Anda di halaman 1dari 27

TRANSISI ENERGI MENGGUNAKAN BIOMASSA UNTUK

MENGURANGIDAMPAK PENGGUNAAN
BAHAN BAKAR FOSIL
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh
Asiffa Nur Kholifa – 33210054
TL.20.F2

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
CIKARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
2.1 Air Limbah....................................................................................................................4
2.2 Pengolahan Limbah......................................................................................................4
2.3 Biomassa......................................................................................................................5
2.4 Gasifikasi.......................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................14
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA..................................................................................14
3.2 TEKNIK ANALISIS.........................................................................................................17
KESIMPULAN.......................................................................................................................19
SARAN ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Presentase Suplai Energi Primer Berdasarkan Sumber Daya di


Indonesia Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Konversi Biomassa...................................................................5
Gambar 2. 3 Produk turunan gas hasil gasifikasi........................................9
Gambar 2. 4 Tahapan Proses Gasifikasi.......................................................9
Gambar 3. 1 pencarian referensi menggunakan POP.................................14
Gambar 3. 2 Pemetaan Network Visualization pada VosViewer...............16
Gambar 3. 3 Pemetaan Overal Visualitation Pada VosViewer...................16
Gambar 3. 4 Pemetaan Density Visualisation pada VosViewer..................17
Gambar 3. 5 Perkembangan Penelitian pada Scopus.................................18
Gambar 3. 6 penelitian dari berbagai subyek pada Scopus.......................18

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Karakteristik Limbah Pertanian dan Perkebunan untuk Gasifikasi


(nilai kalor atas dasar biomassa kering udara)............................................8
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu.....................................................................11

iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti
batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang terbentuk secara alami di kerak Bumi.
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme laut yaitu
jasad renik (mikroba, seperti ganggang, alga, diatom, zooplankton, fitoplankton, dan
lain-lain) yang mati dan mengendap di lapisan sedimen dasar laut. Endapan ini lantas
terbawa ke dasar kerak Bumi melalui gerakan lempeng yang disebut penunjaman
(subduksi). Setelah melalui tekanan dan suhu ekstrem selama berjuta-juta tahun, fosil
mereka akhirnya berubah menjadi substansi berminyak yang bisa dimanfaatkan.
Sedangkan bahan bakar fosil seperti Batubara, berasal dari vegetasi tanaman rawa, dari
hutan Periode Devonian dan Karboniferus yang menjadi gambut, kemudian tertimbun
jutaan tahun hingga menjadi batubara. Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui (dalam waktu singkat).
Sebagian besar bahan karbon yang terjadi sebelum Periode Devon (419,2 juta hingga
358,9 juta tahun yang lalu) berasal dari alga dan bakteri, sedangkan sebagian besar
bahan karbon yang terjadi selama dan setelah interval tersebut berasal dari
tumbuhan. Semua bahan bakar fosil dapat dibakar untuk menyediakan sumber panas.
Panas ini dapat digunakan secara langsung, seperti dalam tungku rumah dan digunakan
menghasilkan uap untuk menggerakkan generator yang dapat memasok listrik. Contoh
lainnya, pada turbin gas yang digunakan dalam pesawat jet, panas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil berfungsi untuk meningkatkan baik tekanan maupun suhu
produk pembakaran untuk menghasilkan tenaga penggerak. Meskipun berbagai pilihan
bahan bakar terus dikembangkan, cadangan bahan bakar fosil utama yang tersisa di
Bumi sudah sangat terbatas. Jumlah bahan bakar fosil yang dapat diperoleh kembali
secara ekonomis sulit untuk diperkirakan, terutama karena perubahan tingkat konsumsi
dan nilai masa depan serta perkembangan teknologi. Selain itu, karena persediaan
minyak konvensional yang dapat diperoleh semakin menipis, beberapa perusahaan
penghasil minyak bumi beralih untuk mengekstraksi minyak berat, serta minyak bumi
cair yang diambil dari pasir tar dan minyak serpih. Salah satu produk sampingan utama

1
dari pembakaran bahan bakar fosil adalah karbon dioksida (CO2). Penggunaan bahan
bakar fosil yang terus meningkat dalam industri, transportasi, dan konstruksi telah
menambah sejumlah besar CO2 ke atmosfer bumi.
Indonesia masih sangat tergantung pada penggunaan energi fosil. Penggunaan energi
fosil di Indonesia mencapai 95% dari kebutuhan energi Indonesia. Sebanyak 50% dari
energi fosil yang digunakan di Indonesia bersumber dari minyak
(Studi Magister Ketahanan Energi & Manajem
Hal ini terjadi dalam
penambangan, pengolahan menjadi bahan bakar, dan penggunaan yang berdampak pada
peningkatan emisi GRK, khususnya emisi CO2, jenis emisi GRK paling dominan di
sektor energi Indonesia dengan share 93.87% pada tahun 2016 (Allifah et al., 2022). 1
miliar ton CO2. Jika atmosfer menjadi lebih kaya dengan gas rumah kaca ini, Itu
menjadi semakin terisolasi dan menahan lebih banyak panas dari matahari Itu
dilepaskan ke bumi dan menyebabkan pemanasan global (Syafitri & Putri, 2022).
Dalam hal ini, solusi yang diperlukan adalah transisi energi menjadi energi dengan nol
karbon yang ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (Fadhilah Mumtaz, n.d.).
Transisi penggunaan energi berbahan bakar fosil ke energi terbarukan memerlukan
banyak dukungan baik dari sektor pemerintah maupun dukungan keuangan yang cukup
(Rahmandani & Dewi, 2023).
Negara Indonesia merupakan salah satu pengguna energi terbesar di regional Asia
Tenggara. Oleh karena itu, Indonesia secara keseluruhan penting untuk memulai transisi
menuju energi baru terbarukan (Muhammad et al., n.d.). Guna mengatasi permasalahan
kekurangan energi dan pencemaran dari emisi gas buang, pemerintah Indonesia telah
berperan aktif dengan mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan, salah
satunya pemerintah Indonesia telah menetapkan rasio elektrifikasi menjadi 100%
(KEN) dan mencoba menggantikan sumber daya energi dari berbahan fosil dengan
green energy terutama biomassa yang diubah untuk menjadi biogas, serta biodiesel yang
dimanfaatkan sebagai sumber pembangkitan listrik dan bahan bakar kendaraan
bermotor yang ramah lingkungan. Energi biomassa dapat menjadi salah satu alternatif
pengganti bahan bakar fosil karena sifatnya yang menguntungkan yaitu dapat
diperbaharui. Selain itu, energi biomassa juga mampu meningkatkan efisiensi
pemanfaatan hutan dan juga pertanian (Serevina et al., 2021) . Pemanfaatan energi
biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil mengurangi emisi kadar

2
karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk dimanfaatkan baik daur ulang
maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat menurunkan emisi gas karbondioksida
3% – 11%. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan diharapkan mampu
mengurangi efek Gas Rumah Kaca dan dapat mencegah perubahan iklim yang ekstrim
(Pramudiyanto & Suedy, 2020) . Gasifikasi listrik berbasis biomasa juga dapat dibuat
dalam skala kecil, sehingga dianggap sesuai untuk negara berkembang
(Yulianti et al., 2018).

I.2 Rumusan Masalah


Bahan bakar fosil atau sumber energi fosil masuk ke dalam kategori sumber daya alam
yang tak dapat diperbarui. Butuh waktu jutaan tahun untuk bisa mendapatkan sumber
daya fosil ini lagi. Sumber energi fosil sendiri memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, baik di bidang industri ataupun di dalam rumah tangga. Seiring
dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia maka kebutuhan akan
sumber energi fosil juga semakin meningkat, sementara ketersediaannya di alam
semakin sedikit.

Berdasarkan data Kementrian ESDM tahun 2019 produksi energi fosil mengalami
penurunan selama 10 tahun terakhir, terutama pada bidang minyak dan gas. Penurunan
hasil produksi tersebut mengakibatkan pemerintah Indonesia harus mengimpor minyak
dan gas untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara merupakan sumber energi utama di
Indonesia, akan tetapi sumber energi tersebut berdampak terhadap lingkungan termasuk
pencemaran udara, emisi gas rumah kaca, menipisnya cadangan sumber daya,
pemanasan global, hujan asam, dan dampak-dampak turunan yang lain seperti
gelombang pasang, perubahan iklim, serta kerusakan ekosistem. Permasalahan lain
adalah tingginya harga bahan bakar fosil, kenaikan jumlah impor minyak bumi akibat
konsumsi bahan bakar nasional, serta cadangan minyak bumi yang semakin menipis.
Lebih dari 50% kebutuhan energi nasional didominasi oleh bahan bakar fosil, untuk itu
pengembangan energi baru menjadi pilihan penting. Pentingnya mengembangkan energi
baru terbarukan secara bertahap muncul ditandai dengan adanya The Paris Agreement
dan Conference Of Parties 26 yang bertujuan demi membatasi pemanasan global. Para
peneliti setuju bahwa pertumbuhan ekonomi yang perlahan menganti energi fosil

