Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUMBER DAYA ENERGI BIOMASSA

Disusun Oleh :

GILBERT SARDA SINAGA (5213530021)


SANDI SIHALOHO (5212530006)
RECKY FRANSISKO (5213530010)
MATA KULIAH : DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK

DOSEN PENGAMPU : Ir. DENNY HARYANTO SINAGA, S.Pd., M.Eng.


PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO (S-1)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Dasar Konversi Energi Listrik ini tepat
waktu. Adapun permasalahan yang dibahas yaitu proses konversi dari energi Biomassa.
Laporan makalah ini dapat digunakan sebagai landasan, pedoman atau rujukan bagi para
mahasiswa atau siapa saja yang ingin mempelajari tentang bagaimana memahami konsep
dasar konversi energi listrik.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada kepada dosen


pengampu, yaitu bapak Ir. DENNY HARYANTO SINAGA, S.Pd., M.Eng. yang telah
memberikan arahan dan juga petunjuk dalam menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Sungguh merupakan suatu kebanggaan
bagi penulis apabila laporan makalah ini dapat terpakai sesuai fungsinya, dan pembacanya
dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas didalamnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi
maupun tata cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya untuk
menyelesaikannya agar menjadi makalah yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun siapa saja
yang membaca. Untuk itu, kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
sangat diharapkan dan akan diterima dengan senang hati.

Medan, M e i 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I 1PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah............................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................3
2.1 Dasar Teori.....................................................................................................................3
2.2 Kajian Pustaka...............................................................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................13
4. 1 Kesimpulan..................................................................................................................13
4.2 Rekomendasi................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejatinya sebelum mengenal bahan bakar fossil, manusia sudah menggunakan biomassa
sebagai sumber energi. Namun sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk
menghasilkan tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Pada saat ini,
ketersediaan energi fosil terus berkurang, khususnya minyak bumi. Setelah terjadinya krisis energi
yang pernah mencapai puncak sekitar dekade 1970-an, dunia saat ini menghadapi kenyataan
bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu tulang punggung produksi energi terus
berkurang. Pada masa mendatang, energi dunia akan terancam dengan semakin sulit untuk
menemukan sumber energi dari fosil. Eksplorasi yang telah dilakukan, konsumsi dalam jumlah
besar serta pertambahan penduduk yang tinggi di masa depan, akan membuat persediaan energi
fosil khususnya minyak bumi tidak dapat mengimbangi permintaan terhadap kebutuhan energi.
Para ahli berpendapat, dengan pola konsumsi seperti sekarang diperkirakan energi fosil akan
segera habis. Minyak bumi habis 30 tahun lagi pada tahun 2052, Gas bumi habis 40 tahun lagi
pada tahun 2060 dan Batubara habis 70 tahun lagi pada tahun 2090, sebagai digambarkan pada
Gambar 1.
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa
produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi,
limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk bahan pangan,
pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai
sumber energi (bahan bakar). Biomassa yang umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah
yang memiliki nilai ekonomis rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

1
Gambar 1. Cadangan energi masa depan untuk batubara, gas dan minyak

2
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber
energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara
berkesinambungan (sustainable).
Prinsip Dasar Pada Biomassa, Tanaman akan meyerap energi dari matahari melalui proses
fotosintesis dengan memanfaatkan air dan unsur hara dari dalam tanah serta CO2 dari atmosfer
yang akan menghasilkan bahan organik untuk memperkuat jaringan dan membentuk daun, bunga
atau buah. Pada saat biomassa diubah menjadi energi CO2 akan dilepaskan ke atmosfer. Yang
dalam hal ini siklus CO2 akan menjadi lebih pendek dibandingkan dengan yang dihasilkan dari
pembakaran minyak bumi atau gas alam. Ini berarti CO2 yang dihasilkan tersebut tidak
memiliki efek terhadap kesetimbangan CO2 di atmosfer. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan
untuk mendukung terciptanya energi yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dikerjakan pada laporan Case Met hod disini adalah :
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah berapa besar energy biomassa jika digunakan sebagai
energy bersih dan untuk mengurangi efek gas rumah kaca dan perubahan iklim yang extrim.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar potensi biomassa jika digunakan
untuk mendapatkan energi yang bersih dan ramah lingkungan. Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui bagaimana sistem dan metode pengerjaan tugas Case Method ini sesuai judul
yang di teliti.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai pengganti sumberdaya energy dari berbahan fosil
dengan green energy terutama biomassa yang diubah menjadi biogas.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Dasar Teori


1. Neraca Minyak Bumi, Gas Bumi dan Batubara
Minyak dan Gas Bumi sebagai energi primer yang tidak dapat diperbaharui diperkirakan
mengalami penurunan sampai dengan 5% per tahunnya, minyak bumi diproduksi pada tahun 2017
sejumlah 292,4 juta barel dan turun sampai dengan 53,8% skala produksinya pada tahun 2050.
Pemenuhan kebutuhan minyak bumi dari skema import akan naik persentase-nya 7,7% atau 11
kali dari tahun 2017 sampai dengan 2050 atau setara dengan kapasitas impor pada tahun 2017
sejumlah 102,7 juta barel dan mengalami peningkatan sejumlah 924,9 juta barel pada tahun 2050
(BPPT, 2019).

Saat ini gas bumi sebagai energi primer menjadi andalan untuk mendapatkan devisa negara
dengan menjadi produk komoditi yang dijual keluar negri, namun seiring bertambahnya kebutuhan
energi gas bumi di indonesia volume ekspor menjadi menurun. Kebutuhan akan gas bumi
mengalami kenaikan sampai dengan 3,5% per tahunnya pada tahun 2050, dari 1.516 BSCF pada
tahun 2017 menjadi 4.723 BSCF. Sehingga diperkirakan mulai tahun 2028 Indonesia sudah tidak
menjadi negara pengekspor gas, namun sudah mulai mengimpor gas bumi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Jumlah kapasitas produksi batubara dalam negeri Indonesia akan terus
mengalami peningkatan kapasitasnya dengan rasio presentase kenaikan sebesar 1% per tahun dan
76% dari kapasitas jumlah produksi batubara dijadikan komoditas ekspor.
4
Namun dengan peningkatan kebutuhan batubara dalam negeri, untuk kepentingan
pembangkit listrik dan industri diperkirakan jumlah eksport batubara Indonesia akan berkurang
dan terdepresiasi sampai den gan 3% pada tahun 2050 (BPPT, 2019).

2. KebutuhanPemenuhanEnergiBaru dan Terbarukan


Kebutuhan energi primer di Indonesia yang semakin meningkat perlu dipikirkan untuk
memanfaatkan Potensi EBT secara optimal, Sehingga Indonesia mampu mencapai target bauran
energi nasional seperti yang diamanatkan dalam kebijakan energi nasional. Proses Pemanfaatan
EBT di Indonesia terkendala dengan masalah klasik yaitu biaya investasi teknologi energi berbasis
EBT yang cenderung berbiaya tinggi, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
dalam membuat regulasi dan kebijakan terkait dengan pemanfaatan teknologi energi berbasis EBT

5
terutama untuk bidang ketenagalistrikan maupun sebagai Bahan Bakar alternatif pengganti bahan
bakar minyak dan gas bumi terutama untuk sektor transportasi (BPPT, 2019).

3. Teknologi Pengolahan Biomassa


Teknologi pengolahan bomassa untuk saat ini telah berkembang dengan cepat dengan
suksesnya pemerintah menerapkan B10 untuk keperluan biodiesel. Biodiesel sendiri selain
digunakan sebagai Bahan Bakar Nabati untuk keperluan transportasi, juga telah digunakan untuk
kepentingan Pembangkit Listrik Biodiesel dengan mencampurkan biodiesel 10% dengan solar
yang telah sukses digunakan untuk saat ini (Imam Kholiq, 2015). Pemerintah berambisi untuk
meningkatkan penggunaan BBN ke jenis B30 untuk digunakan sebagai sumber pembangkitan
energi listrik. Bahkan Pemerintah sudah melalui kementerian ESDM telah menginisiasi
pembangunan PLTD belitung berbahan bakar 100% CPO. Tentunya hal ini merupakan sebuah
terobosan teknologi guna mencapai kemandirian dan mengurangi ketergantungan akan Bahan
bakar minyak dan gas bumi.

4. Pengolahan Biomassa Dengan Berbahan Baku Sampah Menjadi Energi Listrik


Tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahunnya akan mempengaruhi jumlah volume
timbulan sampah yang terus bertambah setiap tahunnya, Menurut data statistik dari Biro Pusat
Statistik Indonesia Jumlah timbulan sampah nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 71,2 juta
ton per tahun. Dan tentunya apabila tidak dilakukan upaya yang serius dalam penanganannya
maka diperkirakan pada tahun 2050 Jumlah timbulan sampah akan menjadi lebih dari dua kali
lipat dari sekarang (Badan Pusat Statistik, 2018). Manajemen dan pengelolaan sampah yang
kurang baik dapat menimbulkan Efek Gas Rumah Kaca (GRK), dimana menjadi perhatian di
dunia. Menurut perkiraan Bank Dunia(World Bank) Emisi Gas Rumah kaca yang ditimbulkan dari

6
penumpukan sampah mencapai 1,6 miliar ton emisi Karbondioksida yang menyebabkan efek Gas
Rumah kaca pada tahun 2016 atau sebesar 5 persen dari emisi global dan diperkirakan akan terus
naik sebesar 2,6 miliar ton emisi karbondioksida pada tahun 2050 (BPS, 2018). Pemerintah
Indonesia memperhatikan masalah manajemen pengelolaan sampah ini, salah satunya dengan
membuat kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.35 tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan (Pemerintah Republik Indonesia, 2018). Program Pemerintah untuk
mewujudkan Sampah menjadi Energi Listrik (program Waste To Energy), sudah mulai dilakukan
dan di inisiasi oleh Pemerintah. Antara lain dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah di Jatibarang Semarang.

2.2 Kajian Pustaka


A. Biomassa Sebagai Sumber Energi
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat
melimpah, potensi biomassa Indonesia sebesar 146,7 juta ton per tahun. Sementara potensi
Biomassa yang berasal dari sampah untuk tahun 2020 diperkirakan sebanyak 53,7 juta ton.
Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dimanfaatkan dan
dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang
dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai
bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung.
a) Peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat
pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
b) Penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal daripada
memanfaatkannya.
c) Mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat
penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga
akhir- akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa
jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi
kayu, jagung, sorgum, sagu merupakan tanaman- tanaman yang produknya sering ditujukan
sebagai bahan pembuatan bioetanol.

7
B. Konversi Energi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana yaitu biomassa langsung
dibakar dan menghasilkan panas. Dan panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi
listrik melalui turbin dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap
dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan
menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet-
magnet dalam generator.
Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk
mengkonversi biomassa, diantaranya beberapa teknologi untuk konversi biomassa (Gambar 2).
Ada perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan bahan bakar yang
dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan
menjadi tiga,
1. Pembakaran langsung, Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana
karena pada umumnya biomassa dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu
dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.
2. Konversi termokimiawi, Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang
memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan
bahan bakar.
3. Konversi biokimiawi, merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba
dalam menghasilkan bahan bakar.

C. Pemanfaatan Energi Biomassa


1. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa
ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur.
Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bisa dibuat
menjadi briket. Contoh biomassa lain yang dibuat menjadi briket adalah sekam, arang sekam,
serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak
terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Banyak jenis- jenis mesin pengempa
briketmulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.

2. Gasifikasi
Gasifikasi biomassa merupakan proses konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor
gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor

8
untuk menggerakan generator pembangkit listrik.
Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan
diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penangan an dan
pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu :
a. unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi,
b.unit pemurnian gas,
c. unit pemanfaatan gas.

Gambar 3. Skema gassifikasi biomassa dan sistem pembangkit daya

3. Pirolisis
Ada beberapa tingkatan proses pirolisis, yaitu pirolisis primer dan pirolisis sekunder.
Pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisis
sekunder adalah pirolisis yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisis primer. Penting
diingat bahwa pirolisis adalah penguraian karena panas lebih dari 150 0C, sehingga keberadaan O2
dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

9
Gambar 4. Diagram alir proses pirolisis biomassa

4. Liquification
Proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui
pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan
atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang
energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat
transportasi dan memudah kan dalam pemanfaatan.

5. Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia, seperti
hidrolisis, fermentasi, dan anaerobic digestion. Anaerobic digestion adalah penguraian bahan
organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses
an-aerobic digestion dapat dilihat pada gambar 5. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami
penguraian (hidrolisis) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya
mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar
pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas
99.5%.

10
Gambar 5. Skema Pembentukan Gas Bio

6. Densifikasi
Untuk meningkatkan manfaat biomassa dengan mudah adalah membentuk menjadi briket
atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Secara umum
densifikasi (pembentukan briket atau pellet) mempunyai beberapa keuntungan. yaitu : menaikan
nilai kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas yang
seragam.

7. Karbonisasi
Proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi arang, . pada proses ini akan
dilepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan
acetil acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO 2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang
dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keseimbangan energi dalam Reaktor gasifikasi plasma diberikan dalam tabel 2. Energi yang
diperoleh saat terbentuknya sintetis gas dapat diasumsikan bahwa sintetis gas membawa sekitar
90% energi sampah (MSW). Energi dalam sintetis gas 80% berupa energi kimia dan 20% adalah
energi termal dalam bentuk panas. Dalam satu ton MSW energi yang diproses adalah 2.683,53
kWh. Energi listrik yang dapat dihasilkan sebesar 500 – 600 kwh per ton MSW dengan
menggunakan Steam Turbine, untuk siklus gabungan Gas Turbine dan Steam Turbine dihasilkan
energi listrik sebesar 1.000 – 1.200 kwh per ton MSW. Produksi dengan siklus gabungan terpadu
(Integrated Gasification Combined Cycle/IGCC) menghasilkan Energi listrik sebesar 40 MW
hingga lebih dari 200 MW. Gasifikasi plasma untuk pengolahan sampah dibandingkan dengan
teknik pengolahan sampah yang lain dalam produksi energi listrik dapat dilihat dalam tabel 3.

12
Gasifikasi Plasma mengolah limbah sampah dengan cara merubah material sampah menjadi
gas sintetis tanpa melakukan pembakaran dan penimbunan lahan. Perbandingan pengolahan
sampah dengan metoda gasifikasi dengan teknik yang lain dapat dilihat dalam Gambar 12.
Teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan plasma gasifikasi yang diterapkan dengan
data sampah di Mumbai India yang mempunyai kesamaan karakteristik sampah di Indonesia.
Teknik plasma gasifikasi layak dipertimbangkan untuk dikembangkan di Indonesia. Teknik
plasma Gasifikasi selain dapat memproduksi Energi listrik 816 kWh/ Ton sampah juga tidak
menyebabkan emisi karbondioksida.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Energi primer biomassa sudah selayaknya untuk dikembangkan sebagai energi masa depan yang
ramah lingkungan karena mempunyai keuntungan :
 Dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi berbahan fosil (minyak bumi, gas bumi
dan batubara)
 Mempunyai produk energi final yang beragam yang dapat menggantikan energi Fosil Dapat
mengurangi Efek Gas Rumah Kaca dengan tidak adanya emisi karbondioksida.
Sejatinya sebelum mengenal bahan bakar fossil, manusia sudah menggunakan biomassa
sebagai sumber energi. Namun sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk
menghasilkan tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Biomassa
merupakan sumber energi terbarukan dan berkelanjutan. Biomassa dapat membantu mengurangi
impor bahan bakar dan membantu meningkatkan kemandirian energi negara. Peningkatan
penggunaan biomassa dari limbah dapat mengurangi tingkat polusi di dunia dengan mengkonversi
sampah menjadi sumber energi yang berguna. Penggunaan biomassa merupakan pilihan yang
lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus
dapat membantu mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca. Merupakan teknologi energi
terbarukan yang mampu memberikan hasil instan. Sumber biomassa dapat ditemukan di semua
negara di dunia. Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna.

4.2 Rekomendasi

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai materi “Energi Bersih dan Ramah
Lingkungan Dari Biomassa Untuk Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim
Yang Ekstrim” ini. Tentunya masih banyak kekurangan maupun kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada
hubunganya dengan materi yang kami susun tersebut.
Saya selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun agar kedepanya kami bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah ini.
Semoga Case Method ini bermanfaat bagi kami dan pada khususnya para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Abimanyu Haznan dan Hedrana Sunit, 2014, Konversi Biomassa Untuk Alternatif Energi di
Indonesia: Tinjauan Sumber Daya, Teknologi, Manajemen dan Kebijakan, Cetakan Pertama,
LIPI Press, Jakarta.
[2]. Dosen Pendidikan, 2020, Energi Biomassa, tersedia pada https://www.dosen pendidikan.
co.id/, diakses pada tanggal 23 Agustus 2020).
[3]. Elyvani, 2015, Konversi Energi Biomassa, tersedia pada : http://elyvani.blogspot. com/
diakses pada tanggal 23 Agustus 2020).
[4]. Kuo Gioietta, 2019, When Fossil Fuels Run Out, What Then?,Tersedia
pada:https://mahb.stanford.edu/library- item/fossil-fuels-run/ diakses 16 Agustus 2020.
[5]. LarasatiNovi Hardita, 2020, Pengertian Biomassa, Jenis, dan Manfaat dalam Kehidupan
Sehari - hari, Tersedia Pada : https://www.diadona.id/d-stories/ , Diakses 17 Agustus 2020.
[6]. Nur Syukri Muhammad, 2013, Strategi Perencanaan Pembangunan Pembangkit Listrik
Berbasis Biomassa, Tersedia Pada : https://www.academia.edu/ Docu ments/in/ , Diakses 16
Agustus 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai