MENGURANGIDAMPAK PENGGUNAAN
BAHAN BAKAR FOSIL
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata kuliah Metodologi Penelitian
Disusun Oleh
Asiffa Nur Kholifa – 33210054
TL.20.F2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
2.1 Air Limbah....................................................................................................................4
2.2 Pengolahan Limbah......................................................................................................4
2.3 Biomassa......................................................................................................................5
2.4 Gasifikasi.......................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................14
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA..................................................................................14
3.2 TEKNIK ANALISIS.........................................................................................................17
KESIMPULAN.......................................................................................................................19
SARAN ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dari pembakaran bahan bakar fosil adalah karbon dioksida (CO2). Penggunaan bahan
bakar fosil yang terus meningkat dalam industri, transportasi, dan konstruksi telah
menambah sejumlah besar CO2 ke atmosfer bumi.
Indonesia masih sangat tergantung pada penggunaan energi fosil. Penggunaan energi
fosil di Indonesia mencapai 95% dari kebutuhan energi Indonesia. Sebanyak 50% dari
energi fosil yang digunakan di Indonesia bersumber dari minyak
(Studi Magister Ketahanan Energi & Manajem
Hal ini terjadi dalam
penambangan, pengolahan menjadi bahan bakar, dan penggunaan yang berdampak pada
peningkatan emisi GRK, khususnya emisi CO2, jenis emisi GRK paling dominan di
sektor energi Indonesia dengan share 93.87% pada tahun 2016 (Allifah et al., 2022). 1
miliar ton CO2. Jika atmosfer menjadi lebih kaya dengan gas rumah kaca ini, Itu
menjadi semakin terisolasi dan menahan lebih banyak panas dari matahari Itu
dilepaskan ke bumi dan menyebabkan pemanasan global (Syafitri & Putri, 2022).
Dalam hal ini, solusi yang diperlukan adalah transisi energi menjadi energi dengan nol
karbon yang ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (Fadhilah Mumtaz, n.d.).
Transisi penggunaan energi berbahan bakar fosil ke energi terbarukan memerlukan
banyak dukungan baik dari sektor pemerintah maupun dukungan keuangan yang cukup
(Rahmandani & Dewi, 2023).
Negara Indonesia merupakan salah satu pengguna energi terbesar di regional Asia
Tenggara. Oleh karena itu, Indonesia secara keseluruhan penting untuk memulai transisi
menuju energi baru terbarukan (Muhammad et al., n.d.). Guna mengatasi permasalahan
kekurangan energi dan pencemaran dari emisi gas buang, pemerintah Indonesia telah
berperan aktif dengan mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan, salah
satunya pemerintah Indonesia telah menetapkan rasio elektrifikasi menjadi 100%
(KEN) dan mencoba menggantikan sumber daya energi dari berbahan fosil dengan
green energy terutama biomassa yang diubah untuk menjadi biogas, serta biodiesel yang
dimanfaatkan sebagai sumber pembangkitan listrik dan bahan bakar kendaraan
bermotor yang ramah lingkungan. Energi biomassa dapat menjadi salah satu alternatif
pengganti bahan bakar fosil karena sifatnya yang menguntungkan yaitu dapat
diperbaharui. Selain itu, energi biomassa juga mampu meningkatkan efisiensi
pemanfaatan hutan dan juga pertanian (Serevina et al., 2021) . Pemanfaatan energi
biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil mengurangi emisi kadar
2
karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk dimanfaatkan baik daur ulang
maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat menurunkan emisi gas karbondioksida
3% – 11%. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan diharapkan mampu
mengurangi efek Gas Rumah Kaca dan dapat mencegah perubahan iklim yang ekstrim
(Pramudiyanto & Suedy, 2020) . Gasifikasi listrik berbasis biomasa juga dapat dibuat
dalam skala kecil, sehingga dianggap sesuai untuk negara berkembang
(Yulianti et al., 2018).
Berdasarkan data Kementrian ESDM tahun 2019 produksi energi fosil mengalami
penurunan selama 10 tahun terakhir, terutama pada bidang minyak dan gas. Penurunan
hasil produksi tersebut mengakibatkan pemerintah Indonesia harus mengimpor minyak
dan gas untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara merupakan sumber energi utama di
Indonesia, akan tetapi sumber energi tersebut berdampak terhadap lingkungan termasuk
pencemaran udara, emisi gas rumah kaca, menipisnya cadangan sumber daya,
pemanasan global, hujan asam, dan dampak-dampak turunan yang lain seperti
gelombang pasang, perubahan iklim, serta kerusakan ekosistem. Permasalahan lain
adalah tingginya harga bahan bakar fosil, kenaikan jumlah impor minyak bumi akibat
konsumsi bahan bakar nasional, serta cadangan minyak bumi yang semakin menipis.
Lebih dari 50% kebutuhan energi nasional didominasi oleh bahan bakar fosil, untuk itu
pengembangan energi baru menjadi pilihan penting. Pentingnya mengembangkan energi
baru terbarukan secara bertahap muncul ditandai dengan adanya The Paris Agreement
dan Conference Of Parties 26 yang bertujuan demi membatasi pemanasan global. Para
peneliti setuju bahwa pertumbuhan ekonomi yang perlahan menganti energi fosil
3
dengan energi baru terbarukan juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Dari hal
tersebut mendorong adanya pengembangan teknologi energi baru terbarukan karena
dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam
I.3 Tujuan
Adapun tujuan laporan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak penggunaan
bahan bakar fosil serta mendukung transisi energi di Indonesia dengan memanfaatkan
biomasa megunakan metode gasifikasi sampah dan pengolahan hasil limbah pertanian
menjadi green energy biogas dan biodiesel pengganti bahan bakar fosil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
BOD 81,96 %, TSS 96 %, nitrogen total 59,68 %, dan fenol 88,71 % terhadap
karakteristik awal air limbah
II.3 Biomassa
Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperolehdari tanaman baik secara
langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkansebagai energi atau bahan dalam
jumlah yang besar. “Secara tidak langsung” mengacu pada produk yang diperoleh
melalui peternakan dan industri makanan. Biomassa disebut juga sebaga “fitomassa”
dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari
hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman, daratan dan
lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah residu dan proses industri,
limbah dan kotoranhewan. Tanaman energi yang membuat perkebunan energi skala
besar akan menjadi salahsatu biomassa yang menjanjikan, walaupun belum
dikomersialkan padasaat ini. Biomassa dapat dikonversi menjadi energi melalui tiga
alur proses yaitu (Gambar 2.2): termokimia, biokimia dan ekstraksi biji yang
mengandung minyak. Alur termokimia atau konversi termal meliputi: pembakaran,
gasifikasi, pirolisis, torefaksi dan hidrotermal.
Banyak kajian telah menyarankan bahwa energi turunan biomassa akan memberikan
sumbangan yang besar terhadap suplai energi keseluruhan karena harga bahan bakar
fosil semakin meningkat pada beberapa dekade yang akan datang. Penggunaan
biomassa sebagai sumber energi adalah sangat menarik karena ia merupakan sumber
energi dengan jumlah bersih CO2 yang nol, oleh karenanya tidak berkontribusi pada
5
peningkatan emisi gas rumah kaca. Ini juga berarti biomassa adalah netral karbon.
Biomasa adalah salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang sangat
potensial untuk dikembangkan di masa depan karena tersedia melimpah hampir di
semua daerah di Indonesia.
Pemanfaatan energi biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil mengurangi emisi
kadar karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk dimanfaatkan baik daur
ulang maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat menurunkan emisi gas
karbondioksida 3% – 11%. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan
diharapkan mampu mengurangi efek Gas Rumah Kaca dan dapat mencegah perubahan
iklim yang ekstrim.
