Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP


(PLTGU)
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konversi Energi Listrik
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh :
ANTONIUS WAHYU PUTRA PERDANA (185114001)
YULIUS BRILIAN ABDIKRISFANI SINABA (185114002)
IGNASIUS EKO YULIYANTO (185114016)

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKUTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
berjudul “Pembangkit Tenaga Listrik Gas Uap” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Konversi Energi Listrik.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan baik ataupun kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
khususnya bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... v
BAB I ANALISIS SITUASI ....................................................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi Kelistrikan di Indonesia ...................................................................... 1
1.2 Analisis PLTGU ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP .......................................................... 6
2.1 Bagian-Bagian Utama PLTGU ..................................................................................... 6
2.2 Perinsip Kerja PLTGU ................................................................................................ 12
BAB III PLTGU TAMBAK LOROK di SEMARANG ........................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Combustion Chamber .............................................................................................. 6


Gambar 2.2 Turbin Gas ............................................................................................................... 7
Gambar 2.3 Cranking Motor ....................................................................................................... 7
Gambar 2.4 Heat Recovery Steam Generator ............................................................................. 8
Gambar 2.5 Economizer .............................................................................................................. 9
Gambar 2.6 Drum ...................................................................................................................... 10
Gambar 2.7 Diverter, Bypass Stack, Exaust Stack .................................................................... 10
Gambar 2.8 Turbin Uap ............................................................................................................. 11
Gambar 2.9 Daerator ................................................................................................................ 12
Gambar 2.10 Skema Blok PLTGU, Terdiri dari 3 Unit PLTG dan 1 Unit PLTU .................... 13
Gambar 2.11 Konfigurasi 1 Turbin Gas, 1 HRSG serta 1 Turbin Uap ..................................... 14
Gambar 2.12 Konfigurasi 2 Turbin Gas, 2 HRSG serta 1 Turbin Uap ..................................... 15
Gambar 2.13 Konfigurasi 3 Turbin Gas, 3 HRSG serta 1 Turbin Uap ..................................... 15
Gambar 3.1 Unit Pembangkit Semarang ................................................................................... 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kapasitas Pembangkit Listrik 2015-2019 ........................................................... 1


Tabel 1.2 Penyedian Sarana Transmisi Nasional Tahun 2015-2018 ........................................... 2
Tabel 1.3 Laju Rasio Elektrifikasi Nasional Tahun 2015-2019 .................................................. 3
Tabel 3.1 Operates Generator Unit ............................................................................................ 17

v
BAB I
ANALISIS SITUASI

1.1 Analisis Situasi Kelistrikan di Indonesia


Ketenagalistrikan di Indonesia semakin berkembang cepat. Banyak pembangkit tenaga
listrik yang sudah terbangun dibanyak daerah. Dalam statistik ketenagalistrikan tahun 2019
tercatat kapasitas tepasang pembangkit tenaga listrik di Indonesia mencapai 69.678,85
MegaWatt (MW). Pembangkit tenaga listrik tersebut dibangun oleh PT PLN dan non-PLN.
Tercatat terdapat kenaikan jumlah kapasitas pembangkit dari tahun 2015 hingga tahun 2019
secara signifikan.
Tabel 1.1 Data Kapasitas Pembangkit Listrik 2015-2019
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Pembangkit 54.657,72 58.386,48 62.202,94 64.924,80 69.678,90
MW MW MW MW MW
PLN 36.052,18 37.704,59 39.100,33 40.814,92 42.355,17
MW MW MW MW MW
Non-PLN 18.605,54 20.681,89 23.102,61 24.109,89 27.323,73
MW MW MW MW MW

Kapasitas pembangkit tenaga listrik yang telah berkembang secara pesat harus diikuti
dengan perkembangan sarana transmisi yang besar juga. Sarana transmisi merupakan bagian
yang tidak kalah penting dari pendistribusian listrik. Di Indonesia sendiri sarana transmisi pada
tahun 2018 sudah mencapai 53.891,90 kms. Kms merupakan singkatan dari kilometer-sirkuit
yaitu satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa. Sarana transmisi
di Indonesia menggunakan sistem interkoneksi. Sistem interkoneksi ini digunakan untuk
menghubungkan pusat listrik dengan kapasitas diatas 100 MW. Sistem interkoneksi terdapat
banyak pusat dan banyak pusat beban yang saling dihubungkan oleh saluran transmisi. Pusat
beban biasanya disebut Gardu Induk (GI). Disetiap GI terdapat beban yang merupakan jaringan
distribusi yang digunakan untuk mendistribusikan listrik ke pelanggan listrik. Jaringan distribusi

