Oleh :
2020
DAFTAR ISI
Halaman
i
4.3.4 Prinsip Kerja PLCIV-7...............................................................................V-7
4.3.5 CX-Programmer ...................................................................................... IV-7
4.3.6 Keuntungan Penggunaan PLC................................................................. IV-9
4.4 Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa ..................................................................... IV-9
4.4.1 Pengasutan Y-Δ (Bintang-Delta) ............................................................ IV-9
4.4.2 Pengasutan Motor Induksi Dua Arah Putaran ......................................... IV-12
4.4.3 Pengasutan Motor Induksi Y-Δ dengan Dua Arah Putaran .................... IV-14
BAB VI BIAYA..................................................................................................................I-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1.15 Diagram Kontrol Pengasutan Y-Δ dengan Forward Reverse ................................ IV-17
BAB I
PENDAHULUAN
Motor induksi 3 fasa dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai penunjang proses
produksi untuk menggerakkan peralatan produksi yang lainnya. Akan tetapi terdapat persoalan
pada saat mulai mengoperasikan motor tersebut yaitu arus start yang besar. Arus start yang
besar dapat mengakibatkan tegangan jatuh (drop voltage) sehingga berakibat pada proses
produksi antara lain :
1
1.2 Obyek Pelaksanaan KP
Adapun tujuan dibuatnya proposal ini yang akan penulis laksanakan antara lain :
1. Mengetahui cara kerja sistem pengasutan Y-Δ Motor Induksi 3 Fasa dengan Dua Arah
Putaran berbasis PLC CPM2A.
2. Merancang dan merakit Instalasi Pengasutan Y-Δ Motor Induksi 3 Fasa dengan Dua
Arah Putaran berbasis PLC CPM2A.
3. Membuat ladder diagram Pengasutan Y-Δ Motor Induksi 3 Fasa dengan Dua Arah
Putaran berbasis PLC CPM2A.
4. Membuat Panel Pengasutan Y-Δ Motor Induksi 3 Fasa dengan Dua Arah Putaran
berbasis PLC CPM2A.
No Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 5
1 Orientasi Lapangan
2 Survey Lapangan
3 Pengumpulan Data
Lapangan
4 Penyusunan Laporan
2.1 Sasaran
1
lebih sering kita kenal dengan istilah Scrubber. Pada area ini, gas umumnya dipersiapkan baik
dari sisi kebersihan, kadar air, ataupun tekannya, agar dapat/siap jika diumpankan langsung ke
unit
2
mesin gas. Sebelum diumpankan langsung ke dalam mesin, gas disaring lagi menggunakan
sebuah filter. Umumnya posisi filter ini akan duduk bersama beberapa instrumen lapangan
(field instrument) yang tergabung dalam sebuah modul gas (gas module), yang tugas utamanya
adalah untuk pengaturan volume, keamanan sistem dan untuk memastikan bahwa gas siap
diumpankan ke mesin.
Sebelum diumpankan ke dalam mesin, bahan bakar minyak akan disaring terlebih
dahulu menggunakan sebuah filter. Posisi filter bisa berada sebelum mesin, ataupun digabung
dalam sebuah modul pada posisi dekat dengan pompa pengumpan (feed pump).
Mulai beroperasi, PLTMG Koto Gasib Berkapasitaas 25 MW setelah diresmikan
langsung oleh Gubernur Riau, Bapak Syamsuar Pada Tanggal 31 Juli 2019. Dimana, PLTM
ini akan beroperasi dibawah kendali PLN induk Sumatra Bagian Utara.
Direktur Bisnis Regiona Sumatra PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, bahwa
PLTMG 25 MW ini mulai dibangun pada tahun 2012 dengan nama PLTMG 25 MW
Rawaminyak, yang kemudian selesai dibangun pada tahun 2013 dan mulai beroperasi tahun
2016 di Rawaminayak. Namun di tahun 2018, PLTMG 25 MW direlokasi ke Kuala Gasib
dengan nilai investasi pembangunan kurang lebih sebesar Rp 50 Miliyar dan berubah nama
menjadi PLTMG KOTO GASIB 25 MW.
Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke energi yang
lain, misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energi listrik disebut generator, dan
sebaliknya energi listrik menjadi energi mekanis disebut motor. Masing-masing mesin
mempunyai bagian yang diam dan bagian yang bergerak. Bagian yang bergerak dan diam
terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celah udara dan membentuk rangkaian magnetik dimana
fluksi dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan atau belitan yang terletak didalam kedua
bagian tersebut. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas
penggunaannya.
1
4.2 Konstruksi Motor Induksi 3 fasa
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan
bagian rotor . Stator adalah bagian motor yang diamterdiri : badan motor, inti stator, belitan
stator, bearing dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas
rotor sangkar, poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan
dengan bagian stator. Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor
DC, dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang sehingga pemeliharaan motor
induksi hanya bagian mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat
handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi yang perlu dipelihara
rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan kekencangan baut-baut kabel pada terminal
box karena kendor atau bahkan lepas akibat pengaruh getaran secara terus menerus.
4.2.1 Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor
sangkar dan rotor lilit.
1. Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis
rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor
terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor.
Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-
ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat,
sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor
ini disebut
Motor Induksi Rotor Sangkar. Karena batang penghantar rotor yang telah
dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri
dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak
dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
2. Rotor Lilit
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke
dalam alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan
selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan
ke terminal-terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor.
Gambar 1.3 Rotor Lilit
Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara
mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat
karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor
induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor
Induksi Rotor Lilit.
PLC Omron Sysmac CPM2A adalah peralatan elektronik yang bekerja secara
digital memiliki memori yang dapat di program untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
seperti logika, kerja berurutan (sequencing), waktu (timing), pencacah (counting) dan
aritmatika untuk mengendalikan plant atau sistem melalui I/O modul . PLC CPM2A
adalah Unit yang berdiri sendiri yang dapat menangani berbagai aplikasi kontrol mesin,
sehingga sangat ideal untuk digunakan sebagai kontrol dalam peralatan. Fungsi
komunikasi PLC tersebut menyediakan komunikasi dengan komputer pribadi dan
OMRON Programmable Terminal. Kemampuan komunikasi ini memungkinkan
pengguna untuk merancang sistem produksi.
4.3.3 Struktur PLC
PERANGKAT
PEMOGRAMAN
POWER SUPPLY
Keterangan:
Secara umum prinsip kerja PLC dapat dijelaskan sebagai berikut: sebuah PLC
bekerja dengan cara menerima data data dari peralatan input luar atau input devices.
Peralatan input luar secara umum sering disebut sebagai sensor jenis kontak (yaitu
push button, saklar, limit switch dan sebagainya), kemudian sensor jenis non kontak
yaitu sensor magnet, sensor induktif, sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data
data yang masuk dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran
listrik) yang selanjutnya melalui input modules dapat diubah menjadi sinyal digital
untuk kemudian diolah dengan CPU berdasarkan instruksi-instruksi program yang
telah dibuat dan ditetapkan suatu keputusan dikirim ke output modules kemudian oleh
output modules sinyal digital ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog dan
inilah yang akan mengaktifkan output devices melalui kontak-kontak output yang
terdapat pada PLC, output device dapat berupa output control (seperti relai, kontaktor
dan sebagainya) dan output beban (seperti lampu, motor dan sebagainya).
4.3.5 CX-Programmer
Ladder diagram atau diagram tangga dibentuk dan dibatasi oleh dua garis
vertikal. Garis vertikal di sebelah kiri biasanya digunakan untuk sisi masukan dan
selalu dihubungkan dengan kutub positif (fasa sumber arus/tegangan) sedangkan garis
vertikal bagian kanan digunakan untuk output dan dihubungkan dengan kutub negatif
sumber. Penulisan dengan cara ladder diagram ini paling banyak digunakan pada
sistem kontrol menggunkan relay-relay atau pada sistem kontrol yang menggunakan
PLC, sehingga pada PLC penulisan ladder diagram ini merupakan pengembangan dari
penulisan dan penggambaran rangkaian dalam sistem kontrol relay elektronik.
Penulisan dengan ladder diagram bertujuan untuk menampilkan urutan-urutan kerja
dari sinyal–sinyal listrik. Melalui diagram ini dapat diperlihatkan hubungan antar
peralatan aktif atau tidak aktif (hidup atau mati) sesuai dengan urutan yang ditentukan.
Penulisan program pada PLC dengan menggunakan ladder diagram, bagian kontak-
kontaknya ditulis dengan menggunakan simbol-simbol Normally Open (NO),
Normally Close (NC) dan simbol keluaran (output). Untuk fungsi gerbang logika
AND, cukup menghubungkan secara seri kedua komponen yang terkait. Sedangkan
untuk gerbang logika OR dihubungkan secara parallel dari kedua komponen yang
terkait.
4.3.6 Keuntungan Penggunaan PLC
IL
If
VL-N
VL-L
IL
If
Vf
VL-L
Prinsip kerja pengasutan bintang delta berikut adalah diagram daya pengasutan
motor Y-Δ dapat dilihat pada gambar II.18 dibawah ini.
R
MCB
1 35 1 35 5
A1 A1 A11 3
K1M K4D K5Y
A2 24 6 A2 24 6 A2
24 6
U1 V1 W1
M OTOR
3~
U2 V2 W2
Prinsip kerja pengasutan bintang delta dapat dilihat pada diagram kontrol pada
gambar 1.11 . Pada saat push button start ditekan maka kontaktor K2M bekerja secara
kontinyu dan K5 yang bekerja selama 3 detik sesuai dengan setting waktu pada timer
K3T yang ditandai dengan lampu indikator H6 menyala. Kemudian kontaktor K4
bekerja setelah kontakor K5 berhenti dengan ditandai dengan lampu indikator H7
menyala. Ketika terjadi beban lebih maka TOLR bekerja yang ditandai dengan lampu
indikator H8 berwarna merah menyala.
L1
MC B
95
TOLR
96
1
23 23 97
S TOP K5YK4D
2
24 24 98
3 13
STA RT K1M
414
H6 H7 H8
21 55 57
K5Y K3TK3T
22 5658
11 11
K5Y K4D
12
12
A1 A1A1 A1
K1 MK3T
A2A2 K4D A2 K5 Y A2
N
NO NC NO NC NO NC NO NC
2f 5h 4h 7d 5i 6d 4i 3h
Pengasutan motor induksi dua arah putaran juga sering disebut dengan metode
operasi motor forward- reverse merupakan pengasutan secara langsung. Pengasutan ini
menggunakan sistem interlock atau penguncian untuk mencegah dua buah kontaktor
atau lebih yang beroperasi secara bersamaan. Dapat dilihat pada diagram kontrol
gambar
1.13 bahwa terdapat interlock. Apabila salah satu saklar ON (arah forward atau
reverse) ditekan, maka kontaktor yang beroperasi akan mengunci kontaktor yang lain.
Walaupun kontaktor kedua diberi arus atau penguatan, tetapi kontaknya tidak bisa
menutup karena dikunci oleh tuas‐tuas mekanik. Demikian juga sebaliknya sehingga
kedua kontaktor tidak akan beroperasi secara bersamaan.
R
MCB
135 13 5
A1 A1
K1F K3R
A2 24 6 A2 24 6
U1 V1 W1
M OTOR
3~
U2 V2 W2
Prinsip kerja pengasutan bintang delta dapat dilihat pada diagram kontrol pada
gambar . Pada saat push button start forward ditekan maka kontaktor K1 yang ditandai
dengan lampu indikator berwarna hijau H6 menyala sehingga motor berputar searah
jarum jam. Sedangkan pada saat push button start reverse ditekan makan kontaktor K3
bekerja yang ditandai dengan lampu indikator berwarna hijau H7 menyala sehingga
motor berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Ketika terjadi beban lebih maka
TOLR bekerja yang ditandai dengan lampu indikator H8 berwarna merah menyala.
L1
MC B
95
TOLR
96
1
23 23 97
3 13 3 13
START R
STAR T K1F K3R
F
414414
H6 H7 H8
11 11
K3RK1F
1212
A1 A1
K1FK3R
A2A2
N
NO NC NO NC
1g 2i 3g 4i
Ada kalanya industri membutuhkan motor berkapasitas lebih dari 5KW yang
mempunyai operasi dua arah putaran untuk melakukan suatu pekerjaan seperti pesawat
pengangkat (crane), lift, lift dan peralatan lainnya. Arah putaran motor dapat diubah
dengan cara merubah salah satu urutan fasa tegangan sumber yang akan mengubah
arah putaran medan stator dan arah putaran motor. Namun putaran motor ini tidak
boleh dirubah secara tiba‐tiba, hal ini akan mengakibatkan terjadinya kopel lawan pada
motor. Jadi mengubah arah putaran motor dilalukan terhadap keadaan motor yang diam
atau berhenti. Maka dari itu diperlukannya interlock untuk mengunci dari beberapa
kondisi
yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Diagram daya
pengasutan dengan operasi motor tersebut dapat dilihat pada gambar 1.14
RS
T
MCB
A1 1
A1 1 35 A1 1 3 5
K3MR K6Y
K1MF A2
2 46 2 4 6
A2 A2
TOLR
UVW
MOTOR
3~ ZX
Gambar 1.14 Diagram Daya Pengasutan Y-Δ dengan Dua Arah Putaran
Dapat dilihat pada gambar 1.15 diagram kontrol pada pengasutan tersebut
bahwa
pada saat ditekan tombol Forward pada kondisi start maka kontaktor K1M F akan
bekerja secara terus menerus dan K6Y akan bekerja selama 3 detik yang kemudian
kontaktor K7D bekerja setelah kontaktor K6Y berhenti (off) dan kontaktor K7D dan
K1M F bekerja secara bersamaan. Untuk memberhentikan kondisi forward maka dapat
ditekan tombol Stop pada pintu panel. Pada saat ditekan tombol Reverse pada kondisi
start maka kontaktor K1M R akan bekerja secara terus menerus dan K6Y akan bekerja
selama 3 detik yang kemudian kontaktor K7D bekerja setelah kontaktor K6Y berhenti
(off) dan kontaktor K7D dan K1M R bekerja secara bersamaan. Untuk
memberhentikan kondisi Reverse maka dapat ditekan tombol Stop pada pintu panel.
Ketika terjadi beban lebih pada saat motor beroperasi forward maupun reverse maka
TOLR bekerja yang ditandai dengan lampu indikator H8 berwarna merah menyala.
L1
MCB
95
TOLR
96
1
STOP
2
97
FORWARD REVERSE
3 13 3 13 43 43
K1MF K3MR K1MF K3MR 98
4 14 4 14 44 44
55
K5T K5T 57
56
31 58
21 21 31
H2 H4 H8
A1 A1 A1 A1 A1
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
2e3g 5e 4e1g 6e 7f 6f 7g 6g
LANGKAH KERJA
Langkah kerja adalah suatu bab yang berisikan tentang kegiatan yang dikerjakan
selama melaksanakan kerja praktek di PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) PLTMG 25
MW KOTOGASIB. Langkah kerja disini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1
5.4 Analisa Data
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan maka kegiatan selanjutnya adalah
menganalisa data dengan cara bimbingan dengan pembimbing lapangan. Selanjutnya
pembimbing lapangan akan memberikan masukan berupa saran kepada penulis
mengenai data yang didapat.
5.5 Penyusunan Laporan Kerja Praktek
Penyususunan laporan kerja praktek dilakukan dengan mengumpulkan data yang
telah didapat sesuai panduan pembuatan laporan kerja praktek yang ada di AC 04.
Setelah selesai penyusunan laporan awal maka mahasiswa melaksanakan bimbingan
dengan dosen pembimbing sampai mahasiswa seminar kerja praktek.
BAB VI
BIAYA
Pada saat melaksanakan Kerja Praktek (KP) tentunya kita harus mempersiapkan
biaya yang akan digunakan saat pelaksanaan Kerja Praktek. Rincian biayanya antara lain
sebagai berikut:
Jika di jumlahkan Biaya yang akan di keluarkan selama Kerja Praktek (KP) terhitung
dari tanggal 15 Januari 2021 sampai dengan 15 Februari 2021 yaitu sebesar
Rp.1.165.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah.
1
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. 2015. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL
2011). Jakarta. Yayasan PUIL
[2] Fakhrizal, Reza. Tedjo Sukmadi. Mochamad Facta. Aplikasi Programmable Logic
Controller (PLC) Pada Pengasutan Bintang (Y)-Segitiga Motor Induksi Tiga fasa.
Semarang: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNDIP.
[3] Setiawan, Ekky. 2013. Rancang Bangun Sistem Pengasutan Langsung Forward-
Reverse Motor Induksi 3 Fasa 1 HP berbasis PLC Omron Sysmac CP1L. Bandung:
Jurusan Teknik Elektro POLBAN
[4] Sumardjati, Prih. Sofian Yahya. Ali Mashar. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid
3. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
[5] Taufik, Ivan. 2014. Rancang Bangun Modul Pengasutan Motor Induksi Tiga
Fasa.Bandung: Jurusan Teknik Elektro POLBAN.
[6] Wibowo,Panji Ari. 2013. Rancang Bangun Sistem Pengasutan Y-D Motor Asinkron
Tiga Fasa Berbasis PLC Omron Sysmac CP1L. Bandung: Jurusan Teknik Elektro
POLBAN.
[7] Yogi,M. 2010. Operasi dan Pemeliharaan Sistem Instalasi Pengasutan Bintang
Segitiga dengan Dua Arah Putaran. Bandung: Jurusan Teknik Elektro POLBAN