Anda di halaman 1dari 47

BUKU

TEKNIK TENAGA LISTRIK


LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

Dosen Pembimbing:
Torib Hamzah, M.Pd
NIP 19670910 200604 1 001

Disusun oleh :

Mahasiswa D-III Semester 2

Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Buku Teknik Tenaga Listrik dari Mahasiswa D3 Teknik Elektromedik
telah dapat diselesaikan. Buku panduan ini sebagai pedoman bagi mahasiswa
Teknik Elektromedik mata kuliah Teknik Teanga Listrik dalam memberikan
petunjuk praktis agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara jelas dalam
menjalani perkuliahan matkul tersebut.

Terimakasih disampaikan kepada Torib Hamzah, M.Pd yang telah


membimbing perkuliahan khususnya mata kuliah ini sehingga tersusun buku ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga
buku ini dapat memberi maanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektromedik
khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Juni 2017

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PUSH BUTTON, MCB, RELAY DAN TIMER ......................... 1
1.1 Push Button .............................................................................. 1
1.2 Mcb ......................................................................................... 2
1.2.1 Sifat MCB....................................................................... 3
1.2.2 Kegunaan MCB .............................................................. 3
1.3 Relay ........................................................................................ 3
1.4 Timer .................................................................... 4
1.4.1 Pengenalan Timer ........................................................... 4
1.2.2 Cara Kerja Timer ............................................................. 5
1.2.2 Fungsi Indikator Pada Timer ........................................... 6
1.4 Lampu Indikator ....................................................................... 7
BAB II MOTOR DC ............... .................................................................... 8
2.1 Pengertian Motor DC ............................................................... 8
2.2 Prinsip Cara Kerja Motor DC .................................................. 9
2.1 Prinsip Arah Putaran Motor DC............................................... 12
BAB III MOTOR 1 FASA ........................................................................... 14
3.1 Pengertian Motor 1 Fasa .......................................................... 14
3.2 Prinsip Kerja Motor 1 Fasa ...................................................... 14
3.3 Jenis-Jenis Motor 1 Fasa .......................................................... 17
3.3.1 Motor Split Phase (Motor Fase Sebelah) ........................ 18
3.3.2 Motor Capasitor (Motor Kapasitor) ................................ 19
3.3.3 Motor Kapasitor Permanen ............................................. 20
3.3.4 Motor Capasitor Star/Run ............................................... 21
3.3.5 Shaded Pole Motor (Motor Bayangan Kutub) ................ 21
BAB IV MOTOR 3 FASA ........................................................................... 23
4.1 Pengertian Motor 3 Fasa .......................................................... 23
4.2 Konstruksi Motor 3 Fasa .......................................................... 23

iii
4.2.1 Stator ............................................................................... 24
4.2.2 Rotor................................................................................ 24
4.3 Prinsip Kerja Motor 3 Fasa ...................................................... 25
4.4 Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Fasa ................................. 26
4.4.1 Keuntungan Motor 3 Fasa ............................................... 26
4.4.2 Kerugian Motor 3 Fasa.................................................... 26
BAB V KONTAKTOR ........................................................................ 27
5.1 Kontaktor Magnit ..................................................................... 27
5.2 Kontaktor Utama Dan Bantu ................................................... 27
5.2.1 Kontaktor Utama .......................................................... 28
5.2.2 Kontaktor Bantu ........................................................... 28
5.3 Kontaktor Magnit dengan Timer ............................................. 29
5.2 Kontaktor Mangnit denganWaktu Tunda Hidup.......... 20
5.2 Kontaktor Mangnit dengan Waktu Tunda Mati ........... 31
5.2 Kontaktor Mangnit dengan Waktu Tunda Hidup Mati 31
Bab VI RANGKAIAN STAR DAN DELTA………………… ................. 32
6.1 Rangkaian Star……. ................................................................ 32
6.2 Rangkaian Delta ....................................................................... 33
6.3 Rangkaian Star Delta................................................................ 33
Bab VII TRANSFORMATOR DAN GENERATOR ………………… .... 35
7.1 Transformator ……. ................................................................. 35
7.1.1 Pengertian Transformator …….................................... 35
7.1.2 Prinsip Kerja Transformator ……. .............................. 36
7.1.3 Persamaan Transformator ……. .................................. 38
7.1.4 Jenis-Jenis Transformator ……. .................................. 39
6.1.4.1 Transformator Step Up……. ............................ 39
6.1.4.2 Transformator Step Down……. ....................... 39
7.2 Generator ........................................................................ 40
7.2.1 Pengertian Generator ……. .......................................... 40
7.2.2 Prinsip Kerja Generator ……....................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ................................... 42

iv
BAB I

PUSH BUTTON, MCB, RELAY DAN TIMER

1.1 Push Button


Push button (tombol) merupakan saklar yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memisahkan satu terminal dengan terminal yang lain
pada instalasi listrik. Push button memiliki kontak tipe Normally Open (NO)
dan Normally Close (NC). Push button tipe NO, kedua terminal tidak
terhubung pada kondisi awal. Jika push button ditekan, baru terminal saling
terhubung (kontak tertutup). Terminal push button NC pada kondisi awal
sudah terhubung, kemudian jika push button ditekan kedua terminal akan
terputus hubungannya (kontak terbuka).
Push button memiliki keadaan kontak tipe momentary (sementara) dan
latch (mengunci). Pada tipe momentary, kondisi push button kembali ke
keadaan awal (ketika push button tidak ditekan). Misal, pada saat ditekan
button kondisi tertutup maka ketika dilepas button kembali dalam keadaan
terbuka. Pada push button latch, kondisi button tetap bertahan meskipun
button sudah tidak ditekan.
Beberapa simbol push button standar IEEE/IEC-60617 baik tipe NC
dan NO dan sifatnya momentary maupun latch ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.1 Simbol Push Button


Prinsip kerja push button adalah apabila dalam keadaan normal tidak
ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan
berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi
sebagai start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem pengontrolan
motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri –
industri.