1
2

dan konsumen ini merupakan subsistem distribusi. Dalam data statistik ketenagalistrikan tahun
2019 tercatat PLN sudah menyediakan 58.858,08 kms sarana transmisi di Indonesia. Catatan
data tersebut belum termasuk penyediaan sarana tranmisi yang dibuat non-PLN.
Tabel 1.2 Penyedian Sarana Transmisi Nasional Tahun 2015-2018
Uraian 2015 2016 2017 2018
Sarana Transmisi 41.678,40 kms 44.005,09 kms 48.800,05 kms 53.891,90 kms
500 kV 5.053 kms 5.056,27 kms 5.073,79 kms 5.218,37 kms
230-275 kV 1.512,71 kms 1.856,48 kms 2.889,25 kms 3.756,47 kms
150 kV 30.833,64 kms 32.423,02 kms 35.801,96 kms 39.560,08 kms
66-70 kV 4.279,05 kms 4.669,32 kms 5.035,05 kms 5.356,98 kms

Data pada tahun 2019 mencatat kapasitas pembangkit tenaga listrik di Indonesia mencapai
69.678,9 MW. Pembangkit tenaga listrik tersebut terdiri dari PLTU sebesar 43,64 %, PLTU MT
sebesar 3,26%, PLTU-M/G sebesar 2,96%, PLTG sebesar 7,68%, PLTGU sebesar 16,75%,
PLTMG sebesar 4,08%, PLTD sebesar 6,86%, PLTA sebesar 7,89%, PLTM sebesar 0,45%,
PLTMH sebesar 0,15%, PLTB sebesar 0,22%, PLTBg sebesar 0,16%, PLTBm sebesar 2,52%,
PLTP sebesar 3,06%, PLTS sebesar 0,21%, PLTSa sebesar 0,02%, dan PLT Hybrid sebesar
0,01%. Dari data PLTU merupakan pembangkit tenaga listrik yang memiliki kapasitas energi
listrik terbesar di Indonesia.
Berbicara tentang perkembangan pembangkit tenaga listrik di Indonesia ada kaitannya
dengan tingkat rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi adalah presentase jumlah rumah tangga
berlistrik atau yang sudah teraliri listrik dibagi dengan jumlah rumah tangga nasional. Jumlah
rumah tangga berlistrik yang dihitung tidak hanya dari rumah tangga PLN saja namun rumah
tangga non-PLN juga dicatat. Rumah tangga non-PLN berasal dari pemerintah daerah maupun
yang menggunakan lampu tenaga surya hemat energi. Di Indonesia rasio elektrifikasi pada tahun
2019 sudah mencapai 98,89%. Artinya terdapat beberapa rumah tangga belum teraliri listrik.
Dari data statistik pulau Sumatra dan Jawa sudah memiliki rasio elektrifikasi diatas 98%.
Sedangkan pulau Kalimantan terdapat satu provinsi dengan rasio elektrifikasi 94,60% yaitu
provinsi Kalimantan Tengah. Untuk pulau Selawesi rasio elektrifikasi terendah yaitu pada
provinsi Sulawesi Tenggara dengan 89,58%. Sedangkan pulau Papua provinsi Papua rasio
3

elektrifikasinya sebesar 94,31%. Rasio elektrifikasi terendah nasional berada di provinsi NTT
yaitu dengan 85,84%. Jika melihat data tersebut dapat dilihat rasio elektrifikasi yang rendah
juga disebabkan oleh letak geografisnya. Rata-rata provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi
yang rendah memiliki geografis berupa kepulauan dimana untuk mendistribusikan listrik sangat
sulit. Selain itu medan yang dilewati untuk sarana transmisi juga sangat sulit untuk dilewati.
Tabel 1.3 Laju Rasio Elektrifikasi Nasional Tahun 2015-2019
Tahun Jumlah Rumah Jumlah Rumah Tangga Rasio
Tangga Berlistrik Elektrifikasi
2015 65.669.197 57.983.048 88,30
2016 66.489.409 60.612.009 91,16
2017 67.228.573 64.105.549 95,35
2018 68.082.153 66.921.705 98,30
2019 72.713.606 71.903.458 98,89

Laju rasio elektrifikasi berkaitan juga dengan konsumsi dari masyarakat/pelanggan energi
listrik. Dari data yang ada, konsumsi listrik di Indonesia semakin meningkat. Konsumsi energi
listrik per kapita di Indonesia mampu mencapai angka diatas 1 MWh. Konsumsi listrik per
kapita merupakan perbandingan jumlah pemakaian tenaga listrik dibagi dengan jumlah
penduduk nasional. Tercatat pada tahun 2019 konsumsi listrik per kapita mencapai angka 1,08
MWh. Dengan demikian konsumsi listrik per kapita di Indonesia belum mencapai targetnya
yaitu sebesar 1,2 MWh. Jadi dalam kurun waktu kedepan Indonesia harus segera memenuhi
pasokan maupun pendistribusian yang lebih baik dan efisien, sehingga konsumsi listrik per
kapita dapat memenuhi target.

1.2 Analisis PLTGU


Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap ini terdiri dari beberapa PLTG dan PLTU. PLTGU di Indonesia merupakan pembangkit
terbanyak kedua dalam menghasilkan energi listrik setelah PLTU yaitu dengan presentase
4

16,75% pada tahun 2019. Tercatat dalam tahun 2019 PLTGU mampu menyediakan listrik
nasional sebesar 11.669,54 MW.
Dalam statistik ketenagalistrikan mencatat PLTD merupakan pembangkit listrik PLN
terbanyak secara nasional. Namun hanya mampu menghasilkan kapasitas energi sebesar 4.354,5
MW. Sedangkan untuk PLTGU milik PLN memiliki jumlah 70 unit dan mampu menghasilkan
kapasitas energi sebesar 10.207,53 MW. PLTGU merupakan produsen terbesar kedua setelah
PLTU yang dimiliki PLN yaitu mampu memproduksi 37.757,83 GWh. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa PLTGU memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dibandingkan pembangkit
tenaga listrik yang lainnya.
PLTGU merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU dimana keduanya memerlukan
bahan bakar. Bahan bakar PLTGU sendiri ada dua jenis yaitu minyak bumi dan gas alam.
Konsumsi bahan bakar untuk PLTGU ini sangat banyak. Pada tahun 2019 tercatat
28.235.958,24 liter minyak dan 313.125.153,02 mmbtu gas alam yang sudah terpakai. Bahan
bakar minyak bumi dan gas alam di Indonesia sangat berlimpah. Berdasarkan outlook energi
Indonesia tahun 2020 penyediaan energi saat ini yang paling banyak adalah minyak bumi
dengan 569 juta SBM (setara barel minyak). Sedangkan penyediaan untuk gas berada dinilai
288 juta SBM (setara barel minyak). Dilihat dari data tersebut penyediaan bahan bakar untuk
PLTGU masih sangat berlimpah.
Dengan sumber daya alam yang berlimpah maka PLTGU ini dapat membantu menjadi
penyokong dalam menghasilkan energi listrik. PLTGU memiliki prinsip kerja dengan
menggabungkan silkus PLTG dan PLTU sehingga secara prinsip kerja akan menghasilkan
beberapa keuntungan diantaranya yaitu :
a. Efisiensi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan pembangkit thermal yang lain.
PLTGU mampu meningkatkan efisiensi dari PLTG dan PLTU sehingga lebih efisien
dalam menghasilkan energi listrik.
b. PLTGU dapat mengurangi biaya bahan bakar atau biaya konsumsi energi.
c. Pembangunannya relatif lebih cepat.
d. PLTGU dapat memenuhi beban puncak maupun beban dasar dengan waktu yang cepat.
e. PLTGU memiliki fleksibilitas yang tinggi.
f. Dalam pengoperasiannya PLTGU kebanyakan sudah menggunakan sistem komputer
sehingga mempermudah dalam mengoperasikan.
5

Dengan adanya kelebihan PLTGU juga masih memiliki beberapa kekurangan yang harus
diperhatikan. Kekurangan PLTGU yaitu :
a. Prosedur pemeliharaan akan lebih sering dilakukan karena PLTGU bekerja disuhu
yang sangat tinggi.
b. PLTGU memerlukan lahan yang cukup luas untuk pembangunannya karena terdiri dari
beberapa blok.
c. PLTGU masih belum bisa dianggap ramah lingkungan. Walaupun PLTGU merupakan
pembangkit thermal yang paling ramah lingkungan diantara pembangkit thermal yang
lainnya.
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

2.1 Bagian-Bagian Utama PLTGU


Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap merupakan gabungan PLTG dan PLTU mempunyai
komponen sistem utama yaitu Gas Turbine Generator (GTG), Heat Recovery Steam Generator
(HRSG), dan Steam Turbine Generator (STG). Rincian dari ketiga komponen itu sebagai
berikut :
1. Gas Turbine Generator (GTG)
a. Kompresor
Kompresor ini berfungsi menaikkan tekanan dan temperatur udara yang telah disaring
air filter. Udara yang dihasilkan kompresor dimanfaatkan untuk pembakaran di
combustion chamber, pendingin turbin serta membantu proses pengkabutan bahan
bakar jika bahan bakar yang digunakan bahan bakar cair.
b. Air Filter (Filter Udara)
Filter udara berfungsi untuk menyaring udara yang akan digunakan sistem. Hal ini
dilakukan agar tidak ada partikel/kotoran yang ikut bersirkulasi kedalam sistem.
c. Combustion Chamber (Ruang Pembakaran)

Gambar 2.1 Combustion Chamber


Combustion Chamber/ruang pembakaran merupakan proses terjadinya pembakaran
bahan bakar dan udara dari kompresor. Dari proses pembakaran ini akan menghasilkan
energi thermal yang digunakan untuk memutar turbin.

6
7

d. Turbin Gas

Gambar 2.2 Turbin Gas


Turbin akan menerima aliran energi dari combustion chamber dan mengubahnya
menjadi energi mekanik.
e. Generator
Generator merupakan penghasil energi listrik dengan mengubah energi mekanik dari
turbin gas karena terhubung poros dengan turbin.
f. Alat Bantu
 Craking Motor, sebagai penggerak awal untuk turbin gas. Sebelum gas hasil
pembakaran mampu memutar turbin maka cranking motor berfungsi memutar
turbin. Energi penggerak motor ini diambil dari jaringan listrik 150 kV/500 kV.
 Torque Converter, berfungsi sebagai kopling hidraulik karena berisi pelumas.

Gambar 2.3 Cranking Motor


 Exiter, untuk menyearahkan arus untuk penguatan kutub magnet pada generator.
 Reduction Gear, digunakan untuk mengurangi kecepatan turbin agar sesuai yang
dibutuhkan oleh generator.
8

 Hydraulic Ratchet, berfungsi memutar poros turbin sebanyak 45o setiap 3 menit
untuk mempermudah saat start dan pendinginan saat stop sistem.
 Turning Gear, berfungsi sama dengan hydraulic ratchet tetapi secara kontinu dan
dengan putaran yang lambat.
 Bearing, berfungsi menahan beban poros yang berputar serta mengurangi gaya
aksial.

2. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

Gambar 2.4 Heat Recovery Steam Generator


Heat Recovery Steam Generator (HRSG) meruapakan alat yang mengambil aliran gas
dengan temperatur tinggi untuk mengahasilkan uap. Uap yang dihasilkan HRSG akan
digunakan untuk menggerakkan turbin uap pada pembangkit listrik dengan sistem
combine cyle. Komponen dari Heat Recovery Steam Generator sebagai berikut :
a. Stack Exhaust
Merupakan cerobong asap untuk gas buang yang telah melewati Heat Recovery Steam
Generator (HRSG). Letak stack exhaust ditunjukkan pada gambar 2.7.
9

b. Bypass Stack
Gas buang yang telah melewati turbin gas akan dibuang melalui cerobong ini, hal itu
terjadi saat open cyle. Letak bypass stack ditunjukkan pada gambar 2.7.
c. Superheater
Karena uap yang dihasilkan dari dari pipa-pipa yang dipanaskan berupa uap jenuh
maka temperaturnya dinaikan oleh superheater agar menjadi uap kering.
d. Reheater
Menaikkan kembali temperature uap pada turbin tekanan tinggi. Hal ini disesuaikan
dengan analisa termodinamika mengenai tekanan bertingkat pada turbin.
e. Economizer

