Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK

Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Gas, Dan Nuklir

Disusun oleh:

Andre Dwi Tegar

Nim. 20511501

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Termodinamika Teknik tentang PLT
Uap, PLT Gas, PLT Nuklir dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika
Teknik yang di ampu oleh Bapak Wawan Trisnadi Putra, S.T., M.T., Ph.D. Serta
makalah ini tidak akan bisa selesai dengan baik dan tepat waktu tanpa dukungan
dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini tentu masih terdapat kurang dan salahnya.
Sehingga saya berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Demikian dari saya, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan datangnya
dari saya pribadi. Sedangkan kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT semata.

Ponorogo, 28 Juni 2022

Andre Dwi Tegar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................4

LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP...........................................4

1.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap..............................................4

1.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Uap..............................................4

1.3. Prinsip Kerja PLTU.....................................................................................6

1.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap................................................7

1.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.............................................8

BAB II........................................................................................................................9

LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS...........................................9

2.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gas...............................................9

2.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas...............................................9

1. Kompressor..................................................................................................9

2. Ruang Bakar (Combustion).......................................................................10

3. Turbin Gas.................................................................................................10

4. Exhaust.......................................................................................................10

5. Generator....................................................................................................10

2.3. Prinsip Kerja.............................................................................................11

2.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gas..............................................11


2.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas...........................................12

BAB III.....................................................................................................................13

LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR....................................13

3.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir........................................... 15

3.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas...............................................15

3.3. Prinsip Kerja PLTN .....................................................................................18

3.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.............................................18

3.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir..........................................19

BAB IV....................................................................................................................21

PENUTUP...............................................................................................................21

4.1. Kesimpulan................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
BAB I
LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

1.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah jenis pembangkit


yang menggunakan uap panas untuk memutar turbin. Uap panas ini
dapat berasal dari proses penguapan air melalui boiler. Biasanya,
bahan bakar PLTU dari batu bara yang disiapkan kualifikasinya
terlebih dahulu. Batu bara ini nantinya digunakan untuk memanaskan
boiler yang berisi air. Setelah itu, uap dari boiler tersebut dialirkan ke
turbin dan dihasilkan listrik untuk disalurkan kepada masyarakat.

1.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Uap

A. BOILER

Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana


tertutup yang digunakan untuk memproduksi steam/uap. Steam
diperoleh dengan memanaskan air yang berada didalam bejana
dengan bahan bakar. Boiler mengubah energi-energi kimia
menjadi bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja. Secara
sederhana, prinsip kerja boiler adalah memanaskan air hingga
mencapai titik didihnya sehingga air berubah menjadi uap (steam).
Uap panas itulah yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti
untuk pemanasan crude oil agar tidak membeku, untuk proses
produksi minyak kelapa sawit, dan lain-lain.
B. TURBIN UAP

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah


energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah
menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros
turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan.

C. KONDENSOR

Kondensor yang digunakan pada PLTU Sebalang unit 1


merupakan alat penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
mengkondensasikan uap yang keluar dari LP (low pressure)
Turbine menjadi air dengan pendinginan menggunakan air laut
atau mengubah fase exhaust steam (uap mixture) yang berasal dari
LP Turbine menjadi fase
D. BFP ( Pompa Pengisi Boiler )

Pompa Pengisi Boiler ( BFP ) merupakan salah satu komponen


yang sangat penting dalam PLTU. BFP berperan utama dalam
pengisian air ke dalam boiler, yang selanjutnya air tersebut
dipanaskan hingga menjadi uap untuk disalurkan ke dalam turbin.

1.3. Prinsip Kerja PLTU

Prinsip kerja PLTU – PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga


termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.  PLTU merupakan
mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan
bakar menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,


yaitu :

 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi


panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara


tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama
secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah
sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan
dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara
sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan
daya mekanik berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik  sebagai hasil dari perputaran medan
magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan
energi listrik dari terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

1.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Sebagai salah satu sistem penyedia listrik yang paling banyak


digunakan di Indonesia, ada sejumlah kelebihan dari PLTU, antara
lain:

 Murah, karena energi yang bersumber dari batubara harganya


terjangkau dan kenaikannya tidak terlalu signifikan, bahkan saat ini
harganya terus menurun. Harga batubara pun jauh lebih murah
dibandingkan dengan bahan bakar tenaga angin, biomassa, maupun
surya.

 Dapat bekerja secara berkelanjutan selama 24 jam.

 Jumlah cadangan batu bara di Indonesia sampai saat ini masih sangat
melimpah. Sehingga untuk kedepannya, jenis pembangkit listrik ini
dapat bekerja secara optimal.

 Sifat batubara mudah terbakar sehingga cepat dalam menghasilkan


energi panas untuk penguapan.

 Untuk pertambangan, pemrosesan, transportasi, serta penggunaan


batubara, infrastrukturnya telah tersedia.

 Batubara sebagai sumber energi awal mudah disimpan, dikirim


kemanapun. Hal ini jauh lebih efisien dibandingkan energi primer
lainnya, misalnya air, angin, dan sebagainya.

 Batubara dapat diperoleh di seluruh dunia. Terdapat banyak


cadangan batubara di kawasan Amerika Utara, Asia, Eropa, hingga
Australia.

 Produk akhir dari batubara dapat digunakan oleh industri lain,


misalnya industri semen.

 Load Factor PLTU tinggi, yaitu dapat mencapai 80%.

 Sebagai penghasil batubara, Indonesia dapat menggunakan bahan


bakar tersebut dari negaranya sendiri tanpa perlu impor atau
bergantung ke negara lainnya.

1.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Dibalik keuntungan yang diperoleh dari PLTU, terdapat beberapa


kekurangan atau kelemahan. Isu lingkungan merupakan sisi yang
perlu dikritisi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, antara lain:

 Pembakaran batubara akan menghasilkan zat berbahaya bagi


kesehatan, seperti sulphur dioxide. Efek paling buruk dari
kontaminasi zat tersebut adalah penyakit pernapasan jika
pembakaran dari batubara tidak terkontrol.

 Ekstrasi batubara memerlukan investasi mahal. Kondisi ini


menyebabkan harga listrik dari sumber satu ini terus menerus
mengalami kenaikan.
 PLTU berpotensi menghasilkan gas rumah kaca. Sedangkan turbin
angin menghasilkan gas CO2 delapan kali lebih rendah
dibandingkan yang dihasilkan dari PLTU.

 Penambangan batubara berpotensi merusak lingkungan dan cukup


berbahaya untuk jangka panjang.

 PLTU dinilai tidak ramah terhadap flora dan fauna yang ada di
sekitar pembangkit.

 Limbah yang dihasilkan dapat mencemari perairan penduduk yang


berada di sekitarnya.

 Abu terbang merupakan sisa dari hasil pembakaran PLTU. Sisa


pembakaran ini merupakan zat yang sangat beracun. Selain itu,
dengan adanya sisa pembakaran tersebut kualitas udara yang ada di
sekitar kawasan akan menurun.

 Jutaan ton limbah dihasilkan dari operasional PLTU batubara.


Limbah tersebut mengandung berbagai zat berbahaya dan terus
menumpuk membawa dampak buruk pada kondisi lingkungan.

 Perubahan topografi dari alam yang terjadi karena adanya


penambangan batubara. Bekas galian yang tidak lagi digunakan akan
membuat penampakan alam berubah drastis.

