i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Fotovoltaik .............................................................................. 3
Gambar 2.2 Desain Turbin Angin Sumbu Vertikal ................................................ 3
Gambar 2.1 Desain Kincir Mikrohidro ................................................................... 4
Gambar 3.1 Desain Rangka Fotovoltaik ................................................................. 5
Gambar 3.2 Desain Rangka Turbin Angin Sumbu Vertikal ................................... 5
Gambar 3.3 Desain Rangka Kincir Mikrohidro ...................................................... 5
Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem Kerja Pembangkit Listrik Sistem Multihybrid .. 7
Gambar 3.5 Skema Rangkaian Pembangkit Listrik Sistem Multihybrid ................ 8
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Modul Fotovoltaik 50Wp ............................................. 8
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Turbin Angin Sumbu Vertikal ...................................... 8
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Kincir Mikrohidro 8 Sudu ............................................ 8
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC .................................................... 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-KC...................................................................... 9
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, Pandemi Covid-19 mengakibatkan Indonesia harus
mengakselerasi peralihan energi fosil ke energi yang terbarukan, khususnya
pembangkit energi listrik. Kenaikan konsumsi masyarakat terhadap energi listrik
yang bersumber dari energi fosil semakin meningkat karena banyak aktivitas
dihabiskan di rumah. Pada triwulan II tahun 2018, besar konsumsi energi listrik di
Indoneisa sebesar 1.064 kWh per kapita. Sedangkan pada triwulan II tahun 2020,
konsumsi listrik mencapai 1.084,36 kWh per kapita. Berdasarkan pemaparan di
atas, konsumsi energi listrik di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2,77%,
dengan sumbangan terbesar penggunaan listrik diperoleh dari pelanggan rumah
tangga. Hal itu membuktikan bahwa cadangan energi fosil semakin berkurang
(Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, 2020).
Eksplorasi dan pengembangan mengenai teknologi energi terbarukan perlu
dilakukan untuk mempertahankan kebutuhan akan energi listrik yang semakin
meningkat, menyebabkan pemasok energi mencari cara untuk memodifikasikan
alat dengan memanfaatkan faktor ergonomi dan ekonomis. Faktor ini diaplikasikan
dengan meyatukan beberapa alat konversi energi menjadi sebuah alat yang
multihybrid dengan tujuan untuk meningkatkan proses keefektifan, keefisienan,
serta keuntungan dalam memperoleh pasokan daya dalam jumlah yang besar. Di
lain hal, faktor ergonomi yang diusulkan juga memperhatikan keuntungan yang
dimiliki oleh wilayah Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya menjadi
dorongan yang lebih dalam untuk menyusun program ini, diantaranya wilayah yang
beriklim tropis menjadikan banyaknya panas matahari yang dapat diterima
sehingga bisa dioptimalkan sebagai energi fotovoltaik. Banyaknya jumlah aliran
sungai di Indonesia juga dapat dioptimalkan sebagai energi tenaga mikrohidro.
Tidak hanya itu, menurut data dari BMKG, rata-rata kecepatan angin tahunan di
wilayah Indonesia secara zonal (Barat-Timur) antara 2-5m/s dan meridional (Utara-
Selatan) antara 0,5-1,5m/s juga dapat dioptimalkan sebagai energi listrik tenaga
angin skala kecil (Lisnawati, 2018).
Melihat besarnya harapan akan pengembangan teknologi listrik terbarukan di
Indonesia, memberikan dorongan untuk mencari solusi terbaik yang sederhana,
praktis, serta konseptual, yaitu Pembangkit Listrik Energi Terbarukan dengan
Sistem Multihybrid dari Tenaga Fotovoltaik, Turbin Angin Sumbu Vertikal, dan
Mikrohidro. Hal ini akan lebih efisien tidak hanya dalam proses produksi tetapi juga
pada tempat serta daya yang dihasilkan dalam satu waktu yang akan lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan diatas, rumusan permasalahan yang diperoleh,
diantaranya:
2
2.2 Photovoltaic
Komponen elektronika yang dapat mengubah energi surya menjadi energi
listrik adalah sel surya dengan bentuk arus searah (DC). Modul surya (photovoltaic)
adalah kumpulan sel surya yang dirangkai secara parallel ataupun seri, fungsi dari
modul surya ini untuk meningkatkan nilai tegangan dan arus listrik yang dihasilkan
sehingga pemakaian cukup untuk sistem catu daya beban. Energi listrik yang
dihasilkan oleh fotovoltaik akan mendapat efisiensi maksimum jika kemiringan
permukaan modul sesuai dengan sudut kemiringan lintang lokasi yang diterpa sinar
matahari (Jiang dan Rahimi, 2009).
Gambar 2.2 Desain Turbin Angin Sumbu Vertikal. (Sumber: Dharma dan
Masherni, 2016)
2.4 Mikrohidro
Pada penerapannya, mikrohidro menggunakan debit air yang mengalir di
sungai dan air terjun dengan menggerakkan kincir air sehingga energi mekanis dari
air akan dikonversikan menjadi energi listrik. Aspek penggunaan pembangkit listrik
mikrohidro hanya terbatas pada area lingkup sungai dan aliran air dengan debit
yang kecil. Oleh karena itu, pengembangan mikrohidro ini sangat dibutuhkan
4
tebal 1 mm, pipa besi ½ inch tebal 1 mm untuk penghubung ke generator, gear gigi
penghubung untuk menggerakkan poros generator, bearing thrust, besi beton no. 6
sebagai kerangka sudu, besi plat strip untuk penghubung sudu ke lengan sudu, baut
dan mur, serta kawat besi.
C. Kincir Mikrohidro
Bahan yang digunakan adalah generator DC 12V 30W, modul charger control,
seng aluminium sebagai sudu kincir, besi beton no. 10 sebagai poros kincir,
pelampung air berdiameter 11 cm sebagai pengatur ketinggian kincir, bearing
radial, sebagai penghubung pelampung dengan poros, rantai dan gear sebagai
penghubung poros dengan generator, tensioner rantai sebagai pengatur regangan
dan tegangan rantai, dan pipa besi 5 inch sebagai kerangka penyokong kincir.
D. Instalasi Keseluruhan Komponen
Bahan yang digunakan adalah kabel tembaga, baterai aki 12V, inverter AC to
DC, isolatip, timah, baut, mur, sekrup, paku, terminal blok 12 pole seri STB, sepatu
kabel, pembungkus kabel, serta colokan listrik dan soket.
3.3.2 Langkah Perakitan
Langkah perakitan pembangkit ini diawali dengan mempersiapkan peralatan
dan bahan yang akan dirakit. Pada mikrohidro, sudu kincir dipasangkan ke poros,
lalu dibaut hingga rapat. Pasangkan pelampung air di sisi kanan dan kiri poros
masing-masing 2 buah pelampung dengan radial bearing sebagai penghubungnya.
Hubungkan poros ke kerangka mikrohidro. Hubungkan gear dari dalam pipa besi
(kerangka bagian kiri) ke poros sedemikan rupa pada bagian atas pasangkan gear
pada poros generator DC yang berada di sisi kiri rangka horizontal. Terakhir,
pasangkan rantai pada gear agar poros kincir dan poros generator terhubung, tidak
lupa pada rantai ditambahkan tensioner rantai. Serta pastikan semua dalam keadaan
rapat dan kuat.
Pada turbin angin, sudu turbin dipasangkan ke lengan sudu, lalu dibaut hingga
rapat. Hubungkan lengan sudu bawah dengan thrust bearing dan sambungkan
dengan rangka utama. Bagian dalam lengan di tempelkan pipa besi ½ inch tepat di
tengahnya sepanjang badan rangka utama sampai ke rangka horizontal. Gear roda
penghubung bersama thrust bearing ditempelkan di bagian dalam rangka
horizontal, lalu gear tersebut di sambung ke generator DC yang berada di
sebelahnya (sisi kanan rangka horizontal).
Pada fotovoltaik, rangka atap dibangun dengan bahan baja ringan canal 60.
Selanjutnya, 2 modul fotovoltaik dipasangkan di sisi atap masing-masing, lalu
direkatkan dengan baut, dan terakhir masukkan besi no. 10 di dalam rangka yang
akan tersambung dari bawah (rangka horizontal) ke atas melewati dalam pipa besi
½ inch sampai ke rangkap atap fotovoltaik. Pada bagian instalasi keseluruhan,
hubungkan kabel dari fotovoltaik, generator turbin angin, dan generator kincir
mikrohidro ke satu MPPT. Selanjutnya, dari MPPT kabel dihubungkan ke baterai
7
aki 12V lalu dilanjutkan ke inverter DC to AC. Arus yang telah diubah ke AC dapat
disalurkan ke peralatan elektronik. Aki dan MPPT tersebut akan ditempatkan di
dalam box aluminium berukuran 35x15x15 cm dan di posisikan pada rangka utama
40 cm di bawah lengan turbin.
3.4 Cara Kerja Karya
Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem Kerja Pembangkit Listrik Sistem Multihybrid.
Proses kerja sesuai diagram alir di atas antara lain, fotovoltaik (PV) akan
menangkap gelombang matahari sehingga menghasilkan energi listrik berupa
tegangan DC. Begitu pula pada turbin angin yang akan bergerak karena adanya
tolakan dari angin serta juga kincir air yang akan bergerak akibat dorongan dari
aliran arus air yang mengalir. Gerakan dari turbin angin dan kincir mikrohidro akan
menggerakkan generator masing-masing lalu dikonversikan menjadi energi listrik
bertegangan DC pula. Sistem pengkabelannya akan dirangkai secara parallel agar
mendapatkan arus yang optimal. Ketiga pembangkit listrik DC dialirkan ke MPPT
charge controller untuk mengatur tegangan aki. Sebab, tegangan arus DC yang
dihasilkan oleh PV dan generator bernilai variatif 12 Volt ke atas. Controller ini
bertujuan agar arus yang tersimpan dalam baterai tidak teralirkan kembali ke
generator atau PV saat pembangkit tidak menghasilkan listrik. Listrik DC yang
disimpan dalam baterai akan diubah ke arus AC dengan inverter DC to AC, agar
bisa digunakan untuk peralatan-peralatan yang membutuhkan arus listrik AC.
Berikut gambar skema rangkaian pembangkit listrik dengan sistem multihybrid
tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
Acakpovi, A., Adjei, P., Nwulu, N. dan Asabere, N. Y., 2020. Optimal Hybrid
Renewable Energy System: A Comparative Study of Wind/Hydrogen/Fuel-
Cell and Wind/Battery Storage. Hindawi. 10(1155) : 1-15.
Jiang, Z. dan Rahimi-Echi, H., 2009. Design, Modeling, and Simulation of a Green
Building Energy System. IEEE. 10(1109): 1-7.
Joewono, A., Sitepu, R. dan Angka, P. R., 2017. Perancangan Sistem Kelistrikan
Hybrid (Tenaga Matahari dan Listrik PLN) untuk Menggerakkaan Pompa
Air SUMBERSIBEL 1 PHASE Perancangan Sistem Elektrik Tenaga
Hybrid Untuk Pompa Air. Jurnal Ilmiah Widya Teknik. 16(2): 61-66.
Ramadhan, A. I., Diniardi, E. & Mukti, H. S., 2016. Analisis Desain Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP. Teknik, 37(2), pp. 59-
63.
Rinaldi, Hendri, A. & Junaidi, A., 2015. Model Fisik Kincir Air Sebagai
Pembangkit Listrik. Annual Civil Engineering Seminar, 1(6), pp. 397-403.
Saputra, C. I., Rustana, C. E. & Hadi, N., 2015. Pengembangan Turbin Angin
Sumbu Vertikal Tipe Tripel-Stage Savonius dengan Poros Ganda. Jurusan
Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta, 4(1), pp. 43-46.
Sule, L., 2015. Kinerja yang Dihasilkan oleh Kincir Air Arus Bawah dengan Sudu
Berbentuk Mangkok. Preceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin
XIV, 14(39), pp. 1-6.
11
12
13
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas University University
Sumatera Science Science
Utara Malaysia Malasyia
Bidang Ilmu Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tenaga Listrik
Tahun Masuk-Lulus 1991-1997 2003-2006 2011-2016
Judul Analisa Analisa Analisa Hibrid
Skripsi/Tesis/Disertasi Penyambungan Harmonisasi PV, Tenaga
Kabel Bawah pada Jaringan Angin dan
Tanah 20 KV Distribusi 3 Baterai dengan
NAKBA Phasa Menggunakan
Metode
Probalilitas
Zona
Sederhana
Nama Ir. Mustafrind Prof. Madya. Prof. Madya.
Pembimbing/Promotor Lubis Dr. Safruddin Dr. Soib bin
bin Masri Taib
Harga Jumlah
3. Perjalanan Volume
Satuan Biaya (Rp)
8 3
5 4