Gambar 2.5 Economizer


Merupakan pipa-pipa air yang terhubung dengan saluran gas buang. Pipa ini didesain
dari segi bentuk dan bahannya agar efisiensi thermalnya naik.
10

f. Drum

Gambar 2.6 Drum


Drum berisi air dari economizer. Setengah dari drum berisi air dan setengah lagi berisi
uap. Kapasitas yang demikian dari drum harus dijaga, jika tidak sesuai maka akan
diatur melalui flow control valve agar tidak menyebabkan kerusakan.
g. Evaporator
Evaporator berisi air yang bersirkulasi melalui low header dan down corner. Selain
itu evaporator berfungsi mengubah air menjadi uap dan mengoptimalkannya agar
tidak terjadi kebocoran panas.
h. Diverter

Gambar 2.7 Diverter, Bypass Stack, Exaust Stack


Diverter berfungsi mengatur aliran gas buang dari turbin gas agar bisa dialirkan ke
HRSG atau langsung menuju cerobong pembuangan jika PLTU sedang tidak
dioperasikan. Pengaturan aliran gas buang ini dilakukan secara perlahan serta sangat
11

berguna saat mulai menjalankan sistem PLTU (start-up) dan sebaliknya saat akan
meenghentikannya (shutdown).

3. Steam Turbine Generator (STG)


a. Water Pump
Pompa air pengisi digerakkan motor listrik melalui pengaturan kopling hidraulik dan
berfungsi menciptakan tekanan pada air yang dialirkan ke boiler HRSG. Secara umum
satu blok PLTGU terdapat tiga pompa dengan kapasitas 65% dari kebutuhan blok.
Pompa ini dioperasikan secara bertahap sesuai dengan beban blok PLTGU.
b. Kondensor
Mengubah uap yang melewati turbin uap untuk menjadi air. Proses kondensasi tersebut
membutuhkan sistem pendinginan dengan air.
c. Turbin Uap

Gambar 2.8 Turbin Uap


Turbin berfungsi sebagai penggerak awal karena menerima aliran uap dari HRSG. Uap
akan dibuah menjadi energi mekanik yang selanjutnya diteruskan ke generator.
12

d. Daerator

Gambar 2.9 Daerator


Untuk mencegah korosi dan mengoptimalkan sistem daerator difungsikan untuk
menghilangkan kandungan oksigen dan gas yang terkandung dalam air pengisi.
e. Generator
Generator merupakan penghasil energi listrik dengan mengubah energi mekanik dari
turbin uap karena terhubung poros dengan turbin.

2.2 Perinsip Kerja PLTGU


Pengoperasian PLTGU menghasilkan gas buang dengan panas lebih dari 400oC dan
dialirkan ke Heat Recovery Steam Generator (HRSG). HRSG akan menghasilkan uap yang akan
dialirkan ke turbin uap sehingga berputar, karena terhubung dengan poros maka generator dapat
menghasilkan listrik. Kemudian uap yang telah melewati turbin uap akan masuk ke kondensor
hingga menjadi air kembali dan bersirkulasi ke HRSG. Karena PLTGU pada dasarnya
mengoptimalkan sistem PLTG dengan cara mengkombinasikan dengan PLTU maka daya yang
dihasilkan sistem PLTU berkisar 50% dari daya PLTG. Karena hal ini pengaturan daya yang
dihasilkan PLTGU dilakukan di PLTG, sedangkan PLTU menyesuaikan dari PLTG.
13

Gambar 2.10 Skema Blok PLTGU, Terdiri dari 3 Unit PLTG dan 1 Unit PLTU

Pembangkitan energi listrik pada PLTGU secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pembangkitan Listrik Turbin Gas
Pembangkitan listrik turbin gas ini terjadi pada PLTG yaitu dengan cara start motor
cranking yang akan memutar kompresor untuk mengambil udara dari luar disaring oleh
air filter kemudian dimampatkan. Kemudian udara yang dimampatkan itu dicampur
dengan bahan bakar (cair/gas) hingga terjadi pembakaran pada combustion chamber dan
pada ahkirnya energi yang dihasilkan dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin
gas. Turbin gas yang terhubung poros dengan generator akan menghasilkan listrik.

2. Pembangkitan Listrik Turbin Uap


Pembangkitan listrik turbin uap terjadi pada PLTU. Gas buang yang dihasilkan dari turbin
gas akan dialirkan oleh diverter menuju ke Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Di
dalam HRSG gas buang dari PLTG digunakan untuk memanaskan air hingga
menghasilkan uap yang bisa digunakan untuk memutar turbin uap dan generator bisa
menghasilkan listrik.
14

Secara umum dalam PLTGU terdapat dua siklus produksi, yaitu :


1. Open Cycle (Siklus Terbuka)
Siklus terbuka pada PLTU berarti gas buang dari proses produksi listrik langsung dibuang
ke udara setelah menggerakkan turbin gas, hal ini berarti terjadi pembangkitan listrik
dengan turbin gas. Temperatur gas buang siklus terbuka sangat tinggi.

2. Combine Cycle (Siklus Kombinasi)


Jika siklus kombinasi gas yang tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk
dimanfaatkan membuat uap. Saat siklus kombinasi inilah terjadi pembangkitan listrik
turbin uap.

Dilihat dari jumlah Gas Turbine Generator (GTG), Heat Recovery Steam Generator
(HRSG), dan Steam Turbine Generator (STG), secara umum dibedakan menjadi 3 jenis :
1. Konfigurasi 1 turbin gas, 1 HRSG serta 1 turbin uap = 1-1-1
Konfigurasi ini yang paling sederhana karen PLTGU ini hanya menggunakan satu
generator yaitu turbin gas, turbin uap dan generatornya merupakan mesin satu poros
(single shaft combined cycle). Konfigurasi ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya
mampu memenuhi kebutuhan permintaan daya secara cepat dan ekonomis. Selain itu
konsumsi air dan bahan bakar yang diperlukan serta konsumsi listrik pemakaian sendiri
(works power) juga rendah dalam konfigurasi ini.

Gambar 2.11 Konfigurasi 1 Turbin Gas, 1 HRSG serta 1 Turbin Uap


15

2. Konfigurasi 2 turbin gas, 2 HRSG serta 1 turbin uap = 2-2-1


Konfigurasi 2-2-1 lebih fleksibel dalam pengoperasian dan pemeliharaannya
dibandingkan dengan konfigurasi 1-1-1. Hal ini dikarenakan apabila terdapat gangguan
pada salah satu turbin gas maka turbin gas yang lain dapat tetap beroperasi dalam siklus
kombinasi. Sedangkan apabila HRSG mengalami gangguan maka turbin gas akan bisa
beroperasi dalam mode siklus terbuka (Open Cycle).

Gambar 2.12 Konfigurasi 2 Turbin Gas, 2 HRSG serta 1 Turbin Uap

3. Konfigurasi 3 turbin gas, 3 HRSG serta 1 turbin uap = 3-3-1


Konfigurasi 3-3-1 merupakan konfigurasi yang dapat menghasilkan output daya yang
paling besar serta memiliki banyak variasi dalam pengoperasiannya.

