Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)


Disusun Guna Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah
Teknik Tenaga Listrik
Dosen Pengampu : Cepi Rahmansah S.pd., M.T

Oleh :

Nama : Muhamad Akbar


NIM : 171010800395
Kelas : 04TIDE006
Prodi : Teknik Industri

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan makalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Cepi Rahmansah S.pd., M.T
dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa Teknik pada
umumnya dan bermanfaat untuk mahasiswa teknik industri khususnya serta bisa
menjadi peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang Selatan, 17 April 2019

Muhamad Akbar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................3
2.1 Sistem Operasional dan Peralatan Utama PLTU...............3
2.2 Prinsip Kerja PLTU ............................................................8
2.3 Skema Proses Kerja PLTU............................................... 11
2.4 Dampak atau Permasalahan Pembangunan PLTU .......... 13

BAB 3 PENUTUP ............................................................................15


3.1 Kesimpulan ........................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan sebuah pembangkit


listrik yang menggunakan tenaga uap atau energi uap untuk menghasilkan
pasokan tenaga listrik. Bentuk utama pemanfaatan energi ini sebenarnya
hampir mirip dengan prinsip kerja dari pembagkit listrik tenaga panas bumi
dimana sebagai tenaga penggeraknya menggunakan sebuah generator yang
akan dihubungkan ke sebuah turbin pembangkit yang kemudian akan diolah
menjadi tenaga listrik. Tenaga penggerak utama dalam proses pembentukan
energi ini adalah menggunakan sebuah energi kinetik yang berasal dari uap
panas dan juga kering. Untuk pembangkit listrik tenaga uap sendiri
sebenarnya menggunakan bahan bakar yang bersal dari batu bara atau
minyak bakar yang berasal dari energi fosil.

Mesin uap reciprocating telah digunakan untuk sumber tenaga mekanik


sejak abad ke-18, dengan perbaikan penting yang dilakukan oleh James
Watt. Pusat pembangkit listrik komersil komersial pertama di New York dan
London, pada tahun 1882, juga menggunakan mesin uap reciprocating.
Sebagai ukuran generator meningkat, akhirnya turbin mengambil alih karena
efisiensi yang lebih tinggi dan biaya konstruksi yang lebih rendah. Pada
tahun 1920 setiap stasiun pusat yang lebih besar dari beberapa ribu kilowatt
akan menggunakan penggerak utama turbin.

Di beberapa belahan dunia energi ini sangat mendominasi yang mana di


manfaatkan sebagai salah satu pembangkit listrik di negaranya. Saat ini
selain menggunakan komponen mineral seperti air dan angin, pembangkit
listrik dunia juga banyak yang sudah menggunakan komponen uap bumi
sebagai saah satu bahan utama pembangkit listriknya. Di Indonesia sendiri
jenis pembangkit listrik model ini juga banyak digunakan, salah satunya yang

1
berada di Cilegon Banten yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Krakatau Daya Listrik yang mana merupakan pembangkit listrik Indonesia
yang menggunakan tenaga uap panas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang akan


di bahas dalam makalah ini yaitu menganalisa hal hal yang berhubungan
dengan PLTU, Seperti alat yang di butuhkan, cara kerja sebuah PLTU hingga
mengetahui permasalahan dari PLTU yang ada khususnya di Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan

Dari uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan


penelitian sebagai berikut :
1. Apa sajakah alat-alat yang dibutuhkan dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Uap ?
2. bagaimana prinsip dan cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap ?
3. Permasalah apa saja dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap ?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Operasional dan Peralatan Utama PLTU

PLTU memiliki setidaknya 5 siklus utama, yaitu : siklus bahan bakar,


siklus steam, siklus udara pembakaran, siklus air pendingin dan siklus gas
buang.

Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai sistem operasional dan


peralatan utama pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B.
Dimana PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Jati B Unit 1 sampai
4 masing-masing berkapasitas 661 Megawatt (MW). Dengan kapasitas ini,
per unit instalasi pembangkit di Tanjung Jati B adalah yang terbesar di
Indonesia. Dengan kapasitas total 4 x 661 MW yang terpasang. Pembangkit
Listrik Tanjung Jati B merupakan sebagai salah satu pembangkit terbesar di

3
Indonesia. Besaran kapasitas yang dimiliki menjadikan Tanjung jati B sebuah
aset penting dalam upaya negara memenuhi kebutuhan listrik Bangsa
Indonesia terutama yang tinggal di Pulau Jawa, Bali atau Madura. Turbin uap
bertenaga pembakaran batubara ini sangat kompetitif untuk dioperasikan
melihat Indonesia yang kaya akan cadangan batubara sebagai salah satu
bahan bakar fosil yang paling ekonomis. PLTU Tanjung Jati B juga dilengkapi
dermaga pembongkaran batubara yang dibangun sebagai salah satu
infrastruktur pembangkit. PLTU Tanjung Tanjung Jati B didisain untuk
menjadi pembangkit listrik modern, dengan dilengkapi instalasi pengendali
dampak lingkungan yang lengkap termasuk peralatan pemantau dan
pengendali kandungan SOx dan NOx.

Peralatan Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap

1. BOILER

Boiler adalah salah satu alat penukar panas. Dalam boiler, terjadi
pembakaran bahan bakar (batubara). Panas hasil pembakaran digunakan
untuk merubah fase air menjadi uap. Batubara sebelum masuk ke ruang
pembakaran (furnace) disalurkan oleh coal feeders menuju coal
pulverizer. T emperatur dari ruang bakar furnace dapat mencapai + 1.000
DC. Proses penggerusan batubara terjadi di pulverizer yang mengubah
batubara ukuran + 50 mm menjadi berukuran 200 mass sebanyak minimal
70%. Penggerusan ini berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan
kontak pembakaran dari partikel batubara. Selanjutnya hasil penggerusan
batubara dihembuskan dengan udara bertemperatur tertentu (+ 60 DC )
menuju ruang bakar. Sedangkan untuk kesempurnaan pembakaran di
sistem boiler diperlukan jumlah udara pembakaran yang optimum,
sehingga didapatkan energi panas hasil pembakaran yang maksimal.
Konstruksi boiler terdiri dari ribuan tube (tube raiser, tube saturated, dan
superheated steam), di mana air diubah menjadi uap lewat jenuh dengan
temperatur (540 oC) dengan tekanan 170 bar sebelum masuk ke turbin.
4
Boiler PLTU Tanjung Jati B

2. TURBIN

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi


kinetik. Uap hasil pembakaran dari boiler melewati fase tekanan tinggi ,
sedang dan rendah dalam turbin. Untuk uap tekanan tinggi, akan masuk
ke high pressure turbine selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan
masuk ke sistem reheating (pemanasan ulang) untuk menaikkan
temperatur sebelum mas uk ke intermediate pressure turbine lalu hasilnya
masuk ke low pressure turbine. Uap hasil keluaran low pressure turbine
langsung masuk ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.

5
Turbin PLTU Tanjung Jati B

3. GENERATOR

Generator adalah peralatan pengubah energi kinetik menjadi energi


listrik. Rotor Generator terpasang 1 poros dengan rotor turbin sehingga
putaran rotor generator sama dengan putaran rotor turbin sebesar 3.000
rpm yang ekuivalen dengan keluaran frekuensi energi listrik sebesar 50
Hz. Saat berputar, medan magnet pada rotor generator memotong
penghantar pada lilitan-lilitan stator sehingga menimbulkan tegangan
pada stator generator mengacu pada induksi elektromagnetik. Arus listrik
mengalir saat generator terhubung ke beban. Besamya arus listrik yang
mengalir tergantung pada besarnya hambatan listrik (resistansi) pada
beban.

Generator PLTU Tanjung Jati B

6
4. TRANSFORMER

Ada dua jenis transformer utama, yakni step up dan step down.
Tranformer step up berfungsi menaikkan tegangan generator dari 22,8 kV
menjadi 500 kV sebelum dialirkan ke sistem interkoneksi Jamali.
Transformer step down berfungsi menurunkan tegangan generator dari
22,8 kV menjadi 10 kV sebelum digunakan untuk Sistem Pemakaian
Sendiri Pembangkit.

Kelengkapan Transformer

5. KONDENSOR

Kondensor berfungsi untuk mengembunkan uap air yang telah


digunakan untuk memutar turbin menjadi air kondensat. Proses
pengembunan uap air menggunakan mekanisme pendinginan dengan
bantuan air laut. Air kondensat selanjutnya dipompa kembali ke boiler
untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap air yang digunakan untuk
memutar turbin lagi (close cycle). Sedangkan air laut yang telah
digunakan, dialirkan kembali ke laut (open cycle).

7
Kondensor PLTU Tanjung Jati B

2.2 Prinsip Kerja PLTU

PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) merupakan mesin konversi energi yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Perubahan Energi pada Proses Kerja PLTU

Siklus Rankine merupakan siklus thermodinamika yang digunakan dalam


prinsip kerja PLTU, berikut adalah gambar siklus rankine dan penerapannya
pada peralatan PLTU.

8
Siklus Rankine pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang -
ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

9
1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas hasil
pembakaran bahan bakar dan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler diarahkan untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik
4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan
air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat.
5. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler. Siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

10
2.3 Skema Proses Kerja PLTU

1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke
proses desalinasi. Dalam proses ini air laut yang mengandung garam -
garam maka akan dipisahkan garamnya, sehingga air yang sudah
didesalinasi tidak mengandung garam - garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju
tanki make up water tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air
dipompa menuju Demin Water Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati
kondensor,di dalam kondensor air yang berasal dari water demin tank
kemudian akan bercampur dengan air yang berasal dari uap air sisa
turbin.
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP
Heater. LP Heater adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk
memanaskan air supaya suhunya layak untuk dip roses di Daerator. Agar
proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi
suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju
Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan
yang disebut LP (Low Pressure Heater). Daerator biasanya terletak di
lantai atas PLTU,tapi bukan lantai yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground
Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air
pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan
Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air yang
dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar
uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi
PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai
dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air
menjadi bertekanan tinggi.

11
6. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP
(High Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk
dilakukan pemanasan lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai
terbentuk uap. Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan
Boiler,boiler tersebut untuk menghasilkan api menggunakan bahan
bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa batu bara / minyak & gas. Untuk
Fan), FDF akan menghisap udara luar,udara tersebut kemudian
dipanaskan dan udara tersebut akan disemprotkan di sekitar
boiler,sehigga pemanasan akan lebih optimum. Dari pemanasan tersebut
akan terdapat sisa-sisa pembakaran yang berua gas,gas sisa tersebut
akan dibuang melalui cerobong asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap
tersebut tidak akan kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap
tersebut akan disimpan di dalam steam drum yang berfungsi sebagai
penampungan uap air sebelum menuju super heater.Supaya uap tersebut
bisa menggerakan turbin sehinngga uap akan dialirakan menuju Super
Heater. Dalam Super heater uap tersebut akan dihilangkan kadar
airnya,sehingga uap tersebut benar - benar kering. Di dalam boiler juga
terdapat economizer,economizer berfungsi untuk menyerap gas hasil
pemanasan super heater yang akan digunakan untuk memanaskan air
pengisi sebelum masuk ke main drum.
9. Setelah itu uapdari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan
kemudian menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali
menuju reheater dalam boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya
kuat untuk menggerakkan LP Turbin.
10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan
menggeerakan turbin tersebut,karena poros - poros HP Turbin & LP
Turbin terhubung ke Generator maka jika kedua turbin ikut berputar maka
generator juga ikut berputar. Putaran generator inilah yang akan

12
menghasilkan perbedaan potensial listrik yang kemudian menghasilkan
listrik. Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian akan disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka
uap air akan dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi
cairkembali dan akan digunakan kembali dan ada yang dibuang kembali
ke laut.

2.4 Dampak atau Permasalahan Pembangunan PLTU

Pembangunan PLTU memiliki dampak tersendiri baik bagi lingkungan


maupun baik lingkungan di lokasi PLTU tersebut dibangun. Dampak yang
timbul akibat pembangunan PLTU ini ada yang bersifat positif, namun ada
juga yang bersifat negatif. Dampak positif dari pembangunan PLTU
diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menambah sumber tenaga listrik baru, sehingga dapat membantu


mengatasi masalah kekurangan sumber energi listrik yang sedang terjadi.
2. Mengurangi angka pengangguran, karena PLTU akan mempekerjakan
warga di sekitar lokasi untuk menjadi karyawan
3. Membuka lahan pekerjaan baru bagi warga.
4. Lokasi dibangunnya PLTU akan lebih berkembang dari sebelumnya.

