Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga kami akhirnya dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)” ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kata sempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan
saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam penyusunan Makalah
selanjutnya agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan itu semua menjadikan
cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini dimasa yang
akan datang. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 14 Juni 2023

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama berabad-abad lamanya, manusia telah mengamati tentang proses


tejadinya listrik. Mereka juga beberapa kali melakukan percobaan guna
mendapatkan pemecahan tentang teka-teki timbulnya listrik. Banyak tokoh-tokoh
yang berhasil mengungkap dan membuat suatu penemuan yang erat kaitannya
dengan dunia kelistrikan diantaranya adalah Michael Faraday dengan salah satu
hasil kegiatannya adalah tentang rotasi elektromagnetik. Hasil penemuannya ini
merupakan dasar terpenting dari perkembangan dunia kelistrikan berikutnya.

Sehingga pada kali ini kita akan membahas salah satu perkembangan
didunia kelistrikan yaitu penggunaaan tenaga uap. Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi kinetik dari uap
untuk menghasilkan energi listrik. PLTU itu sendiri merupakan salah satu jenis
pembangkit listrik yang banyak digunakan di berbagai negara di seluruh
dunia,termasuk Indonesia. Mereka memberikan kontribusi signifikan dalam
memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama dalam skala besar. PLTU batubara
memiliki lima komponen utama yaitu boiler (steam generator), turbin uap (steam
turbine), pompa, kondensor, dan generator. Komponen tersebut bekerja secara
berkaitan untuk menghasilkan energi listrik. Boiler merupakan komponen utama
yang berfungsi sebagai penghasil uap yang digunakan untuk memutar turbin.
Boiler menghasilkan uap dengan cara membakar batubara pada suatu ruang bakar
(furnance) yang disekitar ruang bakar tersebut terdapat pipa-pipa air atau uap.

Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang beroperasi


menggunakan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar di Indonesia adalah
PLTU Teluk Sirih yang berada di Tlk Kabung Tengah, Kec Bungus, Kota Padang,
Sumatera Barat yang memiliki kapasitas 2 x 112 MW. PLTU Teluk Sirih
ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada daerah Sumatera Tengah.

2
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini meliputi :

1. Untuk mengetahui perkembangan PLTU.


2. Untuk mengetahui proses konversi energi di PLTU.
3. Untuk mengetahui definisi dari PLTU.
4. Untuk mengetahui cara kerja PLTU.
5. Untuk mengetahui sistem bahan bakar di PLTU.
6. Untuk mengetahui komponen-komponen PLTU.
7. Untuk mengetahui sistem perawatan di PLTU.
8. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan PLTU.

1.3 Manfaat Penulisan

Setelah dilakukan penulisan diharapkan makalah ini memiliki manfaat


sebagai berikut :

Manfaat teoritis : dapat menberikan sumbangan ilmu pendidikan bagi mahasiswa


lainya dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU).

Manfaat Praktis :

1. Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar dalam


bidang sistem pembangkit tenaga uap (PLTU).
2. Bagi dosen, dapat digunakan sebagai sarana referensi dalam pembelajaran
guna peningkatan prestasi mahasiswa didik dalam proses belajar mengajar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan PLTU

Pada tahun 1765, James Watt, seorang insinyur asal Skotlandia,


memperkenalkan mesin uap dengan efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin-
mesin uap sebelumnya. Penemuan Watt mengubah paradigma penggunaan energi
dalam masyarakat pada saat itu. Mesin uap yang dikembangkan oleh Watt lebih
efisien, lebih kuat, dan mampu menggerakkan berbagai macam mesin dan
peralatan industri.

Pada awalnya, mesin uap digunakan secara luas dalam sektor industri
seperti pertambangan, tekstil, dan produksi pabrik. Namun, seiring perkembangan
teknologi dan kebutuhan akan energi listrik yang semakin meningkat, konsep
PLTU mulai diperkenalkan.

Lalu pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael
Faraday dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet.
Dengan peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong
medan magnet yang berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya.
Kini rancangan semua mesin listrik adalah didasarkan pada bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan
perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik
untuk publik di London. Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang digerakkan
dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap dari boiler
pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang dan
pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk
bergabung agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan
sistem banyak fasa (poly phase) medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles

4
Parson mengembangkan Turbin generator AC pertama dan pada 1901 dibuat
generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne Inggris.
Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan magnet,
tetapi ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan lebih mudah
mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam kumparan yang
diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap berkembang sehingga pada
1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm beroperasi.
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit
pembangkit juga berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk
organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat
penyaluran dan pengatur beban.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi
energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

2.2 Konversi Energi

Untuk menggerakkan suatu mesin dibutuhkan energi. Kata energi hampir


setiap hari terdengar diantara kita, tetapi kadangkala tidak mengerti apa arti kata
tersebut. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Seseorang dikatakan
berenergi jika ia mampu melakukan gerak fisik tertentu. Darimana ia memperoleh
energinya? Tentu saja energi diperoleh dari makanan yang ia makan atau suatu
aksi kimia. Energi yang diperoleh dari makanan yang kita makan sesungguhnya
berasal dari matahari.

Pada kenyataannya semua energi yang kita gunakan dimuka bumi ini
berasal dari matahari. Batubara yang kita bakar, bensin yang kita gunakan untuk
kendaraan, angin yang berhembus melintasi negara, hujan yang turun membasahi
bumi semua melepaskan energi.
Energi dapat disimpan dalam berbagai bentuk, tetapi untuk dapat
dimanfaatkan oleh kita energi harus diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

5
Ketika membuat segelas teh, maka kita merebus air dengan cara menyalakan
kompor. Proses yang terjadi adalah merubah energi kimia bahan bakar menjadi
energi panas untuk memanaskan (diberikan) pada air hingga mendidih. Apabila
kemudian air panas dibiarkan mendingin, maka energi panas ini diserahkan ke
udara sekitarnya.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lain.
Pusat pembangkit listrik adalah salah satu contoh bagaimana proses
konversi energi itu terjadi. Pada dasarnya semua pembangkit mengubah energi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Batubara atau minyak yang dibakar terjadi dari tumbuhan, tanaman atau
organisme yang membusuk. Tanaman pada dasarnya tumbuh pada bumi dan
menyimpan energi yang diperoleh dari matahari. Dengan berlalunya waktu
dimana tanaman ini tertimbun tetapi tetap menyimpan energinya.
Ketika batubara dibakar energi panas dilepas dan diberikan ke air didalam
boiler. Air berubah menjadi uap superheat yang bertekanan dan uap ini dialirkan
ke turbin.
Energi panas didalam uap dilepas ketika uap mengalir melalui turbin. Energi
panas diubah menjadi energi mekanik ketika uap mengalir mendorong turbin
sehingga poros berputar.
Energi mekanik yang diberikan oleh uap-uap ke turbin akan menyebabkan
rotor generator berputar. Rotor generator adalah magnet yang besar berputar
didalam kumparan sehingga menghasilkan energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

2.3 Pengertian / Definisi PLTU

Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia


listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan

6
memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu-sudu turbin.
Sudu-sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
menggerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi
listrik.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

2.4 Cara Kerja PLTU

Dalam proses PLTU dibutuhkan banyak air tawar sebagai bahan baku utama.
Hal ini dilakukan karena peralatan PLTU sangat rentan dengan keadaan
pengkaratan. Sehingga air laut yang digunakan dalam siklus PLTU harus diubah
menjadi air terlebih dahulu dengan melalui beberapa tahapan. Semakin banyak air
tawar yang digunakan dalam siklus PLTU, maka akan semakin besar pula
kapasitas listrik yang dihasilkan PLTU. (E Koswara, 2016)

