Anda di halaman 1dari 76

MODUL PEMBINAAN AHLI K3

SPESIALIS LISTRIK

JARINGAN INSTALASI TENAGA DAN


PERLENGKAPAN

AK3 LISTRIK
2013

Daftar Isi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... I


1.

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. II

2.

DAFTAR TABEL ..................................................................................... III

3.

BAGIAN 4 .................................................................................................... 1
3.1 DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN ...................... 1
3.1.1 Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik ...................................... 1
3.1.2 Komponen Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .................................. 2
3.1.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik............................................... 7
3.2 PROSEDUR PEMERIKSAAN JTM ....................................................... 12
3.2.1 Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan ..................... 12
3.2.2 Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan................................. 12
3.2.3 Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan ............... 13
3.2.4 Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan........................ 14

4.

PENGUJIAN ............................................................................................. 23
4.1 4.3. JENIS JENIS JARINGAN DAN GARDU ..................................... 38
1.3.3.2 KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI SUTM . ..................................... 39

5.
LAMPIRAN I : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI
INSTALASI TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK ............ 65
6.
LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI
INSTALASI PEMANFAATAN KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DAN
MENENGAH ....................................................................................................... 67
7.
LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI
INSTALASI PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK ................................... 69

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page i

Daftar Gambar
GAMBAR 4. 1 REPRESENTASI SISTEM TENAGA LISTRIK ........................................... 1
GAMBAR 4. 2 SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK................................ 3
GAMBAR 4. 3 SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI ........................................................... 4
GAMBAR 4. 4 SISTEM HANTARAN PENGHUBUNG ( TIE LINE) ................................... 5
GAMBAR 4. 5 JARINGAN DISTRIBUSI SISTEM LOOP .................................................. 6
GAMBAR 4. 6 JARINGAN DISTRIBUSI SISTEM SPINDLE ............................................. 6
GAMBAR 4. 7 SINGLE LINE DIAGRAM 1 ................................................................. 10
GAMBAR 4. 8 SINGLE LINE DIAGRAM 2 ................................................................. 11
GAMBAR 4. 9 SINGLE LINE DIAGRAM PHB-TR ..................................................... 15
GAMBAR 4. 10 REKONDISI MINYAK BANK TRANSFORMATOR ............................... 25
GAMBAR 4. 11 KOSTRUKSI SUTM FORMASI HORIZONTAL SIMETRIS .................... 40
GAMBAR 4. 12 KONSTRUKSI SUTM FORMASI HORIZONTAL TIDAK SIMETRIS
DENGAN KAWAT TANAH DIATAS KAWAT FASA ............................................. 40
GAMBAR 4. 13 KONSTRUKSI SUTM FORMASI SEGITIGA ....................................... 41
GAMBAR 4. 14 KONSTRUKSI SUTM FORMASI VERTIKAL ...................................... 41
GAMBAR 4. 15 KONSTRUKSI SUTM FORMASI VERTIKAL 1 KAWAT DENGAN KAWAT
NETRAL DIBAWAH KAWAT FASA ..................................................................... 42
GAMBAR 4. 16 KUBIKELL ...................................................................................... 45
GAMBAR 4. 17 INDEKS PROTEKSI........................................................................... 48
GAMBAR 4. 18 ALAT UKUR THERMOVISI ............................................................... 53
GAMBAR 4. 19 CONTOH PENGUKURANTHERMOVISI .............................................. 54
GAMBAR 4. 20 MICRO OHM METER ........................................................................ 55
GAMBAR 4. 21 ALAT UJI INSULATION TESTER.. ..................................................... 55
GAMBAR 4. 22 PENGUJIAN TAHANAN PENTANAHAN. ............................................ 56

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page ii

Daftar Tabel
TABEL 4. 1 JARAK MINIMUM AMAN KERJA ........................................................... 13
TABEL 4. 2 FAKTOR KOREKSI SUHU BAHAN .......................................................... 21
TABEL 4. 3 KONDISI ISOLASII ................................................................................. 22
TABEL 4. 4 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASII............................................................ 22
TABEL 4. 5 CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN ...................................................... 23
TABEL 4. 6 SIFAT MINYAK TRAFO ........................................................................... 25
TABEL 4. 7 CHECKLIST PERALATAN ELECTRIC ...................................................... 26
TABEL 4. 8 SERVICE INSPECTION ........................................................................... 27
TABEL 4. 9 FORMULIR INSPEKSI LEVEL 1................................................... 33

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page iii

Unit Kompetensi

: Persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga Dan


Perlengkapan

Elemen Kompetensi 1

: Pemeriksaan
Dokumen-Dokumen
Dipersyaratkan
:
1.1 Dapat memeriksa dokumen peralatan.

Kriteria unjuk kerja

Yang

1.2 Dapat memeriksa tindak lanjut catatan


sebelumnya.
1.3 Dapat memeriksa Penunjukan/lisensi personil
1.4 Dapat memahami Dokumen Single Line Diagram
(SLD).

Elemen Kompetensi 2

: Prosedur

Pemeriksaan

Pada

Jaringan

Instalasi Tegangan Menengah


Kriteria unjuk kerja

:
2.1 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan

dalam

keadaan tidak bertegangan sesuai prosedur


2.2 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan dalam
keadaan bertegangan sesuai prosedur

Elemen Kompetensi 3

: Mengetahui Jenis Jenis Jaringan Dan Gardu

Kriteria unjuk kerja

:
3.1 Dapat membedakan jenis jenis jaringan dan gardu
3.2 Dapat membedakan fungsi jaringan dan gardu
3.3 Dapat mengenal konstruksi jaringan dan gardu

Elemen Kompetensi 4

Mengetahui

Bagian

Komponen

Komponen

Jaringan Dan Gardu


Kriteria unjuk kerja

:
5.1 Dapat mengetahui jenis dan spesifikasi komponen
pada jaringan dan gardu.
5.2 Dapat mengetahui jenis kode IP pada komponen
komponen yang dipasang

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page iv

Elemen Kompetensi

5: Memahami Cara pemasangan komponen jaringan


dan Gardu

Kriteria unjuk kerja

:
5.3 Dapat mengetahui regulasi jarak /clearence pada
pemasangan komponen jaringan/ gardu
5.1 Dapat memahami metode pengukuran pada
komponen jaringan/ gardu
5.2 Dapat memahami teknik pemasangan komponen
jaringan dan gardu

Elemen Kompetensi 6 : Memahami Sistem Proteksi Jaringan Dan Gardu


Kriteria unjuk kerja

:
6.1 Mengetahui Proteksi hubung singkat pada Jaringan
dan Gardu.
6.2 Mengetahui Proteksi Tegangan lebih pada Jaringan
dan Gardu akibar petir.
6.3 Mengetahui Proteksi Non Listrik pada Jaringan dan
Gardu dengan metode sistem rintangan /
penghalang.

Elemen Kompetensi 7 : Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian


Kriteria unjuk kerja

:
7.1 Laporan hasil pemeriksaan dibuat sesuai dengan
format

yang

telah

ditetapkan

dan

telah

ditandatangani dan dikirim kepada pengurus


tempat kerja/perusahaan yang bersangkutan dan
tembusannya dikirim ke instansi yang berwenang

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page v

1.

B
AGIAN 4

1.1

DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN


4.1.1 Dokumen peralatan
4.1.2 Tindak lanjut catatan sebelumnya
4.1.3 Penunjukan / lisensi personil
4.1.4 Dokumen Single Line Diagram (SLD)

1.1.1 Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik


Energi listrik dibangkitkan oleh pembangkit listrik yang umumnya berada jauh dari
konsumen. Energi listrik dikirim ke konsumen melalui sejumlah jaringan. Jaringan ini
disebut dengan sistem transmisi dan distribusi. Visualisasi pengiriman energi listrik
ini ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gambar 4. 1 Representasi Sistem Tenaga Listrik


Sistem Transmisi berfungsi mengirimkan daya dari pembangkit ke konsumen industri
besar atau ke pusat-pusat beban melalui gardu distribusi. Energi listrik ini
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 1

ditransmisikan menggunakan sistem tegangan AC 3 Kawat. Sistem tenaga listrik


seperti umumnya terdiri dari :
1. Pembangkit
2. Transformator step-up
3. Saluran transmisi
4. Transformator Step down
5. Gardu distribusi
6. saluran distribusi (beban)
1.1.2 Komponen Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu
transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke dalam
sistem distribusi antara lain:

I.

1.

Gardu Induk (GI)

2.

Jaringan Distribusi Primer

3.

Gardu Distribusi (Gardu transfomator)

4.

Jaringan Distribusi Sekunder.

Gardu induk (GI)


Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara

langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah pusat
pembangkit tenaga listrik dan umumnya terletak di pinggiran kota. Untuk
menyalurkan tenaga listrik ke pusat pusat beban (konsumen) dilakukan dengan
jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.
Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tidak langsung maka
bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah gardu yang berfungsi
menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui
jaringan distribusi primer.
II.

Jaringan distribusi primer


Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari gardu

induk ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem


pendistribusian tidak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan transmisi
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 2

dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau
jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV.
Seperti pada gambar di bawah ini

SUTM
SKTM

GI

GH
TR

GD

Jaringan Distribusi primer

Sambungan Rumah
Jaringan Distribusi sekunder
TR

Rumah
konsumen

Gambar 4. 2 Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


III.

Gardu Distribusi
Gardu Distribusi mempunyai dua sistem jaringan yaitu jaringan distrribusi

primer(Tegangan Menengah) dan Jaringan distribusi sekunder (Tegangan Rendah).


Gardu distribusi baik pasangan luar maupun pasangan dalam, dipasang trafo penurun
tegangan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk
memasok beban beban konsumen.
IV.

Jaringan Distribusi Sekunder


Jaringan distribusi sekunder dimulai dari titik keluaran pada PHBTR sampai

dengan alat pengukur pembatas( APP ) yang terpasang pada pelanggan.


Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan kompleks karena konsumen
harus dilayani mempunyai lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi
harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan
konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari karakteristiknya, terdapat konsumen
perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri
dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 3

pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis,
alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan
sesuai jenis konsumen:
Pada jaringan distribusi terdapat 4 Konfigurasi yaitu:
1.

Sistem Radial
Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah sistem distribusi yang paling

sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang
mensuplai gardu distribusi secara radial.

Gambar 4. 3 Sistem Jaringan Distribusi


Dalam penyulang tersebut dipasang gardu- gardu distribusi untuk konsumen ,
gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau dipasang diatas tiang.
Keuntungan dari sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan
sistem yang lain. Namun keadaaan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem
lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama
yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam, kerugian lain yaitu mutu tegangan
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 4

pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik / rendah , hal ini disebabkan
jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran.

2.

Sistem Hantaran Penghubung (Tie Line).


Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 4.4 umumnya digunakan untuk

pelanggan khusus yang tidak boleh padam (Bandar Udara ,Industri besar dll ).

Gambar 4. 4 Sistem Hantaran Penghubung ( Tie Line)

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic
Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, dan setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
3.

Sistem Loop
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar

4.5. dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan


demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 5

Gambar 4. 5 Jaringan Distribusi Sistem Loop


4.

Sistem Spindel.
Sistem Spindel seperti pada Gambar 4.6. adalah suatu pola kombinasi jaringan

dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).

Gambar 4. 6 Jaringan Distribusi Sistem Spindle


Pada sebuah sistem spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan
sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung.
Pola spindle biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah / saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 6

pada pengoperasiannya, sistem spindel berfungsi sebagai sistem radial. Di dalam


sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR)
atau tegangan menengah (TM).

1.1.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


1.

Jenis Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan

hubung singkat. Gangguan hubung singkat ini terjadi sebagai akibat dari tembusnya
bahan isolasi, kesalahan teknis, polusi debu, dan pengaruh alam di sekitar saluran
distribusi tenaga listrik, sehingga ada arus yang mengalir dari fasa ke tanah atau antar
fasa. Untuk keandalan pelayanan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan maka
jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman.
Bila ditinjau dari segi lamanya waktu gangguan, maka gangguan pada saluran
distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Gangguan sementara ( gangguan temporer ).

Gangguan permanen .

Untuk gangguan temporer (gangguan sementara) ditandai dengan normalnya


kerja sistem setelah pengaman dimasukkan (menutup) kembali. Sedangkan gangguan
permanen ditandai dengan jatuhnya pengaman setelah dimasukkan kembali. Pada
gangguan permanen, pengaman bisa bekerja normal kembali setelah gangguan
tersebut bisa diatasi. Sedangkan gangguan yang bersifat temporer,

penyebab

gangguan akan hilang dengan sendirinya setelah pengaman jatuh/trip.


Gangguan yang bersifat permanen bisa disebabkan karena adanya kerusakan
pada peralatan sistem tenaga listrik, sehingga gangguan ini baru bisa diatasi setelah
kerusakan pada peralatan tersebut sudah diperbaiki. Gangguan temporer yang terjadi
berulang-ulang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan pada peralatan sistem tenaga
listrik dan hal ini dapat pula menimbulkan gangguan yang bersifat permanen sebagai
akibat adanya kerusakan peralatan tersebut.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 7

Ditinjau dari macam gangguannya, maka gangguan hubung singkat dapat


dibedakan menjadi
1. Gangguan hubung singkat tiga fasa.
2. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.
3. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah.
4. Gangguan hubung singkat antar fasa ( dua fasa ).
Dari empat jenis gangguan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok
gangguan, yaitu :
1. Gangguan hubung singkat simetris.
2. Gangguan hubung singkat tidak simetris.
Yang termasuk dalam gangguan hubung singkat simetris adalah gangguan
hubung singkat tiga fasa, sedangkan gangguan yang lainnya termasuk gangguan
hubung singkat tidak simetris.
Gangguan hubung singkat akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang
teganggu, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar
dari rating arus maksimum

yang diijinkan pada peralatan. Arus hubung singkat ini

dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan sistem tenaga listrik jika pengaman
tidak segera bekerja.
Gangguan-gangguan yang lain jika terjadi berulang-ulang bisa mengakibatkan
terjadinya kerusakan isolasi maupun peralatan pada sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik dan hal ini akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
2.

Faktor Penyebab Gangguan


Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem

distribusi tenaga listrik antara lain :


a. Surja Petir.
Mengingat saluran distribusi panjang dan luas yang beroperasi pada kondisi
tempat dengan cuacanya berbeda-beda, maka kemungkinan terjadinya gangguan yang
disebabkan oleh petir besar sekali, terutama pada musim hujan. Gangguan yang
disebabkan oleh petir ini sangat berbahaya karena dapat merusak isolasi peralatan.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 8

b. Surja Hubung.
Yang dimaksud dengan surja hubung adalah kenaikan tegangan pada saat
dilangsungkan pemutusan dan pemasukan arus oleh PMT. Kenaikan tegangan yang
disebabkan oleh adanya gangguan surja hubung ini dapat merusak isolasi peralatan.
c. Polusi Debu.
Debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu
tersebut merupakan konduktor yang dapat menyebabkan terjadinya loncatan bunga
api yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan hubung singkat fasa ke tanah.
d. Adanya Pohon-Pohon Yang Tidak Terawat.
Pohon-pohon yang dekat dengan saluran distribusi bila tidak terawat dan
rantingnya masuk ke daerah bebas saluran distribusi, hal ini dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan hubung singkat fasa ke tanah.
e. Isolator Yang Rusak.
Isolator yang rusak karena sambaran petir atau karena usia yang sudah tua bisa
menyebabkan terjadinya gangguan hubung singkat hubung singkat dari fasa ke tanah.
f. Daun-Daun Yang Menempel Pada Isolator.
Daun-daun yang terbang terbawa angin dan kemudian menempel pada isolator
akan mengakibatkan jarak bebas berkurang sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
loncatan bunga api. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan hubung singkat
antar fasa atau gangguan hubung singkat dari fasa ke tanah.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 9

Gambar 4. 7 Single Line Diagram 1


Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 10

Gambar 4. 8 Single Line Diagram 2

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 11

1.2

PROSEDUR PEMERIKSAAN JTM

1.2.1 Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan


Definisi dari PDKB adalah pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan
distribusi

(TR / TM) yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktif

bekerja atau bertegangan. Contoh :

Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi

Pengukuran beban dan tegangan gardu

1.2.2 Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan

Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

Memiliki surat ijin kerja

Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam

keadaan

mabuk

Saat bekerja harus berdiri pada tempat yang berisolasi dan andal

Mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal

Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai

Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan


telanjang

Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan


sangat panas

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 12

Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja


Tabel 4. 1 Jarak Minimum Aman Kerja

TEGANGAN

JARAK MINIMUM AMAN KERJA

( antara fasa dan bumi )


(KV)

(cm)

50

12

60

20

75

70

100

150

125

220

160

500

300

Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan perlengkapan
yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut bebas dari
kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya dibumikan
Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan anyaman
benang logam
Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu
yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik
Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman dari
bahan isolasi.
1.2.3 Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dimana pada saat melakukan
pemeliharaan/perbaikan jaringan distribusi TR/TM dimana objeknya dalam keadaan

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 13

tidak aktif atau dalam keadaan tidak bertegangan. Alasan dilakukan pemeriksaan
dalam keadaaan tidak bertegangan:

Pemeliharaan dengan metoda PDKB memang belum dimungkinkan.

Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan

Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu mengguntungkan


dan secara sosial tidak berdampak negatif.

SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum


tersedia.

Keuntungannya

Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat dihindarkan.

Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan.

Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan K3 harganya lebih murah.

Biaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

Kerugiaannya

Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar
sebanding dengan lamanya pekerjaan

1.2.4 Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan

Pelaksana pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan
yang berwenang

Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus bebas dari tegangan

Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan

Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan

Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa
muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti .

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 14

4.2.1

Contoh-contoh Prosedur Pemeliharaan

Gambar 4. 9 Single Line Diagram PHB-TR


Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bebas
tegangan Gardu Pasangan Luar
Langkah - Langkah Pemeliharaan PHB-TR

Ukur dan catat arus dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar

Ukur dan catat arus dan tegangan untuk semua jurusan dengan tang amper
meter

Ukur dan catat suhu alat sambung hubung pada saklar utama dan fuse
pengaman

Amati dan catat adanya kelainan- kelainan pada PHB-TR dalam keadaan
beroperasi

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 15

A. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah


Adapun langkah-langkah yang diharuskan dalam pemeliharaan / pemeriksaan
Gardu Distribusi yaitu
I.

Persiapan
1. Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan
2. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)
3. Menyiapkan material yang diperlukan
4. Membebaskan Gardu Distribusi dari tegangan
5. Memasang peralatan grounding

II.

Pembersihan
1. Membersihkan komponen Gardu Distribusi dari kotoran yang menempel.
2. Membersihkan bagian bagian kontak pada Gardu Distribusi
3. Menggosok dengan kertas gosok pada bagian kontak Gardu Distribusi.

III.

Pemeriksaan
1. Memeriksa saklar utama, semprot dengan contact cleaner bila kotor
2. Memeriksa fuse / sekring, lakukan penggantian bila ada yang putus.
3. Memeriksa lampu test dan penerangan lakukan penggantian bila ada putus.
4. Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang
kendor.
5. Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang
kendor
6. Yakinkan pemeriksaan PHB TR selesai
7. Lepaskan peralatan grounding, masuk saklar utama.
8. Tutup PHB, kemasi peralatan dan membuat laporan.
9. Memeriksa Bushing Trafo, semprot dengan multi cleaner bila kotor dan di lap
dengan lap silikon
10.

Memeriksa Grounding Trafo, lakukan perbaikan bila ada yang putus.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 16

11.

Memeriksa Kondisi minyak trafo lakukan rekondisi / purefier bila tegangan

tembusnya sudah di bawah standar minimal


12.

Memeriksa terminal kabel obstyg/NYFGBY lakukan pengencangan bila ada

yang kendor.

IV.

Pembuatan Laporan
1. Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan
urutan langkah kerja pemeliharaan JTR
2. Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan JTR
3. Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan JTR

B. Pemeliharaan LBS dan FCO


I.

Persiapan
1. Menyiapkan peralatan kerja pemeliharaan LBS & FCO
2. Menyiapkan perlengkapan

( K3 )

3. Menyiapkan material yg diperlukan


4. Memasang tangga panjat
5. Mebebaskan LBS & FCO dari tegangan
6. Memasang grounding

II.

Pembersihan
1. Membersihkan perlengkapan LBS & FCO

dari kotoran dan debu yang

menempel
2. Membersihkan perlengkapan LBS & FCO dari benda asing dan pepohonan.
3. Membersihkan bagian kontak dari LBS
4. Membersihkan bagian kontak dari FCO

III.

Pemeriksaan
1. Memeriksa kondisi fisik travers penggantung LBS dan FCO
2. Memeriksa kondisi fisik mekanik LBS dan perlengkapannya

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 17

3. Memeriksa kondisi fisik mekanik FCO dan perlengkapannya


4. Memeriksa kondisi elektrik LBS dan perlengkapannya
5. Memeriksa kondisi elektrik FCO dan perlengkapannya
6. Memeriksa system pembumian LBS & FCO dan perlengkapan
7. Lakukan uji coba mekanik dengan menggerakkan bagian yang berhubungan
kontak
8. Lakukan uji coba elektrik dengan menggunakan megger pafda bagian yang
berisolasi.

IV.

Memasukan Tegangan

1.

Yakinkan pekerjaan pemeliharaan selesai dilaksanakan

2.

Lepas grounding aparat yang terpasang pada LBS dan FCO

3.

Lepas tangga pekerjaan dari taing JTR

4.

Pastikan Jaringan aman untuk diberi tegangan.

5.

Memasukan tegangan pada JTM (LBS & FCO)

V.

Pembuatan Laporan
1.

Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan

urutan langkah kerja pemeliharaan LBS & FCO


2.

Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan LBS & FCO

3.

Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan LBS & FCO

C. Pemeliharaan Tiang
I.

Persiapan

1. Menyiapkan peralatan perkakas kerja yang diperlukan


2. Menyiapkan perlengkapan kesela-matan kerja ( K3 )
3. Menyiapkan perlengkapan material pemeliharaan yang diperlukan.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 18

II.

Pemeriksaan

1. Memeriksaan letak kedudukan tiang dan lakukan perbaikan bila kedudukannya


miring atau rusak
2. Memeriksa kondisi tiang dari serangan karat
3. Memasang topang tarik/tekan dan pondasi pada kondisi tiang yang
memerlukan.

III.

Pengecatan

1. Pemeriksaan terhadap kondisi cat dan warnanya.


2. Membersihkan bagian mana yang dicat, dengan kertas gosok.
3. Memoles tiang dengan cat pendahuluan (eyzer meni)
4. Menunggu sampai kering lalu dicat dengan cat asli sesuai warna yang
ditentukan.
5. Memberikan nomor pada tiang JTR, sesuai standar penomoran, yang berlaku.
6. Mengawasi peralatan dan membuat laporan pemeliharan tiang.

IV.

Pelaksanaan Pemeliharaan Konduktor

1. Memasang Tangga panjat


2. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)
4. Memeriksa Kondisi Konduktor
5. Memeriksa dan memperbaiki sambungan konduktor
6. Memeriksa dan memprbaiki ikatan konduktor pada isolator
7. Memeriksa dan memperbaiki andongan konduktor
8. Menghubungi Posko terkait (untuk memasukkan Tegangan)

V.

Pelaksanaan Pemeliharaan Isolator

1. Memasang Tangga panjat


2. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD
3. Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 19

4. Memeriksa Kondisi Isolator


5. Memeriksa dan membersihkan konduktor
6. Memeriksa dan memperbaiki posisi pemasangan isolator
7. Memeriksa dan mengganti isolator yang rusak
8. Menghubungi posko terkait.

VI.

Pembuatan Laporan

1. Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu


dan urutan langkah kerja pemeliharaan Tiang
2. Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan Tiang
3. Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan Tiang

D. Pengujian Terhadap Jaringan Instalasi dan Perlengkapannya


1. Uji Pentanahan

I.

Persiapan.

1. Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan


2. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)
3. Menyiapkan material pipa yang diperlukan
4. Menyiapkan kawat tembaga 50 mm2 dan mur & baut.
5. Menyiapkan alat ukur tahanan tanah (Earth Tester).

II.

Pembuatan Ground Pipe

1. Memotong pipa sesuai panjang atau ukuran yang diperlukan yang salah satu
ujungnya dipotong miring..
2. Melubangi pipe besarnya sesuai dengan mur/baut.
3. Kawat tembaga tsb ujungnya dimasukan sepatu kabel.
4. Sepatu kabel di pres dengan tang pres agar tidak terlepas.
5. Kawat yang dipasang sepatu kabel dimasukan pipa dan selanjutnya mur/baut
di kencangkan.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 20

III.

Pemasangan Pentanahan JTM/JTR.

1. Elektrode ditancapkan di tanah dan selanjutnya di masukan sampai electrode


tertanam semua.
2. Selanjutnya electrode diukur dengan alat ukur Earth Tester untuk mengetahui
besarnya tahananya.
3. Apabila besarnya tahanan masih kurang, pasang lagi groundpipe sampai
besarnya tahanan sesuai dengan permintaan.

IV.

PEMBUATAN LAPORAN
Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan langkah kerja
pemasangan pentanahan JTM.

2. Uji Tahanan Isolasi Trafo

Pengujian tahanan isolasi & polaritas index belitan trafo


Nilai Tahanan Isolasi belitan pd suhu = t Celsius. Tujuannya adalah
untuk mengetahui ketahanan Isolasi terhadap tegangan kerja.
R is pada suhu t0 C

CxE
.........M
kVAxks

= Faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8

= Tegangan Tertinggi . VOLT

KVA

= Daya Trafo KVA.

ks

= Faktor koreksi suhu belitan.


Tabel 4. 2 Faktor Koreksi Suhu Bahan

Faktor Koreksi Suhu Belitan ( ks )


Suhu belitan ( C )

Faktor koreksi

0,25

0,36

10

0,50

15

0,72

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 21

20

1,0

r 30

1,98

i 40

3,95

t 50

7,85

N
ilai polaritas Index Trafo , tujuannya untuk mengetahui ketahanan Isolasi
terhadap gangguan tegangan lebih. Merupakan perbandingan nilai Tahanan
isolasi belitan pd menit ke 10 dibanding dengan tahanan isolasi menit ke 1.
PI =

Ris menit.10
Ris menit.1

Tabel 4. 3 Kondisi Isolasii


Kondisi Isolasi
Polaritas Index

Kondisi Isolasi

Kurang dari 1

Berbahaya

1.0 - 1.1

Kurang

1.1 - 1,25

Meragukan

1.25 - 2.0

Cukup

Lebih dari 2

Bagus

Tabel 4. 4 Pengujian Tahanan Isolasii

Menit

LV Body

LV HV

HV Body

(M)

(M)

(M)

Megger 1.000 V

Megger 5.000 atau 10.000 V

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 22

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Spesifikasi trafo :
Daya trafo

: .. KVA

Tegangan sisi primer

: Volt

Tegangan sisi sekunder

: Volt

Suhu belitan saat pengukuran

:............................. C

Kesimpulan hasil pengujian


Tabel 4. 5 Contoh Tabel Hasil Pengujian

2.

P
ENGUJIAN

LV - BODY

LV - HV

HV - BODY

TAHANAN ISOLASI
POLARITAS INDEX

3. Pengujian Minyak Trafo


I.

Fungsi utama dari minyak adalah :


a. Sebagai cairan isolasi.
b. Sebagai pendingin.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 23

Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan


tembus minimal 120 kv / cm, sedang untuk minyak yang

terpakai minimal 80 kv /

cm. Sebagai cairan pendingin, nilai viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50
milipoises, sedang untuk minyak yang terpakai maksimal 19,24 miliposes. Titik nyala
minimum 146 C.
Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60 C 80 C
pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan
radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya. Trafo dengan type conservator,
minyak trafo mempunyai kontak dengan udara luar yang mengandung zat asam. Dan
inilah yang lambat laun dapat merusak minyak trafo.
Zat asam pada suhu minyak antara 60 C 80 C bereaksi dengan minyak
trafo, menyebabkan terjadi pesenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air
dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi
dengan kumparan dan bagian logam trafo akan membentuk garam-garam yang tak
dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwarna merah coklat.
Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, berakibat merusak
kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendinginan serta tegangan
tembusnya makin turun
II.

Pemeriksaan dan pengujian minyak trafo


Mencegah gangguan trafo karena minyaknya, maka diperlukan secara

periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum guna mengatahui :

Nilai tegangan tembus

Kadar asam dan air

Nilai viskositas

Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan)

hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 24

Tabel 4. 6 sifat minyak trafo


No
urut

Sifat-sifat minyak trafo

Minyak trafo
tua

Setelah diolah
dgn reaktor
minyak

Minyak trafo
baru

KADAR ASAM
( mg KOH / g minyak )

1.00

0.03

0.03

Tegangan tembus
( KV / cm )

< 80

120

120

Kadar air

> 0.05

0.00

0.00

Kadar kotoran

> 1.10

0.00

0.00

Visositas
( Milli poises )

> 30

19.24

18.45

Warna

Coklat merah

Kuning

Kuning muda
tak berwarna

Bau

Sangat
merangsang

Tak berbau

Tak berbau

4
5
6
7

Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :


Minyak masih dapat dipakai
Minyak harus diproses / disaring agar dapat dipakai lagi
Minyak harus diganti dengan yang baru

Gambar 4. 10 Rekondisi Minyak Bank Transformator


Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 25

Contoh form pemeriksaan peralatan listrik :


1. PEDOMAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
2. PEMUTUS TENAGA ( CIRCUIT BREAKER )

Tabel 4. 7 Checklist Peralatan Electric

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 26

Tabel 4. 8 Service Inspection

I.

In Service Inspection

I.1

Pemeriksaan lemari kontrol,


pemanas ruang (heater),
lampu penerangan, supply
AC/DC.

I.2

Pemeriksaan posisi indikator


ON/OFF.

I.3

Pemeriksaan counter PMT.

I.4

Pemeriksaan pondasi apakah


terdapat keretakan atau
penurunan.

I.5

Pemeriksaan Bushing apakah


terdapat keretakan.

I.6

Pemeriksaan debu pada


Bushing dan body PMT.

I.7

Pemeriksaan
Terminal
Utama, Jumperan dan daerah bertegangan terhadap
benda asing, bunyi-bunyian,
bau-bauan.

I.8

Pengukuran
thermometer

I.9

Pengukuran hot spot dengan


Thermovision
(thermal
image).

I.10

I.11

infrared

Visual,
meter.

KETERANGAN

PERALATAN KERJA

Bila diperlukan

10 tahunan

5 tahunan

2 Tahunan

Tahunan

Semester

Triwulan

Bulanan

KEGIATAN

Mingguan

NO

Harian

PERIODE PEMELIHARAAN

Avo

Visual

PER
PERAL
ATAN
ALA
KERJA
TAN
KER
JA

Visual

Waterpass,
visual.
Visual.
Visual.
Panca indera

thermometer
infrared

sistem 500 kV

Infrared
Thermo vision

sistem <150 kV

Media Gas SF6

Media Gas SF6

Pemeriksaan Kebocoran
gas SF6 pada sambungansambungan.

Visual, Leakage
detector

Monitor tekanan Gas SF


6

Mano
meter,
Gas Leakage

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 27

I.12

I.13

I.14

Pemeriksaan kebocoran
pada instalasi udara :
katup-katup, sambungan
pipa safety valve, blast
valve, reducing valve 180
bar & 150 bar.
Monitor tekanan Gas SF
6 ; N2 ; udara kempa dan
kebocoran
pipa
salurannya.
Pemeriksaan warna dan
level minyak

I.15

I.16

Pemeriksaan
Indikator
Pegas me- kanik pada
PMT sistim pegas.
Pemeriksaan kebocoran
minyak pada instalasi,
sambungan, katup-katup
pipa.

I.17

Pemeriksaan
indikasi

I.18

Monitor
penunjukkan
counter hour pompa.

level

Kunci-Kunci,
Spesial Tools,
air sabun.

Media Air Blast

Mano
meter,
Gas Leakage

Media Minyak

Visual.

Media Minyak

Visual.

Penggerak
Spring

Visual

Penggerak
Hidrolik

Visual.

Penggerak
Hidrolik

Visual.

Penggerak
Hidrolik. (Harus

dicatat
penunjukan
counter
dan
siklus
operasi
saat
pemeriksaan)

I.19

Pemeriksaan

start-stop

(durasi siklus) pompa .


I.20

Perbaikan anomaly overrun

I.21

Pemeriksaan kebocoran
udara
pada
instalasi
udara; pipa; nepel; safety
valve
(akuator).

Hidrolik
Penggerak
Hidrolik
Visual,busa air
sabun

Penggerak
Pneumatik

Visual

Penggerak
Pneumatik

katupkatup

Pemeriksaan
counter
kerja kom-pressor apakah
ada penambahan angka
secara
dratis
bila
bertambah
lakukan
I.22

Penggerak

pemeriksaan kebocoran
udara lebih intensif.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 28

I.23

I.24

I.25

I.26

I.27

PemeriksaanOilpressure
gauge.

Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya

PemeriksaanPressure
gauge 1st stage.

Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya

PemeriksaanPressure
gauge 2nd stage.

Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya

Pemeriksaan
Pressurre
gauge 3rd stage.

Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya

Pemeriksaan
Pressure
gauge 4th stage.

Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya

I.28

Periksa amper starting.

I.29

Periksa amper running.

I.30

Periksa kipas pendingin


motor.

I.31

Sumber
AC/DC.

I.32

Pemeriksaan
indikator
/
indikator

automatic

I.34

Pembuangan
tanki udara.

air

I.35

Pemeriksaan kebocoran
udara pada instalasi.

I.36

Pengukuran
pentanahan.

pada

AVO meter

Bagian
Listrik

Motor

AVO meter

Bagian
Listrik

Motor

Visual

Bagian

Motor

O
O
O

Listrik
O

lampu
bendera

Pemeriksaan
sequence.

Visual. , AVO
meter

Panel Kontrol

Visual.

Panel Kontrol

Visual

Panel Kontrol

Visual

Tanki dan pipa


udara

Visual

Tanki dan pipa


udara

O
O

tahanan
O

Alat
tahanan
Ohm.

ukur
mikro

In Service Measurement / On Line Monitoring

II.1

Pengukuran
thermometer

II.2

Pengukuran hot spot


dengan
Thermovision
(thermal image).

III

Visual

tegangan

I.33

II.

Visual

infrared

thermometer
infrared

instalasi 500 kV

Infrared
Thermo vision

instalasi 150 kV

Shutdown Measurement / Function Check

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 29

III.1

III.2

III.3

Pembersihan
&
pemeriksaan
isolator
interupting
chamber,
capacitor, column.
Pemeriksaan kekerasan
baut terminal Utama,
bodi, pentanahan dan
baut-baut wiring pada
panel kontrol.
Pengujian
kontak.

Kuas, electrical
tool set.

Alat uji tahanan


kontak (micro
0hm)

Megger
Volt

Breaker
analizer.

Visual, KunciKunci.

Meter
gas
referensi, AVO
meter.

tahanan

III.4

Pengujian tahanan isolasi.

III.5

Pengujian keserempakan
kontak.

III.6

Pemeriksaan Box Kontrol


dan pengencangan baut

Visual
Alat
teropong,
majun, cleaning
paste.

5000

terminal wiring.
III.7

III.8

Pengujian tekanan gas


SF6 pada density monitor
untuk alarm refilling dan
CB block.
Pemeriksaan

pada mul-tiple pressure


dan lakukan resetting
switch
III.9

u/: - Refilling 150 / 30


bar

III.10

- blocking open

III.11

- blocking reclose

III.12

Pemeriksaan
tahanan
magnetic coil reducing
valve.

III.13

Spesial tool ,

tekanan
O

AVO meter

Penggantian minyak

Type low oil


diganti setiap 2
tahun, Type bulk
oil dilaksanakan
filter tergantung
assesment

II.14

Pemeriksaan

alat

pernafasan dan ventilasi.


III.15

Pemeriksaan
minyak.

III.16

Pengukuran
bushing

Alat
Tegang
Tembus

dielektrik

tan

delta

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Visual, KunciKunci.

Uji
an

Untuk type bulk


oil

Page 30

III.17

HV test DC =
1,5 teg.
Nominal, Alat
uji kevakuman
(vacum checker)

Uji tegangan tinggi DC


,kevakuman
O

III.18

Pemeriksaan fisik dan


pemberian
vet
pada
spring serta komponen
lainnya.

III.19

O
III.20

Visual , kuas ,

Penggerak
Spring

Visual, Breaker
Analyzer

Penggerak
Spring

tool set

Penggerak
Hidrolik. Diganti

Pengujian duty cycle.

penggantian minyak.

Media Vaccum

berdasarkan
assesment
III.21

III.22

Pengujian motor pompa


dan
pemeriksaan
kebocoran internal.
Pengujian

pressure

Manual, kuncikunci

Penggerak
Hidrolik

Uji tekanan

Penggerak

switch
III.23

III.24

Hidrolik

Pemeriksaan /pengujian
sistem penggerak u/ PMT
close / open.

Visual,kuncikunci

Penggerak
Pneumatik

Visual , kuncikunci

Penggerak

Pengujian tekanan udara


untuk : '- motor start /
stop, alarm PMT block

Pneumatik

III.25

- Resetting microswitch.

Penggerak
Pneumatik

III.26

Pemeriksaan
pembersihan

Penggerak
Pneumatik

dan
selenoid

valveclosing& tripping

III.

Overhaul

III.1

Over haul PMT.

Kunci-Kunci,
Special
Tool,
Spare part.

Tergantung
assesment

III.2

Penggantian spare part :


ring piston, valve plate,
non return valve

Kuncikunci,spe-cial
tool, Spare part.

Untuk type ELF


SL 7-4; 3-1; 2-1
merk BBC

Tubular gas test,


purity gas test.

Saat komisioning

III.3

Pengujian kualitas gas


SF6 (purity, dew point,
decompose).

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

harus
dilaksanakan,
Dilaksanakan
setiap 4 tahun
sekali

Page 31

REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN


Rekomendasi hasil pemeliharaan merupakan tindak lanjut yang harus
dilaksanakan sebagai hasil evaluasi hasil pemeliharaan yang telah dilakukan.
A.

REKOMENDASI HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION


Adalah tindak lanjut dari hasil In Service / Visual Inspection yang juga

merupakan tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode harian,


mingguan, bulanan atau tahunan. Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan PMT.
B.

REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT

Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu
(dapat ditentukan
berdasarkan kondisi hasil asesmen).
C.

REKOMENDASI HASIL OVERHAUL

Adalah tindakan yang mesti dilaksanakan dalam rangka melaksanakan


Overhaul PMT dalam keadaan off, rekomendasi mengacu / berdasarkan buku SE 032
/ PST / 1984 perihal overhaul PMT.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 32

1. CONTOH FORMULIR INSPEKSI LEVEL 1


Tabel 4. 9 FORMULIR INSPEKSI LEVEL 1
Periode Harian

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 33

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 34

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 35

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 36

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 37

2.1

4.3.

JENIS JENIS JARINGAN DAN GARDU

4.3.1 Jenis gardu distribusi berdasarkan fungsinya


o Gardu induk.
Berisi peralatan hubung bagi berbentuk tertutup yang disebut kubikel. Berfungsi
untuk memindahkan energi listrik dari trafo tenaga 150 / 20 kv atau 70 / 20 kv ke
penyulang-saluran distribusi 20 KV
Kubikel berisi Pemutus Tenaga ( PMT ) penyulang 20 KV, Pemutus Beban
PMB = LBS ) untuk listrik pemakaian sendiri , Instrumen pengukuran dan proteksi
o Gardu hubung.
Berisi kubikel jenis PMT atau LBS digunakan sebagai pembagi energi listrik
atau

sebagai perlengkapan manuver untuk jaringan . Dioperasikan secara lokal

maupun jarak jauh.


o Gardu distribusi
Berisi saklar / kubikel, peralatan proteksi , trafo step down 20 kv / 220 - 380 v
dan

PHB-TR

4.3.2 Fungsi jaringan dan gardu


4.3.2.1 Fungsi Jaringan
Jaringan berfungsi sebagai untuk, pembagi dan penyalur energi listrik
4.3.2.2 Fungsi Gardu
Gardu distribusi ( Trafo distribusi ) berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan
distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen dan
disebut sebagai jaringan distribusi sekunder.
Tempat pembagi dan penyalur energi listrik
Tempat untuk pengubah tegangan sebelum disalurkan ke konsumen

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 38

1.3.3 Konstruksi Jaringan dan Gardu


4.3.3.1 Bentuk Gardu Distribusi berdasarkan jenis peralatan listrik yang
terpasang

Gardu pasangan dalam


o Gardu tembok / beton, berupa bangunan dari bahan
diding dilapisi semen, atap cor beton, lantai
untu8k menempatkan

tembok

dengan

semen dan pintu dari bahan besi

peralatan listrik : Kubikel, Trafo, PHB-TR dan peralatan

lainnya.
o Gardu Kios, berupa kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi.
Gardu kios bukan merupakan gardu
sementara,

permanent tetapi hanya merupakan gardu

sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.

Gardu pasangan luar


o Gardu cantol,
peralatan listrik: Arrester, FCO, Trafo distribusi dan

PHB-TR dipasang

dengan cara dicantolkan pada tiang


o Gardu portal, peralatan listrik ; Arester, FCO, Trafo Distribusi dan
PHB-TR diletakkan pada kerangka baja yang terpasang

1.3.3.2

pada dua tiang.

Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM .

Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan menengah


yang banyak digunakan,dapat dikelompokan dalam

4 macam formasi yaitu :


1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah
2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya
3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
4. Formasi Vertical Bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar
gambar seperti berikut :

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 39

1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah

Gambar 4. 11 Kostruksi SUTM Formasi Horizontal Simetris


tanpa kawat tanah
Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat,
Jakarta

dan Banten

2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat
fasanya Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan

Gambar 4. 12 Konstruksi SUTM Formasi Horizontal


Tidak Simetris Dengan Kawat Tanah Diatas Kawat
3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah diFasa
bawah kawat fasanya
Formasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa
Tengah untuk saluran SUTM 3 fasa

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 40

Gambar 4. 13 Konstruksi SUTM Formasi Segitiga


Dengan Kawat Netral

4. Formasi Vertical
Formasi Vertical 3 fasa
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah
untuk sudut belok

Gambar 4. 14 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal

Formasi Vertical 1 fasa dengan kawat netral dibawah kawat fasa sejajar
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah
untuk jaringan satu fasa

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 41

Gambar 4. 15 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal 1 kawat dengan kawat


Netral dibawah kawat fasa
Cara meningkatkan pelayanan adalah kita harus mengetahui standart konstruksi
jaring distribusi yangtelah ada, walaupun masih banyak lagi konstruksi yang harus
kita kuasai sesuai dengan kondisi lapangan / medan berbagai jenis. Pemahaman
konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai pegangan dalam
melaksanakan tugas ketenagalistrikan baik dalam pembangunan, pengoperasian
maupun pemeliharaan jaringan.
Konstruksi jaringan distribusi tersebut adalah sebagai penyempurnaan, melengkapi
standart konstruksi distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal
dari Standart Sofrelec, New jack, CT Main.
Diharapkan pemahaman konstruksi ini banyak manfaatnya untuk :
a. Mendapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan
mempermudah

pelaksanaan

pembangunan,

pengoperasian

dan

pemeliharaan jaringan distribusi.


b. Dengan adanya pengetahuan standart konstruksi jaring distribusi
tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan
standart konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme
SDM.
c. Meningkatnya

mutu

jaringan

distribusi

yang

nantinya

akan

meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.


d. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan
jaring distribusi.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 42

BAGIAN 4

4.4 KOMPONEN-KOMPONEN JARINGANDAN GARDU


4.4.1. Peralatan listrik pada gardu distribusi pasangan dalam:
Peralatan hubung :

Pemutus beban (Load Break Switch / LBS )


Sebagai alat-hubung saluran masuk ( incoming ) , saluran keluar ( out-going )
dan pemutus beban trafo distribusi dengan dilengkapi pelebur / fuse

Pemutus tenaga( Circuit Breaker / CB )


Sebagai pemutus beban dan pembatasan daya dengan dilengkapi relai arus
lebih.

Pemisah( Disconnecting Switch / DS )


Sebagai pemisah rangkaian antara CB dengan busbar dan C dengan kabel

Peralatan hubung tegangan rendah


Pemutus beban dari trafo ke busbar tegangan rendah, berupa :
Saklar 3 kutub atau 4 kutub
NFB
Kapasitas dari saklar / NFB tergantung pada kapasitas trafo dengan
mempertimbangkan faktor keamanannya terhadap gangguan arus lebih.

Peralatan proteksi :
Proteksi 20 kv
Relai arus lebih /
relai hubung tanah
Fuse
Poteksi 220 / 380 v
Fuse (NH fuse)
Kabel Penghubung
Kabel saluran masuk / keluar 20 kv, 3 inti
Kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 43

Kabel penghantar trafo dan rak TR 220 / 380 v


Kabel keluar TR (opstiq)Pentanahan
Pentanahan kerangka body peralatan
Pentanahan Arrester
Pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

4.4.1.1. Peralatan listrik pada gardu pasangan luar


a. Peralatan hubung :

fuse cut out 20 kv

saklar / NFB pada rak TR

b. Peralatan proteksi

Fuse cut out 20 kv

Lightning arrester

NH fuse

c. Kabel / penghantar

d.

Kawat penghubung dari jaring ke fco

Kawat penghubung dari fco ke trafo

Kabel penghubung dari trafo ke rak tr

Kabel keluar

Pentanahan

pentanahan kerangka / body peralatan

pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

pentanahan arrester

4.4.1.2. Contoh spesifikasi peralatan hubung

LBS merek F & G type ga 24

Ring Main Unit

Un

: 24 KV

BIL

: 125 KV 50 hz

In

: 630 A

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 44

I dyn

: 50 KA

I th

: 20 KA, 1 second

PMT - low oil content circuit breaker type HL 620

Rated voltage

: 20 / 24 KV

Rated current

: 400 Amp rms sym

Breaking capacities

: 14,5 / 12,6 k.Amp rms

Asym breaking capacities

: 16 / 13,9 k Amp rms

Making capacities

: 36 / 31,5 psak k Amp rms

Short time currents

: 14,5 k Amp rms is

4.1.1.3. Instalasi Kubikel Gardu Pasangan Dalam.


Kubikel pada Gardu Distribusi, berfungsi sebagai alat-hubung, pembagi, proteksi
dan pengukuran sebelum masuk ke trafo distribusi. Komposisi Kubikel tergantung
pada sifat pelayanan gardu tersebut Ada tiga jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :

Pelayanan umum TR

Pelayanan khusus TM

Pelayanan campuran TM dan TR.

Gambar 4. 16 Kubikell
Contoh1.
Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu distribusi pelayanan
Umum TR

Gardu pelayanan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah : LBS,
LBS, PBO

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 45

PT

Contoh 2 :
Gardu pelayanan umum dengan 2 (dua) buah trafo distribusi .

Contoh 3.
Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu pelayanan khusus TM
Gardu pelayanan khusus TM type 2A : LBS, LBS, PT, CB, B1

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 46

Contoh 4.
Gardu pelayanan khusus TM type 3A : LBS, LBS, PT, CBO
LBS

LBS

PT
PGC
TYPE 3A
FUSE
TM

OCB

PT
CT
KWH
4.4.2 Indeks Proteksi
Kode

IP

(International

Protection),

ada

juga

yang

mengartikan

sebagai Ingress Protection terdiri dari huruf IP yang kemudian diikuti oleh dua
angka dan terkadang diikuti juga oleh sebuah atau dua huruf tambahan. Sebagaimana
didefinisikan dalam standar internasional IEC 60529, dimana IP rating tersebut
mengklasifikasikan derajat atau tingkat perlindungan yang diberikan dari suatu
peralatan listrik
.

Perlindungan tersebut merupakan perlindungan terhadap gangguan:

Benda padat ( termasuk bagia tubuh mansia seperti tangan dan jari)

Debu.

Hubungan/kontak langsung

Air
Dua digit angka setelah huruf IP menunjukkan kondisi yang sesuai dari

peralatan tersebut berdasarkan klasifikasinya. Dan jika tidak ada rating perlindungan
sehubungan dengan salah satu kriteria, maka angka diganti dengan huruf X, contoh
IP4X atau IPX6.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 47

Gambar 4. 17 Indeks Proteksi

Kode Utama
Digit Pertama, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap benda

padat termasuk perlindungan terhadap akses ke bagian berbahaya (misalnya,


konduktor listrik dan bagian-bagian yang bergerak)
0. Tidak ada perlindungan terhadap kontak dan masuknya objek
1. Perlindungan dari benda deangan ukuran >50mm, seperti tangan, tapi tidak
ada perlindungan terhadap kontak langsung yang disengaja dengan bagian
tubuh ( contoh tanpa sengaja tersentuh oleh tangan.
2. Perlindungan dari benda ukuran > 12,5 mm, seperti jari atau benda semacam
itu.
3. Perlindungan dari benda dengan ukuran >2,5 mm, seperti alat alat, kabel tebal,
dll.
4. Perlindungan dari benda dengan ukuran > 1 mm, seperti sekrup, baut, kabel,
dll.
5. Perlindungan dari masuknua debu dan perlindungan lengkap terhadap kontak
langsung. Pada tingkatan ini debu masih dapat di ijinkan masuk namun dalam
batas normal selama tidak mengganggu pengoperasian peralatan.
6. Perlindungan secara ketat dari masuknya debu dan perlindungan lengkap
terhadap kontak langsung.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 48

Digit kedua, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap masuknya air.


0.

Tidak dilindungi

1.

Perlindugan terhadap tetesan air yang jatuh langsung secara vertical.

2.

Perlindungan terhadap tetesa air yang jatuh langsung dengan kemiringan 15.

3.

Perlindungan terhadap percikan air yang jatuh dengan kemiringan 60.

4.

Perlindungan terhadap percikan air yang datang dari segala arah.

5.

Perlindungan terhadap semprotan air yang datang dari segala arah, contohnya
semprotan air dari pipa air atau keran.

6.

Perlindungan terhadap semprotan air bertekanan yang datang dari segala arah,
contohnya semprotan air dari water jet.

7.

Perlindungan akibat perendaman dalam air pada kedalaman air antara 15 cm


sampai dengan 1 m.

Perlindungan akibat perendaman dalam air yang bertekanan dan dilakukan dalam
jangka waktu tertentu ataupun terus-menerus. Biasanya, ini berarti bahwa alat ini
tertutup rapat. Namun, pada beberapa jenis peralatan, itu dapat berarti bahwa air bisa
masuk tetapi hanya dalam sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek yang
berbahaya.

Kode Tambahan
Digit ketiga, merupakan kode tambahan pertama berupa notasi huruf
yang menunjukkan perlindungan bagian-bagian berbahaya dari akses manusia.

A Tangan

B - Jari

C - alat-alat

D kabel
Digit keempat, merupakan kode tambahan kedua juga berupa notasi

huruf untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna yang terkait


dengan perlindungan peralatan tersebut.

H - perangkat tegangan tinggi.

M - perangkat bergerak (selama uji air).

S - perangkat diam (selama uji air).

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 49

W- kondisi cuaca

Kode IK
Kode IK, merupakan kode nomor tambahan yang digunakan untuk

menentukan ketahanan peralatan untuk dampak mekanis. Dampak mekanis ini


diidentifikasi dengan energi yang diperlukan untuk memenuhi syarat tingkat
ketahanan yang ditentukan, yang diukur dalam joule (J), didasarkan pada EN 50102 VDE 0470 Part 100 dan EN 62262 dan telah menggantikan standar kode IP untuk
ketahanan peralatan yang dinotasikan dengan angka 0 s/d 9.
Kode IP untuk menentukan tingkat ketahanan (termasuk kategori kode
lama)

0 - Tanpa perlindungan

1 Perlindungan sampai dengan 0,225 J, setara dengan benda seberat 150


gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.

2 - Perlindungan sampai dengan 0,375 J, setara dengan benda seberat 250


gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.

3 - Perlindungan sampai dengan 0, 5 J, setara dengan benda seberat 250 gr


yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm

5 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500 gr


yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm

7 - Perlindungan sampai dengan 6 J, setara dengan benda seberat 1,5 kg


yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

9 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg


yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

Kode IK

00 - Tanpa Perlindungan

01 - Perlindungan sampai dengan 0,150 J, setara dengan benda seberat


200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 7,5 cm

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 50

02 - Perlindungan sampai dengan 0,200 J, setara dengan benda seberat


200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 10 cm.

03 - Perlindungan sampai dengan 0,350 J, setara dengan benda seberat


200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 17,5 cm.

04 - Perlindungan sampai dengan 0,500 J, setara dengan benda seberat


200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 25 cm.

05 - Perlindungan sampai dengan 0,700 J, setara dengan benda seberat


200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 35 cm

06 - Perlindungan sampai dengan 1 J, setara dengan benda seberat 500


gr yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.

07 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500


gr yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

08 - Perlindungan sampai dengan 5 J, setara dengan benda seberat 1,7 kg

yang dijatuhkan dari ketinggian 29,5 cm

09 - Perlindungan sampai dengan 10 J, setara dengan benda seberat 5 kg

yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.

10 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg

yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 51

BAGIAN 5
4.5

Pemasangan Komponen Jaringan dan Gardu

4.5.1 Regulasi Jarak Pada Pemasangan Komponen Jaringan/Gardu


Yang Perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah persoalan jarak
aman, atau yang disebut clearance.
a. Jarak Antar konduktor.
Pada formasi horizontal menggunakan Pin Isolator antar fasa jaraknya 800
mm. Pada formasi vertical menggunakan suspension/string isolator berjarak
950 mm. Untuk formasi horisontal dead-and menggunakan suspension
isolator berjarak 1100 mm.

b. Jarak aman terhadap tanah.


Jarak antara konduktor TM 20 kV terhada ptanah minimal 7 meter. Jarak
antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.
c. Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.
Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter,
sedang jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.
d. Isolator.
Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin Isolator/Pin Post saluran.
Isolator dead-and menggunakan Isolator penegang /suspesion isolator /
string isolator.
e. Pengikat konduktor.
Sebagai penginkat konduktor pada isolator pin type menggunakan
Prefomed Top Ties atau Side-ties sertam enggunakan allumunium bending
wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp
dan Preformed grip spiral.
f. Sambungan konduktor.
Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint Sambungan
jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.
g. Jarak rata-rata gawang maxsimum.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 52

Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type


sedangkan untuk konstruksi Dead-End jarak maksimum 100 - 200 meter
menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).
4.5.2 Metode Pengukuran Pada Komponen Jaringan/Gardu
4.5.2.1 Pengukuran Thermovisi
Metode thermographic monitoring pada pemisah bertujuan untuk memantau
kondisi pemisah saat berbeban. Dimana akan dilihat pola temperatur pada bagianbagian pemisah yang akan diukur.
Dari pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada pemisah yang
diukur tersebut yang terdapat ketidaknormalan. Dari hasil pengukuran tersebut akan
dievalusi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi
mengalami ketidaknormalan tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat
dihindarkan.
Adapun bagian-bagian pada pemisah tersebut adalah :
1. Pisau/kontakpemisah
2. Terminal utama/klempemisah

Gambar 4. 18 Alat Ukur Thermovisi

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 53

Gambar 4. 19 Contoh PengukuranThermovisi


4.5.2.2 Shutdown Measurement
Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan Pms yang baru
selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo
pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian pengujian untuk mendapatkan unjuk
kerjadari peralatan tersebut.dalam keadaan peralatan tidak beroperasi. Macammacam pengujian Shutdown measurement pada pemisah :
4.5.2.2.1 Pengukuran Tahanan Kontak
Rangkaian

tenaga

sambungan.Sambungan

listrik

sebagian

besar

terdiri

dari

banyak

titik

adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis

konduktor bertemu secara pisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa
hambatan yang berarti.
Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan
terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian
teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 54

Gambar 4. 20 Micro ohm meter


4.5.2.2.2 Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara
dini kondisi isolasi/isolator pemisah dan mengetahui nilai tahanan isolasi.
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur
megger (insulation tester 5 kV, 10 kV). Dapat juga digunakan untuk
pengukuran tahanan isolasi belitan motor penggerak pemisah.

Gambar 4. 21 Alat Uji Insulation Tester..

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 55

4.5.2.2.3 PengukuranTahanan Pentanahan


Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan antara besi
atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk melindungi
peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan demikian pelat
tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah yang sekecilkecilnya. Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan
pentanahan (Earth Resistance Tester)

Gambar 4.5.5 Alat uji tahanan pentanahan

Gambar 4. 22 Pengujian Tahanan Pentanahan.


4.5.2.2.4 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC
Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui
tegangan pada mcb/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 56

sistem peralatan tersebut . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt
meter
4.5.3 Teknik Pemasangan Komponen Pada Jaringan dan Gardu
Adapun contoh teknik pemasangan komponen pada jaringan/gardu pada
pemasangan trafo.
4.5.3.1 Pemasangan Trafo Bagian Luar
Transformator dapat dipasang dari luar dengan salah satu cara antara lain :

Pemasangan langsung
Langsung diklem dengan klem yang cocok pada tiang .cara ini

cukup baik

untuk transformator kecil sampai 25 KVA saja.

Pemasangan pada tiang H


Transformator dipasang dengan lengan silang yang dipasang di

tiang dan di ikat erat terhadapnya. Cara ini cocok

antara dua

untuk transformator berkapasitas

sampai 200 KVA.

Pemasanganpada platform
Sebuah platform dibuat pada suatu struktur terdiri dari empat

menempatkan transformator . cara ini dianjurkan

bagi

tempat

tiang untuk
tempat

yang

berbahaya bila menempatkan transformator di atas tanah.

Pemasangan dilantai
Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator. Permukaan

lebih tinggi dari sekelilingnya guna mengatasi banjir


dari beton. Jika jumlah transformator
dibuat dinding pemisah
timbul jika

lantai harus

sebaiknya dibuat pondasi

ditempatkan berdekatan sekali, harus

yang tahan api untuk mengurangi kerusakan yang

terjadi kecelakaan atas salah satu transformator berikut. Di sekeliling

transformator yang terpasang dilantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas
pada semua

transformator. Jika mungkin transformator yang terpasang diluar

Harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung. Hal


meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur
menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada badai
diganjal sesudah dipasang

transformator.

roda-roda

ini

akan
Untuk

transformator harus

ditempat yang tetap.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 57

4.5.3.2 Pemasangan di dalam


Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat bebas
masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut.
Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap memuaskan. Jarak minimum
dari sisidinding (m)
a. Dinding pada satu sisi saja 1,25
b. Dinding pada dua sisi 0,75
c. Dinding pada tiga sisi 1,00
d. Dinding pada empatsisi (dalam ruang tertutup) 1,25
Jalan dan pintu harus cukup lebar sehingga transformator yang paling besar
dapat dengan mudahdipindahkan untuk perbaikandan lain lain.Transformator yang
terpasang di dalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal
ini sangat vital.
Aliran udara bebas pada semua sisi transformator dan di dalam gedung harus
terjamin. Lubang pemasukan udara harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai ,
sedangkan lubang pembuang udara setinggi mungkin agar udara panas dapat keluar.
Menurut aturan ibu jari luas ventilasi untuk pembuangan paling sedikit dua meter
persegi dan satu meter persegi untuk pemasukan udara, bagi setiap kapasitas
transformator 1000 KVA. Bila hal ini tidak mungkin, harus menggunakan kipas
angin untuk memaksa aliran udara. Lubang masuk dan keluarnya udara harus
dilindungi terhadap percikan air hujan ,burung , dan lain - lain.
4.5.3.3 Pembumian ( Grounding )
Pembumian adalah penghubungan suatu bagian dari rangkaian listrik atau bagian yang
bersifat konduktor tetapi bukan bagian dari rangkaian listrik yang pada keadaan
normal tidak bertegangan ke bumi. Tujuan dari pembumian adalah :
Mengurangi tegangan kejut listrik pada peralatan.
Memberi jalan bagi arus gangguan, bai k akibat terjadinya arus
hubung singkat ketanah maupun akibat terjadinya sambaran petir.
Untuk membatasi tegangan pada fasa yang tidak mengalami
gangguan.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 58

Sesuai dengan SNI 04-0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4,


nilai tahanan pembumian seluruh sistem tidak boleh lebih besar dari 5 dan
jarak antar elektroda pembumian minimal 2 kali panjang elektroda.

4.5.3.4 Tiang
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang pada Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20 kV terbuat dari beton bertulang dan tiang besi. Pemakaian
tiang kayu sudah jarang digunakan karena daya tahannya (umurnya) relative
pendek dan memerlukan pemeliharaan khusus. Dilihat dari fungsinya, tiang listrik
dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul
berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedangkan tiang tarik berfungsi
untuk menarik konduktor. Pada SUTM 20 kV, jarak antar tiang ditetapkan
sebesar 40 meter, tetapi jarak tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi wilayah
sehingga diberi standar yang jelas sejauh 30 - 50 meter. Untuk pemasangan tiang,
sudah ada standar untuk kedalaman tiang yang harus ditanam dibawah permukaan
tanah yaitu 1/6 dari panjang tiang.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 59

BAGIAN 6
4.6

SISTEM PROTEKSI JARINGAN DAN GARDU


4.6.1 proteksi Hubung Singkat Pada Jaringan/gardu

Pendahuluan
Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak
pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan
untuk itu jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi
1. Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya
dari akibat adanya gangguan listrik
2. Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik
3. Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen
Sistem pengaman yang baik harus mampu :
1. Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain GI
2. Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan
3. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan
4. Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan
5. Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan
6. Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan
Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman
1.

Sensitifitas (kepekaan)

Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari sistem
tenaga listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan daerah
pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya gangguan yang terjadi didaerah
pengamanannya harus cukup sensitif untuk mendeteksi dengan nilai minimum dan
bila perlumentripkan PMT atau Pelebur untuk memisahkan bagian yang terganggu
dengan bagian yang sehat.
2.

Selektifitas (ketelitian)

Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam mengadakan


pengamanan bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

karena

terjadinya
Page 60

gangguan diusahakan seminimal mungkin jika dapat

tercapai

maka

pengamanan demikian disebut pengamanan selektif.


3. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus
bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak boleh salah bekerja,
alat pengaman harus dapat diandalkan. Keandalan keamanan

pasti dapat

jadi susunan alattergantung

kepada

desain, pengerjaan dan perawatannya


4.

Kecepatan. (Speed)

Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil


tetapi juga dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat-

kerusakan
akibat

yang

ditimbulkan oleh gangguan.


4.6.1.1 Fuse Cut Out ( F C O )
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada
jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya
(fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu.
Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse
(fuse holder) dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan
hal-hal seperti berikut :
a. Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada tingkat distribusi.
b. Utamanya digunakan untuk penyulang (feeders) TM dan

proteksi

trafo.
c. Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang atau

pada

crossarm.
d. Dihubungkan ke sistim distribusi dengan batas-batas tegangan operasinya

4.6.1.2 Relai Arus Lebih


Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya
arus yang melebihi nilai arus dan waktu setingnya. Relai

kenaikan

arus lebih ini berfungsi

sebagai proteksi terhadap gangguan hubung singkat, baik hubung singkat antar fasa
maupun fasa ke tanah.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 61

Berdasarkan karakteristik waktu kerjanya relay arus lebih dapat

dibagi menjadi :

a. Relai arus lebih seketika (instanstaneous over current relay).


b. Relai arus lebih dengan tunda waktu tertentu (definite time over
current relay).
c. Relai arus lebih dengan tunda waktu terbalik (inverse time over
current relay).

4.6.1.3 P B O (Penutup Balik Otomatis) / Recloser


Alat ini digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman
temporer dan juga untuk membatasi luas daerah yang
dilihat dari peredam busur apinya PBO

gangguan

padam akibat gangguan,

adalah :

a. PBO dengan media minyak


b. PBO dengan media Vaccum
c. PBO dengan media Gas SF6
Dilihat dari peralatan kontrolnya adalah :
a. PBO dengan kontrol hidroulick
b. PBO dengan kontrol elektronik

Dilihat dari peralatan sensornya adalah :


a. PBO dengan sensor arus listrik
b. PBO dengan sensor tegangan
c. Proteksi Terhadap Tegangan Lebih

4.6.2 Proteksi Tegangan Lebih Pada Jaringan dan Gardu Akibat Petir.
Dalam keadaan operasi, suatu sistem tenaga listrik sering mengalami
gangguan yang dapat mengakibatkan terjadinya pelayanan-pelayanan daya. Gangguan
tersebut lebih sering terjadi pada jaringan distribusi. Terjadinya gangguan adalah
disebabkan oleh peninggian tegangan lebih, dimana tegangan itu melampaui tingkat
ketahanan isolasi dari hantaran distribusi. Dengan demikian terjadi hubung singkat
kawat-kawat fasa ke tanah yang dapat menyebabkan PMT membuka.
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik
Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 62

Tegangan lebih ini antara lain ditimbulkan oleh :


a. Sambaran petir pada hantaran distribusi baik merupakan sambaran
langsung atau tidak langsung.
b. Surja hubung
Oleh sebab itu, kebutuhan tingkat ketahanan isolasi dari suatu sistem tenaga
biasanya ditentukan oleh tegangan lebih akibat sambaran petir (tegangan lebih
atmosfir ) .Proteksi tegangan lebih akibat petir adalah Arrester.
4.6.3 Proteksi Non Listrik Pada Jaringan dan Gardu.
4.6.3.1 Proteksi Dengan Penghalang atau Selungkup
Penghalang atau selungkup dimaksudkan untuk mencegah
setiap sentuh langsung dengan bagian aktif. Proteksi yang diberikan
selungkup terhadap sentuhlangsung ke bagian berbahaya adalah
proteksi manusia terhadap sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah
yang berbahaya, sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya,
mendekati bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di bawah jarak
bebas yang memadai didalam selungkup.
4.6.3.2 Proteksi Dengan Rintangan
Rintangan

yg

dimaksud

untuk

mencegah

sentuh

tidaksengaja dengan bagian aktif, tetapi tidak mencegah sentuh


disengaja dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.
Rintangan harus mencegah mendekatnya badan dengan

tidak

sengaja kebagian aktif, sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif


selamaoperasi dari perlengkapan aktif dalam pelayanan normal.
4.6.3.3 Proteksi Dengan Penempatan Di Luar Jangkauan
Dimaksudkan untuk mencegah sentuh yang tidaksengaja
dengan

bagian

aktif.

Bagian

yang

berbeda

potensial

yang

dapatdijangkau secara simultan harus berada di luar jangkauan


tangan.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 63

BAGIAN 7
4.7

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

4.7.1 Fungsi Pelaporan


Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu
dibuatkan laporannya.
Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :

Menilai unjuk kerja jaringan pada unit kerja

Mengetahui kondisi jaringan / gardu.

Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan keandalan


jaringan.

4.7.2

Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

KEJADIAN YANG PERLU DILAPORKAN.

Pemadaman.

Karena gangguan atau direncanakan.

Jumlah pelanggan yang padam.

Sebab pemadaman.

Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.

Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi.

Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.

Pengoperasian kembali.

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 64

3.

AMPIRAN I : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI INSTALASI


TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 65

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 66

4.

AMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI INSTALASI


PEMANFAATAN KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DAN MENENGAH

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 67

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 68

5.

ampiran II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI INSTALASI


PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 69

Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik


Disusun Oleh AK3 Listrik

Page 70

Anda mungkin juga menyukai