1
Gambar 1.1 Push Button Gambar 1.2 Simbol Push Button

1.2 MCB
MCB adalah suatu komponen dalam instalasi listrik yang berfungsi
sebagai pengaman beban lebih atau pembatas arus listrik yang mengalir ke
instalasi listrik. MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang
disebabkan oleh aliran listrik lebih dengan menggunakan
electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah memanfaatkan
pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir untuk
memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A),
Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A
dll. MCB yang digunakan harus memiliki logo SNI pada MCB tersebut.

Gambar 1.3 Bagian Dalam MCB

Ada dua tipe MCB yaitu yang 1 phase, 2 phase dan 3 phase.
Miniature Circuit Breaker (MCB) berfungsi sebagai peralatan pengaman

2
terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih yang mana akan
memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari arus nominalnya.
1.2.1 Sifat dari MCB adalah :
1. Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi
dari panas yang di izinkan
2. Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatan
3. Setelah dilakukan perbaikan, maka MCB dapat digunakan kembali
1.2.2 Beberapa kegunaan MCB :
1. Membatasi penggunaan listrik
2. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat
3. Mengamankan instalasi listrik
4. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih
mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik

Gambar 1.4 MCB (Miniature Circuit Breaker)

1.3 Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari
2 bagian utama yakni elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak saklar/switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai
contoh, dengan relay yang menggunakan elektromagnet 5V dan 50 mA
mampu menggerakan armature relay yang berfungsi sebagai saklarnya untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.

3
Gambar 1.5 Relay Gambar 1.6 Simbol Relay

1.4 Timer
1.4.1 Pengenalan Timer
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau
relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor
terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara
otomatis. Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan
kontrol lain,contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal
Over Load Relay, dan lain-lain. Fungsi dari peralatan kontrol ini
adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya.
Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari
kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay
waktu tertentu. Timer analog berfungsi sebagai alat penghitung waktu,
manakala waktu yang telah ditetapkan tercapai maka output
kontaknya akan bekerja. Ada dua macam jenis timer, pertama timer
on delay kedua timer off delay. Timer on delay bekerja ketika
tegangan supply masuk, sedangkan timer off delay bekerja pada saat
tegangan supply terputus atau off.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang
bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian
elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan
bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi
mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan relay yang menggunakan prinsip
elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau
paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka

4
relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan
besarnya pengisian kapasitor. Bagian input timer biasanya dinyatakan
sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO
atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber
arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka
secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO
menjadi NC dan NC menjadi NO.

1.4.2 Cara Kerja Timer


Cara kerja timer adalah pada saat timer ditenagai atau
mendapatkan supply tegangan, maka timer akan mulai menghitung,
ketika jumlah hitungan actual sama dengan setting ( jarum merah ),
maka kontak output timer akan bekerja, Kontak timer berupa normally
close (nc) dan normally open (no). Ada beberapa jenis timer yang
digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer
ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam PLC dapat
disesuaikan dengan format program yang dibuat. Keunggulan Timer
pada PLC yaitu mempunyai kecermatan dan kecepatan yang lebih
baik dibandingkan dengan teknologi relay konvensional. Timer
memiliki satu masukan Aktivasi Timer serta dua parameter ‘Timer
Number’ dan ‘Set Value’. Timer Number diisi dengan nomor
pewaktu, untuk CPM 2A terdapat 226 lokasi (000‐ 225) sedangkan
CPM 1A memiliki 128 lokasi (000‐127). Set Value diisi dengan nilai
waktu tundaan dalam satuan 0,1 detik, antara 0000 sampai dengan
9999 (999,9 detik).

Contoh Timer dengan set value 5 detik. Berikut merupakan


cara kerja timer pada settingan PLC:
1. Timer bekerja jika timer koil mendapat logika 1 dari inputnya
2. Timer akan menghitung sampai preset value dan timer kontak
akan aktif
3. Untuk jenis On Delay Timer (deafult)
4. Timer akan mati (kembali ke nilai awal) jika inputnya dimatikan.

5
1.4.3 Arti dan Fungsi Indikator pada Timer
Arti dan fungsi indikator yang terdapat pada timer.Ada beberapa
item indikator pada bagian timer yang perlu diketahui.
1. Power : Berfungsi sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah
masuk
2. Out : Berfungsi sebagai indikator bahwa output timer kerja ( waktu
actual= Set)
3. A : Mode timer ( on delay mode )
4. 0-12 : Scala timer ( bisa dirubah )
5. Sec : Satuan timer dalam second / detik. ( bisa dirubah dalam satuan
jam/hari )
6. Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan cara
diputar.

Gambar 1.7 Timer

1.5 Lampu Indikator


Lampu indikator berfungsi sebagai isyarat atau indikator dalam
sebuah panel untuk mengetahui apakah sebuah panel bekerja dengan baik
ataukah terjadi sebuah gangguan. Lampu indicator mempunyai berbagai macam
warna, yang biasanya memiliki arti tersendiri pada tiap warnanya. Misalnya saja
warna lampu indicator kuning biasanya digunakan untuk indicator mesin dalam
keadaan standby. Lalu lampu indicator hijau digunakan saat mesin mulai bekerja.
Lampu indicator merah digunakan untuk indicator mesin yang bekerja dengan
tegangan atau kecepatan tinggi.

6
Gambar 1.7 Lampu Indikator

7
BAB II

MOTOR DC

2.1 Pengertian Motor DC


Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan
juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor- motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor
dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan
jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah
membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif
dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah
dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk
motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar
bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 2.1 Bagian Dalam Motor DC

8
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang
menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung
lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo.
Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara
medan magnet.

2.2 Prinsi Dasar Cara Kerja


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan oleh magnet di
sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan arah aliran arus pada
konduktor.

Gambar 2.3 Medan magnet yang membawa arus


mengelilingi konduktor .

Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan


arah garis fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan
kanan dengan jempol mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda
akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar 3 menunjukkan medan magnet
yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena bentuk U.

Gambar 2.4 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor

9
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada
arus mengalir pada konduktor tersebut. Pada motor listrik konduktor
berbentuk U disebut angker dinamo.

Gambar 2.5 Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.

Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara


kutub utara dan selatan yang kuat medan magnet konduktor akan
berinteraksi dengan medan magnet kutub.

Gambar 2.6 Reaksi garis fluks.

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang


dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A
dan keluar melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam
akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di
bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar
dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah
jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan

10
yang kuat di atas konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun
agar keluar dari medan yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan
membuat angker dinamo berputar searah jarum jam.

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik
akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar
dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik
(motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan
demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses
perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.7 Prinsip Kerja Motor DC

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara


sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan
gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada
kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk
mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini
mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan kecepatan
yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok :

11
a. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya
tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah
corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
b. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kuadrat kecepatan).
c. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan
torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan.
Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan
mesin.

2.3 Prinsip Arah Putaran Motor


Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming
tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan
arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah
kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan
timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya
sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di
dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya
gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui
penghantar bertambah besar.
Contoh :
a. Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T.
Di bawah pengaruh medan magnet terdapat 400 kawat
penghantar dengan arus 10A. Jika panjang penghantar seluruhnya
150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.

12
Jawab :
F = B.I.Ɛ.z
= 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15 m.400
= 480 (Vs.A/m)
= 480 (Ws/m)
= 480 N.

13
BAB III

MOTOR 1 FASA

3.1 Pengertian Motor 1 Fasa


Motor listrik 1 fasa adalah motor listrik yang dijalankan dengan suplay 1
fasa. Suplay 1 fasa adalah listrik pada rumah-rumah komersial bertegangan
220 V. Pada motor listrik 1 fasa motor dibagi menjadi 3 jenis motor.

3.2 Prinsip Kerja Motor 1 Fasa


Seperti motor kebanyakan, motor induksi AC memiliki tetap bagian
luar, yang disebut stator dan rotor yang berputar dalam dengan hati-hati
rekayasa celah udara antara dua. Hampir semua motor listrik menggunakan
medan magnet rotasi untuk spin rotor mereka. AC tiga fase motor induksi
adalah jenis-satunya tempat medan magnet putar dibuat secara alami dalam
stator karena sifat pasokan. Motor DC tergantung baik pada mekanik atau
pergantian elektronik untuk membuat magnet berputar ladang. Sebuah motor
AC induksi satufasa bergantung pada komponen listrik tambahan untuk
menghasilkan ini berputar medan magnetik. Dua set elektromagnet dibentuk
dalam setiap motor. Dalam motor induksi AC, satu set dari elektromagnet
adalah terbentuk dalam stator karena pasokan AC terhubung ke gulungan
stator. Sifat bergantian pasokan menginduksi sebuah tegangan Angkatan
elektromagnetik (EMF) di rotor (seperti tegangan yang disebabkan akibat
trafo sekunder) sesuai hukum Lenz, sehingga menghasilkan satu set
elektromagnet; maka nama - induksi motor. Interaksi antara medan magnet
elektromagnet ini menghasilkan gaya memutar, atau torsi. Akibatnya, motor
berputar ke arah torsi yang dihasilkan.
Stator stator ini terdiri dari beberapa laminasi tipis aluminium atau besi
cor. Mereka meninju dan dijepit bersama untuk membentuk sebuah silinder
berongga (inti stator) dengan slot seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

14
Gambar 3.1 Bentuk Fisik Dari Stator Biasa

Gulungan kawat berisolasi yang dimasukkan ke dalam slot. Setiap


pengelompokan gulungan, bersama-sama dengan mengelilingi inti itu,
bentuk-bentuk elektromagnet (Kutub sepasang) pada sisi AC pasokan.
Jumlah kutub motor induksi AC tergantung pada sambungan internal
gulungan stator. Gulungan stator terhubung langsung ke sumber daya.
Internal mereka terhubung sedemikian cara, bahwa pada pasokan menerapkan
AC, berputar magnetik lapangan dibuat. Rotor terdiri dari laminasi baja
beberapa tipis dengan bar merata spasi, yang terdiri dari aluminium atau
tembaga, di sepanjang pinggiran. Dalam kebanyakan populer jenis rotor
(rotor kandang tupai), bar ini tersambung pada ujung yang mekanis dan
elektrik dengan penggunaan cincin. Hampir 90% dari motor induksi memiliki
rotor sangkar tupai. Hal ini karena kandang tupai rotor memiliki konstruksi
sederhana dan kasar.
Rotor terdiri dari inti dilaminasi silinder dengan secara aksial
ditempatkan paralel slot untuk membawa konduktor. Setiap slot membawa
tembaga, aluminium, atau bar paduan. Ini rotor bar secara permanen hubung
pendek pada kedua ujungnya dengan cara berdering akhir, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2. Ini total perakitan menyerupai tampilan kandang
tupai, yang memberikan nama rotor nya. Slot rotor tidak persis sejajar dengan
poros. Sebaliknya, mereka diberi miring karena dua alasan utama. Alasan
pertama adalah membuat motor berjalan dengan tenang magnetik mengurangi
hum dan mengurangi slot harmonisa. Alasan kedua adalah untuk membantu
mengurangi kecenderungan penguncian dari rotor. Gigi rotor cenderung tetap
terkunci di bawah gigi stator karena langsung atraksi magnetik antara
keduanya. Hal ini terjadi ketika jumlah 7 gigi stator adalah sama dengan
jumlah gigi rotor. Rotor sudah terpasang pada poros dengan menggunakan

15
bantalan pada setiap akhir; salah satu ujung poros biasanya terus lagi daripada
yang lainnya untuk mengemudi beban. Beberapa motor mungkin memiliki
poros aksesori di ujung non-driving untuk mounting kecepatan atau posisi
penginderaan perangkat. Antara stator dan rotor, terdapat celah udara, melalui
yang karena induksi, energi tersebut dipindahkan dari stator ke rotor. Pasukan
torsi yang dihasilkan rotor dan kemudian beban berputar. Apapun jenis dari
rotor yang digunakan, prinsip yang digunakan untuk rotasi tetap sama. Medan
magnet yang dibuat dalam stator berputar pada kecepatan sinkron (NS).

Gambar 3.2 Persamaan Medan Magnet

Medan magnet yang dihasilkan pada rotor karena tegangan induksi


bolak di alam. Untuk mengurangi kecepatan relatif, sehubungan dengan
stator, rotor mulai berjalan ke arah yang sama dengan fluks stator dan
mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan fluks berputar. Namun, dalam
prakteknya, rotor tidak pernah berhasil "Mengejar" untuk bidang stator. Rotor
berjalan lebih lambat dari kecepatan bidang stator. Kecepatan ini disebut
sebagai Base Speed (Nb). Perbedaan antara NS dan Nb disebut slip. Itu slip
bervariasi dengan beban. Peningkatan beban akan menyebabkan rotor untuk
memperlambat atau meningkatkan slip. Penurunan beban akan menyebabkan
rotor untuk mempercepat atau mengurangi slip. slip ini dinyatakan sebagai
persentase dan dapat ditentukan dengan rumus pada gambar berikut:

Gambar 3.3 Persamaan dari Slip

16
Karena hanya memiliki sumber arus bolak tunggal, satu-satu fase motor
hanya bisa menghasilkan medan bolak: yang menarik pertama dalam satu
arah, kemudian di seberang sebagai polaritas dari switch lapangan. Sebuah
kandang-tupai rotor ditempatkan di bidang ini hanya akan berkedut, karena
tidak akan ada saat di atasnya seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3.4 Kerangka dari Motor Sangkar Tupai

Perbedaan utama antara berbagai jenis motor AC fasa tunggal adalah


bagaimana mereka pergi tentang memulai rotor dalam suatu arah tertentu
seperti bahwa bidang bolak akan menghasilkan gerakan berputar ke arah yang
diinginkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh beberapa perangkat yang
memperkenalkan fase-bergeser medan magnet pada salah satu sisi rotor.
Dibawah ini adalah beberapa contoh gambar Motor satu fasa yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 5. Contoh Motor Satu Fasa

3.3 Jenis-jenis Motor 1 Fasa


Berbagai jenis motor fase tunggal dibedakan oleh cara-cara yang mereka
mulai. Dibawah ini dalah jenis-jenis dari motor satu phasa sesuai dengan cara
mereka mulai :

17
3.3.1 Motor Split Phase (Motor Fase Sebelah)
Motor fase belah terdiri atas dua kumparan stator yaitu kumparan
utama dan kumparan bantu. Antara kumparan utama dan kumparan
bantu berbeda arus 90 derajat listrik Dibawah ini adalah gambar dari
motor fase sebelah :

Gambar 3.6 Motor Fase Sebelah

Motor split-tahap ini juga dikenal sebagai induksi start / jalankan


motor induksi. Ia memiliki dua gulungan: memulai dan berliku utama.
Awal berliku dibuat dengan lebih kecil kabel mengukur dan ternyata
lebih sedikit, relatif terhadap utama berliku untuk 10 menciptakan lebih
banyak perlawanan, sehingga menempatkan memulai berkelok-kelok's
lapangan pada sudut yang berbeda dibandingkan dengan utama belitan
yang menyebabkan motor mulai berputar. Itu utama berkelok-kelok,
yang merupakan kawat berat, menjaga motor menjalankan sisa waktu.
Dibawah ini adalah gambar dari rangkaian motor fase sebelah :

Gambar 3.7 Rangkaian Motor Fase Sebelah

Torsi mulai rendah, biasanya 100% menjadi 175% dari rate torsi.
Motor menarik tinggi mulai saat ini, sekitar 700% menjadi 1.000% dari
nilai arus. Itu torsi maksimum yang dihasilkan berkisar dari 250%
sampai 350% dari torsi rate (lihat Gambar 9 untuk torsi-kecepatan

18
kurva). Baik untuk aplikasi motor split-fase termasuk kecil penggiling,
kipas kecil dan blower dan rendah lainnya mulai torsi aplikasi dengan
kebutuhan daya dari 1 / 201 / 3 hp. Hindari menggunakan jenis motor di
setiap aplikasi membutuhkan tinggi pada / siklus harga off atau torsi
tinggi.
3.3.2 Motor Capasitor (Motor Kapasitor)
Ini adalah motor split-fasa diubah dengan kapasitor diseri dengan
mulai berkelokkelok untuk memberikan memulai "mendorong." Seperti
motor fase-split, motor kapasitor mulai juga memiliki saklar sentrifugal
yang memutus hubungan mulai berliku dan kapasitor ketika motor
mencapai sekitar 75% dari nilai kecepatan. Karena kapasitor berada
dalam seri dengan sirkuit mulai, itu menciptakan torsi lebih awal,
biasanya 200% sampai 400% dari rate torsi. Dan, saat ini mulai
biasanya 450% menjadi 575% dari, saat 11 ini dinilai jauh lebih rendah
daripada fase-split karena kabel yang lebih besar pada sirkuit mulai.
Lihat Gambar 7 untuk kurva torsi-kecepatan. Sebuah versi modifikasi
motor mulai kapasitor adalah resistensi mulai motor. Dalam tipe motor,
mulai kapasitor digantikan oleh resistor. Perlawanan mulai motor
digunakan dalam aplikasi mana torsi mulai kebutuhan kurang dari yang
diberikan oleh kapasitor mulai motor. Selain biaya, motor ini tidak
menawarkan keuntungan yang besar atas motor mulai kapasitor.

Gambar 8. Rangkaian Motor Kapsitor Biasa

Mereka digunakan dalam berbagai aplikasi belt-drive seperti


konveyor kecil, blower besar dan pompa, serta sebagai banyak drive
atau diarahkan langsung-aplikasi.

19
3.3.3 Motor Kapasitor Permanen
Sebuah kapasitor split permanen (PSC) motor jenis menjalankan
permanen kapasitor dihubungkan secara seri dengan mulai berliku-liku.
Hal ini membuat seorang pembantu mulai berliku berliku setelah motor
mencapai kecepatan berjalan. Karena kapasitor dijalankan harus
dirancang untuk terus menerus digunakan, tidak dapat memberikan
dorongan mulai dari awal kapasitor. Torsi mulai khas dari PSC motor
rendah, dari 30% sampai 150% dari torsi rate. motor PSC telah rendah
mulai saat ini, biasanya kurang dari 200% dari nilai arus, membuat
mereka sangat baik untuk aplikasi dengan tempat tinggi / off siklus
harga. Lihat Gambar 7 untuk kurva torsi-kecepatan. Motor PSC
memiliki beberapa keunggulan. Motor desain dengan mudah dapat
diubah untuk digunakan dengan 12 pengendali kecepatan. Mereka juga
dapat didesain untuk efisiensi optimum dan HighPower Factor (PF)
pada beban nilai. Mereka dianggap paling dapat diandalkan fasetunggal
motor, terutama karena tidak beralih mulai sentrifugal adalah
diperlukan. Dibawah ini adalah gambar rangkaian motor kapasitor
permanaen/tetap, yaitu :

Gambar 3.9 Rangkaian Motor Permanen / Tetap

Tetap split-kapasitor motor memiliki berbagai aplikasi tergantung


pada desain. Ini termasuk fans, blower dengan kebutuhan rendah dan
torsi mulai terputus-putus bersepeda menggunakan, seperti penyesuaian
mekanisme, gerbang operator dan pembuka pintu garasi.

20
3.3.4 Motor Capasitor Star/Run
Motor ini memiliki kapasitor mulai ketik seri dengan bantu berliku
seperti motor mulai kapasitor untuk tinggi mulai torsi. Seperti motor
PSC itu, juga memiliki tipe menjalankan kapasitor yang ada di seri
dengan tambahan berliku setelah kapasitor mulai diaktifkan keluar dari
sirkuit. Ini memungkinkan torsi overload tinggi.

Gambar 3.10 Rangkaian Motor Kapasitor Star dan Run

Jenis motor dapat dirancang untuk menurunkan beban penuh arus


dan efisiensi yang lebih tinggi (lihat Gambar 9 untuk torquespeed
kurva). motor ini mahal karena untuk memulai dan menjalankan
kapasitor, dan saklar sentrifugal. Hal ini dapat menangani aplikasi
terlalu menuntut untuk lain jenis motor fase tunggal. Ini termasuk
woodworking mesin, kompresor udara, tekanan tinggi pompa air,
pompa vakum dan torsi tinggi lainnya aplikasi yang memerlukan 1-10
hp.
3.3.5 Shaded Pole Motor (Motor Bayangan Kutub)
Bayang-kutub motor hanya memiliki satu berliku utama dan tidak
mulai berliku. Memulai adalah dengan cara desain yang cincin loop
tembaga kontinu di sebagian kecil dari masing-masing kutub motor. Ini
"warna" yang sebagian kutub, menyebabkan medan magnet di daerah
diarsir ketinggalan di belakang lapangan di daerah unshaded. Itu reaksi
dari dua bidang mendapatkan poros berputar. Karena motor berbayang-
tiang tidak memiliki awal yang berkelok-kelok, mulai beralih atau
kapasitor, itu adalah elektrik sederhana dan murah. Juga, kecepatan
dapat dikendalikan hanya dengan memvariasikan tegangan, atau

21
melalui multi-tap berliku. Mekanis, pembangunan berbayang-kutub
motor memungkinkan tinggi volume produksi. Bahkan, ini biasanya
dianggap sebagai "sekali pakai" motor, yang berarti mereka jauh lebih
murah untuk menggantikan daripada perbaikan. Di bawah ini adalah
gambar rangkaian dari shaded pole motor, yaitu :

Gambar 3.11 Rangkaian Shaded Pole Motor

Motor berbayang-kutub memiliki banyak fitur yang positif tetapi


juga memiliki beberapa kelemahan. Ini rendah mulai torsi biasanya
25% sampai 75% dari nilai torsi. Hal ini motor slip tinggi dengan
kecepatan berjalan 7% sampai 10% di bawah kecepatan sinkron. Secara
umum, efisiensi motor jenis ini sangat rendah (di bawah 20%).
Mungkin terbesar mereka digunakan adalah multi-kecepatan kipas
untuk penggunaan rumah tangga. Tapi torsi rendah, efisiensi rendah dan
kurang kokoh mekanik fitur membuat motor berbayang-kutub tidak
praktis untuk sebagian besar industri atau komersial penggunaan, di
mana tingkat yang lebih tinggi atau siklus tugas kontinu norma.

22
BAB IV

MOTOR 3 FASA

4.1 Pengertian Motor Induksi


Motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang
merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan
medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor yang
dioperasikan pada sistem tenaga tiga fasa.

a) bentuk fisik b) motor induksi dilihat ke dalam


Gambar 4.1 Motor induksi 3-fasa

4.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa


Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi
juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi
dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap
dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar berikut :

23
4.2.1 Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki
oleh motor sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari
laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5)
mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan,
secara detail ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 4.2 bagian dalam strator


4.2.2 Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan
stator atas, rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan
bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik.
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu:
4.2.2.1 Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk
Batang tembaga yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya
kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana
gambar ini

Gambar 4.3 Rotor

24
4.2.2.2 Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan
alur-alur sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan)
dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat
seperti gambar ini.

Gambar 4.4 Rotor Belitan


Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan
pada saat pengasutan atau pengaturan kecepatan dimana
dikehendaki torsi asut yang tinggi.

4.3 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari
kumparan stator kepada kumparan rotornya. Menurut Azhary (2011) jika
dijelaskan secara sistematis maka prinsip kerja motor induksi itu sebagai
berikut:
a. Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap
belitan phasa.
b. Arus pada tiap fasa menghasilkan fluks bolak-balik yang berubah-ubah.
c. Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya
tegak lurus terhadap belitan phasa.
d. Akibat fluks yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya
adalah e1 = -N d Ф / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 Ф (Volt ).
e. Penjumlahan ketiga fluks bolak-balik tersebut disebut medan putar yang
berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh

25
jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan Ns = 120
F / P ( rpm ).
f. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut
akan menghasilkan arus I2.
g. Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada
rotor.
h. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.
i. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepata
sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr)
disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr / Ns

4.4 Keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa :


4.4.1 Keuntungan penggunaan motor induksi tiga phasa
a. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
b. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
c. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
d. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
4.4.2 Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa
a. Kecepatan tidak mudah dikontrol
b. Power faktor rendah pada beban ringan
c. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal 2.6 Perawatan

26
BAB V

KONTAKTOR
5.1 Kontaktor Magnit
Kontaktor merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan
kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit
menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga
kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally
close) menjadi lepas.

Gambar 5.1 Kontaktor


Gambar di atas adalah kontaktor magnit arus bolak-balik, pada inti
magnit dipa-sang cincin hubung singkat dengan tujuan agar jangkar saat
ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena
pada arus bolak-balik frekuensi 50 Hz, berarti dalam 1 detik inti magnit
menarik dan mele-pas jangkar sebanyak 50 periode, sehingga menimbulkan
getaran).

27
Simbol koil konduktor magnit seperti pada gambar di atas dengan
terminal kumparan A1 dan A2 yang disambungkan pada rangkaian kontrol.
Sedangkan pada bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar
daya yang berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang relatif besar.
Terminal 1, 3, dan 5 disambungkan ke sumber jaringan 3 fasa dan
terminal 2, 4, dan 6 disambungkan ke beban (motor).

5.2 Kontak Utama dan Konta Bantu


Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor magnit ada 2
macam, yaitu kontak utama dan kontak bantu.

Gambar 5.2 Kontak Utama dan TOR


5.2.1 Kontak Utama :
Konstruksi kontak-kontaknya dimensinya lebih luas dan
tebal, sehingga mampu dialiri arus listrik yang relatif besar (arus
beban). Terminal keluarnya yang ke beban (2, 4, dan 6) bisa
disambungkan ke rele pengaman arus lebih (Thermal Overload
Relay.

28
5.2.2 Kontak Bantu
Konstruksi kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan
tipis, karena arus yang melaluinya relatif kecil (arus untuk
rangkaian kontrol). Penulisan terminal kontak-kontak bantu
pada kontaktor magnit ditulis dengan angka dan digit, yaitu
untuk kontak-kontak NC, digit kedua dari terminal-terminalnya
dengan angka 1 dan 2 untuk kontak-kontak NO, digit kedua dari
terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4.

Gambar 5.3 Kontak Bantu


Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu
(misal dengan timer), kontakkontak NC, digit kedua dengan
angka 5 - 6. dan untuk kontak-kontak NC nya, digit kedua
dengan angka 7 - 8.
Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut :
Untuk kontak bantu biasa
NC .1 - .2
NO .3 - .4
Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu
NC .5 - .6
NO .7 - .8

5.3 Kontaktor Magnit dengan Timer


Untuk memenuhi diskripsi kerja dari suatu rangkaian terprogram (misal
untuk mengendalikan beberapa motor dengan waktu kerja yang berbeda /
berurutan), maka diperlukan alat penunda waktu kerja kontak (timer) yang
bekerjasama dengan kontaktor magnit.

29
Gambar 5.4 Kontaktor Magnit dan Timer

Dari gambar tersebut dari atas ke bawah berturut-turut adalah :


1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)
2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)
3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati
4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu

5.3.1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)

Gambar 5.5 Timer On Delay


Dari gambar di atas, timer on delay diset pada tva, sehingga bila
kontaktor magnit aktif, kontak bantu NO-nya akan merespon (bergerak
ke kanan / terminal 7 - 8 akan sambung) setelah waktu tva, dan akan
lepas bila kontaktor magnit tidak bekerja. Untuk mudah mengingat,
perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung. Bila tuas bergerak ke kanan,
payung akan menahan / menunda gerakan tersebut.

30
5.3.2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)

Gambar 5.6 Timer Off Delay


Timer off delay diset pada tvr. Bila kontaktor magnit aktif, maka
kontak bantu NO langsung aktif juga (terminal 7 - 8 sambung).
Selanjutnya bila kontaktor magnit tidak aktif, kontak bantu NO tetap
aktif sampai waktu tvr (waktu tvr adalah waktu tunda dari kontaktor
magnit tidak aktif sampai dengan kontak bantu NO lepas).

5.3.3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati (On- Off


Delay)

Gambar 5.7 Timer On Off Delay


Bila timer on delay diset pada tva dan timer off delay diset pada
tvr, maka kontak bantu NO akan aktif setelah waktu tva dari mulainya
kontaktor magnit aktif. Dan akan lepas setelah waktu tvr dari tidak
aktifnya kontaktor magnit.

31
BAB VI

RANGKAIAN STAR DAN DELTA

Motor induksi 3 fasa dapat dirangkai menggunakan rangkaian star,


rangkaian delta, maupun kombinasi dari rangkaian star delta.

Gambar 6.1 Rangkaian star, lilitan motor, dan rangkaian delta


Berikut penjelasan dari masing-masing rangkaian :
6.1 Rangkaian Bintang/Star/Y

Gambar 6.2 Sambungan Bintang/Star/Y


Rangkaian star merupakan rangkaian yang salah satu ujung dari ketiga
kumparan dihubungkan menjadi satu. Dimana ujung kumparan tersebut
menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase jika ketiganya dijumlahkan atau
dihubungkan hasilnya netral atau nol. Nilai tegangan phase pada rangkaian
star merupakan hasil dari U/ √3. Jadi arus yang mengalir di setiap kumparan
1
yaitu 3 dari arus total yang mengalir.

32
6.2 Rangkaian Segitiga/Delta

Gambar 6.3 Sambungan Delta


Rangkaian delta merupakan rangkaian yang dirangkai dengan
menghubungkan kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga
seperti gambar diatas. Pada sambungan delta tegangan setiap kumparan akan
sama dengan tegangan antar phase akan tetapi arus yang mengalir disetiap
kumparanya sebesar arus line dibagi √3. Tetapi
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa rangkaian delta dapat
menghasilkan arus yang lebih besar dibandingkan rangkaian star. Sehingga
perlu disesuaikan pemakaianya, dan juga perlu diperhitungkan bahwa motor
induksi 3 fasa tersebut akan digunakan untuk beban yang besar atau kecil.
Jika beban terlalu besar sebaiknya memakai rangkaian delta karena rangkaian
delta menghasilkan arus yang lebih besar daripada menggunakan rangkaian
star.

6.3 Rangkaian Star Delta


Rangkaian star delta adalah rangkaian yang paling sering dipakai untuk
mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk
menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yang besar, serta
dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star berfungsi menstabilkan
teganagan sebelum rangkaiannya dirubah menjadi delta.
Rangkaian Star Delta juga memiliki fungsi yaitu mengurangi jumlah arus
start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star
delta paling banyak digunakan pada system starting di motor-motor listrik.

33
Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat
motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi
tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan
dengan star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun,
fungsi timer pun berjalan yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian
menjadi delta. Dengan berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui
motor akan menjadi penuh.

34
BAB VI

TRANSFORMATOR DAN GENERATOR

7.1 Transformator

7.1.1 Pengertian Transformator

Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah


tegangan bolak-balik (AC) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita
inginkan. Transformator terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi (terpisah) secara listrik dan dililitkan pada inti
besi lunak. Inti besi lunak dibuat dari pelat yang berlapis-lapis untuk
mengurangi daya hilang karena arus pusar (Kanginan, 2000).

Gambar 7.1 Bagian-Bagian Transformator

Gambar 7.2 Transformator

Gambar 7.3 Simbol Transformator

35
7.1.2 Prinsip Kerja Transformator

Arus induksi mengalir melalui rangkaian sekunder hanya


ketika saklar pada rangkaian primer ditutup atau dibuka.
Beberapa saat setelah saklar ditutup atau dibuka, arus induksi
tidak mengalir lagi melalui rangkaian sekunder. Setelah beberapa
saat saklar ditutup atau dibuka, besar induksi magnetik telah
mencapai nilai tetapnya, sehingga tidak berubah lagi.
Transformator bekerja seperti diatas, hanya supaya ggl suatu arus
induksi terus menerus (kontinyu) dibangkitkan pada rangkaian
sekunder (tidak hanya dibangkitkan ketika saklar ditutup atau
dibuka), maka rangkaian sekunder dihubungkan ke suatu sumber
tegangan bolak-balik (Kanginan, 2000).

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai


berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul GGL induksi.

Bila 2 koil diletakan saling berdekatan satu dengan yang


lain sedemikian hingga medan magnet pada koil pertama dapat
memotong konduktor dari koil kedua, yang menghasilkan
tegangan induksi pada koil kedua saat medan magnet pada koil
pertama berubah. Kedua koil tidak dihubungkan menjadi satu
secara elektronis.

Koil pertama, yang dihubungkan dengan sumber tegangan


dan yang menimbulkan medan magnet asli, disebut sebagai koil
primer (Kumparan Primer). Koil yang lain disebut sebagai koil
sekunder (Kumparan Sekunder).

36
Pada saat emf diinduksikan pada koil sekunder, yang
disebabkan adanya perubahan arus pada koil primer, itu
diinduksikan melalui induksi bersama (Bahan Pelatihan Nasional
Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan.2002).

Gambar 7.4 Prinsip Transformator

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari


sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik
arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya (http://www.e-
dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286).

Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :


“Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi
suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan
apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan
mengelilingi magnit, sehingga akan timbul gaya gerak listrik
(GGL)”.(http://dunialistrik.blogspot.com/2009/01/transformator.h
tml).

37
7.1.3 Persamaan Transformator

GGL kumparan bergantung pada banyak lilitannya. Makin


banyak lilitannya, makin besar ggl kumparan. Jika GGL dan
Banyak lilitan kumparan sekunder masing-masing V2 dan N2 serta
GGL dan banyak lilitan kumparan primer masing-masing V1 dan
N1, maka diperoleh hubungan (Kanginan, 2000). :

Jika lilitan primer N1 lebih banyak daripada lilitan


sekunder (N1>N2), maka tegangan primer lebih besar daripada
tegangan sekunder (V1> V2) yang disebut transformator step-
down. Jika lilitan primer lebih sedikit daripada lilitan sekunder
(N1<N2), maka tegangan primer lebih kecil daripada tegangan
sekunder (V1<V2) disebut transformator step-up.Kuat arus dan
tegangan pada kumparan primer adalah I1 dan V1, sehingga daya
listrik pada kumparan primer adalah P1=V1 I1. Kuat arus dan
tegangan pada kumparan sekunder adalah I2 dan V2, sehingga
daya listrik yang diberikan pada kumparan sekunder adalah
P2=V2 I2. Untuk transformator ideal, daya hilang dalam
transformator diabaikan, sehingga daya listrik pada kumparan
primer diteruskan seluruhnya ke kumparan sekunder. Bahwa
efisiensi transformator sama dengan 100% (= 100%) (Kanginan,
2000).

atau
Transformator dalam praktik pada kenyataannya memiliki
efisiensi sekitar 90 – 99% karena adanya rugi-rugi daya.
(Kanginan, 2000).

38
Efisiensi sebuah transformator (η) adalah hasil bagi antara daya
sekunder dengan daya primer (Kanginan, 2000).

7.1.4 Jenis Transformator

7.1.4.1 Transformator Step up

Transformator step-up adalah transformator yang


memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam jarak
jauh. (http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

Gambar 7.5 Lambang transformator step-up

7.1.4.2 Transformator Step Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder


lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat
mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator)

Gambar 7.6 Skema transformator step-down

39
7.2 Generator

7.2.1 Pengertian Generator

Generator merupakan alat yang mampu menghasilkan energi


listrik yang bersumber kepada energi mekanik dan umumnya
menggunakan induksi elektromagnetik. Sumber energi mekanik sendiri
bisa berasal dari resiprokat ataupun turbin. Generator listrik pertama
kali ditemukan pada tahun 1831 oleh seseorng 1yang bernama Faraday.
Saat itu generator listrik mempunyai bentuk gulungan kawat yang
dililitkan pada besi yang berukuran U. Generator tersebut dikenal
dengan nama Generator Cakram Faraday. Pada generator memiliki
manfaat yaitu sebagai salah satu elemen mesin pembangkit listrik yang
mana berasal dari energi mekanik dan semua pembangkit
listrik menggunakan komponen generator di dalamnya.

Gambar 7.7 Motor induksi 3 fasa

7.2.2 Prinsip Kerja Generator

Prinsip kerja dari generator listrik sebenarnya cukup


sederhana. Generator bekerja sesuai hukum faraday yakni apabila
suatu penghantar diputar dalam sebuah medan magnet hingga
memotong garis gaya magnet (GGM), maka akan menimbulkan garis
gaya listrik (GGL) dalam satuan volt pada ujung penghantar tersebut.
Berikut prinsip dari generator AC dan generator DC.

40
1. Generator AC
Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar
induksi elektromagnetik. Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan
oleh putaran medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam.
Dalam hal ini kumparan medan terletak pada bagian yang sama
dengan rotor dari generator.

Gambar 7.1 Prinsip generator AC

2. Generator DC
Cara kerja generator listrik DC mirip dengan cara kerja
generator listri AC. Yang membedakan hanya pada generator
listrik DC ini menggunakan sebuah cincin belah atau yang biasa
disebut dengan komutator di bagian outputnya. Komutator ini
memungkinkan arus listrik induksi yang dialirkan ke rangkaian
listrik berupa arus listri DC meskipun kumparan yang berada di
dalamnya menghasilkan arus listrik AC.

Gambar 7.2 Prinsip generator

41
DAFTAR PUSTAKA

Arindya, Raditya.2013. Penggunaan dan Pengaturan Generator. Hal 41

Dicky, 2014. “Prinsip memakai transformator dasar”


http://dickyyonsi.blogspot.co.id/2014/11/prinsip-transformator_16.html

Haogoaro. 2012. “MCB – Miniature Circuit Breaker”


http://haogoarozr.blogspot.com/2012/06/mcb-miniature-circut-breaker.html?m=1

http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Electric%20motors%20(Bahasa%20Indonesia).pdf

https://www.google image motor tiga phasa

https://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_MESIN_INDUKSI_3-PHASA

https://www.digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3841

Kusumah, Inu.H. ( 2008 ). Diktat ( Bahan Ajar ) Teknik Listrik dan Elektronika.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Listrik, Dunia. 2009. “ Motor ListrikAC Satu Fasa”,


http://dunialistrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html.

Marthen, Kanginan. 2000. Fisika 2000 jilid 1 B untuk SMU kelas 1. Jakarta :
Erlangga

Mitra Hebat Teknik. 2009. “ Motor Listrik Satu Fasa” ,


http://maintenace.wordpress.com/2009/10/25/motor-listrik-ac-satu-fasa.

Noname. 2008. “Generator dn Transformtor Listrik”


http://dunialistrik.blogspot.co.id/2008/12/generator.html

42
Noname, 2009. “Generator untuk Listrik Lebih Baik”
http://www.scribd.com/doc/225880709/Generator-untuk-listrik-lebih-baik#scribd

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST, MT

Sabirin, Taufiq. 2010. “Star-Delta”


https://taufiqsabirin.com/2010/08/06/star-delta/

Sugara Bayu. “Makalah Teknik Instalasi Listrik”

Sumardjati ,Prih. 2008.Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2

Surismanto, M. Haiban Agus Salim. 2011. Instalasi Listrik Tenaga Bangunan


Bertingkat. Klaten: Saka Mitra Kompetensi (hal 35)

Trikueni, 2014. “Pengertian Generator dan Transformator”


http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/04/Pengertian-generator-dan-
transformator.html

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia, 1988
Sumanto, Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit ANDI OFFSET, 1994

43

Anda mungkin juga menyukai