Anda di halaman 1dari 23

1

APLIKASI SISTEM
SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION ( SCADA )
MENGGUNAKAN KOMUNIASI PROTOKOL MODBUS RTU

SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan dalam


menyelesaikan program Sarjana Strata- 1 Teknik Elektro

Oleh

WITRIUS
NPM 2006030059

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULITAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ASRSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
AGUSTUS, 2022
2

SKRIPSI

APKLIKASI SISTEM
SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION ( SCADA )
MENGGUNAKAN KOMUNIASI PROTOKOL MODBUS RTU

Oleh

WITRIUS
NPM 2006030059

Disetujui untuk disidangkan

Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,

NIK/NIP*.…………………… NIK/NIP*…………………

Mengetahui
Ketua Program Teknik Elektro,

Moethia Faridha, MT.


NIK 061510800
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini dunia teknologi otomasi memiliki peran yang sangat besar di
kehidupan sehari -hari. Kebutuhan masyarakat meningkat pesat dibanding sebelum
terjadi revolusi industri. Hal ini mengakibatkan dunia industri dituntut untuk
meningkatkan hasil produksi sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat mungkin
dengan nilai error yang sekecil mungkin. Dengan demikian perkembangan teknologi
tinggi mutlak diperlukan guna mengimbangi kebutuhan tersebut. Pada industri
yang membutuhkan akurasi output pemakaian aksi kontrol sangat diperlukan. Hal
sekecil apapun dalam proses industri harus diperhitungkan guna meminimalisir
kemungkinan error yang terjadi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan
optimal.
Salah satu hal terpenting dalam teknologi otomasi adalah sistem komunikasi.
Modbus merupakan suatu protokol 2 komunikasi serial, dimana komunikasi dapat
terjadi dengan adanya modbus master dan modbus slave (Nurpadmi, 2010). Sistem
komunikasi modbus terdiri dari Modbus RTU (serial), modbus ASCII (serial),
modbus TCP/IP (melalui jaringan LAN), modbus plus. Modbus yang paling banyak
digunakan saat ini adalah modbus RTU. Modbus RTU merupakan varian Modbus yang
ringkas dan digunakan pada komunikasi serial. Format Modbus RTU dilengkapi
dengan mekanisme cylic redundary error (CRC) untuk memastikan keandalan data.
Modbus RTU merupakan implementasi protokol Modbus yang paling umum
digunakan (Ifanda, 2014). Dengan memanfaatkan teknologi otomasi dalam dunia
industry dapat menghasilkan peningkatan kecepatan produksi, efisiensi penggunaan
material, peningkatan keamanan kerja dan tingkat akurasi yang tinggi dengan
tenaga kerja manusia yang lebih sedikit (Mikel P. Groover).
Dari permasalahan tersebut penulis ingin membuat prototipe mengenai “
Apklikasi Sistem Supervisory Control and Data Acquisition ( SCADA )
menggunakan komuniasi protokol modbus RTU “, yang diharapkan dapat menjadi
referensi pembelajaran bagi mahasiswa , khususnya mahasiswa Teknik Elektro
4

Universitas Islam Kalimantan (UNISKA). Pada protoipe ini akan dibuat komunikasi
antara SCADA dengan menggunakan protokol Modbus RTU. Penulis ingin
mengimplementasikan sistem tersebut pada satu master dan dua slave. Dimana PC
berperan sebagai master sedangkan Schneider ATV312 sebagai slave 1 dengan beban
motor 3 phase dan Power Meter Sebagai slave 2 untuk control dan monitoring mains
power supply.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan merujuk pada sub bab latar belakang, dapat ditarik suatu pernyataan yang
menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini :
1. Bagaimana merancang komunikasi dan konfigurasi jaringan antar SLAVE
menggunakan protokol komunikasi modbus RTU?
2. Bagaimana mengimplementasikan komunikasi antara slave dengan SCADA
Siemens WINCC?
3. Desain dan wiring diagram prototype hardware ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Komunikasi antar master, slave 1 dan slave 2 menggunakan protokol komunikasi
Modbus RTU.
2. Master yang digunakan berjumlah 1 buah PC dan slave yang digunakan
berjumlah 1 buah VSD dan 1 buah Power Meter.
3. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat Interface menggunakan
Siemen WINCC dan OPC Server.
4. Hardwere menggunakan VSD Schnaider, Power Meter Schnaider dan Serial
Devaice Server.
1.4. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mewujudkan
prototype Apklikasi Sistem Supervisory Control and Data Acquisition ( SCADA )
menggunakan komuniasi protokol modbus RTU.
5

