Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS ENERGI DAN EXERGY PADA 250MW BATUBARA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

Disusun Oleh :

1. Era Milenia 061740411513


2. Rizkia Sabatini 061740411535

Kelas: 5 EGB

Dosen Pembimbing : Imaniah Sriwijayasih,S.ST.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..........................................................................................3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
BAB II Pembahasan.........................................................................................5
2.1 Sejarah PLTU..........................................................................................5
2.2 Konversi Energi...................................................................................... 5
2.3 Pengertian PLTU.....................................................................................6
2.4 Komponen Alat PLTU............................................................................ 6
2.5 Cara Kerja PLTU.....................................................................................9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan PLTU..........................................................10
BAB III Perhitungan........................................................................................11
3.1 Perhitungan Exergy dan Effesiensi Exergy.............................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama berabad- abad, manusia telah mengamati tentang proses
terjadinya litrik. Mereka telah beberapa kali melakukan percobaan guna
mendapatkan pemecahan tentang teka- teki timbulnya listrik.Banyak tokoh-
tokoh yang berhasil mengungkap dan membuat suatu penemuan yang erat
kaitannya dengan dunia kelistrikan diantaranya adalah Michael Faraday denga
salah satu hasil penemuannya adalah tentang rotasi elektromagnetik. Hasil
penemuannya ini merupakan dasar terpenting dari perkembangan dunia
kelistrikan berikutnya. Penemuan tersebut terus dikembangkan dalam
berbagai alat elektromagnetik seperti transformator dan generator.
Generator elektromagnetik yang memakai system rotasi pertama kali
ditemukan oleh H.M Pexii dari Paris pada tahun1832. Generator pertama ini
menggunakan sebuah magnet permanen berbentuk sepatu kuda, diputar
mengelilingi sebuah inti besi yang berlilitan yang dihubungkan dengan sebuah
komutator dan bila diputar akan menghasilkan bunga api. Selain Michael
Faraday masih banyak lagi tokoh- tokoh lain yang sangat berperan dalam
bidang kemajuan teknologi kelistrikan.
Sejarah tentang listrik komersial pertama kali beroperasi pada tahun 1882
yaitu pada bulan Januari di London, kemudian di New York bulan September
pada tahun yang sama. Pada awalnya pusat pusat tenaga listrik menggunakan
tenaga termis namun terus dikembangkan sehingga menggunakan tenaga air
yang lebih ekonomis dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana sejarah PLTU ?
b. Apa saja bagian- bagian PLTU ?
c. Bagaimana prinsipkarja PLTU ?
d. Apa saja kelebihan dan kekurangan PLTU ?
e. Perhitungan Exergi dan Effisiensi Power Plant ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah PLTU

3
Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael
Faraday dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi
magnet. Dengan peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar
memotong medan magnet yang berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan
listrik padanya. Kini rancangan semua mesin listrik adalah didasarkan pada
bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan
perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik
untuk publik di London.Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang
digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap
dari boiler pembakaran manual.Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang
dan pembangkit kecil muncul di seluruh negeri.Hal ini memberikan keinginan
untuk bergabung agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan
sistem banyak fasa (poly phase) medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles
Parson mengembangkan Turbin generator AC pertama dan pada 1901 dibuat
generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne Inggris.
Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan
magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan
lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam
kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000
rpm beroperasi.
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit
pembangkit juga berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga
dibentuk organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang
disebut pusat penyaluran dan pengatur beban.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat
sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.PLTU merupakan mesin
konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi
listrik.

2.2 Konversi Energi


Untuk menggerakkan suatu mesin dibutuhkan energi. Kata energi hampir
setiap hari terdengar diantara kita, tetapi kadangkala tidak mengerti apa arti
kata tersebut. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Seseorang
dikatakan berenergi jika ia mampu melakukan gerak fisik tertentu. Darimana
ia memperoleh energinya ? Tentu saja energi diperoleh dari makanan yang ia
makan atau suatu aksi kimia. Energi yang diperoleh dari makanan yang kita
makan sesungguhnya berasal dari matahari.
Pada kenyataanya semua energi yang kita gunakan dimuka bumi ini berasal

4
dari matahari. Batubara yang kita bakar, bensin yang kita gunakan untuk
kendaraan, angin yang berhembus melintasi negara, hujan yang turun
membasahi bumi semua melepaskan energi.
Energi dapat disimpan dalam berbagai bentuk, tetapi untuk dapat
dimanfaatkan oleh kita energi harus diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Ketika membuat segelas teh, maka kita merebus air dengan cara
menyalakan kompor. Proses yang terjadi adalah merubah energi kimia bahan
bakar menjadi energi panas untuk memanaskan (diberikan) pada air hingga
mendidih. Apabila kemudian air panas dibiarkan mendingin, maka energi
panas ini diserahkan ke udara sekitarnya.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
a. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
b. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
c. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

2.3 Pengertian PLTU


Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi
kimia listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu
dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu -
sudu turbin. Sudu -sudu turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya
poros turbin mengerakkan generator. Dari generator inilah kemudian
dibangkitkan energi listrik.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat
sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

2.4 Komponen-komponen PLTU


1. Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup
dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk
air panas atau steam berupa energi
kerja. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk
mengalirkan panas ke suatu proses.
Air panas atau steam pada tekanan
dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika
air didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu

5
yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
a. Cara Kerja Boiler
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai
tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan
pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar
dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan
merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar
generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut,
yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk
membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin
dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke
dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan
sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran
disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air
umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam.
Sistem steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran
dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakaruntuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
2. Economizer
Economizer merupakan bagian dari boiler. Komponen ini merupakan
ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air yang
terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru. Selain
Komponen tersebut masih ada komponen pendukung lainya yang tidak
kalah pentingnya dalam proses produksi seperti, Reheater, Boiler Water
Circulating Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer dan lain-lain
3. Turbin

6
Turbin ini merupakan alat
konversi energi, yaitu
mengubah energi uap (steam)
yang dihasilkan Boiler menjadi
energi gerak.

a. Komponen-komponen
Turbin
 Sudu
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin
mempunyai susunan sudu bergerak berselang-seling dengan sudu
tetap. Sudu bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja besama untuk
mengubah energi panas dalam uap menjadi energi mekanis
berotasi.
 Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial
menjadi energi kinetik dari uap.
 Disck (roda turbin)
Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada
pesawat yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan poros ini tenaga
mekanis uap.
Jadi secara ringkas kerja turbin adalah dimana tenaga potensial dari
uap dari boiler dirobah menjadi tenaga kinetis pada Nozel dan tenaga
kinetis ini dirobah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan melalui
Disck tenaga putar dirubah menjadi tenaga mekanis pada poros (shaft).
4. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik yang terdiri dari
Stator dan Rotor. Rotor tersebut dihubungkan dengan Shaft Turbine
sehingga berputar bersama-sama. Stator Bars didalam sebuah generator
membawa arus hubungan output pembangkit. Arus DC (Direct current)
dialirkan melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan Slip
Ring yang dipasang jadi satu dengan Rotor sehingga akan timbul medan
magnit (flux). Jika Rotor berputar, medan magnit tersebut memotong
kumparan pada Stator sehingga pada ujung-ujung kumparan Stator
timbul tegangan listrik.
Dengan adanya Rotor yang bergerak
secara mekanis berotasi tentu terjadi
kontak dengan stator yang
mengakibatkan terjadinya panas maka
perlu sistem pendinginan berikut
pengenai sisitem pendinginannya:
a. Sistem Pendinginan Stator
Pembangkit tenaga listrik berpendingin hidrogen yang lebih besar

7
seringkali mempunyai sistim pemdingin terpisah untuk mendinginkan
statornya. Batangan- batangan stator (stator bars) didalam sebuah
generator membawa arus hubungan output pembangkit. Aliran
arus yang melewati batangan-batangan ini menghasilkan jumlah panas
yang berarti/signifikan .
Untuk generator yang berpendingin hidrogen yang lebih kecil,
hidrogen itu saja biasanya sudah dapat menghisap panas. Akan tetapi
generator yang lebih besar sering mempunyai sistim pendingin air
tambahan bagi batangan-batangan statornya. Batangan stator yang
umum terdiri atas sejumlah konduktor yang berlubang. Air yang
mengalir melewati konduktor ini menghisap panas yang dihasilkan
oleh arus yang dibawa batangan tersebut.
b. Sistem Pendinginan Rotor
Pendinginan dengan udara
jarang digunakan pada
pembangkit tenaga listrik
yang besar, karena
pendinginan dengan udara
bukanlah alat yang efisien
untuk menyingkirkan panas
yang jumlahnya besar.
Sebagian besar pembangkit
tenaga listrik yang besar menggunakan sistim pendinginan hidrogen
untuk mempertahankan temperatur kerja yang sesuai.
Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap lebih
banyak panas daripada udara, sehingga pembangkit tenaga listrik lebih
umum memakai pendingin hidrogen.Untuk melepaskan panas dari
komponen-komponen yang ada didalam generator rotor hidrogennya
harus disirkulasikan disekitar komponen-komponen yang panas.
5. Air Preheater ini adalah alat yang sistim kerjanya berputar dengan
putaran rendah yang gunanya untuk memanasi udara pembakaran
sebelum dikirim ke furnace. Sedangkan pemanas udara
pembakaran tersebut
diambil dari gas buang
hasil pembakaran dari
furnace yang dialirkan
melalui Air preaheater ini
sebelum dibuang ke
cerobong. Komponen
utama Air Preheater ini
adalah jalan masuk udara, jalan keluar udara, sebuah penutup yang
berputar (rotating hood), sebuah elemen pemanas, jalan masuk gas

8
panas dan jalan keluar gas panas.
Gas panas dari furnace diarahkan melalui saluran sehingga gas
melewati bagian elemen pemanas. Pada saat gas melewati
permukaan elemen, gas memanaskan plat-plat logam. Plat-plat
panas tersebut berputar menuju sisi saluran udara pembakaran,
sehingga terjadi perpindahan panas.

2.3 Proses kerja bahan bakar batu bara.


Ada beberapa metode dalam pemerosesan bahan bakar batu bara yaitu
dengan metode pembakaran lapisan tetap,Metode pembakaran batu bara
serbuk,dan metode pembakaran lapisan mengambang. Dan memiliki prinsip-
prinsip kerja tersendiri dalam metode tersebut.
a. Metode lapisan pembakaran tetap.
Metode lapisan pembakaran tetap tersebut menggunakan stoker boiler
untuk proses pembakarannya. Dalam metode ini batu bara yang
digunakkan mengandung kadar abu yang tidak terlalu rendah maka batu
bara perlu dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur
dlam batu bara tersebut.
b. Metode pembakaran batu bara serbuk.
Pada metode ini batu bara diremuk terlebih dahulu dengan menggunakan
coal pulverizer ,kemudian bersama-sama dengan udara pembakaran
disemprotkan ke boiler untuk dibakar.Metode pembakaran ini sangat
sensitive batubara yang digunakan harus memikiki sifat ketergrusan
dengan HGI(Hardgrove Grindabillity Index). Metode pembakaran ini
menghasilkan abu yang terdiri dari clinker ash dan sisanya adalah fly ash.
c. Metode pembakaran lapisan mengambang.
Metode pembakaran tersebut menggunakan crusher untuk meremuk batu
bara terlebih dahulu. Metode pembakaran ini tidak seperti metode
pembakaran yang lainnya dengan meletakkan batu bara diatas kisi api
tetapi didalam metode ini campuran batu bara disemprotkan dan
menggunakan udara pada saat pembakaran,butiran-butiran tersebut dijaga
agar dalam posisi mengambang dengan cara melewatkan angin dengan
berkecepatan tertentu dari bagian bawah boiler sehingga butiran-butiran
batu bara tersebut mengambang.
d. Peralatan yang digunakan.
Dalam pemerosesan bahan bakar batu bara tersebut ada beberapa macam
peralatan yang digunakan. Tetapi peralatan yang sangat penting pada
pemerosessan tersebut ada adalah Coal supply.

2.4 Cara Kerja PLTU


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara

9
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan
proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan
bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui
suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu
turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
a. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
b. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakardengan udara kemudian di bakar.
c. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
d. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen
sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
a. akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan Adanya gesekan
fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di
ruang bakar.
b. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
c. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja komposisi kimia dari fluida kerja.
d. Adanya mechanical loss, dsb.

2.5 Keunggulan dan Kelemahan PLTU


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Keunggulan tersebut
antara lain :
a. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair
dan gas).
b. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
c. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
d. Kontinyuitas operasinya tinggi
e. Usia pakai (life time) relatif lama

10
Namun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga memiliki
beberapakelemahan.Kelemahan tersebut antara lain :
a. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
b. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
c. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
d. Investasi awalnya mahal.

BAB III
PERHITUNGAN

Gambar 1. Diagram Alir Plant

11
12
Perhitungan
Rumus Eksergi
e = (h - h0) - T0(S - S0)
É=ṁ×ɑ
1. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3450,94 - 125,83) kj/kg – 303 K(6,532 - 0,437) kj/kgK
= 1478,325 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 218,0556 kg/s × 1478,325 kj/kg
= 322357 KW
= 322,357 MW
2. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3557,46 - 125,83) kj/kg - 303 K(7,226 - 0,437) kj/kgK
= 1374,563 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 198,6111 kg/s × 1374,563 kj/kg
= 273003,5 KW
= 2723,0035 MW
3. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3114,73 - 125,83) kj/kg – 303 K(6,602 - 0,437) kj/kgK
= 1120,905 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 218, 0556 kg/s × 1120,905 kj/kg
= 244419,6 KW
= 244,4196 MW
4. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3114,73 - 125,83) kj/kg - 303 K(6,602 - 0,437) kj/kgK
= 1120,905 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 198,6111 kg/s × 1120,905 kj/kg
= 222624,2 KW
= 222,6242 MW
5. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3114,73 - 125,83) kj/kg - 303 K(6,602 - 0,437) kj/kgK
= 1120,905 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 19,44444 kg/s × 1120,905 kj/kg
= 21795,38 KW
= 21795,38 MW
6. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3329,51 - 125,83) kj/kg - 303 K(7,247 - 0,437) kj/kgK
= 1140,25 kj/kg

13
É=ṁ×ɑ
= 18,88889 kg/s × 1140,25 kj/kg
= 21538,06 KW
= 21538,06 MW
7. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3153,92- 125,83) kj/kg - 303 K(7,296 - 0,437) kj/kgK
= 949,813 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 179,7222 kg/s × 949,813 kj/kg
= 170702,5 KW
= 170702,5 MW
8. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3153,92- 125,83) kj/kg - 303 K(7,296 - 0,437) kj/kgK
= 949,813 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 174,2222 kg/s × 949,813 kj/kg
= 165478,5 KW
= 165,4785 MW
9. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (3153,92- 125,83) kj/kg - 303 K(7,296 - 0,437) kj/kgK
= 949,813 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 5,5 kg/s × 949,813 kj/kg
= 5223,972 KW
= 5223,972 MW
10. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (2903,71- 125,83) kj/kg - 303 K(7,62 - 0,437) kj/kgK
= 601,431 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 8,333333 kg/s × 601,431 kj/kg
= 5011,925 KW
= 5,011925 MW
11. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (2709,81 - 125,83) kj/kg - 303 K(7,226 - 0,437) kj/kgK
= 526,913 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 10,55556 kg/s × 526,913 kj/kg
= 5561,859 KW
= 5,561859 MW
12. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (2414 - 125,83) kj/kg - 303 K(7,575 - 0,437) kj/kgK
= 125,356 kj/kg

14
É=ṁ×ɑ
= 155,3333 kg/s × 125,356 kj/kg
= 19471,97 KW
= 19,47197 MW
13. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (199,66 - 125,83) kj/kg - 303 K(0,649 - 0,437) kj/kgK
= 9,594 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 155,3333 kg/s × 9,594 kj/kg
= 1490,268 KW
= 1490,268 MW
14. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (199,66 - 125,83) kj/kg - 303 K(0,649 - 0,437) kj/kgK
= 9,594 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 176,4444 kg/s × 9,594 kj/kg
= 1692,808 KW
= 1692,808 MW
15. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (214,54 - 125,83) kj/kg - 303 K(0,716 - 0,437) kj/kgK
= 4,173 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 176,4444 kg/s × 4,173 kj/kg
= 736,3027 KW
= 0,736303 MW
16. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (318,94 - 125,83) kj/kg - 303 K(1,027 - 0,437) kj/kgK
= 14,34 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 176,4444 kg/s × 14,34 kj/kg
= 2530,213 KW
= 2,5330213 MW
17. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (411,2 - 125,83) kj/kg - 303 K(1,284 - 0,437) kj/kgK
= 28,729 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 176,4444 kg/s × 28,729 kj/kg
= 5069,072 KW
=5,069072 MW
18. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (670,5 - 125,83) kj/kg - 303 K(1,931 - 0,437) kj/kgK
= 91,998 kj/kg

15
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 91,998 kj/kg
= 20314,02 KW
=20,31402 MW
19. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (706,79 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,011 - 0,437) kj/kgK
= 104,038 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 104,038 kj/kg
= 22975,09 KW
=22,97506 MW
20. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (733,74 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,029 - 0,437) kj/kgK
= 125,534 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 125,534 kj/kg
= 27722,09 KW
=27,72209 MW
21. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (891 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,269 - 0,437) kj/kgK
= 179,584 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 179,584 kj/kg
= 39658,13 KW
=39,65813 MW
22. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (1049,07 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,688 - 0,437) kj/kgK
= 241,187 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 241,187 kj/kg
= 53262,13 KW
=53,26213 MW
23. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (1100,44 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,789 - 0,437) kj/kgK
= 261,954 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 220,8333 kg/s × 261,954 kj/kg
= 57848,18 KW
=57,84818 MW
24. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (721,02 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,046 - 0,437) kj/kgK
= 107,663 kj/kg

16
É=ṁ×ɑ
= 38,33333 kg/s × 107,663 kj/kg
= 4127,082 KW
=4,127082 MW
25. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (920,76 - 125,83) kj/kg - 303 K(2,471 - 0,437) kj/kgK
= 178,628 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 19,44444 kg/s × 178,628 kj/kg
= 3473,322 KW
=3,473322 MW
26. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (2852,2 - 125,83) kj/kg - 303 K(6,764 - 0,437) kj/kgK
= 809,289 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 0,555556 kg/s × 809,289 kj/kg
= 449,605 KW
= 0,449605 MW
27. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (391,64 - 125,83) kj/kg - 303 K(1,232 - 0,437) kj/kgK
= 24,925 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 10,55556 kg/s × 24,925 kj/kg
= 263,0972 KW
= 0,263097 MW
28. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (417,44 - 125,83) kj/kg - 303 K(1,302 - 0,437) kj/kgK
= 29,515 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 8,333333 kg/s × 29,515 kj/kg
= 245,9583 KW
= 0,245958 MW
29. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (126,29 - 125,83) kj/kg - 303 K(0,437 - 0,437) kj/kgK
= 0,46 kj/kg
É=ṁ×ɑ
= 9166,667 kg/s × 0,46 kj/kg
= 4216,667 KW
= 4,216667 MW
30. e = (h - h0) - T0(S - S0)
= (163,38 - 125,83) kj/kg - 303 K(0,558 - 0,437) kj/kgK
= 0,887 kj/kg

17
É=ṁ×ɑ
= 9166,667 kg/s × 0,887 kj/kg
= 8130,833 KW
= 8,130833 MW

Tabel 2. Perbandingan Exergy Jurnal Dan Manual


No Exergy Jurnal Exergy Manual
1 322357 KW 322357 KW
2 273003 KW 273003.5 KW
3 244420 KW 244419.6 KW
4 222624 KW 222624.2 KW
5 21795 KW 21795.38 KW
6 21538 KW 21538.06 KW
7 170703 KW 170702.5 KW
8 165479 KW 165478.5 KW
9 5224 KW 5223.972 KW
10 5012 KW 5011.925 KW
11 5562 KW 5561.859 KW
12 19472 KW 19471.97 KW
13 1490 KW 1490.268 KW
14 1693 KW 1692.808 KW
15 736 KW 736.3027 KW
16 2530 KW 2530.213 KW
17 5069 KW 5069.072 KW
18 20314 KW 20314.02 KW
19 22975 KW 22975.06 KW
20 27722 KW 27722.09 KW
21 39658 KW 39658.13 KW
22 53262 KW 53262.13 KW
23 57848 KW 57848.18 KW
24 4127 KW 4127.082 KW
25 3473 KW 3473.322 KW
26 453 KW 452.635 KW
27 263 KW 263.0972 KW
28 246 KW 245.9583 KW
29 4216 KW 4216.667 KW
30 8131 KW 8130.833 KW

Efisiensi Exergy
1. Bioler
Ex Fuel= LHV x m fuel x ԑ fuel
= 15490 Kj/Kg x 43.8888 kg/s x 1,06
= 720627.7627 KW

18
Ex in = Ex4 +Ex23 + Ex Fuel
= 222624.2 KW + 57848,18 KW + 720627.7627 KW
= 1001100.13 KW
Ex Out= Ex1 +Ex2
= 322357 KW + 273003.5 KW
= 595360.5 KW
ŋ2 = Ex out/ Ex in x 100%
= 595360.5/1001100.13 KW x 100%
= 59,470625 %

2. LPH 1
Ex in = Ex 11 + Ex 15
= 5561.859 KW + 736.3027 KW
= 6298.162111 KW
Ex out = Ex 16 + Ex 27
= 2530.213 KW + 263.0972 KW
= 2793.311 KW
ŋ2 = Ex out/ Ex In x 100%
= 2793.311 KW/ 6298.162111 KW x 100%
= 44.35120129 %

3. LPH 2
Ex in = Ex 10 + Ex 16
= 5011.925 KW + 2530.213 KW
= 7542.138333 KW
Ex out = Ex 17 + Ex 28
= 5069.072 KW + 245.9583 KW
= 5315.031 KW
ŋ2 = Ex out/ Ex in x 100%
= 5315.031 KW/ 7542.138333 KW x 100%
= 70.47113886%

4. HPH 1
Ex in = Ex 6 + Ex 20 + Ex 25
= 21538.06 KW + 27722.09 KW + 3473.322 KW

19
= 52733.46944 KW
Ex out = Ex 21 + Ex 24
= 39658.13 KW + 4127.082 KW
= 43785.22 KW
ŋ2 = Ex out/ Ex in x 100%
= 43785.22 KW/52733.46944 KW X100%
= 83.03116685 %
5. HPH 2
Ex in = Ex 5 + Ex 21
= 21795.38 KW + 39658.13 KW
= 61453.50833 KW
Ex out = Ex 22 + Ex 25
= 53262.13 KW + 3473.322 KW
= 56.73545 KW
ŋ2 = Ex out/ Ex in x 100%
= 56.73545 KW/61453.50833 KW x 100%
= 92.32255884 %
6 Turbin

Ex in = Ex 1 + Ex 2 + Ex 8
= 322357 KW + 273003.5 KW + 165478.5 KW
= 760838.9954 KW
Ex out = Ex 3 + Ex 6 +Ex 7 + Ex 9 +Ex 10 + Ex 11 + Ex 12
= 244419.6 KW + 21538.06 KW + 5223.972 KW + 5561.859 KW
+ 5011.925 KW + 5561.859 KW + 19471.97 KW
= 471929.8 KW
Wt = (m x h)in – (m x h) out
= (m1 x h1 ) +( m2 x h2) + (m8 x h8) – (m3 x h3) - (m6 x h6) – (m7 x
h7) - (m9 x h9) -(m10 x h10) - (m11 x h11) - (m 12 x h12)
= (218.0556 kg/s x 3450.94 kj/kg )+ (198.6111 kg/s x 3557.46 kj/kg)
+ 174.2222kg/s x 3153.92 kj/kg) – (218.0556 kg/s x 3114.73kj/kg) –
(18.88889kg/s x 3329.51kj/kg) – (179.7222 kg/s x 3153.92kj/kg) –
(5.5 kg/s x 3153.92kj/kg) – (8.333333kg/s x 2903.71kj/kg) –
(10.55556kg/s x 2709.81kj/kg) – (155.3333kg/s x 2414 kj/kg)
= 254503.8772 KW
E Loss = Ein – Eout – Wt
= 760838.9954 Kw - 471929.8 KW - 254503.8772 KW
= 34405.27583 KW

