Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“POTENSI ENERGI BIOMASSA”

Disusun oleh:

Kelompok 6

Nama: NIM:

1. Robbi Feri Randa Simamora 5191230002


2. Ruth Theresia Silitonga 5193530015

Mata Kuliah : Perancangan Energi Terbarukan

Dosen Pengampu : Ir. Denny Haryanto Sinaga, S. Pd., M. Eng.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas berkat dan
karunia-Nya kita masih diberikan kesehatan, sehingga Makalah Kelompok Perancangan
Energi Terbarukan ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perancangan Energi Terbarukan
yang akan membahas mengenai salah materi “Potensi Energi Biomassa”. Penyusunan
makalah ini dilakukan secara berkelompok dan disusun berdasarkan sumber bacaan yang
tersedia pada buku dan jurnal terkait materi ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas ini. Demikian makalah ini kami sajikan. Kami berharap tugas ini dapat
berguna bagi pembaca, khususnya pada bidang Teknik Elektro. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2022

Penyusun 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Biomassa............................................................................................. 2
2.2 Sumber Energi Biomassa...................................................................................... 2
2.2.1 Kayu Sisa....................................................................................................... 2
2.2.2 Sisa Pertanian................................................................................................ 3
2.2.3 Kotoran Hewan.............................................................................................. 3
2.3 Konversi Energi Biomassa.................................................................................... 4
2.3.1 Gasifikasi....................................................................................................... 4
2.3.2 Anaerobic Digestion...................................................................................... 6
2.3.3 Landfill.......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 8
3.2 Saran..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat pemakaian bahan bakar terutama bahan bakar fosil di dunia semakin
meningkat seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya laju
industri di berbagai negara di dunia. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya
krisis bahan bakar. Di samping itu kesadaran manusia akan lingkungan semakin tinggi
sehingga muncul kekhawatiran meningkatnya laju pencemaran lingkungan terutama polusi
udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga muncul sebuah
pemikiran penggunaan energi alternatif yang bersih.
Beberapa jenis sumber energi alternatif yang bisa dikembangkan antara lain: energi
matahari, energi angin, energi panas bumi, energi panas laut (OTEC) dan energi biomassa.
Diantara sumber-sumber energi alternatif tersebut, energi biomassa merupakan sumber energi
alternatif yang perlu mendapat prioritas dalam pengembangannya dibandingkan dengan
sumber energi yang lain. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan
limbah pertanian yang kurang termanfaatkan.
Biomassa secara umum lebih dikenal sebagai bahan kering material organik atau
bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau material organik dihilangkan kadar airnya
(dikeringkan). Material organik hidup seperti tumbuhan, hewan dan kotorannya, umumnya
mengandung 80-90% air, namun setelah kering akan mengandung senyawa hidrokarbon yang
sangat tinggi. Senyawa hidrokarbon inilah yang penting sebagai potensi sumber energi yang
tersimpan pada biomassa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu energi biomassa?
2. Apa sumber energi biomassa?
3. Bagaimana konversi energi biomassa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui energi biomassa
2. Mengetahui sumber energi biomassa
3. Mengetahui konversi energi biomassa

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biomassa


Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang dapat diperbaharui (renewable)
sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (sustainable),
biomassa digunakan sebagai sumber energi yang akan digunakan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan turbin yang selanjutnya memutar generator.
Sumber energi biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian,
limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak.,
Sumber biomassa ada beberapa macam antara lain biomassa pertanian dan biomassa
hutan. Biomassa pertanian merupakan limbah dari tanaman pertanian antara lain batang,
cabang, daun, serta produk samping dari hasil pertanian dimana limbah tersebut dapat
dijadikan sebagai sumber energi. Sedangkan biomassa hutan yang dapat digunakan sebagai
penyumbang energi antara lain kayu, dan penebangan kayu.
Biomassa dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu :
1. Limbah pertanian : limbah hasil panen. padi,jagung,Jerami,batok kelapa,jamur merang
dan lainnya.
2. Limbah hasil kehutanan : limbah kayu pabrik, sisa-sisa penebangan pohondan semak-
semak.
3. Limbah kota dan industrial : limbah padat perkotaan, kotoran dan limbah industri.