Gambar 2.13 Konfigurasi 3 Turbin Gas, 3 HRSG serta 1 Turbin Uap


BAB III
PLTGU TAMBAK LOROK di SEMARANG

PLTGU Tambak Lorok adalah salah satu pembangkit tenaaga listrik dari PT Indonesia
Power anak perusahaan PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995, pada 3
Oktober 2000 nama PT Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan perushaaan yang
menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik.
Unit pembangkit Tambak Lorok berlokasi di area seluas 40 hektar di Teluk Emas di dekat
pusat kota Semarang dibangun dengan tiga tahap. Pembangunan dimulai pada 1973 dengan
instalasi dua unit PLTU #1 dan PLTU #2 konvensional yang masing-masing berkapasitas 50
MW dengan energi primer minyak dan mulai beroperasi pada 1978. Pada 1983 kapasitas
ditingkatkan dengan menambah satu unit PLTU #3 berkapasitas 200 MV dengan bahan bakar
yang sama. Pada 1997 ada dua blok pembangkit PLTGU yang semuanya mengunakan bahan
bakar minyak.

Gambar 3.1 Unit Pembangkit Semarang

16
17

Pusat pembangkit listrik Tambak Lorok terdiri dari beberapa unit PLTU #1 dan PLTU
#2 menggunakan generator dari General Elektrik berbahan bakar minyak, unit PLTU #3
menggunakan generator dari Mitsubishi berbahan bakar minyak, serta dua blok PLTGU
combined cycle yang masing-masing blok mempunyai 3 GTG (Gas Turbine Generator) dan 1
STG (System Turbine Generator).
Tabel 3.1 Operates Generator Unit
No. Type Generation Installed Capacity Year of Operation
1 PLTU Tambak Lorok
PLTU unit 1 50 MW 25 September 1970
PLTU unit 2 20 MW 25 September 1970
PLTU unit 3 200 MW 25 September 1970
2 PLTU Tambak Lorok I
GTG unit 1.1 110 MW 31 Agustus 1983
GTG unit 1.2 110 MW 3 Oktober 1983
GTG unit 1.3 110 MW 21 Oktober 1983
PLTGU unit 1.0 188 MW 27 November 1983
3 PLTG Tambak Lorok II
GTG unit 2.1 110 MW 24 Juli 1996
GTG unit 2.2 110 MW 30 Agustus 1996
GTG unit 2.3 110 MW 4 September 1997
PLTGU unit 2.0 188 MW 16 Mei 1997

Sampai saat ini PLTGU ada 2 unit saja ya itu PLTGU unit 1.0 dengan kapasitas 188
MW dan PLTGU unit 2.0 dengan kapasitas 188 MW, untuk total semua kapasitas yang
dihasilkan oleh PLTGU Tambak Lorok 376 MW.
18

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2020, Outlook Energi Indonesia 2020,
Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi (PPIPE), Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Jakarta.
Bappeda Kota Semarang, Unit Bisnis Pembangkitan,
https://bappeda.semarangkota.go.id/uploaded/publikasi/semarang.pdf , diakses 10 Maret 2021
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, 2020, Statistik Ketenagalistrikan Tahun 2019 (33
ed.), Sekretariat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta.
Firdaus, Muhamad, 2010, PENENTUAN BEBAN OPTIMAL PADA TURBINGAS
PLTGU DENGAN MENGGUNAKAN NONLINEAR PRGAMMING, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Industri, FT, Universitas Indonesia, Depok.
Hisana, A., Arif, D., Handonowarih, G., 2019, Mechanism and control system of
Damping Diverters in Heat Recovery Steam Generator (HRSG) at PT. Indonesia Power, UPJP
Priok, DKI Jakarta, Indonesia, Journal of Ocean, Mechanical and Aerospace, Vol.63, no. 2, hal
11-15
Indonesia Dokumen, 2015, Prinsip Kerja PLTGU,
https://dokumen.tech/document/prinsip-kerja-pltgu.html, diakses 9 Maret 2021.
Marsudi, Djiteng, 2005, PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Pamungkas, B., Yanuarhadi, F., Dkk, 2016, Pembangkit Energi Listrik Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Makalah, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FT,
Universitas Negeri Jakarta.
Seputar Semarang, 2012, Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Semarang,
http://seputarsemarang.com/indonesia-power-unit-bisnis-pembangkitan-semarang-7898/,
diakses 10 Maret 2021
USU Repository,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64527/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y, diakses 9 Maret 2021
19

Yuniarti, Nurhening, Aji, W.I., 2019, Modul Pembelajaran PEMBANGKIT TENAGA


LISTRIK, Fakutas Teknik UNiversitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai