Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Teknik Elektronika

JOB 6
Silicon Controlled Rectifier

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat :
 Mengukur tegangan gate firing dan tegangan ‘on’ anoda ke katoda sebuah thyristor
 Mengukur dan menghitung arus beban rangkaian thyristor
 Mengukur dan menginvestigasi tegangan dalam sebuah rangkaian komutator thyristor
 Memprediksi tegangan gate firing, tegangan gate ‘on’, dan tegangan ‘on’ anoda ke katoda
untuk Thyristor.

Peralatan yang dibutuhkan


 Rangkaian #1, #5, #11, dan #12 dari D3000 – 2.3 Power Electronic Devices -1 Module
 Osiloskop
 Multimeter
 Shorting links dan connecting leads
Latihan 2.1 Thyristor – DC Operation
Regenerasi Switch yang diperkenalkan dalam bab terakhir D3000 Semiconductor-1
Training Module.
Bentuk rangkaian berdasarkan further family divices , empat layer Silicon Controlled
Rectifier (SCR).

Gambar 6.1

44
Praktikum Teknik Elektronika

Jika TR1 konduksi arus kolektornya akan memberikan arus base ke TR2 selanjutnya
konduksi dan memberkan arus base ke TR1. Ini merupakan self supporting loop.
Jika TR1 tidak konduksi maka tidak ada arus base untuk TR2, sehingga tidak
konduksi, dan selanjutnya tidak ada arus pada TR1.
Ada 2 stable state , salah satu dari kedua transistor konduksi dan yang lainnya dengan
kedua transistor off

Anoda Katoda
Gate

Gambar 6.2 Sombol Rangkaian


Catatan : Struktur PNPN hanya dapat dibuat konduksi jika kelebihan elektroda dibuat positif.
Ini selanjutnya dinamakan Anoda dan peralatan adalah sebuah rectifier. (arus dapat
mengalir dalam satu arah saja, sebagaimana dioda)
Rangkaian dua transistor menggunakan discrete transistor dapat dihidupkan atau
dimatikan oleh tegangan tinggi atau rendah pada input (gate).
Jalan arus melalui four-layer Silicon Controlled Rectifier secara langsung , aksi ini satu
konduksi satu kali, dan hanya bias dimatikan dengan memindahkan tegangan positif dari
katodanya untuk menirunkan arus anoda dibawah nilai arus ‘ holding’.
Nama penuh dari peralatan sebenarnya adalah “ Reverse Blocking Triode Thyristor”
tapi belakangan dikenal dengan nama yang lebih sederhana sebagai Thyristor.

Gambar 6.3

45
Praktikum Teknik Elektronika

Resistor R5 1Ω dimasukkan pada rangkaian agar melewatkan gelombang arus untuk


diuji bila thyristor beroperasi dari sebuah sumber.
Dioda D4 menghalangi arus dari keluaran rangkaian gate daripada katoda.

Gambar 6.4
 Hubungkan shorting link antara socket 5.3 & 5.6 dan 11.1 & 11.2
 Hubungkan leads antara socket 1.1 & 5.1 dan 5.4 &11.3
 Set VR1 Pada posisi tengah
 Hubungkan multimeter pada range tegangan DC ke socket 5.5 (positif) dan 5.8
(common) untuk mengamati tegangan antara gate dan katoda thyristor D5.
 HIdupkan modul power suplai
 Naikkan tegangan gate ( dengan memutar colockwise VR1 ) sampai thyristor hidup dan
lampu menyala. Turunkan penyetingan VR1 kembali dan catat bahwa lampu remains on.
Tyristor telah latched on.
 Agar tyristor OFF, set VR1 ke posisi tengah ( untuk memberikan tegangan input gate 0
V), cabut lead dari socket 11.3 dan pasang kembali. Lampu remains off sampai tegangan
gate kembali naik di atas nilai positif “firing”.
 Ulangi dua langkah sebelumnya, sehingga menjadi lebih terbiasa untuk membuat tyristor
latch on dan juga swich off.
 Dengan VR1 di set ke posisi tengah dan lampu mati, tegangan input gate secara perlahan
dinaikkan saat membaca multimeter. Catat tegangan tengah gate sebelum thyristor hidup (

46
Praktikum Teknik Elektronika

tegangan gate firing) dan setelah posisi tengah ( tegangan gate ‘on’). Catat nilainya pada
Tabel 6.1 di bawah ini

Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan


Gate Firing Gate ‘ON’ Anoda-Katoda’OFF’ Anoda-Katoda ‘ON’

V V V V

Tabel 6.1
Catat bahwa tegangan gate naik dengan segera saat thyristor on. Ini karena aksi
latching dari devices.
 Matikan tyristor dan ulangi langkah terakhir, untuk mengkomfirmasi pengukuran
tegangan Gate Firing dan tegangan ‘ON’.
6.1a Masukkan nilai tegangan Gate Firing dalam V
 Dengan lampu mati transfer lead positif dari multimeter dari socket 5.5 ke socket 5.7
untuk mengukur tegangan ‘OFF’ anoda ke katoda thyristor ( bila tidak konduksi). Catat
tegangan pada Tabel 6.1
 Giliran thyristor ON dan ukur tegangan ‘ON’ anoda ke katoda (bila konduksi). Catat nilai
ini pada Tabel 6.1
6.1b Masukkan nilai tegangan thyristor’on’ ( anoda ke katoda) dalam V
Catatan : Tegangan ,on, antara anoda dan katoda, bersama arus beban, akan menentukan daya
terdisipasi dalam thyristor. Tegangan ‘on’ lebih rendah, maka daya terdisipasi lebih
rendah oleh divice.
Dalam bagian pertama latihan 6.1, telah dilihat bahwa thyristor bertindak sebagai latching
switch bila menggunakan suplai DC, Satu kali hidup, hanya dapat dimatikan dengan
menurunkan arus yang mengalir melaluinya ( dari anoda ke katoda) agar lebih kecil dari
arus holding.

Commutator Thyristor
Aksi Commutaor Thyristor sebagai berikut

47
Praktikum Teknik Elektronika

Gambar 6.5
Dengan D5 konduksi beban dikemudikan dan tegangan melalui thyristor rendah. D6
off dan pengisian kapasitor dari suplai dengan polaritas positif seperti pada gambar 6.5.
Bila D6 hidup dengan tegangan positif pada gatenya. Nilai tegangan yang melintas
jatuh menjadi rendah. Pengisian kapasitor C1 tidak dapat berubah dengan cepat dan tegangan
anoda D5 negatif, bergilir D5 off.
Bila D5 di trigger kembali aksi yang terjadi reverse dan D6 mati kembali.
 Modifikasi rangkaian sebagai berikut

Gambar 6.6
 Matikan Moudul Power Suplai
 Pindahkan multimeter dari rangkaian dan hubungkan kembali lead antara socket 1.1 dan
5.1
 Siapkan sebuah ekstra shorting link antara socket 5.7 & 5.11 dan satunya akhiri menuju
socket 5.12 (+12 V)

48
Praktikum Teknik Elektronika

 Hidupkan modul power suplai


 Gunakan akhir lead lainnya sehingga menyentuh probe agar socket 5.1 menyalakan
thyristor D5, dan catat bahwa lampu hidup
 Sekarang sentuh probe bebas ke socket 5.10 untuk mengoperasikan commutatot thyristor
D6, dan catat bahwa lampu mati
 Ulangi dua langkah sebelumnya, sehingga menjadi lebih terbiasa dengan aksi komutasi
rangkaian.
 Hubungkan multimeter pada range tegangan DC, antara socket 5.13 (positif) dan poin
tap-off di atas shorting link antara 5.7 & 5.11. (negatif)
 Dengan lampu on ( D5 konduksi), ukur tegangan melewati kapasitor C1.
Tegangan melewati kapasitor C1 ( lampu hidup) =
V

6.1c Masukkan tegangan yang melewati kapasitor dalam V


 Dengan lampu mati ( D6 konduksi), sekali lagi ukur tegangan melewati kapasitor C1
Catat bahwa bila menggunakan multimeter analog, multimeter harus dibuka bila lampu
mati.
Tegangan melewati kapasitor C1 ( lampu mati) =
V
Dalam bagian kedua latihan 6.1 telah diinvestigasi pengoperasian rangkaian
commutator thyristor.

Latihan 6.2 Thyristor- Alternating Supply


Arus tidak hanya melewati thyristor ketika anoda positif, dengan sumber tegangan
bolak-balik, thyristor secara otomatis mati saat akhir tiap setengah putaran positif ketika
tegangan anoda jatuh menjadi nol. Commutator Thyristor tidak terlalu lama dibutuhkan untuk
thyristor off.
Agar konduksi terjaga, gate lainnya mesti di amankan saat tegangan searah positif,
atau pulsa penyalaan digunakan saat permulaan tiap setengah putaran positif.

49
Praktikum Teknik Elektronika

Gambar 6.7
Daya tersedia pada beban dibatsi agar dapat dikirim dalam setengah putaran.

Gambar 6.8
 Hubungkan shorting link antara sockets 5.3 & 5.6 dan 12.1 & 12.2 dan lead antara socket
5.1 & 5.12, 5.14 & 12.11 dan 11.2 & 12.6
 Hubungkan sebuah multimeter pada range arus DC ke socket 11.3 (positif) dan 5.7
(common) untuk mengamati arus beban

50
Praktikum Teknik Elektronika

 Hidupkan modul power suplai


 Buat sebuah catatan aru (rata-tata) mengalir pada beban (lampu)
Arus Beban Setengan Gelombang =
mA
 Pindahkan tegangan gate dengan mengambil socket 5.1. Catat bahwa lampu secara
perlahan mati. Pasang kembali lead.
Dengan suplai input bolak balik gate harus disuplai secara terus-menerus untuk
menjaga aliran arus pada beban.
6.2a Masukkan hasil pengukuran arus beban ( gelombang setengah) dalam mA
 Atur osiloskop sebagai berikut :
Timebase ke 5ms/div
Tempatkan CH.1 trace two division down dari atas layar
Tempatkan CH.2 trace two division up dari bawah layar
CH.1 Y amplifier gain ke 10 V/div, DC input
CH.2 Y amplifier gain ke 0.5 V/div, DC input
 Hubungkan CH.1 osiloskop ke socket 12.5 untuk mengamati sumber, dan CH.2 ke socket
untuk mengamati tegangan melewati R5 sehingga arus beban (lampu) mengalir ke
ground. Hubungkan ground osiloskop kembali ke socket 5.9.
 Gambarkan gelombang pada sketsa 6.1
Catatan ; amplitudo arus dapat dihitung dengan membagi tegangan puncak terhadap nilai
resistor 1Ω

51
Praktikum Teknik Elektronika

Sketsa Gelombang 6.1


Untuk menanggulangi hilangnya daya tersedia, sebuah penyearah setengah gelombang
dapat digunakan untuk mensuplai thyristor secara terus-menerus dengan putaran setengah
positif.

Gambar 6.9

52
Praktikum Teknik Elektronika

 Modifikasi rangkaian sebagai berikut

Gambar 6.10
 Tambahkan shorting link antara socket 12.7 & 12.8 dan transfer suplai dari socket 12.6 ke
socket 12.9. Lampu dan rangkaian thyristor sekarang disuplai dari suplai penyearah
setengah gelombang sehingga kedua putaran setengah menyebabkan arus mengalir dalam
beban
 Catat bahwa cahaya lampu (dan arus) naik, dan gelombang arus output berubah.
Amplitudo tiap putaran setengah masih sama, tapi naik dua kali lipat. Tambahkan sebuah
sketsa gelombang baru di sketsa gelombang 6.1
Full Wave Load Current =
mA
Nilai rata-rata gelombang penuh penyearah sinewave 0.637 x nilai puncak. Hitunglah arus
rata-rata yang dharapkan dari amplitude puncak sebagaimana terukur pada osiloskop
Perhitungan Arus rata-rata (Gelombang Penuh) =
mA
Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran di atas
6.2b Masukkan hasil perhitungan arus beban rata-rata ( gelombang penuh) dalam mA

53

Anda mungkin juga menyukai