TUGAS AKHIR
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TEH
DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY
CONTROL (SQC) (PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
VIII PABRIK TEH CISARUNI)
OLEH:
Dudi Kusuma
(1703050)
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
ii
3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................ III-2
4.2.1 Mengumpulkan data produksi dan produk rusak (Check sheet) ...... IV-30
iii
5.2 Saran .................................................................................................... V-1
LAMPIRAN .........................................................................................................viii
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Terintegrasi sebagai Obyek kajian Teknik Industri. ........... II-1
Gambar 4.1 Diagram Alur Proses Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII . IV-6
Gambar 4.2 Peta Proses Operasi Pengolahan Teh Hitam ............................... IV-7
Gambar 4.4 Jenis kecacatan Produk PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh
Cisaruni. ........................................................................................................... IV-34
Gambar 4.6 Fishbone Diagram Produk Cacat Teh Hitam ............................. IV-41
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Produksi Teh Bulan Januari sampai April 2021 ......................... I-3
Tabel 4.3 Standar isian Paper sack dan karung bagor.................................... IV-16
Tabel 4.17 Peta Kendali (P-Chart) Bulan Januari 2021 ................................. IV-37
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang dan persaingan bisnis yang
semakin pesat dan ketat maka para produsen berlomba-lomba untuk menghasilkan
produk dengan berkualitas tinggi. Kualitaslah yang menjadi satu-satunya kekuatan
terpenting yang membuahkan keberhasilan dan pertumbuhan perusahaan baik di
pasaran nasional maupun internasional. Untuk itu setiap perusahaan harus
mempunyai program jaminan kualitas yang efektif. Dengan pengendalian kualitas
yang efektif akan menghasilkan produktifitas yang tinggi, biaya pembuatan barang
keseluruhan yang lebih rendah serta faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan
produksi akan dapat ditekan sekecil mungkin. Kualitas menjadi faktor utama dalam
pengambilan keputusan konsumen sebelum membeli barang dan jasa, akibatnya
kualitas merupakan faktor utama dalam keberhasilan suatu produk dipasaran.
Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk
menjaga kestabilan mutu.
PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh Cisaruni merupakan salah satu
perusahaan teh yang berada di Kabupaten Garut, dimana perusahaan ini dikelola
oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan yang bergerak dalam
industri pengolahan teh hitam yang sering disebut Teh hitam orthodoks dengan
pemasaran utamanya adalah teh mutu ekspor. Dengan pendistribusian daerah
pemasaran yaitu Jakarta, Cikarang dan kota-kota besar lainnya. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 yang beralamat di Jalan Raya Cikajang,
Giriawas, Cikajang Kabupaten Garut Jawa-Barat.
Kegiatan proses produksi perusahaan dilakukan selama 8 jam/hari dengan
waktu istirahat selama 1 jam kerja dengan jumlah pekerja 44 karyawan. Proses
pengolahan dari pucuk teh menjadi teh kering digunakan berbagai alat dan mesin
pasca panen yang telah disesuaikan penggunaannya serta telah ditentukan
spesifikasinya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan tingkat produksi dari
produk teh yang akan dihasilkan. Dengan jumlah produksi Teh Kebun Cisaruni
pada musim kemarau ini per harinya mencapai 20.520 kg pucuk teh per hari setara
I-1
I-2
dengan 4.560 kg bubuk teh hitam orthodoks. Proses pengolahan teh yaitu dimulai
dari pemetikan, pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi,
dan pengepakan.
Kualitas produk teh yang dihasilkan oleh perusahaan ditentukan dengan
berdasarkan karakteristik tertentu. Produk teh dikatakan berkualitas baik apabila
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau dapat diterima dengan
konsumen sebagai batas spesifikasi, dan proses yang baik yang diberikan oleh
perusahaan sebagai batas control. Teh hitam dengan kualitas yang baik akan
memberikan keuntungan bisnis bagi perusahaan, dan juga tentunya dapat
memberikan kepuasan bagi para konsumen dan menghindari keluhan para
konsumen setelah membeli produk.
Meskipun pada proses produksi teh hitam yang telah dilakukan di perusahaan
telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan
ketidaksesuaian antara teh hitam yang dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana
kualitas teh hitam yang dihasilkan mengalami kerusakan atau cacat produk dimana
persentase yang diharapkan yaitu 0,1% dan ketidaksesuaian yang terjadi atau
kegagalan mencapai 0,3%. Hal tersebut disebabkan adanya kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan dari berbagai faktor, baik dari bahan baku, tenaga
kerja, dan kinerja mesin yang digunakan dalam proses produksi dan juga faktor
alam seperti suhu. Supaya teh hitam yang dihasilkan tersebut mempunyai kualitas
yang sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan sesuai harapan
konsumen, maka perusahaan perlu melakukan kegiatan yang berdampak pada
kualitas dan menghindari produk teh hitam yang rusak atau cacat terjual ke pasar.
Pada tabel 1.1 diketahui bahwa produk cacat dalam proses pemetikan bahan baku
teh sampai dengan proses penggilingan yang ada di PT. Perkebunan Nusantara VIII
Pabrik Teh Cisaruni pada bulan januari sampai dengan april 2021 dengan penyajian
data perminggu dengan satuan Kilogram.
