JARINGAN DISTRIBUSI
Oleh :
MUHDALIFAH MUHTAR
421 16 022
4-A
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
3.1 Alat........................................................................................................................31
3.2 Bahan.....................................................................................................................32
ii
4.1 Pengujian Tahanan Isolasi.....................................................................................33
BAB V PEMBAHASAN.....................................................................................................36
BAB VI PENUTUP.............................................................................................................42
6.1 Kesimpulan............................................................................................................42
6.2 Saran......................................................................................................................42
LAMPIRAN.........................................................................................................................45
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7 Megger..........................................................................................................29
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I PENDAHULUAN
Listrik merupakan bentuk energi yang paling efektif bagi manusia modern.
Oleh karena itu, penggunaan energi listrik secara efisien akan selalu memberikan
manfaat yang sangat tinggi. Ketersediaan tenaga listrik yang cukup, aman, andal,
harus dijaga baik produksi maupun pasokannya. Sehingga jaminan inilah sebagai
bagian dari ketahanan ekonomi kita sehingga harus selalu kita perhatikan.
Gangguan listrik sekecil apapun, akan berdampak buruk pada tatanan sosial
pemerintah untuk menyediakan tenaga listrk dengan jumlah yang cukup dan mutu
yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Hal tersebut dapat tercapai adanya dukungan dari seluruh stakeholders
Jaringan distribusi primer adalah jaringan dari trafo gardu induk (GI) ke gardu
1
distribusi, sedangkan sekunder adalah jaringan saluran dari trafo gardu ditribusi
hingga konsumen atau beban. Jaringan distribusi primer lebih dikenal dengan
dari sistem tenaga listrik yang terdekat dengan pelanggan atau beban dibanding
dengan jaringan transmisi. Salah satu peralatan utama jaringan distribusi yaitu
trafo distribusi, trafo distribusi adalah peralatan tenaga listrik yang berfungsi
dipakai sesuai dengan rating peralatan listrik pelanggan atau beban pada
harus tetap dijaga dengan maintenance berkala dan memiliki sistem proteksi yang
baik.
1.2 Tujuan
dan JTR
2
8. Mampu mengukur tahanan pembumian pengaman jaringan JTM dan JTR
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah
suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung
kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah
setempat.
a. Jenis pemasangannya :
b. Jenis Konstruksinya :
c. Jenis Penggunaannya :
4
Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver
dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas ini lazimnya dilengkapi
fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo distribusi
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, fungsi distribusi tenaga listrik
adalah:
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal
ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat
R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
5
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh
sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini
ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban,
6
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta
(HV,UHV,EHV)
20kV).
bertegangan rendah.
materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat
dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu
2. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan
lain-lain.
7
2.3 Konstruksi Jaringan Distribusi
dari pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal dengan
feeder atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan PT. PLN adalah 12
utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang
digunakan adalah aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2
1) Keuntungan :
2) Kerugian
8
b) Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan.
se.002/PST/73).
phasa yang sehat bila terjadi gangguan satu fasa ketanah mauoun
mengalir di LV panel.
9
Gambar 2 Bagan Satu Garis Gardu Beton
Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di
tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis
dari luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu
SUTM
1) Keuntungan diantaranya :
12 KV.
10
b) Poly Ethylene (PE)
Contoh : CVC5ZV
didistribusikan.
11
2) Untuk setiap sirkit keluar melalui pengaman arus
a. Struktur jaringan adalah radial murni atau radial open loop ( bentuk
berlainan.
khusus.
a. Pole Bracket
b. Strain Clamp
c. Band
d. Link
e. Turn Buckle
f. Suspension Clamp
12
g. Kabel twisted
i. Brach Connector
j. Isolating Tip
k. Plastic Strap
l. Mechanical Protection
m. Elektroda pentanahan
n. Penghantar pentanahan
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
sistem pentanahan.
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-
alat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif,
13
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
kimiawi tanah.
dilindungi.
pelayanannya.
peralatan.
tegangan kejut.
14
Pemilihan tipe pentanahan tergantung dari segi praktis, menjaga kontunitas
pentanahan harus diperhatikan dalam pemilihan tipe pentanahan dari suatu sistem
tenaga, ialah :
kV. Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh
pemutusan relatif rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus
gangguan ke tanah antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa. Batas yang
paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya rele gangguan tanah,
sedangkan batas atas adalah untuk membatasi banyaknya panas yang hilang pada
waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui tahanan ini sekarang jarang
digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai pada sistem distribusi, sebagai
gantinya adalah penggunaan reactor. Untuk membatasi arus gangguan tanah, alat
pembatas arus dipasang antara titik netral dengan tanah.Salah satu dari pembatas
arus ini adalah tahanan dan tahanan ada dua yaitu metalik dan cair (liquid). Besar
15
dan hubungan fasa arus gangguan tergantung pada-pada harga reaktansi urutan
nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan. Arus gangguan dapat
dipecah menjadi dua komponen yaitu yang sefasa dengan tengangan ke netral dari
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan
berlawanan arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan. Dengan
pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang logging dari
arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus kapasitif sehingga
Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari arus
gangguan kurang dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistem
netral yang tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih. Pentanahan
kerugian yaitu :
a. Keuntungan
2) Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil
16
3) Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang
melaluinya.
b. Kerugian
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi
arus gangguan tanah. Pentanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari
sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe arrester yang lebih kecil
untuk sistem-sistem di atas 115 kV. Suatu sistem dapat dikatakan ditanahkan
reatansi bila suatu impendansi yang lebih induktif, disiipkan dalam titik netral
lebih kecil dari resistor. Energi yang disisipkan dalam reaktor lebih kecil. Dengan
ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dari masing-masing impedansi
akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 satu sama lainnya. Secara
konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dari suplai trafo
tenaga.
17
3. Pentanahan efektif (effective grounding)
Jika tegangan seimbang, juga kapasitasi fasa ke tanah sama, maka arus-arus
kapasitansi fasa tanah akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 satu sama
lainnya. Titik netral dari impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak ada arus
titik netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada system ini bila terjadi
ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( PMT / CB ). Tujuannya untuk
mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan tegangan dari
fasa yang tidak terganggu digunakan pada sistem dengan tegangan 20 kV. Sistem
pentanahannya
18
Gambar 5 Pentanahan Netral Langsung (Solid)
Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah, yang mana
mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900. Akan terjadi busur
api (arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan kapasitansi dari system.
Tengangan fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan line (fasa-fasa) atau 3 kali
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu
dengan membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara
langsung adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu
a. Keuntungan :
19
2) Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat
b. Kerugian :
dilaluinya.
untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini
pertama dikembangkan oleh W. Petersen pada tahun 1916 ketika terjadi sebuah
gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan
dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V). Gangguan ini
normal dan mengalir pada rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan pada lokasi
gangguan yangdikenal dengan busur tanah (arching ground ). Hal ini juga
gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara sifatnya (temporary fault),
busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan Petersen berfungsi untuk
20
memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus
gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan peralatan listrik yang
lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat
yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang lainnnya.Oleh karena
itu hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan rele
a. Keuntungan
mahluk hidup.
dihindari.
tanah.
21
b. Kerugian
kembali.
diketanahkan
transient
tinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground
mesin
berkurang.
22
4. apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada
pemasangan anchor block dan anchor rod, span schroef, ball insulator, kawat
ditentukan oleh PLN sesuai dengan yang ditunjukan dalam peta layout dan
daftar material. Tiang, tiang penopang, tarikan angkur tidak boleh dipasang
ditempat lain tanpa seizin Pengawas PLN. Perubahan letak atau bentuk
seizin tertulis dari Direksi. Bila Penyedia Barang/Jasa merasa ragu-ragu mengenai
letak tiang tersebut maka harus menanyakan hal tersebut kepada Direksi
Pemasangan tiang harus tegak lurus dan tidak boleh miring, condong
23
dan sebagainya.Toleransi yang diizinkan maksimum 15 cm untuk tiap 8 m
tiang berdiri, tiang-tiang harus diberi nomor urut pada ketinggian lebih
kurang 150 cm dari permukaan tanah dengan mempergunakan cat minyak warna
merah. Penanaman tiang (tiang besi / tiang beton) tidak diperbolehkan pada
setelah tiang didirikan harus dengan tanah asli atau dengan pasangan batu-batu
cm, terkecuali bila tiang tersebut terletak di trotoar dimana trotoar harus
tanah lainnya yang lebih keras. Penimbunan sekeliling tiang harus lebih
untuk mendirikan tiang pada satu garis lurus. Bila letak tiang keluar dari
hal tersebut diperbolehkan atau harus dipindahkan atau diluruskan. Tiang harus
didirikan tegak lurus, terkecuali tiang sudut yang harus didirikan agak
kawat atau menerima beban maka, puncak tiang tersebut menjadi tegak atau
sedikit agak miring. Kemiringan tiang tersebut tidak boleh lebih dari 15
24
cm untuk tiap-tiap 8 meter panjang tiang. Tiang mula/ akhir harus tegak lurus
menengah pada tiang penguat, percabangan, penarik dan tiang pemasang peralatan
(Trafo, Switch dan kabel termination) dipasang fondasi atau Pole Block 30 cm
pasir urug dan ditumbuk hingga padat serta rata dengan permukaan
arms, cross-arm brace U bolt pada tiang serta pemasangan Insulator pada
termasuk pemasangan cross-arm clevis atau Band Strap sampai Dead End
Semua komponen besi harus digalvanis dengan cara celup panas(hot dip).
Jika diperlukan lobang pada cross-arm pada saat pemasangan maka bekas
lobang bor harus dicat dengan lapisan anti karat, pembuatan lubang harus
lainnya.Baut-baut double arming, Machine bolt, eye bolt dan lain-lain, peralatan
yang dipasang pada tiang tersebut harus cukup panjangnya, sehingga mur dan
kontra murnya (nut dan locknut) sewaktumengunci/ dikuatkan mur harus dengan
sepenuhnya mengulir pada baut. Meskipun demikian baud tidak boleh terlalu
panjang lebih dari 2 inchi dari ujungmur setelah dikuatkan. Untuk mencapai
25
keadaan di atas harus diusahakan baut-baut yang sesuai panjangnya dan
tidak boleh dengan jalan memotong baut tersebut terkecuali atas pertimbangan
Direksi untuk keamanan. Bila ujung baut terpaksa dipotong, maka bekas
potongan harus dicat dengan bahan cat anti karat (Rust Prohitive Paint).
Seperti misalnya pada Insulator Pin dan Double Arming Bolts. Scope
kuatnya sehingga bila dilaksanakan pemasangan Konduktor, cross arm tidak boleh
insulator yang cacat, retak atau pecah yang ikut terpasang. Arah alurbagian atas
(top groove) Pin Insulator atau Line Post Insulator harus tegak lurus terhahadap
cross-arm dan diikat dengan kuat sehingga kedudukanya tidak akan berobah
penggan dengan Suspension Insulator harus cukup baik sehingga gandengan tidak
penghantar.
tindakan-tindakan pengaman antara lain: Guy wire dan strut pole terpasang baik.
Roller atau stringing block telah dipasang pada Travers atau tiang. Pada
26
api dan jalan raya, dipasang andang-andang (Fance net) dan pengaman-
selesai, tiang/ insulator tidak boleh miring, bengkok,patah atau pecah. Jika
menyerahkan perhitungan kuat tarik pada tiap seksi sehingga tegangan tarik
pada tiap seksi tidak melebihi batas yang telah ditetapkan. Setelah Pengawas
hati-hati agar tidak melintir (berbelit). Untuk penarikan awal, drum kabel harus
diletakan pada dongkrak kabel dengan batang as. Setiap Cross-arm harus
dipasang roller (roda) dan tali penarik. Selama penarikan penghantar dengan
tidak boleh disentak, atau ditarik dengan kendaraan bermotor, atau diseret
penghantar atau isolasi kabel harus diperiksa. Jika diketemukan putus atau
27
dan letak sambungan harus sekurang-kurangnya 3 meter dari insolator.
jalan dan sedapat mungkin tidak diletakan pada gawang yang berdekatan
Panjang Jumper harus cukup kendor, tetapi harus mempunyai jarak bebas yang
groove (alur roda) roller harus sesuai dengan peruntukan ukuran penghantar.
lendutan final.
suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan
isolasi trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan
28
dilakukan pula untuk mengetahui nilai tahanan isolasi trafo ukur seperti trafo arus
dan trafo tegangan namun ada beberapa ketentuan (batasan – batasan) yang harus
Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk
mengetahui tahanan isolasi trafo maka itu akan memberikan jaminan keamanan
bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Hasil pengukuran
tahanan isolasi belitan trafo juga dipengaruhi oleh kebersihan permukaan isolator
Tahanan isolasi antara penghantar tembaga dengan tanah atau ground pada
sebuah mesin listrik diukur dengan menggunakan alat ukur High Voltage Tester
pengukuran yang nilainya tergantung dari tegangan operasi mesin listrik tersebut.
Gambar 7 Megger
Tegangan yang diinputkan pada titik pengukran tersebut akan menghasilkan
arus bocor yang mengalir melewati isolasi belitan, sehingga besarnya arus yang
ditimbulkan menjadi hasil pembacaan pada alat Insulation Test (Megger) yang
29
satuan Mega Ohm. Tegangan DC yang diinputkan untuk peralatan Low Voltage
adalah sebesar 100 - 600 V dan untuk medium voltage antara 1000 - 5000 V.
Untuk peralatan listrik tegangan rendah (Low Voltage), nilai tahanan isoalsi
(Insulation Resistance) normal antara phasa ke tanah harus lebih besar dari satu
Mega Ohm. Jika didapati hasil pengukuran lebih rendah dari satu Mega Ohm,
dan bila hasil pembacaan masih menunjukkan nilai yang rendah, maka perlu
dilakukan refurbish.
Coil Dc ( In Megaohms )
30
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Peralatan Kerja
Kabel 3 buah
Obeng 1 set
Perlengkapan K3
31
3.2 Bahan
Bahan Kerja
32
BAB IV LANGKAH KERJA
a. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan
h. Buat analisis dan kesimpulan dari hasil pengujian tahanan isolasi pada
segaris)
33
c. Menset selector switch pada posisi yag tepat dengan perkiraan besar
f. Menekan tombol power dan tombol pilih tahanan agar jarum penunjuk
pembumian
persiapan stringing.
2.
34
f. Menarik kawat AAAC untuk tiang 1 dan 2 pada dan ikat pada isolator
tumpu.
dilaksanakan.
35
BAB V PEMBAHASAN
bermerek megger. Adapun data yang di peroleh dari praktikum pengujian tahanan
HV LV R (Mꭥ)
R r 62.4
s 63.4
t 64.2
N 65.3
S r 130
s 110
t 110
N 130
T r 140
s 140
t 140
N 130
dilakukan pengukuran pada trafo 3 fhasa. Pengukuran dilakukan pada tiap phasa
36
yakni R, S, T, dan Netral. Standar tahanan trafo adalah 1000 ꭥ untuk setiap 1 V
tegangan kerja. Untuk hasil pengukuran yang telah dilakukan nilai tahanan isolasi
>60 Mꭥ. Pada pengukuran fhasa R pada sisi HV, mendapat hasil pengukuran 62-
65 Mꭥ dengan antar fhasa dan netral pada sisi LV. Sedangkan untuk pengukuran
fhasa S pada sisi HV, mendapat hasil pengukuran 110-130 M ꭥ dengan antar fhasa
dan netral pada sisi LV. Begitupun untuk pengukuran fhasa T pada sisi HV,
mendapat hasil pengukuran 130-140 Mꭥ dengan antar fhasa dan netral pada sisi
LV.
Dari data hasil percobaan pun dapat dilihat bahwa nilai tahanan isolasi
transformator masih baik dan secara tidak langsung membuktikan bahwa tidak
ada hubung singkat dan masih terdapat minyak dalam transformator. Yang mana
tujuan dari pengujian tahanan isolasi untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran
arus (leakage current ) yang terjadi antara dua belitan atau belitan dengan ground.
1. Resivitas tanah
Sesuai dengan SNI 04-0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4, nilai
tahanan pembumian seluruh sistem tidak boleh lebih besar dari 5 Ω dan jarak
37
antar elektroda pembumian minimal 2 kali panjang elektroda. Resistivitas tanah
pada gardu distribusi dan pada tiang akhir. Untuk melakukan pengukuran tahanan
Tester. Dilakukan dua macam pengukuran, yaitu pengukuran posisi tegak lurus
dan pengukuran posisi segitiga. Berikut ini merupakan jenis posisi pengukuran
tahanan pentanahan.
38
Gambar 9 Pengukuran Posisi Tegak Lurus
1 20 2,4 x 10 = 24 2,5 x 10 = 25
2 15 2,2 x 10 = 22 2,5 x 10 = 25
5 5 2,4 x 10 = 24 8,4 x 10 = 84
39
1 20 3,4 x 10 = 34 3,3 x 10 = 33
2 15 3,4 x 10 = 34 3,3 x 10 = 33
3 10 18 x 10 = 180 3,3 x 10 = 33
5 5 7,6 x 10 = 24 3,3 x 10 = 33
dilakukan dapat dilihat bahwa, nilai tahanan pembumian yang dilakukan kurang
baik sebab nilai tahanan yang didapat yakni lebih dari 5 Ω. Sedangkan menurut
SNI 04-0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4, nilai tahanan pembumian
seluruh sistem tidak boleh lebih besar dari 5 Ω dan jarak antar elektroda
pengaman pada tiang trafo nilai tahanan yang didapatkan yakni dari 33 – 300 Ω.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor kelembaban tanah dan faktor kedalaman
Untuk percobaan ini, material yang digunakan salah satunya tiang. Tiang
distribusi yang digunakan adalah jenis tiang beton yang berfungsi sebagai
penegak dan tiang besi pada tiang akhir dan Tiang awalnya yang berfunsi sebagai
40
tiang penyangga. Tinggi tiang beton kira-kira sekitar 11 m dan tiang penyangga
kira-kira sekitar 9 m. Tiang beton yang kami gunakan berjumlah tiga dan tidak
dilakukannya pengukuran pada tiap gawang tiang. Namun pada umumnya, jarak
Kondisi baik.
pemasangan yang dilakukan tidak sesuai standar, misalnya tidak adanya alat
penarik kawat, sehingga kawat yang terpasang tidak rapi dan cenderung
41
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum Bengkel Listrik Catu Daya job Jaringan
semakin kecil
4. Pada tiang trafo nilai tahanan pembumiannya kurang baik karena lebih dari
5. Pada tiang akhir nilai tahanan pembumiannya baik karena kurang dari 5
pemasangan.
6.2 Saran
42
2. Hendaklah mengutamakan kesalamatan kerja (SOP) dalam melakukan
bertegangan.
43
KESELAMATAN KERJA
Potensi Bahaya
Antisipasi
diperlukan.
44
LAMPIRAN
45
Pengukuran Tahanan Pembumian
46
Pemasangan Konstruksi Jaringan JTM/JTR
47
48