REVISI : 003
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat kami sajikan
Training Basic Electric System ini untuk kelas Basic Mechanic Course Step One.
Buku Training ini di sajikan dalam bentuk yang sederhana untuk mampu dengan mudah
dimengerti dan difahami , khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat-
alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna,
maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk
pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya buku ini.
Team Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PERISTILAHAN / GLOSSARY
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Deskripsi.........................................................................................................................1
B. Prasyarat.........................................................................................................................1
C. Petunjuk Penggunaan Modul..........................................................................................1
D. Tujuan Akhir....................................................................................................................2
E. Kompetensi.....................................................................................................................3
BAB II. PEMBELAJARAN.......................................................................................................4
A. Rencana Belajar Peserta................................................................................................4
B. Kegiatan Belajar Peserta................................................................................................5
Kegiatan Belajar 1. Prinsip Dasar Listrik.........................................................................6
Teori Elektron.............................................................................................................6
Besaran Listrik............................................................................................................8
Hukum OHM.............................................................................................................10
Arus Searah dan Arus Bolak balik............................................................................10
Tenaga Listrik............................................................................................................11
Rangkuman Materi 1.....................................................................................................13
Kegiatan Belajar 2. Komponen dan Rangkaian Listrik..................................................14
Komponen Electric....................................................................................................15
Rangkaian Electric....................................................................................................46
Rangkuman Materi 2.....................................................................................................54
Kegiatan Belajar 3. Prinsip Dasar Kemagnetan...........................................................56
Magnet......................................................................................................................57
Rangkuman Materi 3....................................................................................................69
Kegiatan Belajar 4. Tools Electric.................................................................................70
Tool Electric..............................................................................................................71
Rangkuman Materi 4.....................................................................................................77
Kegiatan Belajar 5. System Electric..............................................................................78
Starting System........................................................................................................79
Charging System......................................................................................................86
Preheating System...................................................................................................93
Rangkuman Materi 5...................................................................................................100
Kegiatan Belajar 6. Symbol dan Wiring Diagram......................................................101
Symbol dan Wiring Diagram.................................................................................102
DAFTAR GAMBAR
Alternating Current (Arus Bolak-balik) : Arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu
berubah-ubah. Dimana masing-masing terminalnya polaritas yang selalu bergantian.
Armature : Bagian dari starting motor yang dapat berputar dan mengeluarkan arus listrik.
Avometer (Multi Tester) : alat ukur yang multi guna untuk mengukur ampere, volt dan ohm.
Battery : Alat perubah energi kimia menjadi energi listrik untuk menyediakan listrik bagi
sistem kelistrikan pada unit.
Battery Relay Switch : Komponen starting system yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan negatif battery dengan body/chasis dan positif battery dengan starting
motor.
Charging System : Suatu sistem yang digunakan untuk mengembalikan kondisi battery
agar selalu siap digunakan.
Circuit Breaker : Suatu alat yang digunakan untuk mencegah kerusakan kerusakan
komponen-komponen dan kabel-kabel pada preheating system (sistem pemanasan
awal) yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Diode : Suatu komponen elektronika yang mempunyai dua kutub yaitu anoda dan katoda.
Dioda terdiri dari gabungan material N dan material P.
Direct Current (Arus Searah) : Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan).
Dimana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya.
Electromagnet adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada
sebuah konduktor atau coil.
Glow Plug : Alat pemanas yang dengan komponen-komponen lain akan memanaskan
udara untuk pembakaran pada engine.
Konduktor : Bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari 4 pada
lintasan (kulit) terluar.
Preheating System : Suatu sistem yang digunakan untuk memanaskan udara yang akan
masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine pada
waktu udara sekeliling engine masih dingin.
Resistor Non Linier : Resistor yang harganya berubah-ubah (tidak sesuai dengan hukum
ohm), tetapi merupakan fungsi dari temperatur, tegangan dan cahaya yang jatuh
terserap.
Resistor Tetap : Resistor yang sengaja dibuat dengan harga resistansi (ohm= Ω) tertentu.
ELECTRICAL
Resistor Variable : Resistor yang mempunyai terminal tetap dan terminal tidak tetap yang
dapat digeser sepanjang elemen resistor tersebut.
Safety Relay : Komponen starting system yang digunakan sebagai relay (penghubung)
antara starting switch dan starting motor selain fungsi lainnya.
Self Discharge : Suatu battery yang mengalami kehilangan muatan listrik yang tersimpan
tanpa pemakaian melalui rangkaian luar.
Self Induction (Induksi Diri) : Gaya gerak listrik yang berbalik dengan arah aliran arus pada
lilitan ketika switch dibuka (off) dari kondisi tertutup (on).
Semi Konduktor : Sedangkan bahan atom–atomnya mempunyai 4 elektron pada lintasan
(kulit) terluar.
Starting Motor : Komponen starting system yang digunakan untuk menghidupkan engine
dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Starting System : Sustu sistem yang bertujuan untuk menghidupkan suatu engine atau unit.
Komponen utama dalam sistem ini adalah starting switch, battery relay switch, starting
motor dan safety relay.
Thermistor : Resistor yang mempunyai koeffisien temperatur yang sangat tinggi, dimana
dengan adanya perubahan temperatur, resistansinya juga akan berubah.
Thermistor NTC : Resistor dengan koefiisien temperatur negatif yang sangat tinggi. Dimana
ketika temperatur naik maka harga resistansi turun.
Thermistor PTC : Resistor dengan temperatur positif yang sangat tinggi. Dimana ketika
temperatur naik maka harga resistansi naik.
Transistor adalah suatu komponen elektronika yang dibuat dengan penggabungan dari
material P dan N. yang disisipkan suatu lapisan tipis P atau N. Komponen ini berfungsi
sebagai electric switch dan sebagai penguat.
Transistor NPN : Transistor yang pembuatannya terdiri dari dua buah lapisan N yang
disisipkan ditengahnya satu lapisan tipis P.
Transistor PNP : Transistor yang pembuatannya terdiri dari dua buah lapisan P yang
disisipkan ditengahnya satu lapisan tipis N.
Trimmer : Potensiometer dengan bahan dasar karbon yang biasanya dipasang pada PCB
dimana dibutuhkan suatu pengkalibrasian.
Wirewound Potentiometer : Potentiometer yang terbuat dari lilitan kawat yang berbentuk
lingkaran.
Zener diode : sebuah diode yang dirancang khusus untuk menghantarkan arus reverse
tanpa merusaknya.
ELECTRICAL
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul electrical system membahas tentang pengetahuan dasar electrical yang
harus dimiliki oleh seorang calon mekanik khususnya mekanik di bidang alat berat. Tujuan dari
modul ini adalah agar mekanik memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam membentuk
kompetensi mengetahui nama komponen, lokasi, fungsi, cara kerja, system dan simple
troubleshooting electrical system
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang harus
dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.
ELECTRICAL
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2) Pahami setiap langkah kerja (Shop Manual, QA Sheet, SOP) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktik, rencanakan tools yang diperlukan secara
cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus meminta ijin
instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.
2. Peran instruktur antara lain
a. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan mentor/ pendamping (among) dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan (peserta OJT/experience).
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melakasanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu
kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran
selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta
diharapkan “Mampu mendeskripsikan komponen, lokasi, fungsi, cara kerja, system dan
simple troubleshooting pada electrical system dengan tepat dan benar”.
E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi mengetahui nama, lokasi, fungsi,
cara kerja, system dan simple troubleshooting pada electrical sistem dengan tepat dan benar.
ELECTRICAL
Elemen Pokok Pemelajaran
Kompetensi Kriteria Unjuk Lingkup
Kerja Bahasan Pengetahuan Ketrampilan Sikap
1. Mengetahui Prinsip dasar 1. T • Memahami teori - Mengikuti
prinsip dasar listrik dapat electron, besaran pembelajaran
eor
listrik diketahui listrik, hukum ohm, sesuai dengan
i prosedur
arus searah dan
- Memperhatikan
ele arus bolak balik
faktor-faktor
ctr dan memahami keselamatan
tenaga listrik kerja dan
on
lingkungan
2.B
esa
ran
listr
ik
3.H
uku
m
oh
m
4.A
rus
sea
rah
dan
arus bolak balik
5.Tenaga listrik
ELECTRICAL
Wiring dan 1. Wiring dan • Memahami • Dapat sda
connection pembacaan melakukan
connection
diagram dapat wiring diagram pemasang
dipahami diagram an kabel
6. memahami elektrik
sytem electric 2. Detuch connector • Mengetahui pada
jenis – jenis connector
connector
System electric 1.Starting system unit • Mengetahui sda
dapat dipahami komponen dari
2.Charging system
electrical
unit system
3. Preheating • Memahami fungsi
komponen dari
system unit
electrical system
ELECTRICAL
BAB I
PEMBELAJARAN
ELECTRICAL
B. Kegiatan Belajar Peserta Diklat
KEGIATAN BELAJAR I
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan teori
Teori Elektron
dari elektron
Dapat menjelaskan
Besaran Listrik
besaran listrik
Prinsip Dasar
Elektrik Hukum Ohm Dapat menjelaskan hukum Ohm
Arus searah dan arus Dapat menjelaskan prisnip arus
bolak balik searah dan arus bolak balik
Tenaga Listrik Dapat menjelaskan tenag listrik
ELECTRICAL
5
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Teori Elektron
Atom tersusun atas proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron terdapat dalam
inti atom, sedangkan elektron selalu bergerak mengelilingi inti atom. Menurut Bohr, dalam
mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit-kulit (lintasan) tertentu. Elektron adalah
bagian terkecil dari suatu atom, lihat gambar berikut ini :
ELECTRICAL
Dengan demikian alumunium dan tembaga adalah bahan konduktor karena memiliki
jumlah elektron terluar kurang dari 4, sedangkan silicon adalah bahan semiconductor karena
memiliki jumlah elektron terluar sama dengan 4.
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Besaran Listrik
A. Arus ( I )
Ketika dua konduktor (A) dan (B) diisi muatan positif dan negatif yang dihubungkan
dengan kawat penghantar (C). Elektron-elektron bebas yang berada pada konduktor (B)
akan ditarik oleh konduktor (A) melalui kawat penghantar (C). Hal ini akan menyebabkan
terjadinya arus elektron dari konduktor (B) yang bermuatan negatif ke konduktor (A) yang
bermuatan positif. Pergerakan elekton inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya arus
listrik dari konduktor (A) yang bermuatan positif ke konduktor (B) yang bermuatan negatif.
Arus adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama
satu detik.
Satuan arus listrik adalah coloumb perdetik atau “ Ampere “ ( A ).
ELECTRICAL
B. Tegangan ( V )
Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Terjadinya
tegangan akibat beda / selisih potensial dan dikatakan ada tegangan ( voltage ). Arus
listrik akan mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Satuan
tegangan listrik disebut “ Volt “ dan disimbolkan “ V “.
Keterangan :
R = Hambatan ( ohm ).
ρ = Tahanan jenis ( ohm meter ).
L = Panjang kawat
( meter ).
A = Luas penampang kawat
( m2 ).
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Hukum OHM
Arus ( I ) yang mengalir melalu dua titik “ a “ dan “ b “ dalam suatu konduktor ( kawat
penghantar ) adalah berbanding lurus dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya ( R ).
Keterangan :
I = Arus yang mengalir ( Ampere ).
V = Tegangan ( Volt ).
R = Hambatan ( Ohm ).
10
ELECTRICAL
2. Arus Bolak - balik ( Alternating Current )
Arus bolak - balik ( AC ) adalah arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu
berubah-ubah. Dimana masing-masing terminalnya memiliki polaritas yang selalu
bergantian. Contohnya Alternator, PLN.
Tenaga Listrik
Satuan tenaga listrik dinyatakan dengan Watt, yaitu jumlah dari usaha listrik yang
dihasilkan atau dihilangkan adalah ditetapkan sesuai dengan usaha yang digunakan dalam
periode waktu satu detik. Satuan tenaga listrik adalah “watt“ disingkat W. Satu (1) watt
menunjukkan tenaga yang membutuhkan arus listrik sebesar 1 A , pada tegangan 1 V dalam
setiap detik.
11
ELECTRICAL
Sebuah DC generator ( G ) menghasilkan tegangan V melewati beban R ( Ω ) untuk
menghasilkan arus I ( Ampere ) melalui beban R, maka tenaga ( P ) :
Keterangan :
P = Tenaga listrik
(watt)
V = Tegangan
(Volt)
I = Arus (Ampere)
Tenaga listrik adalah jumlah dari kemampuan kerja listrik dalam setiap satuan waktu
(detik). Jumlah tenaga listrik diartikan salah satu jumlah usaha listrik yang dihasilkan atau
ditetapkan dalam periode tertentu.
Satuan energi listrik adalah watt detik disingkat dengan ( WS ) atau joule ( J ) jika
jumlah pengukuran besar satuan yang digunakan (Wh) Watt – jam.
PANAS JOULE.
Joule menemukan bahwa tenaga listrik yang dipakai dalam sebuah hambatan berubah
semuanya menjadi panas. Penemuan ini disebut “Hukum Joule“ Panas yang dihasilkan
berasal dari aliran listrik dalam sebuah hambatan dan disebut “ Panas Joule “ dan 1 ( WS ) =
1 joule.
12
ELECTRICAL
Rangkuman Materi 1
13
ELECTRICAL
KEGIATAN BELAJAR II
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan komponen –
Komponen electric
Komponen dan komponen elektrik
rangkaian listrik Dapat menjelaskan rangkaian
rangkaian electric
Elektrik
14
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Komponen Electric
A. Battery / Accu
Battery merupakan sumber energi listrik utama dalam unit. Proses kerja battery
adalah sebuah reaksi kimia antara dua buah plat timbal yang berbeda sifat kimia dan
terendam dalam larutan elektrolit. Berdasarkan kondisi operasional di unit maka fungsi
battery adalah sebagai berikut:
Pada saat engine off berfungsi untuk menyediakan arus listrik untuk lampu dan
accesoris lainnya;
Pada saat engine start battery berfungsi untuk mensuplay arus ke starting motor dan
sistem electric control engine;
Pada saat engine running pada saat ini kebutuhan arus listrik sepenuhnya telah
disuplay dari charging system. battery bisa dikatakan hanya berfungsi untuk penstabil
tegangan atau filter sehingga komponen-komponen yang sangat sensitive terhadap
kenaikan dan penurunan tegangan seperti controller akan aman;
1. Konstruksi.
Battery dapat dibedakan berdasarkan kontruksi dan tipenya yaitu :
Konstruksi compound.
Konstruksi Solid.
a. Konstruksi compound.
Battery ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu
dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di luar case, seperti
pada gambar berikut ini :
15
ELECTRICAL
b. Konstruksi Solid.
Battery ini antara sel yang satu dengan yang alin dihubungkan dengan lead
bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan seri
dari sel-selnya seperti gambar berikut ini.
2. Tipe Battery.
Battery menurut tipenya ada 2 macam yaitu :
a. Battery tipe basah ( Wet Type )
Terdiri dari elemen - elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik ( full
charged ) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Battery ini tidak
bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge)
secara periodik. Selama battery tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi
reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas battery,
reaksi ini disebut “ Self Discharge “.
16
ELECTRICAL
Sehingga bila battery tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung
bisa digunakan tanpa charge kembali. Cara pengisian elektrolit dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
3. Vent Plug.
Vent plug terpasang pada tutup di setiap sel. Fungsi tutup itu adalah untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran ke dalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi
adalah agar tersedia saluran (lubang) untuk melepas gas yang timbul saat charging ke
udara bebas. Untuk membebaskan gas dan memungkinkan terbentuknya lagi asam
sulfat yang terkandung dalam uap asam yang terbentuk pada saat pengisian battery
(lihat bentuk saluran vent plug ).Membiarkan tutup sel itu tetap terbuka menyebabkan
kotornya sekitar lubang oleh arena adanya uap asam.
b. Plat Negatif.
Plat negatif terbuat dari material Pb (spongy lead) yang berwarna kelabu. Untuk
mencegah plat positif dan plat negatif bersinggungan, dipasang separator yang
terbuat dari polyvinyl chloride ( PVC ) yang berpori - pori.
17
ELECTRICAL
5. Elektrolit ( H2SO4 ).
Standard berat jenis ( specific gravity ) elektrolit battery pada temperature
standard ( 200 Celsius ) adalah 1.280.
Berat jenis akan turun pada saat battery dipakai ( discharge ). Pada kondisi
standard ( 20 ° Celsius ), bila berat jenis elektrolit turun mencapai 1.20, maka battery
harus diisi kembali ( charging ). Bila jumlah elektrolit di dalam battery berkurang, maka
harus ditambah dengan air aki ( air suling ).
6. Larutan Elektrolit.
Hasil campuran 36 % Asam sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit
yang berat jenisnya 1.270 pada 80º F ( 27ºC ). Larutan elektrolit ini terdiri dari
pencampuran antara Asam Sulfat (H2SO4) yang berat jenisnya 1,835 dan air ( H 2O )
yang berat jenisnya 1 dengan komposisi tertentui seperti gambar berikut ini :
7. Pengetesan Battery.
Kondisi dari sebuah battery yang ditunjukkan oleh berat jenis larutan
elektrolitnya. Salah satu cara yang paling sederhana dan lebih dipercaya adalah
dengan mengukur berat jenis dari larutan elektrolit.
Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit disebut “ Hydrometer “ dan dilengkapi
dengan thermometer elektrolit.
18
ELECTRICAL
8. Perawatan Battery
Salah satu faktor agar suatu battery dapat mencapai umur sesuai pabrik maka di
dalam menggunakan battery perlu diperhatikan hal - hal berikut ini :
a) Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam Discharging.
• Periksa kabel - kabel penghubung. Jika rusak, ganti yang baru.
• Bersihkan terminal battery dan terminal kabel dengan sikat kawat dan bubuhkan
sedikit gemuk / vaselin, kemudian kencangkan hubungan kabel kabelnya.
• Pemakaian arus battery untuk 6 volt tidak boleh lebih dari 2x kapasitasnya,
sedangkan untuk 12 volt tidak boleh lebih dari 3x kapasitasnya, karena dapat
memperpendek umur dari battery.
• Pembebanan battery tidak boleh melebihi batas terminal voltage (final terminal
voltage) yang diijinkan. Untuk tiap sel final terminal voltagenya 1,75 volt.
• Tutup battery terutama vent plugnya tidak boleh tersumbat, karena bisa
menyebabkan battery meledak.
• Bila air battery kurang, harus ditambah dengan air suling.
b) Hal - hal yang perlu diperhatikan pada saat Recharging.
• Sebelum Recharging harus diperiksa jumlah elektrolit dalam battery. Bila kurang
tambahkan air suling.
• Jangan sekali - kali menambahkan larutan asam sulfat (H2SO4), karena akan
mengakibatkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi, yang akan mengurangi umur
battery dan tidak memungkinkan untuk mengukur keadaan muatan listrik battery
melalui berat jenis.
• Kencangkan kabel - kabel penghubung, sebab bila kabel kendor akan terjadi
loncatan bunga api.
• Gas yang terjadi pada proses recharging harus segera dibebaskan ( Perhatikan
vent plugnya atau buka tutup jika perlu ).
• Bila memakai battery charger, harus ada fan untuk membuang gas - gas yang
terjadi dan harus dicegah supaya tidak terjadi bunga api yang bisa menyebabkan
kebakaran.
• Arus pengisian dianjurkan sebagai berikut :
Untuk fast charging : 40 - 70 Ampere.
Untuk slow charging : Kurang lebih 7 % dari AH - nya. Saat pengisian,
Temperatur Elektrolit tidak boleh melebihi 55 °C.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan battery.
• Battery yang tidak dipakai harus disimpan di tempat yang kering, sejuk dan tidak
kena sinar matahari langsung, karena bisa mempercepat reaksi kimia (self
discharge).
• Battery yang diterima lebih dahulu sebaiknya didahulukan pemakaiannya.
19
ELECTRICAL
• Pada waktu dikeluarkan dari kemasan, periksalah dengan teliti apakah ada
kerusakan luar. Jika ada kerusakan perbaiki.
• Untuk battery tipe basah, perlu adanya pengisian secara periodik, yaitu minimal
sebulan sekali. Untuk menjaga agar battery tetap full charge dan tidak cepat
rusak.
9. Penyebab Kerusakan Battery
Semua battery mempunyai umur tertentu, tetapi terdapat beberapa hal yang
akan memperpendek umur battery diantaranya adalah :
a. Electrolyte level
Level electrolyte yang rendah akan merusak active material yang ada di
dalam pelat battery dan menyebabkan pembentukan asam sulfat sehingga akan
menurunkan reaksi kimia battery.Penyebab level yang rendah antara lain :
• Rumah battery yang pecah
• Perawatan yang jelek terutma tidak dilakukannya penambhan air pda saat
dibutuhkan.
• Terjadi overcharging pada battery sehingga penguapan meningkat yang pada
akhirnya electrolyte akan berkurang.
Level air battery yang terlalu banyak juga tidak bagus karena akan
mencairkan electrolyte (menurunkan berat jenis) dan suatu saat akan tumpah keluar
melalui vent hole sehingga menimbulkan korosi pada terminal.
b. Over charging
Over charging bisa terjadi saat di unit atau pada saat di charge dengan
charger. Over charging akan menyebabkan penguapan yang tinggi dan kenaikan
panas pada batter. Penguapan yang berlebih akan melrutkan active material dari
battery serta kebutuhan penambahan air akan bertambah. Peningkatan suhu yang
berlebih akan menimbulkan oksidasi pada pelat dan membuat pelat battery
bergelombang.
c. Under charging
Kerusakan sistem pengisian pada unit biasanya menjadikan battery
undercharging. Undercharging akan membuat asam sulfat dari pelat battery akan
mengeras dan sulit untuk dikembalikan ke posisi semula,selain itu juga akan
membuat electrolyte battery mudah membeku. Battery yang dalam kondisi
undercharge tidak dapat digunakan untuk men-start engine.
d. Corrosion
Tumpahnya electrolyte dn kondensasi dari proses penguapn akan
menyebabkan korosi pada terminal, connentor dan bahan – bahan logam dari
bracket battery. Korosi akn menyebabkan kenaikan tahanan sehingga akan
mengurangi tegangan yang dialirkan serta efektifitas charging system.
20
ELECTRICAL
e. Cycling
Proses charging dan discharging yang terjadi secara berulang akan
menyebabkan active material dari pelat positif battery lepas.Kejadian bahan aktif
plat posisi baterai yang lepas dari platnya akan menurunkan kapasitas battery dan
pada akhirnya akan mengurangi umur battery.
f. Temperature
Kenaikan temperatur dari battery bisa disebabkan karena battery mengalami
overcharge atau karena engine mengalami overhead. Kenaikan suhu tersebut akan
mempercepat umur battery. Temperature yang terlalu rendah juga akan
menyebabkan electrolyte battery menjadi mudah membeku. Pada suhu 0 F sebuah
battery dengan kondisi full charge hanya mampu mengirimkan arus sebesar
setengah atau bahkan kurang dibandingkan dengan pada kondisi normal. Pada saat
yang sama ( 0 F ) atau - 17,8 C, engine yang dalam kondisi dingin membutuhkan
tenaga dua kali lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi normal. Electrolyte
dalam kondisi full charge beru dapat membeku pada suhu – 60 F atau di bawahnya,
sedangkan apabila dalam kondisi tidak bermuatan sama sekali akan lebih mudah
membeku yaitu pada suhu 17,8 F
g. Vibration
Battery harus diikat sekencang mungkin supaya tidak bisa bergerak dari
dudukannya.Vibrasi dari battery akan menyebabkan lepasnya konektor, retak pada
casenya dan kerusakan pada komponen dalam battery
h. Kekencangan Terminal
Kekencangan terminal battery perlu diperhatikan secara periodik.Konektor
yang kendor akan mengakibatkan koneksi yang tidak baik.Apabila konektor tersebut
kendor pada saat dibutuhkan arus yang besar maka akan mengakibatkan bunga api
sehingga pada akhirnya akan merusak konektor dan terminal battery itu sendiri.
Pemilihan konektor yang terlalu besar dibandingkan dengan terminal battery
sehingga kekencangan sebuah konektor dapaksakan dengan menambah pelat dan
sebagainya akan mengakibatkan penyaluran arus menjadi jelek. Akibatnya adalah
sama yaitu munsul bunga api pada saat digunakan menstart engine
B. Circuit Breaker.
Fungsi circuit breaker adalah untuk mencegah kerusakan komponen - komponen
dan kabel - kabel pada sistem elekrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Circuit breaker dapat digunakan berulang kali.
21
ELECTRICAL
Gambar 2. 15 Konstruksi Circuit breaker
C. Fuse
Fungsi fuse juga untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan kabel -
kabel pada sistem elektrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit). Namun hanya
dapat digunakan sekali saja, jika rusak langsung diganti.
D. Switch
Switch berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan satu hubungan kabel
dangan kabel yang lain. Beberapa contoh switch adalah : toogle switch dan push button
switch.
22
ELECTRICAL
Gambar 2. 17 Toogle switch
E. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen dasar yang paling sering dipakai dalam
rangkaian - rangkaian listrik. Dalam rangkaian, diperlukan resistor dengan harga yang
tepat agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
23
ELECTRICAL
1. Resistor Tetap.
Resistor tetap adalah resistor yang sengaja dibuat dengan harga resistansi (ohm
= Ω) tertentu. Namun demikian, selain harga resistansinya, yang perlu diketahui adalah
power ratingnya. Resistor tersedia dengan harga resistansi yang cukup banyak, mulai
dari beberapa ohm sampai dengan beberapa mega ohm. Adapun power ratingnya
mulai dari 0.1 watt sampai dengan beberapa ratus watt.
Power rating adalah hal yang diperlukan agar resistor dapat bekerja tanpa panas
yang berlebihan karena bisa merusak resistor itu sendiri.
Tabel berikut ini dapat dipergunakan untuk menentukan harga resistansi sebuah
resistor 4 band
24
ELECTRICAL
Gambar 2. 21 Tabel harga resistansi resistor.
Contoh :
25
ELECTRICAL
2. Resistor 5 band
b. Wirewound resistor
26
ELECTRICAL
Gambar 2. 23 Gambar konstruksi dan dan jenis-jenis wirewound resistor
Testing Resistor
Dalam pengetesan sebuah
resistor, resistor dikatakan baik apabila
saat diukur, terbaca nilai tahanan yang
tidak melebihi range toleransinya.
Contoh : sebuah resistor 2000 Ω ± 5%
(sesuai warna cincin pada badan
resistor) dikatakan baik apabila saat
diukur, terbaca nilai tahanan antara 1900
s/d 2100 Ω .
2. Resistor Variabel
.
27
ELECTRICAL
Gambar 2. 25 Wirewound potentiometer.
2) Carbon Potentiometer.
Potentiometer ini mempunyai elemen resistor daklam suatu jalur yang
berbentuk lingkaran. Lengan variablenya berhubungan dengan elemen resistor
oleh suatu pemutar. Apabila sumbu pemutar diputar, maka lengan variablenya
akan menggerakkan wiper dan membuat hubungan pada beberapa terminal.
Contoh konstruksi dan bentuk carbon potentiometer ini adalah sebagai
berikut :
28
ELECTRICAL
b. Trimmer potentiometer (TRIMPOT)
Resistor variable ini mempunyai terminal tetap dan terminal tidak tetap yang
dapat digeser sepanjang elemen resistor tersebut Potensio jenis ini biasanya
dipasang pada PCB dimana dibutuhkan suatu pengkalibrasian. Bahan yang
digunakan adalah karbon. Contoh berbagai macam bentuk trimer adalah sebagai
berikut :
ELECTRICAL
29
ELECTRICAL
• Ukur salah satu ujung kaki (ujung
kanan atau kiri) dengan kaki
tengah dari potentiometer.
Kemudian putar shaft dari awal
hingga akhir putaran, maka disaat
yang bersamaan pembacaan
pada ohm meter harus dari 0 Ω
hingga 10K Ω atau dari 10KΩ
hingga 0 Ω.
Ketiga jenis resistor diatas harganya berubah - ubah ( tidak sesuai dengan
hukum ohm ), tetapi merupakan fungsi dari temperatur, tegangan dan cahaya yang
jatuh terserap.
Selanjutnya pada buku ini hanya dibahas mengenai thermistor yang banyak
digunakan dalam sistem kelistrikan alat - alat besar.
a. Termistor
Thermistor adalah salah satu jenis resistor yang mempunyai koeffisien
temperatur yang sangat tinggi, dimana dengan adanya perubahan temperatur,
resistansinya juga akan berubah.
30
ELECTRICAL
atau Fe2 O3. Harga nominal biasanya ditetapkan pada temperaur 25ºC.
Perubahan resistansinya yang diakibatkan dalam bentuk non liniernya
ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur.
2) Thermistor PTC
Thermistor PTC merupakan resistor dengan temperatur positif yang sangat
tinggi. Thermistor jenis ini pada umumnya dibuat dari Ba Ti O3. Skala
resistansinya berubah mulai dari beberepa ratus ohm pada temperatur 75º dan
beberapa kilo ohm pada temperatur 150ºC.
Berikut ini adalah contoh diagram resistansi dengan temperatur untuk
thermistor PTC.
31
ELECTRICAL
b. Voltage Dependent Resistor (VDR)
Voltage Dependent Resistor merupakan resistor yang perubahan
resistansinya tergantung pada tegangan.
32
ELECTRICAL
Gambar 2. 32 Pengetesan LDR
F. CAPASITOR
Kapasitor atau Kondensator adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai
sifat - sifat :
• Dapat menyimpan muatan listrik.
• Dapat menahan arus searah ( DC ).
• Dapat melewatkan arus bolak - balik ( AC ).
Dalam pemakaian, kapasitor dapat diisi muatan dan dikosongkan kembali yang
sangat tergantung pada sirkuit yang memakainya.
1. Kontruksi
Kapasitor berdasarkan polaritsnya dibagi menjadi 2, yaitu: Non Polar (mika,
mylar, keramik, kertas, polyster) dan Polar (Electrolit kondensator ; Tantalum).
Pada gambar berikut ini diperlihatkan bahwa kapasitor terbuat dari 2 (dua) buah
plat. Plat konduktor tersebuit dibuat sejajar dan dipisahkan oleh bahan dielektrika.
33
ELECTRICAL
Gambar 2. 34 Konstruksi dasar kapasitor.
34
ELECTRICAL
Adapun yang dimaksud dengan permitivitas ( Er ) adalah suatu konstanta
pembanding antara permitivitas suatu bahan dielektrika dengan permitivitas ruang
hampa udara.
Adapun fungsi bahan dielektrika tersebut adalah untuk :
• Memisahkan kedua plat secara mekanis sehingga jaraknya sangat dekat tetapi
bersinggungan.
• Memperbesar kemampuan kedua plat dalam menerima tegangan.
• Memperbesar nilai kapasitansi.
b. Discharge :
Elektron - elektron yang terkumpul pada salah satu plat akan bergerak untuk
mengisi elektron yang hilang pada plat yang lainnya.
35
ELECTRICAL
3. Kapasitas Kapasitor.
Yang dimaksud dengan kapasitor adalah kemampuan suatu kapasitor di dalam
menyimpan muatan listrik. Pada dasarnya kapasitas kapasitor tergantung dari
beberapa faktor, yaitu :
• Bahan dielektrika yang digunakan.
• Jarak antara kedua plat konduktor.
• Luas penampang plat konduktor.
Dengan demikian, pada bahan dielektrika yang sama, bila luas penampang plat
makin besar, berarti makin besar kemampuan kapasitor menyimpan muatan listrik.
Sebaliknya bila jarak antara kedua plat semakin jauh maka kapasitas kapasitor akan
semakin kecil.
Pada saat switch S dihubungkan ke posisi 1, maka arus akan mengalir dari
battery, switch S, hambatan R dan capasitor C. Perbedaannya potensial pada
kapasitor akan mulai naik bersamaan dengan menurunnya arus, sedemikian rupa
sehingga saat perbedaan potensial pada kapasitor maksimum, arus akan berhenti.
ELECTRICAL
Rangkaian kapasitor serie
Pada contoh gambar diatas, maka:
1/Ct = 1/C1 + 1/C2
= 1/1000 + 1/1000
= 2/1000
Ct = 1000/2 = 500 µF
Hubungan parallel
Pada hubungan parallel adalah: harga total dari kapasitansi pengganti dari beberapa
kapasitor diperoleh dengan cara sama seperti memperoleh tahanan total pada rangkaian
serie.
5. Testing Capasitor
Pada pengetesan capasitor baik non polar maupun polar. Gunakan Range untuk
mengukur kapasitas dari capasitor yang kita ukur.
37
ELECTRICAL
Contoh:
1. Sebuah capasitor non polar (mika)
bertuliskan dibadannya 104 (10 x 104
nF), dikatakan baik apabila saat
dilakukan pengukuran, terbaca pada
display avo meter 100 nF.
G. Semi Conductor
Keuntungan penggunaan semi conductor
• Kecil dan ringan.
• Tegangan operasi rendah.
• Mempunyai effisiensi yang tinggi dengan konsumsi tenaga yang rendah.
• Tahan lama.
• Tahan terhadap goncangan.
• Kebisingan suara rendah.
38
ELECTRICAL
1. Material Semi Konduktor
Bahan semi konduktor yang banyak dipergunakan dalam pembuatan komponen
semi konduktor adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada umumnya Si
dipergunakan untuk komponen dengan kapasitas besar, sedangkan Ge untuk
kapasitas kecil karena Ge mempunyai sifat lebih buruk dari Si.
ELECTRICAL
39
ELECTRICAL
3) Bentuk - bentuk Diode.
Berikut ini contoh bentuk - bentuk diode pada umumnya.
b. Zener Diode.
Zener diode adalah sebuah diode yang dirancang khusus untuk
menghantarkan arus reverse tanpa merusaknya. Simbol dan contoh karakter
Zener diode dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Contoh : sebuah dioda zener 6.1 V tidak mengalirkan arus bila reverse bias
voltage lebih rendah dari 6.1 volt. Tetapi bila reverse bias voltage menjadi 6.1
volt atau lebih, maka zener diode mengalirkan arus reverse.
40
ELECTRICAL
Testing Diode Zener
Dalam pengetesan dioda zener ,bisa kita rangkai seperti gambar dibawah
ini. Maka dioda zener dikatakan baik apabila pada voltmeter terukur voltage
sebesar 6.1 Volt.
POWER
POWERSUPPLY
(7.5 V)
SUPPLY
100 Ω
100
6. 6.1V
VOLTMETER
VOLTMET
c. Transistor
1) Transistor PNP.
Dalam pembuatan transistor PNP adalah dua buah lapisan P yang
disisipkan ditengahnya suatu lapisan tipis N.
41
ELECTRICAL
Gambar 2. 52 Konstruksi dan simbol transistor PNP.
Pada prinsipnya akan ada arus mengalir dari emitter ( E ) ke collector ( C ) bila
sudah ada arus dari emitter ( E ) ke base ( B ).
Dan bila : lb = arus base.
Lc = arus collector.
Le = arus emitter.
maka : le = lb + lc.
42
ELECTRICAL
2) Transistor NPN.
Di dalam pembuatan transisitor NPN, diantara dua buah lapisan N
disisipkan satu lapisan tipis P. Dengan demikian konstruksi dasar transistor NPN
dan simbolnya dapat digambarkan sebagai berikut :
3) Karakteristik NPN.
Dalam keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
• Pertemuan emitter base diberi polaritas dalam arah maju.
• Pertemuan base collector diberi polaritas dalam arah mundur.
43
ELECTRICAL
Gambar 2. 56 Dasar polaritas transistor.
Testing Transistor
Pengetesan sebuah transistor dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satu contoh adalah sebagai berikut :
44
ELECTRICAL
Contoh : Kaki 2 berhubungan dengan kaki 3 (gambar A), kaki 2
berhubungan dengan kaki 1 (gambar B) dan kaki 1 tidak berhubungan dengan
kaki 3 (gambar C). Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kaki 2 adalah
Base.
b) Perhatikan warna test pin yang
berhubungan dengan kaki 2 apakah hitam atau
merah . Jika hitam (seperti gambar A dan B)
maka Transistor bertype NPN, sebaliknya jika
merah, maka transistor bertype PNP.
45
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 2
Rangkaian Electric
A. Rangkaian Seri
2. Hambatan (Resistansi)
Hambatan dirangkaikan seri akan berlaku rumus :
Keterangan:
Rt = R1 + R2 + R3 + ….. Rn
Rt = Hambatan total seri
Rt .. Rn = Hambatan masing–masing resistor
3. A r u s
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian seri dirumuskan dengan :
Kerangan :
It = I1 = I2 = I3 = ….. In It = Arus total
I1 .. In = Arus masing–masing yang
mengalir pada rangkaian
46
ELECTRICAL
B. Rangkaian Paralel
1. Tegangan (voltage)
Tegangan sumber dirangkai parallel berlaku rumus :
Dimana :
Vt = Tegangan total paralel
V1 .. Vn = Tegangan masing-masing resistor
2. Hambatan (resistansi)
Hambatan dirangkaikan secara paralel akan berlaku rumus :
Dimana :
Rt = Hambatan total paralel
R1 .. Rn = Hambatan masing-masing
resistor
3. Arus
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian paralel dirumuskan dengan :
It = I1 + I2 + I3 …. In Dimana :
It = Arus total paralel
I1 .. In = Arus yang masing-
masing rangkaian
47
ELECTRICAL
C. Rangkaian Seri-Paralel
1. Tegangan (voltage)
Tegangan sumber dirangkai seri-paralel berlaku rumus :
VRp = V2 + V3 Keterangan :
Vt = Tegangan total seri-paralel
Vt= V1 + VRp
VRp = Tegangan pengganti paralel
2. Hambatan (resistansi)
Hambatan dirangkaikan secara seri-parallel akan berlaku rumus :
Keterangan :
Rt = Hambatan total seri-paralel
R1 .. Rn = Hambatan masing-masing resistor
3. A r u s
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian seri-paralel dirumuskan dengan :
Keterangan :
It = Arus total paralel.
I1 .. In = Arus yang masing-masing rangkaian.
48
ELECTRICAL
D. Contoh Soal Rangkaian
1. Dari rangkaian seri berikut :
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan seri dengan dua buah lampu masing–masing 24
W/12V dan 12 W/12V.
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Voltage drop (Vd1 dan Vd2)?
c. Power (P1 dan P2) ?
Jawab :
Lampu 1
Arus yang diminta : IL1 = WL1/VL1 = 24/12 = 2
[A] Hambatan lampu 1 : RL1 = VL1/IL1 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2/VL2 = 12/12 = 1
[A] Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2/IL2 = 12/1 = 12 [Ω]
Rt = RL1 + RL2 = 6 + 12 = 18 [Ω]
Besarnya voltage drop pada hambatan yang dihubungkan seri adalah tergantung
besarnya arus yang mengalir dan besarnya hambatannya.
49
ELECTRICAL
c. Power P1 dan P2 adalah :
P2 = ( It )2 x RL1
2
P1 = ( It ) x RL1 = ( 0.66 )2 x 12
= ( 0.66 )2 x 6 = 5,2 Watt
= 2,6 Watt
50
ELECTRICAL
2. Dari rangkaian paralel berikut :
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan paralel dengan dua buah lampu masing–masing
24 W/12 V dan 12 W/12 V.
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Arus (IL1 dan IL2) ?
c. Power (P1 dan P2) ?
Jawab :
Lampu 1 :
Arus yang diminta : IL1 = WL1 /VL1 = 24/12 = 2 [A]
Habatan lampu 1 : RL1 = VL1 /IL1 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2 /VL2 = 12/12 = 1 [A]
c. Tenaga pada :
Lampu 1 : Lampu 2 :
2 P2 2
P1 = ( IL2 ) x R1 = ( IL2 ) x R2
2 2
=2 x6 = 1 x 12
P1 = 24 [W] = 12 [W]
P2 51
ELECTRICAL
3. Dari rangkaian seri-paralel berikut :
Diketahui :
Sebuah sumber 12 volt dihubungkan dengan 3 buah lampu, dan dirangkai seperti
gambar di atas.
Hitung :
a. Arus total (It) ?
b. Arus (IL1, IL2, dan IL3) ?
c. Voltage drop (Vd1, Vd2 dan Vd3) ?
d. Power ( P1, P2, dan P3)?
Jawab :
Lampu 1 :
Arus yang diminta : IL1 = WL1 /VL1 = 12/12 = 1 [A]
Hambatan lampu 1 : RL1 = VL1 /IL1 = 12/1 = 12
[Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2/VL2 = 24/12 = 2
[A] Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2/IL2 = 12/2 = 6 [Ω]
Lampu 3 :
Arus yang diminta : IL3 = WL3/VL3 = 24/12 = 2
[A] Hambatan lampu 3 : RL3 = VL3/IL3 = 12/2 = 6 [Ω]
1/R2,3 = 1/6 + 1/6 = 2/6
R2,3 = 6/2 = 3 [Ω]
Rt = R1 + R2,3 = 12 + 3 = 15 [Ω]
ELECTRICAL
52
ELECTRICAL
a. It = Vt/Rt = 12/15 = 0,8 [A]
b. IL1 = It x R2 / (R1+R2)
IL2 = It x R1 / (R1+R2)
I2 = 0.8 x 6/12 = 0,4 [A]
I3 = 0.8 x 6/12 = 0,4 [A]
c. Voltage drop pada R1 :
Vd1 = I t x R1 = 0,8 x 12 = 9,6 [V]
Vd2,3 = It x R2,3 = 0,8 x 3 = 2,4
[V]
d. Tenaga yang diserap :
Lampu 1 : Lampu 2 : Lampu 3 :
P1 = (IL1)2 x R1 P2 = (IL2)2 x R2 P3 = (IL3)2 x R3
= 0,82 x 12 = 0,42 x 6 = 0,42 x 6
P1 = 7,68 [W] P2 = 0,96 [W] P3 = 0,96 [W]
Besarnya voltage drop pada hambatan yang dihubungkan paralel adalah sama
meskipun hambatan yang diparalelkan berbeda-beda.
53
ELECTRICAL
Rangkuman Materi 2
1. Battery merupakan sumber energi listrik utama dalam unit. Proses kerja battery adalah
sebuah reaksi kimia antara dua buah plat timbal yang berbeda sifat kimia dan terendam
dalam larutan elektrolit;
2. Vent plug terpasang pada tutup di setiap sel. Fungsi tutup itu adalah untuk mencegah
masuknya debu dan kotoran ke dalam sel. Fungsi yang lebih penting lagi adalah agar
tersedia saluran (lubang) untuk melepas gas yang timbul saat charging ke udara bebas.
2. Standard berat jenis ( specific gravity ) elektrolit battery pada temperature standard ( 200
Celsius ) adalah 1.280;
3. Apabila temperature larutan elektrolit berubah, maka standard berat jenis dapatdicari
dengan rumus: S20 = St + 0.0007 ( t-20 )
4. Hasil campuran 36 % Asam sulfat dan 64 % air akan menghasilkan elektrolit yang berat
jenisnya 1.270 pada 80º F ( 27ºC ).
5. Fungsi circuit breaker adalah untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan
kabel - kabel pada sistem elekrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Circuit breaker dapat digunakan berulang kali.
6. Fungsi fuse juga untuk mencegah kerusakan komponen - komponen dan kabel - kabel
pada sistem elektrik yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit). Namun hanya
dapat digunakan sekali saja, jika rusak langsung diganti.
7. Switch berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan satu hubungan kabel dangan
kabel yang lain;
8. Resistor merupakan salah satu komponen dasar yang paling sering dipakai dalam
rangkaian - rangkaian listrik. Dalam rangkaian, diperlukan resistor dengan harga yang
tepat agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
9. Resistor dapat digolongkan menjadi 3 ( tiga ) jenis :
1. Resistor tetap.
a.carbon resistor
b.wirewound resistor
2. Resistor variabel
a.wirewound
potentiometer b.carbon
potentiometer
c.trimmer potentiometer (TRIMPOT)
3. Resistor non linier
10. Kapasitor atau Kondensator adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai sifat
- sifat :
ELECTRICAL
54
ELECTRICAL
1. Dapat menyimpan muatan listrik.
2. Dapat menahan arus searah ( DC ).
3. Dapat melewatkan arus bolak - balik ( AC ).
11. Yang dimaksud dengan kapasitor adalah kemampuan suatu kapasitor di dalam
menyimpan muatan listrik;
12. Diode adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai dua kutub yaitu Anode (A)
dan Cathode (K);
13. Zener diode adalah sebuah diode yang dirancang khusus untuk menghantarkan arus
reverse tanpa merusaknya.
14. Transistor adalah suatu komponen elektronika yang juga merupakan pertemuan
(junction) material P dan N. Dalam pembuatannya, diantara material P atau N disisipkan
suatu lapisan tipis P atau N. Dengan demikian terdapat dua kemungkinan jenis transitor
yaitu PNP atau NPN.
15. Ada tiga jenis rangkaian dasar
listrik. 1.Rangkaian seri
2.Rangkaian paralel
3.Rangkaian seri paralel
55
ELECTRICAL
KEGIATAN BELAJAR III
Tujuan Kegiatan Belajar 3
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
S K A
Prinsip Dasar Dapat menjelaskan prinsip
Magnet
Kemagnetan dasar dari kemagnetan
ELECTRICAL
56
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Magnet
A. Magnet
57
ELECTRICAL
b. Kutub - kutub yang senama akan saling tolak - menolak, sedangkan kutub kutub
yang tidak senama akan saling tarik menarik.
58
ELECTRICAL
B. Electromagnet
1. Pengertian Electromagnet
Electromagnet adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus
listrik pada sebuah konduktor atau coil.
b. Arah medan magnet yang timbul tergantung dari arah arus yang melewati
konduktor tersebut. Arah medan magnet akan terbalik, bila arah arus yang melewati
konduktor tersebut berbalik.
59
ELECTRICAL
c. Makin besar arus yang mengalir, makin besar medan magnet yang timbul.
d. Bila gulungan(coil) dialiri arus listrik, maka pada gulungan(coil) tersebut akan timbul
medan magnet.
e. Bila arah gulungan atau arah arus listrik berubah, maka arah medan magnet yang
timbul juga akan berbalik.
60
ELECTRICAL
f. Untuk memperbesar medan magnet dapat dilakukan :
• Memperbesar arus yang mengalir.
• Menambahkan inti besi ke dalam gulungan (coil).
• Memperbanyak jumlah gulungan (coil).
Ketika switch dibuka ( off ) dengan tiba - tiba hilang dan medan magnet akan
turun tiba-tiba yang menyebabkan berbaliknya gaya gerak listrik, gaya gerak listrik
yang berbalik akan aliran arus pada lilitan dicegah agar tidak turun (tetap ada) dan
disebut Induksi diri (self Induction ).
61
ELECTRICAL
Adapun tegangan yang terjadi pun akan berbalik seperti diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
P S
ELECTRICAL
4. Transformator.
Pada gambar berikut ini diperlihatkan bahwa primary coil yang dihubungkan
serie dengan battery dan switch, maka ketika switch digerak gerakkan ON dan OFF
lampu akan menyala.
Sedangkan bila primary coil dihubungkan dengan sumber AC, lampu akan
menyala. Hal ini disebabkan perubahan arus bolak -balik berubah secara periodik
dengan frequency yang sama besar. Induksi medan magnet ini menjadikan gaya gerak
listrik di secondary coil berlangsung terus - menerus. Inilah yang merupakan prinsip
dasar sebuah transformer.
Pada umumnya transformer dibuat dalam bentuk seperti pada gambar berikut
ini, dimana ketebalan plat core pada umumnya 0.35 mm.
Adapun hubungan antara tegangan dan arus di primary coil dan secondary coil adalah
ELECTRICAL
63
ELECTRICAL
C. Prinsip Motor Listrik
1. Kaidah Tangan Kiri Fleming
Bila sebuah konduktor diletakkan kutub N dan S dari magnet tapal kuda dan
konduktor dialiri arus, maka konduktor akan terlempar keluar dari kutub-kutub magnet
tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3. 18 Arah gaya gerak magnet dan kaidah tangan kiri Fleming
64
ELECTRICAL
Gambar 3. 19 Gaya-gaya magnet pada konduktor sejajar
65
ELECTRICAL
Gambar 3. 21 Induksi electro magnet.
Medan magnet didalam lilitan akan berubah yang mengakibatkan gaya gerak
listrik sehingga arus akan mengalir. Hal ini disebut dengan Induksi electro magnet.
3. Prinsip generator.
Generator adalah sebuah alat yang merubah garis - garis gaya magnet yang
memotong lilitanl menjadi tenaga listrik. Prinsip dasar dari keduanya ini adalah sama.
66
ELECTRICAL
namun dengan konstruksi yang berbeda. Perbedaan konstruksi inilah yang pada
akhirnya generator dibagi atas dua jenis yaitu:
• AC (Alternating Current) generator (alternator).
• DC (Direct Current) generator (dinamo).
4. Alternator.
Pada alternator ditandai dengan tidak adanya magnet tetap, dengan demikian
alternator harus diberikan arus listrik awal agar tercipta medan magnet.
Bagian yang berputar pada alternator disebut rotor coil atau field coil yang
sekalligus sebagai pembangkit medan magnet bila coil tersebut dialiri arus. Sedangkan
bagian yang diam disebut Stator coil atau armature coil. Armature coil inilah yang
kemudian akan mengeluarkan arus listrik bila field coil berputar.
Flux yang melalui stator coil akan berubah perlahan - lahan seperti berikut :
Ketika rotor diputar searah jarum jam maka induksi gaya gerak listrik akan
maksimum pada 90º dan 270º dan minimum pada 180º dan 360º, dengan demikian
arus listrik selalu berbeda polaritas setiap 180 derajat. Polaritas yang demikian ini
disebut dengan arus bolak balik (alternating current)
5. DC generator ( Dynamo ).
Pada DC generator ditandai dengan adanya magnet tetap. Dimana magnet tetap
ini diam sedangkan armature coilnya berputar didalam magnet tersebut. Akibatnya
ELECTRICAL
67
ELECTRICAL
terjadilah pemotongan garis gaya magnet oleh armature coil akan ada arus listrik.
Pada shaft armature terdapat comutator.
Adanya cincin ini menyebabkan arus yang berbalik polaritasnya selalu diarahkan
ke tempat yang sama. Dengan demikian biarpun pada armature coil terjadi polaritas
bolak balik,tetapi keluarannya setelah melewati comutator memiliki polaritas yang
selalu tetap. Arus yang polaritasnya tetap ini dinamakan arus searah.
68
ELECTRICAL
Rangkuman Materi 3
1. Magnet adalah sebuah benda logam yang mempunyai sifat menarik benda-benda
besi
2. Pada sebuah magnet selalu memiliki dua buah kutub yang dinamakan kutub utara
(N pole) dan kutub selatan (S pole)
3. Kutub - kutub yang senama akan saling tolak - menolak, sedangkan kutub kutub
yang tidak senama akan saling tarik menarik.
4. Kemagnetan yang terkuat terdapat pada ujung – ujung magnet.
5. Magnet mempunyai garis-garis gaya magnet
a. Diluar magnet mengarah ke kutub utara (N pole) ke kutub selatan.
b. Sedangkan di dalam magnet mengarah dari kutub selatan (S pole) ke kutub
utara (N pole).
6. Electromagnet adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus
listrik pada sebuah konduktor atau coil.
7. Untuk memperbesar medan magnet dapat dilakukan :
• Memperbesar arus yang mengalir.
• Menambahkan inti besi ke dalam gulungan (coil).
• Memperbanyak jumlah gulungan (coil).
8. Bila sebuah konduktor digerak gerakan memotong garis gaya magnet maka pada
konduktor akan mengalir arus listrik Medan magnet didalam lilitan akan berubah
yang mengakibatkan gaya gerak listrik sehingga arus akan mengalir. Hal ini disebut
dengan Induksi Electro Magnet
9. Bila sebuah konduktor diletakkan kutub N dan S dari magnet tapal kuda dan
konduktor dialiri arus, maka konduktor akan terlempar keluar dari kutub-kutub
magnet tersebut
10. Generator adalah sebuah alat yang merubah garis - garis gaya magnet yang
memotong lilitanl menjadi tenaga listrik.
69
ELECTRICAL
KEGIATAN BELAJAR IV
Tujuan Kegiatan Belajar 4
Tools Electric
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan pemakaian
Tools Electric Tools electric
Multi Tester
ELECTRICAL
70
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
Tool Electric
A. Multimeter
1. Fungsi Multimeter
Multimeter adalah salah satu jenis alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus
(Amperemeter), tegangan (Voltmeter), dan hambatan (Ohmmeter). Sehingga
multimeter dikenal juga dengan nama AVO meter. Tetapi multimeter terbaru sudah
menyediakan fasilitas untuk mengukur kapasitansi kapasitor, faktor penguatan
transistor (hfe), frekwensi, dan mengukur resistansi diode.
2. Jenis-Jenis Multimeter
a. Multimeter analog
• Menggunakan pergerakan mekanis untuk mengerakkan jarum
• Menampilkan hasil ukur dimana jarum terhubung dengan skala kalibrasi.
• Tidak cocok untuk mengukur komponen elektronik sensitif (seperti ECU).
ELECTRICAL
2) Mengukur Tegangan (Volt Meter)
• Mengetahui kira-kira besarnya tegangan yang akan diukur.
• Mengetahui sumber tegangannya DC atau AC. Bila sumbernya adalah DC
maka harus diketahui kutub (+) atau kutub (-).
• Posisikan selektor (rotary switch) pada skala volt (DC volt atau AC volt).
• Posisikan skala selektor di atas atau lebih besar dari tegangan yang akan
diukur.
• Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan menyetel zero point adjusting screw.
• Pasang volt meter paralel dengan sirkuit yang akan diukur.
• Pembacaan besarnya tegangan yang akan diukur adalah sesuai dengan skala
pada selektor (rotary switch).
72
ELECTRICAL
• Pembacaan besarnya hambatan yang diukur adalah sesuai dengan
penunjukan pada pointer dikalikan dengan faktor pengali se lektor switchnya
OHM METER
Gambar 4. 2 Setting meter
73
ELECTRICAL
5) Penggunaan/Perawatan
• Memilih batas ukur yang tepat untuk menambah keakuratan / ketepatan.
Gunakanlah batas ukur yang nilainya terdekat dengan nilai yang sedang
dicheck/diperiksa. Sebagai contoh untuk mengukur tegangan battery kering
1.5 volt, gunakan batas ukur DC 2.5 V.
• Mengukur nilai yang tidak diketahui.
Mulailah dengan memilih batas ukur yang tertinggi. Jika tidak terbaca,
turunkan batas ukur dengan memilih batas ukur yang menghasilkan
penununjukkan kira-kira ½ kali batas ukur, untuk membaca/mengukur lebih
akurat.
• Perlindungan dari tester.
Tester adalah instrumen presisi, guncangan atau getaran yang kuat harus
dihindari, Jangan membiarkan terlalu lama pada tempat yang bertemperatur
atau kelembaban tinggi.
• Penggantian battery di dalam AVO.
Jika penyetelan 0 Ω tidak bisa dilakukan, maka ganti battery dalam AVO.
b. Multimeter
digital
1) Karakteristik :
• Menampilkan nilai melalui penampilan digital
• Menampilkan nilai pengukuran sesuai nilai aktual
• Cocok untuk mengukur komponen elektronik sensitif
(seperti ECU).
• Mempunyai battery yang tahan lama.
• Mempunyai nilai resistansi dalam yang lebih tinggi.
2) Informasi Safety
• Yakinkan test lead dan rotary switch pada posisi yang benar untuk
pengukuran.
• Jangan gunakan meter jika meter dan test lead kelihatan rusak.
• Jangan mengukur resistansi dalam rangkaian ketika masih terpasang
pada power supply.
• Jangan sentuhkan probe ke sumber tegangan ketika test lead terpasang pada
input jack 10 A atau 300 mA.
74
ELECTRICAL
• Untuk menghindari kerusakan atau hampir rusak, jangan
menggunakan meter pada rangkaian yang lebih dari 4800 watt.
• Jangan digunakan untuk tegangan yang lebih dari nominalnya antara input
jack dan ground (mis : 600 V).
• Hati-hati ketika bekerja dengan tegangan diatas 60 VDC atau 30 VAC rms.
Hal ini akan mengakibatkan kejutan.
• Jaga jari-jari Anda di belakang pelindung jari pada test lead ketika melakukan
pengukuran.
75
ELECTRICAL
B. MAINTENANCE
1. Peringatan
a. Untuk menghindari kejutan listrik lepas test lead sebelum membuka casing
multimeter. Dan tutup casing sebelum menggunakan multimeter. Untuk mencegah
api dan kemungkinan percikan api gunakan fuse dengan nilai sesuai petunjuk yang
ada dibelakang cover.
b. Jangan mengganti internal fuse multimeter diluar spesifikasi standar yang tertera di
body multimeter.
c. Jaga multimeter agar tidak jatuh atau berbenturan keras dengan benda lain.
2. Perhatian
Untuk menghindari kerusakan statis, jangan sentuh PCB tanpa pelindung statis.
3. Penggantian battery
Sebelum membuka casing, yakinkan test lead sudah dilepas dan rotary switch di
OFF-kan.
4. Penggantian fuse
Cara penggantian fuse :
76
ELECTRICAL
Rangkuman Materi 4
1. Multimeter adalah salah satu jenis alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus
(Amperemeter), tegangan (Voltmeter), dan hambatan (Ohmmeter). Sehingga
multimeter dikenal juga dengan nama AVO meter.
2. Multimeter terbagi 2 jenis yaitu: multimeter analog dan multimeter digital
3. Multimeter digital cocok untuk mengukur komponen elektronik sensitif (seperti ECU).
77
ELECTRICAL
KEGIATAN BELAJAR V
Tujuan Kegiatan Belajar 5
System Electric
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan tentang
Starting system cara kerja dari starting
system
Dapat menjelaskan tentang
System electric
Charging system cara kerja dari charging
system
Dapat menjelaskan tentang
Preheating cara kerja dari preheating
system system
78
ELECTRICAL
Kegiatan Materi Kegiatan Belajar 5
Starting System
A. Definisi
Starting system adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang
digunakan untuk menghidupkan engine. Komponen - komponen utama yang termasuk
dalam starting system ini adalah :
1. Battery.
2. Starting switch.
3. Battery relay switch.
4. Starting motor.
5. Safety relay.
ELECTRICAL
Adapun konstruksi dan hubungan masing - masing terminalnya adalah sebagai berikut
2. Battery Relay.
Fungsi battery relay adalah untuk :
• Memutuskan ataupun menghubungkan negatif battery dengan body/chasis
(negative battery relay).
80
ELECTRICAL
Keterangan :
Case Cover
Terminal Plate
Base Sub switch
Pada saat starting switch posisi ON, maka jalannya arus adalah :
BR D2 C ─b
C menjadi magnet
Sub switch dan P1 - P2 terhubung, - b dan E
Bila engine sudah hidup dan tegangan pengisian battery mencapai 28 – 29 volt,
arus dari Alternator ke :
R D3 Sub switch C ─b
Dengan demikian, jika engine hidup kemudian starting switch di OFF kan, maka P1
– P2 dan sub switch tidak terbuka secara mengejut hingga tegangan dari alternator
turun menjadi 9 volt.
81
ELECTRICAL
Fungsi dari dioda pada battery rellay new model adalah :
- D1 yang dihubungkan parallel dengan coil C adalah sebagai fly wheel dioda yang
digunakan untuk mengalirkan tegangan yang timbul pada coil C ketika sirkuit
ground terputus (megatasi efek induksi diri)
- D2 untuk mencegah terbaliknya polaritas terminal BR dan - b
- D3 untuk mencegah arus menuju alternator ketika sub switch terhubung.
b. Positive Battery Relay
Battery relay ini menghubungkan terminal positive battery dengan starting motor
3. Starting Motor
Fungsi dari starting motor adalah untuk memutar engine saat start awal
menghidupkan engine dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis.
a. Konstruksi starting motor
Ada beberapa konstruksi starting motor yang umum dipakai di alat berat antara lain:
• Starting motor without reduction
• Starting motor with reduction
82
ELECTRICAL
Gambar 6. 8 Konstruksi starting motor tanpa reduksi
83
ELECTRICAL
Ketika starting switch diposisikan START maka jalannya arus adalah:
Kemagnetan yang terjadi mampu melawan spring (4), menarik plunger (3) sehingga
terminal B-M berhubungan. Saat terminal B-M berhubungan, pull in coil (2) tidak bekerja,
sedangkan hold in coil (1) bekerja untuk mempertahankan agar terminal B-M tetap
berhubungan.
Dengan adanya mekanisme shift lever, saat plunger bergerak maka pinion gear akan
bergerak maju dan mesh dengan ring gear fly wheel. Sedangkan pada field coil, timbul
medan magnet yg lebih kuat sehingga saat armature mendapat arus listrik maka akan
dapat bergerak berputar (kopel) untuk memutar engine.
4. Safety Relay
a. Fungsi relay
Fungsi dari safety relay adalah (penghubung) antara starting switch dan
starting motor, juga berfungsi untuk :
1) Memutus dan memghubungkan terminal B dan C pada starting motor;
2) Mencegah mengalirnya arus ke starting motor jika starting switch diputar ke
posisi START sementara engine sudah hidup;
3) Secara otomatis memutus arus ke starting motor sehingga starting motor lepas
(disengaged) dari fly wheel (setelah engine hidup) sementara starting switch masih
posisi START.
b. Konstruksi semi konduktor safet relay new model
S
B
E
84
ELECTRICAL
c. Prinsip kerja safety relay
85
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 5
Charging System
A. CHARGING SYSTEM
Charging System adalah suatu system yang berfungsi mengisi battery agar full
charge. Hal ini disebabkan kapasitas battery tidak mungkin digunakan secara terus-
menerus.
Sistim pengisian (charging system) ini, pada produk - produk Komatsu dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu :
• Sistem pengisian dengan Alternator dan Semi Conductor Regulator.
• Sistem pengisian dengan Alternator Brushless dan Semi Conductor Regulator.
a. Alternator
Konstruksi dan prinsip kerja alternator jenis ini dapat di jelaskan sebagai berikut:
86
ELECTRICAL
Gambar 6. 15 Konstruksi alternator
87
ELECTRICAL
Prinsip kerja regulator adalah sebagai berikut :
1) Bila starting switch posisi ON, maka arus listrik dari battery akan mengalir ke
rotor coil. Jalannya arus penguat adalah :
R Base
T1 arus listrik melalui collector Emmitor E
2) Setelah rotor coil menjadi magnet dan alternator diputar oleh engine, maka dari
alternator akan menghasilkan tegangan.
3) Bila output voltage dari alternator masih kecil ,maka arus yang keluar dari
alternator akan memperkuat medan magnet pada rotor coil, sehingga output
voltage dari alternator naik. Out put voltage dari alternator adalah sebanding
dengan putaran dan kekuatan medan magnetnya.
4) Saat tegangan mencapai 29,5 volt maka voltage drop di V3 akan menyebabkan
zener diode mendapat reverse voltage sehingga T2 akan ON dan T1 akan OFF.
Dengan demikian arus penguat ke rotor coil tidak mendapat ground dan
kemagnetan akan berkurang sehingga tegangan yang dihasilkan alternator akan
turun.
88
ELECTRICAL
Gambar 6. 17 Tegangan reverse voltage pada diode zener
5) Bila out put voltage turun mencapai 27,5 volt, maka T2 akan OFF dan T1 kembali
ON (bekerja) dan field coil mendapat arus penguat kembali dan out put voltage
alternator naik kembali.
6) Kejadian tersebut diatas berulang - ulang sehingga regulating voltage 27,5 volt
- 29,5 volt.
89
ELECTRICAL
2. Sistem Pengisian Dengan Brushless Alternator Dan Semi Conductor Regulator
Pada prinsipnya, sistem pengisian jenis ini sama dengan pengisian
yang menggunakan alternator dan semi conductor regulator. Adapun perbedaannya
terletak pada konstruksi alternator yang tidak menggunakan brush serta adanya
sistem penguat yang di sebut dengan Darlington pada regulatornya.
90
ELECTRICAL
Gambar 6. 18 Komponen utama brushless alternator
Gambar 6. 19 Darlington
91
ELECTRICAL
Dengan menggunakan Darlington maka, untuk mendapatkan arus output yang
besar hanya membutuhkan arus input yang kecil. Bisa dilihat pada perhitungan sperti
dibawah ini :
- Bila switch ON, Tr1 ON dengan demikian akan ada arus B-E Tr2, Sehingga Tr2
akan ON.
Jadi
IB2 = IB1 + IC1
Misal hfe Tr1 = Tr2 = 20
hfe = Nilai penguatan (berarti penguatan yang terjadi 20 kali)
Bila :
IB1 = 1 mA
IC1 = 20 mA
Berarti :
IB2 = IB1 + IC1
= 1 +20
= 21 mA
Dengan demikian :
IC2 = 21 x 20
= 420 mA
92
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 5
Preheating System
A. Preheating System
Fungsi sistem pemanasan awal adalah suatu sistem untuk memanaskan udara
yang akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine
pada waktu udara sekeliling engine masih dingin.
Pada waktu produk - produk Komatsu terdapat beberapa jenis sistem pemanasan awal
yaitu :
- Sistem pemanasan awal dengan Glow Plug.
- Sistem pemanasan awal dengan Ribbon Heater.
- Sistem pemanasan awal dengan Thermostat.
- Sistem pemanasan awal dengan APS ( Auto Priming System ).
1. Sistem Pemanasan Awal Dengan Glow Plug
Sistem pemanasan awal ini biasanya dipakai pada engine indirect combustion
sistem pembakaran tidak langsung dimana pada ruang bakar muka dipasang glow
plug sehingga udara pada ruang bakar muka menjadi panas pada saat sistem
difungsikan.
Hubungan komponen-komponen pada sistem pemanasan awal ini adalah
sebagai berikut:
93
ELECTRICAL
Glow plug adalah sebuah alat pemanas yang dengan komponen – komponen
lain akan memanaskan udara untuk didalam ruang bakar muka sehingga
mempermudah pembakaran pada pembakaran engine.
Pada prinsipnya apabila Glow Plug akan membara dan proses pemanas pun
berlangsung. Untuk mengetahui bahwa glow plug sudah membara maka dipasang glow
plug indicator yang terpasang pada monitor panel.
94
ELECTRICAL
Prinsip kerja sistem pemanasan awal dengan glow plug adalah sebagai berikut :
a. Starting switch diposisikan HEAT dan heater Switch ON, maka jalannya arus listrik
adalah :
Karena glow plug yang dipakai 6 volt, maka resistor R1 dan R2 berfungsi untuk
menurunkan tegangan battery sehingga tegangan yang masuk glow plug 6 volt.
b. Starting switch posisi START dan heater switch ON, maka jalannya arus adalah :
Saat START starting motor memerlukan arus yang besar sehingga resistor yang
dilewati hanya R2 saja.
95
ELECTRICAL
2. Sistem Pemanasan Awal Dengan Ribbon Heater.
Sistem pemanasan jenis ini biasanya dipakai pada engine direct Injection dengan
memanaskan intake air heater di intake manifold.
Hubungan komponen dan prinsip kerja sistem pemanasan awal dengan ribbon
heater adalah sebagai berikut :
96
ELECTRICAL
Skematik Diagram Sistem Pemanasan Awal Dengan Ribbon Heater
ELECTRICAL
97
ELECTRICAL
Testing :
Dengan memberikan sumber tegangan 24 Vdc ke terminal seperti gambar diatas,
maka beberapa detik kemudian heater haruslah menghasilkan panas pada heater
elemennya.
98
ELECTRICAL
Gambar 6. 27 Konstruksi Dan Skematik Diagram Sistem Pemanasan Awal dengan Thermostart
Prinsip kerja :
b. Ketika heater coil mulai panas, valve steam mengembang dan ball valve terbuka.
c. Fuel yang keluar dari valve stem akan menyembur igniter dan terbakar (udara
menjadi panas).
99
ELECTRICAL
Rangkuman Materi 5
1. Starting system adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang
digunakan untuk menghidupkan engine;
2. Fungsi starting switch adalah untuk memutuskan ataupun menghubungkan komponen-
komponen dalam starting sistem ;
3. Fungsi battery relay adalah untuk memutuskan ataupun menghubungkan negatif
battery dengan body/chasis (negative battery relay). Dan memutuskan ataupun
menghubungkan positif battery dengan starting motor (positive battery relay);
4. Fungsi dari starting motor adalah untuk memutar engine saat start awal
menghidupkan engine dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis;
5. Charging System adalah suatu system yang berfungsi mengisi battery agar full
charge. Hal ini disebabkan kapasitas battery tidak mungkin digunakan secara terus-
menerus;
6. Charging System adalah suatu system yang berfungsi mengisi battery agar full
charge;
7. Fungsi semi conductor regulator adalah untuk mengontrol arus penguat ke field coil
(rotor coil) sehingga didapatkan tegangan yang dihasilkan alternator antara 27,5 - 29,
5 volt;
8. Dengan menggunakan Darlington maka, untuk mendapatkan arus output yang besar
hanya membutuhkan arus input yang kecil;
9. Fungsi sistem pemanasan awal adalah Suatu sistem untuk memanaskan udara yang
akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine
pada waktu udara sekeliling engine masih dingin;
100
ELECTRICAL
KEGIATAN BELAJAR VI
KEGIATAN BELAJAR VI
KEGIATAN BELAJAR VI
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan simbol
Simbol dan a. Simbol –
kabel dan membaca wiring
Wiring diagram simbol kabel
diagram elektrik pada unit
elektrik b. Wiring
diagram
101
ELECTRICAL
Uraian Materi Kegiatan Belajar 6
A. Simbol
Simbol Kabel
Simbol kabel pada suatu wiring diagram pada umumnya menyatakan ketebalan dan warna kabel.
Contoh:
0.85 BW
nominal number: 0.85
warna kabel: hitam dengan garis putih.
102
ELECTRICAL
Tabel dibawah menunjukkan klasifikasi kabel berdasarkan kode dan warna.
103
ELECTRICAL
B. Wiring Diagram
Electrical Wiring Diagram D60/65A,P-8:
104
ELECTRICAL
Electrical Circuit Diagram D60/65A,P-8:
105
ELECTRICAL
Electrical Circuit Diagram D155A-2:
106
ELECTRICAL
Connector Position Drawing D85ESS-2:
107
ELECTRICAL
108
ELECTRICAL