1. Destilasi
Pengolahan air dalam proses produksi PLTU menghasilkan uap yang
digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator sehingga
menghasilkan listrik. Proses pengolahan tersebut dimulai dari penyaringan
air laut menggunakan travelling screen yang telah diambil dengan
menggunakan pompa air laut (Sea Water Pump). Hal tersebut bertujuan
agar sampah dan kotoran dalam ukuran besar dapat tersaring. Setelah
proses penyaringan, air laut yang telah ditampung ditambahkan chlorin
dan sodium hipoklorit sehingga biota-biota laut yang tersisa tidak mampu
berkembangbiak lagi di dalam pipa kondensor.
2. Demineralisasi
Proses kerja PLTU selanjutnya adalah dengan menggunakan air demin
yaitu air yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik sebesar
0. 2 us (mikro siemen). Proses produksi air demin ini dihasilkan dengan
menggunakan Desanilation plant dan Demineralization plant.
3. Kondensasi
Sebuah kondensor pada dasarnya terdiri dari pipa kecil titanium dalam
jumlah yang banyak. Air laut yang telah diproses dari sistem pendingin
selanjutnya dialirkan melalui pipa-pipa pada kondensor. Dalam
menghasilkan kondensasi ini, suhu yang digunakan untuk uap yang
terpakai sekitar 40°C dan sekitar 29°C untuk air pendingin.
4. Instalasi pengolahan air
Air laut pada proses ini dipompakan ke water treatmen plant yang
selanjutya akan diproses menjadi air tawar. Proses tersebut juga melewati
tahap pretreated dan reverse osmosis. Hasil dari pengubahan tersebut,
selanjutnya air tawar dipompakan menuju ke instalasi pemurnian dan
disimpan dalam make up water tank yang nantinya akan digunakan

7
sebagai bahan utama pembuatan uap PLTU. Air yang telah dihasilkan dari
proses pemurnian ditambahkan pada kondensor yang dilakukan secara
otomatis berdasarkan level Hot Well Condencer.

Kebanyakan dari khalayak umum menganggap bahwa PLTU yang berbahan


bakar batu bara identik tidak ramah lingkungan dan menghasilkan asap yang
mencemari lingkungan. Namun berbeda dengan PLTU Tanjung Jati B, para
pengelola berusaha menjadikan proyek PLTU yang ramah lingkungan dengan
melakukan penghijauan disepanjang area proyek.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain :

1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.

2.5 Sistem Bahan Bakar PLTU

Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga
menjadi uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada 4 macam yaitu :
1. Batu bara.
2. Gambut.
3. Minyak bumi.
4. MFO.

Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang


letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.

Dalam PLTU terjadi perubahan dari energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas untuk memanaskan air yang kemudian berubah menjadi energi

8
mekanik yang menggerakkan turbin lalu berubah lagi menjadi energi listrik dalam
generator.

Berikut ini adalah macam-macam bahan bakar PLTU:

A. Batu Bara.
Pada PLTU batu bara, batu bara sendiri adalah sebagai bahan bakar
utama. Instalasi pembangkit tenaga listrik menggunakan mesin turbin
dengan menghasilkan energi listrik dengan bahan bakar batu bara.
Persediaan batu bara tersebut ditampung dilapangan terbuka dan untuk
kebutuhan pembakaran diboiler batu bara tersebut ditampung pada bunker
ditiap boiler.
PLTU batu bara sendiri adalah sumber utama listrik dunia saat ini.
Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batu bara karena biaya PLTU
batu bara sangat terjangkau selain itu bahan bakar batu bara sendiri mudah
didapatkan dan persediaannya berlimpah.
a) Prinsip Kerja PLTU Berbahan Bakar Batu Bara.
Prinsip kerja PLTU berbahan bakar batu bara adalah dengan
menggunakan boiler sebagai alat untuk proses pembakaran dan bentuk
utama pembangkit listrik tersebut adalah generator yang dihubungkan
keturbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas.
Mula-mula batu bara dari luar dialirkan kepenampung batu bara
dengan conveyon, kemudian dihancurkan dengan menggunakan pulverized
fuel coal. Lalu batu bara tersebut menjadi tepung halus, tepung halus batu
bara tersebut kemudian dicampur dengan udara panas oleh forced draught.
Dengan tekanan tinggi campuran tersebut akan disemprotkan ke boiler yang
akan dialirkan kepipa boiler dan menjadi uap setelah itu uap tersebut
dialirkan kesuper heaters yang akan menggerakan turbin.
Selain itu ada beberapa metode juga dalam prinsip kerja PLTU batu
bara ada metode pembakaran tetap, serbuk, dan mengambang.
Secara umum prinsip kerja PLTU batubara dapat dilihat pada gambar
di bawah.

