Oleh:
Afif Handoyo
NIM. 3082020001
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Mesin Listrik.
Dengan pertemuan selama tiga minggu kami memahami tentang alat-alat ukur
yang digunakan untuk mengukur serta mengetahui daya/tegangan yang ada pada
Motor Listrik 3 fasa.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Tahanan Isolasi Stator Motor Tegangan Rendah …...……………
17
Tabel 3.2 Nilai Tahanan Isolasi Stator Motor Tegangan Menengah …..
………….18
Tabel 3.3 Alat dan Bahan
………………………………………………………...19
Tabel 3.4 Memeriksa Kondisi Baik atau Buruk Pada Motor 3 Fasa
……………...26
Tabel 3.5 Data pengukuran motor 3 fasa 5,5 HP …………………………………
28
Tabel 3.6 Mengukur nilai tahanan isolasi pada motor 3 fasa
……………………..29
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya.
Perbedaan fasa pada motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut
yang menjadi pembeda antara motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan
rotor. Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa
disebut dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap
sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter.
Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3
fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan
statornya terbuat dari bahan yang sama.
Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah
tipe motor induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian
pada setiap bagiannya disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut,
terjadi hubungan singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang
lainnya. Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana.
Bila sumber tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan tertentu. besarnya kecepatan tersebut dapat diukur
menggunakan sebuah rumus Ns = 120 f/P. Dimana Ns adalah kecepatan putar, f
adalah frekwensi sumber, dan P adalah kutub motor.
Perlu diketahui bahwa medan putar stator akan memotong batang konduktor
yang ada pada rotor, sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul
GGL induksi. GGL akan menghasilkan arus (I) serta gaya (F) pada rotor. Agar
GGL
induksi timbul, diperlukan perbedaan antara kecepatan medan putar yang ada
pada stator (ns) dengan kecepatan berputar yang ada pada rotor (nr).
1
Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat
dinyatakan dengan rumus s= (ns – nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL induksi
tidak akan timbul, dan arus tidak akan mengalir pada batang konduktor (rotor),
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Berdasarkan cara kerja tersebut, motor 3
fasa juga dapat disebut sebagai motor tak serempak atau motor asinkron.
1.3 Manfaat
Adapun penyusunan laporan Praktikum diharapkan diperoleh manfaat
sebagai serikut :
Adapun manfaat dari laporan Praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan teori yang di dapatkan dari praktikum ke-dunia kerja dan dapat
menambah pemahaman tentang Motor Listrik 3 Fasa serta penggunaan alat ukur
yang digunakan.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
VISI
“Menjadi Program Studi yang Berdaya Saing Tinggi dalam Menghasilkan Tenaga
Ahli Vokasional di Bidang Teknik Elektro untuk Mendukung Visi Lembaga
Sebagai Politeknik Unggul dan Terkemuka di Indonesia pada tahun 2030”
3
MISI
1.) Menyelenggarakan pengelolaan Program Studi D3 Teknik Elektro
Politeknik
secara profesional, transparan dan akuntabel;
2.) Menyelenggarakan pendidikan Program Studi D3 Teknik Elektro Politeknik
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berstandar
pendidikan kepoliteknikan dan KKNI yang fleksibel sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berorientasi
terapan;
3.) Menyelenggarakan penelitian terapan yang berorientasi kepada kepentingan
masyarakat, dunia kerja, dan memberikan kontribusi positif pada
pengembangan kegiatan akademik.
TUJUAN
1) Tujuan dibentuknya program studi Teknik Elektro, yaitu:
Menciptakan sistem pengelolaan Program Studi D3 Teknik Elektro
Politeknik yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel sehingga dapat
meningkatkan daya saing dan pencitraan publik institusi Politeknik di
pasar kerja.
2) Menghasilkan lulusan D3 Politeknik bidang keahlian Teknik Elektro yang
berkualitas dan kompeten dibidangnya.
3) Menghasilkan produk penelitian terapan yang berkualitas berupa publikasi
ilmiah, paten atau produk komersial yang bermanfaat bagi kepentingan
dan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat.
4
2) Menjadi Ahli Madya yang mampu merencanakan dan mempersiapkan
pekerjaan pemasangan, mengidentifikasi penyimpangan hasil pemasangan
dan membuat laporan pelaksanaan, dengan memperhatikan syarat teknis
terkait keamanan, keselamatan dan aspek lingkungan pada wilayah kerja
instalansi listrik dan pemanfaatannya (Electrical supervisor bidang
Konstruksi).
3) Menjadi Ahli Madya yang mampu merencanakan dan mempersiapkan
kegiatan pemeliharaan, melaksanakan pemeliharaan, memeriksa dan
menguji hasil pemeliharaan, membuat laporan pemeliharaan, dengan
memperhatikan syarat teknis terkait dengan keamanan, keselamatan dan
aspek lingkungan pada wilayah kerja instalansi listrik pemanfaat dan
jaringan distribusi tegangan menengah (Electrical supervisor bidang
Pemeliharaan).
4) Menjadi Ahli Madya yang mampu merencanakan operasi, mempersiapkan
operasi, mengoperasikan, mengidentifikasi kelainan operasi, membuat
laporan pengoperasian, dengan memperhatikan syarat teknis dengan
keamanan, keselamatan dan aspek lingkungan pada wilayah kerja
instalansi listrik pemanfaat, gardu konsumen (Electrical supervisor bidang
Operasi).
5) Menjadi Ahli Madya yang memahami regulasi pengusahaan instalasi
listrik, mampu membuat dokumen tender, melaksanakan pekerjaan
kontraktor instalasi listrik dengan memperhatikan syarat teknis terkait
regulasi, pajak, dan perijinan (Electrical installation contractor).
KOMPETENSI PENDUKUNG
1.) Mampu menguasai konsep teoritis kelistrikan, elektronika, instrumentasi
dan pengukuran, mesin listrik dan ilmu bahan.
2.) Mampu menguasai prinsip dan teknik : Matematika Terapan, Mesin
Listrik, PLC, Sistem Kendali, Rancangan Listrik, Instalasi Listrik,
Mikrocontroller, Sistem Pembangkit, Trafo, Kubikal, Sistem Proteksi,
5
Sistem Distribusi, CAD, Instalasi Tegangan Menengah, Elektronika Daya,
Pemograman Komputer dan Gambar Teknik.
3.) Mampu menguasai pengetahuan prosedural antara lain: Managemen
Proyek, K3, SOP dan Standarisasi, Kewirausahaan, serta Etika Profesi.
4.) Menguasai pengetahuan Teknik dan Teknologi isu terkini yang terkait
dengan bidang ketenagalistrikan.
5.) Mampu menunjukkan kinerja yang bermutu dan terukur.
6.) Mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovasi dalam
menyelesaikan pekerjaan.
7.) Mampu menguasai salah satu bahasa asing, yaitu bahasa Inggris minimal
pasif.
8.) Mampu menerapkan manajemen leadership.
STRUKTUR ORGANISASI
6
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir
Mulai
Persiapan P3K
Pembekalan Materi
Menyiapkan
Alat dan Bahan
Memeriksa
Alat dan Bahan
Memulai Praktikum
Data Awal
Pembongkaran
Pemasangan
Selesai
7
Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2 Perlengkapan K3
Keselamatan dan kesehatan kerja atau biasa disebut dengan istilah K3 wajib
diterapkan pada setiap proyek pembangunan, entah itu dalam skala kecil maupun
besar. Dimana K3 sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan
guna memberikan jaminan kesehatan serta keselamatan bagi para tenaga kerja.
- Wearpack
- Sepatu Pelindung
- Masker
- Sarung Tangan
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan
rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit
(air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga
fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan
(wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan
yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor)
yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam
terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
8
Gambar 3.2 Motor Listrik 3 fasa
o Pada panel listrik 3 phase, kabel power yang berasal dari sumber langsung
PLN pasti masuk ke komponen elektrik yang bernama MCCB. Secara
umum, tidak ada perbedaan yang signifikan antara MCCB dan MCB,
keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai produk safety pada satu
komponen tertentu.
o Jika dalam panel listrik tersebut tidak mendapati unit MCB, sudah
seharusnya kalian untuk melakukan pembelian hingga pemasangan unit
MCB terlebih dahulu. Letakkan pada bar yang tersedia, jika tidak ada juga
silahkan menambahkan dudukan agar MCB bisa terpasang dengan baik.
9
keluar sudah menjadi 220 Volt dan bisa digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga.
o Untuk melengkapi penjelasan dari ke empat poin di atas, kami juga sudah
membuat contoh rangkaian sederhana yang dapat kalian lakukan sendiri di
rumah. Harus diingat juga, seluruh instalasi listrik untuk merubah
tegangan 380 Volt menjadi 220 Volt sama saja referensinya, yang menjadi
pembeda hanya penambahan unit safety
seperti arrester, dan lain sebagainya.
10
3.7 Alat Ukur Yang Digunakan
1.) Multimeter
(a) (b)
Gambar 3.4 Multimeter Digital (a) dan Multimeter Analog (b)
Berfungsi
2. Multimeter untuk mengukur
Analog/Digital Voltage (Tegangan),
Ampere (Arus Listrik),
dan Ohm
(Hambatan/resistansi)
dalam satu unit.
12
Obeng adalah perkakas
5. Obeng + - yang umum digunakan
untuk mengencangkan
dan melonggarkan
baut.
13
bantalan tidak perlu
semuanya dibuang
sehingga dapat
digunakan kembali.
9 Speedo Meter Speedometer berfungsi
sebagai alat ukur untuk
mengendalikan
kecepatan sepeda
motor saat digunakan,
dan dijadikan ukuran
untuk mengatur
kecepatan di kasawan
atau ruas jalan yang di
batasi maksimal
kecepatan kendaraan
atau minimal laju
kendaraan.
10 Mikro Bearing untuk mengurangi
gesekan dari suatu
putaran.
14
seperti tabung
12 Mistar/Penggaris Mistar penggaris biasa
dipakai untuk
mengukur benda-
benda yang berbidang
datar dengan dimensi
yang standar atau
kecil. Satu dari
macam-macam alat
ukur panjang ini
biasanya dipakai untuk
menggambar garis atau
bidang lurus.
13 Palu Karet untuk meratakan
permukaan benda yang
datar di atas mesin
frais. atau untuk
meratakan permukaan
logam yang penyok.
15
3.5 Memeriksa Alat dan Bahan
16
- Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan
17
Sumber : Gambar digoogle
Gambar 3.13 alat ukur mega ohm meter dan multi meter
18
3. Hubungkan test lead merah ke terminal V dan test lead warna hitam ke
terminal Y, bila jarum tester bergerak berarti gulungan motor kedua dalam
keadaan bagus.dan sebaliknya bila jarum tester tidak bergergerak berarti
gulungan motor dalam keadaan rusak.
4. Hubungkan test lead warna merah ke terminal W dan test lead warna hitam
bila jarum tester bergerak berarti gulungan motor ke tiga dalam keadaan
baik dan sebaliknya .bila jarum tester tidak bergerak berarti dalam keadan
tidak bergerak berarti gulungan motor rusak.
5. Bila pengukuran ketiga gulungan motor sudah selesai, maka kita sudah bisa
memastikan bahwa motor tersebut baik atau tidak. Demikianlah cara
mengukur motor listrik 3 fasa yang bisa sampaikan semoga bisa bermanfaat
bagi kita semua.
1. Siapkan alat ukur multimeter digital atau analog dan motor listrik 3 fasa
2. Lepaskan plat konduktor hubungan Star dan Delta
3. Lakukan pengukuran sebagai berikut :
Tabel 3.4 Memeriksa kondisi Baik atau Buruk pada Motor Listrik 3 Fasa
19
U2 V2 W2
U1 Baik(A) Baik(A) Baik(A)
V1 Baik(D) Baik(D) Baik(D)
W1
Grounding Baik(A) Baik(D)
20
Tabel 3.5 Data pengukuran motor 3 fasa 5,5 HP
1.) Untuk memastikan kumparan pada motor 3 fasa dalam kondisi bagus atau
tidak bisa dilakukan :
a. Pengecekkan tahanan di setiap kumparan U V W
b. Pengecekkan tahanan atas kumparan
c. Pengecekkan short body setiap kumparan U V W
2.) Standart nilai tahanan setiap kumparan pada motor 3 fasa berada pada
kuadran 2-10 Ohm.
21
1. Siapkan alat ukur Megger
2. Lepaskan konduktor fasanya
3. Lakukan pengukuran sebagai berikut :
22
4.) Motor 3 Fasa 4,12 KW/ 5,5 HP
23
3.9 Pembongkaran
3.10 Pemasangan
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1.) Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan
rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara
yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm.
2.) Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage
(Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi)
dalam satu unit.
3.) Mega Ohm Meter atau yang biasa disebut Megger merupakan salah
satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan),
Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/Resistansi) dalam satu
unit.
4.) Berdasarkan praktikum yang sudah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa tegangan 3 fasa pada motor listrik dapat diubah menjadi 1 fasa
dengan menggunakan MCB 1 fasa.
5.) Jika jarum atau angka pada alat ukur bergerak maka kondisinya baik
dan jika tidak bergerak maka motor listrik dalam kondisi rusak.
6.) Pada grounding jika bergerak maka kondisinya short
circuit/korsleting.
4.2 Saran
1.) Lebih meningkatkan lagi kerjasama pada praktikum selanjutnya,
sehingga dapat menghasilkan laporan yang berkualitas.
2.) Lebih mengefisienkan waktu terutama pada saat jam praktikum sudah
dimulai.
3.) Pentingnya pengecekkan alat-alat ukur sebelum dilakukannya
praktikum agar pada saat praktikum dimulai tidak ada lagi kendala.
25
LAMPIRAN
26