1.5. Manfaat
Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kampus diharapkan dapat menjadi referensi pembelajaran bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa Teknik Elektro Universitas Islam Kalimantan (UNISKA),
seperti:
1. Komunikasi Modbus RTU.
2. Komunikasi antara device dengan Wincc Scada.
3. Teknik Control & monitoring motor listrik dengan VSD.
2. Bagi Penulis Sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya mengenai cara
membuat sistem SCADA dengan menggunakan protokol komunikasi Modbus RTU.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi SCADA


Apakah sistem SCADA itu?. SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition) dapat didefinisikan dari kepanjangan SCADA itu sendiri :
S = Supervisory - Pengawasan
C = Control - Pengendalian
ADA = And Data Acquisition - Akuisisi data
Jadi sistem SCADA adalah sistem yang dapat melakukan pengawasan,
pengendalian, dan akuisisi data terhadap sebuah plant.
Dalam terminologi kontrol, supervisory control sering mengacu pada kontrol
yang tidak langsung, atau lebih menekankan pada fungsi koordinasi dan pengawasan.
Dengan kata lain, pengendalian utama tetap dipegang oleh PLC (pengendali lainnya)
sedang kontrol pada SCADA hanya bersifat koordinatif dan sekunder.
Definisi yang lebih formal diberikan oleh NIST (National Institute of Standart
and Technology) ialah sistem terdistribusi yang digunakan untuk mengendalikan aset-
aset yang tersebar secara geografis, sering terpisah ribuan kilometer persegi, dimana
kontrol dan akuisisi data terpusat sangat penting bagi operasi sistem. Menurut NIST,
sistem SCADA banyak digunakan pada sistem terdistribusi seperti : water distribution,
oil pipelines, electrical power grids, dan railway transportation system.

2.2 Sejarah SCADA


Sistem SCADA yang “primitif” sebenarnya telah digunakan oleh industri
selama ini. Dengan hanya mengandalkan indikator-indikator sederhana seperti lampu,
meter analog, alarm suara (buzzer), seorang operator sudah dapat melakukan
pengawasan terhadap mesin-mesin di pabrik. Sistem SCADA primitif atau
konvensional masih belum menggunakan computer ataupun piranti pengendali
berprosesor lainnya.
Seiring dengan perkembangan komputer yang pesat beberapa decade terakhir,
maka komputer menjadi komponen penting dalam sistem SCADA modern. Sistem ini
menggunakan komputer untuk menampilkan status dari sensor dan aktuator dalam
7

suatu plant, menampilkan dalam bentuk grafik, menyimpannya dalam data base,
bahkan menampilkannya dalam situs web. Umumnya komputer ini terhubung dengan
sebuah pengendali (misal:Programmable Logic Controller) melalui sebuah protokol
komunikasi tertentu (misal: Modbus, Profibus)

2.3 Arsitektur Sistem SCADA


Arsitektur dasar dari sebuah sistem SCADA dapat dilihat pada gambar 1.1.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagiannya :

1. Operator
Operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi supervisory
control untuk operasi plant jarak jauh.
2. Human Machine Interfaces (HMI)
HMI merupakan bagian terpenting dari sistem SCADA karena fungsinya yaitu
sebagai “jembatan” bagi manusia (operator) untuk memahami proses yang
terjadi pada mesin. HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan
input kontrol bagi operator dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, kematik,
jendela, menu pull-down, touch screen, dan lain sebagainya. HMI dapat berupa
touch screen device ataupun komputer itu sendiri.
3. Master Terminal Unit (MTU)
MTU berfungsi menampilkan data pada operator melalui HMI, mengumpulkan
data dari tempat yang jauh, dan mengirimkan sinyal kontrol ke plant yang
berjauhan. Kecepatan pengiriman data dari MTU ke plant jarak jauh relatif rendah
dan metode kontrol umumnya open loop karena kemungkinan terjadi waktu tunda
dan flow interruption.
Berikut ini beberapa fungsi dasar dari suatu MTU:
a. Input/Output Task: interface sistem SCADA dengan peralatan di plant.
b. Alarm Task: mengatur semua tipe alarm.
c. Trends Task: mengumpulkan data plant setiap waktu dan menggambarkan
dalam grafik.
d. Report Task: memberikan laporan yang bersumber dari data plant.
e. Display Task: menampilkan data yang diawasi dan dikontrol operator.
8

