1.3 Peraturan
Dalam pembangunan proyek Terminal Bus Tayo ini terdapat beberapa peraturan
perundangan yang dijadikan acuan. Peraturan perundangan yang terkait dengan rencana
kegiatan ini dari tahap pra konstruksi hingga pasca operasi, rona lingkungan yang akan
terkena dampak penting hipotesis dan dampak penting hipotesis yang dipusatkan dan
diprioritaskan dalam studi AMDAL ini akan mengacu kepada:
Tabel 1 1 Daftar Peraturan Perundang-undangan yang Terkait
PERATURAN
No MENGATUR TENTANG ALASAN DIPAKAI
PERUNDANGAN
Undang-undang RI No. 1 Tahun Berkaitan dengan penerapan K3 baik dalam tahap
1 Keselamatan Kerja
1970 pembangunan maupun pasca konstruksi
Konservasi Sumber Daya Berkaitan dengan perubahan lahan yang
Undang-undang RI No. 5. Tahun
2 Alam Hayati dan mempengaruhi sumber daya alam hayati dan
1990
Ekosistemnya ekosistem di lokasi proyek dan sekitarnya
Undang-undang RI No. 32 Tahun Berhubungan dengan perizinan yang terkait dengan
3 Pemerintah Daerah
2004 kegiatan pembangunan dan pengoperasian
Undang-Undang Nomor 33 Penimbangan Keuangan
4 Berkaitan pendanaan daerah dari pusat
Tahun 2004 Daerah dan Pusat
Undang-undang No. 26 Tahun Berkaitan dengan pemanfaatan ruang bagi semua
5 Penataan Ruang
2007 kepentingan
Berkaitan dengan transportasi ketika kegiatan
Undang-undang RI No. 22 Lalu-lintas dan Angkutan
6 prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi yang
Tahun 2009 Jalan
mempengaruhi kondisi lalu lintas dan angkutan jalan
Ketentuan-ketentuan Pokok
Undang-undang No. 32 Tahun Berkaitan dengan dampak yang berpengaruh terhadap
7 Pengelolaan Lingkungan
2009 lingkungan sekitar proyek
Hidup
Undang-undang RI No.36 Tahun Berkaitan dengan dampak dari pembangunan gedung
8 Kesehatan
2009 terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar
Kebisingan Yang
Peraturan Menteri Kesehatan No. Sebagai dasar untuk menentukan apakah kebisingan
9 Berhubungan Dengan
718/MENKES/PER/XII/1987 yang ditimbulkan berdampak terhadap kesehatan
Kesehatan
Peraturan Mentri Negara Agraria/
10 Izin Lokasi Berkaitan dengan izin lokasi
Kepala BPN No. 2 Tahun 1999
PERATURAN
No MENGATUR TENTANG ALASAN DIPAKAI
PERUNDANGAN
Peraturan Pemerintah No. 27 Analisis Mengenai Dampak Berkaitan dengan studi analisa mengenai dampak
11
Tahun 1999 Lingkungan lingkungan
Peraturan Pemerintah No. 41 Pengendalian Pencemaran Berkaitan dengan rona awal tentang udara serta
12
Tahun 1999 Udara dampak pembangunan terhadap kualitas udara
Pengelolaan Kualitas Air dan
Peraturan Pemerintah No. 82 Berkaitan dengan pembuangan limbah ke saluran
13 Pengendalian Pencemaran
Tahun 2001 Drainase
Air
Peraturan Menteri Kesehatan No. Syarat-syarat Dan Sebagai dasar untuk mengontrol kualitas air di sekitar
14
907 tahun 2002 Pengawasan Kualitas Air lokasi pembangunan
Peraturan Menteri Kesehatan No. Persyaratan Kualitas Air Sebagai dasar untuk mengetahui kualitas air minum
15
907/MENKES/PER/VII/2002 Minum yang digunakan dalam tahap - tahap pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 38 Berkaitan dengan dampak pengangkutan material dan
16 Jalan
Tahun 2004 alat terhadap kondisi jalan
Terminal Khusus dan
Peraturan Menteri Perhubungan
17 Terminal untuk Kepentingan Berkaitan dengan pengadaan terminal
RI Nomor PM 51 Tahun 2011
Sendiri
Pedoman Penyusunan
Peraturan Menteri LH No. 08
18 Analisa Mengenai Dampak Sebagai dasar untuk menyusun Amdal
Tahun 2006
Lingkungan
Jenis Rencana Usaha dan/
atau Kegiatan Yang Wajib
Peraturan Menteri LH No. 11 Sebagai dasar untuk menentukan apakah proyek wajib
19 Dilengkapi Dengan Analisis
Tahun 2006 Amdal
Mengenai Dampak
Lingkungan
Peraturan Menteri Perhubungan Terminal Khusus dan
20 Berkaitan dengan pengadaan terminal
RI Nomor PM 20 Tahun 2017 Terminal untuk Kepentingan
PERATURAN
No MENGATUR TENTANG ALASAN DIPAKAI
PERUNDANGAN
Sendiri
Sebagai dasar untuk menentukan apakah kebisingan
Keputusan Menteri LH No. Baku Mutu Tingkat
21 (dari tahap - tahap pembangunan) memenuhi baku
48/MENLH/11/1996 Kebisingan
mutu
Keputusan Menteri LH No. Sebagai dasar untuk menentukan apakah getaran (dari
22 Baku Mutu Tingkat Getaran
49/MENLH/11/1996 tahap - tahap pembangunan) memenuhi baku mutu
Keputusan Menteri LH No. Indeks Standar Pencemar Sebagai dasar untuk menentukan seberapa besar
24
45/MENLH/10/1997 Udara Indeks Pencemar Udara akibat kegiatan pembangunan
Baku Mutu Air limbah
25 Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 Sebagai dasar untuk kualitas air limbah
Domestik
Surat Edaran Menteri Tenaga Nilai Ambang Batas (NAB)
Sebagai dasar untuk mengetahui Nilai Ambang Batas
26 Kerja dan Transmigrasi Republik Untuk Kualitas Udar Di
(NAB) Untuk Kualitas Udar Di Lingkungan Kerja
Indonesia No. SE.01/MEN/1987 Lingkungan Kerja
Peraturan Daerah Kabupaten
27 RUTR Wilayah Sebagai dasar untuk menentukan lokasi pembangunan
Lamongan No. 31 Tahun 1993
Peraturan Daerah (PERDA)
Berkaitan dengan permintaan Retribusi Perijinan
28 Kabupaten Bangkalan No. 11 Retribusi Perijinan Tertentu
Tertentu
Tahun 2010
Perda No 10 Tahun 2009 RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai dasar untuk menentukan Rencana Tata Ruang
29
Bangkalan Kabupaten Wilayah Kabupaten
Peraturan Daerah Bangkalan No
30 Pembangunan Gedung Sebagai dasar untuk izin mendirikan bangunan
7 Tahun 2012
PERATURAN
No MENGATUR TENTANG ALASAN DIPAKAI
PERUNDANGAN
Sebagai acuan dalam usaha untuk pengendalian
Peraturan Daerah No. 2 Tahun Pengendalian Pencemaran
31 pencemaran air oleh pembuangan limbah dari tahap -
2008 Air Di Provinsi Jawa Timur,
tahap pembangunan dan operasi
Keputusan Ketua BAPEDAL No. Pedoman Mengenai Ukuran Sebagai dasar untuk menentukan Ukuran Dampak
32
56 Tahun 1994 Dampak Penting Penting
Pedoman Teknis
Keputusan Ketua BAPEDAL No. Pengendalian Pencemaran Sebagai dasar untuk menentukan Teknis Pengendalian
33
205/BAPEDAL/07/1996 Udara Sumber Tidak Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
Bergerak
Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Sebagai dasar untuk menentukan Teknis Kajian Aspek
Keputusan Ketua BAPEDAL No.
34 Penyusunan Analisis Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
299/BAPEDAL/11/1996
Mengenai Dampak Lingkungan
Lingkungan
Panduan Pemantau
Pelaksanaan Rencana
Keputusan Ketua BAPEDAL No. Pengelolaan Lingkungan Sebagai acuan untuk memantau pelaksanaan RKL dan
35
105 Tahun 1997 (RKL) dan Rencana RPL
Pemantauan Lingkungan
(RPL)
Pedoman Teknis Perhitungan
Keputusan Ketua BAPEDAL No. dan Pelaporan serta Informasi Sebagai dasar untuk menghitung dan melaporakan
36
107/BAPEDAL/11/1997 Indeks Standar Pencemar serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara
Udara
Panduan Kajian Aspek
Sebagai acuan dalam mengkaji Aspek Kesehatan
Keputusan Ketua BAPEDAL No. Kesehatan Masyarakat Dalam
37 Masyarakat Dalam Penyusunan Analisis Mengenai
124/12/1997 Penyusunan Analisis
Dampak lingkungan
Mengenai Dampak
PERATURAN
No MENGATUR TENTANG ALASAN DIPAKAI
PERUNDANGAN
lingkungan
Keterlibatan Masyarakat Dan Sebagai acuan untuk mengetahui keterlibatan
Keputusan Ketua BAPEDAL No.
