Anda di halaman 1dari 27

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI PLTS PORTABLE

TYPE MONOCRYSTALLINE 50 WP

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Digunakan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Oleh :
Nur Alfirahma
NIM. 2031120078
Winda Ulfiana Permata
NIM. 2031120023

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1. Latar belakang masalah.............................................................................5
1.2. Rumusan masalah......................................................................................6
1.3. Tujuan penulisan.......................................................................................6
1.4. Batasan masalah........................................................................................6
1.5. Sistematika bahasan/penulisan..................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya.............................................................8
2.2 Radiasi Matahari........................................................................................8
2.3 Panel Surya................................................................................................9
2.2.1. Jenis-jenis panel surya.......................................................................9
2.4 Effisiensi Panel Surya.............................................................................11
2.5 Fill Factor (FF)........................................................................................12
2.6 Grounding................................................................................................13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................15
3.1. Waktu dan Tempat Pembuatan................................................................15
3.2. Metode Pengambilan Data......................................................................15
3.3. Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir...................................................16
3.4. Blok Diagram Sistem Proteksi................................................................19
3.5. Desain Konstruksi PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP............20
3.6. Komponen sistem....................................................................................20
3.7. Pemilihan Komponen Sistem Proteksi....................................................21
3.8. Alat ukut..................................................................................................22
3.9. Pengambilan Data....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Panel Surya Monocrystalline............................................................10


Gambar 2. 2 Panel Surya Polycrystalline..............................................................11
Gambar 2. 3 Diagram Efficiensi dari Sel Surya.....................................................11
Gambar 2. 4 Fill Factor (FF) diagram....................................................................12
Gambar 2. 5 Grounding.........................................................................................14

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Akhir…......................................17


Gambar 3. 2 Diagram Blok Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.................19
Gambar 3. 3 Desain PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP........................20
Gambar 3. 4 Surge Protection Device....................................................................21
Gambar 3. 5 MCB DC...........................................................................................21
Gambar 3. 6 Elektroda Rod....................................................................................22
Gambar 3. 7 Clamp Meter......................................................................................22
Gambar 3. 8 Solar Power Meter.............................................................................23
Gambar 3. 9 Earth Tester.......................................................................................23

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Resistansi jenis Tanah...........................................................................13

Tabel 3. 1 Spesifikasi Komponen Proteksi…........................................................20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah


Semakin kompleksnya masalah mengenai tingginya kebutuhan daya listrik
rumah tangga dan keluhan masyarakat mengenai mahalnya tarif listrik,
melahirkan suatu inovasi tekonologi yang mendukung program ramah
lingkungan dan pemanfaatan maksimal sumber – sumber alamiah yaitu seperti
Pembangit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS atau yang biasa disebut Solar
Cell, atau Sel Photovoltaik, atau Solar energi. Sel Photovoltaik ini merupakan
peralatan semikonduktor yang mengkonversi foton (cahaya) ke dalam listrik.
Konversi ini dapat disebut efek photovoltaic, yang didefinisikan sebagai suatu
fenomena timbulnya voltase listrik akibat kontak 2 elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat diexpose dibawah energi
cahaya (Budiastra et al., 2018). PLTS juga dapat diartikan sebagai “sistem
pembangkit listrik yang energi nya bersumber dari radiasi matahari, melalui
konversi sel fotovoltaik. Sistem fotovoltaik mengubah radiasi sinar matahari
menjadi listrik (Rachmi et al., 2020).
Menurut “Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), melalui Peraturan
Presidon No. 79 tahun 2014, Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan
peningkatan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional hingga
23% pada tahun 2025.” (Rachmi et al., 2020). Sehingga untuk memberikan
dukungan dalam upaya tersebut terutama dalam bidang pemanfaatan energi
surya, kami selaku mahasiswa ingin memberikan suatu pengembangan
pengetahuan serta inovasi terknologi yang mampu menunjang
ketenagalistrikan di dalam negeri agar dapat membantu menyelesaikan
beberapa permasalahan di masyarakat umum dan juga dalam lingkungan
bisnis mengenai tarif listrik.
Berdasarkan letak geografis Indonesia berada di sepanjang garis
khatulistiwa yang berarti memiliki iklim tropis (Wicaksana, 2016), sehingga
pemanfaatan energi surya di Indonesia memiliki prospek yang sangat baik.
Salah satu yang dibutuhkan dalam perancangan Pembangkit Litrik Tenaga

