Diajukan Oleh
Mugabe Gomos
151724016
Diajukan Oleh:
Mugabe Gomos
151724016
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Ika Yuliyani, ST., MT. Dr., Drs. Hartono Budi Santoso, MT.
NIP.197203282002122001 NIP. 1966110719951210
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir,
ii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala berkat-Nya, baik berupa kesehatan, keselamatan, tuntunan-Nya
dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
Proposal Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Konversi Energi. Dalam
penyusunan Propsal Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “RANCANGAN
SISTEM KONTROL MICROGRID ENERGY STORAGE DAN SOLAR PV
KAPASITAS 1 MW”.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna dalam penyusunan Proposal Tugas Akhit ini, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna perbaikan dan hasil yang lebih baik.
Akhir kata, semoga hasil penyusunan Proposal Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat dan berguna bagi para pembaca serta pihak – pihak yang
memerlukanya dan khusunya bagi penyusun sendiri.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
II.5.1 Mikrokontrol Arduino UNO ............................................... II-11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Nasional dalam Megawatt .... I-1
Gambar I.2 Profil beban rumah tangga per jam .................................................... I-2
Gambar II.1 Sistem PLTS ................................................................................... II-6
Gambar II.2 Karakteristrik arus-tegangan (I-V) ada intensitas radiasi matahari dan
temperatur yang berbeda ..................................................................................... II-3
Gambar II.3 Karakteristik daya-tegangan (P-V) ................................................. II-3
Gambar II.4 Karakteristik daya-tegangan (P-V) pada berbagai kondisi ............. II-4
Gambar II.5 Photoconversion Efficiency vs Instensitas Radiasi Matahari ......... II-4
Gambar II.6 Diagram Stand-alone inverters ....................................................... II-5
Gambar II.7 Utility-Interactive inverters/On-grid inverters................................ II-6
Gambar II.8 Diagram Hybrid Inverter ................................................................ II-7
Gambar II.9 Ilustrasi algoritma lnC dalam melakukan hill climbing ................. II-9
Gambar II.10 Diagram alir MPPT algoritma Incremental Conductance .......... II-10
Gambar II. 12 Mikrokontroler Arduino UNO R3 ............................................. II-11
Gambar II. 13 Komponen Dasar PLC ............................................................... II-13
Gambar II.14 Ketergantungan suhu dari tegangan cut-off muatan dengan contoh
baterai pelat grid timbal-asam ........................................................................... II-21
Gambar II.15 Prinsip Kerja Series Charge Controller ...................................... II-23
Gambar II.16 Prinsip Kerja Shunt Controller ................................................... II-24
Gambar II.17 Prinsip Kerja MPP Charge Controller ........................................ II-26
Gambar II.18 Alat MPP Charge Controller ...................................................... II-26
Gambar III.1 Tahap Rancangan ........................................................................ III-1
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Perbedaan PLC dengan Sistem Kendali Konvensional .................... II-13
Tabel III.1 Rencana Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir ...................................... III-4
Tabel III.2 Rencangan Anggaran Biaya ............................................................. III-5
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
Dari gambar diatas ketika beban rendah dan energi surplus adanya tempat
untuk menyimpan energi selama periode beban rendah dan kemudia melepaskan
energi ini selama periode beban puncak yaitu battery management system (BMS).
I-3
I.2. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Menghasilkan rancangan Sistem Kontrol Microgrid Energy Storage dan
Solar PV Kapasitas 1MW.
2. Membuat model sistem konrol microgrid PLTS pada perangkat lunak
MATLAB Simulink.
3. Melakukan simulasi operasi sistem kontrol microgrid pada sistem PLTS
untuk menganalisis karakteristik dan kualitas daya keluaran sistem yang
dipengaruhi oleh perubahan iradiasi matahari.
Mode 1: Selama siang hari, array PV memberi daya aktif ke grid melalui
inverter dan menyediakan arus pengisian ke baterai melalui pengisi daya baterai.
Mode 2: Baterai dalam kondisi terisi daya dan array PV tidak dapat memberi
daya penuh ke grid yaitu, selama kekeruhan parsial atau selama malam hari atau
ketika iradiasi matahari lemah. Dalam mode operasi ini, array PV memberi daya
ke grid berdasarkan pada MPP dan baterai juga memberi daya aktif ke grid.
Mode 3: Baterai dalam keadaan kosong sepenuhnya dan array PV tidak dapat
menyediakan arus pengisian ke baterai yaitu pada malam hari. Dalam mode
operasi ini, jaringan menyediakan arus pengisian ke baterai melalui inverter dan
pengisi daya baterai.