I-3
Tabel 1.1 Data Produksi Teh Bulan Januari sampai April 2021
JUMLAH
PERIODE/ JUMLAH
PRODUK
MINGGU PRODUKSI PROPORSI PERSENTASE%
DITOLAK
KE (Kg)
(Kg)
Januari I 13,699 36 0.003 0.3%
II 11,743 30 0.003 0.3%
III 13,241 31 0.002 0.2%
IV 10,853 27 0.002 0.2%
TOTAL 49,536 124 0.003 0.3%
Februari I 8,176 28 0.003 0.3%
II 5,004 14 0.003 0.3%
III 10,186 30 0.003 0.3%
IV 10,087 31 0.003 0.3%
TOTAL 33,453 103 0.003 0.3%
Maret I 14,332 32 0.002 0.2%
II 11,888 19 0.002 0.2%
III 18,368 41 0.002 0.2%
IV 13,378 27 0.002 0.2%
V 6,996 15 0.002 0.2%
TOTAL 64,962 134 0.002 0.2%
April I 13,206 33 0.002 0.2%
II 12,556 30 0.002 0.2%
III 13,904 36 0.003 0.3%
IV 13,068 31 0.002 0.2%
TOTAL 52,734 130 0.002 0.2%
Sumber: Hasil pengamatan penulis
Berdasarkan tabel 1.1 produksi bulan januari sampai dengan april 2021
tingkat kecacatan tertinggi yaitu 0.3% dan tingkat produk terendah yaitu 0.2%.
Tingginya produk cacat sebesar 0.3%, Seharusnya dapat ditekan dibuktikan dengan
adanya tingkat produk cacat terendah sebesar 0.2% berarti perusahaan seharusnya
mampu melakukan proses produksi dengan tingkat cacat sebesar 0,1 sampai dengan
zero defect. Dalam proses produksinya perusahaan melakukan pengendalian
kualitas dengan menetapkan batas maksimum toleransi kerusakan sebesar 0,1%
I-4
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang penguraian dari pengunpulan dan pengolahan
data penelitian
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Teknik Industri
Menurut Fredrick Winslow Taylor Teknik Industri itu adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang perancangan, perbaikan dan instalasi sebuah sistem
terintegrasi yang terdiri dari manusia (untuk manusia biasanya berhubungan erat
dengan ergonomi, mesin, metode, alat, bahan, informasi, dan energi. Disiplin ilmu
ini ditunjang oleh pengetahuan matematika, fisika, ilmu social, dan prinsip-prinsip
metode analisis perancangan dan dan desain untuk membangun dan memperbaiki
system (Taylor, 2015).
Menurut pendapat (Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo, 2017) Ilmu teknik
industri merupakan sebuah ilmu kerekayasaan yang memiliki obyek kajian sistem
integral yang terdiri dari manusia sebagai unsur utama, mesin dan material. Hasil
keluaran dari garapan ilmu ini bukan produk riil, melainkan nilai tambah (added
value). Berbeda dengan disiplin ilmu kerekayasaan lainnya, teknik industri
mengkaji secara intens proses interaksi antara manusia dengan manusia, manusia
dengan mesin dan manusia dengan material. Sedangkan interaksi antara mesin
dengan material menjadi garapan utama disiplin ilmu kerekayasaan lainnya.
Environment
People
Input Output
Equipment + Material + Information + Energy
Feedback
II-1
II-2
2.2 Produksi
2.2.1 Definisi Produksi
Produksi merupakan suatu yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan suatu barang atau jasa. Produksi di dalam suatu perusahaan adalah
hal yang penting dalam meamjukan dan mengembangkan suatu perusahaan yang
didirikan, sehingga produksi adalah kunci pokok suatu perusahaan. Jika produksi
mengalami kendala atau kemacetan, hal tersebut mengakibatkan kegiatan suatu
perusahaan akan terganggu juga sehingga perusahaan perlu memperhatikan
kegiatan produksi yang dijalankan.
Menurut Ahyari (1998) Dalam (gama, 2017), produksi merupakan kegiatan
yang dapat menimbulkan suatu manfaat baru, manfaat tersebut terdiri dari bentuk,
waktu, tempat, serta kombinasi dari manfaat tersebut. Ketika suatu kegiatan bisa
menghasilkan manfaat yang sudah ada, maka kegiatan tersebut disebut dengan
kegiatan produksi. Sedangkan Assauri (2008) mengemukakan, bahwa produksi
adalah suatu kegiatan atau proses yang yang didalamnya menyangkut dengan
pemasukan (input) dan menjadi sebuah hasil (output), hasil (output) yang dimaksud
yaitu berupa barang atau jasa.
Menurut (gama, 2017) Kualitas tidak bisa dipandang sebagai suatu ukuran
sempit yaitu kualitas produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa
pengertian tersebut di atas, dimana kualitas tidak hanya kualitas produk saja akan
tetapi sangat kompleks karena melibatkan seluruh aspek dalam organisasi serta
diluar organisasi. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima
secara universal, namun dari beberapa definisi kualitas menurut para ahli di atas
terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut
(Nasution, 2005) dalam (gama, 2017):
1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas
pada masa mendatang).
START
STUDI PENDAHULUAN
- Metode Penentuan Lokasi
- Metode Penentuan Sampel
STUDI PUSTAKA
- Studi Literatur
- Laporan Penelitian
PEMODELAN SISTEM
- Sistem-sistem Statistical
Quality Control(SQC)
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
- Check Sheet
- Histogram
- Peta Kendali (P-Chart)
KESIMPULAN DAN
SARAN
Finish
III-1
III-2
Berikut ini merupakan penjelasan definisi Operasional dan Variabel yang akan
digunakan untuk melakukan pengolahan data.
III-4
IV-4
III-5
IV-1
IV-2
Produk teh yang dihasilkan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas rasa, aroma,
warna, dan ampas yang baik. Kegiatan produksi teh Kebun Cisaruni pada musim
kemarau ini per harinya mencapai 20.520 kg pucuk teh per hari setara dengan 4.560
kg bubuk teh hitam, dengan kadar air antara 3,5% – 4,5% atau dengan standar
rendemen 22% di Perusahaan. Apabila teh yang diuji mutu telah dikatakan layak,
maka contoh produk teh selanjutnya dikirim ke Kantor Pemasaran Bersama (KPB).
Pemasaran produk dilakukan dengan cara dilelang untuk mendapatkan harga
yang paling bagus. Pelelangan seluruh produk yang dihasilkan oleh Perkebunan
Nusantara VIII dilakukan di Kantor Pemasaran Bersama, setelah mendapat harga
yang bagus produk dijual. Pengiriman produk dilakukan setelah mendapat perintah
dari kantor direksi untuk dikirim. Dimana dalam proses pemasarannya perusahaan
sering melakukan perjanjian kontrak dengan beberapa perusahaan seperti PT.
Unilever Indonesia di Cikarang, PT. Trijasa Prima International dan juga PT.
Unitan Sejahtera Sejati yang berada di Jakarta. Pembeli teh merupakan utusan dari
perusahaan negara tetangga maupun perusahaan dalam negeri.
A. Hasil Produksi
PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh Cisaruni adalah suatu
perusahaan yang memproduksi teh hitam. Dengan hasil produksi yaitu Teh
Hitam Orthodoks dengan mutu ekspor dan lokal. Teh hitam mutu ekspor
merupakan kualitas teh mutu I dan mutu II, dan Teh hitam mutu lokal yaitu
kualitas teh mutu III, dimana produk utama dari perusahaan ini yaitu teh
hitam orthodoks dengan kualitas Mutu ekspor.
IV-4
Berikut ini merupakan hasil jenis teh berdasarkan mutu I, II, dan III.
Tabel 4.1 Jenis Teh Hitam Orthodoks
Kualitas Ekspor
Mutu I Mutu II
1. BOPF 1. PF II
2. P. FANN 2. FANN II
3. DUST
4. BT
5. BP
Kualitas Lokal
Mutu III
1. BM
2. FLUFF
Sumber: Standard Operational Procedure PTPN VIII, 2008
Tabel 3.1 menampilkan nama jenis-jenis teh hitam berdasarkan dengan
Mutu I, II, dan III, yaitu Mutu I terdiri dari jenis teh Broken Orangen Pecco
Fanning (BOPF), Pecco Fanning (P. Fann), DUST, Broken Tea (BT), dan
Broken Pecco (BP). Mutu II terdiri dari jenis teh Pecco Fanning II (PF II),
FANNING II. Mutu III terdiri dari jenis teh Broken Mix (BM) dan FLUFF.
B. Bahan Baku Produksi
Bahan Baku dalam pengolahan produknya memiliki proses produksi
sesuai dengan produk yang akan dibuat. Untuk saat ini perusahaan sudah
melakukan standarisasi dalam sebuah satu kali pengolahan teh, yaitu hanya
dengan Pucuk Teh Pilihan dengan kualitas yang terbaik.
IV-5
C. Mesin
PT Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh Cisaruni dalam proses
produksinya saat pelayuan sampai dengan pengepakan yaitu Mesin Withering
Trough untuk proses pelayuan, Mesin Open Top Roller(OTR) dan Double
India Ball Breaker Net Sortir (DIBN) untuk penggilingan, Mesin Convenyor
DIBN I dan Rotorvane 15” untuk pencacahan bubuk teh, Two Stage Drier
(TSD) untuk pengeringan, Mesin ITX (Innova Tea Extractor), Tea Cutter,
Theewan/Fan II, Vibrex Fiber Extractor, Chouta Shifter untuk sortasi, Alat
timbangan atau pengujian halogen moisture dan Tea densimeter untuk
pengujian teh, Mesin tea bulker dan tea packer untuk menampung bubuk teh
masing-masing jenis hasil teh jadi.
D. Proses Produksi
PT Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh Cisaruni melakukan proses
produksi berdasarkan pesanan order atau disebut Make To Order, Dimana
proses ini dilakukan terhadap produk sesuai dengan pesanan konsumen dalam
produk teh hitam dan kualitas teh yang digunakan. Adapun Make To Stock
digunakan sebagai persediaan barang digudang terhadap pesanan yang sering
terjadi dan diproduksi setiap harinya seperti produk Teh Hitam Orthodoks
dengan berbagai jenisnya.
Pada gambar 4.1 dijelaskan mengenai diagram alur proses produksi dan juga
Peta proses operasi yang ada didalam perusahaan.
IV-6
START
Pemetikan
Pelayuan
Penggilingan
QC
Oksidasi Enzimatis
Pengeringan
Sortasi
Pengepakan
Penyimpanan
Pengiriman
END
Gambar 4.1 Diagram Alur Proses Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII
IV-7
30 m Dibeberkan
O-1 (Withering
Though)
Diberi Udara
300 m Panas
O-3
(Withering
Though)
30 m Dibalikkan
O-4 (Withering
Though)
10 m Diperiksa
Pengujian MC Layuan
I-2
(pucuk layu)
(Moisture Halogen)
12 m
Diturunkan
O-5
(Roda Jublag)
50 m Digiling
O-6
(Open Top Roller)
140 m Difermentasi
O-7
(Baki Oksidasi)
22 m
Dikeringkan
O-8
(Two Stage Drier)
Diperiksa
10 m (Pengujian MC Bubuk
I-3 Teh Kering (Inner and
Outer)
(Moisture Halogen)
20 m Disortasi
O-9 (ITX (Innova
Tea Extractor))
Diperiksa
10 m
(Pengujian MC Bubuk
I-4 Teh jadi (Inner and
Outer)
(Moisture Halogen)
25 m Dikepak
(Conveyor)
O-10
(Tea Bulker)
RINGKASAN (Tea Packer)
30 m Diperiksa
WAKTU
KEGIATAN JUMLAH I-5
(Pengujian densitas
(JAM) dan hasil pengepakan)
10 15,29 (Gudang Bahan Jadi)
OPERASI
PEMERIKSAAN 5 1,10
TOTAL 14 16,39
4. Penggilingan
Tujuan utama dari penggilingan pucuk teh yang telah layu ini adalah
untuk mengawali proses oksidasi enzimatis agar berlangsung dengan
sempurna sehingga diperlukan perusakan dinding sel daun agar cairan sel
keluar semaksimal mungkin ke permukaan. Akibat dari dinding sel daun yang
rusak maka memungkinkan terjadinya pencampuran senyawa kimia dan
masuknya oksigen dari udara ke dalam sel daun. Adapun tujuan lain
penggilingan adalah untuk menggulung pucuk teh sehingga hasil keringan
(teh jadi) lebih curly juga untuk mendapatkan partikel teh yang dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengolahan selanjutnya yaitu
oksidasi enzimatis, pengeringan, dan sortasi. Proses penggilingan harus dapat
menghasilkan partikel teh dengan tekstur dan ukuran yang homogen serta
bentuk dan penampakan (appearance) tertentu.
Mesin yang digunakan untuk penggilingan di pabrik pengolahan teh
hitam ortodoks Kebun Cisaruni ini adalah Open Top Roller (OTR), rollovane,
dan rotorvane 15”. Setiap mesin ini memiliki fungsi yang berbeda-beda dan
kapasitas yang berbeda. Untuk pendistribusian pucuk teh ini menggunakan
conveyor.
5. Oksidasi Enzimatis
Proses oksidasi enzimatis atau fermentasi ini masih berlangsung di
ruang penggilingan. Proses ini bertujuan untuk mengubah polifenol
(flavonoids) menjadi senyawa yang membantuk karakteristik dan sifat teh
hitam. Selama proses ini dihasilkan senyawa theaflavin dan therubigin yang
akan menentukan sifat air seduhan (strength, colour, quality, dan brinkness).
Karakter appearance yang dapat timbul pada proses ini adalah blackish dan
brownish. Proses oksidasi enzimatis dilakukan setelah bubuk teh selesai
disortasi basah.
Proses oksidasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air
dalam bahan, temperatur dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan
dan tersedianya oksigen. Proses oksidasi enzimatis ini dapat terjadi suhu
ruangan oksidasi enzimatis adalah 16-24o C. Suhu ini sangat berpengaruh
terhadap cita rasa dan sifat mutu dalam bahan. Kelembaban udara pada ruang
IV-11
oksidasi berkisar antara 90-95%, karena jika kondisi udara kurang lembab
maka akan menghasilkan teh yang memiliki kenampakan gelap (dull), baik
pada air seduhan maupun pada ampas seduhan.
6. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses menurunkan kadar air sampai batasnya
yaitu 2,0 sampai dengan 3,5 dalam mesin pengering dengan menggunakan
udara panas sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Tujuan dari proses
pengeringan ini adalah untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dalam
bubuk teh pada saat kondisi zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan
optimal dan menentukan mutu akhir teh hitam yang dihasilkan. Proses
penurunan kadar air bubuk teh dalam mesin pengering dengan menggunakan
aliran udara panas, sekaligus mensterilkan dari kemungkinan adanya bakteri
pada bubuk teh yang dibawa dari proses sebelumnya dan mempermudah
proses sortasi.
7. Sortasi
Bubuk teh hasil pengeringan ini masih heterogen dan masih
mengandung debu serta tulang daun serta kandungan lain yang dapat
berpengaruh terhadap mutu teh sehingga diperlukan proses sortasi yang
bertujuan untuk memperoleh partikel teh yang seragam dalam ukuran,
densitas dan kebersihan dari kandungan serat atau tulang sesuai standar yang
telah ditentukan dan diinginkan oleh konsumen atau pasar. Proses sortasi ini
harus dilakukan dengan segara untuk menjaga kadar air bubuk teh.
Pada proses sortasi ini akan terbagi menjadi tiga mutu, yaitu mutu I,
mutu II, dan mutu III. Proses sortasi ini menggunakan beberapa mesin seperti
ITX (Innova Tea Extractor), Tea Cutter, Theewan/Fan II, guna menghasilkan
teh yang sesuai dengan mutu yang terdapat pada Standard Operational
Procedure (SOP).
IV-12
8. Quality Control
Pengujian mutu bertujuan untuk mengetahui spesifikasi teknis
dikontrol dengan baik dan mengetahui kesesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan standar yang ditetapkan mulai dari penerimaan bahan baku
pucuk sampai teh jadi siap dikirim. Prinsip pengujian mutu ini untuk
mengidentifikasi teh yang sesuai untuk dipasarkan, tidak cacat, dan tidak
terkontaminasi sehingga dapat menjamin bahwa teh jadi yang dihasilkan
masuk dalam kategori minimal medium namun harus tetap diupayakan
mencapai best medium atau best quality. Standar kualitas Teh yang baik
sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan, Standarisasi kualitas teh hitam orthodoks di PT
Perkebunan Nusantara VIII yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Standar Kualitas Jenis Teh
Mutu I Mutu II Mutu III
1. BOPF 1. PF II 1. BM
2. P. FANN 2. FANN II 2. FLUFF
3. DUST
4. BT
5. BP
Sumber: Standar Operational Procedure PTPN VIII, 2008
Tabel 3.2 Menampilkan jenis-jenis teh berdasarkan kualitas atau mutu teh
hitam orthodoks yaitu Mutu I, II, dan III. Berikut ini merupakan kriteria
standar kualitas teh setiap mutu dan juga pembahasan kualitas teh yang baik
dan kurang baik.
a) Standar Kualitas Teh Baik
Kriteria kualitas teh yang baik dilihat dari warna bubuk teh jadi yaitu
blackish atau berwarna hitam mengkilat, warna air brigh red dan coloury
yaitu warna air teh yang berwarna kemerahan atau mempunyai warna yang
khas, mempunyai rasa Strenght, brisk dan Good Strenght yaitu rasa teh yang
tergolong pekat.
IV-13
Paper sack ini terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan luar adalah kertas
82 gsm wet strength, dua lapisan 72 gsm high performance kraft, dan satu
lapisan 112 gsm alumunium foil. Ketebalan paper sack setelah diisi maksimal
20 cm. Karung bagor berukuran 120 cm x 80 cm. Setiap paper sack dan
karung bagor dilengkapi dengan identitas bubuk teh jadi seperti nama kebun,
jenis, nomor sack, nomor chop, bruto, dan netto. Berat isian setiap paper sack
dan karung bagor ini berbeda sesuai dengan standar yang ditentukan.
Pengepakan dilakukan saat persedian di dalam peti miring sudah
mencukupi kebutuhan. Peti miring merupakan tempat penyimpanan bubuk
teh jadi sementara sebelum dilakukan pengepakan. Dimensi dari peti miring
ini adalah 1.54m x 1.54m x 3.6m dengan lubang di bagian bawah yang
berfungsi untuk mengeluarkan bubuk teh jadi dalam peti miring.
Bubuk teh jadi dari peti miring dimasukan kedalam tea bulker melalui
conveyor. Tea bulker merupakan mesin yang berfungsi untuk pengblendnan
bubuk teh hitam sehingga menghasilkan kualitas teh yang seragam dari peti
miring sebelum proses dimasukannya kedalam paper sack. Tea Bulker
berbentuk seperti silinder bersudut dengan 8 segmen di dalamnya. Prinsip
kerjanya dengan memasukkan bubuk teh yang berasal dari peti miring ke atas
Tea Bulker menggunakan conveyor secara teratur sehingga bubuk tercampur
merata. Ketika corong pengeluaran di bagian bawahnya dibuka, bubuk teh
dari kedelapan segmen tersebut akan keluar secara bersamaan ke conveyor
menuju Tea Packer. Diatas conveyor belt antara tea bulker dan tea packer
terdapat magnetic trap yang berfungsi sebagai perangkap logam yang
tercampur dengan bubuk teh jadi.
Tea packer berfungsi untuk menampung bubuk teh dari tea bulker yang
siap untuk dikemas. Tea packer ini berbentuk seperti silinder bersudut yang
dibagian bawahnya terdapat dua corong pengeluaran. Cara kerja dari tea
packer adalah paper sack disiapkan dibawah corong pengeluaran, kemudian
corong dibuka sehingga bubuk teh akan keluar dan ditampung dengan paper
sack.
IV-16
Paper sack yang telah penuh lalu ditimbang, setelah sesuai dengan
standar lalu paper sack dilipat dan ditutup. Selanjutnya paper sack dibentuk
dengan menggunakan bag shaper. Selain untuk membentuk paper sack,
fungsi dari bag shaper ini adalah untuk meratakan bubuk teh di dalam paper
sack. Di bagian atas bag shaper terdapat besi yang berfungsi untuk mengatur
ketinggian paper sack yaitu 20 cm. Bag shaper ini dilengkapi dengan vibrator
yang berfungsi untuk meratakan bubuk teh jadi ke dalam semua bagiah paper
sack.
Bubuk teh jadi yang telah dikemas dengan menggunakan paper sack
atau karung bagor disimpan diatas kayu atau biasa disebut dengan bottom
pallet yang berukuran 112cm x 112cm x 15cm. Kayu yang digunakan juga
harus memenuhi persyaratan ISPM 15, yaitu kadar air kayu maksimal 20%,
telah difumigasi, dan bebas dari mata kayu, kulit kayu dan seluruh permukaan
kayu telah diserut.
Berikut ini merupakan standar isian Paper Sack dan karung bagor.
Tabel 4.3 Standar isian Paper sack dan karung bagor
Isian per Jumlah Chop
Jenis sack/karung (sack/karung)
(kg) Besar Kecil
BOP F 51 40 20
PF 55 40 20
DUST 62 40 20
BT 40 40 20
BP 63 40 20
PF II 56 40 20
FANN II 57 40 -
BM 50 40 -
FLUFF 35 40 -
Sumber: Standar Operational Procedure PTPN VIII, 2008
IV-17
10. Penyimpanan
Setelah pengepakan dan pengemasan selesai hasil teh jadi disimpan di
gudang bahan jadi, tujuan agar hasil jadi teh hitam orthodoks dapat tersimpan
rapih sesuai dengan jenis dan ukuran teh hitam orthodox. Penyimpanan hasil
pengepakan berjarak minimal 30 cm dari dinding bangunan gudang,
dipisahkan antara chop, KB dan KBA serta penyimpanannya harus
menggunakan alas kayu atau bottom pallet. Kelembaban ruangan
penyimpanan maksimum 70%
11. Pengiriman
Proses pengiriman produk yang sudah lolos pengujian mutu dari
gudang pabrik ke gudang pihak ketiga atau ke kebun seinduk dengan
menggunakan kendaraan truk, Tujuan pengangkutan menggunakan
kendaraan kebun dan kendaraan pihak ketiga untuk menjamin teh jadi tiba di
tempat tujuan dalam kondisi baik dan utuh sesuai dengan pesanan dan
persyaratan.
4.1.4 Pengendalian Kualitas PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh
Cisaruni
Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII
Kebun Cisaruni Afdelling pabrik Cisaruni dalam mengendalikan kualitas teh hitam
orthodoks yang dihasilkan, perusahaan melakukan tiga tahapan antara lain:
A. Pengendalian Bahan Baku
Bahan baku adalah faktor penting dalam menentukan suatu kualitas produk
yang dihasilkan. Perusahaan dalam menjaga kualitas yang dihasilkan selalu melihat
dan melakukan SOP (Standard Operasional Procedure) yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Pemetikan pucuk teh yang dilakukan di kebun sangat berpengaruh
terhadap kualitas daun teh, selain daun teh yang baik juga dihasilkan dari tanaman
teh yang ada di kebun juga baik.
Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan antara lain seperti
pemeliharaan tanaman teh, pemetikan yang terkendali, teknik pemetikan yang
benar, pengangkutan pucuk teh yang benar, dan pemangkasan pada tanaman teh
kurang produktif.
IV-18
Tabel lanjutan
Pengangkutan Ke Pabrik a. Dilakukan dengan segera
b. Isi pucuk tiap waring sack
maksimal 25 kg dengan ukuran
keliling warung sack 126-140
cmdan tinggi 100 cm sudah
diikat. Kapastitas truk dengan
ukuran luas bak truk maksimal
tujuh waring sack per m2
dengan skala terkecil sebesar 10
kg dan skala terbesar adalah
10.000 kg.
(Sumber: Afdelling Pabrik Cisaruni, 2021)
Pengendalian yang dilakukan perusahaan mengenai pengendalian bahan baku
yaitu bertujuan supaya bahan baku yang berupa pucuk teh dapat sesuai dengan
kualitas yang diinginkan perusahaan dan menghasilkan kualitas yang terbaik.
Pengendalian tersebut dilakukan seperti tabel diatas dari perlakuan pemetikan
pucuk yang baik, perawatan tanaman dari gulma dan penyakit, analisa petik dan
pengangkutan bahan baku.
Pengendalian bahan baku dilakukan di pabrik, pengendalian tersebut juga
untuk memastikan kualitas bahan baku yang berasal dari kebun sudah sesuai dengan
SOP yang sudah ditentukan atau belum. Pengendalian tersebut dilakukan dengan
cara memeriksa pucuk teh dengan cara potes atau analisa pucuk. Pengendalian
kualitas bahan baku di pabrik bisa dilihat pada tabel.
IV-20
1. Penerimaan Pucuk
Pengendalian kualitas penerimaan pucuk yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menjaga pucuk teh yang telah dipanen dikebun diperiksa
dan dikumpulkan untuk ditimbang, kemudian diangkut dengan menggunakan
truk untuk dibawa ke ruang pelayuan untuk awal proses pengolahan menjadi teh
hitam. Pengendalian penerimaan pucuk bisa dilihat pada tabel.
Tabel 4.6 Pengendalian mutu penerimaan pucuk
Keterangan Pengendalian
Penimbangan Dengan menggunakan jembatan
timbang, timbangan selter,
Kapasitas timbangan 1 waring sack.
3. Turun Layu
Pengendalian kualitas turun layu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan agar kualitas pucuk teh yang sudah layu dapat terjaga kualitasnya.
Pengendalian tersebut dilakukan sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Tabel 4.8 Pengendalian mutu turun layu
Keterangan Pengendalian
Penurunan pucuk layu Diurutkan sesuai dengan tingkat
layu
Pengangkutan dengan roda (jublag) Maksimal satu roda (jublag)
Berat isian pucuk tiap 1 roda 70-100 kg
(jublag)
Pengisian pucuk layu ke setiap Disesuaikan dengan kapasitasnya
OTR (Open Top Roller) dan pengisian ke dalam OTR ini
dilakukan secara merata selama 10
menit
(Sumber: Afdelling Pabrik Cisaruni, 2021)
5. Oksidasi Enzimatis
Pengendalian oksidasi enzimatis atau fermentasi itu merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga bubuk teh yang akan
difermentasi. Pengendalian oksidasi enzimatis atau fermentasi dilakukan sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengendalian tersebut
dimulai dari menetapkan ketebalan hamparan bubuk teh sampai menjaga
kelembaban ruangan saat proses fermentasi.
Tabel 4.10 Pengendalian mutu oksidasi enzimatis
Keterangan Pengendalian
Ketebalan hamparan bubuk Berkisar 5-12 cm
teh pada baki
Suhu bubuk basah 24 - 28ºC
Lama fermentasi 1) Broken grade, small grade:
• Bubuk I : 120-210 menit
• Bubuk II : 110-200 menit
• Bubuk III : 120-190 menit
• Bubuk IV : 130-190 menit
• Badag : 130-190 menit
Suhu ruang 16 - 24 ºC
Kelembaban ruangan 90 - 95%
(Sumber: Afdelling Pabrik Cisaruni, 2021)
Bubuk teh yang telah disortasi basah dipindahkan ke baki oksidasi dengan
berat bubuk rata-rata dalam satu baki adalah 12 kg dengan tebal 5-12 cm. Suhu
udara pada sebaran bubuk juga perlu diperhatikan yaitu berkisar antara 24-28o C.
Jika suhu dan kelembaban udara terlalu rendah di ruangan oksidasi enzimatis
maka ketebalan bubuk pada baki oksidasi enzimatis diatur sesuai dengan
kebutuhan.
Sasaran dari oksidasi enzimatis ini yaitu tercapainya kematangan bubuk
(mellow character) dengan indikator warna air (bright red & coloury), kekuatan
(good strength, strength, some trength, flavoury, brisk, pungency), ampas (very
bright, coppery, bright). Keberhasilan dari proses oksidasi enzimatis ditandai
dengan adanya perubahan warna pada bubuk menjadi merah tembaga.
IV-26
6. Pengeringan
Pengendalian kualitas pada proses pengeringan itu merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kualitas teh yang dikeringkan.
Pengendalian tersebut dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Pengendalian tersebut dimulai dari menjaga suhu pengeringan.
Pengendalian kualitas pengeringan bisa dilihat pada tabel 4.11.
Data tabel 4.15 diatas merupakan hasil produksi teh hitam pada bulan Januari
sampai dengan bulan April tahun 2021, dimana produksi yaitu sebesar 232,388 kg
dengan teh hitam mutu ekspor sebesar 200,685 kg, teh hitam mutu lokal sebesar
31,703 kg, dan teh hitam yang tidak sesuai standar sebesar 491 kg.
4.2.2 Histogram
Pembuatan histogram ini bertujuan untuk menjelaskan data dengan jelas
secara visual dalam bentuk grafik balok yang memperlihatkan nilai dari angka
produksi. Berikut merupakan gambar grafik histogram produksi teh hitam pada
bulan januari sampai dengan april 2021.
Berdasarkan hasil uraian perhitungan sebelumnya, maka dapat dilihat pada gambar
4.4 diagram pareto berdasarkan jenis kecacatan produk di PT. Perkebunan
Nusantara VIII Pabrik Teh Cisaruni.
Diagram Pareto
250 120,00%
100,00%
200
80,00%
150
60,00%
100
40,00%
50
20,00%
0 0,00%
Teh Terkontaminasi Teh Nyeupan Over Pelayuan
JUMLAH Komulatif
Gambar 4.4 Jenis kecacatan Produk PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Teh
Cisaruni.
Pada uraian gambar 4.4 yang disajikan dengan diagram pareto, penyebab
kecacatan ada tiga yaitu teh terkontaminasi, teh nyeupan dan over pelayuan,
berdasarkan persentase penyebab cacat yang paling berpengaruh atau yang paling
dominan adalah teh terkontaminasi dengan nilai persentase 45,4%. Penyebab kedua
yaitu teh nyeupan dengan persentase 29,7% dan yang paling terakhir yaitu teh over
pelayuan dengan persentase 24,9%
𝑛𝑝𝑖
𝑃=
𝑛𝑖
36
𝑃=
13,699
= 0,00262793
Keterangan:
npi = jumlah kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi dalam
subgrup (kg/produksi)
ni = Jumlah total pengamatan pada setiap sampel yang selalu bervariasi dalam
subgroup.
Garis pusat adalah rata-rata kerusakan produk (p) dengan nilai ni = 200,685
dan np = 491
Σ𝑛𝑝𝑖
𝐶𝐿 = 𝑝 =
Σ𝑛𝑖
491
𝐶𝐿 = 𝑝 =
200,685
= 0,002446625
Keterangan:
∑npi = Jumlah total kerusakan yang ada
𝑝 (1 − 𝑝)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝 + 𝑛 √
𝑛𝑖
0.00262792(1 − 0.00262792)
𝑈𝐶𝐿 = 0.00262793 + 3√
13,699
= 0,00394017
Keterangan:
p = rata-rata produksi yang rusak dalam sampel
ni = jumlah pengamatan pada setiap sampel
n = batas toleransi (3)
Dalam setiap rencana akan terdapat akan terdapat penyimpangan, maka
dari itu perlu disediakan toleransi penyimpangan. Dalam statistik untuk
memperoleh tingkat kepercayaan 99% maka batas toleransi sebesar 3
(Indranata, 2008) dalam (Elmas, 2017).
𝑝 (1 − 𝑝)
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝 − 𝑛√
𝑛𝑖
Berikut ini merupakan hasil perhitungan peta kendali (P Chart) bulan januari
sampai dengan bulan april 2021.
Tabel 4.17 Peta Kendali (P-Chart) Bulan Januari 2021
Mutu
Teh
Ekspor
Hitam
tidak Proporsi
Periode Mutu UCL CL LCL
sesuai kerusakan
Ekspor
standar(
(kg)
kg)
Jan I 13699 36 0.0026 0.0039 0.0024 0.0013
II 11743 30 0.0026 0.0040 0.0024 0.0012
III 13241 31 0.0023 0.0036 0.0024 0.0011
IV 10853 27 0.0025 0.0039 0.0024 0.0011
Feb I 8176 28 0.0034 0.0054 0.0024 0.0015
II 5004 14 0.0028 0.0050 0.0024 0.0006
III 10186 30 0.0029 0.0046 0.0024 0.0013
IV 10087 31 0.0031 0.0047 0.0024 0.0014
Mar I 14332 32 0.0022 0.0034 0.0024 0.0010
II 11888 19 0.0016 0.0027 0.0024 0.0005
III 18368 41 0.0022 0.0033 0.0024 0.0012
IV 13378 27 0.0020 0.0032 0.0024 0.0009
V 6996 15 0.0021 0.0038 0.0024 0.0005
Apr I 13206 33 0.0025 0.0038 0.0024 0.0012
II 12556 30 0.0024 0.0037 0.0024 0.0011
III 13904 36 0.0026 0.0039 0.0024 0.0013
IV 13068 31 0.0024 0.0036 0.0024 0.0011
Total 200685 491
Rata-rata 0,00245
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah produksi teh hitam pada bulan
Januari sampai dengan April 2021 yaitu sebesar 232,388 kg dengan jumlah teh
hitam mutu ekspor sebesar 200,685 dan teh hitam mutu ekspor yang tidak sesuai
standar sebesar 491 kg, proporsi kerusakan teh hitam sebesar 0,016 – 0,034, serta
rata-rata teh hitam yang tidak sesuai standar (CL) sebesar 0,0024; batas kendali atas
teh hitam (UCL) sebesar 0,0027 – 0,0054: dan batas kendali bawah teh hitam (LCL)
sebesar 0,0005 – 0,0015.
IV-38
1. Jika P < LCL, berarti semua sampel berada dalam daerah terima (UCL) maka
periksa penyebabnya.
2. Jika LCL <P> UCL, berarti semua sampel berada dalam daerah terima disebut
sampel berperilaku normal atau kapabilitas proses baik.
3. Jika P > UCL, berarti sampel melompat ke atas diluar daerah terima (UCL)
atau dapat dikatakan kapabilitas proses rendah maka periksa penyebabnya
dan ambil tindakan perbaikan melalui peningkatan kinerja dalam kegiatan
proses produksi.
Karena P lebih banyak berada diantara UCL dan LCL maka kapabilitas proses
berjalan baik, sehingga mampu menjelaskan bahwa kapabilitas proses mampu
memenuhi spesifikasi batas toleransi yang diinginkan, Untuk lebih jelas bisa dilihat
dalam grafik pada gambar 3.2
0,0050
0,0040
0,0030
0,0020
0,0010
0,0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
c) Over Pelayuan
Kondisi teh yang terlalu kering sebelum masuknya ke dalam proses
penggilingan, dimana penyebabnya saat proses pelayuan waring net yang ada di
dalam Withering Trough (WT) sobek yang membuat pucuk teh menjadi terjatuh
dan menyebabkan kering dan nampak berwarna kecoklatan pada teh nya. Teh yang
sudah over pelayuan kurang layak apabila dilanjutkan ke dalam tahap proses
selanjutnya.
Berikut ini Gambar 4.6 merupakan Fishbone Diagram dari setiap jenis kecacatan
yang ada.
Manusia Metode
Pengisian pucuk
teh over capacity Instruksi kerja
5.2 Saran
V-1
DAFTAR PUSTAKA
V-vii
LAMPIRAN
V-viii