3
dengan energi baru terbarukan juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Dari hal
tersebut mendorong adanya pengembangan teknologi energi baru terbarukan karena
dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam

I.3 Tujuan
Adapun tujuan laporan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak penggunaan
bahan bakar fosil serta mendukung transisi energi di Indonesia dengan memanfaatkan
biomasa megunakan metode gasifikasi sampah dan pengolahan hasil limbah pertanian
menjadi green energy biogas dan biodiesel pengganti bahan bakar fosil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Air Limbah


Air limbah industri farmasi adalah salah satu sumber pencemaran yang potensial.
Oleh karena itu, air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke
badan air. Untuk pengolahan air limbah industri farmasi umumnya menggunakan
teknologi pengolahan air limbah lumpur aktif yang kurang ekonomis karena biaya
operasional cukup besar dan kontrol operasionalnya cukup sulit

Limbah farmasi berpotensi dihasilkan melalui beragam aktivitas disistem


perawatan kesehatan, limbah farmasi termasuk dalam daftar limbah yang mengandung
produk kimia komersial dan karakterisasinya diatur menurut bahaya yang ditimbulkan,
seperti sifat mudah terbakar, korosif, reaktivitas dan toksisitas. Untuk mengatasi hal
tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah yang mudah
pengoperasiannya, ekonomis, dan memenuhi standar lingkungan

II.2 Pengolahan Limbah


Penelitian untuk pengolahan air limbah yang berasal dari industri farmasi melalui proses
koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan biji kelor dan PAC, hasil yang
didapat sudah dapat mengurangi warna 99,67 %, kekeruhan 98,85 %, COD 78,25 %,

4
BOD 81,96 %, TSS 96 %, nitrogen total 59,68 %, dan fenol 88,71 % terhadap
karakteristik awal air limbah

II.3 Biomassa
Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperolehdari tanaman baik secara
langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkansebagai energi atau bahan dalam
jumlah yang besar. “Secara tidak langsung” mengacu pada produk yang diperoleh
melalui peternakan dan industri makanan. Biomassa disebut juga sebaga “fitomassa”
dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari
hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman, daratan dan
lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah residu dan proses industri,
limbah dan kotoranhewan. Tanaman energi yang membuat perkebunan energi skala
besar akan menjadi salahsatu biomassa yang menjanjikan, walaupun belum
dikomersialkan padasaat ini. Biomassa dapat dikonversi menjadi energi melalui tiga
alur proses yaitu (Gambar 2.2): termokimia, biokimia dan ekstraksi biji yang
mengandung minyak. Alur termokimia atau konversi termal meliputi: pembakaran,
gasifikasi, pirolisis, torefaksi dan hidrotermal.

Gambar 2.1 Konversi Biomassa

Banyak kajian telah menyarankan bahwa energi turunan biomassa akan memberikan
sumbangan yang besar terhadap suplai energi keseluruhan karena harga bahan bakar
fosil semakin meningkat pada beberapa dekade yang akan datang. Penggunaan
biomassa sebagai sumber energi adalah sangat menarik karena ia merupakan sumber
energi dengan jumlah bersih CO2 yang nol, oleh karenanya tidak berkontribusi pada

5
peningkatan emisi gas rumah kaca. Ini juga berarti biomassa adalah netral karbon.
Biomasa adalah salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang sangat
potensial untuk dikembangkan di masa depan karena tersedia melimpah hampir di
semua daerah di Indonesia.

Pemanfaatan energi biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil mengurangi emisi
kadar karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk dimanfaatkan baik daur
ulang maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat menurunkan emisi gas
karbondioksida 3% – 11%. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan
diharapkan mampu mengurangi efek Gas Rumah Kaca dan dapat mencegah perubahan
iklim yang ekstrim.
Dengan elemen utama karbon, hidrogen dan oksigen, hampir semua jenis biomassa
secara teoritik dapat dimanfaatkan sebagai umpan gasifikasi. Salah satu tipe gasifier
untuk biomassa adalah down draft gasifer. Sifat-sifat biomassa yang perlu diperhatikan
untuk gasifier ini antara lain adalah sebagai berikut.
a) Kadar air biomassa tidak lebih dari 30%. Kadar air biomassa dapat diturunkan
dengan pengeringan. Biomassa kering udara memiliki kadar air berkisar antara
10 – 15%.
b) Bentuk partikel mendekati bulat atau kubus. Bentuk partikel pipih atau serbuk
mengakibatkan hambatan aliran gas di dalam reaktor.
c) Ukuran partikel biomassa umpan gasifikasi antara 0,5 – 5,0 cm.
d) Bulk density umpan gasifikasi sebaiknya minimum 250 kg/m2. Biomassa
dengan bulk density terlalu rendah mengakibatkan temperatur gasifikasi kurang
tinggi.
e) Biomassa umumnya memiliki kadar abu tidak lebih dari 1%, kecuali sekam padi
yang sampai sekitar 20%.
Pengelompokan biomassa untuk kesesuaiannya dalam down draft gasifier adalah
sebagai berikut (disajikan pula pada Tabel 2.3.2).
a) Jenis-1: partikel besar, perticle density tinggi, kadar air < 30%, kadar abu
rendah. Misalnya: limbah kayu, bongkol jagung, batok kelapa.
b) Jenis-2: partikel kecil, kadar air atau abu tinggi, particle density rendah.
Misalnya sekam padi, batok, tandan kosong sawit, kulit biji jarak, kulit kacang,
serbuk gergaji.

6
c) Jenis-3: bentuk serampangan, basah sekali. Misalnya: sampah kota (solid
municipal waste).
d) Jenis-4: kebun energi (fast growing tree) atau tumpang sari. Misalnya: lamtoro-
gung, turi dan lain-lain.

7
Tabel 2.1 Karakteristik Limbah Pertanian dan Perkebunan untuk Gasifikasi (nilai kalor atas dasar
biomassa kering udara)

Persyaratan umpan gasifikasi tersebut di atas, sering kali didekati dengan pengolahan
awal biomassa seperti: pengeringan, pemotongan pelletization atau granulation.
Biomassa umpan gasifikasi harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk secara
kontinyu.

II.4 Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi
gas, di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk
proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama, yang terjadi adalah
endotermis. Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi adalah udara
dan uap.
Proses gasifikasi dapat memberikan banyak keuntungan, mulai dari menjadi pembangkit
listrik, memproses input bahan bakar, mengolah sampah menjadi produk yang bernilai,
hingga lebih ramah lingkungan untuk udara.

Gasifikasi biomassa merupakan proses konversi biomassa menjadi gas mampu bakar
(combustable gas) dengan suplai udara terbatas dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier).
Secara garis besar, gas hasil gasifikasi berupa karbon monoksida (CO), hidrogen (H),
dan metana (CH4) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar internal combustion engines
: motor diesel, gas engine serta turbin gas untuk pembangkit listrik (Gambar 2.3).

8
Gasifikasi listrik berbasis biomasa adalah salah satu pemanfaatan energi baru dan
terbarukan yang potensial dikembangkan di Indonesia, dengan dukungan bahan baku
yang kontinu dari Hutan Tanaman Energi.

Gambar 2.2 Produk turunan gas hasil gasifikasi

Walaupun mekanisme dari proses gasifikasi berbeda untuk setiap teknologi proses,
partikel biomassa akan mengalami empat tahap utama, yaitu (a) pengeringan; (b)
pirolisis; (c) pembakaran dan (d) reduksi. Skema tahapan proses disajikan pada
(Gambar 2.4).

Gambar 2.3 Tahapan Proses Gasifikasi

9
1) Pengeringan terjadi pada temperatur sekitar 100-120˚C. Pengeringan ini
bertujuan menghilangkan air yang terdapat pada padatan yang direaksikan.
Proses ini akan menguapkan sebagian kandungan air dalam bahan baku.
2) Bila temperatur mencapai 250˚C, biomassa mulai mengalami proses pirolisis
menghasilkan gas-gas, uap senyawa organik, tar dan arang. Proses pirolisis ini
berlangsung sampai temperatur 500˚C. Pada laju pemanasan lambat, pirolisa
biomassa akan menghasilkan fraksi arang yang tinggi, serta banyak tar dan gas
CH4. Sedangkan laju pemanasan tinggi, selulosa sebagian terkonversi menjadi
hidrokarbon rantai panjang atau olefin dan sedikit arang.
3) Tahap reduksi merupakan proses utama pembentukan gas-gas mempan bakar
(combustile gasses). Pada tempertur di atas 600˚C, arang bereaksi dengan uap
air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) untuk menghasilkan hidrogen (H2) dan
karbon monoksida (CO), serta senyawa lain. Pada tahap reduksi berlangsung
reaksi-reaksi kesetimbangan yang secara keseluruhan endoterm.
4) Tahap oksidasi merupakan bagian proses untuk mensuplai panas yang
dibutuhkan dalam ketiga proses diatas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat
mencapai temperatur 1200˚C dan dimanfaatkan untuk proses perekahan tar.

10
Komposisi gas hasil gasifikasi bisa jauh berbeda antara biomassa, arang atau batubara.
Gasifikasi arang atau batubara akan menghasilkan gas dengan kandungan CO lebih
banyak daripada biomassa. Jika diinginkan gas hasil mengandung banyak H2, gasifikasi
dilakukan dengan agen gasifikasi H2O (steam gasification). Jadi, jenis dan komposisi
agen gasifikasi sangat menentukan komposisi gas hasil gasifikasi. Gasifikasi dengan
udara (21% O2 dan 79% N2) akan menghasilkan gas dengan kandungan N2 tinggi, dan
panas pembakarannya antara 3000-5000 kJ/Nm3. Gas ini disebut gas produser
(producer gas, atau low heating value gas). Gas produser tidak ekonomik untuk
ditransportasikan, karena itu pemakaiannya setempat (in situ), misalnya gas langsung
dimasukkan ke motor bakar untuk mengganti bahan bakar cair

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

AUTHOR /
NO JUDUL TAHUN METODE
HASIL PENELITIAN

1. Energi Bersih dan Anang Setyo Metode yang di Gasifikasi Plasma


Ramah Lingkungan Pramudiyanto, gunakan pada mengolah limbah
dari Biomassa untuk Sri Widodo penelitian ini sampah dengan cara
Mengurangi Efek Gas Agung Suedy / yaitu Gasifikasi merubah material
Rumah Kaca dan 2020 Plasma. sampah menjadi gas
Perubahan Iklim yang sintetis tanpa melakukan
Ekstrim pembakaran dan
penimbunan lahan.
Teknologi pengolahan
sampah dengan
menggunakan plasma
gasifikasi yang
diterapkan dengan data
sampah di Mumbai India
yang mempunyai
kesamaan karakteristik
sampah di Indonesia.
Teknik plasma gasifikasi
layak dipertimbangkan
untuk dikembangkan di

11
Indonesia. Teknik
plasma Gasifikasi selain
dapat memproduksi
Energi listrik 816 kWh/
Ton sampah juga tidak
menyebabkan emisi
karbondioksida.

2. Dampak Tenaga Air Allifah S, Penelitian ini Hasil penelitian


dan Bahan Bakar Fosil Syaukat Y, menggunakan menunjukkan bahwa
terhadap Implementasi Wijayanti P / metode konsumsi bahan bakar
Ekonomi Hijau di 2022 Autoregressive fosil akan meningkatkan
Indonesia Distributed Lag emisi gas rumah kaca
(ARDL) dengan (GRK) jangka pendek
data sekunder dari maupun panjang
tahun 2000-2018. sementara peningkatan
produksi listrik dari
PLTA akan menurunkan
emisi gas rumah kaca.
Hingga saat ini,
Indonesia masih berada
di posisi scale effect,
artinya kerusakan
lingkungan dengan
indikator emisi CO2
terus meningkat akibat
aktivitas perekonomian.

3. Pengaruh Energi Nadira Penelitian ini Hasil penelitian


Terbarukan, Emisi Rahmandani, menggunakan menunjukkan bahwa
Karbon, Dan Foreign Eka Puspa metode secara simultan energi
Direct Investment Dewi / 2023 kuantitatif, untuk terbarukan, emisi karbon
Terhadap Pertumbuhan mengidentifikasik dan FDI berpengaruh
Ekonomi Negara an hubungan antar signifikan terhadap
Anggota OKI variabel dengan pertumbuhan ekonomi
menguji hipotesis kedua kelompok
yang diangkat tersebut. Sebagian untuk
dalam penelitian, kedua kelompok, studi
data yang empiris menemukan

12
digunakan harus bahwa energi terbarukan
dapat diukur memiliki dampak negatif
sehingga dapat yang signifikan terhadap
menarik pertumbuhan ekonomi.
kesimpulan secara Emisi karbon memiliki
umum. efek positif yang
signifikan terhadap
perekonomian
pertumbuhan, sementara
FDI hanya memiliki
pengaruh yang signifikan
untuk kelompok negara-
negara OKI
berpenghasilan
menengah. Temuan ini
bisa menjadi masukan
bagi OKI untuk terus
mendorong transisi
energi dengan tetap
memperhatikan
perekonomian kondisi
negara-negara tersebut.

4. Pengaruh transisi Dikta Metode analisis Hasil yang diperoleh


konsumsi energi fosil Muhamma yang digunakan bahwa konsumsi baru
menuju energi baru Ferro adalah regresi dan energi terbarukan
terbarukan terhadap Berlianto, linier berganda memiliki hubungan yang
produk domestik bruto Riko Setya dengan asumsi positif namun tidak
di Indonesia Wijaya / 2022 BLUE (Best berpengaruh signifikan
Estimasi Tak Bias terhadap produk
Linear) domestik bruto di
Indonesia, sedangkan
konsumsi energi fosil
dan juga produksi energi
baru dan terbarukan
memiliki hubungan
positif dan memiliki a
berpengaruh signifikan
terhadap produk

13
domestik bruto di
Indonesia.

5. Simulasi Model Mira Yulianti, Penelitian ini Hasil analisis


Pengembangan Dodik Ridho menggunakan menunjukkan bahwa
Gasifikasi Listrik Nurrochmat, metode Analisis masyarakat sangat
Berbasis Biomasa Budi Regresi bergantung pada listrik
Hutan Tanaman Energi Kuncahyo / dan produknya dan
2018 bersedia untuk
membayar lebih akibat
adanya listrik. Jika
hutan tanaman
dialokasikan untuk
menyediakan biomasa
yang akan digunakan
untuk listrik maka
strategi utama yang harus
disiapkan adalah
menjamin kepastian
harga beli bahan baku
biomasa sehingga
menjamin kelayakan
usaha pemegang ijin
hutan tanaman.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data sebagai bahan kajian diawali dengan mensleksi beberapa referensi
melalui keywoard berupa topik yang akan dikaji menggunakan aplikasi Publish Or
Perish (POP). Yang mana data tersebut akan dijadikan acuan dengan format file RIS
untuk mendapatkan data mapping dari penelitian – penelitian terdahulu.

14
Gambar 3.1 pencarian referensi menggunakan POP

Setelah data diperoleh berupa file dengan format RIS kemudian dilanjutkan
menggunakan aplikasi VosViewer untuk menyajikan data berupa mapping, untuk
mengetahui topik apa yang akan diangkat ke dalam penelitian serta hubungan antar
variable.

15
Gambar 3. 2 Pemetaan Network Visualization pada VosViewer

Hasil pemetaan pada gambar di atas, diperoleh beberapa keterkaitan atau hubungan
antar variable pada kyword yang akan menjadi topik atau sebuah judul penelitian.

Gambar 3. 3 Pemetaan Overal Visualitation Pada VosViewer

Pada pemetaan gambar di atas, terdapat keterkaitan issu beserta rentang banyaknya
penelitian yang saling berhubungan dan paling banyak di lakukan sehingga penulis

16
dapat mengetahui pokok pembahasan apa yang akan di lakukan pada penelitiannya
dalam kurung waktu tersebut.

Gambar 3. 4 Pemetaan Density Visualisation pada VosViewer

Pemetaan gambar di atas, menunjukan banyaknya hasil penelitian yang ditemukan,


dapat di lihat dari besarnya kalimat dan kecerahan warna atau densitas pada peta
tersebut. Semakin kecil dan pudar densitasnya maka penelitian tersebut belum banyak di
jadikan topik sebuah penelitian.

III.2 TEKNIK ANALISIS


Dalam penyusunan laporan hasil literatur ini metode yang digunakan meliputi teknik
analisis Bibliometrik dengan mengidentifikasi hubungan antar variabel dan menguji
hipotesis serta data yang diangkat dalam penelitian, Dengan meninjau beberapa media
analisis di antaranya Publish or Peris, Vos Viewer, dan Scopus dengan tujuan untuk
mengidentifikasi publikasi terkait literasi sains dan memvisualisasikannya dengan
metode deskriptif dan pengumpulan data jurnal didasarkan pada penelitian dari
publikasi yang telah dipublikasikan di jurnal yang terindeks Google Scholar.

Setelah diperoleh topik yang akan di jadikan acuan dalam pembahasan penelitian,
selanjutnya data di Analisa dengan menggunakan scopus untuk mengetahui rentang
tahun banyaknya penelitian yang di rujuk dalam kurung waktu tertentu.

17
Gambar 3. 5 Perkembangan Penelitian pada Scopus

Dari hasil Analisa grafik di atasa di proleh rentang tahun banyaknya penelitian terhadap
topik bahasan Fosil Fuel, Energy Transition, dan Biomass. terindeks sejak tahun 2003
sampai dengan tahun 2021 yang mana grafik tersebut mevisualisasikan naik dan
turunnya penelitian dari tahun ke tahun.

Gambar 3. 6 penelitian dari berbagai subyek pada Scopus

Pada data di atas menampilkan berbagai grafik dari berbagai subyek di antaranya yaitu;

a) Grafik Penelitian Berdasarkan Rentang Tahun


Pada Grafik tersebut diperoleh tahun terbanyak dan tersedikit penelitian
dilakukan.
b) Grafik Penelitian dari Berbagai Penulis

18
Hasil visualisasi grafik tersebut menunjukan penulis terbanyak yang menjadi
kutipan teoritis maupun data kuantitatif dan kualitatif yang menjadi acuan
penelitian.
c) Grafik Penelitian dari Berbagai Negara
Grafik tersebut memperoleh negara terbanyak yang membahas topik penelitian.
d) Diagram Penelitian Berdasarkan Jenis Tipe
Pada Diagram tersebut terdapat jenis tipe data terbanyak yang diperoleh,
contohnya pada topik bahasan Fosil Fuel, Energy Transition, dan Biomass ini
menunjukan tipe data terbanyak berupa Artikel.
e) Diagram Penelitian Berdasarkan Subyek Area’
Visualisasi Pada diagram tersebut dapat di lihat dari beberapa density yang
menunjukan Area subyek penelitian terbanyak yang menjadi bahan
perkembangan penelitian yaitu agricultural sebanyak (30,8%)

KESIMPULAN
1. Penggunaan energi fosil di Indonesia mencapai 95% dari kebutuhan energi
Indonesia yang bersumber dari minyak dalam penambangan, pengolahan
menjadi bahan bakar, dan penggunaan yang berdampak pada peningkatan emisi
GRK, khususnya emisi CO2. 1 miliar ton CO2 yang di lepaskan ke atmosfer
menyebabkan pemanasan global.
2. Indonesia secara keseluruhan penting untuk memulai transisi menuju energi baru
terbarukan, Guna mengatasi permasalahan kekurangan energi dan pencemaran
dari emisi gas buang, pemerintah Indonesia telah berperan aktif dengan
mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan, salah satunya
pemerintah Indonesia telah menetapkan rasio elektrifikasi menjadi 100% (KEN)
dan mencoba menggantikan sumber daya energi dari berbahan fosil dengan
green energy terutama biomassa yang diubah untuk menjadi biogas, serta
biodiesel yang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkitan listrik dan bahan
bakar kendaraan bermotor yang ramah lingkungan.
3. Pemanfaatan energi biomassa dengan proses gasifikasi telah berhasil
mengurangi emisi kadar karbondioksida. Pengolahan sampah di Indonesia untuk

19
dimanfaatkan baik daur ulang maupun sebagai sumber energi listrik akan dapat
menurunkan emisi gas karbondioksida 3% – 11%.
4. Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi adalah udara dan
uap.
Proses gasifikasi dapat memberikan banyak keuntungan, mulai dari menjadi
pembangkit listrik, memproses input bahan bakar, mengolah sampah menjadi
produk yang bernilai, hingga lebih ramah lingkungan untuk udara.

SARAN
Dengan semakin majunya perkembangan teknologi yang ada pada saat ini seharusnya
tidak sulit untuk pemerintah mengembangkan EBT yang ada dan menutup PLTU.
Meskipun dimulai dari ruang lingkup yang kecil namun seiring berjalannya waktu
masyarakat akan terbiasa dan mulai mengganti penggunaan energi fosil menjadi energi
terbaharukan yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Allifah, S., Syaukat, Y., & Wijayanti, P. (2022). Dampak Tenaga Air dan Bahan Bakar Fosil terhadap
Implementasi Ekonomi Hijau di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 9(3), 102–
112. https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2022.009.03.3

Auliya Kusnadi, N., Afa Aprilya, J., Putri Ayu Dea, A., & Rafly Dinasty, dan. (n.d.). Transisi Energi:
Kerjasama Indonesia-IEA (International Energy Agency) Terhadap Perkembangan Energi
Terbarukan.
Budiarto, Rachmawan, Derajad Sulistyo Widhyarto, and Muhammad Sulaiman, eds. Transisi energi
berbasis komunitas di kepulauan dan wilayah terpencil. Universitas Gadjah Mada, 2019.
Chapman, A., Shigetomi, Y., Ohno, H., McLellan, B., & Shinozaki, A. (2021). Evaluating the global
impact of low-carbon energy transitions on social equity.Environmental Innovation
and Societal Transitions(40), 332-347.
Fadhilah Mumtaz, D. (n.d.). Transisi Energi Baru Terbarukan Di Negara Jepang Sebagai Upaya
Menekan Laju Perubahan Iklim.
Gielen, D., & Bank, W. (n.d.). MATERIALS FOR THE ENERGY TRANSITION DOLF GIELEN
(IRENA) AND CARLO PAPA (ENEL FOUNDATION) Innovation for the Power Sector
Transformation View project A Global Renewable Energy Roadmap: Comparing Energy
Systems Models with IRENA’s REmap 2030 Project View project.
https://www.researchgate.net/publication/355928301

20
HERLAMBANG, Susila, et al. "Biomassa sebagai Sumber Energi Masa Depan."
IEA, CO₂. "emissions from Fuel Combustion." International Energy Agency 13 (2012): 2895-2902.
Khan, H., Khan, I., & Binh, T. T. (2020). The heterogeneity of renewable energy consumption, carbon
emission and financial development in the globe: A panel quantile regression approach. Energy
Reports, 6, 859–867. https://doi.org/10.1016/j.egyr.2020.04.002
Lange, S., Pohl, J., & Santarius, T. (2020). Digitalization and energy consumption. Does ICT reduce
energy demand? Ecological Economics, 176.
Muhammad, D., Berlianto, F., Riko, ;, & Wijaya, S. (n.d.). Pengaruh transisi konsumsi energi fosil
menuju energi baru terbarukan terhadap produk domestik bruto di Indonesia (Vol. 11, Issue 2).
Pramudiyanto, A. S., & Suedy, S. W. A. (2020). Energi Bersih dan Ramah Lingkungan dari Biomassa
untuk Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim yang Ekstrim. Jurnal Energi
Baru Dan Terbarukan, 1(3), 86–99. https://doi.org/10.14710/jebt.2020.9990
Rahmandani, N., & Dewi, E. P. (2023). Pengaruh Energi Terbarukan, Emisi Karbon, Dan Foreign
Direct Investment Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota OKI. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. https://www.jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/view/6962
Serevina, V., Pambudi, R. D., Nugroho, D. A., Program, ), Fisika, S., Fisika, P., Matematika, F., Ilmu,
D., & Alam, P. (2021). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Gergaji dan Cangkang Telur Ayam untuk
Membuka Usaha Briket Biomassa. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1(11).
https://doi.org/10.21009/jpm-sains.v1i1.18748
Setyono, A. E., & Kiono, B. F. T. (2021). Dari Energi Fosil Menuju Energi Terbarukan: Potret
Kondisi Minyak dan Gas Bumi Indonesia Tahun 2020 – 2050. Jurnal Energi Baru Dan
Terbarukan, 2(3), 154–162. https://doi.org/10.14710/jebt.2021.11157
Studi Magister Ketahanan Energi, P., & Manajemen Pertahanan, F. (2020). NUSANTARA: Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial KEBIJAKAN KETAHANAN ENERGI BERBASIS ENERGI LISTRIK
PADA BIDANG TRANSPORTASI GUNA MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DI
INDONESIA: SEBUAH KERANGKA KONSEPTUAL 1 Diska Resha Putra, Donny
Yoesgiantoro, Suyono Thamrin. https://doi.org/10.31604/jips.v7i3.2020.658-672
Syafitri, R., & Putri, E. (2022). BAKTI SOSIAL. In Jurnal Bakti Sosial (Vol. 1, Issue 1).
https://jurnal.asrypersadaquality.com/index.php/baktisosial
Shahbaz, M., Raghutla, C., Chittedi, K. R., Jiao, Z., & Vo, X. V. (2020). The effect of renewable
energy consumption on economic growth: Evidence from the renewable energy country
attractive index. Energy, 207.
Yang, D., Liu, D., Huang, A., Lin, J., & Xu, L. (2021). Critical transformation pathways and socio-
environmental benefits of energy substitution using a LEAP scenario modeling. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 135, 110116.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.rser.2020.110116
Yulianti, M., Ridho Nurrochmat, D., Kuncahyo Badan Litbang dan Inovasi Kehutanan dan
Lingkungan Hidup, B., Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Departemen
Manajemen Hutan, K., & Kehutanan Institut Pertanian Bogor, F. (2018). SIMULASI MODEL
PENGEMBANGAN GASIFIKASI LISTRIK BERBASIS BIOMASA HUTAN TANAMAN
ENERGI. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 5(1), 49–70.

21
22

Anda mungkin juga menyukai