Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari rekan saya yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi, maupun pemikirannya guna menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah kali ini ini dapat
bermanfaat dan semakin menambah pengetahuan kita mengenai Pembangkit Listrik Tenaga
Uap.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap................. 3
2.2 Bagain-Bagian PLTU.................................................................... 6
2.3 Cara Kerja PLTU........................................................................... 8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTU................................................. 9
2.5 Kelebihan dan Kelebihan PLTU.................................................... 9
BAB III PENUTUP.................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA…………....……………………….………......... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Selama berabad- abad, manusia telah mengamati tentang proses terjadinya litrik. Mereka
telah beberapa kali melakukan percobaan guna mendapatkan pemecahan tentang teka- teki
timbulnya listrik. Banyak tokoh- tokoh yang berhasil mengungkap dan membuat suatu
penemuan yang erat kaitannya dengan dunia kelistrikan diantaranya adalah Michael Faraday
denga salah satu hasil penemuannya adalah tentang rotasi elektromagnetik. Hasil
penemuannya ini merupakan dasar terpenting dari perkembangan dunia kelistrikan
berikutnya. Penemuan tersebut terus dikembangkan dalam berbagai alatelektromagnetik
seperti transformator dan generator.
Generator elektromagnetik yang memakai system rotasi pertama kali ditemukan oleh
H.M Pexii dari Paris pada tahun1832. Generator pertama ini menggunakan sebuah magnet
permanen berbentuk sepatu kuda, diputar mengelilingi sebuah inti besi yang berlilitan yang
dihubungkan dengan sebuah komutator dan bila diputar akan menghasilkan bunga api. Selain
Michael Faraday masih banyak lagi tokoh- tokoh lain yang sangat berperan dalam bidang
kemajuan teknologi kelistrikan.
Sejarah tentang listrik komersial pertama kali beroperasi pada tahun 1882 yaitu pada
bulan Januari di London, kemudian di New York bulan September pada tahun yang sama.
Listrik komersial ini menggunakan arus searah dengan tegangan yang rendah. Pada awalnya
pusat pusat tenaga listrik menggunakan tenaga termis namun terus dikembangkan sehingga
menggunakan tenaga air yang lebih ekonomis dan efisien. Pada makalah ini penulis hanya
akan membahas mengenai Pembangkiit Listrik tenaga Uap (PLTU).
1.3. TUJUAN
PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25
MW, suhu 500¼ Co, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin
generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah
dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun
kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya
harus dilengkapi super heater, ekonomizer dan tungku tekanan. Kemudian turbinnya bisa
melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih
menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan
mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540¼ Co dan bahan bakarnya masih
menggunakan minyak bumi.
Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak
menggunakan minyak bumi lagi melainkan batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas
rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan
unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang
dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur,
Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan
pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada
tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan
kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton
1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun
1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun
2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570
MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara
pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebesar 17,3 TWh
dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara
diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104
TWh.
Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya
pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg),
artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun. Sedang nilai panas
ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus
dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih
tinggi sampai 20% dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah
kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx
dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembangkit ini adalah
bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah
besar serta tersebar di seluruh Indonesia.
2.2. Bagian-bagian PLTU
Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air
yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju
aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari
pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator (pembangkit
uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada kenyataannya dari
boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
PLTU Batubara
PLTU Minyak
PLTU gas
PLTU nuklir atau PLTN
Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses pembakarannya,
yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized Coal / PC Boiler) dan
PLTU dengan pembakaran batu bara curah (Circulating Fluidized Bed).
Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta penanganan
limbah abunya. PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan
lebih kompleks dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang
paling sederhana peralatan bantunya.
Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi:
Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut draft atau
tekanan statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan bakar
berlangsung. PLTU dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar positif) digunakan
untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan ruang bakar yang positif
diakibatkan oleh hembusan udara dari kipas tekan paksa (Forced Draft Fan, FDF). Gas
buang keluar dari ruang bakar ke atmosfer karena perbedaan tekanan.
Jenis-jenis Tekanan (Draft) Boiler
PLTU dengan Balanced Draft Boiler (tekanan berimbang) biasa digunakan untuk
pembakaran bahan bakar batubara. Tekanan ruang bakar dibuat sedikit dibawah
tekanan atmosfir, biasanya sekitar –10 mmH2O. Tekanan ini dihasilkan dari pengaturan
dua buah kipas, yaitu kipas hisap paksa (Induced Draft Fan, IDF) dan kipas tekan
paksa (Forced Draft Fan, FDF). FDF berfungsi untuk menyuplai udara pembakaran
menuju ruang bakar (furnace) di boiler, sedangkan IDF berfungsi untuk menghisap gas
dari ruang bakar dan membuang ke atmosfir melalui cerobong. Sedangkan PLTU
dengan vacum boiler tidak dikembangkan lagi, sehingga saat ini tidak ada lagi yang
menerapkan PLTU dengan boiler bertekanan negatif.
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler
mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke turbin. Air
sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi dengan melalui
economiser dan ditampung didalam steam drum.
Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down comer, header
bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di steam drum adalah, air dari drum turun
melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah
air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding
ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan dan naik ke drum kembali
akibat perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi
secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga
mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun melalui down
comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya
sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan
mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh
terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.
Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation). Untuk
sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump). Umumnya
pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7, artinya jumlah air yang
disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi
paksa antara lain :
Siklus air
Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air. Prinsip
kerja Kondensor proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke
dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa
(shell side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air
untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya
sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang cukup persediannya,
yaitu dari danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin
sehingga memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena
gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa
dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor
berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur
udara luar, maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara
luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap
tekanan dan temperatur.
Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan
(double pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air
pendingin), dipasang venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable
gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
Konstruksi Kondensor
Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh
water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini
dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan
langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan PLTU.
Economizer
Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke
drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari
superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar.
Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan
di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi
untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up
maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan
abu (ash valley)
1. Batubara dari luar dialirkan ke penampung batubara dengan conveyor (14) kemudian
dihancurkan dengan the pulverized fuel mill (16) sehingga menjadi tepung batubara.
2. Kemudian batubara halus tersebut dicampur dengan udara panas (24) oleh forced draught
fan (20) sehingga menjadi campuran udara panas dan bahan bakar (batu bara).
3. Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara disemprotkan kedalam
Boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti semburan api.
4. Kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding Boiler, air tersebut akan
dimasak dan menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke tabung boiler (17) untuk
memisahkan uap dari air yang terbawa.
5. Selanjutnya uap dialirkan ke superheater(19) untuk melipatgandakan suhu dan tekanan uap
hingga mencapai suhu 570°C dan tekanan sekitar 200 bar yang meyebabkan pipa ikut
berpijar merah.
6. Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menjadi sumber tenaga turbin
tekanan tinggi (11) yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3 tingkatan.
7. Untuk mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting steam governor
valve (10) secara manual maupun otomatis.
8. Suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin tekanan tinggi (11) akan sangat berkurang
drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke boiler re-heater (21) untuk meningkatkan
suhu dan tekanannya kembali.
9. Uap yang sudah dipanaskan kembali tersebut digunakan sebagai penggerak turbin tingkat
kedua atau disebut turbin tekanan sedang (9), dan keluarannya langsung digunakan untuk
menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan rendah (6).
10. Uap keluaran dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik didih, sehingga
perlu di alirkan ke condensor (8) agar menjadi air untuk dimasak ulang.
11. Air tersebut kemudian dialirkan melalui deaerator (12) oleh feed pump (7) untuk dimasak
ulang. awalnya dipanaskan di feed heater (13) yang panasnya bersumber dari high
pressure set, kemudian ke economiser (23) sebelum di kembalikan ke tabung boiler(17).
12. Sedangkan Air pendingin dari condensor akan di semprotkan kedalam cooling tower (1) ,
dan inilah yang meyebabkan timbulnya asap air pada cooling tower. kemudian air yang
sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai air pendingin ulang.
13. Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3 phase (5), Generator
ini kemudian membangkitkan listrik tegangan menengah ( 20-25 kV).
14. Dengan menggunakan transformer 3 phase (4) , tegangan dinaikkan menjadi tegangan
tinggi berkisar 150-500 kV yang kemudian dialirkan ke sistem transmisi 3 phase.
15. Sedangkan gas buang dari boiler di isap oleh kipas pengisap(26) agar melewati
electrostatic precipitator (25) untuk mengurangi polusi dan kemudian gas yg sudah
disaring akan dibuang melalui cerobong (27).
16. Dari system tersebut PLTU dkatakan system tertutup karena menggunakan kembali uap
yang telah dibuang untuk dijadikan air kembali lalu di panaskan ulang.
2.4.Kelebihan PLTU
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pembangkit listrik tenaga gas uap merupakan pembangkit listrik gabungan dari PLTU
dan PLTG yang biasa disebut Combine cycle. PLTGU ini merupakan pembangkit listrik
yang memiliki efisiensi yang tinggi karena gas exhaust dari PLTG digunakan untuk
memanaskan air pada HRSG yang akan menggerakkan steam turbin.
Kesamaan dari ketiga jenis pembangkit tersebut adalah beroperasi pada temperature
yang tinggi dan bertekanan tinggi sehingga memiliki konstuksi khusus yang kuat tahan
panas dan tekanan.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah kita sebagai mahasiswa elektro
harus menambah wawasan tentang pembangkit listrik, misalnya tentang PLTU dan
pembangkit listrik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://taufikkiilham.blogspot.com/2012/09/ Proses -Pembangkit –Listrik- Tenaga -Gas
Uap.html
http://pembangkitanlistrik.wordpress.com/
http://p3mb4ngk1t.blogspot.com/2013/02/pltg.html
https://www.academia.edu/8652292/MAKALAH_PLTU_PLTG_PLTGU?
auto=download&email_work_card=download-paper