2.2 Sumber Energi Biomassa


Ada beberapa alternatif pemanfaatan sumber energi biomassa, diantaranya:
2.2.1Kayu Sisa
Pada produksi kayu untuk industri setiap tonnya akan menghasilkan limbah
sebanyak satu ton juga. Maka limbah kayu yang dihasilkan setiap tahunnya adalah juga
25 juta ton/ Tahun. Bilamana limbah kayu ini memiliki nilai panas sebesar 4000 kilo
kalori perton, seperti potensi energi yang terkandung dalam limbah kayu ini adalah
sebesar 100.000.000.000 kilo kalori setahun atau 14,44 juta ton. Hasil tersebut setara
dengan jumlah batu bara yang sangat besar yang pada saat ini terbuang sia-sia dan
mencemari lingkungan. Apabila limbah kayu ini dapat diolah dengan baik akan menjadi
suatu sumber energi yang sangat besar dan diharapkan menjadi salah satu sumber energi
alternatif masa depan.
Selain dahan dan ranting-ranting yang terbuang dihutan pada saat penebangan.
Pada saat pengolahan pun masih banyak material kayu yang terbuang, sehingga kayu
yang menjadi sisa dapat kita kelompokkan pada:
1. Ranting, tangkai, dahan yang terbuang pada saat penebangan.
2. Serbuk penggergajian, sisa pengerutan, potongan-potongan dan sisa pemahatan pada
saat pengolahan.

2
Batang Kayu Serbuk Kayu Potongan kayu

2.2.2Sisa Pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa.
Sekam padi, merang dan batang padi, bonggol jagung, daun dan batang jagung, batok
kelapa, pohon kacang dan umbi-umbian merupakan sumber energi alternatif masa depan
dan merupakan jenis energi yang unggul, karena merupakan sumber energi alternatif
yang dapat diperbarui.
Adapun kekurangan dari pemanfaatan limbah pertanian tersebut diantaranya:
1. Bentuknya yang tidak teratur sehingga menyulitkan saat penggunaan dan
pengangkutan.
2. Dalam setiap meter kubiknya banyak celah-celah atau ruang kosong sekitar 30 %,
maka jumlah kalorinya dalam setiap meter kubiknya menjadi berkurang.
3. Jarak antara sumber produksi bahan bakar dengan pusat pembangkit tenaga
listriknya tidak selalu dekat.
4. Antara waktu puncak produksi (panen) dengan waktu penggunaan bahan bakar
mempunyai rentang waktu yang panjang. Maka perlu suatu sistem penyimpanan
sehingga bahan bakar itu tidak hancur percuma.
5. Kadar kandungan airnya yang harus dikurangi.

Limbah Padi Limbah Jagung

3
Limbah Jerami Limbah Batok Kelapa

2.2.3Kotoran Hewan
Energi Biomassa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energi Biogas. Prinsip
kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah prinsip terjadinya
fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri metan. Secara sederhana,
pembuatan biogas adalah sebagai berikut:
1. Tinja dimasukkan ke dalam tangki setelah dicampur air.
2. Tangki penampung gas akan menerima gas yang terjadi dan akan terdorong ke atas.
3. Bilamana banyak gas terbentuk, letak tangki gas akan semakin tinggi.
4. Gas dipakai melalui kran.
5. Apabila gas berkurang tangki penampung gas akan turun.
6. Tangki akan naik kembali apabila gas kembali terbentuk.
7. Proses itu terjadi berulang-ulang.
8. Posisi tangki penampung menunjukkan jumlah gas di dalam tangki.
9. Apabila tinja tidak mengeluarkan gas lagi, tangki penampung gas tidak akan
bergerak.
10. Selanjutnya tinja harus diganti.

