TYPE MONOCRYSTALLINE 50 WP
Oleh :
Nur Alfirahma
NIM. 2031120078
Winda Ulfiana Permata
NIM. 2031120023
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1. Latar belakang masalah.............................................................................5
1.2. Rumusan masalah......................................................................................6
1.3. Tujuan penulisan.......................................................................................6
1.4. Batasan masalah........................................................................................6
1.5. Sistematika bahasan/penulisan..................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya.............................................................8
2.2 Radiasi Matahari........................................................................................8
2.3 Panel Surya................................................................................................9
2.2.1. Jenis-jenis panel surya.......................................................................9
2.4 Effisiensi Panel Surya.............................................................................11
2.5 Fill Factor (FF)........................................................................................12
2.6 Grounding................................................................................................13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................15
3.1. Waktu dan Tempat Pembuatan................................................................15
3.2. Metode Pengambilan Data......................................................................15
3.3. Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir...................................................16
3.4. Blok Diagram Sistem Proteksi................................................................19
3.5. Desain Konstruksi PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP............20
3.6. Komponen sistem....................................................................................20
3.7. Pemilihan Komponen Sistem Proteksi....................................................21
3.8. Alat ukut..................................................................................................22
3.9. Pengambilan Data....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Surya (PLTS) ini adalah sistem proteksi yang akan mengamankan segala
komponen – komponen mulai dari Solar Cell hingga masuk ke beban/instalasi
yang akan dibebankan ke PLTS tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis
akan mengangkat pembahasan serta merancang mengenai sistem proteksi pada
Solar Cell monocrystalline sistem Off Grid.
2
4. Penulis melakukan pengamatan tegangan DC dan arus DC panel surya
monocrystalline.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
juga akan berpengaruh pada metabolisme yang terjadi pada tubuh makhluk
hidup seperti pada tumbuhan (Hanif et al., 2020).
5
1.6. Jenis-jenis panel surya
Panel surya memiliki beberapa jenis yang bisa didapatkan di pasaran.
Pemilihan Solar cell dapat disesuaikan dengan penggunaannya. Hal ini
disebabkan karena solar cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
A. Monocrystalline
Sel surya Monocrystalline merupakan salah satu jenis sering
digunakan dan memiliki banyak keunggulan. Sel surya jenis ini dibuat
dari silikon yang mengalami pengirisan tipis-tipis dengan menggunakan
teknologi mesin. Irisan dapat menjadi lebih tipis dan juga
karakteristiknya identik karena penggunaan mesin potong ini.
Jenis sel surya satu ini dapat disebut sebagai salah satu sel surya
yang paling efisien digunakan. Hal ini karena penampangnya dapat
menyerap cahaya matahari lebih efisien dibandingkan dengan bahan sel
surya yang lainnya. Efisiensi yang dimiliki sebesar 15% - 20%,
Sedangkan sel surya ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan cahaya
yang sangat terang ketika beroperasi. Sel surya ini akan mengalami
pengurangan efisiensi jika berada pada cuaca yang berawan dan
mendung. Untuk ciri-ciri panel surya monocrystalline silicon ini
memiliki warna hitam dan juga bentuk yang tipis, jenis bahan yang
digunakan adalah kristal silicon murni dan teknologi yang digunakan
juga kompleks dan relatif mahal.
B. Polycrystalline
Sel surya Polycrystalline merupakan panel surya yang memiliki
susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe
6
ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.Terbuat dari
hasil peleburan beberapa batang kristal silicon yang dicairkan kemudian
dicetak menjadi model persegi dan memiliki bentuk susunan kristal acak.
Tipe panel surya polycrystalline memiliki tingkat efisiensi sebesar 13%
hingga 16% karena kristal silicon yang digunakan memiliki tingkat
kemurnian dibawah tipe monocrystalline dan sel surya yang dihasilkan
tidak identik antara satu dengan yang lainnya.
Panel surya jenis polycrystalline ini memiliki keunggulan dalam
segi ekonomi karena harganya lebih ekonomis dan pembuatannya lebih
mudah sehingga sel surya jenis polycrystalline juga banyak
dikomersilkan untuk masyarakat karena keunggulan yang dimilikinya.
Agar dapat menghasilkan energi yang sama dengan tipe
monocrystalline, maka membutuhkan area yang luas.
7
Sumber : (ecowowlife, 2020)
............................................................................................. (2.4)
Keterangan :
𝑉𝑜𝑐 : Tegangan rangkaian terbuka (V)
𝐼𝑠𝑐 : Arus hubung singkat ( )
: Fill Factor
𝑃𝑖𝑛 : Power Input (𝑊𝑎𝑡𝑡)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa effisiensi pada
penel surya tidak bisa mencapai keadaan maksimum atau 100%. Hal ini
dikarenakan spektrum matahari mengeluarkan foton dengan energi yang luas,
dalam kata lain kondisi geografis dan faktor cuaca sangat mempengaruhi
effisiensi dari panel surya. Effisiensi maksimum teoritis adalah sebesar 33,7
%. Selain hal tersebut, kerugian optik atau resistif intrinsik akibat pemantulan
dari permukaan modul PV juga dapat mempengaruhi effisiensi (ecowowlife,
2020).
8
Vmpp × Impp
Fill Factor= (Irsyam, 2021) ...................................... (2.5)
Voc × Isc
Atau
Pmax
Fill Factor = (ecowowlife, 2020) ...............................(2.6)
Voc × Isc
Sehingga :
Pout =Voc × Isc × FF (Irsyam, 2021) ...................................... (2.7)
Keterangan :
Pout = Daya Output sel surya
Sama hal nya dengan effisiensi, bahwa faktor pengisi (Fill Factor atau FF)
tidak memungkinkan mencapai titik maksimal 100%, hal ini dikarenakan
banyaknya faktor – faktor koreksi yang dapat menurunkan faktor pengisi
tersebut. Salah satu faktor yang dapat menurunkan faktor pengisi tersebut
yaitu akumulasi debu. Membatasi tumpukan debu dan konsentrasi embun pada
panel PV akan dapat meningkatkan effisiensi modul PV.
2.6 Grounding
Grounding atau pembumian adalah suatu penghantar sistem, badan
peralatan dan instalasi dengan tanah yang dapat mengamankan jika terjadi
arus bocor yang dapat membahayakan sekitarnya. Peralatan harus memiliki
sistem grounding agar dapat memproteksi terhadap arus. Jika tidak ada
grounding maka akan terjadi arus bocoryang dapat membahayakan peralatan
dan manusia. Cara menghubungkan grounding ke tanah adalah dengan
menanam elektrode dalam tanah. Ada macam-macam jenis elektrode
diantaranya yaitu elektroda pita, batang, dan plat. Adapun standar untuk nilai
tahanan pentanahan adalah kurang dari 5 Ω.
Tabel 2. 1 Resistansi jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Tanah liat Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
rawa & tanah basah basah kerikil berbatu
ladang kering
Resistans
30 100 200 500 1000 3000
jenis (Ω-m)
9
Selain memperhatikan jenis tanah dan resistansi jenis tanah, yang dapat
memengaruhi besar nilai tahanan pentanahan adalah jenis elektroda pembumian
seperti luas penampang elektroda, panjang elektroda dan jarak penanaman
elektroda. Untuk menghubungkan antara SPD (Surge Protective Device) dengan
ground rod diperlukan sebuah penghantar.
Rumus untuk menghitung tahanan pentanahan menurut H. B. Dwight adalah
sebagai berikut:
ρ 4L
R= ( ln −1) Ω (Dermawan, 2006) ............................................ (2.9)
2 πL a
Dimana :
R = Nilai tahanan pentanahan (Ω)
ρ = tahanan jenis tanah (Ωm)
L = panjang elektroda batang (m)
a = diameter elektroda batang (m)
Gambar 2. 5 Grounding
Sumber : Website Indiamart (Indiamart, 2022)
10
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
3.2.5. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan penulis untuk menyediakan dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti berupa foro maupun video yang berfungsi sebagai
media untuk memaparkan sebuah data atau hasil semakin jelas.
13
Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Akhir
Berikut ini adalah penjelasan diagram alir pengerjaan, perancangan serta perakitan
sistem proteksi dan pembebanan panel PV 50 WP sistem Off – Grid di
Laboratorium Renewable Energy Politeknik Negeri Malang :
1. Mulai
Persiapan awal ini ditunjukan untuk mencari sumber informasi
tentang sistem kontrol dan komponen apa saja yang akan digunakan.
2. Metode Pengambilan Data
Setelah cukup nya informasi yang didapta, langkah selanjutnya
yaitu Pengambilan Data dengan cara :
2.1 Studi Literatur
Kegiatan yang bertujuan untuk pendalaman teori dan konsep. Studi
literatur ini dilakukan dengan cara membaca buku, jurnal, maupun
referensi yang dapat menunjang penyusunan Laporan Akhir.
14
2.2 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahu keadaan
sebenarnya di lapangan, sehingga tujuan dari perancangan dan
perakitan PLTS Portable 50 WP sistem off – Grid type monocrystallin
ini dapat tercapai secara maksimal.
2.3 Konsultasi
Setelah dilakukannya pendalaman teori dan observasi di lapangan,
maka langkah selanjutna yaitu perlu adanya konsultasi dengan dosen
terkait mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam
melakukan penyusunan Tugas akhir ini.
2.4 Pengukuran
Pada pengukuran ini, penulis melakukan pengumpulan data guna
untuk melengkapi data – data yang diperlukan pada pengerjaan Tugas
Akhir ini.
3. Penentuan Desain Konstruksi
Pada langkah selanjutnya yaitu proses menentukan rancangan dan
menentukan desain suatu sistem pembebanan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Hasil dari desain ini digunakan dengan tujuan untuk
mempermudah dalam merakit PLTS beserta komponennya.
4. Pemilihan Komponen: proteksi dan kontroler
Pemilihan komponen yaitu proses memilih komponen yang
dibutuhkan supaya sesuai dengan kapasitas dan perancaan yang ditentukan
pada penelitian yang memungkinkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.
5. Pengujian Komponen
Proses ini dilakukan untuk memastikan komponen dapat berfungsi
dengan baik.
6. Perakitan PLTS
Perakitan PLTS yaitu proses menyatukan komponen yang
dibutuhkan ke dalam sistem PLTS.
7. Pengujian Alat beserta sistem proteksinya
Pengujian Alat yaitu bertujuan untuk menganalisis adanya
kemungkinan kesalahan (Error) pada panel Monocrystalline. Pengujian
15
sistem proteksinya juga diperlukan untuk mengetahui bekerja atau
tidaknya komponen proteksi tersebut.
8. Analisa Error
Proses lanjutan dari pengujian alat yang bertujuan untuk
melakukan analisa error pada sistem PLTS, sehingga penulis dapat dengan
mudah memperbaiki error/ kegagalan yang terjadi pada alat tersebut.
9. Pengambilan Data
Proses ini untuk mencapai tujuan penelitian, penulis memerlukan
data yang benar yang dapat diperoleh dilapangan sesuai dengan topik dan
tujuan penelitian.
10. Pengerjaan Laporan Akhir
Pengerjaan Laporan Akhir dan kesimpulan dapat dilakukan setelah
semua sistem kontrol dapat bekerja dengan baik dan benar.
16
3.5. Desain Konstruksi PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP
17
3.7. Pemilihan Komponen Sistem Proteksi
Dalam pemilihan komponen proteksi diperlukan spesifikasi yang
sesuai dengan aspek – aspek yang dibutuhkan sehingga a;at dapat berfungsi
dengan baik dan effisien.
Gambar 3. 5 MCB DC
Sumber : Shopee
MCB adalah komponen kelistrikan untuk perlindungan terminal
yang paling banyak digunakan dalam perangkat distribusi. MCB memiliki
beberapa jenis, salah satunya yatu MCB AC dan MCB DC. Pada alat yang
akan dirakit oleh penulis akan menggunakan MCB DC dikarenakan
seluruh beban yang terpasang merupakan beban DC. Pada umunya fungsi
18
dari masing – masing MCB sama saja, yaitu untuk menghentikan aliran
arus setelah adanya gangguan terdeteksi.
3. Elektroda Rod
Elektroda Rod atau biasa disebut elektroda batang ini diperlukan untuk
mengalirkan arus lebih atau arus gangguan yang disebabkan oleh petir.
Karena pada alat sudah dilengkapi Surge Protection Device (SPD), maka
arus gangguan tidak akan menyentuh komponen – komponen lainnya
sehingga arus gangguan tersebut perlu dibuang yaitu ke ground atau tanah
melalui elektroda rod tersebut.
19
Gambar 3. 8 Solar Power Meter
Sumber : Laporan Akhir (Wardana, 2022)
3. Earth Tester
20
3.9. Pengambilan Data
Pada pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
sistem proteksi pada rangkaian sudah sesuai dengan yang diinginkan yaitu
dapat memproteksi komponen – komponen diatas alat proteksi dan
dibawahnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Wardana, E. P. (2022). RANCANG BANGUN COOLING SYSTEM PADA PANEL
SURYA TIPE MONOCRYSTALLINE 100 WP BERBASIS.
Wenzhou Arrester Electric Co., L. (2022). Perangkat Perlindungan Surge SPD.
https://www.lsp-international.com/id/surge-protection-device-spd/
Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/,
42–54.
23