbaru.
16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Termodinamika Teknik II.


http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/bab2-tm2.pdf
diunduh pada tanggal 10 April 2013 jam 14.32

Anonim. Siklus Stirling.


http://mesin.ub.ac.id/diktat_ajar/data/02_c_bab1n2_termo1.pdf
diunduh pada tanggal 10 April 2013 jam 14. 40

Moran, Michael J dan Howard N Shapiro. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 2.


Jakarta: Erlangga.

Reynolds, William C dan Henry Cperkins. 1991. Termodinamika Teknik. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai