Disusun Oleh :
Kelas 5 EGD
Program Studi D IV Teknik Energi
Jurusan Teknik Kimia
Dosen Pembimbing:
Zurohaina, S.T., M.T
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “ Wood Pellet dari Limbah Pohon
Karet “ ini. Salawat serta salam juga penyusun persembahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarganya. Sahabat serta pengikutnya sampai akhir
zaman. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah dimasa datang. Akhir
kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
baik bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Energi memegang peranan yang sangat vital dalam berbagai kegiatan yang
yang menyangkut hajat hidup manusia. Sebab jika tidak ada sumber energi
maka bisa dipastikan seluruh kegiatan manusia akan sulit dilaksanakan.
Sumber energi yang dikenal dan dipakai saat ini digolongkan secara garis
besar yaitu energi terbarukan dan tak-terbarukan. Sumber energi terbarukan
meliputi panas bumi, matahari, angina, air, biomassa dan yang lainnya.
Sedangkan sumber energi tak terbarukan meliputi minyak bumi, gas dan
batubara. Sebagaimana kita ketahui saat ini jumlah energi fosil terus
berkurang dan kadang mengalami kelangkaan. Slah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan
energi terbarukan seperti biomassa yang jumlahnya melimpah.
Tanaman karet merupakan komoditi tanaman perkebunan yang banyak
diusahakan oleh masyarakat setelah perkebunan kelapa sawit. Pohon karet hanya
produktif menghasilkan getah hingga berumur 20 - 25 tahun dan setelah itu
produktifitas getah akan menurun.
Hasil pemanenan kayu karet akan menghasilkan limbah yang disebut limbah
pemanenan seperti daun, ranting, akar serta kayu karet yang tidak termasuk
kedalam layak jual. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan diperlukan
adanya suatu pengolahan lanjut dengan teknologi aplikatif sehingga menghasilkan
produk yang memiliki nilai tambah dan ramah lingkungan, salah satunya dengan
memanfaatkan limbah kayu karet menjadi wood pellet (pelet kayu).
Wood pellet merupakan salah satu produk yang dikembangkan sebagai
alternatif sumber energi baru yang digunakan sebagai bahan bakar. Wood pellet
dapat digunakan sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan
industri besar, bahkan juga bisa untuk industri pembangkit tenaga (Kementrian
Kehutanan Republik Indonesia, 2010). Wood pellet dapat menjadi bahan bakar
andalan karena mengandung nilai kalor yang tinggi dan dapat menghemat
penggunaan bahan bakar fosil yang harganya semakin tinggi serta jumlahnya
semakin menipis di Indonesia.
1.2.Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari biopellet
PEMBAHASAN
Salah satu bentuk bahan bakar padat berbasis limba biomasa dengan
ukuran yang kecil dan lebih kecil dari briket. Biopelet mempunyai densitas dan
keseragaman ukuran yang lebih baik dibandingkan bio briket. Proses yang
digunakan adalah pengempaan dengan suhu dan tekanan tinggi, sehingga
membentuk produk yang seragam dengan kapasitas produksi yang tinggi
dibandingkan biobriket. Dibeberapa negara maju seperti jerman kanada dan
austria biopelet dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif yang berasal dari
kepingan kayu.
Energi dibuat untuk bahan bakar yang didapatkan dari sumber alami yang
dapat diperbarui. Jadi, energi biomassa ini bisa menjadi jalan keluar dari bahan
bakar yang selama ini tidak dapat diperbaharui dan mencemari lingkungan
hidup.Selain itu, digunakan juga bahan-bahan energi biomassa dari tumbuhan
seperti tanaman sisa pengolahan ataupun hasil panen secara langsung. Energi
biomassa ini muncul berdasarkan adanya siklus carbon di bumi. Dimana, hampir
semua unsur kehidupan, mulai dari tumbuhan, hewan hingga manusia memiliki
unsur karbon yang pada dasarnya terus berputar. Karena itulah, biomassa sendiri
bisa dibuat bahan bakar karena juga mengandung unsur carbon.
b) Pemotongan / Cincang
d) Pendingin / Colling
f) Wood Pellet
Wood pellet yang telah jadi kemudian di packing dan di lakukan quality
control untuk menjaga kualitas dari pellet yang dihasilkan.
Pemotongan Bahan
Pendinginan / colling
Disaring / Sleving
WOODPELLET
2.5.METODE PENELITIAN
Hasil penelitian rata-rata persentase kadar air wood pellet antara 15,06% -
17,26%. Rata-rata persen kadar air wood pellet setelah dilakukan uji Duncan pada
taraf 5% dapat dilihat pada Gambar 1.
2.6.2. Kerapatan
18
17.5
Kerapatan
17
16.5
16
15.5 Kerapatan
15
14.5
14
13.5
10% 20% 30%
Perbedaan lama pembakaran pada wood pellet dipengaruhi oleh kadar air,
semakin tinggi kadar air maka akan semakin lama pembakarannya, menghasilkan api
yang kecil dan jumlah asapnya banyak, ini sesuai dengan penelitian (Rahman, 2011
dalam Winata, 2013) bahwa kadar air sangat mempengaruhi kualitas wood pellet
sepert nilai kalor, pembakaran, kemudahan menyala, daya pembakaran, dan jumlah
asap yang dihasilkan selama pembakaran. Sanusi, dkk (2010) menambahkan pada
kadar air yang tinggi, wood pellet yang terbakar mula-mula panas pembakaran
digunakan untuk mengeluarkan air, dan setelah semua air dalam wood pellet habis
menguap barulah massa kayu wood pellet terbakar.
2.6.4. Nilai Kalor
Hasil penelitian menunjukkan nilai kalor wood pellet antara 4029 Kkal/kg -
4106 Kkal/kg. Rata-rata nilai wood pellet setelah dilakukan uji Duncan pada taraf 5%
dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengujian kadar air wood pellet, didapatkan bahwa ketiga perlakuan yang
dilakukan memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan SNI. Kadar air
maksimum pada wood pellet yang sesuai dengan SNI adalah ≤ 10%, jadi belum ada
perlakuan yang memenuhi kriteria SNI.
Pengujian kerapatan wood pellet pada ketiga perlakuan yang diberikan
diperoleh kerapatan wood pellet pada perlakuan dua dan perlakuan tiga sudah
memenuhi SNI. Sementara sampai penelitian ini dilakukan belum ada ditemukan SNI
terhadap lama pembakaran wood pellet, sehingga untuk lama pembakaran belum ada
standar untuk mengukur nilai terbaik dari lama pembakaran wood pellet.
Pada pengujian nilai kalor wood pellet dari ketiga perlakukuan yang
diberikan, diperoleh nilai kalor wood pellet pada perlakuan dua dan perlakuan tiga
sudah memenuhi SNI.
BAB III
PENUTUP
3.1.1.Kesimpulan
1. Karakteristik wood pellet yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut Kadar air berkisar antara 15,06% - 17,26%. Kerapatan berkisar antara 0,408
gr/cm3 (408 kg/m3) - 0,628 gr/cm3 (628 kg/m3). Lama pembakaran berkisar antara
5,42 menit/200gr - 7,29 menit/200gr. Nilai kalor berkisar antara 4029 Kkal/kg – 4106
Kkal/kg.
2. Dari ketiga perlakuan yang diberikan diperoleh perlakuan 3 dengan serbuk kayu
karet 1,5 kg + tapioka 30% dari berat serbuk + air 300 ml yang memiliki karakteristik
yang sesuai atau mendekati dengan SNI.
3.1.2.Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik wood pellet dari
limbah kayu karet mengenai pengaruh ukuran serbuk dan kadar air bahan baku
terhadap karakterisrik wood pellet.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, F. 2014. Karakteristik Kayu Lapis dari Bahan Baku Kayu Karet (Hevea
braziliensis Muell. Arg) Berdasarkan Umur Pohon. Skripsi Jurusan
KehutananFakultas Pertanian Universitas Riau.
Towaha, J. Daras, U. dan Balitri. 2013. Peluang Pemanfaatan Kayu Karet (Hevea
braziliensis Muell. Arg) Sebagai Kayu Industri. Warta Penelitian Dan Pengembangan
Tanaman Industri. Volume 19 Nomor 2.