9
keterangan gambar :

1. Cooling tower.
2. Cooling water pump.
3. Transimission line 3 phase.
4. Transformer 3-phase.
5. Generator Listrik 3-phase.
6. Low pressure turbine.
7. Boiler feed pump.
8. Condenser.
9. Intermediate pressure turbine.
10.Steam governor valve.
11.High pressure turbine.
12.Deaerator.
13.Feed heater.
14.Conveyor batubara.
15.Penampung batubara.
16.Pemecah batubara.
17.Tabung Boiler.
18.Penampung abu batubara.
19.Pemanas.
20.Forced draught fan.

10
21.Preheater.
22.combustion air intake.
23.Economizer.
24.Air preheater.
25.Precipitator.
26.Induced air fan.
27.Cerobong.
B. Gambut.

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa


tumbuhan yang setengah membusuk, oleh karena itu bahan organiknya
tinggi. Oleh karena itu gambut sering digunakan sebagai sumber energi
alternatif.
Gambut berpotensi besar untuk dijadikan sumber energi. Dapat
dikatakan gambut merupakan batubara dengan kualitas yang paling rendah.
a) Peralatan Yang Digunakan PLTU Berbahan Bakar Gambut.
Dari segi peralatan yang digunakan pada PLTU berbahan bakar
gambut tersebut tidak jauh beda dengan PLTU yang berbahan bakar batu
bara dan biomas yaitu : Boiler, Water piping, super heater, reheater,
economizer, pump, fan, water, dan waste treatment, dll.
b) Kesimpulan.
Gambut merupakan salah satu energi alternatif yang cukup
berpotensial untuk diaplikasikan dengan berbagai perlengkapan yang
sesuai,energi gambut merupakan energi yang cukup ramah lingkungan .
Untuk daerah seperti indonesia ini sangat berpotensi sekali untuk
menerapkan PLTU berbahan bakar gambut tersebut sleain iklimnya
ketersedian bahan bakar gambut tersebut sangat berlimpah dan energi ini
sangat ramah lingkungan.

C. Minyak bumi.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik
dari jasad mikroorganisme dalam jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di

11
darat. Sisa-sisa hewan dan tumbuhan tersebut tertimbun oleh endapan pasir,
zat-zat, dan lumpur selama jutaan tahun lamanya serta mendapat tekanan
panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri
pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik
menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon dalam proses penguraian tersebut
berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
membutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui kembali, sehingga
dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi pemakaiannya.
Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran. Semakin dalam batuan yang terkubur di dalam perut bumi,
minyak yang dihasilkan akan semakin banyak juga.
Dewasa ini sangat berperan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari
bagi kita. Disebabkan karena manfaat dan kegunaannya yang banyak.
Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan
yang sangat mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area
di kerak bumi. Dari pengertian diatas bisa kita bayangkan bagaimana
pentingnya minyak bumi dalam hidup kita di era modern ini dan minyak
bumi salah satu bahan bakar utama dari sekian banyak bahan bakar yang
digunakan dalam PLTU.