Limbah Kotoran Hewan


2.3 Konversi Energi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana yaitu biomassa
langsung dibakar dan menghasilkan panas. Dan panas hasil pembakaran akan dikonversi
menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan
menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan

4
menghasilkan putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi
energi listrik melalui magnetmagnet dalam generator.
Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk
mengkonversi biomassa, diantaranya beberapa teknologi untuk konversi biomassa. Ada
perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan bahan bakar yang
dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan
menjadi tiga:
1. Pembakaran langsung, Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling
sederhana karena pada umumnya biomassa dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa
perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.
2. Konversi termokimiawi, Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan
perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan
bakar.
3. Konversi biokimiawi, merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan
mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

Dalam pemanfaatan teknologinya, ada beberapa cara untuk mengkonversi energi


biomassa, yakni:
2.3.1 Gasifikasi
Gasifikasi biomassa merupakan proses konversi bahan selulosa dalam suatu
reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar untuk menggerakkan generator
pembangkit listrik. Sebagai tahap awal, akan dipergunakan teknik pemisahan yang
sesuai, sehingga berbagai jenis sampah dapat dipakai pada setiap jenis peralatan konversi
energi. Dengan upaya ini, evisiensi konversi akan terjadi, sehingga bisa memaksimalkan
seluruh persediaan sampah yang ada menjadi energi yang bernilai ekonomis. Pada tahap
awal ketika sampah masuk ke TPA akan dilakukan pemisahan antara sampah basah dan
kering dengan menggunakan floating tank dan metode lain. Bahkan untuk lebih
memperketat pemilahan sampah ini, selain penggunaan teknologi juga akan dilibatkan
SDM yang sudah memperoleh pengetahuan mengenai pemilahan sampah ini. Setelah
sampah berhasil dipisah antara sampah basah dan sampah kering, kemudian untuk
sampah basah akan dilakukan proses pencacahan sampah dengan menggunakan mesin
pencacah (Shredder) dimana sampah akan dipecah menjadi lebih kecil dan memiliki
ukuran yang sama besarnya. Setelah sampah dicacah, maka tahap selanjutnya adalah
melalui proses pengeringan sampah seperti sampah kayu, daun, kertas yang basah.
Setelah menjadi kering maka untuk proses selanjutnya akan sama dengan pengolahan
sampah kering. Dimana sebelumnya sampah kering tersebut telah dilakukan proses
pemotongan dengan menggunakan mesin shredder. Sampah kering tersebut dimasukkan
ke dalam gasifier yaitu sebuah reaktor tertutup yang keluaran dari alat tersebut akan
menghasilkan gas berupa synthetic gas (synergy) yang digunakan sebagai gas bahan
bakar untuk menggerakkan turbin gas yang selanjutnya bertugas memutar sebuah
generator listrik.

5
Gambar 2.1 Bagan Proses Gasifikasi

Gambar 2.2 Proses Gasifikasi


Prinsip kerja dari reaktor gasifier ini adalah melalui 4 proses, pertama sampah
organik kering yang telah melalui proses shredder akan dimasukkan ke dalam suatu
tangki reaktor gasifier dan kemudian akan melalui proses pengeringan dengan
pembakaran sampah yang temperatur pembakarannya antara 100-200 oC, kemudian pada
proses selanjutnya sampah berada pada daerah pirolisa dengan melakukan pembakaran
dengan temperatur suhu antara 200-500 oC, pada proses ini sudah dapat menghasilkan
gas berupa CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), CH4 (metana), dan gas H
(hidrogen). Proses selanjutnya sampah akan melewati daerah oksidasi dimana gas yang
dihasilkan berupa gas CO dan energi panas, temperature suhu yang digunakan antara
1200-1400 oC. Proses terakhir adalah sampah berada pada daerah reduksi dimana pada
tahap ini dibakar dengan temperatur suhu antara 500-1200 oC dan dilakukan

6
pencampuran gas udara, yang nantinya keluaran dari proses ini merupakan gas akhir
berupa CO, H2, CH4, H2, CO dan gas lain yang tidak diperlukan, yang nantinya akan
dipisahkan melalui proses treatment gas. Limbah yang dihasilkan proses gasifier ini
adalah berupa abu dimana abu ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
2.3.2 Anaerobic Digestion
Perlakuan berbeda diterapkan pada sampah organik basah seperti sampah buah
buahan dan sampah sayur-sayuran, pertama sampah akan direduksi menjadi partikel
yang ukurannya kecil-keil, kemudian melalui proses anaerobic digestion maka sampah
akan diolah menjadi gas dengan bantuan suatu bakteri, gas keluaran inilah yang nantinya
digunakan untuk membangkitkan mesin pembangkit listrik. Gas buang yang dihasilkan
dari proses ini akan disaring terlebih dahulu dengan menggunakan suatu filter untuk
menghasilkan gas yang tidak membahayakan lingkungan.

Gambar 2.3 Bagan Proses Anaerobic Digestion


Proses kerja dari anaerobic digestion adalah, pertama sampah yang sudah di
shredder sedemikian rupa sehingga menjadi sampah yang berukuran kecilkecil
dimasuikan ke dalam sebuah tangki tertutup dan dibiarkan selama beberapa hari sampai
terdapat mikroba pengurai. Mikroba-mikroba pengurai tersebut hidup dalam suasana
tidak ada oksigen bebas, jadi pada tangki diharapkan tertutup rapat dan tidak ada celah
udara keluar masuk tangki. Setelah sampah terurai oleh mikroba pengurai maka akan
menghasilkan gas dan kemudian untuk proses selanjutnya gas tersebut diolah sehingga
dapat digunakan.
2.3.3 Landfill
Bagi sampah lama yang sudah bertumpuk dan dalam jangka waktu yang lama
dipergunakan proses landfill gas. Penggunaan proses ini untuk menghindari gas metan
yang sangat beracun lepas dari tumpukan sampah, Pertama pada lahan dilakukan
penggalian lahan dengan kedalaman tertentu kemudian pada dasar galian dilapisi dengan
lapisan tanah liat yang padat, pada lapisan ini disebut ground linier. Selanjutnya tanah
dilapisi kedua kalinya dengan bahan geo membran, lapisan mirip plastik berwarna
dengan ketebalan 2,5 milimeter yang terbuat dari High Density Polyetilin, salah satu
senyawa dari minyak bumi. Lapisan inilah yang nantinya akan menahan air kotor yang
berbau yang berasal dari sampah sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan
ssmencemari air tanah di atas bumi. Di atas lapisan geo membran akan dilapisis dengan

7
geo textile yang gunanya memfilter kotoran sehingga tidak bercampur dengan air kotoran
tersebut. Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk di atas lapisan geo textile ini
kemudian ditutup dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah
menyebarnya gas metan akibat proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa
oksigen.
Satu jaringan pipa gas dimasukkan ke dalam tumpukan sampah, melalui pipa
inilah gas disedot menuju ke sebuah treatment gas. Selanjutnya energi panas yang
dihasilkan dari proses ini akan diolah menjadi listrik. Setelah masing-masing jenis
sampah diolah, akan dihasilkan biogas yang dimasukkan dulu ke dalam fasilitas gas
treatment sebelum menjadi gas bahan bakar bagi mesin pembangkit listrik. Dari fasilitas
pengolahan sampah ini, dengan kapasitas pengolahan mencapai 500 ton per hari dapat
dihasilkan listrik berkisar antara 5-8 MW secara kontinyu.