1
Surya (PLTS) ini adalah sistem proteksi yang akan mengamankan segala
komponen – komponen mulai dari Solar Cell hingga masuk ke beban/instalasi
yang akan dibebankan ke PLTS tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis
akan mengangkat pembahasan serta merancang mengenai sistem proteksi pada
Solar Cell monocrystalline sistem Off Grid.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian yang
dilakukan antara lain :
1. Bagaimana desain dan perancangan sistem proteksi PLTS portable type
monocrystalline 50 WP ?
2. Bagaimana penentuan komponen dan kapasitas komponen sistem proteksi
PLTS portable type monocrystalline 50 WP ?
3. Bagaimana sistem pentanahan pada PLTS portable type monocrystalline
50 WP ?

1.3. Tujuan penulisan


1. Untuk mendesain dan merancang sistem proteksi PLTS portable type
monocrystalline.
2. Untuk mengetahui komponen dan kapasitas komponen sistem proteksi
PLTS portable type monocrystalline 50 WP
3. Untuk mengetahui sistem pentanahan pada PLTS portable type
monocrystalline 50 WP.

1.4. Batasan masalah


Agar pembahasan ini lebih terarah sesuai dengan rumusan masalah yang
bertujuan menghindari luasnya pembahasan dan kerancuan ataupun
kesimpangsiuran, maka penulis akan membatasi masalah pada hal – hal
berikut:
1. Penulis hanya menggunakan PV yaitu tipe monocrystalline dengan
kapasitas total 50 WP.
2. Penulis tidak menggunakan inverter.
3. Penulis tidak membahas secara detail secara Real Time

2
4. Penulis melakukan pengamatan tegangan DC dan arus DC panel surya
monocrystalline.

1.5. Sistematika bahasan/penulisan


Sistematika penulisan alam penelitian ini disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitan, pembatasan masalah, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi mengenai informasi dari jurnal dan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada
penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan
data, waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini berisi analisis dari pengolahan data dan
pembahasan mengenai Rancang Bangun Sistem Proteksi PLTS
Portable 50 WP Monocrystalline.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya


PLTS merupakan sistem pembangkit listrik yang mendapatkan energi
dari radiasi matahari melalui konversi sel surya. Konversi ini terjadi pada
panel surya yang terdiri dari sel-sel surya. Energi listrik yang dihasilkan PLTS
berbentuk DC (Direct Current).
Keunggulan dari pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya yaitu
bisa menyediakan listrik secara terus-menerus dikarenakan sumber energinya
tergolong energi yang terbarukan, ramah lingkungan dan dapat mengurangi
emisi gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca, mengurangi adanya
polusi udara yang dikarenakan sumber energi berasal dari cahaya matahari,
dan tidak memerlukan perawatan khusus untuk menjaga efisiensi dari PLTS
tersebut. Namun, sel surya juga memiliki kekurangan antara lain tidak dapat
menghasilkan energi listrik pada saat tidak ada sinar matahari. Maka biasanya
pada PLTS dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi listrik dengan
menggunakan baterai basah (accu) yang mudah diperoleh.

2.2 Radiasi Matahari


Radiasi matahari adalah suatu proses penyinaran matahari sampai ke
permukaan bumi dengan intensitas yang beragam-ragam sesuai dengan
kondisi sekitarnya. Radiasi matahari yang masuk kepermukaan bumi lebih
rendah dari pada konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi
diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju
bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan
berubah sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan
perubahan dari panjanganya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut. Penerimaan
radiasi surya di permukaan bumi sangat beragam menurut tempat dan waktu.
Besarnya radiasi dipengaruhi oleh perbedaan letak lintang serta
keaadaan atmosfer terutama awan. Lama penyinaran radiasi akan
mempengaruhi segala aktifitas makhluk hidup seperti manusia dan hewan. Itu

4
juga akan berpengaruh pada metabolisme yang terjadi pada tubuh makhluk
hidup seperti pada tumbuhan (Hanif et al., 2020).

2.3 Panel Surya


Panel surya adalah perangkat yang dapat mengkonversi cahaya
matahari secara langsung untuk diubah menjadi listrik Matahari atau surya
adalah sumber energi paling kuat yang tersedia. . Energi listrik dibangkitkan
dengan mengubah sinar matahari melalui sebuah proses yang dinamakan
photovoltaic (PV).
Besarnya energi cahaya yang dapat diserap oleh sel surya yaitu terkait
terhadap besarnya energi foton dari sumber cahaya. Besar energi cahaya yang
memungkinkan dapat diserap oleh sel surya adalah :
E=f × h (Irsyam, 2021) .............................................................. (2.1)
Keterangan :
E = Besarnya energi cahaya (Joule)
f = Energi foton
h = Hours (waktu)
Untuk perhitungan daya input sel surya yaitu dapat diketahuipada
persamaan berikut, apabila luas permukaan sel surya (A) dengan nilai
intensitas tertentu, maka daya input yang dihasilkan :
Pin=A × Irradiasi (Irsyam, 2021) .................................................. (2.2)
Keterangan :
Pin = Daya Input (Watt)
A = Luas permukaan panel surya (m2)
Untuk menentukan daya listrik yang merupakan besaran nilai yang dapat
diperoleh dengan turunan dari nilai tegangan (V) dan arus (I) sehingga nilai
arus dan nilai tegangan yang dihasilkan adalah nilai kelistrikan yang
dihasilkan oleh panel surya yaitu :
Psel=Vsel × Isel (Irsyam, 2021) ...................................................(2.3)
Keterangan :
Psel= Daya (Watt)
Vsel = Tegangan (Volt)
Isel = Arus (Ampere)

5
1.6. Jenis-jenis panel surya
Panel surya memiliki beberapa jenis yang bisa didapatkan di pasaran.
Pemilihan Solar cell dapat disesuaikan dengan penggunaannya. Hal ini
disebabkan karena solar cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

A. Monocrystalline
Sel surya Monocrystalline merupakan salah satu jenis sering
digunakan dan memiliki banyak keunggulan. Sel surya jenis ini dibuat
dari silikon yang mengalami pengirisan tipis-tipis dengan menggunakan
teknologi mesin. Irisan dapat menjadi lebih tipis dan juga
karakteristiknya identik karena penggunaan mesin potong ini.
Jenis sel surya satu ini dapat disebut sebagai salah satu sel surya
yang paling efisien digunakan. Hal ini karena penampangnya dapat
menyerap cahaya matahari lebih efisien dibandingkan dengan bahan sel
surya yang lainnya. Efisiensi yang dimiliki sebesar 15% - 20%,
Sedangkan sel surya ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan cahaya
yang sangat terang ketika beroperasi. Sel surya ini akan mengalami
pengurangan efisiensi jika berada pada cuaca yang berawan dan
mendung. Untuk ciri-ciri panel surya monocrystalline silicon ini
memiliki warna hitam dan juga bentuk yang tipis, jenis bahan yang
digunakan adalah kristal silicon murni dan teknologi yang digunakan
juga kompleks dan relatif mahal.

Gambar 2. 1 Panel Surya Monocrystalline


(sumber : watunned.com)

B. Polycrystalline
Sel surya Polycrystalline merupakan panel surya yang memiliki
susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe

6
ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.Terbuat dari
hasil peleburan beberapa batang kristal silicon yang dicairkan kemudian
dicetak menjadi model persegi dan memiliki bentuk susunan kristal acak.
Tipe panel surya polycrystalline memiliki tingkat efisiensi sebesar 13%
hingga 16% karena kristal silicon yang digunakan memiliki tingkat
kemurnian dibawah tipe monocrystalline dan sel surya yang dihasilkan
tidak identik antara satu dengan yang lainnya.
Panel surya jenis polycrystalline ini memiliki keunggulan dalam
segi ekonomi karena harganya lebih ekonomis dan pembuatannya lebih
mudah sehingga sel surya jenis polycrystalline juga banyak
dikomersilkan untuk masyarakat karena keunggulan yang dimilikinya.
Agar dapat menghasilkan energi yang sama dengan tipe
monocrystalline, maka membutuhkan area yang luas.

Gambar 2. 2 Panel Surya Polycrystalline


(sumber : watunned.com)

2.4 Effisiensi Panel Surya


Efisiensi panel surya merupakan rasio output listrik dari panel surya
untuk untuk energi dalam bentuk sinar matahari. Adapun efisiensi konversi
energi dari sel surya adalah presentase energi surya untuk sel yang terkena
tdiak diubah menjadi energi listrik.

Gambar 2. 3 Diagram Efficiensi dari Sel Surya

7
Sumber : (ecowowlife, 2020)

............................................................................................. (2.4)
Keterangan :
𝑉𝑜𝑐 : Tegangan rangkaian terbuka (V)
𝐼𝑠𝑐 : Arus hubung singkat ( )
: Fill Factor
𝑃𝑖𝑛 : Power Input (𝑊𝑎𝑡𝑡)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa effisiensi pada
penel surya tidak bisa mencapai keadaan maksimum atau 100%. Hal ini
dikarenakan spektrum matahari mengeluarkan foton dengan energi yang luas,
dalam kata lain kondisi geografis dan faktor cuaca sangat mempengaruhi
effisiensi dari panel surya. Effisiensi maksimum teoritis adalah sebesar 33,7
%. Selain hal tersebut, kerugian optik atau resistif intrinsik akibat pemantulan
dari permukaan modul PV juga dapat mempengaruhi effisiensi (ecowowlife,
2020).

2.5 Fill Factor (FF)


Selain adanya effisiensi, karakteristik lainnya yaitu faktor pengisi (Fill
Factor atau FF). Fill Factor (FF) adalah nilai rasio tegangan dan arus pada
keadaan daya maksimum dan tegangan open circuit (Voc) dan arus short
circuit (Isc). Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa daya yang dimiliki oleh sel
surya belum tentu dapat diberikan kepada beban sepenuhnya. Secara umum,
harga Fill Factor yang ideal adalah 0,7 – 0,9.

Gambar 2. 4 Fill Factor (FF) diagram


Sumber : (ecowowlife, 2020)

8
Vmpp × Impp
Fill Factor= (Irsyam, 2021) ...................................... (2.5)
Voc × Isc
Atau
Pmax
Fill Factor = (ecowowlife, 2020) ...............................(2.6)
Voc × Isc
Sehingga :
Pout =Voc × Isc × FF (Irsyam, 2021) ...................................... (2.7)
Keterangan :
Pout = Daya Output sel surya

Sama hal nya dengan effisiensi, bahwa faktor pengisi (Fill Factor atau FF)
tidak memungkinkan mencapai titik maksimal 100%, hal ini dikarenakan
banyaknya faktor – faktor koreksi yang dapat menurunkan faktor pengisi
tersebut. Salah satu faktor yang dapat menurunkan faktor pengisi tersebut
yaitu akumulasi debu. Membatasi tumpukan debu dan konsentrasi embun pada
panel PV akan dapat meningkatkan effisiensi modul PV.

2.6 Grounding
Grounding atau pembumian adalah suatu penghantar sistem, badan
peralatan dan instalasi dengan tanah yang dapat mengamankan jika terjadi
arus bocor yang dapat membahayakan sekitarnya. Peralatan harus memiliki
sistem grounding agar dapat memproteksi terhadap arus. Jika tidak ada
grounding maka akan terjadi arus bocoryang dapat membahayakan peralatan
dan manusia. Cara menghubungkan grounding ke tanah adalah dengan
menanam elektrode dalam tanah. Ada macam-macam jenis elektrode
diantaranya yaitu elektroda pita, batang, dan plat. Adapun standar untuk nilai
tahanan pentanahan adalah kurang dari 5 Ω.
Tabel 2. 1 Resistansi jenis Tanah
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Tanah liat Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
rawa & tanah basah basah kerikil berbatu
ladang kering
Resistans
30 100 200 500 1000 3000
jenis (Ω-m)

9
Selain memperhatikan jenis tanah dan resistansi jenis tanah, yang dapat
memengaruhi besar nilai tahanan pentanahan adalah jenis elektroda pembumian
seperti luas penampang elektroda, panjang elektroda dan jarak penanaman
elektroda. Untuk menghubungkan antara SPD (Surge Protective Device) dengan
ground rod diperlukan sebuah penghantar.
Rumus untuk menghitung tahanan pentanahan menurut H. B. Dwight adalah
sebagai berikut:
ρ 4L
R= ( ln −1) Ω (Dermawan, 2006) ............................................ (2.9)
2 πL a
Dimana :
R = Nilai tahanan pentanahan (Ω)
ρ = tahanan jenis tanah (Ωm)
L = panjang elektroda batang (m)
a = diameter elektroda batang (m)

Gambar 2. 5 Grounding
Sumber : Website Indiamart (Indiamart, 2022)

Penghantar mempunyai nilai kuat hantar arus (KHA) yang berbeda-beda


tiap penampangnya. Semakin besar penampang kabel, semakin tinggi kuat hantar
arus yang dilewati. Namun, dalam penentuan kabel, tidak boleh melebihi KHA
arus dari kebutuhan yang telah ditentukan. Kuat hantar arus suatu penampang
dipengaruhi oleh beberapa faktor (derating faktor) diantaranya : suhu, penempatan
kabel, dan pemasangan kabel.
Untuk menghitung nilai rating suatu penghantar yang akan digunakan
maka dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
IKHA= Inominal beban x 125% (PUIL 2000, 2000) .............…………… ……...(2-
3)
Dimana :
IKHA = Arus KHA penghantar (Ampere)
Inominal beban = Arus nominal beban (Ampere)
125% = Faktor pengali

10
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pembuatan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan perakitan alat dan penelitian
Rancang Bangun Sistem Proteksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Portable
50 WP Monocrystalline adalah di Laboratorium Energi Terbarukan Gedung
AL Politeknik Negeri Malang pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.

3.2. Metode Pengambilan Data


3.2.1. Studi Literatur
Studi literatur adalah jenis- jenis referensi yang diambil sebagai acuan
penulisan yaitu berupa buku/e-book, jurnal atau artikel yang kebenarannya bisa
dibutuhkan. Penulis melakukan pendalaman teori dan konsep agar penulisan
Laporan Akhir dan pembuatan alat ini lebih terarah dan diperoleh kondisi yang
baik dan memenuhi standar yang diizinkan.
3.2.2. Observasi
Observasi merupakan suatu tindakan dengan cara melakukan penelitian
lapangan dan pengambilan data yang diperlukan dalam menganalisis dan
penyelesaian agar lebih mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi. Observasi
ini dilakukan di Laboratorium Renewable Energy Politeknik Negeri Malang.
3.2.3. Konsultasi
Konsultasi dengan dosen pembimbing atau dosen yang berkompeten
dalam ranah energi terbarukan di Politeknik Negeri Malang untuk menunjang
langkah penelitian yang akan dilaksanakan mengenai PLTS Portable 50 WP
sistem off – Grid type monocrystalline.
3.2.4. Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan penulis untuk mendapatkan data – data yang
mendukung untuk pengerjaan Tugas Akhir ini. Data yang diperlukan antara lain :
1. Data besar arus dari output photovoltaic monocrystalline.
2. Data besar arus dari beban lampu dan kipas DC.
3. Data besar arus .. (untuk SPD)

12
3.2.5. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan penulis untuk menyediakan dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti berupa foro maupun video yang berfungsi sebagai
media untuk memaparkan sebuah data atau hasil semakin jelas.

3.3. Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir

13
Gambar 3. 1 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Akhir

Berikut ini adalah penjelasan diagram alir pengerjaan, perancangan serta perakitan
sistem proteksi dan pembebanan panel PV 50 WP sistem Off – Grid di
Laboratorium Renewable Energy Politeknik Negeri Malang :
1. Mulai
Persiapan awal ini ditunjukan untuk mencari sumber informasi
tentang sistem kontrol dan komponen apa saja yang akan digunakan.
2. Metode Pengambilan Data
Setelah cukup nya informasi yang didapta, langkah selanjutnya
yaitu Pengambilan Data dengan cara :
2.1 Studi Literatur
Kegiatan yang bertujuan untuk pendalaman teori dan konsep. Studi
literatur ini dilakukan dengan cara membaca buku, jurnal, maupun
referensi yang dapat menunjang penyusunan Laporan Akhir.

14
2.2 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahu keadaan
sebenarnya di lapangan, sehingga tujuan dari perancangan dan
perakitan PLTS Portable 50 WP sistem off – Grid type monocrystallin
ini dapat tercapai secara maksimal.
2.3 Konsultasi
Setelah dilakukannya pendalaman teori dan observasi di lapangan,
maka langkah selanjutna yaitu perlu adanya konsultasi dengan dosen
terkait mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam
melakukan penyusunan Tugas akhir ini.
2.4 Pengukuran
Pada pengukuran ini, penulis melakukan pengumpulan data guna
untuk melengkapi data – data yang diperlukan pada pengerjaan Tugas
Akhir ini.
3. Penentuan Desain Konstruksi
Pada langkah selanjutnya yaitu proses menentukan rancangan dan
menentukan desain suatu sistem pembebanan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Hasil dari desain ini digunakan dengan tujuan untuk
mempermudah dalam merakit PLTS beserta komponennya.
4. Pemilihan Komponen: proteksi dan kontroler
Pemilihan komponen yaitu proses memilih komponen yang
dibutuhkan supaya sesuai dengan kapasitas dan perancaan yang ditentukan
pada penelitian yang memungkinkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.
5. Pengujian Komponen
Proses ini dilakukan untuk memastikan komponen dapat berfungsi
dengan baik.
6. Perakitan PLTS
Perakitan PLTS yaitu proses menyatukan komponen yang
dibutuhkan ke dalam sistem PLTS.
7. Pengujian Alat beserta sistem proteksinya
Pengujian Alat yaitu bertujuan untuk menganalisis adanya
kemungkinan kesalahan (Error) pada panel Monocrystalline. Pengujian

15
sistem proteksinya juga diperlukan untuk mengetahui bekerja atau
tidaknya komponen proteksi tersebut.
8. Analisa Error
Proses lanjutan dari pengujian alat yang bertujuan untuk
melakukan analisa error pada sistem PLTS, sehingga penulis dapat dengan
mudah memperbaiki error/ kegagalan yang terjadi pada alat tersebut.
9. Pengambilan Data
Proses ini untuk mencapai tujuan penelitian, penulis memerlukan
data yang benar yang dapat diperoleh dilapangan sesuai dengan topik dan
tujuan penelitian.
10. Pengerjaan Laporan Akhir
Pengerjaan Laporan Akhir dan kesimpulan dapat dilakukan setelah
semua sistem kontrol dapat bekerja dengan baik dan benar.

3.4. Blok Diagram Sistem Proteksi


Dalam perencanaan sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk
memudahkan dalam pembuatannya maka dibuatlah diagram blok sebagai berikut

Gambar 3. 2 Diagram Blok Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Dalam melakukan perencanaan dan pemasangan panel pembebanan dan
proteksi pada PLTS 2 x 50 Wp untuk lab gedung AL.

16
3.5. Desain Konstruksi PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP

Gambar 3. 3 Desain PLTS Portable type Monocrystalline 50 WP


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.6. Komponen sistem


3.7.1 Spesifikasi Komponen Kontrol
Tabel 3. 1 Spesifikasi Komponen Proteksi
Spesifikasi
No Nama Komponen
Jenis Tipe/Jumlah
Merk  MTR
1 Baterai Tegangan 14,4– 15,0V
Kapasitas 10 Ah
Tegangan Input 12 - 24 V
Solar Charge
2 Tegangan Output 12 - 24 V
Controller
Arus Output 10A (max)
Merk Maysun
3 Panel Surya
Kapasitas 50 WP
Merk  SUPOELE
Surge Protection
4 20 kA – 40
Device Arus Nominal
kA
Merk Chint
5 MCB DC
Rating Arus 10 A
Panjang 50 cm
6 Elektroda Rod Diameter 10 mm
Diameter ujung 2 mm

17
3.7. Pemilihan Komponen Sistem Proteksi
Dalam pemilihan komponen proteksi diperlukan spesifikasi yang
sesuai dengan aspek – aspek yang dibutuhkan sehingga a;at dapat berfungsi
dengan baik dan effisien.

1. Surge Protection Device (SPD)

Gambar 3. 4 Surge Protection Device


Sumber : Shopee

Komponen ini dipilih untuk melengkapi alat karena memiliki


kemampuan untuk perlindungan dari lonjakan arus (Over Current) yang
tinggi yang bisa diakibatkan oleh petir sehingga dapat melindungi
komponen – komponen yang ada dibawahnya.
Surge Protection Device (SPD) atau yang juga disebut dengan
Surge Arrester adalah sejenis sakelar cepat (Wenzhou Arrester Electric
Co., 2022) . Ketika komponen ini aktif maka SPD ini akan memiliki nilai
resistansi rendah sehingga lonjakan arus tersebut akan dilepaskan/dibuang
ke bumi/Ground.

2. Miniature Circuit Breaker (MCB) DC

Gambar 3. 5 MCB DC
Sumber : Shopee
MCB adalah komponen kelistrikan untuk perlindungan terminal
yang paling banyak digunakan dalam perangkat distribusi. MCB memiliki
beberapa jenis, salah satunya yatu MCB AC dan MCB DC. Pada alat yang
akan dirakit oleh penulis akan menggunakan MCB DC dikarenakan
seluruh beban yang terpasang merupakan beban DC. Pada umunya fungsi

18
dari masing – masing MCB sama saja, yaitu untuk menghentikan aliran
arus setelah adanya gangguan terdeteksi.

3. Elektroda Rod

Gambar 3. 6 Elektroda Rod


Sumber : Website Indiamart (Indiamart, 2022)

Elektroda Rod atau biasa disebut elektroda batang ini diperlukan untuk
mengalirkan arus lebih atau arus gangguan yang disebabkan oleh petir.
Karena pada alat sudah dilengkapi Surge Protection Device (SPD), maka
arus gangguan tidak akan menyentuh komponen – komponen lainnya
sehingga arus gangguan tersebut perlu dibuang yaitu ke ground atau tanah
melalui elektroda rod tersebut.

3.8. Alat ukut


1. Clamp Meter

Gambar 3. 7 Clamp Meter


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Clamp Meter atau yang juga dikenal dengan istilah Tang


Ampere adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik
pada sebuah konduktor/penghantar yang teraliri arus listrik dengan
menggunakan 2 (dua) hubungan atau penjepit tanpa harus adanya
kontak langsung dengan terminal listrik (Wardana, 2022).

2. Solar Power Meter

19
Gambar 3. 8 Solar Power Meter
Sumber : Laporan Akhir (Wardana, 2022)

Solar Power Meter adalah alat ukur radiasi matahari yaitu


mengukur kerapatan fluks radiasi gelombang pendek matahari (W/m 2)
(Muhammad et al., 2021). Pengukuran radiasi ini penting dalam
perencanaan, pengoperasian serta penelitian sistem Pembangkit
Tenaga Surya (PLTS), karena data – data yang terukur akan sangat
membantu dalam proses penelitian.

3. Earth Tester

Gambar 3. 9 Earth Tester


Sumber : website Elevtrical Energy (armanatmajaya, 2017)

Earth Tester merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui


nilai resistansi atau hambatan tanah. Hambatan tanah perlu diketahui
sebelum melakukan grounding atau pentanahan pada sistem rangkaian
listrik (tugassains.com., 2022). Menurut PUIL 2000 nomor 3.13.2.10
yang berisi “Resistans pembumian total seluruh sistem tidak boleh
lebih dari 5 Ω . Untuk daerah yang resistans jenis tanahnya sangat
tinggi, resistans pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10 Ω
.” (PUIL 2000, 2000).

20
3.9. Pengambilan Data
Pada pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
sistem proteksi pada rangkaian sudah sesuai dengan yang diinginkan yaitu
dapat memproteksi komponen – komponen diatas alat proteksi dan
dibawahnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

armanatmajaya. (2017). Penguji Bumi.


https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/30/earth-tester/
Budiastra, N., Weking, A. I., Elektro, T., Teknik, F., Udayana, U., & Jimbaran, B.
(2018). Sistem on Grid Pembangkit Listrik Tenaga Matahari. Simdos Unud,
1–9.
Dermawan, A. (2006). Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pentanahan Yang
Ditanam Di Tanah Dan Di Septictank Pada Perumahan. Makalah Seminar
Tugas Akhir, 1–11.
ecowowlife. (2020). Why it’s crucial to understand the fill factor of solar cell?
How it’s affecting the efficiency of PV cells? https://ecowowlife.com/fill-
factor-of-solar-cell/
Hanif, A., Maulana, H., & Agasta, M. (2020). Rancang Bangun Fixed Solar Cell
80 WP di Laboratorium Renewable Energy. 6.
Indiamart. (2022). Indiamart. https://www.indiamart.com/proddetail/copper-
bonded-earthing-rod-with-bag-15-kg-21029572748.html
Irsyam, M. (2021). Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai
Sumber Energi Lampu Dan Projector Diruang Kelas Fakultas Teknik Unrika.
Sigma Teknika, 4(2), 199–208.
https://doi.org/10.33373/sigmateknika.v4i2.3259
Muhammad, U., Mustafa, S., & Sofyan, S. (2021). Rancang Bangun Sistem
Akuisisi Data Solar Power Meter Berbasis Internet of Things ( IoT ).
September, 294–299.
PUIL 2000. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
DirJen Ketenagalistrikan, 2000(Puil), 562.
Rachmi, A., Prakoso, B., Hanny Berchmans, Devi Sara, I., & Winne. (2020).
Panduan Perencanaan dan Pemanfaatan PLTS atap di Indonesia. PLTS Atap,
94.
tugassains.com. (2022). Pengertian, Jenis, dan Bagian-bagian Earth Tester.
https://www.tugassains.com/2021/06/pengertian-jenis-dan-bagian-bagian-
earth-tester.html

22
Wardana, E. P. (2022). RANCANG BANGUN COOLING SYSTEM PADA PANEL
SURYA TIPE MONOCRYSTALLINE 100 WP BERBASIS.
Wenzhou Arrester Electric Co., L. (2022). Perangkat Perlindungan Surge SPD.
https://www.lsp-international.com/id/surge-protection-device-spd/
Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/,
42–54.

23

Anda mungkin juga menyukai