D. MFO.

Marine Fuel Oil adalah hasil produk penyulingan minyak bumi, yang
digunakan untuk pembakaran langsung di dapur-dapur industri dan
pemakaian lainnya seperti untuk Marine Fuel Oil. MFO merupakan bahan
bakar minyak termasuk jenis residue yang lebih kental pada suhu kamar
serta berwarna hitam pekat.
Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian
dari perut bumi yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena
minyak bumi tersebut belum dapat digunakan secara langsung. Untuk itu
dilakukan pengolahan agar didapat produk-produk yang sesuai dengan

12
persyaratan yang ditentukan untuk masing-masing produk salah satunya
sebagai bahan bakar PLTU. Minyak heavy fuel oil yaitu Marine Fuel Oil
(MFO) memiliki karakteristik viskositas, kandungan sulfur dan kandungan
logam, sedimen, kandungan abu dan CCR cukup tinggi.

2.6 Komponen-Komponen PLTU

A. Adapun komponen-komponen utama PLTU sebagai berikut:

a) Boiler.

Boiler merupakan bagian dari sistem PLTU yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanfaatkan
panas dari pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Uap yang di hasilkan
boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah
produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran dan
panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang digunakan pada PI.TU adalah
boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa- pipa berisi air yang disebut dengan
water tube boiler.

b) Turbin uap

Turbin мар berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh
up menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros
generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar. Uap yang
telah melakukan kerja diturbin tekanan dan temperatur turun hingga kondisinya
menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan ke dalam kondensor
untuk didinginkan agar menjadi air kondesat, sedangkan tenaga putar yang
dihasilkan digunakan untuk memutar generator.

c) Kondensor.

Kondensor merupakan bagian pada PLTU yang berfungsi untuk sistem


mengubah fase uap menjadi fase cair dimana uap yang telah digunakan untuk
memutar turbin diubah kembali menjadi air dengan sistem kondensasi. Hasil dari
kondensasi ditampung dengan horwell yang kemudian akan dipompakan kembali
ke boiler. Kondensor ini terdiri dari tube-tube kecil yang digunakan untuk
mengalirkan air pendingin. Sedangkan uap yang akan dikondensasikan, mengalir
dari atas menuju kebawah agar mengalami pengembunan. Sebelum masuk ke
dalam kondensor, air pendingin yang berasal dari sungai, dilakukan penyaringan

13
terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau lumpur. Disamping
itu, agar uap dapat bergerak turun dengan lancar setelah melewati suhu terakhir.
turbin, maka vakum kondensor harus dijaga, untuk membuat tekanan udara pada
kondensor menjadi rendah. Dengan tekanan yang lebih rendah maka uap akan
bergerak dengan mudah menuju kondensor.

d) Pompa.

Pompa adalah bagian dari sistem yang digunakan untuk mengalirkan fluida
dari tekanan rendah ke tekanan yang tinggi Pompa pada pembangkit listrik tenaga
uap terdiri dari beragam jenis dan fungsi, salah satunya adalah boiler feed pump.
Boiler feed pump menjadi bagian yang tidak terpisahkan dimana pompa ini
memiliki fungsi untuk mensuplai air dalam proses pembakaran didalam boiler.
Air yang dimaksud merupakan penyubliman uap keluaran dari kondensor dimana
fluida dalam kondisi ump membutuhkan energi yang lebih besar untuk dialirkan
dibandingkan dalam kondisi cair. Selain itu, daya pompa yang digunakan oleh
boiler feed pump berbanding lurus dengan peningkatan jumlah uap pada
pembangkit.

e) Generator.

Generator merupakan produksi untuk menghasilkan energi listrik target dari


proses konversi energi di PLTU. Generator yang dikopel langsung dengan turbin
akan menghasilkan tegangan listrik ketika turbin berputar. Proses konversi energi
didalam generator adalah dengan memutar medan magnet didalam kumparan,
Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang
pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumpuran generator.
Untuk membuat- rotor agar menjadi medan magnet, maka. dialirkan arus DC ke
kumparan rotor

B. Adapun komponen-komponen penunjang PLTU sebagai berikut:

a) Desalination Plant (Unit Desal).

Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh
water) dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut
dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan PLTU.

b) Reverse Osmosis (RO)

Berfungsi menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat
dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

14
c) Demineralizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral yang dapat
menyebabkan korosi pada peralatan PLTU.

d) Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)

Digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

e) Chlorination Plant (Unit Chlorin)

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang


digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water
intake.

f) Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)

Berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama
start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

g) Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)

Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai
penyaluran ke bunker unit.

h) Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator Hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat
penampungan abu (ash valley)

2.7 Sistem Perawatan PLTU

A. Secara teori, terdapat 4 jenis perawatan yaitu :


1. Break Down atau Corrective Maintanance.
Break down maintenance adalah mengoperasikan peralatan sampai
terjadi kerusakan dan hanya memperbaiki atau mengganti komponen
yang rusak. Kekurangan perawatan jenis ini adalah merupakan jenis
manajemen yang tidak terencana.

15
2. Preventive atau Time-Based Maintenance.
Preventive maintenance adalah perawatan yang terjadwal dalam
interval waktu tertentu, berdasarkan kalendar desk atau run-time hours
dari peralatan. Pada waktu tersebut dilakukan perbaikan atau
penggantian komponen yang rusak sebelum terjadi masalah.
3. Predictive atau Condition-Based Maintenance.
Kondisi operasi yang dilakukan pada predictive maintenance adalah
mengamati peralatan secara periodik. Ketika terdeteksi trend yang
berbahaya, komponen yang bermasalah pada peralatan diidentifikasi
dan dijadwalkan untuk perbaikan. Peralatan tersebut akan dimatikan
pada saat tersebut apabila masalah yang terjadi sangat darurat dan
komponen yang rusak akan diganti.
4. Proactive atau Prevention Maintenance.
Perbaikan jenis ini adalah menganalisa kerusakan dan pengukuran
proactive akan dilakukan secara berkala agar kerusakan tidak terulang
lagi di kemudian hari.
B. Akan tetapi di dalam PLTU pemeliharaan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeliharaan Rutin.
Pemeliharaan ini dilakukan berulang dengan interval waktu
maksimum satu tahun dan dapat dilaksanakan pada saat unit operasi
maupun tidak operasi serta tidak tergantung pada pengoperasian
mesin. Pemeliharaan mesin berjalan (on line maintenance) dilakukan
pada kondisi unit operasi dan pemeliharaan rutin pencegahan
(preventive maintenance) dilakukan dengan rencana dan waktu yang
telah ditetapkan, misalnya harian, mingguan, atau bulanan dalam satu
tahun.
2. Pemeliharaan Periodik.
Pemeliharaan periodik dilakukan berdasarkan jam operasi peralatan
(time based maintenance). Pemeliharaan ini dilakukan dalam kondisi
unit / peralatan tidak beroperasi dengan sasaran untuk mengembalikan
unit / peralatan pada performance semula (commissioning) atau lebih

16
baik dari sebelumnya. Pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode
lebih dari setengah tahun dan tergantung pada pengoperasian mesin.
3. Pemeliharaan Khusus.
Pemeliharaan yang direncanakan dan dilaksanakan secara khusus
berdasarkan kejadian khusus baik disebabkan oleh gangguan dengan
sasaran untuk memperbaiki atau meningkatkan performance mesin /
unit. Pemeliharaan khusus dapat dilaksanakan pada saat pemeliharaan
periodik maupun di luar pemeliharaan periodik.
4. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance).
Ialah pemeliharaan yang berdasarkan atas analisa dan evaluasi kondisi
operasi mesin dengan sasaran mengoptimalkan ketersediaan mesin
pembangkit dan biaya pemeliharaan.
a) Pelaksanaan yang dilakukan dalam pemeliharaan prediktif antara lain:
 Mengadakan pemeriksaan dan monitoring secara kontinyu
terhadap peralatan pada operasi atau pada waktu
dilaksanakannya inspection.
 Mengadakan analisa kondisi peralatan atau komponen peralatan.
 Membuat estimasi sisa umur operasi peralatan sampai
memerlukan perbaikan atau penggantian berikutnya.
 Mengevaluasi hasil analisa untuk menentukan interval
inspection.
C. Contoh langkah – langkah kerja dari sistem perawatan Overhaul Turbin :
a) Penanggung Jawab.
Instruksi kerja Overhaul ini yang bertanggung jawab melaksanakan
adalah Kasi Mekanik Turbin.
b) Langkah – langkah kerja.
 Disassembling :
1. Buka kap seng rumah Turbin tekanan tinggi (HP).