4. Communication System
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun antara RTU-Field device diantaranya
berupa:
 RS 232
 Private Network (LAN/RS-485)
 Switched Telephone Network
 Leased Line
 Internet
 Wireless Communication System
• Wireless LAN
• GSM Network
• Radio Modems
5. Remote Terminal Unit (RTU)
RTU berfungsi mengirimkan sinyal kontrol pada peralatan yang dikendalikan,
mengambil data dari peralatan tersebut, dan mengirimkan data tersebut ke MTU.
Kecepatan pengiriman data antara RTU dan alat yang dikontrol relatif tinggi dan
metode kontrol yang digunakan umumnya closed loop. Sebuah RTU mungkin saja
digantikan oleh Programmable Logic Controller (PLC). Beberapa kelebihan PLC
sebagai RTU ialah :
• Solusi ekonomis
• Serbaguna dan fleksibel
• Mudah dalam perancangan dan instalasi
• Lebih reliable
• Kontrol yang canggih
• Berukuran kecil secara fisik
• Troubleshooting dan diagnosa lebih mudah

6. Field Device
Merupakan plant berbagai sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah
yang umumnya diawasi dan dikendalikan supaya objek/dengan yang diinginkan
pengguna.
9

Gambar 1.1 Arsitektur Sistem SCADA Umum

2.4 Jenis –jenis sistem SCADA


Menurut skala sistem keseluruhan, sistem SCADA dapat dibedakan menjadi :
1. SCADA Dasar
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari sebuah RTU/PLC saja yang
digunakan untuk mengendalikan suatu plant dengan berbagai field device. Jumlah
MTU yang digunakan juga hanya satu buah. Gambar 1.2 menunjukan blok
sederhananya.

Contoh:
• Car manufacturing robot
• Room temperature control
• Water Level Control
10

Gambar 1.2 SCADA Dasar


2. Integrated SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa PLC/RTU yang terhubung dengan beberapa
Distributed Control System (DCS), namun hanya menggunakan satu MTU. MTU ini
dapat terhubung dengan komputer lain melalui LAN, WAN ataupun internet. Gambar
1.3 menunjukan blok sederhananya.
Contoh :
• Subway systems
• Security systems
• Water systems

Gambar 1.3 Integrated SCADA


3. Networked SCADA
Sistem ini memiliki MTU yang saling terhubung. Terdapat satu MTU pusat sebagai
koordinator dari sistem-sistem yang lain. MTU pusat ini juga dapat terhubung dengan
11

dunia luar melalui LAN, WAN, maupun internet. Blok sederhana dapat dil ihat pada
gambar 1.4
Contoh :
• Power systems
• Communication systems

Gambar 1.4 Networked SCADA

2.5 Nilai Lebih Sistem SCADA


Sebuah sistem SCADA mengkonfigurasi sistem. Kita bisa menempatkan
sensor dan kendali di setiap titik kritis di dalam proses. memberikan keleluasaan
mengatur maupu Seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, kita bisa
menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat sehingga semakin banyak hal
yang bisa dipantau, semakin detil operasi yang bias dilihat, dan semuanya bekerja
secara real time. Tidak peduli sekompleks apapun prosesnya, kita bisa melihat operasi
12

proses dalam skala besar maupun kecil, dan setidaknya bisa melakukan penelusuran
jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi.
Sistem SCADA memiliki banyak nilai lebih diantaranya:
1. Pengawasan (supervisory) plant dapat dilakukan secara langsung (real time) melalui
tampilan monitor.
2. Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan kondisi/status
sistem yang dipantau.
3. Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan lebih mudah
(tidak memerlukan banyak operator).
4. Dapat mengontrol plant secara real time dari jarak jauh.
5. Dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan/kerusakan sistem secara cepat.

2.6 OPC SERVER


OPC adalah singkatan dari OLE (Object Linking and Embedding) Process
Control. OPC Server adalah standar konektivitas data paling populer yang digunakan
untuk berkomunikasi antara pengontrol, perangkat, aplikasi, dan sistem berbasis server
lainnya tanpa masuk ke driver khusus untuk transfer data.
Sistem atau proses otomasi industri terdiri dari pengontrol dan perangkat
berbeda dari pemasok atau vendor berbeda dengan protokol berbeda. Pengontrol dan
perangkat ini sangat penting untuk berkomunikasi dengan sistem bisnis atau
manajemen. Oleh karena itu, OPC menciptakan lingkungan untuk mengakses data
instalasi waktu nyata dari vendor tersebut.
13

OPC juga menawarkan konektivitas plug and play dari perangkat berpemilik, dan
bertindak sebagai antarmuka antara berbagai sumber data seperti PLC dan perangkat
lapangan, seperti sensor dan aktuator; aplikasi seperti sistem SCADA, atau HMI
lainnya, Unit Terminal Jarak Jauh, server database lain, dll., seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
Ini juga bertukar informasi atau data antara data sink dan perangkat source data
tanpa membiarkan mereka tahu apa-apa tentang protokol komunikasi individu yang
dibuat di antara mereka. OPC dikembangkan oleh Microsoft untuk perangkat
keluarga OS Microsoft Windows yang didasarkan pada teknologi OLE, COM dan
DCOM.

2.7 Variabel Speed Drive (VSD)


Pada umumnya variabel speed driver atau bisa disebut dengan inverter adalah
peralatan yang digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor. Penggunaan VSD
bisa untuk mengaplikasikan motor AC maupun DC. Akan tetapi istilah inverter
sering digunakan untuk aplikasi motor AC. Inverter menggunakan frekuensi
tegangan masuk untuk mengatur kecepatan putaran motor. Jadi dengan memainkan
perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor,maka kecepatan putaran
14

motorakan berubah. Karena itu inverter disebut juga variable speed driver.
Kecepatan putaran medan stator dapat di ditentukan dengan menggunakan rumus:
ns= 120 . f / p
Dimana :
Ns = Kecepatan putaran medan stator
120 = Konstanta
F = Ferekuensi ( Hz )
P = Jumlah Kutup Motor ( Pole )
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter
AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (rectifier dioda)
namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier).
Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC makadiperlukan perbaikan kualitas
tegangan DC dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan.
Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan
teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa
didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu
teknik PWM juga menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada
teknik yang lain serta menghasilkan gelombang sinusoidal, dimana kita tahu
bahwa harmonisa ini akan menimbulkan rugi-rugi pada motor yaitu cepat panas.
Maka dari itu teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam mengubah
tegangan DC menjadi AC (Inverter). Pada umumnya VSD(Variable Speed Drive)
digunakan untuk melakukan berikut ini:
1.Menyesuaikan kecepatan pengendali dengan keperluan kecepatan proses.
2.Menyesuaikan torque (kopel/torsi) pengendali dengan keperluan kopel
proses.
3.Menghemat energi dan meningkatkan efisiensi.

2.8 Modbus Protokol


Modbus adalah salah satu protokol untuk komunikasi serial yang di
publikasikan oleh Modicon pada tahun 1979 untuk di gunakan pada PLC
Modicon (PLC pertama di dunia yang di kembangkan oleh Schneider). Secara
15