Namun tidak hanya dampak positif yang timbul dari pembangunan PLTU,
dampak negatifnya juga timbul seiring pembangunan PLTU, diantaranya
adalah :

1. Tahap pra konstruksi : pembukaan lahan, pencemaran akibat


pembakaran lahan, kecemburuan sosial antara pemilik lahan dengan
masyarakat sekitar.
2. Tahap konstruksi : kerusakan jalan akibat angkutan berat yang membawa
alat dan bahan untuk membangun PLTU, timbulnya permasalahan sosial

13
di sekitar lokasi pembangunan PLTU, pencemaran udara oleh semen
yang digunakan untuk pembangunan bangunan PLTU.
3. Tahap operasi :
a. Dampak Kerusakan Akibat Pencemaran Lingkungan : Dalam dampak
terhadap lingkungan secara makro dapat dikelompokkan kedalam
dampak terhadap lingkungan Abiotik (A), Biotik (B), dan Cultur (C).
ketiga jenis lingkungan tersebut saling interaksi dan interdependensi
satu dengan yang lain. Adanya interaksi menyebabkan terjadinya
dampak secara langsung yang dirasakan, sedangkan terjadinya
dampak secara langsung yang dirasakan, sedangkan adanya
interdependensi menyebabkan dampak secara tidak langsung.
b. Dampak Terhadap Kesehatan : Dampak terhadap kesehatan terjadi
akibat perubahan kualitas lingkungan. Meningkatkan kasus diare,
ISPA, penyakit kulit, penurunan IQ akibat Pb atau logam berat lain,
merupakan contoh penyakit yang terjadi akibat pencemaran
lingkungan. Pada umumnya mekanisme terjadi melalui oral (mulut),
pernafasan atau iritasi melalui kulit. Kerugian terhadap kesehatan
merupakan kerugian besar akibat kerusakan lingkungan.
c. Dampak Terhadap Perairan : Perairan pada suatu wilayah terdiri dari
materi dan energi untuk mendukung kehidupan, yang popular dengan
daya dukung lingkungan. Polutan merupakan materi dan energi asing
yang memasuki badan air, sehingga menurunkan daya dukung
lingkungan. Kondisi tercemar terjadi bila perubahan tersebut
menyebabkan badan air berubah dari peruntukannya. Bahan organik
merupakan bahan yang dominan sebagai polutan.
4. Pasca operasi : lahan yang tidak bisa dipergunakan lagi, kasus penyakit
pada masyarakat yang tinggi, perairan yang telah tercemar, meningkatnya
angka pengangguran karena ketiadaan lahan pekerjaan.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanfaatan energi uap bumi memang dapat digunakan untuk


pembangkit listrik berskala besar, selain dapat memenuhi kebutuhan listrik
dunia jenis energi ini juga memiliki cadangan yang sangat banyak di bumi.
Pengelolaan yang terus dilakukan akan dapat menambah pasokan
kebutuhan energi pembangkit listrik di berbagai negara. Namun, meskipun
memiliki manfaat yang besar. Penggunaan atau pemanfaatan energi uap juga
memiliki kelemahan dan juga kekurangan yang mana dapat menimbulkan
masalah terhadap pencemaran lingkungan. Untuk mengantisipasi dan
meminimalkan potensi dampak yang diakibatkan oleh pembangunan PLTU
khususnya pada aspek lingkungan dan sosial, maka semua pihak terkait
perlu memperhatikan dan memahami serta mematuhi peraturan dan
kebijakan terkait baik berupa Regulasi, Undang - Undang, Hukum, Peraturan
Pemerintah, dan lain sebagainya, serta memiliki komitmen untuk
melaksanakannya dengan baik, benar dan penuh tanggung jawab.
.

15

Anda mungkin juga menyukai