2.4 Potensi Energi Biomassa di Indonesia


Proses pengolahan sumber daya alam hayati menghasilkan limbah organik dengan
jumlah yang cukup besar, seperti serbuk kayu gergajian pada tahun 2002 sebesar 0,39 juta
ton, atau produksi gabah sekitar 63,84 ton pada 2009 maka jumlah sekam yang dihasilkan
lebih dari 14,6 juta ton (sekam padi komposisinya 20-23% dari gabah). Limbah-limbah ini
banyak dibuang ke sungai atau dibakar sehingga mencemari lingkungan.
Pada tahun 2009 produksi kelapa sawit 22 juta ton dengan luas lahan 7 juta hektar
dengan produktivitas lahan rata-rata 20 ton TBS/ha. Maka produksi kelapa sawit diperkirakan
140 juta ton. Dari produksi ini juga menghasilkan cangkang sawit sebesar 9,1 juta ton dan
sebanyak 50% digunakan sebagai bahan bakar boiler di pabrik, maka limbah cangkang sawit
dapat mencapai 4,55 juta ton.
Untuk kelapa, Indonesia memiliki 3,712 hektar (31,4% luas kebun kelapa dunia) dan
merupakan perkebunan kelapa terbesar di dunia. Produsi kelapa Indonesia menduduki urutan
nomor 2 setelah Filipina, dengan produksi 12,915 miliar butir (24,4% produksi dunia).
Dengan berat sebuah kelapa rat-rata 1,5 kg, maka potensi tempurung kelapa Indonesia
sebesar 2,3 juta ton per tahun.
Data dari ZREU (Zentrum fur rationell Energieanwendung und Umwelt GmbH) pada
tahun 2000 menyebutkan bahwa Indonesia memproduksi 146,7 Juta ton atau setara 470 Giga
Joule (GJ)biomassa per tahun yang mana sumber utamanya berasal dari residu pertanian yaitu
sebesar 150 GJ per tahun dan karet kayu 120 GJ per tahun. Berikut adalah sebaran potensi
biomassa di Indonesia.

8
Kelebihan :
 Sumbernya dapat diperbarui

 Mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil

 Tidak polusi udara

 Karbon netral(menyerap karbon saat fotosintesis dan mengeluarkan karbon saat


pembakaran yang akan diserap tumbuhan ).

 Ketersediaan yang melimpah

 Sumber energi yang serbaguna (Biodisel,biogas dan gas nabati lainnya).

Kekurangan :

 Biaya lebih mahal diantara energi yang lain

 Sumber terbatas (memiliki musim panen pada tumbuhan)

 Polusi udara jika dibakar langsung

 Membutuhkan banyak air saat produksi

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik
berupa produk maupun buangan, seperti tanaman, pepohonan, rumput, limbah
pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak.  Biomassa menjadi bahan
penghasil energi yang diperoleh dari bahan-bahan organik dengan proses konversi
energi.
2. Untuk memanfaatkan dan memberdayakan energi biomassa menjadi bahan bakar
pembangkit listrik, sumber energi biomassa berasal dari sampah organik hasil dari
aktivitas makhluk hidup dalam upaya pengurangan limbah organik, seperti produk
sampingan industri berbahan dasar kayu, bahan limbah sisa aktivitas pertanian, dan
maupun peternakan.
3. Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dilakukan dengan proses
pembakaran langsung, konversi termokimiawi, serta konversi biokimiawi. Beberapa
pemanfaatan energi biomassa ini untuk mengonversi energi dilakukan dengan
teknologi Gasifikasi, Anaerobic Digestion, dan Landfill.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka sebaiknya dilakukan pengkajian
lebih lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam makalah ini dan bisa
menjadi lebih sempurna dari sebelumnya. 

10
DAFTAR PUSTAKA

Parinduri, Luthfi dan Taufik Parinduri. 2020. Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi
Terbarukan. Journal of Electrical Technology. 5 (2): 88-92.

11

Anda mungkin juga menyukai