sederhana, modbus merupakan metode yang digunakan untuk mengirimkan


data/informasi melalui koneksi serial antar perangkat elektronik. Perangkat yang
meminta informasi disebut Modbus Master dan perangkat penyediaan informasi
disebut Modbus Slave. Pada jaringan Modbus standar, terdapat sebuah master
dan slave sampai dengan 247, masing-masing mempunyai Alamat Slave yang
berbeda mulai dari 1 sampai 247. Master juga dapat menulis informasi kepada Slave.
Modbus merupakan sebuah open protokol, yang berarti bahwa dapat digunakan dalam
peralatan tanpa harus membayar royalti. Modbus telah menjadi protocol komunikasi
standar dalam industri, dan sekarang paling banyak dipakai untuk menghubungkan
perangkat elektronik industri. Modbus digunakan secara luas oleh banyak produsen
di banyak industri. Protokol ini menjadi standard komunikasi dalam industri dan
menjadi yang paling banyak dipakai untuk komunikasi antar peralatan elektronik
pada industri. Alasan utama mengapa Modbus Protokol banyak di gunakan adalah :
1. Dipublikasikan secara terbuka tanpa royalty fee untuk penggunaannya.
2. Relatif mudah untuk di aplikasikan pada industrial network.
3. Modbus mempunyai struktur bit tanpa memiliki banyak larangan bagi
vendor lain untuk mengaksesnya.
Modbus memungkinkan adanya komunikasi dua-jalur antar perangkat
yang terhubung ke jaringan yang sama, misalnya suatu sistem yang mengukur suhu,
tekanan, kelembaban dsb, kemudian mengkomunikasikan hasilnya ke komputer
(HMI/Human Machine Interface). Modbus sering digunakan untuk menghubungkan
sopervisory computer dengan remote terminal unit(RTU), supervisory control dan
sistem akuisisi data ( SCADA). Produsen atau suplier besar maupun kecil, system
integrator, end-user, pengembang open source, dosen dan pihak yang berkepentingan
lainnya dapat menjadi anggota Modbus. Beberapa anggota yang menonjol adalah
SoftDEL Systems, Precision Digital Corporation, Motor Protection Electronics,
FieldServer Technologies dan masih banyak lagi. Berdasarkan media transfernya,
Modbus dikategorikan ke dalam Modbus serial (RS232/485) dan Modbus
Ethernet (TCP/IP). Jika dirujuk dari bentuk datanya, Modbus dibagi ke dalam
Modbus RTU (serial) dan Modbus ASCII. Pada Modbus serial digunakan istilah
16

Master/Slave sedangkan Modbus Ethernet biasanya memakai terminologi


Server/Client.

Gambar 2 : Contoh Arsitektur Modbus

Protokol Modbus memungkinkan komunikasi yang mudah di semua


jenis arsitektur jaringan. Setiap jenis perangkat (PLC, HMI, Kontrol Panel, Driver,
kontrol Motion, I/O Device dll) dapat menggunakan protokol Modbus untuk
operasi remote. Komunikasi yang sama dapat dilakukan juga pada serial line
seperti pada Ethernet TCP/IP. Gateway memungkinkan komunikasiantara beberapa
jenis bus atau jaringan dengan menggunakan protokol Modbus.
Function Code / tipe data pada Modbus meliputi beberapa jenis berikut ini.
Dan yang paling sering digunakan dalam aplikasi industri ditandai dengan huruf
miring.
01 Read Coil Status atau Baca Status Coil
02 Read Input Statusatau Baca Status Input
03 Read Holding Registers atau Baca Register Holding
04 Read Input Registers atau Baca Register Input
05 Force Single Coil atau Rubah Status Single Coil (0 atau 1)
06 Preset Single Register atau Mengisi/Menulis Data pada Single Register
07 Read Exception Status
17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita
ketahui (Kasiram, 2008: 149). Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan
beberapa metode, antara lain: penelitian deskriptif, penelitian survai, penelitian
komparatif, penelitian tindakan, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi-
eksperimen, dan penelitian eksperimen. Berdasarkan jenis-jenis pelaksanaan penelitian
tersebut, penulis menggunakan metode eksperimen, sebab dalam pandangan penulis,
penelitian jenis inilah yang paling tepat digunakan dalam penelitian yang melakukan
pengembangan suatu aplikasi.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian eksperimen (percobaan) yaitu penelitian mengembangkan inovasi yang
berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia (Gulo, 2002: 20). Sedangkan
menurut Sugiyono (2010: 107) metode penelitian ekperimen diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendali. Metode eksperimen yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah eksperimen yang dilakukan dalam laboratorium (laboratory
experiment). Seperti namanya, eksperimen ini dilakukan di dalam sebuah tempat
dalam situasi terbatas dan dalam pengawasan penuh dari peneliti. Laboratorium tempat
penulis melakukan eksperimen adalah laboratorium Teknik Elektro Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Albanjari Banjarmasin.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan dua metode yaitu:
1. Studi kepustakaan
Penulis mencari dan mempelajari berbagai macam literatur baik itu text-books
ataupun e-books yang berisi tentang PLC, SCADA software, dan sensor digital.
18

