AJAR
MATEMATIKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan buku ajar Matematika untuk Kelompok Sosial dan
Humaniora di lingkungan Universitas Mataram. Dalam buku ini dijelaskan konsep
konsep dasar dalam matematika beserta penerapannya dalam bidang sosial dan
humaniora. Pokok bahasan ini disajikan dengan harapan mahasiswa memahami esensi
dari matematika dan sekaligus sebagai penunjang langsung materi perkuliahan.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat langsung
maupun tak langsung dalam penyusunan buku ajar ini. Kami berharap agar buku ajar
ini memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Universitas
Mataram. Oleh karena itu, kritik dan saran masih kami harapkan untuk penyempurnaan
buku ajar ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... ii
TINJAUAN MATA KULIAH ............................................................................................................................ vi
ii
iii
iv
PETUNJUK PENGGUNAAN
Buku ini merupakan bahan pemantapan bidang matematika untuk program IPS
dan Bahasa, sehingga untuk memahami dasar dari materi yang dibahas di sini, saudara
perlu juga membuka kembali buku pelajaran Matematika tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) untuk program IPS dan Bahasa.
Di dalam buku ini, saudara akan diberikan penjelasan singkat tentang suatu
konsep disertai contohnya, untuk selanjutnya saudara diberikan beberapa soal latihan
agar lebih memahami penjelasan yang diberikan.
Mata kuliah Matematika ini merupakan salah satu materi untuk mahasiswa
Universitas Mataram pada program studiprogram studi yang berkaitan dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bahasa. Materi ini menjadi salah satu materi perkuliahan dasar
yang diberikan kepada mahasiswa semester pertama di perguruan tinggi dalam bidang
Matematika, sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka agar setara dengan
yang lain. Dengan demikian semua mahasiswa mempunyai tingkat pemahaman yang
setara dan siap mengikuti materi perkuliahan di perguruan tinggi sekaligus akan
memperlancar proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Mata kuliah ini terdiri dari enam pokok bahasan yang dijabarkan dalam enam
bab. Bab I membahas tentang logika matematika dan penggunaannya, Bab II tentang
barisan dan deret, Bab III tentang persamaan dan pertidaksamaan, Bab IV tentang
sistem persamaan linier, Bab V tentang Program linier, Bab VI tentang fungsi dan limit,
dan Bab VII membahas tentang turunan dan integral.
vi
Mata kuliah Matematika IPS dan Bahasa ini berguna untuk meningkatkan atau
memantapkan pemahaman mahasiswa program studiprogram studi IPS dan Bahasa
tentang matematika agar semua mahasiswa mempunyai tingkat pemahaman yang
relatif setara dan siap mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi sehingga proses
pembelajaran akan lebih lancar
TUJUAN MATA KULIAH
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami
dan menerapkan konsepkonsep matematika yang berkaitan dengan logika matematika,
barisan dan deret, persamaan dan pertidaksaman, sistem persamaan linier, program
linier, serta statistika dan peluang.
vii
BAB I
HIMPUNAN DAN LOGIKA
STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pernyataan majemuk dan pernyataan kuantifikasi
KOMPETENSI DASAR
1.1 Memahami pernyataan dalam matematika dan nilaikebenaran pernyataan
majemuk
1.2 Memahami pernyataan kuantifikasi dan pernyataan majemuk yang setara
dengan pernyataan kuantifikasi
1.3 Menggunakan prinsip logika matematika dalam penarikan kesimpulan dan
pemecahan masalah
INDIKATOR
1.1.1 Menjelaskan pengertian pernyataan/proposisi tunggal dan majemuk
1.1.2 Menjelaskan pengertian negasi, konjungsi, dan disjungsi, implikasi, dan
biimplikasi
1.1.3 Membuat tabel kebenaran pernyataan majemuk yang memuat negasi,
konjungsi, disjungsi, implikasi
1.1.4 Menjelaskan negasi dari pernyataan majemuk.
1.2.1 Menjelaskan pengertian kuantor universal dan kuantor eksistensial
1.2.2 Menjelaskan pernyataan majemuk yang setara dengan pernyataan
berkuantor
1.2.3 Menjelaskan negasi dari pernyataan berkuantor
1.3.1 Menyatakan kesimpulan dengan menggunakan prinsip modus
ponens/langsung
1.3.2 Menyatakan kesimpulan dengan menggunakan prinsip modus tolens/tidak
langsung
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai proposisi tunggal maupun proposisi
majemuk, mencakup pengertian dan tabel kebenarannya, serta bentuk yang setara
dengan negasi dari proposisi majemuk. Selanjutnya dibahas bentuk kuantor dan
bentuk yang setara dengan pernyataan berkuantor maupun negasinya. Pada
subbab ketiga dibahas prinsip penarikan kesimpulan, baik secara langsung (modus
ponens) maupun secara tidak langsung (modus tolens).
Materi pada bab ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa dalam hal penalaran untuk menjustifikasi kebenaran suatu pernyataan
yang diterima dan mengemukaan suatu pernyataan yang merupakan kesimpulan
berdasarkan pernyataanpernyataan yang diketahui sebelumnya.
PENYAJIAN
1.1 Pengertian dan Macammacam Proposisi Majemuk
Proposisiadalah pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja.
Kebenaran suatu proposisi dapat bersifat faktual maupun situasional.
Contoh :
1. Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. [proposisi
bernilai benar]
2. 2 + 3 = 6. [proposisi bernilai salah]
3. Ali naik kelas. [proposisi bisa bernilai benar atau salah, sesuai situasinya]
4. Tolong, tutup pintu itu ! [bukan proposisi]
Proposisi majemuk terdiri dari gabungan beberapa proposisi yang
dihubungkan dengan perangkai logika, misalnya : dan , atau, dan sebagainya.
Tabel kebenaranadalah tabel yang memuat semua kasus benar atau salah
yang mungkin.
1.1.1 Negasi/Ingkaran
Lawan dari hitam biasanya dikatakan putih, tetapi negasi dari hitam adalah
tidak hitam. Negasi p adalah suatu proposisi tidak benar bahwa p, dinotasikan
p.
1.1.3 Disjungsi
Contoh :
proposisi yang berlaku, sedangkan simpulan adalah proposisi yang dihasilkan dari
premis. Proses menghasilkan simpulan melalui premis disebut argumen.
Suatu argumen dikatakan sahih/valid apabila kebenaran semua premisnya
mengakibatkan kebenaran konklusi/simpulan.
Prinsip penarikan kesimpulan ada dua macam, yaitu prinsip modus ponens
dan prinsip modus tolens.
1.3.1 Prinsip Modus Ponens
Dari kedua prinsip di atas dapat digabungkan dengan dalil lain, misalnya dalil
rantai yaitu jika diketahui p q dan q r maka berlaku p r.
Contoh:
Premis 1: Jika rajin maka pandai
Premis 2: Jika pandai maka lekas mendapatkan pekerjaan
Premis 3: Ali rajin
Simpulan: Ali lekas mendapatkan pekerjaan.
RANGKUMAN
Diketahui: Premis 1: p q
Premis 2: p
Simpulan: Berlaku q.
LATIHAN 1
Simpulan: .
10
BAB II
BARISAN DAN DERET
STANDAR KOMPETENSI
2. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR
2.1 Memahami pola suatu barisan bilangan
2.2 Menentukan suku ken dan jumlah suku ken barisan dan deret aritmetika,
serta penerapannya.
2.3Menentukan suku ken dan jumlah ken barisan dan deret geometri, serta
penerapannya
INDIKATOR
2.1.1 Menjelaskan pola dari suatu barisan bilangan
2.2.1 Menghitung suku ken barisan aritmatika
2.2.2 Menghitung jumlah suku ken deret aritmatika
2.2.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret
aritmatika
2.3.1 Menghitung suku ken barisan geometri
2.2.1 Menghitung jumlah suku ken dan jumlah tak hingga deret geometri
2.2.2 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret
geometri
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan seharihari sering kita temui bendabenda di sekitar kita
baik tanaman, batu, hewan, dan lainlain yang memiliki keteraturan tertentu,
sebagai contoh penomoran rumah dan tanggal pada kalender untuk hari tertentu.
Pada sub bab pertama dibahas mengenai pola bilangan, dimana diperlukan
penalaran secara induktif untuk dapat menentukan pola suatu barisan bilangan.
Subb bab kedua membahas tentang barisan dan deret aritmatika yang dilanjutkan
di sub bab berikutnya tentang barisan dan deret geometri, beserta penerapannya
pada pemecahan permasalahan kontekstual yang berkaitan.
11
12
13
Jadi, Un= 2 n + 4 = 2n + 4
Sehingga U50= 2 50 + 4 = 104.
b. Barisan bilangan 4, 9, 16, 25, . . . .
Perhatikan bahwa
U1 = 4 = 22 = (1 + 1)2
U2 = 9 = 32 = (2 + 1)2
U5 = 16 = 4 = (2 + 2)2
U = 25 = 52 = (3 + 2)2
Berdasarkan aturan pembentukan barisan bilangan terlihat bahwa
pangkatnya selalu 2, sedangkan bilangan pokoknya adalah urutan suku ditambah
2 2 2
1, makaUn = (n + 1) .Jadi, U30 = (30 + 1) = 31 = 961.
2.2. Barisan dan Deret Aritmatika
barisan bilangan aritmatika, jika selisih dua suku yang berurutan selalu tetap. Hasil
pengurangan suatu suku dengan suku sebelumnya dinamakan beda dan
dilambangkan dengan "b".
b = U2 U1 = U3 U2 = U4 U3 = . = Un Un1
Jika dalam barisan aritmatika tersebut suku pertama dinyatakan dengan a,
maka bentuk umum barisan aritmatika adalah:
14
Karena barisan bilangan tersebut mempunyai beda yang tetap yaitu 3, maka
barisan itu merupakan barisan aritmatika.
2.2.2 Menentukan suku ken Barisan Aritmatika
U1= a
U2=a + b
U3= a + 2b
. . .
Un = a + (n 1)b
Un = a + (n1)b
Contoh:
Tentukan suku ke50 barisan aritmatika 1, 4, 7, 10, .
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa suku pertamanya a = 1, dan bedanya b = 3.
Maka U50 = a + 49b = 1 + 49 x 3 = 1 + 147 = 148.
Jadi suku ke50 adalah 148.
2.2.3 Pengertian Deret Aritmatika
15
Contoh:
Apakah 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . . merupakan deret aritmatika?
Penyelesaian:
Perhatikam bahwa
U2 U1 = 5 2 = 3
U3 U2 = 11 8 = 3
U4 U3 = 8 5 = 3
U5 U4 = 14 11 = 3
Karena bedanya selalu tetap yaitu 3, maka 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . .
adalah deret aritmatika atau deret hitung.
U1= a
U2=a + b
U3= a + 2b
. . .
Un = a + (n 1)b
Perhatikan bahwa
Sn = a + (a+b)+(a+2b) + ... + (a+(n1)b)
Sn = a+(n1)b + (a+(n2)b) + ... + a
Jumlah 2Sn=(2a+(n1)b)+(2a+(n1)b)+... +(2a+(n1)b), sebanyak n suku.
= n x (2a + (n1)b)
Jadi, rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah:
1
Sn = n(2a + (n1)b).
2
Contoh:
Tentukan jumlah sampai suku ke50 deret aritmatika 2 + 6 + 10 + 14 + 18 + . . ..
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa deret aritmatika tersebut mempunyai suku pertama a = 2 dan
beda b = 4.
16
Selanjutnya
Sn = n(2a + (n1)b)
S50 = 50 (2x2 + 49x4)
= 25 x (4 + 196)
= 25 x 200 = 5000.
2.2.5 Sisipan pada Deret Aritmatika
Deret semula:
a + (a + b) + (a + 2b) + ..
Deret baru:
a + (a + b) + (a + 2b) + (a + kb) + (a + (k+1)b) + ..,
dimana a + (k+1)b = a + b.
Dari deret semula dan deret baru diperoleh hubungan
b
1) Beda deret baru: b
k 1
2) Banyaknya suku deret baru:n' = n + (n1)k
n
3) Jumlah n suku pertama deret baru sesudah sisipan: S n (a U n )
2
2.3 Barisan dan Deret Geometri
Suatu barisan U1, U2, U3, U4, . . . ,Un disebut barisan geometri jika
perbandingan dua suku yang berurutan selalu tetap. Hasil bagi suatu suku oleh
suku sebelumnya disebut rasio, biasanya dilambangkan dengan r, yaitu
U2 U3 U4 U
r ... n
U1 U 2 U 3 U n 1
17
Jika suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan geometri
adalah:
2 3 n1
a, ar , ar , ar , . . .ar
Contoh:
Tentukan apakah 2, 4, 8, 16, . . . merupakan barisan geometri.
Penyelesaian:
Kita tentukan berapakah rasio dua suku yang berurutan adalah
U2 4
2
U1 2
U3 8
2
U2 4
U 4 16
2
U3 8
Karena rasio dua suku yang berurutan sama, maka barisan tersebut
merupakan barisan geometri.
. . .
Un= arn1
Un = ar(n1)
Contoh:
Penyelesaian:
Suku pertama = px
18
U 2 p 2x
Rasio = x p 2 x x p x
U1 p
Rumus suku ken adalah Un = a x rn1 = px (px)n1 = pnx.
Jadi suku ke10 adalah U10 = p10x.
Contoh:
Maka
U2 6
3
U1 2
U 3 18
3
U2 6
U 4 54
3
U 3 18
U 5 162
3
U4 54
Akan ditentukan jumlah n suku pertama (Sn) dari deret geometri dengan suku
19
U1= a
U2=ar
U3= ar2
. . .
Un = ar(n 1)
Perhatikan
Sn = a + ar + ar2 + ... + ar(n1)
rSn = ar + ar2 + + ar(n1) + arn
(1r)Sn= a arn
= a(1rn)
Jadi, rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah:
a (1 r n ) a ( r n 1)
Sn atau dapat ditulis S n
1 r r 1
Untuk rasio r, dengan | r | < 1, deret tak hingganya konvergen dengan jumlah deret
tak hingganya
a
S , dimana | r | < 1. (Buktikan!)
1 r
Contoh:
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa a = 3, dan r = 2.
Maka jumlah deret tak hingganya,
a ( r n 1)
Sn
r 1
3 ( 2 6 1) 3 63
S6 189 .
2 1 1
Jadi, jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + 24 + . . . adalah 189.
Contoh:
1 1 1
Tentukan jumlah deret geometri tak hingga 1 .....
3 9 27
20
Penyelesaian:
1
Perhatikan bahwa a = 1, dan r = .
3
a 1 3
Maka S
1 r 1 2.
1
3
2.3.5 Sisipan pada Deret Geometri
antara dua suku yang berurutan disisipkan k buah suku baru sehingga membentuk
deret geometri yang baru, r adalah rasio deret awal, dan n banyaknya suku awal,
maka diperoleh:
Rasio baru: r
k 1
a. r
b. Banyaknya suku baru: n' = n + (n1)k
c. Jumlah n suku pertama deret geometri sesudah sisipan:
n
a ( r ) 1
Sn
atau S n
a 1 ( r ) n
r 1 1 r
2.4 Memecahkan Masalah Barisan dan Deret
Contoh:
Penyelesaian:
21
Penyelesaian:
Bulan Januari = U1 = a = Rp150.000,bulan Februari Rp210.000,.
22
Penyelesaian:
Perhatikan
Diperoleh barisan aritmatika dengan suku pertama a = 500 dan beda b = 25.
Selanjutnya
U10 = a + 9b = 500 + 9 25 = 500 + 225 = 725/
Jadi, banyak baju yang dihasilkan pada bulan Desember adalah 725 buah.
d. Dalam suatu gedung pertemuan terdapat 10 kursi pada baris pertama, dan
bertambah 6 kursi untuk barisbaris seterusnya. Jika gedung itu dapat memuat
15 baris kursi, maka tentukan:
(1) rumus suku kenyang menyatakan banyak kursi pada baris ken,
(2) banyak kursi pada baris terakhir,
(3) banyak kursi dalam gedung tersebut.
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa terbentuk barisan dan deret artimatika dengana = 10,b = 6, dan
n = 15
23
1
Rumus jumlah n suku pertama deret: Sn = n(2a + (n1)b),
2
dimana n: banyaknya suku, a: suku pertama, dan b: beda.
Rumus suku ken barisan geometri:Un = ar(n1),
dimana n: banyaknya suku, a: suku pertama, dan r: rasio.
a (1 r n )
Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika: S n ,
1 r
dimana n: banyaknya suku, a: suku pertama, dan r: rasio.
Rumus jumlah tak hingga deret geometri dengan rasio r, dimana | r | < 1
adalah
a
S , dimana a: suku pertama, dan r: rasio.
1 r
LATIHAN 2
1. Tentukan rumus banyaknya diagonal segin.
2. Jika pada suatu deret aritmetika, diketahui suku ke5 sama dengan 40 dan
suku ke8 sama dengan 25, maka tentukan jumlah 12 suku pertama dari
deret aritmetika tersebut.
3. Jika jumlah deret geometri 2 + 22 + 23 + + 2n = 254, berapakah n?
4. Di antara dua suku yang berurutan pada deret 2 + 10 + 18 + 26 + 34 + 42
disisipkan tiga bilangan sehingga membentuk deret aritmatika yang baru.
Tentukan:
a. beda deret yang baru,
b. banyak suku pada deret yang baru,
c. jumlah deret yang baru.
5. Pak Budi meminjam uang sebesar Rp 700.000, pada pak Amir. Pak Amir
minta pak Budi mengangsur setiap bulan utang tersebut sebesar Rp
52.000, Rp 50.000, Rp 48.000, Rp 46.000, dan seterusnya. Pak Budi
diminta mulai membayar angsurannya pada bulan Agustus 2011. Pada
bulan dan tahun berapakah pak Budi terakhir mengangsur hutang sehingga
lunas.
24
BAB III
MATRIKS
1.1 PENGERTIAN
Matriks adalah susunan angka atau bilangan, variabel, atau parameter yang
disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut barisbaris dan
kolomkolom. Dapat juga didefinisikan Matriks adalah suatu himpunan kuantitas
kuantitas (yang disebut elemen), disusun dalam bentuk persegi panjang yang
memuat barisbaris dan kolomkolom.
atau atau
Di dalam Matriks terdapat Ruang Baris (Row Space) dan Ruang Kolom (Coloum
21 2 23 44 35
16 77 8 39 10
A =
11 12 13 14 15
16 17 48 19 20
25
Tiap tiap baris/Kolom dari matriks A dapat di anggap sebagai vektor dan disebut
vektor baris/kolom. Ruang baris dari matriks A (mxn) adalah suatu ruang vektor
bagian dari Rn yang dibentuk oleh vektorvektor baris dari A. Ruang kolom dari
matriks A (mxn) adalah suatu ruang vektor bagian dari Rn yang dibentuk oleh
NOTASI MATRIKS
Secara umum :
Matriks A=(aij ), i= 1, 2, 3,..k dan j=1, 2, 3,., l yang berarti bahwa banyaknya
baris sebanyak k dan banyaknya kolom sebanyak l.
Contoh :
85 3
A= B= C= 231219
101 8
Ukuran matriks 2 x 2 3 x 1 1 x 5
Jumlah baris 2 3 1
Jumlah kolom 2 1 5
Matriks yang hanya mempunyai satu baris disebut MATRIKS BARIS, sedangkan
matriks yang hanya mempunyai satu kolom disebut MATRIKS KOLOM. Dua buah
matriks A dan B dikatakan SAMA jika ukurannya sama (mxn) dan berlaku aij = bij
untuk setiap i dan j
26
A. PENJUMLAHAN MATRIKS
Contoh :
81 102
92
123
A= B=
81 102 183
A+B = +
92
123 = C=
215
B. PENGURANGAN MATRIKS
27
Contoh : A B = C
2020
3040 1020
1455 1340 115
A= B= maka hasilnya C=
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij ) maka matriks kA=(kaij ) yaitu suatu
matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan
skalar k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau
dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )
Contoh :
10203
2*102*202*3
A= maka 2A=
Contoh :
01 34
34 35 610
01
28
2(A+B) = 2 + = 2 =
01 34 610
2A+2B = 2 + 2 =
3
642
Contoh : 1) A= dan B= 1
maka
3
642 1 (6*3)+(4*1)+(2*0) 22
A x B= * = =
3
321
1
2) A= dan B= maka
29
(3*3)+(2*1)+(1*0) 11
A x B = =
(iii) A0 dan B0
Jika diketahui suatu matriks A=aij berukuran mxn maka transpose dari A
adalah matriks AT =nxm yang didapat dari A dengan menuliskan baris kei dari A
sebagai kolom kei dari AT.
(i) (A+B)T = AT + BT
(ii) (AT) = A
(iii) k(AT) = (kA)T
(iv) (AB)T = BT AT
Tugas Buktikan sifatsifat transpose (i), (ii), (iii), dan (iv) !
30
Berikut ini diberikan beberapa jenis matriks selain matriks kolom dan matriks
baris
Contoh :
9 0 0
5 2 0
5 4 2
Contoh :
8 5 0
0 9 3
0 0 2
0 0 0
Contoh. 0 0 0
0 0 0
Sifatsifat :
31
860
A=
32
Contoh :
100
020
A=
Contoh :
100
010
A=
1. A*I=A
2. I*A=A
Contoh :
4000
0400
A=
33
18220 18 270
Contoh :
27341 223416
A= dan AT=
Contoh :
0130 0130
1042 1042
A= 3 4 0 1 maka AT = 3 4 0 1
Contoh :
1200
1230
A=
0 2 3 4
34
A= maka =
Contoh :
1. Penukaran tempat baris kei dan baris kej atau penukaran kolom kei dan
kolom kej dan ditulis Hij(A) untuk transformasi baris dan Kij(A) untuk
transformasi kolom.
Contoh :
35
a. Penukaran baris
11220 2 31
A=
231 H12(A) 11220
b. Penukaran kolom
120 10 2
231 213
A= K23(A)
2. Mengalikan baris kei dengan suatu bilangan skalar h0, ditulis Hi(h)(A) dan
memperkalikan kolom kei dengan skalar k0, ditulis Ki(k)(A).
Contoh :
120 120 120
231 462 231/2
A= H2(2)(A)= K3(1/2)(A)=
3. Menambah kolom kei dengan k kali kolom kej, ditulis Kij(k)(A) dan
menambah baris kei dengan h kali baris kej, ditulis Hij(h)(A).
Contoh :
120 120
H23(1)(A)
231 220
A=
36
H2 + (1*H3)
12 2
K31(2)(A)
224
K3 + (2*K1)
Contoh :
231 410
A= dan B=
3021 K12(1)
4 021
K42(1)
A=
K1+(1*K2) K4+(1*K2)
3021 H12 5 131
37
100 0 10
010 100
I3 = H12(I)
100
H31(k)(I)
010
H3+(k* H2)
100
010
38
H32(4)(I)
H3+(4* H2)
453 x3+15 3
2x16 241/2x4
Carilah x1 , x2 , x3 , x4
3. Diketahui
213
132
207 410
39
A= B=
Tentukan
135
4. Tunjukan bahwa matriks A idempoten jika A=
135
a. A= dan B=
420 131
351 351
b. A= dan B=
203 203
40
3.3 Grafik Fungsi
Grafik fungsi linier berupa garis (lurus), yang dapat digambarkan pada
sistem koordinat Cartesius.
Contoh:
Gambarkan grafik dari fungsi linier y = 2x + 3.
Penyelesaian:
Terlebih dahulu akan dicari dua koordinat titik yang terletak pada garis yang
dimaksud.
Untuk x = 0, maka y = 3. Diperoleh titik (0, 3)
Untuk y = 0, maka x = 3/2. Diperoleh titik (3/2, 0).
Grafiknya
41
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1, 5) dan (3, 2).
Penyelesaian:
Persamaan garisnya
y y1 x x1
y2 y1 x2 x1
42
y 5 x 1 y 2 x 1
2 5 3 1 3 4
4 y 8 3x 3 4 y 3x 5
3 5
y x
4 4
3 5
Jadi persamaan garisnya y x , atau dapat dituliskan juga 3x 4y + 5 = 0.
4 4
3.3.2 Grafik Fungsi Kuadrat
43
44
RANGKUMAN
45
46
LATIHAN 3
47
BAB IV
SISTEM PERSAMAAN LINIER
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti materi pokok Sistem Persamaan Linier diharapkan
mahasiswa dapat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier.
KOMPETENSI DASAR
Materi pokok Sistem Persamaan Linier terdiri dari dua kompetensi dasar,
yaitu
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linier
2. Mahasiswa dapat menerapkan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier
INDIKATOR
Indikator ketercapaian dari materi pokok Sistem Persamaan Linier untuk
kompetensi dasar ke1 adalah
1.1 Mahasiswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linier dengan metode
substitusi
1.2 Mahasiswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linier dengan metode
eliminasi
48
PENDAHULUAN
Sistem persamaan linier adalah suatu sistem (gabungan dua atau lebih)
persamaan linier yang memuat beberapa variabel. Pada bagian ini akan dibahas
sistem persamaan linier dua variabel dan tiga variabel, yaitu sistem persamaan
linier yang memuat dua variabel dan tiga variabel. Pembahasan difokuskan pada
penyelesaian sistem persamaan linier tersebut dengan menggunakan metode
substitusi dan metode eliminasi.
Selain itu akan dibahas pula penerapan dari sistem persamaan linier
tersebut pada kehidupan seharihari.
49
50
Penyelesaian:
3 1. 1
3 2 8 . 2
51
(7)
Persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (6)
3 7 3
52
3 7 3
9 21
7 3
4 4
.... (8)
0 . (9)
4. Persamaan (8) dan (9) disubstitusikan ke persamaan (4)
2 2
3
2 0 2
7
6
2
7
, 0, .
53
Contoh 4.3
Diketahui sistem persamaan linier dua variabel sebagai berikut
3 1
3 2 8
Selesaikan sistem persamaan linier berikut dengan metode eliminasi!
Penyelesaian:
1. Mengeliminasi variabel x untuk mendapatkan nilai variabel y
3 1 3 3 9 3
3 2 8 1 3 2 8
11 11
1
2. Mengeliminasi variabel y untuk mendapatkan nilai variabel x
3 1 2 2 6 2
3 2 8 3 9 6 24
11 22
2
Jadi, himpunan penyelesaian sistem persamaan linier tersebut adalah {(2,
1)}
Untuk sistem persamaan linier tiga variabel dapat pula diselesaikan
dengan metode eliminasi, hanya saja langkah pengerjaannya cukup panjang,
sehingga lebih sering diselesaikan menggunakan metode substitusi atau gabungan
eliminasi dan substitusi.
54
55
56
2 3 1 1 2 3 1
5 1 2 2 10 2
7 3
2 2 2 2
0
Jadi, himpunan penyelesaian sistem persamaan linier tersebut adalah
, 0,
57
Contoh 4.6
Diketahui harga 2 buku tulis dan 3 bolpoin adalah Rp. 5.200,00, sedangkan harga 4
buku tulis dan 2 bolpoin adalah Rp. 6.800,00. Ingin diketahui harga sebuah buku
tulis dan sebuah bolpoin. Tentukan model matematika untuk permasalahan
tersebut!
Penyelesaian:
Untuk membuat model matematikanya, kita memisalkan harga sebuah buku tulis
sebagai variabel x dan harga sebuah bolpoin sebagai variabel y.
Dari keterangan harga 2 buku tulis dan 3 bolpoin adalah Rp. 5.200,00, diperoleh
hubungan 2 3 5.200
Dari keterangan harga 4 buku tulis dan 2 bolpoin adalah Rp. 6.800,00, diperoleh
hubungan 4 2 6.800
Sehingga dapat disusun model matematika sistem persamaan linier sebagai
berikut:
2 3 5.200
4 2 6.800
Contoh 4.7
Tiga orang anak (P, Q, dan R) membeli gula, beras, dan telur. P membeli 2 kg gula, 3
kg beras, dan 1 kg telur. Q membeli 1 kg gula, 2 kg beras, dan 2 kg telur. Sedangkan
R membeli 3 kg gula, 1 kg beras, dan 1 kg telur. Uang yang dibayarkan P sebesar
Rp.58.000,00, Q sebesar Rp. 55.000,00, sedangkan R sebesar Rp. 55.000,00. Ingin
58
diketahui harga gula, beras, dan telur setiap kilogramnya. Tentuka model
matematikanya!
Penyelesaian:
Misalkan harga tiap kilogram gula adalah x , harga tiap kilogram beras adalah y ,
dan harga tiap kiligram telur adalah z. Untuk memudahkan dalam membuat model
matematika, permasalahan di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut
Tabel 4.1
Gula ( x ) Beras ( y ) Telur ( z ) Uang yang dibayar
P 2 3 1 58.000
Q 1 2 2 55.000
R 3 1 1 55.000
Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun model matematika sistem persamaan
linier sebagai berikut
2 3 58.000
2 2 55.000
3 55.000
Contoh 4.8
Diketahui harga 2 buku tulis dan 3 bolpoin adalah Rp. 5.200,00, sedangkan harga 4
buku tulis dan 2 bolpoin adalah Rp. 6.800,00. Jika seseorang membeli 5 buku tulis
dan 5 bolpoin, berapa harganya?
59
Penyelesaian:
Misalkan harga sebuah buku tulis adalah variabel x dan harga sebuah bolpoin
adalah variabel y. Permasalahan tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut
Tabel 4.2
Buku tulis ( x ) Bolpoin ( y ) Total harga
2 3 5.200
4 2 6.800
5 5 z=?
2 3 5.200 .. 1
4 2 6.800 . . 2
.
4 2 6.800 4 2 6.800
10.400 6 2 6.800
4 3.600
900
2.600 3 450
60
2.600 1350
1.250
Sehingga 5 5
5 1.250 5 900
6.250 4.500
10.750
Jadi, karena diperoleh harga sebuah buku tulis adalah Rp. 1.250,00 dan harga
sebuah bolpoin adalah Rp. 900,00, maka harga dari 5 buku tulis dan 5 bolpoin
adalah Rp.10.750,00.
RANGKUMAN
Sistem persamaan linier dua variabel adalah suatu sistem (gabungan dua atau
lebih) persamaan linier yang memuat dua variabel.
Bentuk umum sistem persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut
61
LATIHAN 4
62
63
BAB V
SISTEM BILANGAN RIIL
STANDAR KOMPETENSI
3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan persamaan linier dan kuadrat
serta pertidaksamaan linier dan kuadrat
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linier
3.2 Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
3.3 Menggambarkan grafik fungsi linier dan fungsi kuadrat
INDIKATOR
3.1.1 Menghitung penyelesaian persamaan linier
3.1.2 Menghitung penyelesian pertidaksamaan linier
3.1.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linier
3.2.1 Menghitung penyelesaian persamaan kuadrat
3.2.2 Menghitung penyelesian pertidaksamaan kuadrat
3.2.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat
3.3.1 Menggambarkan grafik fungsi linier
3.3.2 Mengambarkan grafik fungsi kuadrat
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipelajari tentang persamaan dan pertidaksamaan yang
pada sub bab pertama diawali dengan persamaan dan pertidaksamaan linier. Pada
subbab berikutnya berkenaan dengan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat,
yang dilanjutkan dengan pembahasan tentang grafik fungsi baik fungsi linier
maupun kuadrat.
Materi ini diharapkan bermanfaat dalam pemecahan masalah yang model
matematikanya berupa persamaan maupun pertidaksamaan linier dan kuadrat.
Pembahasan tentang grafik memberikan manfaat dalam membuat penafsiran atau
interpretasi secara geometris.
64
PENYAJIAN
Persamaan adalah kalimat matematika yang memuat variabel dan
menggunakan tanda sama dengan, yaitu =. Sedangkan pertidaksamaan adalah
kalimat matematika yang memuat variabel dan menggunakan tanda bukan sama
dengan, yaitu <, <, >, atau >. Menyelesaikan atau mencari penyelesaian
persamaan atau pertidaksamaan adalah mencari nilainilai variabel x yang
memenuhi persamaan atau pertidaksamaan yang bersangkuan.
5.1 Persamaaan dan Pertidaksamaan Linier
65
Pertidaksamaan linier dalam variabel x mempunyai bentuk umum salah satu dari
ax + b < 0, ax + b < 0, ax + b > 0, ax + b > 0
dengan a, b bil. riil dan a 0.
Untuk mencari penyelesaian dari pertidaksamaan linier digunakan aturan
aturan penjumlahan dan perkalian berikut:
a. Aturan penjumlahan: Jika a < b, maka a + c < b + c.
Aturan penjumlahan pada pertidaksamaan sama dengan pada persamaan,
yaitu dilakukan dengan cara menambahkan kedua ruas pertidaksamaan dengan
bilangan yang sama.
b. Aturan perkalian: Jika a < b dan c > 0, maka ac < bc.
Jika a < b dan c < 0, maka ac > bc.
Aturan perkalian pada pertidaksamaan dibedakan antara pengalinya bilangan positip dan bil
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan linier: 3 2x < 8.
Penyelesaian:
3 2x < 8
2x < 8 3
2x < 5
x >
x > 2
66
Linier
Contoh:
Sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan selisih panjang dan lebarnya
adalah 5 meter. Jika keliling tanah tersebut adalah 46 meter, berapakah ukuran
panjang dan lebarnya.
Penyelesaian:
Misalkan panjangnya: p = x meter.
Maka lebar: l = x 5 meter
Kelilingnya: 2p + 2 l = 46 2(p+l) = 46
p + l = 23 x + (x 5) = 23
Diperoleh 2x 5 = 23. (Persamaan Linier)
2x = 28
x = 14
Sehingga panjang = 14 meter dan lebar = 9 meter.
3.2 Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
67
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan kuadrat: x2 4x + 3 = 0.
Penyelesaian:
x2 4x + 3 = 0
(x 1) (x3) = 0
x 1 = 0 atau x 3 = 0
x = 1 atau x = 3.
68
x2 6x = 5
x2 6x + 9 = 5 + 9 (kedua ruas ditambah ((6))2, yaitu 9)
(x 3)2 = 4
x 3 = 4 atau x 3 = 4
x 3 = 2 atau x 3 = 2
x = 5 atau x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya = {1, 5}.
c. Cara Rumusabc
Akarakar (penyelesaian) persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat
dihitung dengan rumusabc berikut:
b b 2 4ac
x1., 2
2a
NilaiD = b24ac disebut diskriminan. Bentuk akarakar persamaan kuadrat
bergantung pada nilai D, yaitu :
Jika D > 0, terdapat dua akar riil berbeda.
Jika D = 0, terdapat satu akar riil (dua akar kembar).
Jika D < 0, tidak ada akar riil (akarakarnya kompleks).
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan : x2 2x + 2 = 0
Penyelesaian:
2 8 2(1 2 )
= =
2 2
= 12.
Jadi himpunan penyelesaiannya = {1+ 2 , 1 2}.
Dari rumusabc, dapat ditentukan rumus jumlah dan hasil kali akarakar
persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, yaitu :
b c
x1 + x2 == dan x1 x2 = .( Tunjukkan! )
a a
Untuk menghitung hasil operasi yang lain dari akarakar persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan menyatakan sebagai jumlah, selisih, dan hasil kali
69
Untuk a < 0,
+ + +
x1 x2
(4) Tuliskan himpunan penyelesaiannya.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x2 7x + 6 < 0.
Penyelesaian:
70
Linier
Contoh:
Sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan selisih panjang dan lebarnya
adalah 5 meter. Jika luas tanah tersebut adalah 126 m2, berapakah ukuran panjang
dan lebarnya.
Penyelesaian:
Misalkan panjangnya: p = x meter.
Maka lebar: l = x 5 meter
Luas: p x l = 126
x(x5) = 126
x2 5x = 126
x2 5x 126 = 0. (Persamaan Kuadrat)
Dengan cara pemfaktoran diperoleh
(x 14)(x + 9) = 0
x 14 = 0 atau x + 9 = 0
x = 14 atau x = 9 (tidak mungkin bernilai negatif)
Jadi ukuran panjangnya = 14 meter, sehingga lebarnya = 14 5 = 9 meter.
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti materi pokok Program Linier diharapkan mahasiswa
dapat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan program linier.
71
KOMPETENSI DASAR
Materi pokok Program Linier terdiri dari dua kompetensi dasar, yaitu
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan sistem pertidaksamaan linier dengan dua
variabel
2. Mahasiswa dapat menerapkan masalah yang berkaitan dengan program linier
INDIKATOR
Indikator ketercapaian dari materi pokok Program Linier untuk
kompetensi dasar ke1 adalah
1.3 Mahasiswa dapat menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linier
dua variabel
1.4 Mahasiswa dapat menyelesaikan sistem pertidaksamaan linier dengan dua
variabel
PENDAHULUAN
72
73
Dua Variabel
74
75
76
(a) (b)
b. Mengambil sembarang titik uji, misalkan titik (0,0) yang disubstitusikan
ke dalam pertidaksamaan
2 3 6 3
2 0 3 0 6 0 0 3
0 6(benar) 0 3(benar)
77
c. Menggambar daerah himpunan penyelesaian keempat pertidaksamaan
1) 2 3 6 2) 3
Y Y
X
2 0 3
0 X
3
3
3) 0, 4) 0
Y Y
0 X 0 X
Gambar 5.3
2. Menentukan irisan dari keempat grafik pada gambar 5.3. Irisan tersebut
merupakan daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
dua variabel tersebut di atas.
Y
2
0 3 X
Gambar 5.4
78
Contoh 5.5
Rani akan membuat roti A dan roti B. Untuk membuat roti A diperlukan
telur sebanyak 0,5 kg dan tepung terigu sebanyak 1 kg. Sedangkan untuk membuat
roti B diperlukan telur sebanyak 1 kg dan tepung terigu sebanyak 1,5 kg. Rani
mempunyai persedian 10 kg telur dan 15 kg tepung terigu. Jika banyaknya roti A
yang dibuat adalah x dan banyaknya roti B yang dibuat adalah y, maka buatlah
model matematikanya!
79
Penyelesaian:
Untuk mempermudah pembuatan model matematika, persoalan tersebut
disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 5.3
Roti A (x) Roti B (y) Persediaan Bahan
Telur 0,5 1 10
Tepung Terigu 1 1,5 15
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa telur yang dibutuhkan untuk
membuat roti A dan B sebanyak 0,5 kg. Karena persedian telur Rina
sebanyak 10 kg, maka diperoleh hubungan
0,5 10 atau 2 20
1,5 15 atau 2 3 30
x dan y adalah banyaknya roti A dan roti B yang akan dibuat, sehingga x
dan y tidak mungkin negatif. Oleh karena itu x dan y harus memenuhi hubungan
0 dan 0, dengan ,
2 20,
2 3 30,
0,
0 untuk ,
Contoh 5.6
80
Misalkan roti A dan roti B pada contoh 5.5 akan dijual dan keuntungan
bersih yang dapat diperoleh dari penjualan roti A sebesar Rp. 2.000,00, sedangkan
roti B sebesar Rp.3.000,00. Buatlah model matematika dari masalah program linier
tersebut agar diperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya.
Penyelesaian:
Dengan adanya ketentuan tentang keuntungan pada masalah program
linier tersebut maka penyajiannya dalam tabel akan berubah sebagai berikut
Tabel 5.4
Roti A (x) Roti B (y) Persediaan Bahan
Telur 0,5 1 10
Tepung Terigu 1 1,5 15
Keuntungan 2.000 3.000
Dari tabel 5.4 dapat diketahui keuntungan yang akan diperoleh dari
penjualan roti A dan roti B adalah 2.000 3.000
Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut menjadi
2 20,
2 3 30,
0,
0 untuk ,
2.000 3.000
Bagian ini adalah fungsi linier dua variabel yang merupakan fungsi
tujuan, fungsi objektif, atau fungsi sasaran yang akan ditentukan
nilai maksimumnya.
Contoh 5.6 merupakan contoh masalah program linier yang berkaitan
dengan pemaksimuman fungsi linier. Berikut ini merupakan contoh masalah
program linier yang berkaitan dengan peminimuman fungsi linier.
81
Contoh 5.7
Fitri diharuskan makan dua tablet vitamin setiap hari. Tablet pertama
mengandung 3 unit vitamin B dan 2 unit vitamin C. Sedangkan tablet kedua
mengandung 2 unit vitamin B dan 3 unit vitamin C. Dalam sehari Fitri memerlukan
maksimal 18 unit vitamin B dan 15 unit vitamin C. Jika harga tablet pertama Rp.
800,00 per biji dan tablet kedua Rp. 700,00 per biji, buatlah model matematika
dari masalah tersebut agar pengeluaran Fitri untuk membeli tablet per hari dapat
ditekan serendahrendahnya.
Penyelesaian:
Misalkan banyaknya tablet pertama adalah x dan banyaknya tablet kedua
adalah y, maka permasalahan tersebut dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut
Tabel 5.5
Tablet I (x) Tablet II (y) Keperluan Maksimal
Vitamin B 3 2 10
Vitamin C 2 3 15
Biaya 800 700
3 2 10
2 3 15
x dan y adalah banyaknya tablet pertama dan tablet kedua yang dimakan
(dikonsumsi), sehingga x dan y tidak mungkin negatif. Oleh karena itu x dan y
harus memenuhi hubungan
82
0 dan 0, dengan ,
Biaya yang diperlukan untuk membeli kedua tablet tersebut tiap hari
adalah 800 700
3 2 10,
2 3 15,
0,
0 untuk ,
800 700
Bagian ini adalah fungsi linier dua variabel yang merupakan fungsi
tujuan, fungsi objektif, atau fungsi sasaran yang akan ditentukan
nilai minimumnya.
83
akan dijelaskan adalah metode grafik karena masalah program linier yang dibahas
di sini adalah program linier yang sederhana yang hanya melibatkan dua variabel.
Penyelesaian program linier dengan metode grafik meliputi beberapa
langkah berikut
1. Menyusun model matematika masalah program linier yang terdiri dari
fungsi objektif dan kendala yang merupakan sistem pertidaksamaan linier
dua variabel.
2. Menggambarkan grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
linier dua variabel, sekaligus menentukan titiktitik ujung yang terletak
pada daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dua
variabel.
3. Menghitung nilai fungsi objektif untuk titiktitik ujung pada daerah
himpunan penyelesaian.
4. Menentukan nilai optimum (maksimum atau minimum) fungsi objektif dan
menafsirkannya sebagai penyelesaian masalah program linier.
Untuk gambaran yang lebih jelas tentang metode penyelesaian ini,
perhatikan contoh 5.6. Kita akan menyelesaikan masalah program linier tersebut,
yaitu berkaitan dengan memaksimumkan fungsi objektif.
Penyelesaian:
1. Menyusun model matematika
Model matematika dari permasalahan tersebut adalah
Fungsi objektif yang akan dimaksimumkan
2.000 3.000
Kendala.
2 20,
2 3 30,
0,
0 untuk ,
84
(a) (b)
Diperoleh grafik sebagai berikut
Y
10
0 15 20 X
Gambar 5.5
Titiktitik ujung yang terletak pada daerah himpunan penyelesaian
adalah (0,0), (0,10), dan (15,0)
3. Menghitung nilai fungsi objektif
Tabel 5.7
Titik Ujung 2.000 3.000
(0,0) 0
(0,10) 30.000
(15,0) 30.000
85
RANGKUMAN
LATIHAN 5
86
2. Luas suatu lahan parkir adalah 400 . Luas ratarata satu mobil dan satu bus
masingmasing adalah 8 dan 24 . Lahan parkir tersebut hanya memuat
paling banyak 20 kendaraan. Buatlah model matematika dari permasalahan
tersebut.
3. Suatu pabrik mainan memproduksi 2 jenis mainan, yaitu jenis I dan II.
Keuntungan setiap mainan jenis I adalah Rp. 3.000,00, sedangkan jenis II Rp.
5.000,00. Mainan jenis I memerlukan waktu 6 jam untuk membuat bahan
bahannya, 4 jam untuk memasang, dan 5 jam untuk mengepak. Mainan jenis II
memerlukan waktu 3 jam untuk membuat bahannya, 6 jam untuk memasang,
dan 5 jam untuk mengepak. Suatu pesanan sedang dikerjakan pabrik itu
dengan alokasi waktu 54 jam untuk membuat bahanbahannya, 48 jam untuk
memasang, dan 50 jam untuk mengepak. Pabrik tersebut berharap untuk
mendapatkan keuntungan maksimum dari pesanan tersebut. Buatlah model
matematika dari permasalahan tersebut.
4. Hitunglah keuntungan maksimum dari permasalahan pada nomor 3.
5. Mobil pick up dan truk akan digunakan untuk mengangkut 1000 pasir. Satu
kali jalan, pick up dapat mengangkut 2 pasir dan truk 5 pasir. Untuk
mengangkut pasir tersebut diperlukan jumlah pick up dan truk paling sedikit
350 buah dengan biaya angkut pick up sekali jalan Rp. 15.000,00 dan truk Rp.
30.000,00. Berapa biaya minimum untuk mengangkut pasir tersebut?
87
BAB VI
FUNGSI DAN GRAFIK
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep fungsi secara umum.
KOMPETENSI DASAR
5.1 Memahami definisi fungsi dan unsurunsur dalam fungsi
5.2 Menerapkan konsep fungsi
5.3 Memahami operasi pada fungsi
INDIKATOR
1. Menjelaskan definisi fungsi
2. Menjelaskan unsurunsur dalam fungsi
3. Menggambarkan grafik fungsi
4. Menjelaskan operasi jumlah pada fungsi
5. Menjelaskan operasi selisih pada fungsi
6. Menjelaskan operasi hasil bagi pada fungsi
7. Menjelaskan operasi hasil kali pada fungsi
8. Menjelaskan operasi pangkat pada fungsi
88
5.1 Fungsi
Definisi
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang
menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan,
yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik
f x dari himpunan kedua. Himpunan yang diperoleh
f 2 22 4 4
2
f z 2 z 4 2 z 2 4
2
f z 2 2z 2 4 2z 2 4 z 4 4 2 z 2 8 z 4
2
Contoh 1
Jika diketahui f x x 2 5x , tentukan dalam bentuk yang sederhana beberapa
bentuk berikut.
a. f 5
b. f 5 h
c. f 5 h f 5
f 5 h f 5
d.
h
Penyelesaian
89
f 5 5 55 0
2
a.
b. f 5 h 5 h 55 h 25 10h h 2 25 5h h 2 5h
2
c. f 5 h f 5 h 2 5h 0 h 2 5h
f 5 h f 5 h 2 5h h h 5
d. h5
h h h
Sebuah fungsi belum dapat ditentukan secara lengkap apabila daerah asal dari
fungsi tersebut belum diberikan. Daerah asal merupakan himpunan elemen
elemen yang mana fungsi tersebut memperoleh nilai. Sedangkan daerah hasil
merupakan himpunan yang memuat semua nilainilai yang diperoleh melalui
fungsi tersebut.
Contoh 2
Tentukan daerah asal dari :
1
a. f x
x5
b. g t t 2 16
Penyelesaian
1
a. Daerah asal untuk fungsi f x adalah x : x 5.
x5
Solusi daerah asal tersebut dibaca himpunan x elemen bilangan riil
sedemikian sehingga x tidak sama dengan 5 . Pengecualian selain bilangan
5 dalam solusi daerah asal dilakukan untuk menghindari pembagian dengan
bilangan 0 .
b. Daerah asal untuk fungsi g t t 2 16 adalah t : t 4.
90
Grafik fungsi dapat digambarkan pada suatu bidang koordinat, namun dengan
terlebih dahulu memperhatikan bahwa daerah asal dan daerah hasil fungsi
tersebut merupakan bilangan riil. Untuk fungsi f x , maka grafik fungsi dari f
merupakan grafik dari persaamaan y f x pada bidang koordinat.
Contoh 3
Buatlah sketsa grafik dari beberapa fungsi berikut pada bidang koordinat.
a. g x x 3 2 x
b. f x x 2 2
Penyelesaian
Sebelum membuat sketsa grafik g dan f , terlebih dahulu diperhatikan daerah
asal dari kedua fungsi tersebut. Kedua fungsi g dan f tersebut memiliki daerah
asal berupa himpunan semua bilangan riil. Grafik berikut diperoleh dengan
membuat tabel nilai dari masingmasing titik yang berpadanan, untuk kemudian
dimasukkan dalam bidang koordinat. Pada tahapan akhir, titiktitik tersebut
dihubungkan dengan sebuah kurva mulus.
a. b.
91
-3 -2 -1 1 2 3
-2
-4
4
-3 -2 -1 1 2 3
-2
-4
Perhatikan bahwa masingmasing daerah nilai untuk kedua fungsi g dan f
tersebut diberikan pada tabel berikut.
Fungsi Daerah asal Daerah hasil
g x x 3 2 x
f x x 2 2 y : y 2
grafik fungsi simetri terhadap sumbu y , yang diberikan pada grafik berikut.
92
-3 -2 -1 1 2 3
-2
-4
b. Fungsi Ganjil
Apabila f x f x , maka grafik fungsi simetri terhadap titik asal.
Contoh 5
Fungsi g x x 3 2 x merupakan fungsi ganjil, dengan f x f x , serta
grafik fungsi simetri terhadap titik asal, yang diberikan pada grafik berikut.
4
-3 -2 -1 1 2 3
-2
-4
Contoh 6
3x x 3
Tentukan apakah fungsi h x merupakan fungsi genap, ganjil, atau
4 3x 2 x 4
bukan keduanya?
Penyelesaian
Perhatikan bahwa :
93
3 x x 3x x 3
3
3x x 3
h x h x
4 3 x x 4 3x 2 x 4 4 3x 2 x 4
2 4
Karena h x h x , maka h x merupakan fungsi ganjil.
BEBERAPA FUNGSI KHUSUS
Terdapat dua (2) dua fungsi khusus diantara fungsi fungsi yang akan sering
digunakan sebagai contoh pada pembahasan selanjutnya, yaitu :
a. Fungsi Nilai Mutlak
Definisi
x , jika x 0
x
x , jika x 0
Contoh 7
1) 1 1
2) 1 1 1
b. Fungsi Bilangan Bulat Terbesar
Definisi
x bilangan bulat terb esar yang lebih kecil atau sama dengan x
Contoh 8
1) 1 1
2) 0.5 0
3) 0.5 1
4) 1 1
1.1 OPERASI PADA FUNGSI
94
berlaku. Dengan kata lain, daerah asal bagi hasil operasi (jumlah, selisih, hasil
kali,dan hasil bagi) merupakan irisan atau bagian bersama dari daerah asal fungsi
f x dan g x . Terdapat pengecualian di dalam operasi hasil bagi, yaitu dengan
f n
pada x . Namun, terdapat pengecualian pada operasi pangkat untuk nilai pangkat
Contoh 9
5 x
Diberikan fungsi f x dengan daerah asal x dan g x x 1 dengan
4
daerah asal x : x 1. Tentukan masingmasing rumus untuk operasi berikut
beserta daerah asalnya.
a. f g x
b. f g x
c. f g x
95
f
d. x
g
e. f 3 x
Penyelesaian
a. f g x f x g x 5 x x 1
4
Daerah asal dari hasil operasi f g x merupakan irisan dari x dan
x : x 1. Oleh karena itu, diperoleh daerah asal yaitu x : x 1.
b. f g x f x g x 5 x x 1
4
Dengan memperhatikan bahwa daerah asal dari hasil operasi f g x yang
merupakan irisan dari x dan x : x 1, maka diperoleh daerah asal
yang serupa dengan hasil operasi jumlah. Daerah asal yang diperoleh, yaitu
x : x 1.
c. f g x f x g x 5 x x 1
4
Daerah asal dari hasil operasi f g x memberikan hasil yang serupa dengan
solusi sebelumnya, yaitu x : x 1.
f f x 5 x
d. x x 1
g g x 4
f
Daerah asal dari hasil operasi x diperoleh dengan pengecualian untuk
g
menghindari pembagian oleh 0 . Oleh karena itu, diperoleh daerah asal yaitu
x : x 1.
3
e. f 3 x f x 3 5 x
4
96
g f x g f x
Contoh 10
5 x
Diberikan fungsi f x dan g x x 1 . Tentukan masingmasing g f x
4
dan f g x .
Penyelesaian
g f x g f x
5 x
g
4
5 x
1
4
f g x f g x
f
x 1
5 x 1
4
Perhatikan bahwa komposisi fungsi g f x dan f g x umumnya
memberikan hasil yang berlainan, sehingga tidak berlaku komutatif. Penentuan
daerah asal suatu fungsi komposisi g f x dilakukan dengan memperhatikan
Contoh 11
4x
Diberikan fungsi f x 2 x dan g x . Tentukan masingmasing
x 8
2
97
g f x g f 2
g 4
4 4
4 2
8
8
4
2
g f x g f x
g 2x
4 2x
2x 2
8
4 2x
2x2 8
2 2x
2
x 4
Daerah asal bagi fungsi g f x merupakan bagian dari daerah asal fungsi f x ,
sehingga fungsi g x yang menerima fungsi f x sebagai input. Oleh karena itu,
98
Grafik dari fungsi identitas merupakan sebuah garis yang melalui titik asal 0,0
dengan tanjakan (slope).
c. Fungsi Polinom
Fungsi polinom merupakan sebarang fungsi yang dapat diperoleh melalui
operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian fungsi konstan dan fungsi
identitas, dengan bentuk :
f x a0 a1 x a2 x 2 an 1 x n 1 an x n
dimana a merupakan koefisienkoefisien yang berupa bilangan riil, serta n
merupakan derajat dari fungsi polinom yang berupa bilangan bulat tak negatif.
Untuk n 1 , maka diperoleh fungsi derajat satu, dengan bentuk berikut.
f1 x a0 a1 x
10
-3 -2 -1 1 2 3
-5
Selanjutnya, untuk n 2 , diperoleh fungsi derajat dua, dengan bentuk berikut.
f 2 x a0 a1 x a2 x 2
99
25
20
15
10
-2 2 4 6 8
d. Fungsi Rasional
Fungsi rasional merupakan hasil bagi fungsifungsi polinom, dengan bentuk :
a0 a1 x a2 x 2 an1 x n1 an x n
f x
b0 b1 x b2 x 2 bm1 x m1 bm x m
e. Fungsi Aljabar Eksplisit
Fungsi aljabar eksplisit merupakan fungsi yang dapat diperoleh melalui 5
(lima) operasi penambahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, operasi
pembagian, dan operasi penarikan akar fungsi konstan dan fungsi identitas.
Berikut diberikan beberapa jenis contoh fungsi aljabar eksplisit.
3
x3 9 x4
f x
x x 2
g x 2 x 4 / 7 27 x 4
1.2 FUNGSI TRIGONOMETRI
100
c. sin t cos t dan cos t sin t
2 2
d. sin 2 t cos2 t 1
FUNGSI TRIGONOMETRI LAINNYA
Berikut diberikan 4 (empat) fungsifungsi trigonometri tambahan yang juga
penting untuk dikenalkan, yaitu fungsi tangen tan t , kotangen cot t , sekan sec t
101
0.5
-6 -4 -2 2 4 6
-0.5
-1
Selanjutnya, berikut diberikan grafik fungsi cosinus y cos t .
1
0.5
-6 -4 -2 2 4 6
-0.5
-1
Dengan memperhatikan kedua grafik fungsi sinus dan kosinus di atas, berikut
diberikan beberapa hal mengenai kedua grafik tersebut, sesuai dengan beberapa
sifatsifat dasar yang telah dijelaskan sebelumnya.
a. Masingmasing dari sin t dan cos t berkisar antara 1 dan 1.
b. Grafik sin t dan cos t berulang pada selang sepanjang 2 .
c. Grafik sin t simetri terhadap titik asal.
d. Grafik cost simetri terhadap titik sumbu y .
e. Apabila dilakukan pergeseran sepanjang satuan ke arah kanan, maka akan
2
diperoleh bahwa grafik y sin t sama dengan grafik y cos t .
Selanjutnya, pada gambar berikut diberikan grafik fungsi tangen y tant .
102
30
20
10
-6 -4 -2 2 4 6
-10
-20
-30
Berdasarkan grafik di atas, perhatikan bahwa pada grafik fungsi tangen, terdapat
asimtotasimtot tegak. Hal ini menyangkut suatu pembagian oleh nol yang
sin t
dikarenakan tan t .
cos t
KESAMAANKESAMAAN PENTING
Pada bagian ini, akan diberikan ringkasan mengenai kesamaankesamaan penting
dalam fungsi trigonometri yang tentunya diperlukan pada pembahasan
selanjutnya.
a. Kesamaan GanjilGenap
sin x sin x
cos x cos x
tan x tan x
b. Kesamaan Ko Fungsi
sin x cos x
2
cos x sin x
2
tan x cot x
2
103
c. Kesamaan Phytagoras
sin 2 t cos2 t 1
1 tan 2 t sec2 t
1 cot 2 t csc2 t
d. Kesamaan Penambahan
sinx y sin x cos y cos x sin y
cos x y cos x cos y sin x sin y
tan x tan y
tan x y
1 tan x tan y
e. Kesamaan Sudut Ganda
sin 2 x 2 sin x cos x
cos 2 x cos2 x sin2 x 2 cos2 x 1 1 2 sin2 x
f. Kesamaan SetengahSudut
1 cos 2 x
sin2 x
2
1 cos 2 x
cos2 x
2
g. Kesamaan Jumlah
x y x y
sin x sin y 2 sin cos
2 2
x y x y
cos x cos y 2 cos cos
2 2
h. Kesamaan Hasil Kali
1
sin x sin y cosx y cosx y
2
104
1
cos x cos y cosx y cosx y
2
1
sin x cos y sinx y sinx y
2
Latihan
1 1
1. Jika diketahui fungsi g x , tentukan setiap nilai berikut (jika
2 x x
mungkin).
a. g 3
1
b. g
2
c. g 1 t
1
d. g
2t
2. Tentukan daerah asal bagi masingmasing fungsi berikut.
2x
a. f x
x 4
2
b. f x 9 x 2
c. g x 4 x 3
x2 1
d. h x
5 2x
b. g x x 4 x 4
2
x 4 jika 0 x 1
c. h x 2
x jika x 1
105
1
4. Jika diberikan f x x 2 dan g x 2 x , tentukan masingmasing nilai
2
x
berikut.
a. f g 1
b. f g 1
c. f g 1
d. g f 1
e. f 3 1 g 3 1
berikut beserta daerah asalnya.
a. f x
b. g x
c. f g x
d. g f x
6. Diketahui fungsi G , yaitu G x cos x 3 . Selanjutnya, tuliskan fungsi
3
106
BAB VII
LIMIT DAN KEKONTINUAN
6.1 Limit
Limit dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel fungsi yang bergerak
mendekati suatu titik terhadap fungsi tersebut.
6.1.1 Limit fungsi secara intuitif
x2 x 2
Fungsi di definisikan sebagai
x2
0
Jika variabel diganti dengan 2, maka (tidak dapat ditemukan)
0
Untuk itu perhatikanlah tabel berikut :
0 1,1 1,5 1,9 1,999 2.000 2,001 2,01 2,5 2,7
1 2,1 2,5 2,9 2,999 ??? 3,001 3,01 3,5 3,7
x2 x 2
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mendekati 3.
x2
jika x mendekati 2, baik didekati dari sebelah kiri (disebut limit kiri) maupun di
x2 x 2
dekati dari sebelah kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis : lim 3
x2 x2
6.1.2 Limit Fungsi Aljabar
Untuk dapat menentukan nilai limit suatu fungsi, terdapat beberapa cara, yaitu:
a. Subtitusi
Contoh: Tentukan nilai lim x 2 8 !
x 3
Penyelesaian :
Nilai limit dari fungsi 8 dapat kita ketahui secara langsung, yaitu
dengan cara mensubtitusikan 3 ke
lim x 2 8 1
x 3
107
b. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsifungsi tersebut bisa difaktorkan sehingga
tidak menghasilkan nilai tak terdefinisi.
Contoh:
x2 9
Tentukan nilai lim !
x 3 x 3
Jadi, lim
x2 9
= lim
x 3x 3
x 3 x 3 x 3 x 3
= lim x 3
x 3
= 3 + 3 = 6
c. Merasionalkan Penyebut
Contoh:
x 2 3x 2
Tentukan nilai lim
x2 x2
Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 2 3x 2 x 2
lim = lim .
x2 x2 x2 x2 x2
= lim x 1 x 2
x2
= 2 1. 2 2
= 0
d. Merasionalkan Pembilang
108
Contoh:
3x 2 4 x 3
Tentukan nilai lim
x 1 x 1
f ( x)
lim dan lim f ( x) g ( x)
x ~ g ( x) x ~
Untuk menentukan nilai limit dari bentukbentuk tersebut, dapat dilakukan cara
cara sebagai berikut:
4x 1
lim
x ~ 2 x 1
Penyelesaian:
4x 1
untuk menentukan nilai dari lim perhatikan pangkat tertinggi dari x
x~ 2x 1
pada f (x ) = 4x 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x adalah
satu.
109
4x 1
lim = 2
x~ 2 x 1
[f (x) g (x)]
dengan sehingga bentuknya menjadi:
[f (x) g (x)]
lim f ( x) g ( x) .
[f (x) g (x)]
= lim
[f (x)]2 [g (x)]2
x ~ [f (x) g (x)] x~ f (x) g (x)
Contoh:
Teorema limit yang akan disajikan berikut ini yang sangat berguna dalam
menangani hampir semua masalah limit. Misalkan n bilangan bulat positif, k
sebuah konstanta dan f, g adalah fungsifungsi yang mempunyai limit di a maka:
1. lim k k
x a
2. lim x a
x a
f ( x) lim f ( x)
6. lim xa , dimana lim g(x) 0
xa g ( x) lim g ( x) x a
xa
110
Latihan:
x4
Carilah a. lim 3x 2 x b. lim
x 3
x2 9
2x
6.2 Kekontinuan
lim f x f c
xc
Definisi di atas berhubungan dengan 3 (tiga) hal berikut, yang selanjutnya menjadi
syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi f untuk dapat dikatakan kontinu di c .
a. lim f x ada.
xc
c. lim f x f c
xc
Apabila terdapat salah satu dari ketiga syarat di atas tidak terpenuhi, maka fungsi
f dikatakan tak kontinu di c .
111
f g , f g , f g , f / g (asalkan g c 0 ) , f n , dan
n f (asalkan f c 0 jika n genap).
Selanjutnya, diberikan Teorema Limit Komposit mengenai operasi fungsi yang juga
mempertahankan kekontinuan, yaitu operasi fungsi komposisi.
Teorema
112
lim f g x f lim g x f L
xc xc
6.2.3 Kekontinuan Pada Selang
Latihan:
Nyatakan apakah fungsifungsi berikut kontinu atau tidak. Berikan penjelasan atas
jawaban Anda.
a. f x 2x 2 x 6
2x2 x 6
b. g x
2 x
c. hx 1 x
113
d. k x x 0.5
3x 6
jika t 2
e. f x x 2
10 jika t 2
1 x jika t 2
g x 2
f. x 1 jika t 2
114
BAB VIII
TURUNAN DAN PENGGUNAANNYA
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti materi pokok Turunan dan penerapannya, diharapkan
mahasiswa dapat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan turunan dan
penerapannya.
KOMPETENSI DASAR
115
7.1 Turunan
Pada bab ini akan disajikan definisi dan konsep turunan, rumus dasar turunan, dan
contohcontoh persoalan turunan beserta penyelesaiannya.
7.1.1 Pengertian dan Sifat Turunan
L
f(x+h)
y=f(x)
L1
x x+h
f(x)
Gambar7.1.
Pada gambar di atas, garis L menyinggung kurva y f(x) di titik (x,f(x)), sedangkan
garis L1 melalui titik (x,f(x)) dan titik (x+h,f(x+h)). Jika h mendekati nol, maka garis
L1 akan mendekati garis L, sehingga gradien garis L1 akan mendekati gradien garis
L. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk limit sebagai berikut:
f ( x h) f ( x )
m L lim m L1 lim .
h 0 h0 h
f ( x h) f ( x)
Bentuk lim dikenal sebagi turunan fungsi y = f(x), yang
h0 h
dy df
dinotasikan dengan , y , , atau f(x).
dx dx
Dengan demikian secara geometri, turunan fungsi merupakan gradien dari garis
singgung kurva fungsi tersebut.
116
Gambar7.2.
Jika kita memperhatikan gambar dengan cermat, maka kita akan dapatkan bahwa
grafik fungsi nilai mutlak di atas berupa garis lurus, yang sebelah kanan sumbu y
adalah berupa garis y = x sedangkan yang sebelah kiri sumbu y berupa garis y = x.
Garis di kanan dan kiri sumbu y mempunyai gradien yang berbeda, sehingga patut
dicurigai bahwa fungsi f ( x) x tidak mempunyai turunan di perpotongan kurva
Karena
f ( 0 h ) f (0) |h||0| h
lim lim lim lim 1 1
h0 h h0 h h0 h h 0
dan
f (0 h) f (0) |h||0| h
lim lim lim lim (1) 1 ,
h0 h h0 h h0 h h0
maka
117
f ( 0 h ) f ( 0) f ( 0 h ) f ( 0)
lim lim ,
h0 h h0 h
f (0 h) f (0)
sehingga f ' (0) lim tidak ada.
h 0 h
Contoh:
Penyelesaian:
f (2 h) f (2) ( 2 h) 2 2 2
m = f ' (2) lim lim lim (4 h) 4 .
h0 h h0 h h0
y y 0 m( x x0 ) y 4 4( x 2) y 4 x 4
f (0 h) f (0) h2 02
b. Karena f ' (0) lim lim lim h 0 , maka y x 2
h0 h h0 h h0
mempunyai turunan di x = 0.
Berikut diberikan beberapa sifat penting dalam pencarian turunan suatu fungsi.
d
cf ( x) c d f ( x)
dx dx
2. Aturan jumlah.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
118
d
f ( x ) g ( x ) d f ( x ) d g ( x )
dx dx dx
3. Aturan selisih.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x ) g ( x ) d f ( x ) d g ( x )
dx dx dx
d
f ( x ) g ( x ) f ( x ) d g ( x ) g ( x ) d f ( x )
dx dx dx
d d
g ( x) f ( x) f ( x) g ( x)
d f ( x) dx dx
dx g ( x) g ( x ) 2
Bukti:
d
cf ( x) lim cf ( x h) cf ( x) lim c( f ( x h) f ( x))
dx h0 h h0 h
f ( x h) f ( x )
c f ( x )
d
c lim
h0 h dx
2. Aturan jumlah.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
119
d
f ( x) g ( x) lim [ f ( x h) g ( x h)] f ( x) g ( x)
dx h0 h
[ f ( x h) f ( x)] g ( x h) g ( x)
lim
h0 h
[ f ( x h) f ( x)] [ g ( x h) g ( x)]
lim lim
h0 h h0 h
d d
f ( x) g ( x)
dx dx
d
f ( x) g ( x) lim f ( x h) g ( x h) f ( x) g ( x)
dx h 0 h
f ( x h)[ g ( x h) g ( x)] g ( x)[ f ( x h) f ( x)]
lim
h0 h
f ( x h)[ g ( x h) g ( x)] g ( x)[ f ( x h) f ( x)]
lim lim
h0 h h0 h
[ g ( x h) g ( x)] [ f ( x h) f ( x)]
lim f ( x h) lim g ( x) lim
h0 h 0 h h0 h
d d
f ( x) g ( x) g ( x) f ( x)
dx dx
Bukti:
f ( x h) f ( x ) k k
1. y k y ' lim lim 0
h 0 h h 0 h
f ( x h) f ( x ) ( x h) n x n
2. y x n y ' lim lim
h0 h h 0 h
120
n( n 1) n 2 2
x n nx n 1h x h ... h n x n
lim 2
h0 h
n 1 n( n 1) n 2
h[nx x h ... h n 1 ]
lim 2 s
h0 h
n( n 1) n 2
lim [nx n 1 x h ... h n 1 ]
h0 2
n 1
nx
f ( x h) f ( x ) ln( x h) ln x
3. y ln x y ' lim lim
h 0 h h 0 h
xh
ln
lim x
h0 h
h
ln[1 ] 1
lim x lim ln(1 h ) h
h0 h h0 x
x 1
ln lim [(1 h ) h ] x
x
h 0
1
1
ln e x
x
Contoh:
a. y x 8 12 x 5 4 x 4 10 x 3 6 x 5
x2 x 2
b. y =
x3 6
Penyelesaian:
1. h( x ) xg ( x ) aturan
perkalian
h' ( x ) 1.g ( x ) xg' ( x )
h' ( 3 ) g( 3 ) 3 g' ( 3 ) 11
2.
a. y'
dx
d 8
x 12
d 5
dx
x 4
d 4
dx
x 10
d 3
dx
d
dx
x 6 x 5
d
dx
121
= 8 x 7 60 x 4 16 x 3 30 x 2 6
b.
x2 x 2 aturan pembagian u
y y ' , u x 2 x 2, v x 3 6
3
x 6 v
u ' v uv' (2 x 1)( x 3 6) ( x 2 x 2).3 x 2
y'
v2 ( x 3 6) 2
x 4 2 x 3 6 x 2 12 x 6
y'
x 3
6
2
Di bawah ini diberikan aturan rantai yang banyak digunakan untuk menentukan
turunan fungsi.
Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x) keduanya fungsi yang
mempunyai turunan, maka
dy dy du
.
dx du dx
Bukti:
122
h( x t ) h(t ) f ( g ( x t )) f ( g ( x))
h' ( x) lim lim
t 0 t t 0 t
f ( g ( x t )) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim .
t 0 g ( x t ) g ( x) t
f ( g ( x t )) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim . lim
t 0 g ( x t ) g ( x) t 0 t
f ( g ( x) p ) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim . lim
p 0 p t 0 t
f ' ( g ( x)) g ' ( x)
Contoh :
dy
a. Jika x2 + y2 = 25, carilah
dx
dy
b. Jika x = 2t +1 ; y = t2 + t . tentukan
dx
Penyelesaian:
123
d 2
dx
x y2
d
dx
25
d 2
dx
x
d 2
dx
y 0
d 2
dx
y
d 2 dy
dy
y
dx
dy
2y
dx
dy dy x
Oleh karena itu 2x + 2y = 0, sehingga
dx dx y
b. Jika variabel x dan y kita turunkan terhadap parameter t, maka akan kita
peroleh
dx dy
2 sedangkan 2t 1 .
dt dt
dy
Karena yang akan kita cari adalah maka
dx
dy
dy dy dt 2t 1
. dt = .
dx dt dx dx 2
dt
Rumus dasar dari turunan trigonometri adalah turunan fungsi sinus dan cosinus,
sedangkan turunan fungsi trigonometri yang lainnya dan turunan fungsi siklometri
dapat ditentukan dengan rumus turunan sinus dan cosinus, sifat turunan, dan
aturan rantai.
124
Bukti:
f ( x h) f ( x ) sin( x h) sin x
1. y sin x y ' lim lim
h 0 h h 0 h
2x h h
2 cos sin
lim 2 2
h 0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 cos x.1. 1
2 lim cos lim
h0 2 h0 h 2 2
2
cos x
f ( x h) f ( x ) cos( x h) cos x
2. y cos x y ' lim lim
h 0 h h 0 h
2x h h
2 sin sin
lim 2 2
h 0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 sin x.1. 1
2 lim sin lim
h0 2 h 0 h 2 2
2
sin x
Contoh:
a. y tan x
b. y cot x
c. y sec x
d. y csc x
e. y arcsin x
f. y arctan x
g. y arc sec x
125
a. y sin 4 (e x ln x)
b. y e x sin 2 ( x 2 1)
Jika f fungsi yang dapat diturunkan, maka turunannya (f ) juga berupa fungsi. Jika
f mempunyai turunan, maka turunan f kita notasikan dengan f . Notasi lain untuk
turunan kedua dari y = f(x) adalah
d dy d 2 y
2 D f ( x) .
2
dx dx dx
dny
y ( n) D n f ( x) .
n
dx
Contoh:
d2y
1. Carilah dari :
dx 2
a. x 2 + y 2 = 25
b. y = ln t, x = e t
2
c. y = e t t , x = ln (e t +1)
2. Carilah turunan ke n dari fungsi di bawah ini:
a. y e kx
b. y ln x
Penyelesaian :
126
dy
1. a. Dari contoh sebelumnya telah diperoleh dari x 2 + y 2 =25, yaitu
dx
dy x
.
dx y
d2y d dy d x
Karena
dx 2 dx dx dx y
y. dx x. dy y.1 x. x
d x dx dx y y.2 x 2
dx y y2 y2 y3
d2y y.2 x 2
Jadi
dx 2 y3
b. y = ln t, x = e t
dy 1
dy dy dt
. dt = t = 1
t
dx dt dx dx
dt e te t
dy d dy
d dx
d 2 y d dy dx dt dt =
.
2 dx dx dt dx dx
dx dt
d dy d 1 e t te t 1 t dx
Oleh karena dx dan e t maka
dt dt te
t 2
t e 2t 2
t e t dt
1 t
2
d y
t 2 e t 1 t .
dx 2 et t 2 e 2t
2
c. y = e t t , x = ln (e t +1)
127
dy 2
dy ( 2 t 1)e t t 2
dt = = (2 t 1)(e t 1)e t
dx dx
dt et
(e t 1)
dy d dy
d dx
d2y dx dt
dx 2 dx dx
dt
2 2 2
2(e t 1)e t (2t 1)e t t 2t (2t 1)(e t 1)e t
=
et
(e t 1)
2 2 2
= 2(e t 1) 2 e t t ( 2 t 1)(e t 1)e t 2 t ( 2 t 1)(e t 1) 2 e t t
1 1 ( 1) 2 (1) 2 (1) n1
b. y ln x y ' y ' ' (1) 2 y ' ' ' ... y ( n)
x x 1. 2 x 3 2! x 3 (n 1)! x n
Latihan 7.
1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva berikut pada titik yang
diberikan.
a. y 1 2 x 3x 2 di titik ( 2, 7)
1
b. y , di titik (1,1)
x2
2. Masingmasing bentuk limit di bawah ini menyatakan turunan suatu fungsi
y f ( x) di titik x a . Tentukan bentuk fungsi, turunan fungsi, dan nilai a
pada setiap kasus.
1 h 1
a. lim
h0 h
128
x9 1
b. lim
x 1 x 1
2x
a. y , di titik (1, 1)
x 1
b. y x x , di titik (1, 2)
x
c. y , di titik (4 ; 1)
x 1
6. Carilah titik pada kurva y = x3 x2 x + 1 yang garis singgungnya mendatar.
7. Gunakan aturah hasil kali sebanyak dua kali untuk membuktikan bahwa jika
f, g, dan h fungsifungsi yang mempunyai turunan, maka berlaku
a.
y 3x 210 5 x 2 x 1 12
b. 4
y s 2 1 s3 1
11.Carilah turunan pertama dari fungsi di bawah ini :
a. xy + ln y = 1
b. ln x + xy + e y = 3
c. cos (x + y) e yx = x
d. sin xy + ln (x + y) = e x
e. e yx + x ln y = sin 2x
129
12.Carilah nilai turunan pertama dari fungsi di bawah ini pada titik yang
diberikan
a. xy ln y = x; (0,1)
b. x + xy + 2y 1 = 0; (1,0)
c. x 3 y + y 3 x = 30; (1,3)
d. x 2 y 2 + 4xy = 12y; (2,1)
13.Carilah turunan pertama fungsi yang diberikan
a. y = ln t, x = e t
2
b. y = e t t , x = ln (e t +1)
c. y = e t + 2, x = e t + 5
d. y = e t + ln t, x = e t + 1
14.Carilah turunan kedua untuk fungsifungsi di bawah ini
a. 3x 3 + 3x 2 y 8xy 2 + 2y 3 = 0
b. xy + y 3 = 2
c. x 3 4y 2 = 3
d. y x 3 3 x
16. Carilah turunan ke n dari fungsi di bawah ini:
a. y sin x
b. y cos x
c. y sin( ax b)
d. y cos( px q )
130
DAFTAR PUSTAKA
Anton, H. & Rorres, C. 1991. Elementary Linear Algebra, Aplication Version, Sixth
Edition. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Geri Acmadi, dkk. 2009. Mahir Matematika 3 untuk Kelas XII SMA/MA Program
Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Gunartha, I.G.E. (2003). Statistika Inferensial. Handout mata kuliah Statistika
Program Studi Biologi Universitas Mataram.
Johnson, R.A., & Bhattacharyya, G.K. (1996). Statistics Principles and Methods. 3rd
Ed. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Lestari, S. & Kurniasih, D.A. 2009. Matematika 2 untuk SMA/MA Program Studi IPS
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Lestari, S. & Kurniasih, D.A. 2009. Matematika 3 untuk SMA/MA Program Studi
Bahasa Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Purcell, Edwin J. & Vanberg, D. 1995. Kalkulus dan Geometri Analitis, Jilid 1, Edisi
Kelima (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rosihan Ari Y. & Indrayastuti. 2009. Khasanah Matematika 3 untuk Kelas XII SMA/
MA Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Siswanto. 2013. Matematika untuk Kelas X SMA dan MA Program Wajib. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sutrima. 2009. Wahana Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
131
GLOSARIUM
132
program linier : metode optimasi suatu fungsi linier dengan kendala tertentu
Proposisi : pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja
ragam (variansi) : ratarata kuadrat simpangan data
rasio barisan dan deret : hasil pembagian suatu suku dengan suku sebelumnya
ruang sampel : himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan
statistika : ilmu yang mempelajari metode pengumpulan, penyajian,
pengolahan, dan analisa data serta penarikan kesimpulan
simpangan baku : akar dari ragam (variansi)
sistem persamaan linier : gabungan dua atau lebih persamaan linier
sistem pertidaksamaan : gabungan dua atau lebih pertidaksamaan linier
linier
variabel : wakil bilangan yang nilainya tidak tetap
133