Anda di halaman 1dari 35

DAMPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DISEL (PLTD)

TERHADAP LINGKUNGAN

OLEH :

LENI LUSTIAWATI DEWI, S.Pd 197403192007012004

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III

SMA NEGERI 2 CIKARANG UTARA

Th. 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era modern seperti sekarang, listrik merupakan salah satu kebutuhan
yang pokok bagi kehidupan. Banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang
belum mendapat pasokan energi listrik untuk kehidupan sehari-hari. Keterbatasan
pasokan listrik ini disebabkan penggunaan listrik yang berlebihan dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di rumah tangga, perusahaan maupun
industri.Untuk menanggulangi keterbatasan pasokan listrik ini, maka
banyakdidirikan pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia, salah satunya adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD Telaga PT. PLN (Pesero) wilayah
SULUTTENGGO cabang gorontalo yang bertanggung jawab dalam penyediaan
layanan ketenaga listrik di Provinsi Gorontalo. Listrik yang dihasilkan dari
pembangkit ini mengalami proses siklus energi, yaitu dari bahan bakar minyak
bumi menjadi energi magnet, kemudianbaru menghasilkan energi listrik. Energi
arus panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak bumi, diubah
menjadi energi mekanikal yang dapat menggerakan atau memutar generator.
Namun dilain sisi pembangkit listrik tenaga diesel PLTD ini terdapat dampak
yang diberikakn kepada lingkungan seperti polusi suara, kualitas udara,kandungan
gas, kualitas air serta getaran. Dampak dampak ini tentunya akan mengganggu
aktifitas serta kesehatan pada masyarakat. Berkembangnya pemukiman sekitar
PLTD menimbulkan dampak lingkungan yang saling mempengaruhi baik dampak
operasional PLTD terhadap masyarakat disekitarnya maupun dampak dari
pemukiman tersebut terhadap beroperasinya PLTG.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
Motor diesel dinamai juga motor penyalaan kompresi (compression
ignition engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan
menyemprotkan bahan baker kedalam udara bertekanan dan temperature tinggi,
sebagai akibat dari proses didalam ruang baker kepala silinder.
Selain motor diesel dikenal juga jenis motor baker lainnya yaitu motor
bensin yang biasanya dinamai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine)
oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api
(listrik).
Jika dibandingkan dengan motor bensin, gas buang motor diesel tidak
banyak mengandung komponen beracun yang dapat mencemari udara. Selain dari
pada itu pemakaian bahan baker motor diesel lebih rendah (-/+ 25 %) dari pada
motor bensin, sedangkan harganyapun lebih murah sehingga penggunaan motor
diesel umumnya lebih hemat dari pada motor bensin sebagai penggerak mesin
industri. Ditinjau dari sisi investasi harga, motor diesel umumnya lebih mahal dari
motor bensin karena untuk kapasitas mesin yang sama motor diesel harus dibuat
dengan konstruksi dan berat yang lebih besar.
2.2 Bentuk dan Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Perhatikan gambar Dibawah ini :

Gambar 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit


Listrik Tenaga Diesel, yaitu :
1. Tangki penyimpanan bahan bakar berfungsi menampung sementara
bahan bakar
2. Penyaring bahan bakar berfungsi menyaring kotoran dan air yang
terdapat pada bahan bakar agar nantinya tidak menyumbat aliran bahan
bakar yang dapat menimbulkan berbagai masalah.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang
disaring).
4. Pengabut (nozel) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar mudah
bercampur dengan oksigen sehingga mudah terbakar dalam silinder
5. Mesin diesel merupakan alat yang menghasilkan energi mekanik melaui
proses pembakaran bahan bakar
6. Turbo charger berfungsi Untuk meningkatkan performa dari mesin diesel
7. Penyaring gas pembuangan berfungsi menyaring gas kotor yang dapat
mengganggu kesehatan sebelum dilepas keudara bebas
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator berfungsi sebagai pengubah energi mekanik menjadi energy
listrik.
10. Trafo berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan arus listrik
11. Saluran transmisi merupakan media yang digunakan untuk
mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik
sampai distribution station.

2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke
dalam penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu.
Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank).
Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari
daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan
temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan
bakar gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur
tekanan gas) untuk diatur tekanannya.

Gambar 2.2 Tangki Penyimpanan bahan bakar


Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara
start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger.
Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu.
Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai
±600°C.
Gambar 2.3 TurboCharger
Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang
bakar (combustion chamber).

Gambar 2.4 Ruang Bakar


Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM)
kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Gambar 2.5 Bahan bakar diinjeksikan ke dalam Ruang Bakar


Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (35 - 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis
yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
Gambar 2.6 Penyalaan terjadi didalam ruang bakar
Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
pada poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil
pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol
(crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak
bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Gambar 2.7 Crank Shaft


Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor
generator. Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik
sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasarkan hukum
faraday. “Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam
suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-
garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan
diinduksikan gaya gerak listrik.”
Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan
trafo step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja
trafo berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik.
Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul
garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan
sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari
primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul
induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.

Gambar 2.8 Trafo

Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban.


Di sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down
(jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).
Gambar 2.9 Distribusi kerumah-rumah
Pembangkit Listrik tenaga diesel adalah pembangkit tenaga listrik
dengan penggerak utama (prime mover) mesin diesel, untuk memutar generator.
Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-
pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan
tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan
rendah.Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga
listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan
transformator tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan
Tinggi (STT) menyalurkan tegangan listrik menuju pusat penerima, disini
tegangan siturunkan menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk
(GI), tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi
(TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang
tersebar diberbagai pusat-pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan
menjadi tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima pihak pemakai.

2.4 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Berikut ini adalah skema dasar dalam pembangkit listrik tenaga diesel.

Gambar 2.10 Skema Pembangkitan Listrik Tenaga Diesel


Secara umum, skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Untuk melakukan pembakaran opmtimal pada diesel engine, maka
diperlukan Oksigen dari udara di sekitar. Disinilah peran air filter yang
fungsinya untuk menyaring udara yang masuk ke turbocharger dan
enginer.

b) Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar,


menghasilkan energi untuk memutar generator yang kemudian
menghasilkan listrik yang dihubungkan ke trafo dan gardu listrik.

c) Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem
pendingin pada minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada
kendaraan bermotor). Sistem pendingin yang dipakai biasanya adalah
sistem heat exchanger dan sistem radiator atau kedua sistem ini
digabungkan.

d) Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air


digunakan sebagai sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki
konsep yaitu, air pendingin dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti
danau, sungai ataupun kolam buatan.

Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian


dihubungkan dengan pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air
pendingin ini akan ‘menyelimuti’ pipa minyak pelumas, sehingga terjadi
perpindahan suhu tinggi dari minyak ke suhu rendah (heat exchanging)
dari air, yang menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang.

Sedangkan air yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan
kembali menuju sumber air. Berikut seterusnya sistem ini bekerja.

e) Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada


kendaraan bermotor), minyak pelumas didinginkan dengan menggunakan
kipas radiator. Dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep
perpindahan suhu melalui radiasi, kipas radiator yang terus berputar akan
menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak pelumas.

2.5 Komponen-komponen Penting Mesin PLTD


1. Mesin / motor
Merupakan komponen dasar dari mesin yang memperkuat daya. Mesin
tersebut dirangkai dikopel langsung dengan generator.
2. Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Termasuk tangki bahan bakar, pompa pemindah bahan bakar, saringan alat
pemanas dan sambungan pipa kerja. Pompa pemindah bahn bakar
membutuhkan pemindahan bahan bakar dari ujung perantara ke tangki
penyimpan dan dari tangki penyimpan ke mesin. Saringan membutuhkan
jaminan kebersihan bahan bakar. Alat pemanas untuk minyak diperlukan
untuk lokasi yang mempunyai temperature yang dingin yang menganggu
aliran fluida.
3. Sistem Udara Masuk
Termasuk saringan udara, saluran pompa kompresor (bagian integral dari
mesin). Kegunaan saringan udara adalah untuk membersihkan debu dari
udara yang disuplai ke mesin, juga semua ini dapat menimbulkan kenaikan
daya keluaran.
4. Sistem Pembuangan Gas
Termasuk peredam dan penyambungan saluran. Temperatur pembuangan
gas panasnya cukup tinggi, gas ini merupakan pemanas minyak atau
persediaan udara pada mesin. Peredam mengurangi kegaduhan suara.
5. Sistem Pendinginan (Cooler System)
Termasuk pompa-pompa pendingin, menara pendingin, perawatan air atau
mesin penyaring dan sambungan pipa kerja. Kegunaan system
pendinginan adalah untuk meningkatkan panas dari mesin silinder yang
menyimpan temperature sislinder dalam tempat yang aman. Pompa
mengedarkan air melewati silinder dan kepala selubung mengangkut
panas. Sistem pendinginan membutuhkan sumber air, sebuah pompa dan
tempat untuk pembuangan air panas, penyebaran air oleh mesin pendingin
ini seperti dalam alat radiator, pendingin uap, menara pendingin,
penyemprot dan sebagainya.
6. Sistem Pelumasan (lube oil system)
Termasuk pompa minyak pelumas, tangki minyak, penyaring, pendingin,
alat pembersih dan sambungan pipa kerja. Fungsi sistem pelumasan yaitu
untuk mengurangi pergeseran dari bagian yang bergerak dan mengurangi
pemakaian dan sobekan bagian-bagian mesin.
7. Sistem Penggerak Mula
Termasuk aki, tangki hampa udara, starter sendiri dan sebagainya. Fungsi
sistem penggerak mula adalah menjalankan mesin. Sistem ini
memungkinkan mesin pada awalnya berputar dan berjalan sampai terjadi
pembakaran dan unit meninggalkannya untuk memperoleh daya [1].

2.6 Udara Ambien

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan


troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk
hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Dalam keadaan normal, udara
ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon
(0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%).  Baku mutu udara ambien 
merupakan ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang
ada atau seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien [2].

konsentrasi zat pencemar di udara ambien sangat dipengaruhi oleh :

a. Sumber emisi ( alamiah dan anthropogenik)

b. Faktor meteorologi ( temperatur, tekanan, kelembaban, intensitas


matahari, curah hujan , mixing height , arah dan kecepatan angin )
c. Faktor topografik. Karena intensitas sumber emisi dan faktor
meteorologis ( khususnya arah dan kecepatan angin) selalu berubah , maka
dengan demikian konsentrasi zat pencemar di udara ambien juga selalu
berubah (tidak konstan). Perubahan konsentrasi zat pencemar di udara
ambien terjadi karena perubahan waktu ( temporal) dan juga terjadi karena
perubahan tempat (spatial ).

Berdasarkan proses pembentukannnya, zat pencemar di udara ambien


dapat dibedakan di zat pencemar primer dan zat pencemar sekunder . Zat
pencemar primer dapat didefinisikan sebagai zat pencemar yang terbentuk
di sumber emisinya ( SO 2, NOx) , sedangkan zat pencemar sekunder
merupakan zat pencemar yang terbentuk di atmosfer, yang merupakan
produk dari reaksi kimia beberapa zat pencemar ( seperti senyawa oksidan
dan ozon ). Sedangkan berdasarkan fasanya , zat pencemar di udara
dibedakan atas zat pencemar berupa aerosol , atau partikulat (debu) dan zat
pencemar berupa gas ( SO2, NOx,, Ozon dll)

Bahan pencemar udara yang dapat dikeluarkan oleh industri maupun


pembangkit listrik antara lain adalah partikel debu, gas SO2 (sulfur
diaoksida), gas NO2 (nitrogen dioksida), gas CO (karbon monoksida), gas
NH3 (amoniak), dan gas HC (hodro karbon). Perubahan kualitas udara
ambien, biasanya mencakup parameter-parameter seperti gas SO2, NO2,
CO, NH3, O3, H2S, HC, dan partikel debu. Apabila terjadi peningkatan
kadar bahan-bahan tersebut diudara ambien yang melebihi nilai baku mutu
udara ambien yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan.

Udara bersih merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak
berwarna dan berasa. Akan tetapi kini udara yang benar-benar bersih
sudah sulit diperoleh, teutama di areal industry dan wilayah yang padat
lalu lintasnya. Berikut ini dijelaskan karakteristik beberapa gas yang
terkandung di dalam udara:
1. SOx

SOx atau belerang mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda,


yaituSO2 dan SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan)
benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
pengkaratan (korosi) dan proses kimia lainnya. Pada gas buangan hasil
pembakaran pada umumnyamengandung gas SO2 lebih banyak dari pada
gas SO3. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan
industry menyebabkan kadar gas SOx di uadara meningkat. Reaksi antar
SOx dan uap air yang ada di udara akan membentuk asam sulfit ataupun
asam sulfat apabila turun ke bumi akan mengakibatkan hujan asam. Efek
hujan asam adalah dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada
manusia dan hewan SOx akan menyebabkan gangguan pada system
pernafasannya. Hal ini terjadi karena gas SOx yang mudah menjadi asam
tersebut menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan saluran
nafas yang lain sampai paru-paru.

2. O2

Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Atmosfer
atau udara merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat
homogen. Susunan utama dari udara kering adalah 78,09% nitrogen,
20,95% oksigen, 0,93% gas-gas mulia dan 0,03% karbon dioksida dan
beberapa gas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil (renik). Oksigen
atmosfer berperan penting selain untuk bernafas bagi manusia, oksigen
juga berperan dalam reaksi yang menghasilkan energi seperti pada
pembakaran bahan bakar fosil dan digunakan oleh orgaisme aerobic dalam
proses degradasi bahan organic. Pembakaran dari bahan bakar fosil
membutuhkan banyak oksigen akan tetapi hal tersebut tidak
membahayakan kontinuitas oksigen karena semua oksigen dalam bentuk
molekul yang sekarang ada dalam atmosfer merupakan hasil dari kegiatan
fotosintesis oleh organisme.

3. H2S

Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk
dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah
PPM ( part per milion ). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam,
asam belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian
zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di
dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi
pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan
sampah.

Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :

Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada
konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.

Merupakan jenis gas beracun.

Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive


Limit) 4.3% (43000 PPM) sampai UEL (Upper Explosive Limite) 46%
(460000 PPM) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 5000 F
(2600C).

Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan
cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S
sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S :
1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm.

H2S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut dalam air 437 ml/100
ml air pada 0 0 C; 186 ml/100 ml air pada 400 C).

H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan


logam.
Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang
terkandung oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen
dan unsur-unsur lainnya. Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses
oksidasi di dalam tubuh. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan
dibawa oleh darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika seseorang
menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi
oksigen yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga kinerja
otakpun akan terganggu. Tingkat konsentrasi gas H2S di otak yang
semakin tinggi akan mengakibatkan lumpuhnya saraf pada indera
penciuman dan hilangnya fungsi kontrol otak pada paru-paru. Akibat
fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga
seseorang dapat hilang kesadaran dan meninggal dalam ukuran waktu
tertentu.

4. CO (Karbon Monoksida)

CO atau karbonmonoksida adalah gs yang tidak berwarna, tidak berbau


dan tidak berasa. Gas ini dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -
192 0C. Sumber gas CO berasal dari gas buang kendaraan bermotor
berbahan bakar fosil, proses industry, hasil kegiatan gunung berapi proses
biologi dan lain-lain. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat
konsentrasi gas CO akan lebih tinggi. Dalam konsentrasi yang tinggi gas
CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Keracuanan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan
berupa pusing, sakit kepala dan mual. Sedangkan untuk keadaan yang
lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan
pada sisem kardiovaskuler, serangan jantung bahkan sampai pada
kematian.

5. NO2 (Nitrogen Dioksida)

Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan


yang paling tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir
sempurna menjadi mono atom di daerah atmosfer dengan altitude yang
lebih tinggi, molekul nitrogen terdisosiasi secara langsung oleh radiasi
ultra violet. Senyawa NO2 terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang
berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Senyawa NOx ini sangat
tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan berikatan dengan
oksigen untuk  membentuk NO2. Inilah  yang amat berbahaya karena
senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam
nitrat. NO merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat.
reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon
yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap
awan fotokimi (photochemical smog) [3].

2.7 Mutu dan Kualitas Air

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, Baku mutu air adalah ukuran
batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di
dalam air. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat
energi atau komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran  kualitas air.
Didapatkan beberapa Parameter Kualitas Air, yaitu:

 Kecerahan
            Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi
menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam Perairan,
kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan
dinyetakan dalam (%). Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai
kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan
mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai
dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-
lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling
keruh.
 Suhu 
            Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang banyak
mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air
dapat dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika
didalam laut, tetapi juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau
tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian
meteorologi. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi.
Faktor- faktor metereolohi yang berperan disini adalah curah hujan,
penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan radiasi
matahari.
            Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu
penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh
suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat
sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya
bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai
ekstrim(drastis).
 Kekeruhan
Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam
meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut
kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat
kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam
badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis
untuk melakukan proses fotosintesis.
 Kepadatan (density/berat jenis)
Pada suhu 4 oC-(3,95oC ) air murni mempunyai kepadatan yang
maksimum yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari
4oC kepadatan/berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau
suhunyanlebih rendah dari 4oC. Sifat air yang demikian itu, maka akan
terjadi pelapisan-pelapisan suhu air padandanau atau perairan dalam, yaitu
pada lapisan dalam suatu perairan  suhu air makin rendah disbanding pada
permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan
terapung. Akibat dari sifat tersebut akan menimbulkan
pergolakan/perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara
vertikal maupun horizontal. Sifat air ini mengakibatkan pada perairan
didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada
bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa cairan
sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung. Selain itu
keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan/ menyebarkan
berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi fitoplankton
dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air lainnya.

Dasar perairan adalah merupakan akumulasi pengendapan mineral-


mineral yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan
oleh mahluk hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air
karena mendapatkan sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang
oligotrof (cukup banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak
banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan
mineral-mineral yang datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-
mineral tersebut akan di absorbsi oleh dasar perairan .Sedangkan kerugian
adanya aliran air ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering
menimbulkan “upwalling” pada danau-danau, sehingga menyebabkan
keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal ini disebabkan kondisi air
yang anaerob (oksigen rendah) dan zat-zat beracun dari dasar perairan
akan naik kepermukaan air.

 Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam
perairan. Pengertian salinitas yang sangat mudah dipahami adalah jumlah
kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan
salinitas ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah
menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan
semua bahan organik telah dioksidasi. Pengertian salinitas yang lainnya
adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air
contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya
adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut,
KNO3 dan lainlain. Salinitas dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer.
Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt)
atau promil (o/oo). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar
antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan
perairan laut berkisar antara 30–35 ppt.

 Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dampak yang ditimbulkan
limbah sangat bervariasi tergantung dari jeni slimbah , volume, jenis
industri dan penggunaan produk oleh masyarakat, limbah industri
merupakan sumber utama yang menyebabkan pencemaran air pada saat ini
dan banyak fakta menunjukkan peningkatan polusi setiap tahun terutama
oleh Negara-Negara yang maju industrinya, tingkat pembuangan limbah
domestik dan industri sangat berfariasi serta jumlah besar yang tidak
diproses lebis lanjut menyebabkan kualitas perairan menjadi tidak stabil
serta kemampuan badan air tidak mampu mengencerkan terutama limbah
cair sehingga ketersedian kuantitas yang cukup dan kuantitas air yang
memadai menjadi terancam. Regulasi yang dihasilkan limbah industri
mengejar hasil dan keuntungan yang tinggi tanpa memperhatikan kaidah-
kaidah keseimbangan dan keberlanjutan ekologi yang pada akhirnya
menimbulkan bahaya kesehatan terhadap organisme dan manusia.
Pengelolaan air dan pembuangan limbah industri merupakan faktor
membutuhkan biaya yang signifikan dan aspek penting dalam
menjalankan sebuah industri. Limbah industri meningkatkan konsentrasi
polutan baik air maupun sedimen. Polutan pada konsentrasi yang tinggi
dapat menjadi racun bagi organime yang berbeda, efluen juga
menimbulkan dampak negatif yang besar terhadap kualitas air yang
diperuntukkan untuk kepentingan manusia, maupun organisme. Sehingga
setiap efluan dianjukan untuk mentritmen limbah terlebih dahulu agar
dapat meminimalisir dampak, oleh karena itu setiap industri yang
membuang limbah tanpa melalui tritmen maka dikenakan sangsi berupa
pengenaan biaya langsung, pemantauan dan pengawasan sangat penting
untuk menjamin perlindungan sumberdaya air dan degradasi lebih lanjut.
Setiap negara mencoba membuang limbah dengan biaya rendah,
sedangkan peraturan yang terapkan oleh pemerintah di perketat. Konsumsi
air di pada setiap Negara tidak hanya memperhatikan faktor ekonomi,
akan tetapi faktor pengelolaan limbah yang terkait dengan proses dan
kinerja alat sangat perperan dalam penurunan konsentrasi limbah sebelum
dibuang ke lingkungan. Selain itu, posisi industri yang menghasilkan
produk alami, menjaga citra mereka dalam memasarkan hasil produksinya
dan kebijakan pengelolaan limbah yang tepat dan sesuai dengan ketetapan
pemerintah [4].

2.8 Dampak yang disebabkan oleh PLTD

 Kualitas Udara

Jenis dampak yang dikelola adalah menurunnya kualitas udara ambien.


Sumber Dampak Sumber dampak menurunnya kualitas udara ambien
adalah kegiatan pengoperasian sistem pembangkit yang menghasilkan
emisi gas berupa CO, SO2 dan NO2. Lokasi dilakukan pengamatan adalah
pada tapak proyek PLTD Telaga dan lokasi di sekitar PLTD Telaga yaitu
lokasi pemukiman penduduk sebelah utara, timur, selatan dan barat dari
PLTD Telaga Parameter Lingkungan yang Dipantau yaitu Parameter
kualitas udara yang mengandung gas Karbon Monoksida (CO), Sulfur
Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Metode pengamatan yang
digunakan adalah dengan mengambil sampling udara kemudian dianalisis
di laboratorium. Jangka waktu pemantauan adalah selama masa
operasional PLTD Telaga dan frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan
sekali.

 Kebisingan
Jenis dampak yang dikelola adalah meningkatnya tingkat kebisingan
disekitar lokasi PLTD Telaga. Sumber Dampak Sumber dampak
meningkatnya tingkat kebisingan adalah kegiatan pengoperasian sistem
pembangkit. Parameter yang ditinjau adalah tingkat kebisingan, kemudian
metode pengamatan yang digunakan adalah pengukuran langsung (insitu)
dengan menggunakan alat Sound Level Meter.Jangka waktu pengamatan
yang dilakukan adalah selama masa operasional PLTD Telaga dan
frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan sekali.
 Getaran

Jenis dampak yang dikelola adalah timbulnya getaran di sekitar lokasi


PLTD Telaga. Sumber Dampak Sumber dampak getaran adalah kegiatan
pengoperasian sistem pembangkit. Parameter yang dipantau adalah tingkat
getaran. Metode pengamatan yang digunakan adalah pengukuran langsung
(insitu) dengan menggunakan alat Vibration Meter. Jangka waktu
pengamatan yang dilakukan adalah selama masa operasional PLTD Telaga
dan frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan sekali.

 Kualitas Air
Jenis dampak yang dikelola adalah menurunnya kualitas air di sekitar
lokasi PLTD Telaga. Sumber Dampak Sumber dampak kualitas air adalah
kegiatan pengoperasian sistem pembangkit, pemeliharaan mesin, serta
pengadaan dan penimbunan bahan bakar yang menghasilkan limbah cair
berupa buangan sisa oli dan ceceran bahan bakar solar. Parameter yang
dipantau adalah kualitas air baik parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel dan kemudian
dianalisis di laboratorium Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Manado
Sulawesi Utara, kemudian untuk jangka waktu pengamatan adalah selama
masa operasional PLTD Telaga dan frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan
sekali.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa
Upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan
mengacu pada dokumen Revisi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) PLTD Telaga yang ditelah disahkan
melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo
NO. 660/S.Kep. DLH174/2007 Tanggal 3 Juli 2007.

3.1.1. Kualitas Air


Dalam melakukan pemantauan kualitas air setelah dilakukan
kegiatan pengelolaan lingkungan, dilakukan pengambilan sampel air, baik
air tanah maupun air limbah. Untuk air limbah dilakukan pengambilan
sampel pada saluran pembuangan yang terdapat di lokasi PLTD Telaga.
Pada saat ini PLTD Telaga telah memperbaiki bak pengolahan limbah cair
sehingga hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa parameter
limbah telah berada di bawah baku mutu yang ditetapkan. Lokasi
pengambilan sampel pada saluran 2 (dua) titik yaitu sebelum pengolahan
dan setelah pengolahan. Untuk air tanah dilakukan pengambilan sampel
pada sumur penduduk yang terdapat di sekitar PLTD Telaga sebanyak 3
(tiga) titik sampel yaitu sumur penduduk di sebelah Timur PLTD Telaga,
satu titik di sebelah Selatan PLTD Telaga atau di Jalan Bali dan satu titik
di sebelah Barat Jl. Agus Salim.
Hasil pemantauan terhadap pengelolaan limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan operasionalisasi PLTD Telaga menunjukkan bahawa pihak
manajemen PLTD Telaga telah memiliki komitmen yang baik terhadap
pengelolaan limbah cair. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kolam
pengolah limbah yang telah berfungsi dengan baik. Hasil analisis terhadap
limbah cair menunjukkan bahwa kandungan COD pada kolam setelah
pengelohan adalah 42 mg/L (di bawah baku mutu 300 mg/L), kandungan
TOC adalah 9,1 mg/L (di bawah baku mutu 110 mg/L) dan oli/minyak
kandungannya adalah < 5 mg/L (dibawah baku mutu 15 mg/L). Dengan
demikian disimpulkan bahwa limbah cair PLTD Telaga telah layak untuk
dialirkan ke lingkungan. Bioindikator menunjukkan bahwa pada kolam
hasil pengolahan limbah dapat dihidupi oleh ikan. Hasil analisis
laboratorium bulan Juni Tahun 2014 menunjukkan bahwa kualitas air
sumur di sekitar lokasi PLTD Telaga masih memenuhi syarat sebagai air
minum. Hal ini terlihat dari hasil analisis hampir seluruh parameter yang
dipersyaratkan masih berada di bawah baku mutu untuk syarat air minum.
Parameter deterjen menunjukkan kandungan yang berada pada batas baku
mutu yaitu 0,5 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa air sumur penduduk di
sekitar PLTD sudah mulai tercemar deterjen. Hal ini disebabkan karena
kebiasaan penduduk yang melakukan kegiatan MCK di sekitar lokasi
sumur.
 Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah menurunnya kualitas air di
sekitar lokasi PLTD Telaga.
 Sumber Dampak
Sumber dampak kualitas air adalah kegiatan pengoperasian sistem
pembangkit, pemeliharaan mesin, serta pengadaan dan penimbunan
bahan bakar yang menghasilkan limbah cair berupa buangan sisa oli
dan ceceran bahan bakar solar.
 Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
a. Melokalisir sisa oli dan bahan bakar dengan membuat saluran
limbah yang kedap.
b. Membuat water oil separator untuk memisahkan minyak dari
oli.
c. Menampung oli dan ceceran bahan bakar dalam wadah tertentu
(drum) dan selanjutnya dimusnahkan atau dibakar dalam
insenerator.

3.1.2. Kualitas Udara Ambien


Untuk mengetahui kualitas udara ambien dan kebisingan dilakukan
dengan pengambilan sampel kualitas udara dan debu. Lokasi pengukuran
yaitu di lokasi tapak proyek PLTD dan lokasi pemukiman di sekitar PLTD
Telaga, yaitu sebelah Utara, sebelah Timur, sebelah Selatan dan sebelah
Barat PLTD Telaga. Data kualitas udara pada saat rona awal dan setelah
pemantauan Tahun 2006 dan 2007 ditunjukkan pada Tabel 3.1. Data
kualitas udara pada saat rona awal dan setelah pemantauan Tahun 2009
dan 2010 ditunjukkan pada Tabel 3.2. Data kualitas udara pada saat rona
awal dan setelah pemantauan Tahun 2011 dan 2012 ditunjukkan pada
Tabel 3.3 dan Tabel 3.4. Hasil pemantauan Tahun 2013 dan 2014
ditunjukkan pada Tabel 3.5 dan 3.6. Sejak bulan Oktober tahun 2012 juga
dilakukan pengukuran kualitas udara terhadap 10 buah genset yang
beroperasi pada PLTD Telaga seperti ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Parameter kualitas udara yang diukur adalah kandungan debu, gas CO,
SO2, dan NOx.

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Pada Saat Rona Awal dan
Hasil Pemantauan Lingkungan Tahun 2007 di Sekitar Lokasi PLTD Telaga Pada
Tahap Operasional
Tabel 3.2 Hasil Pemantauan Lingkungan Kualitas Udara Ambien
Tahun 2009 dan Tahun 2010 di Sekitar Lokasi PLTD Telaga Pada
Tahap Operasional

Tabel 3.3 Hasil Pemantauan Lingkungan Kualitas Udara Ambien


Tahun 2011 dan Tahun 2012 di Sekitar Lokasi PLTD Telaga Pada
Tahap Operasional

Tabel 3.4. Hasil Pemantauan Lingkungan kualitas Udara Ambien


Tahun 2011 dan Tahun 2012 di Sekitar Lokasi PLTD Telaga Pada
Tahap Operasional
Tabel 3.5 Hasil Pemantauan Lingkungan Kualitas Udara Ambien
Periode Januari – Juni dan Juli – Desember Tahun 2013 di Sekitar
Lokasi PLTD Telaga Pada Tahap Operasional

Tabel 3.6 Hasil Pemantauan Lingkungan Kualitas Udara Ambien


Periode Januari – Juni Tahun 2014 di Sekitar Lokasi PLTD Telaga
Pada Tahap Operasional
 Kandungan Gas-gas
Pada Tabel 3.1 terlihat bahwa kandungan gas-gas baik gas Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) di
ruang mesin dan pemukiman di sekitar lokasi PLTD masih dibawah baku
mutu yang ditetapkan. Kandungan gas Karbon Monoksida di sekitar lokasi
cerobong meningkat signifikan dibanding Tahun 2011. Pada Tahun 2011
kandungan gas CO sebesar 114 µg/Nm3 dan pada pemantauan I Tahun 2012
meningkat menjadi 1.160 µg/Nm3 dan hasil pemantauan ke II Tahun 2012
tetap stabil sebesar 1.160 µg/Nm3 . Hasil ini masih di bawah batas baku
mutu yang ditetapkan sebesar 30.000 µg/Nm3. Demikian pula kandungan
gas CO di sekitar pemukiman masyarakat sudah mengalami penurunan dan
cenderung stabil. Secara umum kualitas udara tetap berada di bawah baku
mutu yang ditetapkan. Kandungan gas pada ruang mesin dan pemukiman
di sekitar lokasi PLTD cenderung stabil dan tidak mengalami peningkatan.
Peningkatan kandungan gas SO2 pada ruang mesin disebabkan oleh jumlah
mesin yang beroperasi lebih banyak dibanding pada saat pengukuran Tahun
2006. Hasil pengukuran kuaitas udara ambien periode Januari – Juni Tahun
2013 menunjukkan bahwa kandungan gas CO di ruang mesin mengalami
peningkatan dari hasil pengukuran periode Desember 2012 yaitu 1160
µg/Nm3 meningkat menjadi 1.200 µg/Nm3. Walaupun terjadi peningkatan,
tetapi angka masih berada di bawah baku mutu yang dipersayaratkan pada
PP Nomor 41 Tahun 1999. Trend hasil pengukuran gas-gas sejak Tahun
2006 sampai dengan Tahun 2014 ditunjukkan pada Gambar berikut :
Gambar 3.1 Trend Kandungan Gas CO di sekitar Lokasi PLTD Telaga
Gorontalo

Gambar 2.2 Trend Kandungan Gas SO2 di sekitar Lokasi PLTD Telaga
Gorontalo
Gambar 2.3 Trend Kandungan Gas NOx di sekitar Lokasi PLTD Telaga
Gorontalo