2. Studi eksperimen
Penulis melakukan eksperimen atau percobaan secara langsung dengan
mempraktekan pembuatan apklikasi sistem supervisory control and data acquisition
(SCADA) menggunakan komuniasi protokol modbus rtu, sehingga dapat
memperoleh data secara langsung komponen atau bahan yang digunakan dalam
pembuatan sistem (baik dari segi hardware maupun software) serta harga satuan
dari masing-masing komponen atau bahan.
3.3 Metode Penelitian Eksperimen
3.3.1 Pengertian
Sugiyono (2010: 107) metode penelitian ekperimen diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Wiersma (1991: 99)
mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya satu variabel bebas, yang biasa disebut sebagai variabel
eksperimental. Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode
kuantitatif. Dalam bidang fisika, penelitian-penelitian dapat mengguanakan
desain eksperimen, karena variabel-variabel yang dipilih dan variabel-variabel
lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
Berbeda halnya dengan penelitian-penelitian sosial khususnyapendidikan,
desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan
hasil yang akurat karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya.
3.3.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Ekperimen
Metode penelitian ekperimen memiliki tujuan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Jika dilihat dari
kegunaannya, metode eksperimen memiliki kegunaan, yaitu untuk
mengetahui kemungkinan akibat yang timbul sebelum melakukan
perubahan terhadap sebuah sistem.
3.3.3 Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985: 34), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian
eksperimen, antara lain:
19

1. Manipulasi
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel
lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait.
3. Pengamatan/observasi
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk
melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul akibat manipulasi.
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
Dalam proses penelitian ini, peneliti membutuhkan berbagai
macam alat yang digunakan untuk mempermudah pengerjaan, baik itu
peralatan elektris maupun peralatan mekanis. Peralatan tersebut
seyogyanya akan mendukung dan mempermudah dalam pembuatan
prototype apklikasi sistem supervisory control and data acquisition
(SCADA) menggunakan komuniasi protokol modbus RTU.

Tabel1.1
Alat yang digunakan dalam penelitian

No Nama Alat Jumlah


1 Mutitester ( AVO Meter ) 1
2 Obeng + 1
3 Gergaji 1
4 Bor Listrik 1
5 Gerinda 1
20

3.4.2 Bahan
Bahan atau material merupakan hal terpenting dalam proses
penelitian ini, karena dari kumpulan bermacam bahan inilah akan tercipta
sebuah prototype apklikasi sistem supervisory control and data acquisition
(SCADA) menggunakan komuniasi protokol modbus RTU yang akan diteliti.
Tabel 1.2
Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Nama Bahan Jumlah


1 Software WINCC Scada 1
2 Software OPC Server 1
3 Software Modbus Pool 1
4 Software SeMove 1
5 Software Serial Device Server 1
6 Serial Device Server 1
7 Variable Speed Driver 1
8 Motor 3 phase 1
9 Power Meter 1

3.5 Prosedur Eksperimen


Penyusunan skripsi ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif
yang diwujudkan dalam pembuatan prototype, yaitu perencanaan dan perealisasian
alat agar dapat menampilkan unjuk kerja sesuai dengan yang direncanakan dengan
mengacu pada rumusan masalah. Data dan spesifikasi komponen yang digunakan
dalam perencanaan merupakan data yang diambil dari lembar data (data sheet)
komponen elektronika. Pemilihan komponen berdasarkan perencanaan dan
disesuaikan dengan komponen yang ada di pasaran. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk merealisasikan alat yang akan dibuat meliputi perancangan sistem, pembuatan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengujian alat beserta
analisis, serta pengambilan kesimpulan dan saran.
3.5.1 Spesifikasi Alat
Secara umum sistem water level control yang dirancang
mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
 Menggunakan software WINCC sebagai HMI (Human Machine
Interface).
21