20
ŋ2 = 1- (Eloss / (Ein –Eout))
= 1- ( 34405.27583 KW/ (760838.9954 Kw - 471929.8 KW))
= 88.0913 %
HPT
Ex in = Ex 1
= 322357 KW
Ex out = Ex 3
= 244419.6 KW
Wt = (m x h) in – (m x h)out
= (218.0556 kg/s x 3450.94 kj/kg ) - (218.0556 kg/s x 3114.73kj/kg)
= 73312.46 KW
Eloss = Ex in – Ex out – Wt
= 322357 KW- 244419.6 KW- 73312.46 KW
= 4624.9583 KW
ŋ2 =1- (Eloss/ (Ex in –Ex Out))
= 1 – (16054.687 KW/ (322357 KW- 244419.6 KW))
= 94.065805 %
IPT
Ex in = Ex 2
= 273003.48 KW
Ex Out = Ex 6 +Ex 7 + Ex 9
= 21538.06 KW + 5223.972 KW + 5561.859 KW
= 197464.5 KW
Wt = ( m2 x h2) - (m6 x h6) – (m7 x h7) - (m9 x h9)
= (198.6111 kg/s x 3557.46 kj/kg) - (18.88889kg/s x 3329.51kj/kg)
– (179.7222 kg/s x 3153.92kj/kg) – (5.5 kg/s x 3153.92kj/kg)
= 59484.27 KW
Eloss = Exin –Exout –Wt
= 273003.48 KW - 197464.5 KW - 59484.27 KW
= 16054.687 KW
ŋ2 = 1- (E loss/ (Ex in- Ex out))
= 1 – (16054.687 KW/ (273003.48 KW - 197464.5 KW))
= 78.74648 %
LPT
Ex in = Ex 8
= 165478.53 KW
Ex out = Ex 10 –Ex 11- Ex 12
= 5011.925 KW + 5561.859 KW + 19471.97 KW
= 30045.75 KW
Wt = (m3 x h3)-(m10 x h10) - (m11 x h11) - (m 12 x h12)
= (174.2222kg/s x 3153.92 kj/kg) – (8.333333kg/s x 2903.71kj/kg) –
(10.55556kg/s x 2709.81kj/kg) – (155.3333kg/s x 2414 kj/kg)

21
= 121707.2 KW
E Loss = Ex in – Ex out – Wt
= 165478.53 KW - 30045.75 KW - 121707.2 KW
= 13725.631 KW
ŋ2 = 1- (E loss/ (Ex in- Ex out))
= 1 – (13725.631 KW/(165478.53 KW - 30045.75 KW))
= 89.865356 %
Rata- Rata ŋ2 Turbin = (ŋ2 HPT + ŋ2 IPT + ŋ2 LPT)/ 3
= (94.065805 + 78.74648 + 89.865356)% / 3
= 87.55921 %
7. Condenser

Ex in = Ex 12 + Ex 29
= 19471.97 KW + 4216.667 KW
= 23688.632 KW
Ex out = Ex 13 + Ex 30
= 1490.268 KW + 8130.833 KW
= 9621.101 KW
E loss = Ex in – Ex out
= 23688.632 KW - 9621.101 KW
= 14067.53067 KW
ŋ2 = 1- (E loss/ Ein)
= 1- (14067.53067 KW/ 23688.632 KW)
= 40.61484569 %

8. Daerator
Ex in = Ex 18
= 20314.02 KW
Ex out = Ex9 + Ex17 +Ex24 + Ex26
= 5223.972 KW + 5069.072 KW + 4127.082 KW + 452.635 KW
= 14872.76061 KW

22
ŋ2 = 1- (Exout/ Exin)
= 1- (14872.76061 KW/20314.02 KW)
= 73.21427788 %

9. Economizer
Ex in = Ex 22
= 57848.18 KW
Ex out = Ex 23
= 53262.12917 KW
ŋ2 = 1- (Exout/ Exin)
= 1- (53262.12917 KW/57848.18 KW)
= 92.07227223%

10. Hotwell
Ex in = Ex 13
= 1692.808 KW
Ex out = Ex 14
= 1490.268 KW
ŋ2 = 1- (Exout/ Exin)
= 1- (1490.268 KW/1692.808 KW)
= 88.03526448%

11. Overall Plant


Ex Fuel = LHV x m fuel x ԑ fuel
= 15490 Kj/Kg x 43.8888 kg/s x 1,06
= 720627.7627 KW
Gross Power output plant = 250 000 KW
ŋ2 = 720627.7627 KW x 250 000 KW x 100%
= 34.69197454 %

Tabel 3. Perbandingan Effisiensi Exergy


Effisiensi Exergy Effisiensi Exergy
No Nama Alat
Jurnal Manual
1 Boiler 59.47 % 59,470625 %
2 Turbin 84.99 % 87.55921 %

23
3 Condenser 40.61 % 40.61484569 %
4 Overall Plant 32.15 % 34.69197454 %
5 HPH 1 83.03 % 83.03116685 %
6 HPH 2 92.32 % 92.32255884 %
7 LHP 1 44.35 % 44.35120129 %
8 LHP 2 70.47 % 70.47113886%
9 Daerator - 73.21427788 %
10 Economizer - 92.07227223%
11 Hotwell - 88.03526448%

24

Anda mungkin juga menyukai