17
(G
ambar Turbin Tekanan tinggi (HP))

(G
ambar Turbin Tekanan rendah (LP))

2. Pasang Scafolding di sekitar rumah Turbin tekanan tinggi (HP)


& tekanan rendah (LP).
3. Bongkar isolasi rumah Turbin HP dan LP.
4. Pengukuran dan blokir pegas – pegas rumah Turbin dan
kondensor.
5. Pengambilan data alignment antara rotor Turbin HP – LP –
Rotor generator.
6. Buka pipa oli control system, pelumasan dan pipa gland
bushing.
7. Membuka seluruh kop bearing bagian – bagian kopling.

18
(Ga
mbar Kopling)

8. Buka baut flangs pipa uap masuk turbin sisi kiri dan kanan.
9. Potong welded gasket pipa uap masuk sisi kiri dan kanan.
10. Potong pipa extraxtion 2.
11. Buka baut chasing dengan alat pemanas baut

(G
ambar Outer Casing)

12. Angkat rumah turbin HP bagian atas.


13. Angkat rumah turbin LP bagian atas.
14. Buka gland bushing HP LP depan dan belakang bagian atas.
15. Membuka stator dan steam chamber HP bagian atas.
16. Membuka stator LP bagian atas dengan alat pemanas baut.
17. Membuka stator LP bagian atas.
18. Membuka Journal bearing HP – LP depan dan belakang bagian
atas dan axial bearing.

19
(
Gambar Journal bearing)

(
Gambar Thurst bearing)

19. Mengangkat rotor turbin HP dan rotor turbin LP.


20. Membuka gland bushing HP – LP depan dan belakang bagian
bawah.
21. Membuka stator dan steam chamber HP bagian bawah.

(
Gambar Stator)

20
22. Membuka stator LP bagian Bawah.
23. Membuka katup penutup cepat (SSV) sebelah kiri dan kanan.
24. Membuka semua bearing bagian bawah.
25. Pembersian komponen – komponen yang telah di lepas.
26. Membuka semua pompa – pompa oli.
27. Perbaiakan dan persiapan penggantian komponen – komponen
turbin yang rusak.
 Assembling HP – LP :
1. Perataan permukaan rumah turbin HP – LP bagian atas dengan
rumah turbin bagian bawah memakai blue check.
2. Pasang bearing bagian bawah Turbin HP/LP depan dan
belakang.
3. Pasang inner chasing turbinHP/LP bagian bawah.
4. Pasang rotor turbin HP/LP dalam rangka penyetelan.
5. Pasang stator turbin HP/LP bagian atas.
6. Penyetelan clearance axial dan radial rotor terhadap stator secara
berurutan.
7. Pasang gand bushing depan dan belakang bagian bawah turbin
LP.
8. Pasang rmah turbin HP/LP bagian atas.
9. Pengencangan baut chasing dengan alat pemanas baut.
10. Pengukuran delta panjang baut pengikat rumah turbin.
11. Pasang baut flanges pipa uap masuk turbin pada empat podidi
sisi kiri dan kanan.
12. Pengelasan welded gasket pada pipa uap masuk turbin sisi kiri
dan kanan.
13. Pengencangan baut flanges pipa masuk uap turbin sisi kiri dan
kanan.
14. Pemasangan pipa extraction 2 dengan pengelasan.
15. Cek alignment rotor terhadap rumah turbin bagian depan dan
bagian belakang HP/LP.
16. Cek axial roto terhadap rumah turbin HP/LP.

21
17. Pemasangan kop bearing HP/LP bagian depan dan belakang.
18. Pemasangan isoolasi rumah turbin.
19. Pemasangan instalasi control system (Hidraulik & EHU) dan
pelumas.
20. Pemasangan pompa – pompa oli dan komponennya.
21. Bongkar scafolding.
22. Melepas mur blokir pegas – pegas rumah turbin HP dan
kondensor.
23. Allignment Rotor turbin HP/LP dangenerator.
24. Flushing installasi pipa oli pelumas.
25. Drehvorrichtung (putaran stsndby dengan oli).
26. Penyemenan isolasi rumah turbin.
27. Asang kap seng rumah turbin.
c) Pengujian.
1. pengujian proteksi turbin.
2. pengujin control system (Hidralik & EHU).
3. Star Up.
D. Prosedur Perawatan Turbin Uap :
a) Persiapan.
 Persiapan dan pengamanan sistem oleh pihak operasi.
 Menyediakan alat-alat kerja.
 Disassembling :
1. Membuka kap seng rumah turbin sisi bearing HP F-R.
2. Membuka kap bearing HP – LP.
3. Membuka journal bearing HP – LP bagian atas.
4. Membuka thurst bearing dan pasang kembali.
5. Membuka dan memasang journal bearing HP – LP bawah dan
atas.
6. Mengecek setting aligment rotor HP – LP dan LP Generator.
7. Mengecek / membuka billet anode.
8. Membersihkan pipa condenser.
 Assembling :

22
1. Mengganti billet anode kondensator.
2. Mengecat dinding dalam kondensator.
3. Menutup manloh kondensator inlet – outlet.
4. Mengalirkan air laut secara normal.
5. Mengontrol ulang aligment rotor HP – LP dan LP – Generator.
6. Memasang kap bearing HP – LP.
7. Melakukan flushing oli pelumas dan mengecek kebocoran.
8. Melakukan Drechvorrichtung rotor dan mengecek kebocoran.
9. Melakukan control governer.
 Finishing :
1. Melakkan pembersihan lokasi ex pekerjaan.
2. Melakukan test run turbin.
3. Melaporkan hasil pekerjaan dan menutup work order ke control
room.

2.8 Keunggulan Dan Kelemahan PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan


dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Keunggulan tersebut antara
lain :
1. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair
dan gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi.
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan.
4. Kontinyuitas operasinya tinggi.
5. Usia pakai (life time) relatif lama.

Namun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga memiliki beberapa


kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain :

1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar.


2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar.
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu.
4. Investasi awalnya mahal.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah Suatu sistem pembangkit


tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan menggunakan
uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap
untuk menggerakkan poros sudu-sudu turbin.
Jenis bahan bakar yang digunakan PLTU ada 4 macam yaitu :
1. Batu bara.
2. Gambut.
3. Minyak bumi.
4. MFO.

Komponen-komponen PLTU yaitu :


1. Boiler.
2. Turbin Uap.
3. Kondensator.
4. Pompa.
5. Generator.

3.2 Saran

Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan


pengetahuan terkait Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Khususnya yang
berminat mengenal lebih jauh tentang PLTU dan dapat sebgai acuan dalam
pengambilan kebijakan di masa depan tentang pemenuhan kebutuhan listrik di
Indonesia.

24
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Munawaroh et al , Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang


Sains dan Teknologi 3(2), 2019, 73-76 7 5

M. Rizki, Tengku dkk. “ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) KETAPANG
2x10 MW” Skripsi, Universitas Tanjungpura, 2022.

Bagaskara, Algar Prakosa. “ANALISIS PERENCANAAN TRANSPORTASI


LIMBAH PEMBAKARAN BATUBARA PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) : STUDI KASUS WILAYAH
SUMATERA” Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November,
2018

25

Anda mungkin juga menyukai