BAB II
LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

2.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gas


PLTG merupakan jenis pembangkit yang menggunakan “udara
panas” untuk memutar turbin. Udara panas ini dihasilkan melalui
pemanasan udara dengan menggunakan gas di dalam ruang bakar. Udara
panas kemudian dialirkan ke turbin.
Pembangkit listrik tenaga gas alam cenderung memiliki emisi yang
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan PLTU batu bara. Proses
pembangkitan listrik menggunakan gas alam cukup berbeda dengan
mekanisme pada PLTU. Proses pembakaran gas alam tidak digunakan
untuk melakukan proses pemanasan seperti pada PLTU melainkan
digunakan langsung untuk memutar turbin. Sebelum melalui proses
pembakaran, udara terlebih dahulu dikompresi menggunakan kompresor.
Kemudian udara yang telah terkompresi tersebut dialirkan ke ruang bakar
untuk kemudian bereaksi dengan gas. Dalam proses tersebut, tekanan yang
terkandung dalam udara serta energy kimia yang terkandung dalam gas
dikonversi menjadi energy kinetic yang selanjutnya dimanfaatkan untuk
memutar turbin.

2.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas

1. Kompressor
Aksial flow compressor berfungsi sebagai penghisap udara yang akan di
kompresikan hingga tekanan dan temperatur tertentu. Kemudian udara
tersebut dikirim menuju ruang pembakaran. Proses ini memerlukan
bantuan alat khusus bernama air inlet.

Air inlet merupakan tempat udara yang masuk ke kompresor. Alat ini
dilengkapi dengan filter untuk menyaring kotoran yang ikut terbawa
masuk, karena bila tidak disaring kotoran ini dapat menyebabkan
kerusakan pada kompresor. Air inlet terdiri dari beberapa bagian,
yaitu inlet housting, inertia separator, pre filter, main filter, inlet
bellmounth, dan inlet guide vane.

2. Ruang Bakar (Combustion)


Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran antara bahan bakar dan
udara. Proses pembakaran ini menghasilkan energi panas yang kemudian
energi panas tersebut disalurkan menuju turbin menggunakan transition
pieces.

Ruang bakar terdiri dari komponen pendukung, yaitu combustion chamber,


fuel nozzle, combustion liners, ignitors atau pematik, transition piece, cros
fire tubes, dan flame detector.
3. Turbin Gas
Turbin berputar menggunakan gas yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Fungsi utama turbin ialah untuk mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik.

Energi kinetik yang timbul karena proses pembakaran digunakan oleh


turbin untuk menggerakkan kompresor dan memutar generator. Komponen
penunjang turbin gas, antara lain coupling, accessory gear, lube oil system,
cooling system dan beberapa perangkat lain.

4. Exhaust
Sisa gas panas yang dihasilkan dari turbin akan diarahkan
menuju exhaust sebelum dibuang ke udara lepas. Gas tersebut keluar
melewati exhaust frame assembly, lalu dihubungkan ke exhaust
plenum dan didifusikan melewati exhaust stack.

Sebelum dibuang keluar, gas panas tersebut diukur menggunakan exhaust


thermocouple. Hasil pengukuran tersebut berguna sebagai data kontrol
temperatur dan temperature trip. Suhu dalam exhaust dapat mencapai
493°C.

5. Generator
Energi mekanik pada poros turbin dikonversikan oleh generator menjadi
energi listrik. Beberapa alat bantu khusus dalam generator adalah jacking
oil pump, general circuit breaker, exciter, main transformer, generator
protection system, dan auxiliary power system.
2.3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan


ke dalam kompresor melalui penyaring udara agar partikel debu tidak
ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara
dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan
bakar. Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa
langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses
pengabugan dahulu pada burner kemudian dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu
dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi,
maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara
pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat
gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh
mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1
part per mill (ppm).

2.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Sampai saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Gas masih digunakan oleh
PLN sebagai salah satu pemasok listrik utama di Indonesia. Terdaoat
beberapa keunggulan yang menjadi alasan mengapa tenaga gas masih
dijadikan andalan sebagai pemasok listrik, yaitu:

 Kemampuan PLTG yang cepat dalam proses start up hingga ke beban


penuh membuatnya dapat diatur secara cepat tanpa adanya risiko
gangguan kekurangan daya.

 Efisiensi tinggi sehingga biaya operasionalnya menjadi lebih terjangkau.

 Konsumsi energi lebih hemat. Saat ini harga gas dunia juga dinilai masih
rendah dibanding sumber energi lainnya.

 Proses pembangunannya lebih cepat dibandingkan pembangkit listrik lain,


terutama pembangkit yang menggunakan energi fosil.

 Fleksibilitas tinggi sehingga beban dapat dinaikkan maupun diturunkan


sesuai kebutuhan.

 Konstruksi pembangunan PLTG lebih sederhana dan tidak begitu


membutuhkan lahan luas.

 Sisa pembakaran dari PLTG dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi


panas untuk memanaskan uap.

 Investasi pembangunan infrastruktur lebih murah jika dibandingkan PLTS


atau PLTU.

 Membantu menaikkan rasio elektrifikasi di beberapa provinsi yang ada di


Indonesia. Misalnya di Gorontalo, dibangunnya PLTG diharapkan dapat
meningkatkan rasio tersebut hingga 84,43%. Dengan demikian diharapkan
kegiatan di berbagai sektor akan mengalami peningkatan, meliputi sektor
perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

2.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Dibalik kelebihan-kelebihan yang dihadirkan pembangkit listrik ini, tentu


ada juga sejumlah kelemahan atau kekurangannya. Kekurangan dari
Pembangkit Listrik Tenaga Gas antara lain:

 Jangka waktu penggunaan PLTG cenderung lebih singkat. Meski biaya


yang dibutuhkan untuk pembangunan lebih terjangkau, tetapi masa
pakainya tidak seperti jenis pembangkit listrik lainnya.
 Kemampuan dayanya masih dipengaruhi kondisi alam sekitarnya.
Misalnya saat cuaca terik, pembangkit listrik ini hanya mampu bekerja
sebesar optimal 95%.

 Ketika udara berkabut, kemampuan kerjanya menjadi tidak maksimal.


Sebab udara yang masuk ke kompresor mengandung air.

 Kapasitas terbesar PLTG saat ini hanya 200 Mega Watt dalam satu plant.

 Apabila harga gas dunia melejit, otomatis biaya produksi dari PLTG akan
meningkat.

 Gas bukan termasuk energi yang terbarukan, sehingga suatu saat akan
habis dan perlu untuk mencari energi alternatif yang lebih ramah
lingkungan.
BAB III
LANDASAN TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

3.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah


pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor
nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama
dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap
bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah
menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan
untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai
sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan
energi panas yang sangat besar.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai


2000 MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai
sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe. Sampai tahun 2015
terdapat 437 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan
menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia. Sampai saat ini
sekitar 66 unit PLTN sedang dibangun di berbagai negara, antara lain
Tiongkok 28 unit, Rusia 11 unit, India 7 unit, Uni Emirat Arab 4 unit,
Korea Selatan 4 unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing 2 unit.
PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan.
Namun pada beberapa pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor
yang terpisah memungkinkan untuk menggunakan jenis reaktor yang
berbahan bakar seperti Uranium dan Plutonium.
3.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

A. BATANG KENDALI ( REAKTOR NUKLIR )

Batang kendali atau Control rods digunakan dalam reaktor


nuklir untuk mengontrol laju fisi uranium atau plutonium. Komposisi
mereka meliputi unsur-unsur kimia seperti boron, kadmium, perak,
atau indium, yang mampu menyerap banyak neutron tanpa fisi mereka
sendiri.
Elemen-elemen ini memiliki penampang lintang penangkap neutron yang
berbeda untuk neutron dari berbagai energi. Reaktor air mendidih (BWR),
reaktor air bertekanan (PWR), dan reaktor air berat(HWR) beroperasi
dengan neutron termal, sedangkan reaktor pemulia beroperasi dengan
neutron cepat. Setiap desain reaktor dapat menggunakan bahan batang
kendali berbeda berdasarkan spektrum energi neutronnya.

B. Generator Uap ( tenaga nuklir )

Generator uap adalah penukar panas yang digunakan untuk


mengubah air menjadi uap dari panas yang dihasilkan dalam teras inti core
reaktor nuklir. Mereka digunakan dalam reaktor air bertekanan (PWR)
antara loop pendingin primer dan sekunder.
Dalam desain PWR yang khas, pendingin primer adalah air dengan
kemurnian tinggi, dijaga di bawah tekanan tinggi sehingga tidak bisa
mendidih. Pendingin primer ini dipompa melalui teras reaktor di mana ia
menyerap panas dari batang bahan bakar. Kemudian melewati generator
uap, di mana ia memindahkan panasnya (melalui konduksi logam) ke air
bertekanan rendah yang dibiarkan mendidih.
C. Inti Reaktor Nuklir
inti reaktor nuklir (core/teras) adalah bagian dari reaktor nuklir yang berisi
komponen bahan bakar nuklir dimana terjadi reaksi nuklir dan
menghasilkan panas. Biasanya, bahan bakar akan diperkaya uranium
rendah yang terkandung dalam ribuan pin individu bahan bakar.
Inti reaktor atau teras reaktor juga mengandung komponen struktural,
sarana untuk memoderasi neutron dan mengendalikan reaksi, dan sarana
untuk memindahkan panas dari bahan bakar ke tempat yang diperlukan, di
luar inti.
Di dalam inti reaktor terdapat batang kendali yang unsur-unsur kimia
seperti boron, hafnium, atau kadmium yang siap menangkap neutron.
3.3. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit


listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU
menggunakan boiler untuk menghasilkan energi panasnya, PLTN
menggantinya dengan menggunakan reaktor nuklir.

Seperti terlihat pada gambar 1, PLTU menggunakan bahan bakar batubara,


minyak bumi, gas alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan
cara dibakar, kemudia panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan air di dalam boiler sehingga menghasilkan uap air, uap air
yang didapat digunakan untuk memutar turbin uap, dari sini generator
dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos dengan turbin uap.

PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas,
kemudian air di dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang
didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik
untuk diteruskan ke jaringan transmisi.

3.4. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

1. Tidak Memerlukan Lahan yang Luas

PLTN tidak begitu memerlukan area yang luas untuk pemakaiannya.


Berbeda dengan pembangkit lain seperti, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(angin) atau PLTA yang memerlukan catchment area yang luas. 

Untuk melakukan pendinginan, PLTN bisa saja diletakkan di


pinggir pantai, karena memang harus membutuhkan banyak air.
Peletakannya juga harus di tempat yang dapat mencegah terganggunya air
minum.

2. Emisi Karbon Cukup Rendah

PLTN tidak berkontribusi terhadap emisi karbon. Tak ada emisi CO2 yang
dikeluarkan oleh PLTN, karenanya itu tidak akan menyebabkan global
warming.

3. Tidak Memproduksi Partikel Polutan


PLTN juga tidak mengeluarkan partikel polutan seperti halnya Pembangkit
Thermal dari bahan fosil. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran udara
yang dapat menyebabkan hujan asam.

4. Energi Yang Dihasilkan Sangat Padat

Energi nuklir memiliki intensitas energi yang tertinggi, energi yang sangat
besar diproduksi dari jumlah bahan bakar yang sangat sedikit.

5. Raliable

Energi nuklir sangat reliable, tidak tergantung cuaca, tidak seperti PLT


Bayu atau PLTA.

6. Volume Sampah Kecil

Sampah dari energi nulir volumenya relatif cukup kecil. Namun, sampah
yang dihasilkan bersifat radioaktif

3.5. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

1. Pembuangan Energi Nuklir

Agar tidak mencemari, tempat pembuangan sampah cukup mahal sehingga


harus membutuhkan treatment khusus untuk menangani sampah yang
bersifat radioaktif. Sehingga tidak dapat mencemari lingkungan.