38 Keterbukaan Informasi masyarakat dan keterbukaan Informasi Dalam Proses
08 Tahun 2000
Dalam Proses AMDAL AMDAL
Sebagai acuan untuk mengetahui kualitas udara dan
Peraturan Gubernur Jatim No.39 Baku Mutu Kualitas Udara
39 emisi dari kegiatan pembangunan dan operasi
tahun 2008 Dan Emisi Di Jawa Timur
pembangunan
Sebagai dasar untuk menentukan apakah emisi sumber
Peraturan Gubernur Jawa Timur Baku Mutu Emisi Sumber
40 tidak bergerak (dari tahap - tahap pembangunan)
No.10 tahun 2009 Tidak Bergerak
memenuhi baku mutu
Petunjuk Pelaksanaan Sebagai acuan dalam melaksanakan usaha
Peraturan Gubernur Jawa Timur
41 Peraturan Daerah No. 2 pengendalian pencemaran air oleh pembuangan
No. 24 Tahun 2010
Tahun 2008 limbah dari tahap - tahap pembangunan dan operasi
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Lingkup Rencana Studi Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah dan
Alternatif Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.1.1 Status dan Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan
Ditelaah
2.1.1.1 Status Studi AMDAL
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 5
Tahun 2012, Pembangunan Terminal Bus Tayo di Kecamatan Bangkalan Madura,
merupakan kegiatan yang wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL). Sebagai langkah awal, maka disusunlah Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL).
Pelaksanaan penyusunan dokumen KA-ANDAL ini dilakukan stelah
disusunya studi kelayakan (Feasibility Study), Detail Engineering Design (DED),
sehingga uraian rencana dan/atau kegiatan pembagunan Terminal Bus Tayo pada
dokumen KA-ANDAL ini akan mengacu pada studi-studi tersebut.
B. Kegiatan Konstruksi
1) Penyediaan dan Pengoperasian Basecamp Tenaga Kerja
Penyediaan dan pengoperasian basecamp dilakukan untuk memperlancar
kegiatan konstruksi. Kegiatan ini meliputi kegiatan penyediaan fasilitas air
bersih, fasilitas penerangan dan alat komunikasi serta fasilitas MCK untuk
pengoperasian basecamp. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan dampak
potensial.
2) Mobilisasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang Pembangunan Terminal
Bus Tayo meliputi tenaga ahli berbagai disiplin ilmu, tenaga pengawas, dan
tenaga pelaksana. Sebagian besar tenaga kerja yang diperlukan selama tahap
konstruksi ini merupakan tenaga kasar yang mempunyai 2 alternatif.
3) Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi peralatan ini berupa pengadaan alat berat dan
kendaraan serta bahan – bahan material yang diperlukan selama kegiatan
konstruksi. Beberapa alat yang rancananya akan digunakan pada tahap
konstruksi adalah sebagai berikut :
Excavator Generator Set (Besar +
Bulldozer Kecil)
Tandem Roller Motor Grade
Pneumatic Tire Roller Flat Bed Truck
Survey Equipment Vibrator Roller
Alat Pancang Concrete
Crane Whell Loader
Dump Truck
4) Pekerjaan Pondasi
Kegiatan ini berupa pemasangan tiang untuk pondasi bangunan Proyek,
dengan kedalaman dan jenis pondasi yang akan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi tanah daerah setempat berdasarkan hasil tes lapangan. Pemasangan tiang
ini menggunakan alat bor pile. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan dampak
potensial.
5) Pekerjaan Struktur Bangunan.
Kegiatan ini merupakan pembangunan struktur bangunan dari lantai dasar
sampai dengan lantai berikutnya, seperti kegiatan pengecoran yang dilakukan
dengan menggunakan concrete pump yang dibantu dengan tower crane yang
dilengkapi dengan concrete bucket dan juga pekerjaan lain yang termasuk
pekerjaan struktur. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
6) Pekerjaan Finishing, Mechanical dan Electrical.
Pekerjaan finishing, mechanical dan electrical berupa pemasangan sistem
perpipaan untuk sistem air bersih, air buangan, pekerjaan pemasangan alat-alat
mechanical dan electrical (lift, sistem pemadam kebakaran, kabel listrik, sistem
AC), dan juga penyelesaian interior bagian dalam gedung seperti pengecatan,
penyediaan kebutuhan di dalamnya. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan
dampak potensial.
7) Pembangunan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung
Kegiatan ini berupa pekerjaan eksterior seperti pembuatan areal parkir,
pembuatan jalan lingkungan, pembuatan taman-taman dan penanaman beberapa
pohon peneduh. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
8) Demobilisasi Peralatan.
Kegiatan ini berupa pengembalian kendaraan dan alat-alat berat setelah
dipergunakan selama kegiatan konstruksi yang sudah tidak dipakai lagi karena
kegiatan konstruksi telah berakhir. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan
dampak potensial.
9) Demobilisasi Tenaga Kerja.
Tenaga keja yang dibutuhkan untuk menunjang pembangunan proyek ini
meliputi tenaga ahli berbagai disiplin ilmu, tenaga pengawas dan tenaga
pelaksana yang sebagian besar merupakan tenaga kasar yang diambil dari
penduduk sekitar lokasi tapak proyek, kecuali tenaga kerja yang membutuhkan
keahlian khusus. Pada kegiatan demobilisasi tenaga kerja ini, sebagian besar dari
tenaga kerja tersebut akan dikurangi secara bertahap sesuai bobot kegiatan
konstruksi dan akhirnya tinggal beberapa orang tenaga ahli saja yang masih
bekerja sebagai pengawas hingga gedung ini dioperasikan.
C. Kegiatan Operasi
1) Mobilisasi Karyawan.
Setelah tahap konstruksi selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya
adalah Terminal Bus Tayo dapat beroperasi sesuai dengan peruntukannya. Pada
tahap operasi kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mobilisasi karyawan
yang diharapkan sedapat mungkin menggunakan warga sekitar untuk dijadikan
sebagai karyawan.
2) Pengoperasian Terminal Bus Tayo
Pengoperasian Terminal Bus Tayo ini terdiri dari aktivitas kantor. Guna
kelancaran kebutuhan konsumsi karyawan tersedia kantin yang selalu
mempersiapkan dan menyediakan makanan. Untuk kelancaran aktivitas seluruh
karyawan tersebut juga disediakan musholla dan beberapa MCK dengan jumlah
yang memadai.
3) Aktivitas Lalu Lintas
Kegiatan ini berupa kegiatan lalu lintas yang diakibatkan dari
pengoperasionalan bus berdampak pada aktivitas lalu lintas sekitar menjadi beda
dari sebelumnya. Kegiatan ini diidentifikasi menmbulkan dampak potensial
seperti adanya kemacetan lalu lintas, gangguan kenyamanan lalu lintas.
4) Pemeliharaan & Perawatan Terminal Bus Tayo.
Kegiatan ini berupa kegiatan perbaikan maupun pemeliharaan bangunan
Terminal Bus Tayo serta fasilitas penunjangnya termasuk perbaikan utilitas baik
di dalam maupun di luar gedung, penataan dan perapian taman dan sebagainya
yang akan dilakukan oleh pengelola Terminal Bus Tayo.
Lahan
Peruntukan Lahan Kebutuhan
No. Terbangun
Terbangun Lahan (m2)
(m2)
Gedung Serbaguna
1. 9.000 8.000
(Perkantoran, Kantin)
2. Area Parkir Bus 40.000 30.000
3. Toilet Umum 1 42 40
4. Toilet Umum 2 42 40
5. Pos Satpam 16 14
Parkir Umum (Motor dan
6. 700 650
Mobil)
7. TPS 20 18
8. MESS Awak Bus 50 45
9. Masjid 100 95
10. Taman Terbuka Hijau 30 28
TOTAL 50.000 38.930
Sumber : Data Site Plan, 2018
3. Kelembaban Udara
Data sekunder kelembaban udara 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa
kelembaban udara rata-rata minimum 66oC, sedangkan kelembaban udara
rata-rata maksimum 84oC. Data kelembaban udara selengkapnya dilihat
pada tabel.
2003 2004 2005 2006 2007
Bulan
Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata
Januari 98 48 82 98 59 83 97 45 79 99 37 78 99 34 67
Februari 98 36 81 98 48 84 98 43 75 97 25 74 93 32 66
Maret 98 52 84 98 44 81 97 37 71 94 37 69 93 29 66
April 98 46 81 97 45 79 94 37 71 92 32 69 93 31 70
Mei 98 30 75 98 43 75 99 34 67 98 25 77 97 41 78
Juni 99 37 78 97 37 71 93 32 66 98 37 79 98 59 83
Juli 97 25 74 94 37 71 93 29 66 99 50 81 98 48 84
Agustus 94 37 69 99 34 67 93 31 70 98 48 82 98 44 81
September 92 32 69 93 32 66 97 41 78 98 36 81 97 45 79
Oktober 98 25 77 93 29 66 98 59 83 98 52 84 98 43 75
November 98 37 79 93 31 70 98 48 84 98 46 81 97 37 71
Desember 99 50 81 97 41 78 98 44 81 98 30 75 94 37 71
Rata-rata 97 38 78 96 39 74 96 38 75 97 38 79 97 37 74
4. Curah Hujan
Data sekunder jumlah curah hujan tahun terakhir di Kecamatan Tragah,
menunjukkan bahwa bulan Januari – Desember merupakan bulan basah
dengan curah hujan di atas 100 mm/bulan. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 2.7 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di
Kecamatan Tragah, 2017
B. FISIOGRAFI
1. Jenis Tanah
Tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang yaitu seluas
116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di
Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm yaitu seluas
64.130/64.131 Ha atau 51,35%.
2. Ketinggian Tanah
Daerah Kabupaten Bangkalan berada di ketinggian 2 – 200 M
a. Datar (0-2 Derajat) 56.738 Ha (45,43%)
b. Bergelombang (2-15 Derajat) 63.002 Ha (50,45%)
c. Curam (15-40 Derajat) 4.427 Ha (3,54%)
d. Sangat curam (>40 Derajat) 721 Ha (0,58%)
3. Kemiringan Tanah
a. 0% - 2% : 56.738 Ha (45,43%)
b. 2% - 15% : 63.002 Ha (50,45)
c. 15% - 40% : 4.427 Ha (3,54%)
d. 40% Lebih : 721 Ha (0,53%)
C. HIDROLOGI
Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan
terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan
dapat dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan.
Sungai-sungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten
Bangkalan bermuara di selat Madura dan Laut Jawa yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Bangkalan.
1. Kualitas Air Drainase
Tabel 2.11 Kualitas Air Drainase di sebelah Selatan Proyek
Terminal Bus Tayo
Baku Mutu
Hasil
No. Parameter Satuan Air Kelas Metoda
Analisis
III*)
A. FISIKA
o
1 Temperatur C deviasi 3 27 Termometer
Total Disolved
mg/l 1000 575 Gravimetri
2 Solid
(TDS)
Padatan
3 mg/l 400 265 Gravimetri
Tersuspensi (SS)
B. KIMIA
1 pH - 6,0 - 9,0 7,71 pH meter
2 Barium Mg/l Ba - - AAS
3 Besi Mg/l Fe 0,3 0,06 Spektrofotometri
4 Boron mg/l B 1 - AAS
5 Mangan Mg/l Mn - 0,02 Spektrofotometri
6 Tembaga Mg/l Cu 0,02 0,00 AAS
7 Seng Mg/l Zn 0,05 0,01 AAS
8 Krom Heksavalen Mg/l Cr6+ 0,05 0,00 AAS
9 Kadmium Mg/l Cd 0,01 0,00 AAS
10 Raksa Mg/l Hg 0,002 - AAS
11 Timbal Mg/l Pb 0,03 0,00 AAS
12 Arsen Mg/l As 1 0,00 AAS
13 Selenium Mg/l Se 0,05 0,00 AAS
14 Kobalt Mg/l Co 0,2 - AAS
15 Khlorida mg/l Cl - 40,00 Argentometri
16 Sulfat Mg/l SO4 - 24,10 Spektrofotometri
17 Sianida Mg/l CN 0,02 0,00 Spektrofotometri
18 Sulfida Mg/l H2S 0,002 0,00 Iodometri
19 Fluorida mg/l F 1,5 0,42 Spektrofotometri
20 Sisa Khlor Bebas Mg/l Cl2 0,03 0,00 Iodometri
21 Total Phospat Mg/l PO4-P 1 0,35 Spektrofotometri
Baku Mutu Hasil
No. Parameter Satuan Air Kelas Analisis Metoda
Mg/l NO3- III*)
22 Nitrat 20 1,57 Spektrofotometri
N
Mg/l NO2-
23 Nitrit 0,05 0,03 Spektrofotometri
N
Mg/l NH3-
24 Amonia Bebas - 1,74 Spektrofotometri
N
25 BOD Mg/l O2 6 3 Winkler
26 COD Mg/l O2 50 8 Reflux/Titrimetri
Dissolved
27 Mg/l O2 3 5,2 Iodometri
Oxygen (DO)
Detergent
28 mg/l LAS 0,2 0,02 Spektrofotometri
Anionik
29 Fenol mg/l 1 0,00 Spektrofotometri
30 Minyak & Lemak mg/l 1 0,02 Gravimetri
C. MIKROBIOLOGI
MPN/100
1 Fecal Coliform 2000 - -
ml
MPN/100
2 Total Coliform 10000 - -
ml
Sumber : Laboratorium Teknologi Lingkungan Jurusan T. Lingkungan FTSP-ITS,
2009
Ket. : *) = Perda Kab bangkalan No 6 Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air
Minum Sumber pocong.
Lokasi
NO Jenis Flora/Vegetasi
Luar Lahan Dalam Lahan
1 Ubi Jalar ✓
2 Ubi Kayu ✓
3 Padi ✓
4 Jagung ✓
5 Kacang tna ✓ ✓
B. FAUNA
Pada rencana pembangunan Terminal Tayo di Kecamatan Tragah
terletak pada lahan pertanian dan perkebunan warga maka hal tersebut dapat
merubah fauna/hewan yang jidup dilahan tempat pembangunan terminal.
Untuk lebih jelasnya kondisi fauna yang terdapat pada lokasi kegiatan
pembangunan terminal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.13 Kondisi Fauna Disekitar Lokasi Pembangunan Terminal tayo
2.3. Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan
rencana kegiatan. Berdasarkan deskripsi tentang rencana kegiatan dan rona
lingkungan hidup awal sebagaimana telah diuraikan pada subbab sebelumnya,
maka dilakukan identifikasi dampak potensial. Dampak-dampak potensial tersebut
kemudian dievaluasi menjadi dampak penting hipotetik dan selanjutnya dilakukan
klasifikasi dan prioritas dampak sehingga menjadi prioritas dampak penting
hipotetik. Bagan alir proses pelingkupan adalah sebagai berikut :
Deskripsi Rencana Rona Lingkungan
Kegiatan Hidup
Identifikasi
Dampak Potensial
Dampak Potensial
Evaluasi Dampak
Potensial
Dampak Penting
Hipotetik
Klasifikasi &
Prioritas
Prioritas Dampak
Penting Hipotetik
d. Pekerjaan Pondasi
Kegiatan ini berupa pemasangan tiang untuk pondasi bangunan
Proyek, dengan kedalaman dan jenis pondasi yang akan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tanah daerah setempat berdasarkan hasil tes
lapangan. Pemasangan tiang ini menggunakan alat bor pile. Kegiatan ini
diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Peningkatan kebisingan yang ditimbulkan dari alat berat pada saat
penanaman tiang pancang pada saat kegiatan pekerjaan pondasi.
Adanya keresahan masyarakat akibat kebisingan dari pekerjaan
pondasi.
Timbulnya getaran yang ditimbulkan dari alat berat pada saat
penanaman tiang pancang pada saat kegiatan pekerjaan pondasi.
Adanya keretakan bangunan sekitar sebagai akibat dari adanya
getaran pada saat penanaman pondasi yang berupa tiang pancang.
Debu dan penurunan kualitas udara dimana kualitas udara
terpengaruhi oleh emisi peralatan berat sehingga kualitasnya
menurun dan berdebu pada saat kegiatan ini.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh
debu dan penurunan kualitas udara pada saat kegiatan ini.
Perubahan aliran air tanah dikarenakan terpengaruh oleh pekerjaan
pondasi sehingga aliran air tanah mengalami perubahan.
Adanya gangguan air sumur penduduk akibat perubahan aliran air
tanah oleh aktifitas pekerjaan pondasi.
Peningkatan aliran air permukaan dikarenakan terpengaruh oleh
pekerjaan pondasi sehingga aliran air permukaan mengalami
peningkatan.
Adanya kecelakaan kerja dikarenakan pekerjaan pondasi ini juga
berpotensial menimbulkan kecelakaan akibat dari kurang
pemahaman terhadap SOP.
Adanya tuntutan ganti rugi/pemberian kompensasi akibat adanya
kecelakaan kerja yang terjadi di dalam lokasi proyek pada saat
kegiatan ini.
e. Pekerjaan Struktur Bangunan.
Kegiatan ini merupakan pembangunan struktur bangunan gedung
utama kantor terminal dari lantai dasar sampai dengan lantai 2, jalur
pemberangkatan-kedatangan, masjid, mess karyawan. Kegiatan
pengecoran yang dilakukan dengan menggunakan concrete pump yang
dibantu dengan tower crane yang dilengkapi dengan concrete bucket dan
juga pekerjaan lain yang termasuk pekerjaan struktur. Kegiatan ini
diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Peningkatan kebisingan dimana tingkat kebisingan menjadi
meningkat yang timbul akibat berbagai aktivitas pekerjaan struktur.
Adanya Keresahan Masyarakat diakibatkan adanya kebisingan yang
terjadi dan terganggunya saluran hiburan mereka pada saat kegiatan
ini.
Debu dan penurunan kualitas udara dimana kualitas udara
terpengaruhi oleh emisi peralatan berat sehingga kualitasnya
menurun dan berdebu pada saat kegiatan ini.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh
debu dan penurunan kualitas udara pada saat kegiatan pekerjaan
struktur bangunan.
Adanya peningkatan volume material/sampah yang tidak terpakai
pada saat pekerjaan struktur berjalan.
Adanya penurunan sanitasi lingkungan sebagai akibat dari
meningkatnya volume material/ sampah pada saat kegiatan ini.
Adanya kecelakaan kerja yang bisa diakibatkan oleh berbagai
kemungkinan di dalam lokasi proyek, seperti tingginya tingkat
kelelahan pekerja dan kurangnya pengertian pekerja terhadap SOP.
Adanya tuntutan ganti rugi/ pemberian kompensasi akibat adanya
kecelakaan kerja pada saat proyek berjalan.
f. Pekerjaan Finishing, Mechanical dan Electrical.
Pekerjaan finishing, mechanical dan electrical berupa pemasangan
sistem perpipaan untuk sistem air bersih, air buangan, pekerjaan
pemasangan alat-alat mechanical dan electrical (lift, sistem pemadam
kebakaran, kabel listrik, sistem AC), dan juga penyelesaian interior
bagian dalam gedung seperti pengecatan, penyediaan kebutuhan di
dalamnya. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya peningkatan kebisingan karena pekerjaan finishing juga
memakai berbagai macam peralatan yang menimbulkan kebisingan.
Adanya keresahan masyarakat dikarenakan peningkatan kebisingan
akibat penggunaan peralatan yang menimbulkan kebisingan pada
saat kegiatan ini.
Adanya debu dan penurunan kualitas udara yang timbul sebagai
akibat dari pekerjaan finishing, mechanical dan electrical.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh
debu dan penurunan kualitas udara pada saat kegiatan finishing,
mechanical dan electrical.
Adanya kecelakaan kerja yang bisa diakibatkan oleh berbagai
kemungkinan di dalam lokasi proyek, seperti tingginya tingkat
kelelahan pekerja dan kurangnya pemahaman pekerja terhadap SOP.
Peningkatan volume material/sampah yang disebabkan oleh adanya
peningkatan buangan sisa-sisa material selama kegiatan finishing,
mechanical dan electrical.
Penurunan sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh adanya
peningkatan volume material/ sampah selama kegiatan ini.
g. Pembangunan Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung.
Kegiatan ini berupa pekerjaan eksterior seperti pembuatan
bangunan diluar bangunan utama berupa areal parkir bus, parkir motor,
parkir bus, parkir taxi, pembuatan jalan lingkungan, pembuatan taman-
taman dan penanaman beberapa pohon peneduh. Kegiatan ini
diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya peningkatan volume material/ sampah dikarenakan adanya
peningkatan buangan pada saat pekerjaan ini.
Penurunan sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh adanya
peningkatan buangan material/ sampah selama kegiatan ini.
Adanya peningkatan kebisingan karena pekerjaan pembangunan
sarana dan prasarana dikerjakan dengan menggunakan beberapa
peralatan yang juga menimbulkan suara bising.
Adanya debu dan penurunan kualitas udara akibat adanya
pembangunan sarana dan prasarana.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh debu
dan penurunan kualitas udara pada saat pekerjaan pembangunan
sarana dan prasarana.
Adanya peningkatan estetika lingkungan karena adanya penanaman
beberapa pohon dan pembuatan taman yang akan menambah jumlah
flora di areal proyek.
Adanya perubahan jumlah flora yang diakibatkan adanya penanaman
sejumlah pohon peneduh dan pembuatan taman pada saat kegiatan ini.
h. Demobilisasi Peralatan.
Kegiatan ini berupa pengembalian kendaraan dan alat-alat berat
setelah dipergunakan selama kegiatan konstruksi yang sudah tidak
dipakai lagi karena kegiatan konstruksi telah berakhir. Kegiatan ini
diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya kerusakan jalan yang disebabkan adanya peningkatan volume
traffic yang juga memuat beban berlebih sehingga menyebabkan
kerusakan jalan yang dilalui pada saat demobilisasi peralatan.
Adanya kemacetan lalu lintas dikarenakan volume traffic yang
meningkat dan kerusakan jalan akibat adanya demobilisasi peralatan
yang berupa alat – alat berat.
Adanya kecelakaan lalu lintas dikarenakan volume traffic yang
meningkat dan kerusakan jalan akibat adanya demobilisasi peralatan
yang berupa alat – alat berat.
Peningkatan kebisingan yang diakibatkan oleh pengadaan peralatan
yang sebagian besar berupa alat – alat berat.
Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh
penurunan kualitas udara & peningkatan kebisingan yang dikarenakan
adanya peningkatan volume traffic dan adanya pengadaan peralatan
yang sebagian besar berupa alat – alat berat.
Debu dan penurunan kualitas udara yang terjadi akibat emisi dan
debu di jalan yang di lewati kendaraan pengangkut alat berat sehingga
kualitas sedikit menurun karena aktivitas dari transportasi.
i. Demobilisasi Tenaga Kerja.
Tenaga keja yang dibutuhkan untuk menunjang pembangunan
proyek ini meliputi tenaga ahli berbagai disiplin ilmu, tenaga pengawas
dan tenaga pelaksana yang sebagian besar merupakan tenaga kasar yang
diambil dari penduduk sekitar lokasi tapak proyek, kecuali tenaga kerja
yang membutuhkan keahlian khusus. Pada kegiatan demobilisasi tenaga
kerja ini, sebagian besar dari tenaga kerja tersebut akan dikurangi secara
bertahap sesuai bobot kegiatan konstruksi dan akhirnya tinggal beberapa
orang tenaga ahli saja yang masih bekerja sebagai pengawas hingga
gedung ini dioperasikan. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan
dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya penurunan kesempatan kerja dikarenakan pekerjaan selama
tahap konstruksi telah selesai, sehingga sedikit demi sedikit tenaga
kerja proyek mulai diberhentikan selama kegiatan demobilisasi tenaga
kerja ini.
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk yang tadinya bekerja
di dalam pembangunan harus bekerja di tempat lain.
3. Tahap Operasional
Pada tahap operasional, komponen kegiatan yang diperkirakan
menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan, meliputi :
a. Mobilisasi Karyawan.
Setelah tahap konstruksi selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya
adalah Terminal Bus Tayo dapat beroperasi sesuai dengan peruntukannya.
Pada tahap operasi kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah mobilisasi
karyawan yang diharapkan sedapat mungkin menggunakan warga sekitar
untuk dijadikan sebagai karyawan. Kegiatan ini diidentifikasi menimbulkan
dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar yang menjadi
karyawan gedung.
Peningkatan pendapatan dikarenakan adanya penambahan kesempatan
kerja sehingga pendapatan masyarakat terutama yang bekerja di proyek
ini juga mengalami peningkatan,.
Peningkatan jumlah penduduk akibat mobilisasi tenaga kerja dari luar
wilayah proyek.
Adanya penambahan kesempatan kerja yang semakin luas karena
kegiatan operasi Terminal Bus membutuhkan karyawan yang cukup
banyak.
Adanya keresahan masyarakat yang disebabkan adanya penduduk
sekitar yang tidak dapat bekerja pada Terminal Bus Kabupaten
Bangkalan.
Timbulnya gangguan kamtibmas yang diakibatkan adanya keresahan
masyarakat yang timbul pada saat kegiatan mobilisasi karyawan yang
begitu banyak dan berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas.
b. Pengoperasian Gedung Terminal Bus
Pengoperasian Gedung Utama dan Perkantoran Terminal Bus ini
terdiri dari aktivitas kantor, dermaga, dan foodcourt. Foodcourt guna
kelancaran kebutuhan konsumsi karyawan tersedia kantin yang selalu
mempersiapkan dan menyediakan makanan. Masjid dan fasilitas MCK telah
disediakan guna mendukung kegiatan karyawan. Kegiatan ini diidentifikasi
menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Debu dan Penurunan kualitas udara dimana kualitas udara
terpengaruhi oleh adanya lalu lintas yang semakin padat akibat
beroperasinya Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Adanya penambahan kesempatan kerja dikarenakan terbukanya
lapangan pekerjaan sebagai karyawan Terminal Bus Kabupaten
Bangkalan pada saat beroperasi.
Peningkatan jumlah penduduk akibat banyaknya pendatang atau tamu
dari luar Terminal Bus Tayo di Kabupaten Bangkalan.
Adanya peluang munculnya PKL dikarenakan masyarakat sekitar
memanfaatkan peluang usaha ini untuk para pekerja yang bekerja di
Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Peningkatan pendapatan akibat adanya peluang munculnya PKL oleh
masyarakat sekitar pada saat pengoperasian Terminal Bus Tayo
Kabupaten Bangkalan.
Adanya peningkatan kegiatan perekonomian yang disebabkan oleh
meningkatnya aktifitas kegiatan perekonomian khususnya di Terminal
Bus Tayo di Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya pada saat beroperasi.
Adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang disebabkan
oleh meningkatnya aktifitas perekonomian pada saat operasional
Terminal Bus Tayo Kabupaten Bangkalan.
Adanya genangan air sekitar lokasi karena berkurangnya lahan resapan
air yang sebelumnya lahan kosong sekarang berubah fungsi menjadi
bangunan Terminal Bus Tayo Kabupaten Bangkalan.
Adanya potensi kebakaran pada saat kegiatan pengoperasian Terminal
Bus Kabupaten Bangkalan terutama dari dalam gedung.
Peningkatan penggunaan air PDAM pada saat kegiatan pengoperasian
Terminal Bus Tayo Kabupaten Bangkalan.
Keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya peningkatan
penggunaan air PDAM dan penurunan debit air PDAM untuk
masyarakat pada saat kegiatan operasional Terminal Bus Tayo
Kabupaten Bangkalan.
Adanya penurunan debit air PDAM untuk masyarakat pada saat
pengoperasian Terminal Bus Tayo di Kabupaten Bangkalan.
Adanya peningkatan volume material/ sampah yang dihasilkan akibat
beroperasinya Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
c. Aktivitas Lalu Lintas
Kegiatan ini berupa kegiatan lalu lintas yang diakibatkan dari
pengoperasionalan bus berdampak pada aktivitas lalu lintas sekitar menjadi
beda dari sebelumnya. Kegiatan ini diidentifikasi menmbulkan dampak
potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya kemacetan lalu-lintas dikarenakan volume traffic dari dan
menuju area Terminal Bus Kabupaten Bangkalan yang meningkat
akibat beroperasinya terminal tersebut.
Gangguan kenyamanan lalu lintas dikarenakan adanya kemacetan lalu
lintas sebagai meningkatnya volume traffic di daerah sekitar terminal.
Debu dan Penurunan kualitas udara dimana kualitas udara
terpengaruhi oleh adanya lalu lintas yang semakin padat akibat
beroperasinya Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Adanya kecelakaan lalu lintas dikarenakan volume traffic yang
meningkat akibat adanya pengoperasian bus.
d. Pemeliharaan & Perawatan Terminal Bus
Kegiatan ini berupa kegiatan perbaikan maupun pemeliharaan
bangunan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan serta fasilitas penunjangnya
termasuk perbaikan utilitas baik di dalam maupun di luar gedung, penataan
dan perapian taman dan sebagainya yang akan dilakukan oleh pengelola
Terminal Bus Kabupaten Bangkalan. Kegiatan ini diidentifikasi
menmbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Debu dan penurunan kualitas udara oleh adanya pemeliharaan dan
perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Penambahan kesempatan kerja dikarenakan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan juga membutuhkan
beberapa tenaga kerja dan sedapat mungkin memprioritaskan tenaga
kerja dari masyarakat sekitar.
Adanya perubahan jumlah flora yang diakibatkan adanya penanaman
sejumlah pohon peneduh dan pembuatan taman pada saat kegiatan ini.
Peningkatan estetika lingkungan karena adanya perubahan jumlah
flora pada kegiatan pemeliharaan & perawatan Terminal Bus
Kabupaten Bangkalan yang harus memenuhi persyaratan ini.
Peningkatan penggunaan air PDAM pada saat kegiatan pemeliharaan
& perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Peningkatan PAD dikarenakan peningkatan penggunaan air PDAM
pada saat kegiatan ini.
Adanya penurunan debit air PDAM untuk masyarakat pada saat
pemeliharaan & perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya penurunan debit
air PDAM untuk masyarakat pada saat kegiatan pemeliharaan &
perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Peningkatan effluent limbah cair yang dihasilkan akibat pemeliharaan
& perawatan Terminal Bus Kabupaten Bangkalan.
Gangguan kualitas air permukaan yang disebabkan oleh adanya
buangan effluent/ limbah cair dari kegiatan ini.
4. Tahap Pasca Operasional
Pada tahap pasca operasional, komponen kegiatan yang diperkirakan
menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan, meliputi :
a. Pemeriksaan Kualitas Udara Berkala
Setelah tahap operasional maka tahap selanjutnya adalah Terminal
Bus Tayo dampak yang diakibatkan oleh proses pengoperasionalan
Terminal Bus Tayo. Pada tahap pasca operasional kegiatan yang secara rutin
harus dilakukan adalah pemeriksaan kualitas udara sekitar Terminal Bus
karena berdampak bagi kesehatan masyarakat sekitar. Kegiatan ini
diidentifikasi menimbulkan dampak potensial.
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
Adanya infromasi mengenai nilai kualitas udara di beberapa titik
sekitar terminal secara rutin sesuai dengan baku mutu.
Menimbulkan keresahan masyarakat apabila kualitas udara menurun
dan berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar.
b. Penanganan Tenaga Kerja
Dengan adanya pembagunan Terminal Bus Tayo di Kabupaten
Bangkalan, diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran melalui
perekrutan tenaga kerja yag dibutuhkan selama pasca operasional. Kegiatan
ini menimbulkan dampak potensial berupa :
Dampak Potensial
Penurunan angka pengangguran disebabkan oleh penambahan tenaga
kerja pada saat pasca operasional.
Peningkatan kesejahteraan ekonomi sosial masyarakat setempat.
Berikut ini merupakan Tabel Matriks Keterkaitan Komponen Lingkungan
dengan Kegiatan Pembangunan Terminal Bus Tayo di Kabupaten Bangkalan
dapat dilihat pada Tabel 2.22, Tabel Matrik Identifikasi Dampak Potensial dapat
dilihat pada Tabel 2.23, Gambar Bagan Alir Dampak Potensial (Primer dan
Sekunder) Tahap pra-konstruksi, konstruksi, tahap operasional dan tahap pasca
operasional dapat dilihat pada gambar 2.3 sampai dengan gambar 2.4.
Tabel 2.22 Matriks Komponen Dampak / Komponen Lingkungan dan Dampak Pembangunan Terminal Bus Tayo Kabupaten
Bangkalan
TAHAP
KOMPONEN DAMPAK / PRA
KONSTRUKSI OPERASIONAL PASCA
KOMPONEN LING. & KONSTRUKSI
OPERASIONAL
DAMPAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
A B A B
FISIKA KIMIA
1. Ruang, Tanah dan Lahan
Pemanfaatan Lahan ʸ ʸ
Kebersihan Jalan ʸ ʸ ʸ
Kondisi Lingkungan ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Kondisi Jalan ʸ ʸ ʸ ʸ
2. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kebisingan ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Debu dan Kualitas Udara ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
3. Getaran ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
4. Hidrologi
Daerah Resapan Air Permukaan ʸ ʸ ʸ
Aliran Air Tanah ʸ ʸ
Air Sumur ʸ ʸ
Kualitas Air Permukaan
Debit Air PDAM untuk Proyek ʸ ʸ ʸ ʸ
Debit Air PDAM untuk Masyarakat
ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
TAHAP
KOMPONEN DAMPAK / PRA
KONSTRUKSI OPERASIONAL PASCA
KOMPONEN LING. & KONSTRUKSI
OPERASIONAL
DAMPAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
A B A B
BIOLOGI
1. Lingkungan Terestial (darat)
Flora ` ʸ ʸ ʸ
Fauna ʸ ʸ
SOSIAL, EKONOMI DAN
BUDAYA
1. Sosial-Ekonomi
Kondisi Lalu Lintas ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Keamanan Lalu Lintas ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Kenyamanan Lalu Lintas ʸ ʸ ʸ ʸ
Peluang Usaha ʸ ʸ ʸ
Tingkat Pendapatan ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Jumlah Penduduk
Kondisi Bangunan Sekitar ʸ ʸ ʸ ʸ
Mata Pencaharian Penduduk ʸ ʸ ʸ
Kesempatan Kerja ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Kegiatan Perekonomian ʸ ʸ ʸ
PAD (Pendapatan Asli Daerah) ʸ ʸ
2. Budaya
Sikap dan Persepsi Masyarakat
ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
ʸ
TAHAP
KOMPONEN DAMPAK / PRA
KONSTRUKSI OPERASIONAL PASCA
KOMPONEN LING. & KONSTRUKSI
OPERASIONAL
DAMPAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
A B A B
3. Pertahanan Keamanan
Kamtibmas ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
KESEHATAN MASYARAKAT
1. Kondisi yang Berpengaruh
Thd Kesehatan
Kesehatan Masyarakat ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Kecelakaan Kerja ʸ ʸ ʸ
Keselamatan Kerja ʸ ʸ ʸ ʸ
Potensi Kebakaran ʸ ʸ ʸ
2. Kondisi Sanitasi Lingkungan
Sanitasi Lingkungan ʸ ʸ
Effluent dan Pongoprasian MCK ʸ ʸ ʸ ʸ
Volume Material/Sampah ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ ʸ
Effluent Limbah Cair ʸ ʸ ʸ
Tabel 2.23 Matriks Identifikasi Dampak Potensial
3. TAHAP OPERASIONAL
Pada tahap operasi diperkirakan terdapat dampak hipotetik yang
ditimbulkan yaitu :
a. Mobilisasi Karyawan
Peningkatan Jumlah Penduduk
Penambahan Kesempatan Kerja
b. Pengoperasian Terminal Bus Tayo
Kemacetan Lalu Lintas
Gangguan Kenyamanan Lalu Lintas
Penambahan Kesempatan Kerja
Penurunan Debit Air PDAM untuk Masyarakat
Peningkatan Volume Material/Sampah
c. Pemeliaharaan & Perawatan Gedung Terminal Bus Tayo
Penambahan Kesempatan Kerja
Penurunan Debit Air PDAM untuk Masyarakat
Peningkatan Effluent Limbah Cair
Gangguan Kualitas Air Permukaan
d. Aktivitas Lalu Lintas
Peningkatan Debu & Penurunan Kualitas Udara
Kemacetan Lalu Lintas
DAMPAK
KOMPONEN KEGIATAN DAMPAK PRIMER DAMPAK POTENSIAL
SEKUNDER
Persyaratan
Ruang Terbuka Hijau
Penurunan
Estetika
Lingkungan
Penurunan Jumlah
Flora
Penurunan Jumlah
Fauna
Gambar 2.5 BAGAN ALIR DAMPAK POTENSIAL (DAMPAK PRIMER & DAMPAK SEKUNDER)
TAHAP KONSTRUKSI
DAMPAK
KOMPONEN KEGIATAN DAMPAK PRIMER SEKUNDER DAMPAK POTENSIAL
Peluang Peningkatan
Penyediaan dan Munculnya PKL Pendapatan
Pengoprasian Basecamp Peluang Munculnya PKL
Peningkatan Pendapatan
Keresahan
Masyarakat Gangguan Keresahan Masyarakat
Kamtibmas Gangguan Kamtibmas
Efluent Dari Pengoperasian MCK
Penurunan Sanitasi Lingkungan
Efluent Dari Penurunan
Sanitasi
Pengoperasian MCK Lingkungan
Mobilisasi
Tenaga
Kerja
Keresahan
b. Berasal dari Kontraktor Peningkatan Masyarakat
Proyek Jumlah Penduduk Peningkatan Jumlah Penduduk
Keresahan Masyarakat
Gangguan Gangguan Kamtibmas
Kamtibmas
Peningkatan Keresahan
Kebisingan Masyarakat
Peningkatan Kebisingan
Keretakan
Timbulnya Bangunan Keresahan Masyarakat
Getaran Sekitar Timbulnya Getaran
Keretakan Bangunan Sekitar
Pekerjaan Debu & Penurunan Gangguan Debu & Penurunan Kualitas Udara
Pondasi Kualitas Udara Kesehatan Masy. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Perubahan Aliran Air Tanah
Perubahan Gangguan Gangguan Air Sumur
Aliran Air Tanah Air Sumur Peningkatan Aliran Air Permukaan
Kecelakaan Kerja
Tuntutan Ganti rugi/Pemberian
Peningkatan
Kompensasi
Aliran Air Permukaan
Tuntutan Ganti
Kecelakaan
Rugi/
Pemberian
Kerja
Kompensasi
Peningkatan Keresahan
Kebisingan Masyarakat
Peningkatan Keresahan
Kebisingan Masyarakat
Demobilisasi Penurunan
Tenaga kerja Kesempatan Kerja Penurunan Kesempatan Kerja
Perubahan Mata Pencaharian
Penduduk
Perubahan Mata
Pencaharian
Penduduk
Gambar 2.6 BAGAN ALIR DAMPAK POTENSIAL (DAMPAK PRIMER & DAMPAK SEKUNDER)
TAHAP OPERASIONAL
DAMPAK
KOMPONEN DAMPAK PRIMER SEKUNDER DAMPAK POTENSIAL
KEGIATAN
Peningkatan Volume
Material/ Sampah
Peningkatan Gangguan
Kualitas Air
Effluent limbah Cair Permukaan
Gambar 2.7 BAGAN ALIR DAMPAK POTENSIAL (DAMPAK PRIMER & DAMPAK SEKUNDER)
TAHAP PASCA OPERASIONAL
Informasi
Kualitas Udara
Mengetahui Infromasi Kualitas
Pemeriksaan Kualitas Udara
Udara
Berkala Penambahan Penambahan Kesempatan Kerja
Kesempatan Kerja
2.4 Pelingkupan Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Penentuan batas wilayah studi untuk menyusun ANDAL, disesuaikan dengan
karakteristik aktifitas kegiatan dan besaran dampak kegiatan yang diperkirakan timbul
serta jangkauan atau penyebarannya. Batas wilayah studi merupakan resultan dari batas
kegiatan proyek, batas ekologis, batas sosial, batas administrasi, batas wilayah studi,
dan batas waktu kajian. Adapun batas-batas tersebut adalah :
Batas Waktu
NO. Tahapan Uraian Kegiatan
Kajian
Perijinan 2 minggu
Survey Awal dan Sosialisasi 8 minggu
I Prakonstruksi
Pembersihan, Pengurugan dan
5 minggu
Perataan
Penyediaan dan Pengoperasian
24 minggu
Basecamp
Mobilisasi Tenaga Kerja 1 minggu
Mobilisasi Peralatan 2 minggu
Pengadaan dan Pengangkutan
20 minggu
Material
Pekerjaan Pondasi 5 minggu
II Konstruksi
Pekerjaan Struktur Bangunan 16 minggu
Pekerjaan Finishing,
4 minggu
Mechanical, dan Elektrical
Pembangunan Fasilitas Sarana
3 minggu
dan Prasarana Pendukung
Demobilisasi Peralatan 2 minggu
Demobilisasi Tenaga Kerja 1 minggu
Mobilisasi Karyawan 10 tahun
Pengoperasian Terminal Bus 50 tahun
III Operasi
Pemeliharaan dan Perawatan
50 tahun
Terminal Bus
Pemeriksaan Kualitas Udara
50 tahun
Berkala
IV Pasca Operasi Penanganan Tenaga Kerja 50 tahun
Penyerahan Aset Kepada
1 tahun
Pemerintah
Sumber : Data Site Plan, 2018
Gambar 2.10 Peta Batas Wilayah Studi Terminal Tayo Bangkalan
Keterangan:
Wilayah lingkup Garis Biru : Batas Ekologis
Wilayah lingkup Garis Merah Muda : Batas Wilayah Studi
Wilayah lingkup Garis Orange : Batas Sosial
Wilayah lingkup Garis Hijau : Batas Administrasi
Wilayah lingkup Garis Merah : Batas Proyek
BAB III
METODE STUDI
C. HIDROLOGI
Sampling & Sampling & Tapak
Kualitas Air Primer &
pengukuran di pengukuran di Proyek dan
Drainase Sekunder
lapangan lapangan Pemukiman
D. Ruang, Lahan dan
Tanah
Wilayah
Menyesuaikan
Pemanfaatan Lahan Inventarisasi Studi
Sekunder dengan RTRW
& Tanah & Observasi Tapak
yang berlaku
Proyek
Metode Wischmeir
Komponen Biologi
A. FLORA
Lokasi
Kondisi Flora di Pekarangan
Primer Observasi Tabulasi
sekitar lokasi Proyek dan Tepi
Jalan
B. FAUNA
Kondisi Fauna di Di Sekitar
Sekitar Lokasi Primer Observasi Tabulasi Lokasi
Proyek Proyek
KOMPONEN SOSIAL
A. Demografi
Tabulasi & Wilayah
Jumlah Penduduk Sekunder Inventarisasi
deskripsi data Studi
Kelompok mata Tabulasi & Wilayah
Sekunder Inventarisasi
pencaharian deskripsi data Studi
Jumlah pemeluk Tabulasi & Wilayah
Sekunder Inventarisasi
Agama deskripsi data Studi
B. Ekonomi
Tabulasi & deskripsi Wilayah
Jumlah Industri Sekunder Inventarisasi
data Studi
C. Budaya
Lembaga Tabulasi & deskripsi Wilayah
Sekunder Inventarisasi
Pendidikan data Studi
Wilayah
D. Pertahanan/keamanan Sekunder Inventarisasi Deskripsi data
Studi
E. Kondisi Lalu Lintas
dan Kondisi Bangunan
Sekitar
Sampling
Pengguna kendaraan Primer & Observasi & Wilayah
Tabulasi & deskripsi
bermotor Sekunder Inventarisasi Studi
data
KOMPONEN
KESEHATAN
MASYARAKAT
Jumlah Tenaga Tabulasi & deskripsi Wilayah
Sekunder Inventarisasi
Kesehatan data Studi
Jumlah Sarana Tabulasi & deskripsi Wilayah
Sekunder Inventarisasi
Kesehatan data Studi
Tabulasi & deskripsi Wilayah
Pola Penyakit Sekunder Inventarisasi
data Studi
Tabel 3.1 Parameter, Metode dan Peralatan Analisis Lab Kualitas Udara* dan
Kebisingan
3.1.2.3.Komponen Sosial
Parameter yang diteliti : Diseleksi berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1994.
Demografi meliputi: jumlah penduduk, dengan parameter antara lain:
kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan agama.
Sosial-Ekonomi, meliputi: Kesempatan kerja, mata pencaharian, jumlah
industri, kondisi lalu lintas, dan kondisi bangunan sekitar lokasi proyek serta
lalu lintas transportasi di sekitar lokasi proyek.
Budaya, meliputi: sikap-sikap dan persepsi masyarakat yang ada di sekitar
lokasi proyek.
Pertahanan/Keamanan, meliputi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Metode pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan
data sekunder baik yang bersifat kualikatif dan kuantitatif. Data primer
dikumpulkan melalui:
a. Masukan langsung dari masyarakat saat sosialiasi publik
b. Hasil kuisioner pada saat sosialisasi dan konsultasi publik
c. Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah pembaca pemasangan
iklan di koran nasional dan lokal.
d. Hasil kuesioner untuk masyarakat di sekitar pada saat penyusunan dokumen
Andal (direncanakan 100 kuisioner). Format kuesioner dapat dilihat pada
lampiran.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
maupun data dari kantor pemerintah setempat atau instansi terkait.
Metode analisa data
Metode analisa data akan dijelaskan dalam tabel 3.5 metoda pengumpulan
dan analisis data komponen di bawah ini.
Tabel 3.4 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Komponen
METODE
NO KOMPONEN INDIKATOR PARAMETER Pengambilan data/
Pengukuran/
pengambilan
alat
contoh
* Jenis kelamin Survei/ wawancara Kuisioner
1 Demografi Kependudukan & inventarisasi data
* Densitas
penduduk Perhitungan
Rumus
(metode matematik)
* Bangkitan Perhitungan(metode
Rumus
jumlah penduduk matematik)
* Jenis Pekerjaan
Sosial-
2 * Pendidikan Survei/ wawancara Kuisioner
Ekonomi Mata
& inventarisasi data
Pencaharian *Produk
domestik regional Perhitungan(metode
ratio Rumus
matematik)
* Jumlah
Kondisi Lalu
Kendaraan Survei/ wawancara Kuisioner
Lintas
Bermotor & inventarisasi data
Kenyamanan * Ketertiban
lalu lintas pengguna jalan
Kondisi
* Keadaan Survei/ wawancara Kuisioner
bangunan
bangunan & inventarisasi data
sekitar
* Agama
Sikap & Survei/ wawancara
3 Sosial-Budaya
Persepsi * Fasilitas & inventarisasi data Kuisioner
Masyarakat Peribadatan
* Kelompok
social
Pertahanan/ * Tingkat Survei/ wawancara
4 Kamtibmas Kuisioner
Keamanan Keamanan & inventarisasi data
Sumber : Data Perencanaan Tim Studi “Black Consultant” 2018
Data yang terkumpul akan dianalisa dengan tabulasi silang dan analisis
deskriptif. Apabila tersedia data yang bersifat runtut waktu (time series) maka
akan dilakukan analisa kecenderungan (trend series) .
Lokasi pengambilan data
Kegiatan pengambilan data ini dilakukan pada penduduk yang berada
disekitar proyek, sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) maupun dari kantor pemerintahan setempat atau instansi terkait
(puskesmas, dll).
METODE
Pengambilan
NO KOMPONEN INDIKATOR PARAMETER data/
pengambilan Pengukuran/
contoh Alat
A. Kondisi yang berpengaruh terhadap kesehatan
1 Kesehatan Status * Status Pendidikan
Masyarakat Kesehatan * Sarana dan prasarana Kuesioner
pelayanan kesehatan Wawancara dan
dan
Invetarisasi data
* Tingkat Pendapatan Deskriptif
* Perilaku masyarakat
Frekuensi Kuesioner
2 Kecelakaan Wawancara dan
kecelakaan * Pemahaman terhadap dan
kerja Invetarisasi data
SOP Deskriptif
* Perlengkapan alat K3
B. Kondisi Sanitasi
Effluent dari
Kondisi
1 Pengolahan * Jumlah BOD-COD Inventarisasi data Deskriptif
Effluent
MCK
Volume
Jumlah * Kuantitas sampah
2 Material/ Inventarisasi data Deskriptif
timbulan * Karakteristik Sampah
Sampah
Effluent dari Kondisi
3 * Jumlah BOD-COD Inventarisasi data Deskriptif
Limbah Cair Effluent
Dimana :
LP total : Tingkat kebisingan total (dBA)
P1 : Intensitas suara sumber 1 (N/m2)
P2 : Intesitas suara sumber 2 (N/m2)
P0 : Intensitas suara referensi (N/m2)
Perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak dihitung dengan
rumus :
Di mana :
X camp = BOD campuran yang masuk ke badan air penerima, mg/l
X1 = BOD awal badan air penerima, mg/l
X2 = BOD limbah cair, mg/l
Q total = Debit total (penjumlahan debit badan air dan limbah), m3/detik
Q1 = Debit badan air penerima, m3/detik
Q2 = Debit air limbah, m3/detik
Peningkatan Air Larian
Terjadinya kenaikan air larian tahap konstruksi tapak proyek pusat
perdagangan dan jalan prinsipnya sama dengan perhitungan karena
adanya perubahan lahan dan lansekap. Untuk lebih jelasnya masing-
masing bagian dihitung luasannya berdasarkan deskripsi proyek maupun
peta dan diprakirakan koefisien larian dari masing-masing bagian daftar
koefisien air larian. Contoh : luas pusat perdagangan (a ha), perkantoran
(b ha), jalan (c ha), jalur hijau (d ha), dan seterusnya. Koefisien air larian
menurut daftar diprakirakan untuk pusat perdagangan (c1), perkantoran
(c2), jalan (c3), jalur hijau (c4) dan selanjutnya. Jadi rata-ata koefisien
larian adalah :
C = c1.a + c2.b + c3.c + c4.d + c5.e + c6.f
a+b+c+d+e+f
Besarnya air larian adalah Q = CIA m3/hari hujan (Chow,1964), di
mana Q adalah debit air larian(m3/hari hujan), C adalah koefisien air
larian, I adalah intensitas hujan (m/hari hujan), dan A adalah luasan
daerah (m2).
Jika koefisien air larian daerah pusat perdagangan adalah Cp, maka
air larian yang disebabkan oleh adanya lansekap dan tata guna lahan
menjadi kawasan pusat perdagangan adalah : ∆Q = (C-Cp).I.A m3/hari
hujan
Di mana :
A = luas daerah yang berubah menjadi kawasan perdagangan (m2)
Khusus untuk hidrologi akan dilakukan studi banjir oleh pemrakarsa
yang laporan akan dibuat terpisah dari dokumen Amdal.
b) Komponen Lingkungan Biologi
Pengamatan flora dan fauna darat dilakukan khususnya di lokasi
rencana pembangunan Terminal Bus Tayo, mengingat kondisi alamnya
yang sudah bukan alami lagi, maka metode pengambilan sampel flora dan
fauna darat dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dengan
penjelajahan. Selama penjelajahan dilakukan inventarisasi terhadap flora
dan fauna yang dijumpai. Data hasil observasi kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dengan diberi keterangan tentang fungsi tananaman (tanaman
hias, penedu, buah, dan lain-lainnya).
c) Komponen Lingkungan Sosekbud
Bangkitan Jumlah Penduduk
Model matematik akan digunakan untuk menduga jumlah penduduk
setelah proyek pembangunan dilaksanakan, mengikuti formula sebagai
berikut :
Pn = Po (1+r)r
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada saat proyek dilaksanakan
Po = Jumlah penduduk pada saat pengukuran (rona lingkungan)
r = Angka rata-rata pertumbuhan penduduk selama kurun waktu n-o
t = Waktu prediksi (tahun)
Densitas penduduk
Besar dampak densitas penduduk diperkirakan dengan
menggunakan densitas penduduk dengan proyek. Densitas penduduk
tanpa (sebelum) proyek mengikuti formula :
Dimana :
Dtp = Densitas penduduk tanpa proyek
Po = Jumlah penduduk pada saat pengukuran (rona lingkungan awal)
R = Angka rata-rata pertumbuhan penduduk
T = Waktu prediksi (tahun)
L = Luas total daerah (km2)
Sedangkan densitas penduduk dengan proyek mengikuti formula :
D = Dpd -Dtp
Dimana :
D = Dampak pembangunan kawasan pusat perbelanjaan Terminal
Bus Tayo terhadap densitas
Ddp = Densitas penduduk dengan proyek
Dtp = Densitas penduduk tanpa proyek
Produk Domestik Regional Rasio
Teknik prakiraan dampak pembangunan terhadap PDRB dapat
dilakukan dengan menggunakan model yaitu :
Dimana :
PDRBn = PDRB tahun ke n
PDRBo = PDRB hasil pengukuran tahun ke o
r = Rata – rata laju pertumbuhan PDRB
n = Waktu prediksi (tahun)
Untuk memperkirakan besaran dampak pada komponen ini selain
metode di atas juga digunakan metode analisis kecendrungan, penilaian
para pakar dan teknik analogi.
Transportasi (lalu lintas)
Volume kendaraan di analisa dengan menggunakan prediksi
peningkatan jumlah kendaraan terhadap pola distribusinya di jalan.
Dampak yang diperkirakan timbul dalam aspek transportasi, adalah
kemacetan lalu-lintas dan kerusakan jalan. Dengan memperkirakan
dengan besarnya kemacetan yang ditimbulkan akibat akibat kegiatan
proyek, parameter yang ditinjau adalah adalah kapasitas jalan, derajat
iringan dan derajat kejenuhan. Untuk prakiraan pertambahan jumlah
lalu-lintas dan jenis kendaraan yang lewat/digunakan. Tahap
berikutnya adalah menganalisa tingkat kerusakan jalan dengan cara
yang digunakan oleh Bina Marga. Tingkat kenyamanan jalan di
analisis dengan cara menghitung tingkat pelayanan tingkat pelayanan
dengan formula dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,
1997).
a. Kinerja ruas jalan.
Untuk mengetahui kinerja ruas jalan, analisa dilakukan dengan
menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam MKAJI 1997.
Rumus-rumus yang digunakan adalah :
1. Perhitungan kapasitas jalan
Dimana :
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar lalu-lintas
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping
2. Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
Dimana :
DS = derajat kejenuhan
Q = arus lalu-lintas (smp/ jalan)
C = kapasitas aktual (pcu/h)
3. Kapasitas Arus Bebas
Dimana :
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)
FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVw = penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas
(km/jam)
FVsf = faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar
bahu
FFVrc = faktor penyesuaian akibat klas fungsional dan tataguna
lahan
4. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata dihitung dengan menggunakan MKJI
1997 dengan input kecepatan arus bebas dan derajat kejenuhan.
5. Derajat iringan
DB = DS/(0,814670) x DS + 0,283470
Dimana :
DB = Derajat iringan (pada jalan 2 lajur 2 arah)
DS = Derakat kejenuhan
Parameter kerja ini hanya dijumpai pada ruas-ruas jalan
dengan jumlah lajur tidak lebih dari satu per arahnya
b. Tingkat kerusakan jalan
Pada tahap awal analisa kerusakan jalan, adalah mengukur
tingkat keeusakan jalan secara visual dengan cara memberi penilaian
pada kondisi jalan yang bersangkutan.
Adapun nilai yang dimaksud adalah :
1. Nilai Prosentase Kerusakan (Np)
Nilai prosentase kerusakan diperoleh dari prosentase luas
permukaan jalan yang rusak terhadap ruas keseluruhan bagian
jalan yang ditinjau dengan pembatasan sebagai berikut:
0% -5% = sedikit sekali nilai Np = 2
> 5%-20 % = sedikit nilai Np = 3
> 20%-40 % = sedang nilai Np = 5
> 40% = sedikit nilai Np = 7
Ng = 0,5 Nr + 0,5 Nn
Ng adalah nilai yang diperoleh dari nilai gabungan kondisi.
Dengan diketahuinya nilai gabungan kondisi, maka dapat
ditentukan nilai kondisi permukaan. Hubungan nilai permukaan
dengan nilai kondisi permukaan seperti terlihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3. 11 Hubungan Nilai Gabungan Kondisi Dengan Nilai
Kondisi Permukaan
Nilai kondisi Nilai Gabungan
No Kondisi
permukaan Kondisi
1 Sangat Baik > 8-10 20-30
2 Baik > 6-8 >30-50
3 Sedang > 4-6 >50-75
4 Jelek <4 >75-150
Sumber : Manual Penilaian Kondisi Permukaan Jalan, Ditjen
Bina Marga, Tahun 1979
2. Pendekatan Analogi
Yang dimaksud dengan analogi yaitu suatu tahap konsep perbandingan
antara kegiatan pembangunan di daerah dengan aktivitas pembangunan yang
serupa pada daerah lain. Konsep penting dalam pendekatan ini yakni
pemilihan dasar analog, dimana kegiatan yang menjadi sumbet analisa
kegiatan pembangunan yang diteliti dampaknya.
Prediksi dampak dengan pendekatan analogi relatif lebih mudah
dilakukan karena terdapat dasar analog yang menjadi sumber analisa. Di
samping dapat mengurangi ketajaman analisis dilakukan pada pembangunan.
Namun demikian, kelemahan ini dapat diperkecil dengan memilih dasar
analog pembangunan yang memiliki karakteristik lingkungan yang mirip
dengan karakteristik lingkungan yang mirip dengan karakteristik lingkungan
yang sedang dianalisa.
3. Penilaian Para Ahli
Metode pendekatan ini memakai jasa para ahli guna menduga besarnya
dampak pembangunan karena pengalaman ilmiah, ke dalam pengetahuan
serta wawasan yang ilmiah pula. Cara pendekatan ini dibutuhkan jika terdapat
variabel lingkungan yang sukar dipahami karena tidak diketahui sebelumnya.
Kenyataan analisa dengan pemilihan para ahli yang tepat menjadi penentu
ketajaman hasil prakiraan dampak yang sedang diteliti.
4. Penggunaan standar baku lingkungan
Pada sistem pendekatan ini dipergunakan baku mutu lingkungan yang
secara resmi telah diterbitkan pemerintah dengan baku mutu lingkungan hasil
proyeksi yang disetujui sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.718/MENKES/PER/XII/1987 tentang
kebisingan yang berhubungan dengan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/XII/1987 tentang
Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.
4. Keputusan Menteri LH No. 13/MENLH/13/1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak.
5. Keputusan Menteri LH 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan.
6. Keputusan Menteri LH 49MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Getaran
7. Keputusan Menteri LH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebauan.
8. Keputusan Menteri LH 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar
Pencemar Udara.
9. Keputusan Menteri LH 112/MENLH/11/2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
10. Keputusan Menteri Kesehatan No.829/MENKES/SL/VII/1999 tentang
persyaratan kesehatan Peumahan (meliputi, kualitas udara, Kebisingan
dan Getaran, Kualitas Tanah, Kualitas Air Tanah, Sarana dan Prasarana
Lingkungan, Binatang Penular Penyakit).
11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No.SE.01/MEN.1987 tentang Nilai Ambang Batas (NAB)
Untuk Kualitas Udara Di Lingkungan Kerja.
12. Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur No.413 Tahun 1987
tentang Baku Mutu Air Pada Sumber-Sumber Air di Jawa Timur.
13. Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur No.129 Tahun 1996
tentang Baku Mutu Kualitas Udara dan Emisi Di Jawa Timur.
14. Perda Kota Surabaya No.02 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas
Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pada umumnya pendekatan ini dipakai terhadap prakiraan besar
dampak paramater tanah, air maupun udara.
TAHUN 2018
JENIS PEKERJAAN
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Rapat rutin mingguan
2. Pengurusan ijin
3. Kegiatan Sosialisasi
4. Orientasi Lapangan
5. Pengumpulan Data Sekunder
6. Pembuatan Kuisioner
7. Pengumpulan data primer
- Udara & Kebisingan
- Air
- Flora dan fauna
- Sosekbud
8. Analisa & Pengolahan data
- Iklim & Kualitas Udara
- Hidrologi
- Flora dan fauna
- Sosekbud
9. Pelaporan
- Penyusunan Draft KA –
ANDAL
- Penyusunan Lap. Akhir KA –
ANDAL
- Penyusunan Draft ANDAL,
RKL, & RPL
TAHUN 2018
JENIS PEKERJAAN
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
- Penyusunan Lap. Akhir
ANDAL, RKL, & RPL
- Penyusunan Ringkasan
EKSEKUTIF
10. Seminar
- KA ANDAL di Surabaya
- ANDAL, RKL, & RPL di
Surabaya
11. Pengurusan SK Walikota
APHA, AWWA, and WPCF, 1976, “Standar Methods for The Examination of Water &
Wastewater”, 14th Ed., APHA, Washington D.C.
Anonim, “Rencana Tata Ruang Wilayah Bangkalan 2013”, Badan Perencanaan
Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Anonin, ”AMDAL A”, Erlangga.
Anonin, ”AMDAL B”, Erlangga.
Anonin, ” AMDAL C”, Erlangga.
Biswas, A.K. and Geping, Q., 1987, “Environmental Impact Assesment for Developing
Countries”, United Nations University, Tycooly international, London, 232pp.
Canter, Larry W. And Loren G. H.,1979, “Handbook of Variable for Environmental
Impact Assessment”, Ann Arbor Science, Michigan, USA.
Green, R.H., 1979, Sampling Design and StatisticalMethods for Environmental
Biologists”, John Wiley and Sons, Newyork,527pp.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2006, “Himpunan Peraturan Perundang-
Undangan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak
Lingkungan di Era Otonomi Daerah”.
Mukono, H.J., 1997, “Pencemaran Udara dan PengaruhnyaTerhadap Gangguan Saluran
Pernafasan”, Airlangga University.
Oglesby, Clarkson, H. And Hicks, R., 1982, “Highway Engineering”, fourth edition,
John Wiley and Sons Inc.