Hasil analisis udara emisi akibat beroperasinya genset dari 10 buah


genset yang terukur Pada Oktober Tahun 2012 menunjukkan nilai sebesar
32-42 mg/m3 (CO), 38 – 48 mg/m3 ( SO2), 35-51 mg/m3(NO2). Hasil ini
masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan. Hasil pengukuran
emisi dari opersionalisasi genset pada bulan Juni 2014 menunjukkan
bahwa kandungan gas-gas yang dihasilkan dari ceronbong genset masih
berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Trend hasil pengukuran
gas-gas hasil emisi cerobong ditunjukkan pada Gambar 2.4.

3.2. Solusi
Berikut ini adalah bentuk upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan berdasarkan jenis dampak yang ditimbulkan
pada PLTD Telaga, Gorontalo :
3.2.1. Kualitas Udara Ambien
 Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah menurunnya kualitas udara
ambien.
 Sumber Dampak
Sumber dampak menurunnya kualitas udara ambien adalah
kegiatan pengoperasian sistem pembangkit yang menghasilkan
emisi gas berupa CO, SO2 dan NO2.
 Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
a. Menjaga efisiensi pembakaran dengan
merawat/membersihkan mesin serta komponen-
komponennya secara rutin.
b. Menanam pohon yang bertajuk rimbun untuk menangkal
sebagian gas yang keluar dari cerobong.
c. Mengadakan sosialisasi dan pendekatan dengan masyarakat
sekitar PLTD Telaga, tentang manfaat dan dampak-dampak
dari pengoperasian PLTD serta cara penanggulangan yang
praktis.
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah di dalam areal/tapak proyek PLTD
Telaga
 Periode/waktu Pengelolaan
Periode pelaksanaan pengelolaan adalah selama masa
operasionalisasi sistem pembangkit.
3.2.2. Kualitas Air
 Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah menurunnya kualitas air di
sekitar lokasi PLTD Telaga.
 Sumber Dampak
Sumber dampak kualitas air adalah kegiatan pengoperasian sistem
pembangkit, pemeliharaan mesin, serta pengadaan dan
penimbunan bahan bakar yang menghasilkan limbah cair berupa
buangan sisa oli dan ceceran bahan bakar solar.
 Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
a. Melokalisir sisa oli dan bahan bakar dengan membuat saluran
limbah yang kedap.
b. Membuat water oil separator untuk memisahkan minyak dari
oli.
c. Menampung oli dan ceceran bahan bakar dalam wadah
tertentu (drum) dan selanjutnya dimusnahkan atau dibakar
dalam insenerator
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah di dalam areal/tapak proyek PLTD
Telaga.
 Periode/waktu Pengelolaan
Periode pelaksanaan pengelolaan adalah selama masa
operasionalisasi sistem pembangkit.
BAB IV

KESIMPULAN

Hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan PLTD tahap Opersaional maka


hal-hal yang telah dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Area Gorontalo selaku
pemrakarsa adalah :

1. Bahwa pemrakarsa telah melaksanaan kewajiban pengelolaan


lingkungan sesuai arahan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Pelaksanaan
pengelolaan yang telah baik dilaksanakan adalah pengolahan limbah
cair, penataan lingkungan di halaman PLTD dan penaatan terhadap
keselamatan kerja.
2. Parameter lingkungan yang masih diatas ambang baku mutu adalah
tingkat kebisingan. Dengan demiian kegiatan pengelolaan lebih
ditingkatkan antara lain untuk menanam pohon-pohon dengan jenis
yang berdaun kecil (bambu) di sepanjang pagar pembatas PLTD
Telaga dengan pemukiman penduduk, serta penggunaan alat
keselamatan kerja bagi pada karyawan.

3. PT. PLN (Persero) Area Gorontalo selaku pemrakarsa wajib


menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
komitmen perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.
Daftar Pustaka

[1] Elektro,musdar. April 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Kendari.


https://www.academia.edu/26268207/MAKALAH_PLTD

[2] Pusat Pendidikan Pemasyarakatan. 15 September 2016. RSNI3 Udara Ambien. Badan
Standarisasi Nasional. http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/7812/RSNI3-Udara-
Ambien---Berikan-Pendapat-untuk-Udara-Sehat-#.XA-HqLpuLIU

[3] Anomim. 3 November 2016. Kualitas Udara Ambien.


https://circleses.wordpress.com/2016/11/03/kualitas-udara-ambien/

[4] fikrih, rizallul. 1 Desember 2015. Manajemen Kualitas Air.


http://fikrihrizallul.blogspot.com/2015/12/makalah-manajemen-kualitas-air.html

Anda mungkin juga menyukai