Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Modul Elektronika Analog dan Digital dapat diselesaikan. Modul ini
merupakan panduan dalam pembelajaran mata kuliah Elektronika Analog dan
Digital yang didalamnya membahas mengenai materi elektronika analog berupa
Resistor, Kapasitor, Induktor, Transformator, Dioda Transistor dll. Serta Materi
Elektronika Digital berupa Bilangan Biner, Gerbang Logika, Alajabar Boolean,
Karnough map, Rangkaian Digital, Balck Box, Encorder dan Decoder dsb.
Tersusunnya modul ini karena bimbingan dari dosen pengampuh mata kuliah
Elektronika Analag dan Digital, Bpk. Nofiansyah,S.T., M.T dan Kerja sama dari
anak-anak kelas 2 LF tahun ajaran 2017/2018. Tanpa adanya bimbingan dan kerja
sama yang baik modul ini tidak dapat tersusun.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan Modul ini. Untuk
itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan Modul ini sangat diharapkan.
Semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa Teknik elektro
khusunya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB VIII GERBANG LOGIKA .......................................................................... 83
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 2.18 Dioda fused – Junction .................................................................... 32
Gambar 2.20 Bahan N dan bahan setelah dipertemukan atau setelah ada bidang
batasnya. ................................................................................................................ 33
Gambar 3.1 (a), (b) dan (c). Berbagai macam penguat transistor ......................... 44
Gambar 3.3 Kurva garis beban (load line) pada suatu transistor .......................... 49
v
Gambar 4.4 Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda .............................................. 61
Gambar 8.1 model dan simbol atau lambang gerbang OR. .................................. 83
vi
Gambar 8.9 Gambar Rangkaian Ekivalen Ex-OR ................................................ 87
vii
Gambar 13.3 Gelombang Astabil Multivibrator ................................................. 120
Gambar 13.5 Bentuk Gelombang dari Vout dan Vkap ...................................... 122
viii
BAB I
ELEKTRONIKA ANALOG
A. Sinyal Analog
1
Contoh Sinyal Analog yang paling mudah adalah suara,seperti
pada teknologi telepon atau radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada
kamera konvensional, sinyal video pada televisi konvensional.
B. Data Analog
2
1.2 Teori Semikonduktor
3
jumlah elektron dalam orbit sama dengan jumlah proton dalam inti.
Muatan listrik sebuah elektron adalah: - 1.602 pangkat -19 C dan muatan
sebuah proton adalah: + 1.602 pangkat -19 C.
4
jumlah elektron bebas yang keluar dari ikatan kovalen, dengan kata lain
konduktivitas bahan meningkat.
5
dari suatu elektron dinyatakan dengan satuan elektron volt (eV). Hal ini
disebabkan karena definisi energi merupakan persamaan:
6
pada suatu bahan akan menentukan apakah bahan tersebut termasuk
isolator, semikonduktor atau konduktor. Eg adalah energi yang diperlukan
oleh elektron valensi untuk berpindah dari pita valensi ke pita konduksi.Eg
dinyatakan dalam satuan eV (elektron volt). Semakin besar Eg, semakin
besar energi yang dibutuhkan elektron valensi untuk berpindah ke pita
konduksi. Pada bahan-bahan isolator jarak antara pita valensi dan pita
konduksi (daerah terlarang) sangat jauh. Pada suhu ruang hanya ada
sedikit sekali (atau tidak ada) elektron valensi yang sampai keluar ke pita
konduksi. Sehingga pada bahan-bahan ini tidak dimungkinkan terjadinya
aliran arus listrik. Diperlukan Eg paling tidak 5 Ev untuk mengeluarkan
elektron valensi ke pita konduksi.
7
elektron bebas). Pada bahan silikon dan germanium masing-masing Eg-
nya adalah 1.1 eV dan 0.67 eV. Tempat yang ditinggalkan elektron valensi
ini disebut dengan hole. Pada gambar 1.4 dilukiskan dengan lingkaran
kosong. Meskipun hole ini secara fisik adalah kosong, namun secara
listrik bermuatan positip, karena ditinggalkan oleh elektron yang
bermuatan negatip. Level energi suatu hole adalah terletak pada pita
valensi, yaitu tempat asalnya elektron valensi. Apabila ada elektron
valensi berpindah dan menempati suatu hole dari atom sebelahnya,maka
hole menjadi tersisi dan tempat dari elektron yang berpindah tersebut
menjadi kosong atau hole. Dengan demikian arah gerakan hole (seolah-
olah) berlawanan dengan arah gerakan elektron. Sedangkan pada bahan
konduktor pita valensi dan pita konduksi saling tumpang tindih. Elektron-
elektron valensi sekaligus menempati pada pita konduksi. Oleh karena itu
pada bahan konduktor meskipun pada suhu 0 derajat K, cukup banyak
elektron valensi yang berada di pita konduksi (elektron bebas)
1. Semikonduktor Tipe P
8
Gambar 1.6Struktur Semikonduktor Tipe P
2. Semikonduktor Tipe N
9
BAB II
KOMPONEN ELEKTRONIKA ANALOG
A. Resistor
1. Simbol Resistor
10
Gambar 2.1 Lambang Resistor
11
resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut.
Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor
dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan
toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi
kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10%
(resistor 10%).
4. Jenis-Jenis Resistor
12
2. Resistor Arang (Carbon Resistor)
13
penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon,
resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa
kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor
metal film ini banyak digunakan untuk keperluan
pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
14
Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor
yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur
nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini
disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
Thermistor, yaitu tipe resistor variable
yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu
disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu
NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan
dibahas dalam artikel yang lain.
LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor
variabel yang nilai resistansinya akan berubah
mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
15
Gambar 2.5 Kode Warna Resistor
16
b. Kode Huruf Resistor
R, berarti x1 (Ohm)
K, berarti x1000 (KOhm)
M, berarti x 1000000 (MOhm)
F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
K, untuk toleransi 10%
M, untuk toleransi 20%
17
B. Kapasitor
18
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah
kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs.
Dengan rumus dapat ditulis :
Q = CV
Dimana :
Udara vakum k =1
Aluminium oksida k =8
Keramik k = 100 – 1000
Gelas k =8
Polyethylene k =3
19
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda
sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan
dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan
dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar.
Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi
parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-
komponen yang berdekatan pada jalur penghantar
listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat
yang berdekatan.
2. Besaran Kapasitansi
C=Q/V
20
pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan
listriknya disebut 1 farad.
kapasitor keramik
kapasitor film
kapasitor elektrolit
kapasitor tantalum
kapasitor kertas
Perdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor
dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :
21
sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada
rangkaian elektronika dan tidak boleh terbalik.
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah
kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut
juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari
beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film atau
polysterene film.
C. Induktor
1. Simbol Induktor
22
Gambar 2.9 Simbol Induktor
23
ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan
logam diberikan Isolator.
Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya
dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable
Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.
24
2.2 Komponen Aktif
A. DIODA SEMIKONDUKTOR
Dioda atau dioda semikonduktor (setengah penghantar) adalah
komponen elektronika terbuat dari bahan yang bersifat antara isolator dan
penghantar (konduktor). Bahan semi konduktor yang paling banyak
digunakan di bidang elektronika yaitu germanium (Ge) dan silikon (Si).
Diantara kedua jenis konduktor tersebut yang paling banyak digunakan
adalah bahan silikon, karena bahan silikon lebih tahan terhadap panas
dibandingkan dengan bahan germanium. Sifat-sifat dari bahan
semikonduktor dapat diuraikan berdasarkan teori atom yang sederhana.
Setiap atom memiliki inti atom (nucleus) dan elektron yang mengelilingi
inti atom, dimana elektron ini bermuatan negatif dan inti atom sendiri
terdiri dari proton yang bermuatan negatif atau netral demikian juga atom
silikon, atom silicon mempunyai inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti atomnya dengan jumlah lintasan tertentu (gambar 1.1). lintasan
pertama paling dekat dengan inti atom dikatakan lengkap apabila terdiri
dari dua elektron, lintasan kedua akan lengkap apabila terdiri dari 18
elektron dan seterusnya,dimana jumlah elektron yang bergerak melalui
lintasannya berlaku rumus : 2n2.
Apabila pada lintasan paling luar atom tidak terisi lengkap
elektron-elektron, seperti halnya didalam bahan semikonduktor, maka
atom-atom akan saling berkombinasi dan bergabung sedemikian rupa
secara kimia dan menjadikan elektron pada lintasan paling luar saling
mengisi sehingga membuat keadaan atom stabil. Setiap elektron terikat
pada selnya dengan adanya gaya keseimbangan antara gaya sentrifugal
yang arahnya keluar dengan gaya tarik dari inti atom.
(+) = Inti Atom
(-) = Elektron
25
Gambar 2.10 Atom Silicon Dengan Distribusi Muatannya
26
Bila atom silicon digambarkan menurut elektron valensinya, maka
gambarnya dapat dilihat seperti di bawah ini.
Karena muatan atom yang netral selalu sebesar 0, maka muatan inti
atom sebesar +4 yang diimbangi dengan muatan dari elektron sejumlah 4
buah, juga sebagai elektron valensi yang mengelilingi intinya tadi. Bahan
setengah penghantar ini merupakan suatu kristal seperti gambar 1.10.
Keterangan gambar :
(+) = inti atom
(-) = elektron valensi
O = ikatan kovalensi
27
Pada bahan kristal tadi, selain panas photon pun dapat memberikan
energi yang cukup untuk memutuskan ikatan kovalensi di dalam suatu
bahan semikonduktor.
Apabila suatu photon mempunyai energi yang cukup, dan
mengenai suatu elektron valensi, maka photon tersebut dapat melepaskan
satu ikatan kovalen dan membebaskan satu elektron, sehingga terdapat
satu tempat yang kosong pada tempat elektron yang baru dilepaskan tadi.
Tempat kosong itu dinamakan hole dan dia bebas bergerak di dalam
struktur kristal tersebut. Hole ini mempunyai muatan positif yang sama
besar dengan muatan negatif elektron.
Proses terbentuknya elektron bebas dan hole tersebut dinamakan
generasi (generation) dan sebaliknya, jika suatu hole diisi oleh elektron
bebas dinamakan rekombinasi (recombination) seperti yang terlihat pada
gambar 1.11 berikut.
28
germanium dengan derajat kemurnian yang tinggi maka, atom impuritas
tidak akan dapat melakukan ikatan yang sempurna sebab empat dari
kelima elektron valensinya akan masuk ke dalam ikatan-ikatan dengan
germanium, tetapi elektron yang kelima akan tetap tertinggal/tidak terikat
dalam ikatan kovalensi di dalam kristal tersebut, dan pada saat tertentu
turut serta melangsungkan proses konduksi. Jadi disini kondisi dilakukan
oleh muatan negatif atau impuritas/pengotor tadi disebut atom donor, yang
menyediakan elektron.
Adapun bentuk dari hasil pencampuran atom impuritas tersebut
dengan bahan semikonduktor tadi, dapat dilukiskan seperti gambar di
bawah ini.
29
Gambar 2.15 Semikonduktor jenis P
2. Ekivalen Dioda
Dalam kondisi dioda tidak mendapat catu daya dari luar dioda
memiliki daerah kosong. Daerah kosong tersebut akan dapat mengalirkan
arus dari luar bila catu daya yang dipasang mampu mengalahkan halangan
pada daerah kosong tersebut.Tegangan E yang dibutuhkan lebih besar dari
tegangan halangan (VT) yang dimiliki oleh dioda. tersebut dioda. VT
dioda germanium adalah 0,3V sedang untuk silicon 0,7V. Demikian juga
tahanan dioda besarnya dipengaruhi tegangan dari luar. Kondisi maju
(forward ) tahanan dioda ( Rf ) sangat kecil yang idealnya Rf =0. Bila
dipersamakan dengan sebuah saklar maka saklar (S) tersebut dalam
30
keadaan tertutup. Sedang kondisi mundur (reverse) tahanan dioda (Rr )
sangat besar yang idealnya Rr = ∞ . Bila dipersamakan saklar keadaan
terbuka. Dioda dapat digambarkan rangkaian persamaannya seperti
gambar 1.b berikut.ini.
31
cermat proses pengerjaannya maka peralihan dari daerah N ke P dapat
dibuat dengan tiba-tiba seperti terlihat hasilnya pada gambar berikut.
32
Gambar 2.20 Bahan N dan bahan setelah dipertemukan
atau setelah ada bidang batasnya.
33
Gambar 2.21PN – Junction Diberi Reverse Bias Voltage
34
Anoda biasa disingkat dengan huruf A dan katoda disingkat
dengan huruf K. Adapun beberapa gambar fisik dioda semikonduktor ini
seperti yang diperlihatkan gambar berikut.
5. Cara kerja
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pada saat dioda atau PN –
Junction diberi tegangan forward bias, maka PN – Junction memiliki
tahanan rendah, sedangkan jika PN – Junction diberi tegangan reverse
bias, maka PN – Junction memiliki tahanan yang tinggi sekali.
35
Dari keterangan di atas, jelaslah bagi kita bahwa dioda dapat
bekerja pada saat diberi tegangan forward bias, sedangkan pada saat diberi
tegangan reverse bias, dioda tidak bekerja dalam artian tidak
menghantarkan arus listrik.
6. karakteristik
Dioda semikonduktor merupakan sambungan antara logam jenis P
dengan jenis N. Jenis P disebut anoda sedang N disebut katoda. Sifat dari
dioda PN dipengaruhi oleh pemberian catu daya.
36
(a)
Arus total yang mengalir pada dioda daerah forward dan reverse
adalah
37
7. Fungsi
Dioda Hubungan
Dioda hubungan dapat mengalirkan arus listrik yang besar hanya
satu arah dan tidak dapat mengalirkan arus sebaliknya. Dioda ini biasanya
dipergunakan untuk perata arus Power Supply ( catu daya atau sumber
tegangan ). Dioda ini berkapasitas besar yang dinyatakan dengan Amper
dan mempunyai daya tahan terhadap tegangan yang dinyatakan dengan
Volt. Jadi setiap silikon yang dibeli di toko elektronika, mempunyai
kapasitas daya tahan terhadap arus dan tegangan yang berbeda. Sebagai
contoh adalah silikon 1 N 4002, ada dua macam yakni berkapasitas
1A/50Vdan berkapasitas 1A/100V.
Dioda Zener
Dioda zener disebut juga dioda tegangan konstan karena alat ini
dapat mengalirkan arus dengan tegangan yang tetap sesuai dengan
kapasitas dari dioda zener tersebut. Dioda zener biasa disingkat ZD (zener
diode), dioda ini kebanyakan mempunyai daya tahan ½ Watt. Dioda zener
38
dapat dipergunakan untuk menstabilkan tegangan yang ada pada catu daya
(Power Supply) atau sumber tegangan (DC Volt). Type dari dioda zener
dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Dioda banyak digunakan sebagai
pembatas tegangan.
B. Transistor
39
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Beberapa kegunaan transistor dalam rangkaian analog antara lain
mengendalikan pengatur daya dan audio amplifier dll agar memiliki
frekuensi pengoperasian yang rendah dan area yang luas. Mengganti
Regulator cadangan daya walaupun sedang di operasikan, Preamplifier,
opamp dll membutuhkan slew rate yang tinggi, distorsi ,dan leakage
rendah yang dimana semuanya membutuhkan pengubah geometri yang
tidak di temukan di rangkaian digital.
1. Transistor Bipolar/BJT
2. Transistor unipolar/FET
40
transistor bipolar di mana daerah Basis memotong arah arus
listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini
dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan,
untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat
artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang
lebih lanjut.
PN P-
P channel
NP N-
N channel
41
1) BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu
dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan
sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya
berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal
tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada
terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik
dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah
yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat
elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada
basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya
berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT
2) FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET
(JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal
sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET
(MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam
JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi
semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya,
ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-
state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode
antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan
tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya
memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik di bawah kontrol tegangan input.
42
sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif.
Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif,
aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk
P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian
besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir
semua JFET adalah tipe depletion mode.
43
BAB III
PENGUAT TRANSISTOR
Gambar 3.1 (a), (b) dan (c). Berbagai macam penguat transistor
44
Pada dasarnya banyak sekali jenis penguat (amplifier) yang dapat kita
peroleh di pasaran seperti yang terlihat pada gambar 1.1 di atas ini, namun pada
bab ini kita akan membatasi pembahasan kita hanya pada penguat-penguat
transistor atau transistor amplifier. Penguat-penguat transistor tersebut
menggunakan transistor sebagai kekuatan utama (main power) dalam melakukan
pembesaran amplitudo sinyal-sinyal masukan (input signal) sehingga diperoleh
sinyal-sinyal keluaran (output signal) yang memiliki nilai amplitudo lebih besar
dari sinyal masukannya. Transistor-transistor tersebut disusun dengan berbagai
resistor, kapasitor maupun induktor sehingga sesuai dengan aplikasi dari
rangkaian penguat yang akan digunakan.
A. Klarifikasi Penguat
B. Karakteristik Penguat
45
masukan AC (alternating current) tersebut penguat-penguat elektronik
akan meningkatkan besaran sinyal masukan (input signal) secara dinamis,
yaitu penguatan (amplify) dilakukan sesuai dengan nilai sinyal masukan
AC yang berubah-ubah terhadap waktu. Pada sinyal-sinyal masukan DC
(direct current) tersebut penguat-penguat elektronik akan meningkatkan
besaran sinyal masukan (input signal) secara statis, yaitu nilai penguatan
(gain) yang diperoleh akan bernilai konstan. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan dasar mengenai sinyal masukan (input signal) yang akan
diberikan ke penguat-penguat transistor, yaitu AC (alternating current)
atau DC (direct current).
46
Pada saat diimplementasikan penguat-penguat transistor tersebut
dapat beroperasi secara tunggal (single amplifier) atau bertingkat (multiple
amplifier). Penguat-penguat transistor yang beroperasi secara tunggal
tersebut beroperasi secara sendiri sehingga nilai penguatannya (gain)
adalah nilai penguatan yang terdapat pada penguat transistor itu sendiri,
sedangkan penguat-penguat transistor bertingkat (multiple amplifier)
adalah penguat-penguat transistor yang disusun secara bertingkat antara
satu penguat dengan penguat lainnya sehingga nilai penguatan yang
terdapat pada penguat bertingkat tersebut adalah sebuah nilai penguatan
menyeluruh (overall gains) yang terdiri atas perkalian antara nilai masing-
masing penguat transistor itu sendiri (individual gains). Penguat-penguat
transistor tersebut, baik penguat tunggal (single amplifier) maupun
penguat bertingkat (multiple amplifier), banyak diaplikasi pada berbagai
peralatan elektronika, yaitu salah satunya adalah aplikasi penguat audio
(audio amplifier).
47
Gambar 3.2 (a) dan (b). Berbagai penguat audio
48
Gambar 3.3 Kurva garis beban (load line) pada suatu transistor
49
Gambar 3.4 Hubungan penguat (a) seri, (b) paralel
2. Kopling RC
3. Kopling RL
4. Kopling transformator
50
C. Macam-macam Kopling
Sedangkan kopling lainnya yaitu LC dan transformator dimensi
fisik lebih besar sehingga memerlukan tempat yang luas. Transformator
juga berfungsi sebagai selektivitas frekuensi untuk dikuatkan
amplitudonya di tingkan berikutnya
51
Masing-masing besar hiE dapat ditentukan dengan cara
bila disubstitusikan
maka
Bila
maka
52
Pada penguatan 2 tingkan CE dengan CE bentuk gelombang output
tidak terjadi beda phase terbukti hasil perkalian menghasilkan
nilai positip. Bila mana beberapa penguat susunan CE mempunyai hfE
yang sama disusun sampai jumlah n buah tingkat maka besar penguatan
arus total adalah:
Penguatan daya
Penguatan tegangan
53
Untuk mencari hiE1
Penguatan tegangan
F. Penguat Darlington
54
Rangkaian tersebut juga banyak dilaksanakan dalam rangkaian
terintegrasi.
55
Masing-masing hiE dapat dicari
G. Penguat Operasional
56
3. Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat dipakai
pada semua jalur frekuensi audio (woofer, midle, dan
tweeter)
57
2. Penguat Pembalik (Inverting)
4. Penguat differensial
58
BAB IV
RECTIFIER
59
4.2 Jenis-jenis Rectifier (Penyearah Gelombang)
60
Dioda sebagai Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang berbeda
yaitu dengan menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang
Penuh dengan 2 Dioda harus menggunakan Transformer CT sedangkan
Penyearah 4 Dioda tidak perlu menggunakan Transformer CT, Penyearah
4 Dioda sering disebut juga dengan Full Wave Bridge Rectifier.
61
Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal Pertama
berubah menjadi sinyal Negatif maka D1 akan berada dalam kondisi
Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal Kedua yang berbeda fasa
180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah menjadi
kondisi Forward Bias yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.
62
E. Penyearah Gelombang yang dilengkapi dengan Kapasitor
63
BAB V
OSILATOR
5.1 Pengertian
A. Osilator Harmonisa
Osilator harmonisa menghasilkan bentuk gelombang sinusoida.
Osilator harmonisa disebut juga dengan Osilator Linear. Bentuk dasar
osilator harmonisa terdiri dari sebuah penguat dan sebuah filter yang
membentuk umpan balik positif yang menentukan frekuensi output.
64
Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama
penemunya Edwin Amstrong. Osilator amstrong terdiri dari
sebuah penguat dan sebuat umpan balik rangkaian LC.
2. Osilator Hartley
3. Osilator Colpits
65
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator
colpits tersusun dari dua buah kapasitor yang disusun seri dan
sebuah induktor tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah
mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan menempatkan
sebuah induktor variabel pada komponen induktornya seperti
halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley.
Amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range
frekuensi kerja penguat osilator.
4. Osilator Clapp
66
5. Osilator pergeseran Fasa
6. Osilator Kristal
67
rangkaian R, L dan C yang disusun seri. Osilator Pierce
ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak
dipakai pada rangkaian digital karena bentuknya yang simpel
dan frekuensinya yang stabil.
B. Osilator Relaksasi
68
Osilator relaksasi sederhana adalah sebuah multivibrator / flip-
flop. Prinsipnya adalah mensaklar tagangan suply oleh sebuah komponen
transistor atau FET.
69
Ketika melihat rangkaian oscilator gelombang kotak diatas terlihat
bagian diferensiator kapasitor (C) dan resistor (R) yang mendapat input
dari titik A. Rangkaian diferensiator inilah yang akan
menentukan frekuensi kerja rangkaian oscilator gelombang kotak.
70
2. Timing Diagram Rangkaian Oscilator Gelombang
Kotak (NOT Gate)
71
Dimana :
72
BAB VI
FILTER
1. untuk frekuensi kurang dari 100 kHz, penggunaan induktor (L) dapat
dihindari
2. relatif lebih murah untuk kualitas yang cukup baik, karena komponen
pasif yang presisi harganya cukup mahal
73
diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi
tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan
dan satu kapasitor. Filter orde satu ini mempunyai pita transisi dengan
kemiringan -20 dB/dekade atau –6 dB/oktav. Penguatan tegangan untuk
frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1)
74
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor
yang terhubung secara pararel dengan resistor, dimana reistansi
dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant (τ).
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu
tahanan dan satu kapasitor. Filter orde satu ini mempunyai pita
transisi dengan kemiringan 20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cut
off adalah: Av = - R2 / R1 sementara besarnya frekuensi cut off
didapat dari: fC = 1 / (2.R1C1)
75
Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah:
Av = (-R2 / R1) (-R4 / R3)
76
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
\\
77
BAB VII
ELEKTRONIKA DIGITAL
Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah
komponen utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit
terpadu (integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil
menemukan bahwa electron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor
lainnya melewati ruang hampa. Penemuan konduksi atau perpindahan ini dikenal
dengan nama efek Ediosn. Pada tahun 1904, John Fleming menerapkan efek
Edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung electron yang dikenal
dengan nama dioda, dan Lee De Forest mengikutinya pada tahun 1906 dengan
tabung tiga elemen, yang disebut trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang
dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat
dan dikirimkan.
78
Setelah perang, tabung elektron digunakan untuk mengembangan komputer
pertama, tetapi tabung ini tidak praktis karena ukuran komponen elektroniknya.
Pada tahun 1947, transistor ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories.
Fungsi transistor seperti tabung hampa udara, tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil, lebih ringan, konsumsi daya lebih kecil, dan lebih kuat, dan lebih murah
untuk diproduksi dengan adanya kombinasi penghubung metalnya dan bahan
semikonductor.
A. ELEKTRONIKA DIGITAL
Komputer modern
79
C. KONSEP TEKNOLOGI DIGITAL
“Teknologi digital menggunakan sistem bit dan bite, untuk
menyimpan dan memproses data, sistem digital mempekerjakan sejumlah
besar switch listrik mikroskopis yang hanya memiliki dua keadaan atau
nilai. Switch biner ini bisa dalam keadaan on atau off, satu atau nol, ya
atau tidak, hitam atau putih”.
D. ISTILAH DIGITAL
Istilah digital adalah menunjuk kepada jari-jari kaki dan tangan,
yang telahdipakai selama ribuan tahun untuk menghitung dan
menggambarkan data - data numers.Teknologi digital pada dasarnya
hanyalah sistem menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk
informasi sebagai nilai-nilai numeris.
80
A. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
81
2. Kekurangan
82
BAB VIII
GERBANG LOGIKA
Gerbang logika adalah piranti dua keadaan, yaitu mempunyai keluaran dua
keadaan: keluaran dengan nol volt yang menyatakan logika 0 (atau rendah) dan
keluaran dengan tegangan tetap yang menyatakan logika 1 (atau tinggi). Gerbang
logika dapat mempunyai beberapa masukan yang masing-masing mempunyai
salah satu dari dua keadaan logika, yaitu 0 atau 1. macam-macam gerbang logika
dasar adalah gerbang OR, AND, NOT.
A. Gerbang OR
83
A dan B adalah masukan (input) sedangkan Y adalah keluaran (outpit). Pada tabel
kebenaran diatas, diperlihatkan kondisi masukan dan keluaran gerbang OR.
Kajilah tabel ini secara seksama dan ingatlah hal- hal berikut ini: gerbang OR
memberikan keluaran 1 bila salah satu input A atau B atau kedua-duanya adalah
1. Begitupun halnya dengan yang tiga kondisi masukan. Keluarannya 0 jika ketiga
kondisi masukan 0, selain itu keluarannya 1.
B. Gerbang AND
Operasi AND :
84
C. Gerbang NOT
Operasi NOT :
A. Gerbang NOR
85
B. Gerbang NAND
C. Gerbang Ex-OR
86
Gambar 8.7 Ekivalen Gerbang Ex-OR
87
E. Contoh Penerapan Gerbang Logika
Contoh 1: F = A + B.C
88
BAB IX
RANGKAIAN DIGITAL
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sistem elektronika terbagi
atas dua macam atau jenis, yakni elektronika analog dan digital. Elektronika
analog melibatkan sinyal-sinyal analog. Sedangkan elektronika digital melibatkan
sinyal-sinyal digital (0 dan 1).
Saat saklar dalam keadaan hidup atau ON, dapat dilambangkan dengan
notasi 1. Sebaliknya, jika saklar dalam keadaan mati atau OFF, dapat
dilambangkan dengan notasi 0. Nah, buat anda yang ingin tahu beberapa contoh
rangkaian elektronika digital yang sederhana, bisa langsung simak baik-baik
ulasan berikut ini.
89
akanmengubah situasi tingkat tegangan keluarannya saat dipicu (trigger).
Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran) yang salah satu outputnya
merupakan komplemen Output yang lain.
90
B. Rangkaian Dasar
Rangkaian dasar dari Flip-Flop dapat dibuat dengan gate logika dasar, yaitu
menggunakan gate NAND atau NOR. Bila input S diberi logika 1, input R diberi
logika 0, maka output Q = 0, demikian juga sebaliknya jika input S = 0, R = 1
maka output Q = 1. Jika input S = 1, R = 1, maka output Q akan termemori,
sedangkan untuk input S = 0, R = 0 Output Q tidak menentu. Kemudian untuk
rangkaian FF dibentuk dari gate NOR akan menghasilkan output kebalikan dari
NAND FF, hal ini hanya dikarenakan output Q dengan posisi yang berbeda.
S R OUTPUT
0 0 Tidak menentu
1 0 Q=0
0 1 Q=1
1 1 termemori
Tabel Kebenaran
91
Gambar 9.2 Flip – Flop Dengan NOR gate
S R OUTPUT
0 0 termemori
1 0 Q=1
0 1 Q=0
1 1 Tidak menentu
Tabel Kebenaran
Penjelasan
Jika Input S = 0, Input C =0, maka output Q adalah sama dengan kondisi output
sebelumnya ( termemori )
92
C. Symbol RS – FF
Input S
Input C
Output Q
93
Penjelasan :
1. SR Flip-Flop
Jenis-jenis SR Flip-Flop
S R Q Qn
0 0 0 0
hold
0 0 1 1 condition
0 1 0 0
Flip-flop
0 1 1 0 Reset
1 0 0 1
Flip-flop
94
1 0 1 1 set
1 1 0 *
1 1 1 * Not used
2. JK Flip-Flop
95
akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka D flip-flop
akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.
4. Toggle Flip-Flop
96
Pencacah dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu : Synchronous dan Asynchronous,
dimana keduanya dibedakan dengan bagaimana cara diclock.
A. Register
1 0 1 1
(b) b0 = 1
97
b1 = 0
b2 = 1
b3 = 1
98
Dalam metode seri, bit-bit dipindahkan secara berurutan satu per
satu : b0, b1, b2, dan seterusnya. Dalam mode paralel, bit-bit dipindahkan
secara serempak sesuai dengan cacah jalur paralel (empat jalur untuk
empat bit) secara sinkron dengan sebuah pulsa clock. Ada empat cara
dimana register dapat digunakan untuk menyimpan dan memindahkan data
dari satu bagian ke bagian sistem yang lain :
B. Counter
1. Asinkron Counter
99
2. Sinkron Counter
100
BAB X
RANGKAIAN KOMBINASI
101
yang pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika
pada pertengahan abad ke-19.
Identitas Boolean
Teorema De Morgan
m0 m1 x’y’ x’y
m2 m3 xy’ xy
m0 m1 m3 m2
x’y’z’ x’y’z x’yz x’yz’
m5 m7 m6
xy’z’ xy’z xyz xyz’
m4
102
x y z f(x, y, z)
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1
00 01 11 10
0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
103
BAB XI
MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER
11.1 Multiplexer
Multiplexer adalah suatu rangkaian yang mempunyai banyak input dan hanya
mempunyai satu output. Dengan menggunakan selektor, dapat dipilih salah satu
inputnya untuk dijadikan output. Sehingga dapat dikatakan bahwa multiplexer ini
mempunyai n-input, m-selector , dan 1 output. Biasanya jumlah inputnya adalah
2m selektornya. Adapun macam dari multiplexer ini adalah sebagai berikut:
104
Gambar 11.1 Rangkaian Multiplexer
105
pada multiplexer dua input, output z akan sama dengan input data Io untuk kode
input SELECT berlogik 1, Z akan sama dengan I1 untuk kode input SELECT
berlogik 0. Dengan kata lain multiplexer memiilih 1 dari N data input dan
menyalurkan data yang terpilih ke suatu chanel output tunggal.
11.2 Demultiplexer
106
Input Output
K1 K2 Inp F0 F1 F2 F3
0 0 0 0 x x x
0 0 1 1 x x x
0 1 0 x 0 x x
0 1 1 x 1 x x
1 0 0 x x 0 x
1 0 1 x x 1 x
1 1 0 x x x 0
1 1 1 x x x 1
107
11.3 Cara Kerja
108
Pada rangkaian demultiplexer, gerbang yang digunakan adalah gerbang
AND, output dari multiplexer di cabangkan ke salah satu input-input dari gerbang
AND. sedangkan input gerbang yang satu nya berfungsi sebagai saklar untuk
penerima data yang masuk yang kemudian dikeluarkan ke masing-masing output.
Saat ini muncul teknologi untuk memanfaatkan bandwidth serat optis yang
besar ini dengan metode penjamakan. Pada komunikasi serat optis terdapat
beberapa metode penjamakan, yaitu TDM (Tim Division Multiplexing) dan
WDM (Wavelength Division Multiplexing) yang selanjutnya berkembang
menjadi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing). Saat ini teknologi
DWDM merupakan teknologi paling prospektif untuk memultipleks beberapa
kanal dalam serat optis, karena teknologi ini membagi kanal dalam daerah
panjang gelombang, sehingga lebih mudah diakses dalam serat optis dibandingkan
pembagian atas waktu pada TDM.
Sistem DWDM
109
Gambar 11.8 Sistem DWDM
110
untuk melewatkan data optis melalui jaringan, dengan beberapa prinsip
dasar, yaitu spasi kanal, arah aliran sinyal, dan pelacakan sinyal.
Prinsip Kerja
111
- Mampu menghasilkan kapasitas total 100 Gbps per serat.
112
BAB XII
ENCODER DAN DECODER
12.1 Pengertian
Rangkaian logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian
logika kombinasional dan rangkaian logika sequensial. Rangkaian logika
kombinasional adalah rangkaian yang kondisi keluarannya dipengaruhi oleh
kondisi masukan. Sedangkan rangkaian logika sequensial adalah rangkaian yang
kondisi keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan keluaran sebelumnya
atau dapat juga dikatakan rangkaian yang bekerja berdasarkan urutan waktu.
Enkoder dan Dekoder termasuk rangkaian logika kombinasional.
12.2 Encoder
113
Input Output
I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 Y2 Y1 Y0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
114
Dari tabel diatas, dapat dibut fungsi keluaran sebagai berikut :
Y0 = I1 + I3 + I5 + I7
Y1 = I2 + I3 + I6 + I7
Y2 = I4 + I5 + I6 + I7
12.3 Dekoder
X Y F0 F1 F2 F3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
115
Dari tabel diatas dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut:
116
BAB 13
MULTIVIBRATOR
13.1 Pengertian
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif
dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan
balik positif yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off,
sedangkan piranti yang lain dipaksa melakukan penghantaran. Multivibrator
adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk menerapkan variasi
dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat menghasilkan suatu sinyal
kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-rangkaian
sekuensial.
117
13.2 Fungsi
13.3 Karakteristik
F. Memiliki 1 buah masukan pada salah satu komponen kopel yang mengatur
keadaan stabil dan tak stabil.
118
13.4 Macam-macam Multivibrator
1. Astable Multivibrator
119
Gambar 13.2 Rangkaian Astabil Multivibrator
120
transisi. Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang
kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari
satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).
121
c) Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu
sebesar 5 V, maka output dari Schmitt akan berubah menjadi rendah
(≈0 V).
Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar
dibawah.
122
DAFTAR PUSTAKA
http://bambangherlandi.web.id/download/bahanajar/elektronika-digital.pdf
http://belajarelektronika.net/elektronika-digital-pdf/
http://husnulteum.blogspot.co.id/2015/12/decoder-encoder-multiplexer-
dan.html?m=1
http://elektronika-dasar.web.id/gerbang-logika-dasar-elektronika-digital/
http://psbtik.smkn1cms.net/elektro/transmisi/dasar_elektronika_analog_dan_digit
al.pdf
http://abi-blog.com/kelebihan-kelemahan-elektronika-digital/amp/
http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-multivibrator.htm
http://elektronika-dasar.web.id/astabil-multivibrator/
http://demuzze.blogspot.com/2014/07/teori-semikonduktor.html?m=1
http://elektronika-dasar.web.id/oscilator-gelombang-segitiga/
http://andri19921119.blogspot.co.id/p/filter-aktif-dan-filter-pasif.html
http://elektronika-dasar.web.id/oscilator-gelombang-kotak-not-gate/
http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor/
http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-jenis-jenis-
induktor/
https://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-
rectifier/
elektronika-dasar.web.id/penguat-1-satu-transistor/
http://steddysafe.blogspot.co.id/2013/10/welcome-home-bro.html?m=1
https://elektronikdot.blogspot.co.id/2015/03/gerbang-logika-kombinasi.html
https://teknikelektronika.com/pengertian-flip-flop-jenis-flip-flop/
123
http://rendy.blog.st3telkom.ac.id/wp-
content/uploads/sites/311/2016/03/TekDig_IFA_FlipFlop_Rendy-
Andriyanto_Sania-Ulfa-Nurfalah-1.pdf
http://martabahtiar.blogspot.co.id/2014/01/multiplexer-dan-demultiplexer.html
https://www.scribd.com/doc/97251731/PPT-MULTIPLEXER-
DEMULTIPLEXER
https://www.scribd.com/doc/263142711/Makalah-Multiplexer-Dan-Demultiplexer
http://andri19921119.blogspot.co.id/p/filter-aktif-dan-filter-pasif.html
http://demuzze.blogspot.co.id/2014/07/teori-semikonduktor.html
http://elektronika-dasar.web.id/semiconductor-tipe-p-dan-tipe-n/
http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor/
http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-jenis-jenis-
induktor/
124