Dengan elemen utama karbon, hidrogen dan oksigen, hampir semua jenis biomassa
secara teoritik dapat dimanfaatkan sebagai umpan gasifikasi. Salah satu tipe gasifier
untuk biomassa adalah down draft gasifer. Sifat-sifat biomassa yang perlu diperhatikan
untuk gasifier ini antara lain adalah sebagai berikut.
a) Kadar air biomassa tidak lebih dari 30%. Kadar air biomassa dapat diturunkan
dengan pengeringan. Biomassa kering udara memiliki kadar air berkisar antara
10 – 15%.
b) Bentuk partikel mendekati bulat atau kubus. Bentuk partikel pipih atau serbuk
mengakibatkan hambatan aliran gas di dalam reaktor.
c) Ukuran partikel biomassa umpan gasifikasi antara 0,5 – 5,0 cm.
d) Bulk density umpan gasifikasi sebaiknya minimum 250 kg/m2. Biomassa
dengan bulk density terlalu rendah mengakibatkan temperatur gasifikasi kurang
tinggi.
e) Biomassa umumnya memiliki kadar abu tidak lebih dari 1%, kecuali sekam padi
yang sampai sekitar 20%.
Pengelompokan biomassa untuk kesesuaiannya dalam down draft gasifier adalah
sebagai berikut (disajikan pula pada Tabel 2.3.2).
a) Jenis-1: partikel besar, perticle density tinggi, kadar air < 30%, kadar abu
rendah. Misalnya: limbah kayu, bongkol jagung, batok kelapa.
b) Jenis-2: partikel kecil, kadar air atau abu tinggi, particle density rendah.
Misalnya sekam padi, batok, tandan kosong sawit, kulit biji jarak, kulit kacang,
serbuk gergaji.
6
c) Jenis-3: bentuk serampangan, basah sekali. Misalnya: sampah kota (solid
municipal waste).
d) Jenis-4: kebun energi (fast growing tree) atau tumpang sari. Misalnya: lamtoro-
gung, turi dan lain-lain.
7
Tabel 2.1 Karakteristik Limbah Pertanian dan Perkebunan untuk Gasifikasi (nilai kalor atas dasar
biomassa kering udara)
Persyaratan umpan gasifikasi tersebut di atas, sering kali didekati dengan pengolahan
awal biomassa seperti: pengeringan, pemotongan pelletization atau granulation.
Biomassa umpan gasifikasi harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk secara
kontinyu.
II.4 Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi
gas, di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk
proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama, yang terjadi adalah
endotermis. Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi adalah udara
dan uap.
Proses gasifikasi dapat memberikan banyak keuntungan, mulai dari menjadi pembangkit
listrik, memproses input bahan bakar, mengolah sampah menjadi produk yang bernilai,
hingga lebih ramah lingkungan untuk udara.
Gasifikasi biomassa merupakan proses konversi biomassa menjadi gas mampu bakar
(combustable gas) dengan suplai udara terbatas dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier).
Secara garis besar, gas hasil gasifikasi berupa karbon monoksida (CO), hidrogen (H),
dan metana (CH4) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar internal combustion engines
: motor diesel, gas engine serta turbin gas untuk pembangkit listrik (Gambar 2.3).
8
Gasifikasi listrik berbasis biomasa adalah salah satu pemanfaatan energi baru dan
terbarukan yang potensial dikembangkan di Indonesia, dengan dukungan bahan baku
yang kontinu dari Hutan Tanaman Energi.
Walaupun mekanisme dari proses gasifikasi berbeda untuk setiap teknologi proses,
partikel biomassa akan mengalami empat tahap utama, yaitu (a) pengeringan; (b)
pirolisis; (c) pembakaran dan (d) reduksi. Skema tahapan proses disajikan pada
(Gambar 2.4).
9
1) Pengeringan terjadi pada temperatur sekitar 100-120˚C. Pengeringan ini
bertujuan menghilangkan air yang terdapat pada padatan yang direaksikan.
Proses ini akan menguapkan sebagian kandungan air dalam bahan baku.
2) Bila temperatur mencapai 250˚C, biomassa mulai mengalami proses pirolisis
menghasilkan gas-gas, uap senyawa organik, tar dan arang. Proses pirolisis ini
berlangsung sampai temperatur 500˚C. Pada laju pemanasan lambat, pirolisa
biomassa akan menghasilkan fraksi arang yang tinggi, serta banyak tar dan gas
CH4. Sedangkan laju pemanasan tinggi, selulosa sebagian terkonversi menjadi
hidrokarbon rantai panjang atau olefin dan sedikit arang.
3) Tahap reduksi merupakan proses utama pembentukan gas-gas mempan bakar
(combustile gasses). Pada tempertur di atas 600˚C, arang bereaksi dengan uap
air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) untuk menghasilkan hidrogen (H2) dan
karbon monoksida (CO), serta senyawa lain. Pada tahap reduksi berlangsung
reaksi-reaksi kesetimbangan yang secara keseluruhan endoterm.
4) Tahap oksidasi merupakan bagian proses untuk mensuplai panas yang
dibutuhkan dalam ketiga proses diatas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat
mencapai temperatur 1200˚C dan dimanfaatkan untuk proses perekahan tar.
10
Komposisi gas hasil gasifikasi bisa jauh berbeda antara biomassa, arang atau batubara.
Gasifikasi arang atau batubara akan menghasilkan gas dengan kandungan CO lebih
banyak daripada biomassa. Jika diinginkan gas hasil mengandung banyak H2, gasifikasi
dilakukan dengan agen gasifikasi H2O (steam gasification). Jadi, jenis dan komposisi
agen gasifikasi sangat menentukan komposisi gas hasil gasifikasi. Gasifikasi dengan
udara (21% O2 dan 79% N2) akan menghasilkan gas dengan kandungan N2 tinggi, dan
panas pembakarannya antara 3000-5000 kJ/Nm3. Gas ini disebut gas produser
(producer gas, atau low heating value gas). Gas produser tidak ekonomik untuk
ditransportasikan, karena itu pemakaiannya setempat (in situ), misalnya gas langsung
dimasukkan ke motor bakar untuk mengganti bahan bakar cair
AUTHOR /
NO JUDUL TAHUN METODE
HASIL PENELITIAN
11
Indonesia. Teknik
plasma Gasifikasi selain
dapat memproduksi
Energi listrik 816 kWh/
Ton sampah juga tidak
menyebabkan emisi
karbondioksida.
12
digunakan harus bahwa energi terbarukan
dapat diukur memiliki dampak negatif
sehingga dapat yang signifikan terhadap
menarik pertumbuhan ekonomi.
kesimpulan secara Emisi karbon memiliki
umum. efek positif yang
signifikan terhadap
perekonomian
pertumbuhan, sementara
FDI hanya memiliki
pengaruh yang signifikan
untuk kelompok negara-
negara OKI
berpenghasilan
menengah. Temuan ini
bisa menjadi masukan
bagi OKI untuk terus
mendorong transisi
energi dengan tetap
memperhatikan
perekonomian kondisi
negara-negara tersebut.
13
domestik bruto di
Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
Gambar 3.1 pencarian referensi menggunakan POP
Setelah data diperoleh berupa file dengan format RIS kemudian dilanjutkan
menggunakan aplikasi VosViewer untuk menyajikan data berupa mapping, untuk
mengetahui topik apa yang akan diangkat ke dalam penelitian serta hubungan antar
variable.
15
Gambar 3. 2 Pemetaan Network Visualization pada VosViewer
Hasil pemetaan pada gambar di atas, diperoleh beberapa keterkaitan atau hubungan
antar variable pada kyword yang akan menjadi topik atau sebuah judul penelitian.
Pada pemetaan gambar di atas, terdapat keterkaitan issu beserta rentang banyaknya
penelitian yang saling berhubungan dan paling banyak di lakukan sehingga penulis
16
dapat mengetahui pokok pembahasan apa yang akan di lakukan pada penelitiannya
dalam kurung waktu tersebut.
Setelah diperoleh topik yang akan di jadikan acuan dalam pembahasan penelitian,
selanjutnya data di Analisa dengan menggunakan scopus untuk mengetahui rentang
tahun banyaknya penelitian yang di rujuk dalam kurung waktu tertentu.
17
Gambar 3. 5 Perkembangan Penelitian pada Scopus
Dari hasil Analisa grafik di atasa di proleh rentang tahun banyaknya penelitian terhadap
topik bahasan Fosil Fuel, Energy Transition, dan Biomass. terindeks sejak tahun 2003
sampai dengan tahun 2021 yang mana grafik tersebut mevisualisasikan naik dan
turunnya penelitian dari tahun ke tahun.
Pada data di atas menampilkan berbagai grafik dari berbagai subyek di antaranya yaitu;
18
Hasil visualisasi grafik tersebut menunjukan penulis terbanyak yang menjadi
kutipan teoritis maupun data kuantitatif dan kualitatif yang menjadi acuan
penelitian.
c) Grafik Penelitian dari Berbagai Negara
Grafik tersebut memperoleh negara terbanyak yang membahas topik penelitian.
d) Diagram Penelitian Berdasarkan Jenis Tipe
Pada Diagram tersebut terdapat jenis tipe data terbanyak yang diperoleh,
contohnya pada topik bahasan Fosil Fuel, Energy Transition, dan Biomass ini
menunjukan tipe data terbanyak berupa Artikel.
e) Diagram Penelitian Berdasarkan Subyek Area’
Visualisasi Pada diagram tersebut dapat di lihat dari beberapa density yang
menunjukan Area subyek penelitian terbanyak yang menjadi bahan
perkembangan penelitian yaitu agricultural sebanyak (30,8%)
KESIMPULAN
1. Penggunaan energi fosil di Indonesia mencapai 95% dari kebutuhan energi
Indonesia yang bersumber dari minyak dalam penambangan, pengolahan
menjadi bahan bakar, dan penggunaan yang berdampak pada peningkatan emisi
GRK, khususnya emisi CO2. 1 miliar ton CO2 yang di lepaskan ke atmosfer
menyebabkan pemanasan global.
2. Indonesia secara keseluruhan penting untuk memulai transisi menuju energi baru
terbarukan, Guna mengatasi permasalahan kekurangan energi dan pencemaran
dari emisi gas buang, pemerintah Indonesia telah berperan aktif dengan
mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan, salah satunya
pemerintah Indonesia telah menetapkan rasio elektrifikasi menjadi 100% (KEN)
dan mencoba menggantikan sumber daya energi dari berbahan fosil dengan
green energy terutama biomassa yang diubah untuk menjadi biogas, serta
biodiesel yang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkitan listrik dan bahan
bakar kendaraan bermotor yang ramah lingkungan.
3. Pemanfaatan energi biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil
mengurangi emisi kadar karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk
19
dimanfaatkan baik daur ulang maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat
menurunkan emisi gas karbondioksida 3% – 11%.
4. Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi adalah udara dan
uap.
Proses gasifikasi dapat memberikan banyak keuntungan, mulai dari menjadi
pembangkit listrik, memproses input bahan bakar, mengolah sampah menjadi
produk yang bernilai, hingga lebih ramah lingkungan untuk udara.
SARAN
Dengan semakin majunya perkembangan teknologi yang ada pada saat ini seharusnya
tidak sulit untuk pemerintah mengembangkan EBT yang ada dan menutup PLTU.
Meskipun dimulai dari ruang lingkup yang kecil namun seiring berjalannya waktu
masyarakat akan terbiasa dan mulai mengganti penggunaan energi fosil menjadi energi
terbaharukan yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Allifah, S., Syaukat, Y., & Wijayanti, P. (2022). Dampak Tenaga Air dan Bahan Bakar Fosil terhadap
Implementasi Ekonomi Hijau di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 9(3), 102–
112. https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2022.009.03.3
Auliya Kusnadi, N., Afa Aprilya, J., Putri Ayu Dea, A., & Rafly Dinasty, dan. (n.d.). Transisi Energi:
Kerjasama Indonesia-IEA (International Energy Agency) Terhadap Perkembangan Energi
Terbarukan.
Budiarto, Rachmawan, Derajad Sulistyo Widhyarto, and Muhammad Sulaiman, eds. Transisi energi
berbasis komunitas di kepulauan dan wilayah terpencil. Universitas Gadjah Mada, 2019.
Chapman, A., Shigetomi, Y., Ohno, H., McLellan, B., & Shinozaki, A. (2021). Evaluating the global
impact of low-carbon energy transitions on social equity.Environmental Innovation
and Societal Transitions(40), 332-347.
Fadhilah Mumtaz, D. (n.d.). Transisi Energi Baru Terbarukan Di Negara Jepang Sebagai Upaya
Menekan Laju Perubahan Iklim.
Gielen, D., & Bank, W. (n.d.). MATERIALS FOR THE ENERGY TRANSITION DOLF GIELEN
(IRENA) AND CARLO PAPA (ENEL FOUNDATION) Innovation for the Power Sector
Transformation View project A Global Renewable Energy Roadmap: Comparing Energy
Systems Models with IRENA’s REmap 2030 Project View project.
https://www.researchgate.net/publication/355928301
20
HERLAMBANG, Susila, et al. "Biomassa sebagai Sumber Energi Masa Depan."
IEA, CO₂. "emissions from Fuel Combustion." International Energy Agency 13 (2012): 2895-2902.
Khan, H., Khan, I., & Binh, T. T. (2020). The heterogeneity of renewable energy consumption, carbon
emission and financial development in the globe: A panel quantile regression approach. Energy
Reports, 6, 859–867. https://doi.org/10.1016/j.egyr.2020.04.002
Lange, S., Pohl, J., & Santarius, T. (2020). Digitalization and energy consumption. Does ICT reduce
energy demand? Ecological Economics, 176.
Muhammad, D., Berlianto, F., Riko, ;, & Wijaya, S. (n.d.). Pengaruh transisi konsumsi energi fosil
menuju energi baru terbarukan terhadap produk domestik bruto di Indonesia (Vol. 11, Issue 2).
Pramudiyanto, A. S., & Suedy, S. W. A. (2020). Energi Bersih dan Ramah Lingkungan dari Biomassa
untuk Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim yang Ekstrim. Jurnal Energi
Baru Dan Terbarukan, 1(3), 86–99. https://doi.org/10.14710/jebt.2020.9990
Rahmandani, N., & Dewi, E. P. (2023). Pengaruh Energi Terbarukan, Emisi Karbon, Dan Foreign
Direct Investment Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota OKI. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. https://www.jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/view/6962
Serevina, V., Pambudi, R. D., Nugroho, D. A., Program, ), Fisika, S., Fisika, P., Matematika, F., Ilmu,
D., & Alam, P. (2021). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Gergaji dan Cangkang Telur Ayam untuk
Membuka Usaha Briket Biomassa. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1(11).
https://doi.org/10.21009/jpm-sains.v1i1.18748
Setyono, A. E., & Kiono, B. F. T. (2021). Dari Energi Fosil Menuju Energi Terbarukan: Potret
Kondisi Minyak dan Gas Bumi Indonesia Tahun 2020 – 2050. Jurnal Energi Baru Dan
Terbarukan, 2(3), 154–162. https://doi.org/10.14710/jebt.2021.11157
Studi Magister Ketahanan Energi, P., & Manajemen Pertahanan, F. (2020). NUSANTARA: Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial KEBIJAKAN KETAHANAN ENERGI BERBASIS ENERGI LISTRIK
PADA BIDANG TRANSPORTASI GUNA MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DI
INDONESIA: SEBUAH KERANGKA KONSEPTUAL 1 Diska Resha Putra, Donny
Yoesgiantoro, Suyono Thamrin. https://doi.org/10.31604/jips.v7i3.2020.658-672
Syafitri, R., & Putri, E. (2022). BAKTI SOSIAL. In Jurnal Bakti Sosial (Vol. 1, Issue 1).
https://jurnal.asrypersadaquality.com/index.php/baktisosial
Shahbaz, M., Raghutla, C., Chittedi, K. R., Jiao, Z., & Vo, X. V. (2020). The effect of renewable
energy consumption on economic growth: Evidence from the renewable energy country
attractive index. Energy, 207.
Yang, D., Liu, D., Huang, A., Lin, J., & Xu, L. (2021). Critical transformation pathways and socio-
environmental benefits of energy substitution using a LEAP scenario modeling. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 135, 110116.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.rser.2020.110116
Yulianti, M., Ridho Nurrochmat, D., Kuncahyo Badan Litbang dan Inovasi Kehutanan dan
Lingkungan Hidup, B., Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Departemen
Manajemen Hutan, K., & Kehutanan Institut Pertanian Bogor, F. (2018). SIMULASI MODEL
PENGEMBANGAN GASIFIKASI LISTRIK BERBASIS BIOMASA HUTAN TANAMAN
ENERGI. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 5(1), 49–70.
21
22