Ketika sistem kontrol ini beroperasi masalah yang terjadi adalah jenis kontrol
yang dapat memprediksi situasi dan respon yang cepat terhadap perubahan
iradiasi matahari yang fluktuatif. Sistem komunikasi dalam sistem mikrogrid ini
juga diperhatikan untuk mengendalikan PLTS untuk optimalisasi daya yang
dihasilkan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang,
tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini didalamnya memuat materi-materi dan teori-teori pendukung
mengenai sistem kontrol mikrogrid energy storage dan solar pv.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan
listrik.
Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan
mengalir arus listrik. Besarnya arus atau tenaga listrik itu tergantung pada jumlah
energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada
dasarnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
berkerja dalam proses tidak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam
proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya
dan jenis zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang
terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya
sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menjadi energi
listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25%, maka produksi listrik
maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2.
II.2. Modul PV
II.2.1 Sel PV
Sel PV terdiri dari beberapa lapisan semikonduktor, yaitu semukonduktor
yang memiliki kelebihan elektron (lapisan negatif) dan semikonduktor yang
kekurangan elektron (lapisan positif). Photon pada cahaya mahari yang jatuh pada
sel PV akan menumbuk dan memaksa elektron untuk bergerak menjauh dari
tempat asalnya. Jika terdapat konduktor yang menghubungkan lapisan negatif
menuju beban dan menuju ke lapisan positif, maka aliran listrik akan terjadi. Sel
PV biasanya berukuran beberapa sentimeter persegi dan menghasilkan tegangan
yang kecil (sekitar 0.5 V) . Untuk menaikkan tegangan dari sistem PV, beberapa
sel PV dihubungkan secara seri hingga didapatkan tegangan yang diperlukan.
Hubungan sel PV secara paralel dapat meningkatkan arus keluaran sistem PV.
Susunan dari beberapa sel secara seri atau paralel disebut dengan modul PV,
sementara susunan dari beberapa modul PV disebut dengan PV Array.
II-3
II.2.2 Karakteristik PV
Modul atau array PV memiliki karakteristik non-linear, karena daya
keluaran dari PV berubah seiring dengan berubahnya temperatur dan iradiasi
matahari. Karaktersitik arus-tegangan dari PV ditunjukkan oleh Gambar II.2
Kekurangan
Fleksibilitas desain kurang daripada solusi modular yang digunakan untuk
memisahkan PV dan baterai inverter
Kurang efisien daripada hanya solar atau hanya baterai khusus inverter.
II-8
berfungsi juga sebagai pin output digital 14-16. Setiap 14 pin digital yang terdapat
pada Arduinodapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pin
Mode, digital Write, dan digital Read. Input/output dioperasikan pada tegangan
5V. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maksimum 40mA dan
memiliki internal pull-up resistor (disconnectedoleh default) 20-50K Ohm
lengkap). Pada awalnya merupakan sebuah mikrokontroler 8-bit, namun saat ini
bisa merupakan mikrokontroler 16 atau 32-bit. CPU ini juga menangani
komunikasi dengan piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian
internal PLC, eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati
masukan dan memberikan sinyal kekeluaran (sesuai dengan proses atau program
yang dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan
untuk memeriksa memori agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini
dilakukan karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator
lampu pada bagian badan PLC sebagai indikator terjadinya kesalahan atau
kerusakan.
2. Memori
Memori sistem digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses. Selain
berfungsi untuk menyimpan sistem operasi, juga digunakan untuk menyimpan
program yang harus dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan diagram
tangga yang dibuat oleh pengguna atau pemrogaram. Isi dari memori flashtersebut
dapat berubah bahkan dapat juga dikosongkan atau dihapus, jika memang
dikehendaki seperti itu. Tetapi yang jelas, dengan penggunaan teknologi flash,
proses penghapusan dan pengisian kembali memori dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat. Pemrograman PLC biasanya dilakukan melalui kanal sebuah
komputer yang bersangkutan.
3. Pemograman PLC
Kontroler PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa deprogram
melalui program manual, yang biasa disebut dengan konsol (console). Untuk
keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya tergantung pada produk
PLC -nya. Dengan kata lain, masing-masing produk PLC membutuhkan
perangkat lunak sendiri-sendiri. Hampir semua produk perangkat lunak untuk
memprogram PLC memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti
memaksa saklar (masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF, melakukan
pengawasan program secara real-time, termasuk pembuatan dokumentasi diagram
tangga yang bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini diperlukan untuk
memahami program sekaligus dapat digunakan untuk pelacakan kesalahan.
Pemrograman dapat memberikan nama pada piranti masukan maupun keluaran,
II-15
Kerugian adalah sistem yang lebih rumit untuk desain dan program dan
lebih banyak biaya karena akan memerlukan dua inverter (atau lebih) daripada
satu inverter dan pengontrol muatan. Dalam penggunaan off-grid, sistem AC-
coupled tidak dapat direstart secara otomatis jika inverter berbasis baterai terjadi
untuk dimatikan karena tegangan baterai yang rendah. Jika ini terjadi, inverter
tanpa baterai tidak merasakan tegangan AC, dan dengan demikian tidak menyala
untuk mengirim energi array ke baterai. Sistem DC-coupled dapat me-restart
secara otomatis bahkan jika inverter mati karena tegangan baterai yang rendah,
karena pengendali muatan masih dapat mengisi baterai.
Tenaga surya yang dihasilkan pada siang hari sangat sering tidak diperlukan
sampai malam hari dan oleh karena itu harus disimpan sementara. Periode cuaca
mendung yang lebih panjang juga harus dipenuhi. Kebanyakan sistem surya yang
berdiri sendiri memiliki baterai, pengecualian sistem pemompaan air matahari: air
dipompa ketika sinar matahari yang cukup tersedia dan disimpan. Jenis baterai
yang paling umum ditemukan di sistem surya yang berdiri sendiri terdiri dari
baterai timbal-asam yang dapat diisi ulang. Ini adalah yang paling hemat biaya
dan dapat menangani arus pengisian besar dan kecil dengan efisiensi tinggi.
Dalam sistem PV, kapasitas penyimpanan umumnya dalam kisaran O.l kWh
hingga 100 kWh, meskipun beberapa sistem dalam rentang MWh telah
dilaksanakan. Jenis baterai isi ulang yang tersedia secara komersial lainnya adalah
nikel-kadmium, hidrida logam nikel dan baterai ion lithium. Ini digunakan
terutama dalam peralatan kecil seperti radio, jam, obor dan laptop.
20 persen dari kapasitas pengenal. Selama periode waktu yang lebih lama dengan
radiasi matahari rendah, adalah mungkin bahwa energi yang dihasilkan oleh array
PV tidak akan cukup untuk mengisi ulang baterai sepenuhnya dan siklus
berlangsung pada keadaan rendah. Sebaliknya, dengan tingkat radiasi yang tinggi
di musim panas, baterai dioperasikan dengan muatan tinggi, biasanya antara 80
persen dan 100 persen. Di sini, ada risiko pengisian yang berlebihan. Antara
persyaratan yang berlawanan untuk memulihkan status pengisian maksimum
sesegera mungkin dalam fase pengisian variabel musiman, tetapi tanpa pengisian
daya baterai yang berlebihan, perencana perlu mengatur tegangan baterai
maksimum yang diizinkan pada pengendali muatan. Nilai ambang khas untuk
tegangan sel maksimum untuk baterai leadacid adalah 2.4V untuk setiap sel.
Beberapa pengendali biaya memungkinkan tegangan ini dilampaui untuk waktu
yang singkat (misalnya pengisian ekualisasi atau pengisian cepat).
Gambar II.14 Ketergantungan suhu dari tegangan cut-off muatan dengan contoh
baterai pelat grid timbal-asam
(Sumber: C. Hemmerle)
Seperti yang ditunjukkan Gambar II.14, tegangan cut-off baterai pada 20 ° C
sekitar 2.3V hingga 2.35V per sel. Itu jatuh pada suhu yang lebih tinggi (+ 40 ° C
-> 2.25V ke 2.3V). Pada suhu yang lebih rendah itu naik (0 ° C -> 2.4V ke
2.45V). Keadaan penuaan baterai juga memiliki pengaruh pada tegangan cut-off
muatan. Hal ini umumnya dicapai agak lebih awal pada baterai yang lebih tua
daripada baterai baru. Kontroler muatan cerdas dapat memungkinkan untuk ini.
Meskipun terbentuknya gas oxy-hydrogen dan kehilangan cairan, kadang-kadang
II-22
mirip. Hanya jika baterai sudah terisi penuh akan memanas dan karena itu
memiliki suhu yang lebih tinggi daripada pengendali muatan. Kemungkinan ini
dapat dikesampingkan dengan mengukur baterai secara memadai. Sebuah sensor
suhu eksternal yang terpasang pada baterai dapat terbukti berguna di sini juga.
Tampilan pembacaan untuk variabel listrik yang paling penting, seperti keadaan
muatan, tegangan baterai, arus muatan dan arus beban, terintegrasi dalam banyak
perangkat. Sirkuit terpadu dengan merek Atonic, yang terintegrasi dalam banyak
pengendali muatan, menawarkan manfaat tambahan. Ini memiliki algoritma
belajar mandiri yang memungkinkannya untuk merekam keadaan penuaan baterai
dan membuat tunjangan yang tepat untuk itu. Kontroler muatan hanya dapat
mengakomodasi arus terbatas, baik di sisi modul dan di sisi beban. Untuk
melindungi elektronika daya sensitif, sekring yang tepat dapat digunakan.
Umumnya, nilai-nilai batas yang sama ditetapkan untuk arus modul maksimum
yang diizinkan dan arus beban maksimum yang diizinkan, yang berarti sekering
umum dibangun untuk kedua arus. Dalam perangkat yang tersedia secara
komersial, nilai standar untuk jangkauan penyerapan arus maksimum dari sekitar
5A hingga 30A. Dalam sistem yang lebih besar dengan arus yang lebih tinggi,
baik model khusus harus digunakan atau sistem dipecah menjadi beberapa
kelompok sehingga seluruh sistem tidak gagal jika terjadi kerusakan. Di sisi
baterai, arus dibawa bersama lagi jika tidak ada risiko bahwa kelompok baterai
tidak akan berada di bawah beban yang sama.
III-1
II-2
4. Pemodelan Sistem
Model sistem ini sendiri menggunakan programmable I/O (input/output) yang
inputnya berupa Battery Management System dan Energy Storage System yang
dapat mengontrol Change Over Switch, String Inverter, dan Energy Storage
System. Model Sistem yang dibuat pada kontrol microgrid ini berdasarkan
tingkat radiasi matahari dan kapasitas ESS untuk mengetahui perangkat keras
yang akan digunakan sehingga diseimbangkan dengan perangkat lunak maupun
bahasa program itu sendiri.
5. Simulasi Sistem
Simulasi sistem akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak dan
perangkat keras berdasarkan poin di atas sehingga kehandalan sistem pada
PLTS ini bisa berjalan dengan sendirinya (automatis). Proses itu sendiri
dilaksanakan setelah tahapan diatas dilaksanakan dan terutama proses pada
rancangan sistem kontrol itu sendiri selesai dilakukan.
6. Data Hasil Simulasi
Data hasil simulasi rancangan ini dilakukan sebagai pembanding dengan
performa sistem sebelumnya dan sebagai rancangan sistem kontrol baru yang
diharapkan dapat dilaksanakan di seluruh sistem PLTS yang ada di Indonesia
dan diharapkan performa sistem ini terdiri dari: kapasitas ESS, tingkat radiasi
matahari, dan sistem kontrol meningkatkan efisiensi PLTS.
III.2 Rencana Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir
UAS GANJIL
UTS GENAP
Konsultasi dan
6
Bimbingan
Penelitian dan
7
Pengambilan Data
Perancangan dan
8
Simulasi
9 Seminar Kemajuan TA
Analisis dan Pembuatan
10
Laporan
11 Sidang Tugas Akhir
III-4
III-5
M. R. Patel. 2006. “Wind and Solar Power Systems, vol.2” Boca Raton: Taylor &
Francis.
S. Mohammed dan Devaraj. 2015. “Interleaved boost converter with Perturb and
Observe Maximum Power Point Tracking Algorithm for Photovoltaic
System.” Abu Dhabi: International Conference on Substantial
Environmental Engineering and Renewable Energy (SEERE-15).
Tiwari, G.N., Arvin Tiwari, dan Shyam. 2016. “Handbook of Solar Energy. Theory,
Analysis, and Application”. New Delhi: Springer.
IFC. 2015. “Utility Scale Solar Photovoltaic Power Plants A Project Developer's
Guide.” Washington, D.C: International Finance Corporation.
Wells, Chuck, Kevin Meagher, dkk, “Energy Storage Monitoring and Control for
a Microgrid,” San Diego: Internasional Jurnal, University of California.
-1-