2. Decomissioning

PLTN yang tidak terpakai tidak bisa begitu saja ditinggalkan.


Proses decomissioning akan memakan waktu yang lama dan biaya yang
besar untuk mencegah terpaparnya lingkungan sekitar dari sampah
radioaktif.

3. Kecelakaan Nuklir

Kecelakaan nuklir dapat menyebarkan partikel radioaktif kelingkungan


yang luas. Radiasi ini dapat merusak sel-sel tubuh yang dapat
menyebabkan penyakit atau kematian. Penyakit dapat muncul dalam
waktu yang lama setelah kejadian radiasi.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pembangkit listrik tenaga uap merupakan pembangkit listrik yang bahan


bakarnya adalah uap hasil pemanasan air. Pembangkit listrik tenaga uap disebut
juga dengan siklus Rankine.
Pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan pembangkit listrik yang bahan
bakarnya berasal dari uranium. Berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh
reaksi nuklir, pemanfaatan energi panas tersebut digunakan untuk menggerakan
generator.

Pembangkit listrik tenaga gas merupakan pembangkit listrik yang energi


geraknya berasal dari gas bertekanan tinggi yang disebut Combine cycle.
Pembangkit listrik tenaga gas memiliki efisiensi yang tinggi karena gas exhaust
dari PLTG digunakan untuk memanaskan air pada HRSG yang akan
menggerakkan steam turbin.

Kesamaan dari tiga jenis pembangkit listrik diatas yaitu beroperasi pada
temperatur dan bertekanan tinggi sehingga memiliki konstitusi khusus yang kuat
dan tahan terhadap panas dan tekanan tinggi. Tetapi jika dibandingkan PLTN
lebih efisien dibandingkan pembangkit listrik lainnya karena hanya membutuhkan
sedikit bahan bakar dan diklaim ramah lingkungan, dan juga tidak menghasilkan
gas yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Edusainstek, S. N., Nugroho, A. A., Haddin, M., Alief, M., Kurniawan, R., Industri,
F. T., Islam, U., Agung, S., Industri, F. T., Islam, U., & Agung, S. (2018).
Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dengan
menggunakan Metode Least Square. Isbn, 4, 280–288.

Latief Baharu. (2005). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (Pltg).

Mufti Firdaus, I., Rezky Safitri, Y., Hardiana, & Syifai Pirman, M. (2013). Makalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap. 1–10.

Oleh, D. S., & Ilham, S. R. (2015). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( Pltn
) Fakultas Teknologi Industri.

Edusainstek, S. N., Nugroho, A. A., Haddin, M., Alief, M., Kurniawan, R., Industri,
F. T., Islam, U., Agung, S., Industri, F. T., Islam, U., & Agung, S. (2018).
Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dengan
menggunakan Metode Least Square. Isbn, 4, 280–288.

Latief Baharu. (2005). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (Pltg).

Mufti Firdaus, I., Rezky Safitri, Y., Hardiana, & Syifai Pirman, M. (2013). Makalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap. 1–10.

Oleh, D. S., & Ilham, S. R. (2015). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( Pltn
) Fakultas Teknologi Industri.

Edusainstek, S. N., Nugroho, A. A., Haddin, M., Alief, M., Kurniawan, R., Industri,
F. T., Islam, U., Agung, S., Industri, F. T., Islam, U., & Agung, S. (2018).
Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dengan
menggunakan Metode Least Square. Isbn, 4, 280–288.

Latief Baharu. (2005). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (Pltg).

Mufti Firdaus, I., Rezky Safitri, Y., Hardiana, & Syifai Pirman, M. (2013). Makalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap. 1–10.

Oleh, D. S., & Ilham, S. R. (2015). Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( Pltn
) Fakultas Teknologi Industri.

Anda mungkin juga menyukai