 Menggunakan PC Asus prosesor intel core i3 sebagai Master Terminal


Unit (MTU).
 Menggunakan Kepware OPC Server
 Menggunakan Modbus pool Modscan32
 Menggunakan Software SeMove 2.8 untuk konfigurasi VSD
 Menggunakan Software USR Untuk konfigurasi Serial Device Server
 VSD Mengunakan Schneider ATV312H037M2 0.75 kw
 Motor Mengunakan Oriental motor USM540-420W
 Serial Device Server Mengunakan USR-TCP232-410s
 Power Meter Schneider
3.5.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dilakukan sebagai langkah awal sebelum
terbentuknya suatu sistem beserta rangkaian elektronik pendukungnya
yang siap untuk direalisasikan. Hal ini dilakukan agar sistem yang dibuat
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Perancangan sistem yang
dilakukan meliputi:
3.5.2.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
• Pembuatan blok diagram sistem secara lengkap, dengan tujuan
untuk mempermudah pemahaman mengenai carakerja alat yang
akan dibuat.
• Penentuan spesifikasi komponen yang akan diperlukan.
• Penentuan komponen perangkat keras yang akan digunakan.
Adapun dalam pemilihan komponen tersebut berdasarkan pada
komponen yang mudah didapatkan di pasaran lokal.
• Perancangan dan pembuatan skema rangkaian secara lengkap.
• Pembuatan Trainer board.
3.5.2.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software)
Setelah perangkat keras dirancang, maka langkah
selanjutnya adalah perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak
ini berfungsi untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang
terdiri dari beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat
22

bekerja dengan baik. Perancangan ini dimulai dengan pembuatan


desain tampilan HMI (Human Machine Interface) SCADA
menggunakan software WINCC yang merupakan
software berbayar yang dikeluarkan oleh Siemens Automation.
3.6 Pembuatan Alat
Setelah perancangan sistem dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan alat yang meliputi:
3.6.1 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)
 Pembuatan pondasi trainer board
 Pemotongan acrylic
 Pemasangan din rel
 Pemasangan hardware
 Pelubangan banana jack
 Pemasangan Socet power 220 Vac
3.6.2 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)
 Pembuatan desain tampilan HMI (Human Machine Interface).
Dalam pembuatan desain tampilan HMI, kemudahan operasional
harus diutamakan, agar operator tidak kesulitan dalam
pengoperasiannya. Pembuatan HMI SCADA dalam pembuatan
skripsi ini menggunakan software WINCC.
 Pembuatan Koneksi, Tag pada OPC server
3.7 Pengujian Alat
Untuk memastikan bahwa sistem ini berjalan sesuai dengan
perencanaan, maka perlu dilakukan suatu pengujian. Metode pengujian
yang dilakukan adalah menguji sistem untuk tiap individual part dan
menguji sistem secara menyeluruh, kemudian menganalisis dari setiap
hasil pengujian baik pengujian tiap individual maupun pengujian sistem
secara keseluruhan. Pengujian ini meliputi:
3.7.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)
Pengujian perangkat keras dilakukan dengan tujuan untuk
menyesuaikan nilai tegangan dan arus pada alat dengan cara pengukuran
23

yang dibandingkan dengan nilai tegangan dan arus yang diijinkan bekerja
dalam komponen berdasarkan data sheet dari komponen tersebut.
3.7.2 Pengujian Perangkat Lunak (Software)
Pengujian perangkat lunak dilakukan dengan mengamati
tampilan HMI pada layar komputer pada mode runtime. Pengujian
perangkat lunak ini meliputi pengujian fungsi tombol tampilan HMI dan real
kondisi hardware.
3.7.3 Pengujian Keseluruhan Sistem
Setelah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) diintegrasikan menjadi satu, kemudian dilakukan pengujian
sistem secara keseluruhan dengan mode runtime pada software WINCC .
Hal ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari alat tersebut.
3.8 Pengambilan Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil realisasi dan pengujian pada
sistem secara menyeluruh, apakah sesuai dengan tujuan danrumusan masalah yang
telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai